• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode pengujian kadar semen portland dalam Beton keras yang memakai semen hidrolik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metode pengujian kadar semen portland dalam Beton keras yang memakai semen hidrolik"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SNI 03-4805-1998

Standar Nasional Indonesia

Metode pengujian kadar semen portland dalam

Beton keras yang memakai semen hidrolik

(2)

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ... i BAB I DESKRIPSI ... 1 1.1 Ruang Lingkup ... 1 1.2 Pengertian ... 1 BAB II KETENTUAN-KETENTUAN ... 2 2.1 Umum... 2 2.2 Teknis... 2 2.2.1 Peralatan... 2 2.2.2 Bahan ... 3 2.2.3 Contoh Uji... 3 2.2.4 Perhitungan ... 3

2.2.5 Ketelitian dan Kesalahan Hasil Uji ... 4

BAB III CARA UJI ... 6

BAB IV LAPORAN HASIL UJI ... 8

LAMPIRAN A : DAFTAR ISTILAH... 9

LAMPIRAN B : CONTOH DAFTAR ISIAN ... 10

(3)

BAB I DESKRIPSI

1. 1 Ruang Lingkup

Metode Pengujian Kadar Semen Portland dalam beton Keras yang Memakai Semen Hidrolik ini mancakup :

1) Penentuan kadar semen portland dari beton keras yang menggunakan semen hidrolik; 2) Keentuan peralatan; bahan contoh uji, perhitungan, cara uji dan laporan hasil uji.

1. 2 Pengertian

Yang dimaksud dengan :

1) Beton keras adalah campuran yang sudah mengeras antara semen portland atau jenis semen hidrolik lainnya, agregat halus, agregat ksar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan;

2) Semen hidrolik adalah semen yang mengeras dalam air;

3) Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland yang terutama terdiri dari kalsium silikat hidrat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan satu atau lebih bentuk kristal senyawa Kalsium sulfat;

4) Agregat kasar adalah kerikil sebagai desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah uang diperoleh dari industri pemecahan batu dan mempunyai ukuran butir antara 5mm – 40mm;

5) Agregat halus adalah pasir alam sebagai desintegrasi secara alami dari batu atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecahan batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5mm; 6) Berat kering oven agregat adalah berat agregat setelah dikeringkan di dalam oven pada

suhu 110oC ± 5oC dan ditimbang secara berat tetap;

7) Berat kering permukaan agregat adalah berat agregat setelah direndam dalam air selama 24 jam kemudian dikeringkan permukaannya dengan lap kering;

(4)

BAB II

KETENTUAN-KETENTUAN

2. 1 Umum

Ketentuan umum yang harus dipenuhi sebagai berikut :

1) Peralatan yang dipakai harus dikalibrasikan sesuai ketentuan yang berlaku;

2) Hasil pengujian harus ditandatangani oleh tenaga pelaksana yang ditunjuk sebagai penanggung jawab pengujian;

3) Laporan pengujian harus disahkan oleh kepala laboratorium dengan dibubuhi nama, tanda tangan, nomor surat dan cap instansi.

2. 2 Teknis

2. 2. 2 Peralatan

Peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1) Ayakan, 300 µm dan 2,36 mm;

2) Alat pemecah batu harus dapat memecah batu sampai lewat ayakan 2,36 mm;

3) Alat pembubuk berbentuk piringan harus dapat membuat bubuk sampai lewat ayakan 300 µm;

4) Penggiling berputar harus dapat menggiling bahan hingga lewat ayakan 300 µm; 5) Gelas piala berukuran 250 ml, 3 buah;

6) Alat pendingin listrik atau penangas es yang dapat mendinginkan sampai suhu antara 3oC – 5oC;

7) Oven harus dapat mengeringkan bahan sampai suhu 105oC – 115oC; 8) Timbangan elektronik dengan ketelitian 0,01 mg;

9) Corong porselin tipe Buchner, dilengkapi dengan kertas saring kwantitatif rangkap 2 tipe II, Klas G.

(5)

2. 2. 2 Bahan

Bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan berikut:

1) Asam hidroklorida, berat jenis 1, 19; 2) Natrium hidroklorida, 10 gr/1; 3) Asam asam hidroflourida, 48 % (pa); 4) Asam sulfat, berat jenis 1, 84;

5) Zat pereaksi yang digunakan harus sama dengan bahan pereaksi yang digunakan untuk pengujian semen.

6) Air pereaksi sesuai ASTM D 1193.

2. 2. 3 Contoh Uji

Contoh uji harus memenuhi ketentuan berikut :

1) Contoh uji dari lokasi terpilih harus mempunyai massa minimal 4,5 kg;

2) Contoh harus dipecah sedemikian hingga lolos ayakan 4,75mm (No.4), dan tercampur rata;

3) Contoh untuk analisa minimal 0,45 kg.

2. 2. 4 Perhitungan

Perhitungan sebagai berikut :

1) Cara kerja silika yang dapat larut, persentase semen, (Cs), dihitung dengan jalan membagi persentase silika dalam beton dengan persentase silika dalam semen dikalikan 100, dan jika nilai silika dalam semen tidak diketahui, dianggap 21,0 %;

2) Cara keja kalsium oksida, persentase semen, (Cc) dihitung dengan jalan membagi persentasi kalsium oksida dalam semen, dan dikalikan 100, dan jika nilai kalsium oksida dalam semen tidak diketahui dianggap 63,5 %;

(6)

2. 2. 5 Ketelitian dan kesalahan hasil uji

1) Silika larut :

1) Ketelitian dan kesalahan hasil uji dari dua kali pengujian oleh satu orang operator yang sama dengan bahan yang sama tidak boleh berbeda lebih dari 44,1 kg/m3; 2) Ketelitian dan kesalahan hasil uji dari dua kali pengujian oleh dua laboratorium

yang berbeda dengan bahan yang sama tidak boleh berbeda lebih dari 71,4 kg/m3; 2) Kalsium Oksida :

1) Ketelitian dan kesalahan hasil uji dari dua kali pengujian olehsatu orang operator yang sama dengan bahan yang sama tidak boleh berbeda lebih dai 7,8 kg/m3; 2) Ketelitian dan kesalahan hasil uji dari dua kali pengujian oleh dua laboratorium

yang berbeda dengan bahan yang sama tidak boleh berbeda lebih dari 28,4 kg/m3; Kadar semn dihitung sebagai berikut :

C x D

Kadar semen, kg/m3 --- 1) 100

Keterangan :

C = persentase semen yang telah ditentukan sebagai Cs atau Cc dalam persen berat

D = densitas beton, sebagi D1 atau D2. (1) dalam keadaan kering oven,

W1 ƒ

D1 = --- 2)

W1 – W2

Keterangan : D1 = densitas, kg/m3

W1 = berat kering oven setelah pendinginan;

W2 = berat contoh dalam air, dan

ƒ = densitas aur, 1000 kg/m3 (2) dalam keadaan kering permukaan,

(7)

W3 ƒ

D2 = ______________ --- 3)

W3 – W4

Keterangan :

D2 = densitas, kg/m3;

W3 = berat kering permukaan di udara setelah perendaman

selama 24 jam;

W4 = berat contoh kering permukaan ketika dicelupkan

dalam air;

(8)

BAB III CARA UJI

Pengujian kadar semen potland dalam beton kertas yang memakai semen hidrolik dilakukan sebagai berikut :

1) Pecah contoh dengan alat pemecah batu sehingga lolos ayakan 4,7 mm (No.4), campur rata, dan ambil 0,45 kg untuk analisis ;

2) Gerus contoh dengan menggunakan alat penggerus yang berputar sehingga semua bahan dapat lolos ayakan 300 µm (No.50);

3) Keringkan dalam oven selama satu jam;

4) Masukan ke dalam ketiga buah gelas piala masing-masing sejumlah 25 ml asam hidrokhlorida dan 75 ml air;

5) Dinginkan sampai suhu antara 3oC – 5oC dengan menggunakan penangas es atau alat pendingin listrik;

6) Masukkan sedikit demi sedikit 2.00 gr contoh dalam 2 butir, sambil terus diaduk;

7) Jaga suhu larutan agar tetap pada suhu 3oC – 5oC selama minimal 5 menit dengan sesekali diaduk;

8) Amati larutan selama pemasukan contoh, bila tidak ada gelembung-gelembung udara lakukan cara analisis kalsium oksida dan bila ada gelembung-grlrmbung udara lakukan langkah berikut; 9) Tuang secara perlahan-lahan melalui corong Buchner dan usahakan agar sisa endapan tertahan

tetap dalam gelas piala;

10) Cuci sisa endapan di atas dengan air panas dua kali dengan cara dekantasi; 11) Simpan dengan baik filtranya;

12) Pindahkan secara hati-hati saring dari corong ke dalam gelas piala yang berisi sisa endapan sehingga tidak da endapan yang terbuang;

13) Tambahkan 75 ml larutan Natrium hidroksida panas (10g/I) ke dalam endapan dalam gelas piala sambil diaduk;

14) Hancurkan ketas saring dan lumatkan dalam penangas uap selama 15 menit. Aduk campuran sekali0kali selama proses pelumatan berlangsung;

15) Tuangkan sepeti sebelumnya, dan cuci dua kali dengan air panas sampai filtrat bereaksi netral terhadap lakmus, gabungkan filtrat-filtrat itu;

16) Tambahkan 10 ml asam klorida ( berat jenis 1,19 ) ke dalam larutan di atas;

17) Pindahkan ke dalam cawan bermulut lebar sambil dibilas beberapa kali;

18) Uapkan hingga kering dengan hati-hati untuk mengurangi sedikit mungkin percikan, keringkan pada suhu tidak lebih dari 20oC selama 1 jam, basahi dengan asam hidrokhlorida (berat jenis 1,19) uapkan dan keringkan lagi, saring dengan 75 ml asam hidrokhlorida ( 1+3 ).

(9)

19) Basahi SiO2 dalam cwan platina dengan 0,5 ml – 1ml H2O, tambahkan 2 tetes H2SO4 (1+1) dan

10 ml asam fluorida; uapkan sampai kering, pijarkan pada suhu 1050oC-1100oC, dinginkan dalam desikator dan timbang beratnya; perbedaan berat sebelum dan sesudah ditambah asam fluorida adalah berat SiO2 dengan ketelitian sampai 0,1 %;

20) Hitung persentase semen, Cs, menurut 2.2.4. (1);

21) Pisahkan golongan amonium hidroksida dari filtrat di atas. Lanjutkan sesuai dengan cara kerja analisis semen (Lampiran B);

22) Hitung perentase semen, Cc, menurut 2.2.4 (2); 23) Hitung kadar semen tiap m3 beton menurut 2.2.4. (3);

(10)

BAB IV LAPORAN HASIL UJI

Laporan untuk setiap contoh meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) Lokasi bangunan;

2) Tanggal pengambilan contoh uji;

3) Jumlah contoh dan densitas beton;

4) Nomor identifikasi benda uji;

5) Tipe agregat, analisa ayak agregat;

6) Metode analisa;

7) Asumsi yang digunakan;

8) Persentasi semen Cc dan Cs;

(11)

LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH

(12)

LAMPIRAN B

(1) Contoh Daftar Isian Pengujian Kadar Semen Portland Dalam Beton Keras Yang Memakai Semen Hidrolik

Nama Lembaga Penguji : ... Dikerjakan oleh : ...

Nomor Laporan Uji : ... Dihitung oleh : ... Tanggal Laporan Uji : ... Diperiksa oleh : ... Jumlah Benda Uji : ...

Identitas Benda Uji : ...

DENSITAS BETON PERSENTASE SEMEN (%) KADAR SEMEN (kg/m3) BARDASARKAN PERHITUNGAN KERING OVEN NO. URUT W1 W2 W3 W4 D1 D2 Cs Cc Cs Cc KERING PERMUKAN Catatan : ... 19 ... Contoh Isian Formulir ini

tidak merupakan bagian dari standar Mengetahui/Menyetujui

Kepala Balai,

Ttd. (Nama jelas)

(13)

Tambahkan HCL pada hasil saringan golongan ammonium hidroksida sampai isinya kira-kira 100 ml; tambahkan 40 ml air brom ke dalam larutan yang panas dan teruskan dengan penambahan amonia sampai larutan menjadi sedikit alkalis.

Didihkan larutan selama 5 menit atau lebih, dan juga larutan agar tetap alkalis, biarkan endapan turun, saring dengan kertas saring medium (No. 40), endapan dari Mn0 dibuang. Saring diasamkan dengan HCL memakai kertas lakmus sebagai indikator dan didihkan sampai semua bromine ke luar. Asamkan hasil saringan dengan 5 ml HCL, encerkan sampai kira-kira 200 ml, tambahkan 2 tetes indikator merah metil dan 30 ml larutan amonium oksalat panas (50 g/liter).Panaskan sampai suhu 700C – 800C, sambil diaduk teteskan Amonia (1:1) sampai warna larutan berubah menjadi kuning; diamkan larutan di atas penangas air selama 1 jam. Saring dengan kertas saring berpori halus (No. 42) dan cuci endapan 8 – 10 kali dengan air panas, dimana air pencuci seluruhnya tidak boleh melebihi 75 ml. Simpan hasil saringan unutk penetapan magnesium oksida. Pindahkan kertas saring beserta endapannya ke dalam gelas semula dengan menggunakan batang pengaduk dan cuci endapan dengan air panas. Teteskan ± 10 tetes H2SO4 (1:1) mengelilingi kertas saring,

encerkan sampai kira-kira 200 ml, tambahkan 10 ml H2SO4 (1:1), panaskan sampai hampir

mendidih dan titrasi dengan larutan KMnO4 0,5 N, sampai perubahan warna ungu tidak hilang

dalam 10 detik. Lakukan penetapan blanko dengan mempergunakan pereaksi dan cara yang sama dan perhitungan hasilnya sebagai koreksi dalam perhitungan. Hitung kadar kalsium oksida dengan ketelitian sampai 0,1% sebagai berikut :

(V-a) x E

CaO = __________________ x 100% berat contoh

Keterangan :

V = Volume larutan KmnO4 yang digunakan

a = Volume larutan KMnO4 pada penetapan blanko

(14)

DAFTAR RUJUKAN

American Society for Testing adn Materials,

1979 Organic Impuritis in Sand for Concrete.

Part 14 No. ASTM C 40-79. Philadelphia, Pa 19103.

Satandard Methods of Sampling and Testing,

1982 Organic Impurities in Sand for Concrete.

Part II No. AASHTO T 21-81. Washington, D. C. 20001.

Referensi

Dokumen terkait

agraria untuk untuk memperbaiki memperbaiki kondisi kondisi petani petani yang yang tidak tidak memiliki. memiliki tanah tanah atau atau memperbaiki memperbaiki h h asil asil

Diafragma dan pengembus seperti yang dibicarakan pada alat-alat ukur tekanan dapat dipergunakan untuk mengukur tinggi permukaan cairan Akan tetapi, sama halnya

Halaman ini merupakan halaman untuk menampilkan berjalannya proses perhitungan K-Means mulai dari iterasi pertama sampai iterasi terakhir dilengkapi juga dengan nilai

  This  system  is created  to make the  students  in  STT  X easier to download 

Pahat paduan karbida (alloyed carbide tool) (W-Ti/Ta/Nb)C-Co dan pahat paduan karbida berlapis CVD (W-Ti/Ta/Nb)C-Co + TiC/TiCN/TiN yang merupakan derivat dari pahat karbida

Harga bawang merah cenderung stabil disebabkan masuknya pasokan dari daerah Oemak dengan harga yang lebih murah, sedangkan bawang putih mengalami penurunan disebabkan faktor

Yang terakhir adalah Implementing Service Operation yang mengandung rekomendasi yang berfokus pada melakukan change assesment dengan dokumentasi change management yang

Disimpulkan, kepuasan seksual perempuan yang mengalami MGP tidak sebatas diakibatkan oleh kerusakan anatomi seksualnya, tetapi juga oleh kemampuannya dalam mengkompensasikan