• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA DI SEKOLAH PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01 KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA DI SEKOLAH PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01 KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 - Test Repository"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA DI SEKOLAH

PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01

KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun oleh : SITI MASKANAH

NIM : 11411020

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id

Benny Ridwan, M.Hum DOSEN IAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING Lam : 3 Eksemplar

Hal : Naskah Skripsi

Saudari Siti Maskanah

Kepada

Yth. Ketua IAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari :

Nama : Siti Maskanah NIM : 11411020 Jurusan : Tarbiyah

Program : Pendidikan Agama Islam

Judul : HUBUNGAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP

PERILAKU IHSAN DI SEKOLAH (PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016)

Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas segera dimunaqosahkan. Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Salatiga, 13 Oktober 2015 Pembimbing

(3)

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN SKRIPSI

HUBUNGAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA DI SEKOLAH PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01 KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016

DISUSUN OLEH : SITI MASKANAH NIM : 11411020

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi jurusan Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 24 Maret 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil ...

Sekretaris Penguji : Benny Ridwan, M.Hum ...

Penguji I : Dr. Zakiyuddin, M.Ag ...

Penguji II : Dra. Siti Farikhah, M.Ag ...

Salatiga, 10 April 2016 Dekan FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Siti Maskanah NIM : 11411020

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip / dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.

Salatiga, 13 Oktober 2015 Penulis

(5)

v MOTTO

 Sesungguhnya Allah tidak akan pernah merubah nasib seseorang jika orang tersebut tidak mau merubahnya sendiri (QS. 13: 11).

 Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang setelah melakukan kesalahan atau berbuat dosa mereka segera bertaubat dan memperbaiki kesalahan (Sabda Rasulullah SAW).

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

 Allah SWT Sang Penguasa di langit dan bumi. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan (QS. Al Fatihah : 5),

 Nabi Muhammad saw, sebagai tauladan yang tidak ada duanya,

 Ibu Siti Aminah terhormat yang selalu memberi doa restu kepada penulis,

 Suami (Mas Giyono) tercinta yang selalu memberi dorongan dalam segala langkah menuju perbaikan,

 Rekan-rekan seangkatan yang penuh keakraban,

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, hanya dengan karunia dan keridhoan-Nya skripsi ini dapat tersusun.

Selesainya penulisan skriksi ini merupakan hasil usaha penulis dengan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu dalam kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada :

1. Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga, 2. Benny Ridwan, M.Hum selaku pembimbing,

3. Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang yang telah berkenan memberi kesempatan kepada penulis guna mengadakan penelitian,

4. Segenap keluarga yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga studi dan skripsi ini dapat diselesaikan,

5. Sahabat-sahabat yang bersedia membantu baik tenaga maupun pikiran sehingga terselesaikan penulisan skripsi ini.

Seiring doa dan harapan, semoga amal baik dan jasa dari semua pihak mendapat keridhoan Allah.

Dengan penuh kesadaran penulis akui, skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dalam disiplin ilmu dan berfikir ilmiah. Maka dari itu kepada para ahli sangat diharapkan saran dan koreksinya untuk kesempurnan skripsi ini.

Salatiga, 05 Oktober 2015 Penulis

(8)

viii ABSTRAK

SITI MASKANAH, MASKANAH, SITI. 2016. HUBUNGAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA DI SEKOLAH (PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA

SUMBEREJO 01 KECAMATAN PABELAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016)

SKRIPSI JURUSAN TARBIYAH. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

DOSEN PEMBIMBING BENNY RIDWAN, M.HUM KATA KUNCI : KEDISIPLINAN GURU DAN PERILAKU IHSAN SISWA

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui bagaimana hubungan kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa di sekolah pada siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2016. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui lebih dalam bagaimana hubungan kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa dan bagaimana upaya anak dalam menerapkan perilaku ihsan. Setelah dilakukan penelitian diharapkan guru bisa meningkatkan kedisiplinan serta siswa dapat berperilaku yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan metode kuesioner dan dokumentasi. Kemudian data ditranskrip menjadi data yang lengkap. Transkrip data dianalisis dengan cara penyajian data dan penarikan kesimpulan.

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

G. Sistematika Penulisan Skripsi ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Kedisiplinan Guru ... 13

1. Pengertian Kedisiplinan Guru ... 13

2. Indikator Kedisiplinan Guru ... 16

3. Pola Pembelajaran ... 18

(10)

x

B. Kajian Tentang Perilaku Ihsan Siswa ... 20

1. Pengertian Perilaku Ihsan ... 20

2. Indikator Perilaku Ihsan ... 21

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah ... 24

C. Hubungan Kedisiplinan Guru Terhadap Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah ... 26

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Situasi Umum MI Miftahul Huda ... 28

1. Sejarah Singkat ... 28

2. Sarana dan Prasarana Penunjang Proses Pembelajaran .... 29

B. Profil Sekolah ... 32

C. Visi, Misi, dan Tujuan MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ... 33

D. Keadaan Guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ... 34

E. Keadaan Siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ... 35

F. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 35

G. Penyajian Data Penelitian ... 36

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan ... 35

B. Analisis Lanjutan ... 53

C. Interpretasi Data ... 55

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57 DAFTAR PUSATAKA

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun

Pelajaran 2015/2016 ... 35

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Pelajaran 2015/2016 ... 37

Tabel 3.3 Data Siswa Kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ... 37

Tabel 4.1 Jawaban Angket Kedisiplinan guru ... 40

Tabel 4.2 Nilai Angket Kedisiplinan Guru ... 41

Tabel 4.3 Interval Kedisiplinan Guru ... 43

Tabel 4.4 Nilai Nominasi Kedisplinan Guru ... 44

Tabel 4.5 Nilai Prosentase Tingkat Kedisiplinan Guru ... 46

Tabel 4.6 Jawaban Angket Perilaku Ihsan di Sekolah ... 46

Tabel 4.7 Nilai Angket Tentang Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah ... 48

Tabel 4.8 Interval Angket Tentang Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah ... 50

Tabel 4.9 Nilai Interval Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah ... 50

Tabel 4.10 Nilai Prosentase Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah ... 52

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di sekolah guru merupakan orang yang paling bertanggungjawab terhadap tingkah laku anak. Ia memiliki peranan penting dan sangat berpengaruh atas keberhasilan pendidikan siswanya. Sejak anak keluar dari rumah, maka figur untuk dipercaya dan ditiru adalah gurunya sebagai orang yang dijadikan cermin. Sudah semestinya guru menempatkan dirinya sebagai uswah hasanah dalam segala hal, terutama yang berkaitan dengan kedisiplinan di sekolah.

Banyak orang berkesimpulan bahwa guru adalah faktor penentu keunggulan untuk mutu sekolah. Bahkan penentu keberhasilah pendidikan suatu bangsa. Jadi dalam posisi ini harus menjadi agent of change pembentuk pribadi bangsa yang konstruktif dan dinamis.

(13)

2

berperilaku kurang disiplin dan tidak patuh dengan guru, misalnya anak diberi PR tidak mengerjakan, tidak mengenakan seragam sebagaimana mestinya, dan sebagainya.

Guru yang disiplin akan menciptakan anak-anak disiplin, dan guru yang kurang disiplin akan menciptakan anak-anak yang kurang disiplin pula.

Dengan penanaman disiplin diharapkan dapat membantu siswa untuk mandiri dan bertanggungjawab. Menurut hemat penulis, hal yang semacam ini terjadi di lingkungan mana saja sebagaimana yang terjadi di beberapa Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, dimana siswa-siswi yang kurang disiplin salah satu penyebabnya adalah merosotnya kedisiplinan guru.

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : HUBUNGAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA DI SEKOLAH (pada siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan, Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2016)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang hendak diteliti adalah :

1. Bagaimana variasi tingkat kedisiplinan guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang ?

(14)

3

3. Adakah hubungan antara kedisiplinan guru terhadap perilaku siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui variasi tingkat kedisiplinan guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui variasi perilaku ihsan siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan agar membawa manfaat bagi berbagai pihak antara lain sebagai berikut :

1. Memberi gambaran nyata tentang hubungan kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

(15)

4

3. Bagi para guru, khususnya guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang manfaat berdisiplin bagi guru dalam membina perilaku ihsan siswa.

E. Hipotesis Penelitian

Menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah dan akan diterima jika fakta-fakta tersebut salah.1

Sehubungan dengan penelitian ini yang berjudul : HUBUNGAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA DI SEKOLAH (PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01 KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016), maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : terdapat hubungan yang segnifikan antara kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang tahun 2016.

1

(16)

5 F. Metode Penelitian

Dalam memperoleh suatu gambaran yang jelas dari proses penelitian ini, maka akan penulis uraikan dahulu tentang subyek dari penelitian ini yaitu populasi.

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian2. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 49 siswa.

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini mengkaji 2 variabel, yaitu kedisiplinan guru menjadi variabel pertama (X) dan perilaku ihsan siswa sebagai variabel kedua (Y).

Asumsi yang melandasi penelitian ini adalah bahwa kedisiplinan guru berpengaruh terhadap perilaku ihsan siswa di sekolah. Dengan kata lain, variabel pertama diduga berpengaruh terhadap variabel kedua. 2. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman terhadap rumusan masalah yang dimaksud, maka sebelumnya penulis akan menguraikan tentang batasan pengertian yang dimaksud dalam judul penelitian ini yaitu :

2

(17)

6 a. Kedisiplinan Guru

Secara etimologis, kedisiplinan diambil dari kata disiplin yang berarti latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatan selalu menaati tata tertib (di sekolah atau kemiliteran)3. Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar 4.

Secara keseluruhan, kedisiplinan guru dapat diartikan ketaatanguru dalam melaksanakan tata tertib keguruan baik yang berkaitan dengan tugasnya kepada atasan maupun tanggungjawabnya dalam mendidik dan membimbing siswa di sekolah.

Adapun indikator kedisiplinan guru adalah sebagai berikut : 1) Berpakaian seragam,

2) Datang tepat waktu, 3) Mengisi daftar hadir, 4) Mengajar sesuai jadwal, 5) Memberikan evaluasi. b. Perilaku Ihsan

Perilaku ihsan terdiri dari kata perilaku dan ihsan. Adapun perilaku sendiri berasal dari kata “peri” dan “laku”. Peri berarti hal,

sifat atau keadaan5, sementara laku berarti perbuatan, kelakuan, cara

3

W.J.S Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2006, hlm. 254.

4

Ibid, hlm. 335.

5

(18)

7

menjalankan sesuatu atau berbuat sesuatu6. Perilaku pada judul di atas difokuskan pada perbuatan atau kelakuan. Sedangkan ihsan adalah baik, kebaikan, perbuatan baik, derma, dan sebgainya yang tidak diwajibkan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka perilaku ihsan diartikan keadaan dimana seseorang yang dalam hal ini adalah siswa yang berkelakuan baik, khususnya di lingkungan sekolah.

Perilaku ihsan dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain :

1) Masuk ke ruang kelas sesuai peraturan, 2) Mengenakan seragam sekolah dengan benar, 3) Ikut menjaga nama baik sekolah sesuai almamater, 4) Menghormati guru dan karyawan,

5) Bergaul dengan teman. 3. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dari populasi menggunakan metode sebagai berikut :

a. Metode pengumpulan data melalui kuesioner 1) Pengertian metode kuesioner

6

(19)

8

2) Kuesioner adalah daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh orang yang ingin diselidiki atau responden7.

3) Jenis kuesioner yang digunakan untuk penelitian

a) Menurut subyek yang menjawab, kuesioner dalam penelitian ini termasuk kuesioner langsung. Maksudnya adalah daftar pertanyaan atau pernyataan itu langsung dijawab oleh subyek yang akan diteliti, yaitu siswa-siswi MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan. b) Menurut bentuk perntanyaan atau pernyataannya, kuesioner

dalam penelitian ini termasuk kuesioner tertutup, yaitu responden tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan dengan memberi tanda cek () pada salah satu alternatif jawaban yakni selalu, kadang-kadang, atau tidak pernah.

c) Menurut aspek kepribadian yang akan diteliti, kuesioner dalam penelitian ini termasuk kuesioner khusus, maksudnya dalah bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini hanya menanyakan kedisiplinan dari perilaku ihsan.

7

(20)

9 b. Metode dokumentasi

Yaitu sejumlah besar data yang tersedia, adalah data variabel seperti terdapat dalam surat-surat catatan harian (jurnal), kenang-kenangan (memori), laporan-laporan dan lain-lain8.

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang : 1) Daftar siswa kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01

sebagai populasi sekaligus sampel.

2) Hal-hal yang berhubungan dengan penelitian atau untuk memperoleh data tentang pengeruh kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa di sekolah.

4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan analisis terhadap data yang diperoleh untuk memberikan informasi lebih lanjut. Dalam menganalisa data tersebut penulis menggunakan statistika. Yang dimaksud statistika adalah suatu pengetahuan yanga berhubungan dengan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan, dan menganalisa data penyelidikan yang berbwujud angka-angka9.

Alasan-alasan menggunakan metode statistika untuk menganalisa data dalam hal ini adalah :

8

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hlm. 148.

9

(21)

10

a. Data yang terkumpul dapat diangkakan sehingga menjadi daya kuantitatif yang berupa angka-angka.

b. Statistika bersifat eksak sehingga mudah dalam mempertanggungjawabkan kebenarannya.

c. Statistica mempunyai landasan yang kuat dalam menarik kesimpulan melalui proses ilmiah yang dapat diterima oleh ilmu pengetahuan.

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berupa :

a. Jawaban responden dalam angket kedisiplinan guru, selanjutnya jawaban-jawaban tersebut dinilai dengan angka atau kuantitas jawaban setiap siswa atau responden dijumlah dan dirata-rata. Angka yang diperoleh rata-rata tersebut digunakan sebagai variabel bebas atau independen yang selanjutnya dalam statistik disebut “X”.

b. Jawaban responden dalam angket perilaku ihsan siswa, selanjutnya jawaban tersebut dinilai dengan angka atau dikuantitaskan, jawaban setiap siswa atau responden dijumlah dan dirata-rata. Angka yang diperoleh dari hasil rata-rata tersebut digunakan sebagai variable terikat atau dependen yang selanjutnya dalam statistik disebut “Y”.

c. Jumlah siswa yang dijadikan sampel. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel yang terdiri dari siswa kelas I, II, dan II, kemudian untuk mengolah data yang diperoleh guna mengetahui korelasi antara “X” dan “Y” digunakan rumus sebagai berikut :

(22)

11 keterangan :

: koefisien korelasi antara variabel X dan Y

XY : produk dari X dan Y X : variabel kedisiplinan guru Y : variabel perilaku ihsan siswa N : jumlah responden

Dari hasil perhitungan dengan rumus tersebut, maka akan diperoleh angka yang menunjukkan tingkat korelasi antara variabel “X” dan “Y”. Angka-angka tersebut harus di konsultasikan dengan nilai R

product moment.

G. Sistematikan Penulisan Skripsi BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II : Landasan Teori

Dalam bab ini akan penulis uraikan tentang :

(23)

12

Masalah perilaku ihsan siswa, yakni pengertian perilaku ihsan, indikator perilaku ihsan, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ihsan siswa di sekolah.

Pengaruh kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa di sekolah.

BAB III : Laporan Hasil Penelitian

Dalam bab ini memuat tentang hasil penelitian dengan beberapa hal yang akan dilaporkan, yakni situasi umum MI Miftahul Huda Sumberejo 01 yang meliputi sejarah singkat serta sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran, profil madrasah, visi misi serta tujuan, keadaan guru, keadaan siswa, kegiatan ekstrakulikuler, dan penyajian data penelitian.

BAB IV : Analis Data

Dalam bab ini menguraikan tentang analisa data serta menguji tentang signifikasi atau tidaknya hipotesa yang penulis ajukan. BAB V : Penutup

(24)

13 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Tentang Kedisiplinan Guru 1. Pengertian Kedisiplinan Guru

Istilah disiplin dalam bahasan Indonesia berasal dari bahasa Belanda, yang kemudian dipengaruhi juga oleh bahasa Inggris. Istilah disiplin menurut pengertian kedua bahasa tersebut berasal dari bahasa Latin “disiplina”. Dalam hal ini dikemukakan oleh empat macam arti

disiplin, yaitu latihan yang memperkuat dan sistem aturan tata laku.10 a. Latihan yang memeperkuat. Disiplin dikaitkan dengan istilah yang

memperkuat terutama ditekankan pada pikiran dan watak untuk menghasilkan kendali diri, kebiasaan untuk patuh dan sebagainya. b. Koreksi dan sanksi. Arti disiplin dalam kaitannya dengan koreksi

dan sanksi terutama diperlukan dalam suatu lembaga yang telah mempunyai tata tertib yang baik. Bagi yang melanggar tata tertib dapat dilakukan dua macam tindakan, yaitu berupa koreksi untuk memperbaiki kesalahan dan sanksi.

c. Kendali atau terciptanya ketertiban dan keteraturan. Orang-orang yang berdisiplin adalah orang-orang yang mampu mengendalikan dirinya.

10

(25)

14

d. Sistem aturan tata laku. Setiap kelompok manusia masyarakat atau bangsa selalu terikat pada berbagai peraturan yang mengatur hubungan sesama anggotanya. Masing-masing wajib berperilaku sesuai dengan tata peraturan yang berlaku, baik yang formal maupun non formal yang disepakati.

Uraian tentang macam-macam arti disiplin di atas dapat diintisarikan bahwa, disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan lekasanakan suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikembangkan bahwa disiplin adalah semua bentuk tindakan yang dilakukan sesuai peraturan yang berlaku, maka kedisiplinan yang dilakukan oleh setiap orang akan dilakukan dengan dengan kesadaran yang tinggi. Tanpa kesadaran yang tinggi maka kedisiplinan yang terwujud.

Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara inpilisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggungjawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.11

Status guru mempunyai implikasi terhadap peran dan fungsi yang menjadi tanggungjawabnya. Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak dapat dipisahkan antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan integratif yang satu tidak dapat dipisahkan

11

(26)

15

dengan yang lain. Misalnya seseorang yang dapat mendidik tetapi tidak dapat mendidik tetapi tidak mempunyai kemampuan membimbing, mengajar, dan melatih, maka ia tidak disebut guru yang sejati. Seterusnya, seseorang yang memiliki kemampuan mengajar, tetapi tidak memiliki kemampuan mendidik, membimbing, dan melatih juga tidak dapat disebut sebagai guru yang sebenarnya. Guru harus memiliki kemampuan keempat-empatnya secara utuh.12

Meskipun demikian, seorang guru adalah manusia biasa, ia sama sekali bukan manusia super yang tanpa cacat. Guru adalah manusia biasa yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Itulah sebabnya, keempat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru berada dalam gradasi yang beraneka ragam. Ada guru yang memiliki kelebihan dalam satu kemampuan, tetapi kurang dalam kemampuan yang lainnya. Sebagai contoh ada guru yang dapat dijadikan panutan dalam tingkah laku siswa, tetapi sedikit kurang menguasai ilmu pengetahuan yang akan ditransfer melalui proses mengajar. Demikian seterusnya, dengan kemampuan membimbing atau melatih.

Tugas guru adalah mendidik. Mendidik adalah tugas yang amat luas. Mendidik itu sebagian dilakukan dalam bentuk mengajar, sebagian dalam bentuk memberi dorongan, memuji, menghukum, memberi

12

(27)

16

contoh, membiasakan dan lain-lain.13 Di dalam kelas, guru adalah contoh dan panutan bagi siswa-siswanya.

Oleh karena itu, tidak berlebihan jika agama Islam menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan (guru), sehingga mereka pantas mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Mujadalah ayat 11 :

ِ عَفْرَي

kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”14

Secara keseluruhan kedisiplinan guru dapat diartikan sebagai ketaatan guru dalam melaksanakan tata tertib keguruan baik yang berkaitan dengan tugasnya kepada atasan, maupun yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab dalam mendidik dan membimbing siswa-siswanya.

2. Indikator Kedisiplinan Guru a. Berpakaian Seragam

Salah satu yang membedakan bagi seorang guru dengan pegawai lain adalah pakaiannya. Oleh karena itu sudah semestinya

13

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Remaja Rosyda Karya, Bandung, 1992, hlm. 78

14

(28)

17

jika seorang guru berpakaian seragam yang telah ditentukan oleh sekolah serta berpenampilan rapi.

b. Datang Tepat Waktu

Seorang guru hendaknya hadir di sekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai.

c. Mengisi Daftar Hadir Siswa

Sebelum mengajar, seorang guru sebaiknya membaca daftar hadir siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir pada hari itu. Demikian juga setelah selesai mengajar, guru hendaknya mengecek ulang jumlah kehadiran siswa untuk memastikan bahwa tidak ada siswa yang meninggalkan pelajaran sebelum jam pelajaran usai. d. Mengajar Sesuai Jadwal

Jadwal mengajar pada setiap sekolah telah ditentukan. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya mengajar sesuai jadwal yang telah ditentukan. Apabila seorang guru terpaksa tidak masuk mengajar maka hendaknya dia memberikan tugas kepada siswa-siswanya.

e. Memberikan Evaluasi

(29)

18 3. Pola Pembelajaran

Disiplin merupakan titik pusat dalam pendidikan. Tanpa disiplin tidak akan ada kesepakatan antara guru dan murid, dan hasil pembelajaran pun akan berkurang.

Masalah-masalah kedisiplinan dapat diatasi apabila kita meninggalkan metode lama yang otoriter yang secara paksa menuntut kepatuhan dan mengambil alih garis-garis dasar baru yang berlandaskan prinsip-prinsip kebebasan dan tanggungjawab. Guru tidak boleh mengizinkan segala-galanya, tetapi juga tidak memberikan hukuman di luar batas edukasi. Kita harus belajar untuk dpaat menjadi partner, teman belajar bagi murid-murid, agar kita dapat menuntun mereka dengan penuh pengertian. Kita harus belajar cara membimbing tanpa melakukan penindasan dan memberi kebebasan yang tak terkendalikan.

Untuk mencapai keseimbangan tersebut di atas, ada enam hal yang harus diwujudkan oleh seorang guru, yaitu : 15

a. Mengajar setiap harinya dengan kerja keras yang konstan. Guru harus mencurahkan tenaga yang maksimal untuk menjaga kelangsungan bubungan antara kedua belah pihak sebagai partner. b. Guru merasa sayang terhadap murid-muridnya, dan ia merasakn

adanya panggilan untuk menjadi tenaga pengajar.

c. Pengertian dan kesadaran sudah tertanan dalam diri si guru, hal tersebut dapat mencegahnya untuk tidak mudah merasa tersinggung

15

(30)

19

atau bahkan kehilangan ketenangan. Ia berani mengoreksi dirinya sendiri dan menerima kritik.

d. Ia bekerja demi pendidikan dalam arti sesungguhnya, dan ia berusaha untuk menjadi teladan.

e. Dengan rasa penuh kepercayaan dan keberanian ia menghadapi segala tantangan baru dan selalu siap sedia melibatkan dirinya secara maksimal.

f. Ia membagi waktunya sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengikuti pendidikan lanjutan. Perhatiannya tidak harus sepenuhnya ditujukan kepada tugas pengajarannya, bidang pengetahuan yang lebih luas akan membuatnya tetap bersifat terbuka dan aktif.

4. Teknik-teknik Membina Kedisiplinan di Sekolah

(31)

20

Teknik yang harus digunakan guru dalam membina kedisiplinan siswa ada tiga, yaitu :16

a. Teknik keteladanan guru

Tingkah laku, cara berbuat dan berbicara akan ditiru oleh siswa. Dengan teladan ini timbullah gejala identifikasi positif, ialah penyamaan diri dengan orang yang ditiru. Identifikasi positif itu penting sekali dalam pembentukan kepribadian.

b. Teknik bimbingan guru

Guru hendaknya senantiasa memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswanya.

c. Teknik pengawasan bersama

Disiplin kelas yang baik mengandung pula kesadaran akan tujuan bersama guru dan siswa menerimanya sebagai pengendali, sehingga situasi kelas menjadi tertib.

B. Kajian Tentang Perilaku Ihsan Siswa 1. Pengertian Perilaku Ihsan

Perilaku ihsan diartikan keadaan dimana seseorang yang dalam hal ini adalah siswa berkelakuan baik, khususnya di lingkungan sekolah. Hal ini berdasarkan arti “ihsan” dalam surat An Nahl ayat 90:

َِّن إ

ََِّالله

ُِرُمْأَي

ِ لْدَعْلا ب

ِ ناَسْح ْلْاَو

16

(32)

21

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.”17

Perilaku ihsan dalam pembahasan ini diarahkan pada perilaku disiplin siswa yang berkaitan dengan ketaatan belajar serta etika belajar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku ihsan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah bagaimana cara siswa dalam melakukan kegiatan sehari-hari di sekolah. Siswa dapat dikatakan berperilaku ihsan dilihat dari kepatuhannya terhadap tata tertib di sekolah.

2. Indikator Perilaku Ihsan Siswa

Perilaku ihsan siswa dapat dilihat dari beberapa indikator berikut : a. Masuk keluar kelas sesuai peraturan

Kelancaran proses belajar mengajar banyak ditentukan oleh kedisiplinan pihak-pihak yang terkait dalam proses pendidikan. Salah satunya adalah tingkah laku, kerajinan, dan ketertiban siswa pada saat masuk dan keluar kelas.

Suasana kelas yang gaduh yang disebabkan adanya siswa yang terlambat sangat mengganggu kelancaran kegiatan belajar mengajar. Begitu pula guru yang dibuat sibuk siswanya yang suka pulang sebelum waktunya. Siswa yang taat pada peraturan akan

17

(33)

22

membiasakan diri masuk dan keluar kelas sesuai waktu yang telah ditentukan.

b. Menggunakan pakaian seragam sekolah dengan benar

Salah satu identitas yang membedakan anak sekolah dengan yang bukan anak sekolah adalah pakaian yang dikenakannya, berikut dengan cara berpakaian. Setiap sekolah biasanya telah menentukan seragam sekolah demi menjaga ketertibaban, kerapian, dan keseragaman.

Setiap sekolah juga mempunyai batasan. Batasan sendiri tentang model pakaian berikut atribut-atribut yang dikenakan siswa.

Siswa yang patuh pada tata tertib tidak pernah merasa terpaksa memakai seragam berikut atributnya sesuai ketentuan sekolah, bahkan mungkin saja merasa bangga terhadap apa yang dipakai.

Secara psikoligis, anak yang berpakaian rapi dapat menimbulkan rasa simpatik dari para guru dan teman-temannya dan biasanya anak tertib berpakaian cenderung rajin dalam kegiatan sekolah lainnya.

c. Ikut menjaga nama baik sekolah

(34)

23

meraih prestasi sebaik-baiknya, berbudi luhur di lingkungan masyarakat dan lain sebagainya.

Bagi siswa yang merasa tidak mempunyai perhatian terhadap kemajuan sekolahnya, akan merasa berat dan sulit melakukan hal-hal di atas, sedangkan bagi siswa yang patuh dan merasa memiliki almamaternya, maka akan dilakukan dengan semangat dan sungguh-sungguh.

d. Menghormati guru dan karyawan

Guru dan karyawan sebagai pendidik dan yang melayani kebutuhan kebutuhan kegiatan belajar mengajar siswa sudah sewajarnya jika siswa menghormati. Rasa hormat terhadap guru bisa dilakukan dengan cara bersikap sopan, tidak gaduh di kelas, mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang santun dan sebagainya. e. Bergaul dengan teman

Teman dalam kelas merupakan teman sebaya, sedangkan teman di luar kelas adalah teman sepermainan. Teman sebaya artinya teman bergaul yang umurnya sama atau hampir sama.

(35)

24

3. Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Perilaku Ihsan Siswa Di Sekolah a. Keteladanan dari guru

Akhlak guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap akhlak murid-muridnya. Tingkah laku, cara berbuat, dan beribicara seorang guru akan ditiru oleh anak didiknya. Oleh karena itu sudah seharusnya seorang guru berpegang teguh pada ajaran-ajaran agama serta berakhlak mulia, berbudi luhur, pengasih, dan penyayang kepada murid-muridnya sebagai anak yang cinta pada keluhuran budi pekerti gurunya, guru harus mengamalkan ilmunya dan jangan memperbuat sesuatu yang bertentangan dengan perkataannya.

Hendaklah seorang guru selalu sadar bahwa ia adalah imam yang jadi panutan murid-muridnya dalam akhlak, perkataan, dan semua gerak-geriknya.

Bahkan menjadi pendidik adalah model bagi para siswa, kapan dan dimana saja menjadi teladan yang baik bagi mereka. Mekanisme pembelajaran bukan hanya di ruang-ruang kelas dan jam-jam pelajaran, tetapi sepanjang siswa berada di lingkungannya, di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

b. Tata tertib sekolah

(36)

25

sekolah memegang peranan penting dalam mempengaruhi perilaku ihsan siswa di sekolah.

Sebagai contoh di sekolah kami, sebelum dibuat tata tertib tentang siswa yang hendak masuk kantor untuk mengambil sesuatu, mereka cenderung bebesa dan kurang memperhatikan etika dan kesopanan, akan tetapi setelah kami buat tata tertib secara tertulis dan kami sosialisasikan kepada mereka, perilaku mereka sudah tidak seperti yang sebelumnya. Para siswa yang tadiya masuk kantor tanpa mengucapkan salam, kini mereka telah terbiasa dengan salam ini. Yang dulunya mereka menggunakan bahasa Jawa untuk mengatakan sesuatu kepada bapak ibu guru, namun setelkah diberi aturan bahwa dalam menyampaikan segala sesuatu kepada bapak ibu guru harus dengan bahas Indonesia yang baik, kini mereka telah terbasa dengan hal ini, dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.

Demikian juga dengan tata tertib yang lainnya, misalnya tata tertib masuk perpustakaan, tata tertib masuk ruang komputer, dan tata tertib masuk mushola, dan lain sebagainya. Semua tata tertib tersebut besa sekali pengaruhnya terhadap perilaku ihsan siswa di sekolah.

c. Sanksi dan hukuman

(37)

26

penyimpangan dari anjuran selalu ada. Lagi pula anak-anak bersifat pelupa, lekas melupakan larangan atau perintah yang baru saja diberikan kepadanya.

Oleh karena itu tata tertib yang telah dibuat, sengaja kami lengkapi dengan sanksi dan hukuman bagi mereka yang lalai dari tata tertib, misalnya bagi putra-putri kami yang terlanjur melanggar tata tertib masuk kantor, maka hukuman bagi mereka adalah mengulangi masuk kantor sesuai dengan tata tertib yang telah disepakati bersama. Bagi para siswa yang melanggar tata tertib di ruang perpustakaan, maka mereka harus menata buku-buku yang ada di rak perpustakaan. Demikian juga jika ada yang melanggar tata tertib di ruang komputer, maka terpaksa mereka harus membersihkan ruang komputer dampai bersih.

Hukuman biasanya membawa rasa tidak enak yang mana tidak diinginkan oleh anak didik.. diharapkan hal ini akan mendorong anak untuk tidak berbuat lagi.

(38)

27

Di sekolah guru adalah orang tua yang harus bertanggungjawab terhadap pendidikan dan tingkah laku anak. Seorang guru memiliki peranan penting dan sangat berpengaruh pada keberhasilan pendidikan para siswanya. Sebagai orang yang dijadikan contoh, sudah seharusnya guru menempatkan dirinya sebagai suri tauladan yang baik bagi para siswanya dalam segala hal, terutama yang berkaitan dengan kedisiplinan.

Guru yang disiplin terhadap tugas-tugasnya akan menciptakan anak yang disiplin, sebaliknya guru yang tidak disiplin akan menciptakan anak yang tidak disiplin pula. Tingkah laku guru berpengaruh pada tingkah laku siswa.

Seorang guru harus mengamalkan ilmunya, sebagaimana Allah berfirman dalam Al Quran surat Ash Shaff ayat 2-3 :

اَهُّياَي

bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”18

18

(39)

28 BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Situasi Umum MI Miftahul Huda Sumberejo 01 1. Sejarah Singkat

MI Miftahul Huda Sumberejo 01 semula merupakan madrasah diniyah yang didirikan oleh seorang ulama bernama Kyai Damanhuri pada tanggal 25 Agustus 1956.

Adapun tujuan didirikannya adalah sebagai berikut :

a. Untuk memberikan pondasi agama yang kuat kepada anak-anak di desa Sumberejo dan sekitarnya,

b. Banyaknya anak-anak yang hanya mengenyam sekolah rakyat yang pendidikan agamanya sangat minim,

c. Kesanggupan para ustadz-ustadz untuk mengelola dan dukungan dari masyarakat.

Madrasah Diniyah ini diberi nama Miftahul Hidayah dan berlangsung sejak tahun 1962. Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1963 dijadikan Madrasah Wajib Belajar (MWB) masuk pagi. MWB berlangsung hingga tahun 1970.

(40)

29

Pada tahun 1983 Madrasah Ibtidaiyah kemudian diberi tambahan “Miftahul Huda”, sampai sekarang masih tetap menggunakan nama MI Miftahul Huda Sumberejo 01.

Perjalanan MI Miftahul Huda Sumberejo 01 sejak berdiri hingga saat ini mengalami beberapa kemajuan, antara lain :

a. Pada tahun 1995 terakreditasi dengan status DIAKUI,

b. Pada tahun 2000 terakreditasi lagi dengan status DISAMAKAN, c. Pada tahun 2005 kembali terakreditasi dengan status nilai B (Baik) d. Pada tahun 2009 kembali terakreditasi dengan status nilai A

2. Sarana dan Prasarana Penunjang Proses Pembelajaran a. Sarana fisik

1) Gedung

MI Miftahul Huda Sumberejo 01 memiliki tiga buah gedung yang terdiri dari 9 ruang, dengan perincian sebagai berikut :

a) 6 ruang untuk ruang kelas, kelas I-VI, b) 1 ruang untuk ruang guru dan kantor,

c) 1 ruang untuk ruang perpustakaan dan komputer, d) 1 ruang untuk ruang koperasi dan UKS.

(41)

30

Mushola MI Miftahul Huda Sumberejo 01 dibangun pada tahun 1995 dengan ukuran 7x5 m2. Mushola tersebut dibangun dengan tujuan :

a) Untuk praktik sholat siswa-siswi kelas I – II,

b) Untuk jamaah sholat dzuhur siswa-siswi kelas III – VI. 3) Toilet (WC)

MI Miftahul Huda Sumberejo 01 memiliki empat unit WC yang terdiri dari satu unit untuk guru dan karyawan, serta tiga unit untuk siswa.

Denah Lokasi MI Miftahul Huda Sumberejo 01

(42)

31 b. Sarana Non Fisik

1) Perpustakaan

MI Miftahul Huda Sumberejo 01 memiliki perpustakaan dengan perlengkapan sebagai berikut :

Jumlah Nama Buku

200 Buku Bacaan / Sastra / Bahasa 72 Buku Sains

28 Buku Panduan Olimpiade IPA 9 Ensiklopedia Sastra Indonesia 70 Buku Atlas

72 Ensiklopedia Matematika 15 Ensiklopedia IPTEK 123 Buku Referensi

4 Buku Panduan Anti Narkoba 48 Ensiklopedia Eksperimen Sains 66 Kamus Visual Dictionary 15 Visual Pengetahuan Populer

2 Kamus Bergambar Matematika

60 Bermain Sambil Belajar Bahasa Inggris 853 Buku Bacaan Fiksi dan Non Fiksi

16 Kamus Oxford Junior Bergambar 40 Seri Apa yang Harus Diketahui 16 Buku Pengetahuan

40 Seri Arab Cerdas

45 Ensiklopedia A-Zseri Arab Cerdas 42 Seri Lebih Dekat dengan Laut dan Bumi 60 Sains untuk Pemula

24 IPA Seri A dan B 30 Seri Antisipasi Bencana

72 Seri Rahasia di Balik Pengetahuan 60 Seri 100 Pengetahuan

35 Seri Bagaimana Kita Mengukur 24 Buku Panduan ICT

(43)

32

Jumlah Alat Peraga Pendidikan 3 Set Kit Matematika

4 Set Kit Matematika Kreatif 3 Set IPBA

2 Set Kit IPA

3 Set Bahasa Indonesia 3 Set IPS

3 Set CD Pembelajaran 4 Set Kit Bahasa Inggris

2) Komputer

Madrasah Ibtidaiyah ini dilengkapi dengan tujuh unit komputer. Satu unit untuk guru dan karyawan serta enam unit untuk kegiatan intrakurikuler siswa-siswi MI Miftahul Huda Sumberejo 01.

c. Sarana Penunjang

Selain memiliki sarana pokok sebagaimana disebutkan di atas, MI Miftahul Huda Sumberejo 01 juga memiliki satu set Drum Band.

B. Profil Madrasah

1. Nama Madrasah : Mi Miftahul Huda Sumberejo 01 2. Alamat Madrasah : Dsn. Krajan Kidul RT 01 RW 02 Desa

Sumberejo Kec. Pabelan Kab. Semarang 3. Nomor Telepon : 081725591

(44)

33

C. Visi, Misi, dan Tujuan MI Miftahul Huda Sumberejo 01 1. Visi

Terbentuknya jiwa dan kepribadian generasi muslim yang bertakwa, berakhlak mulia, berkualitas, peka dan tanggap terhadap komunitasnya serta mampu mengembangkan potensi yang dimiliki. 2. Misi

a. Menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta membiasakan akhlak yang mulia.

b. Mengadakan training penguasaan teknologi informasi.

c. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien berbasis komunitas.

d. Menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki anak secara maksimal.

3. Tujuan

a. Menguasai bacaan dan gerakan sholat. b. Mampu mengaplikasikan sholat lima waktu. c. Mampu melaksanakan puasa Ramadhan

d. Menghormati orang tua, orang yang lebih tua, dan guru. e. Mampu bergaul dengan baik di tengah-tengah lingkungannya. f. Menguasai kurikulum Departemen Agama.

g. Menguasai kurikulum Dinas Pendidikan.

(45)

34

D. Keadaan Guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01

MI Miftahul Huda Sumberejo 01 diampu oleh 11 (sebelas) guru dengan rincian sebagai berikut :

1. Tiga guru sebagai guru kelas, yakni guru kelas I, II, dan III,

2. Sembilan guru sebagai guru mata pelajaran, yakni untuk kelas IV, V, dan VI.

Adapun wali kelas sebagai berikut : 1. Kelas I : Lutfiana Putri, S.Pd.I 2. Kelas II : Rika Umami, S.Pd.I 3. Kelas III : Nur Khasanah, S.Pd.I 4. Kelas IV : Siti Zulaikha. S.Pd.I 5. Kelas V : Roudlotul Hidayah, S.Pd.I 6. Kelas VI : Siti Mustainah, S.Pd.I

Dengan jumlah guru yang cukup, usaha yang sungguh-sungguh dan disiplin yang tinggi oleh semua guru, diharapkan tujuan pendidikan terwujud.

Struktur dewan guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 : 1. Kepala MI : Ahmad Slamet Tirmidzi, S.Ag 2. Wakil Kepala MI : Nur Khasanah, S.Pd.I

3. Sekretaris : Rika Umami, S.Pd.I 4. Bendahara : Roudlotul Hidayah, S.Pd.I 5. Seksi-seksi :

(46)

35

c. Seksi UKS : Etik Faridatul Kumala, S.Pd.I d. Seksi Kesenian : Suparjo, S.Pd.I

e. Seksi Koperasi : Siti Mutiah, S.Pd.I

E. Keadaan Siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01

Pada tahun pelajaran 2015/2016 jumlah siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 dari enam kelas berjumlah 136 siswa, seperti terlihat dalam tabel berikut :

Tabel I

Jumlah Siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Pelajaran 2015/2016

No Kelas Jumlah Siswa Total

Laki-Laki Perempuan

1 I 6 10 16

2 II 11 6 17

3 III 8 8 16

4 IV 11 13 24

5 V 19 10 29

6 VI 13 21 34

F. Kegiatan Ekstrakuriluler

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diadakan oleh pihak madrasah dalam rangka mengembangkan bakat, minat, dan potensi anak sekaligus sebagai ruang ekspresi siswa yang memiliki potensi yang tidak mendapatlan ruang di kegiatan ekstrakurikuler.

(47)

36 1. Drum Band

2. Pramuka 3. Fress Camp 4. Bela Diri 5. Melukis 6. Bola Voly

G. Penyajian Data Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis ketengahkan, maka penulis mengumpulkan data dengan dua metode, yaitu metode kuesioner dan dokumentasi.

Untuk mengumpulkan data tentang hubungan kedisiplinan guru terhadap perilkau ihsan siswa di sekolah, penulis membagikan angket kepada responden yaitu siswa-siswi kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 tahun pelajaran 2015/2016. Angket tersebut terdiri dari 20 pertanyaan, setiap pertanyaan terdiri dari empat pilihan jawaban. Untuk memudahkanpenganalisaan dari 20 item pertanyaan tersebut, maka penulis menentukan nilai responden, sebagai berikut :

(48)

37

Keadaan siswa kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 tahun pelajaran 2015/2016 yang menjadi populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel II

Jumlah Siswa Kelas I, II, dan II Miftahul Huda Sumberejo 01 tahun pelajaran 2015/2016 adalah 49 anak.

Tabel III

Data Siswa Kelas I, II, dan II MI Miftahul Huda Sumberejo 01

Tahun Pelajaran 2015/2016

No

(49)

38

43 1440 Nikmatul Wakidah Perempuan III

(50)

39 BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Pendahuluan

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa di MI Miftahul Huda Sumberejo 01, maka data yang diperoleh akan dianalisis dengan analisis statistik. Adapun rumus yang digunakan dalam menganalisis data tersebut adalah :

P=

Keterangan : P = prosentase F = Frekuensi

N = Jumlah responden

Langkah selanjutnya dalam analisis ini adalah menyiapkan tabel nilai kedisiplinan guru, perilaku ihsan siswa di sekolah dan tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel kedisiplinan guru dengan perilaku ihsan siswa di sekolah.

1. Data Tentang Kedisiplinan Guru

(51)

40

b. Alternatif jawaban a memiliki bobot nilai 3 c. Alternatif jawaban a memiliki bobot nilai 2 d. Alternatif jawaban a memiliki bobot nilai 1

(52)
(53)
(54)

43

Setelah diketahui nilai jawaban dari masing-masing responden, maka ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

i =

Untuk angket tentang kedisiplinan guru, dengan jumlah 10 pertanyaan (item), maka diperoleh hasil tertinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden adalah 37, sedangkan nilai terendahnya adalah 26, sesuai dengan rumus di atas maka :

i =

i =

= 3

Jadi, intervalnya adalah 3

Kemudian jarak interval tersebut dimasukkan ke dalam tabel untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang memiliki perilaku ihsan di sekolah, dengan kaetgori sebagai berikut :

(55)
(56)

45

Setelah diketahui tingkat kedisiplinan guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 maka langkah selanjutnya adalah menentukan prosentase dari masing-masing variabel dengan menggunakan rumus berikut :

P =

Diketahui :

F = siswa (responden yang memperoleh nilai A pada jawaban angket tentang kedisiplinan guru sejumlah 26 siswa.

N = banyaknya sampel 49 siswa Maka P =

= 59,18%

F = siswa (responden yang memperoleh nilai B pada jawaban angket tentang kedisiplinan guru sejumlah 13 siswa.

Maka P =

= 20,41%

(57)

46 Maka P =

= 14,29%

F = siswa (responden yang memperoleh nilai C pada jawaban angket tentang kedisiplinan guru sejumlah 7 siswa.

Maka P =

= 6,12%

Tabel V

Nilai Prosentase Tingkat Kedisiplinan Guru

No Tingkat

Kedisiplinan Interval Frekuensi Prosentase

1 Tinggi (A) 35-37 29 59,18%

2 Sedang (B) 32-34 10 20,41%

3 Cukup (C) 29-31 7 14,29%

4 Rendah (D) 26-28 3 6,12%

JUMLAH 49 100%

2. Data Tentang Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah

Penyajian data angket tentang perilaku ihsan siswa di sekolah dari siswa kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 tahun pelajaran 2015/2016.

Tabel VI

Jawaban Angket Tentang Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah

(58)
(59)

48

Tabel VII

Nilai Angket Tentang Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah

(60)

49

Setelah diketahui nilai jawaan dari masing-masing responden, maka ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

i =

Untuk angket perilaku ihsan siswa di sekolah, dengan jumlah 10 pertanyaan (item), maka diperoleh hasil nilai tertinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden adalah 38, sedangkan nilai terendah adalah 23 sesuai dengan rumus di atas maka :

i = i =

= 4

(61)

50

Kemudian jarak interval tersebut dimasukkan ke dalam tabel untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang memiliki perilaku ihsan di sekolah, dengan kaetgori sebagai berikut :

Tabel VIII

Interval Angket Tentang Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah

(62)

51

Setelah diketahui jumlah siswa yang memiliki perilaku ihsan di sekolah, baik dengan kategori tinggi, sedang, cukup, maupun rendah, maka langkah selanjutnya adalah menentukan prosentase dari masing-masing variabel dengan menggunakan rumus berikut :

(63)

52 Diketahui :

F = siswa (responden) yang memperoleh nilai A pada jawaban angket tentang perilaku ihsan di sekolah sejumlah 28 siswa.

N = banyaknya sampel 49 siswa Maka P =

= 57,14%

F = siswa (responden) yang memperoleh nilai B pada jawaban angket tentang perilaku ihsan di sekolah sejumlah 14 siswa .

Maka P =

= 28,57%

F = siswa (responden) yang memperoleh nilai C pada jawaban angket tentang perilaku ihsan di sekolah sejumlah 4 siswa.

Maka P =

= 8,16%

F = siswa (responden) yang memperoleh nilai D pada jawaban angket tentang perilaku ihsan di sekolah sejumlah 3 siswa.

Maka P =

= 6,12%

Tabel X

Nilai Prosentase Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah

No Kategori Tingkat

Perilaku Ihsan Interval Frekuensi Prosentase

1 Tinggi (A) 35-38 28 57,14%

2 Sedang (B) 31-34 14 28,57%

3 Cukup (C) 27-30 4 8,16%

4 Rendah (D) 23-26 3 6,12%

(64)

53 B. Analisis Lanjutan

Tabel XI

Tabel Kerja untuk Mencarai Korelasi Nilai Angket Kedisiplinan Guru dan Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah Siswa kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Pelajaran 2015/2016

(65)

54 Product Moment, yaitu sebagai berikut :

(66)

55

0,445

C. Interpretasi Data

Setelah data berhasil diuji kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel r (product moment) dengan jumlah responden 49 siswa dengan taraf segnifikansi 5% diperoleh nilai 0,281 dan pada taraf signifikasi 1% diperoleh nilai sebesar 0,364, maka jika dibandingkan dengan hitung (0,445) lebih besar dari r tabel.

(67)

56 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan di bab IV, maka hasil penelitian dapat penulis simpulkan sebagai berikut :

1. Dari hasil data yang pertama tentang kedisiplinan guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Siswa yang mempunyai persepsi bahawa tingkat kedisiplinan guru “tinggi” mencapai 59,18% atau 29 responden.

b. Siswa yang mempunyai persepsi bahawa tingkat kedisiplinan guru “sedang” mencapai 20,41% atau 10 responden.

c. Siswa yang mempunyai persepsi bahwa tingkat kedisiplinan guru “cukup” mencapai 14,29% atau 7 responden.

d. Siswa yang mempunyai persepsi bahwa tingkat kedisiplinan guru “rendah” mencapai 6,12% atau 4 responden.

2. Dari hasil analisis data yang kedua tentang perilaku ihsan siswa kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 sebagai berikut :

(68)

57

3. Berdasarkan analisis ketiga tentang pengaruh kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 dengan menggunakan rumus product moment yang telah diuraikan di bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

hasil rh=0,445 setelah dikonsultasikan dengan tabel r (product moment) pada taraf segnifikansi 1%=0,364 ternyata rh lebih besar dari r tabel.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada taraf signifikansi 5% maupun 1% membuktikan bahwa “ada hubungan antara kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016.

B. Saran

1. Kepala Sekolah

a. Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan guru hendaknya kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang tepat agar sikap dan disiplin guru dalam semua hal dapat ditingkatkan oleh semua warga sekolah.

b. Untuk meningkatkan kedisiplinan guru kepala sekolah hendaknya memberi tauladan sikap disiplin terhadap guru dan siswa.

2. Kepada Guru

(69)

58 3. Kepada Siswa

a. Hendaknya para siswa senantiasa mengembangkan sikap hidup disiplin dan harus dapat menjauhi hal-hal yang sifatnya negatif. b. Siswa hendaknya membiasakan diri untuk berperilaku yang baik

sehingga menciptakan suasana kehidupan yang baik. 4. Kepada Orang Tua

a. Sebagai orang tua hendaklah memperhatikan terhadap keberadaan putra-putrinya baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan masyarakat.

(70)

59

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi IV. Jakarta : PT Rineka Cipta.

.Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktik. 1996. Jakarta : Rineka Cipta. Depdikbud. 2009. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar.

Depag RI. 2000. Al Quran dan Terjemahnya. Bandung : CV Penerbit Diponegoro. Dreikurs, Rudolf. 2009. Disiplin Tanpa Hukuman. Remaka Karya.

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research I. Yogyakarta : Andi Offset. Hadi Sutrisno. 2008. Metodologi Research III. Yogyakarta : Andi Offset. Lemhanas. 2006. Disiplin Nasional. Jakarta : PT. Balai Pustaka.

Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama. 2007. Ilmu Pendidikan Islam.

Jakarta.

Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta : Hikayat.

Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung : Remaja Rosyad Karya.

Gambar

Tabel I Jumlah Siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Tabel II Jumlah Siswa Kelas I, II, dan II Miftahul Huda Sumberejo
Tabel I Jawaban Angket Kedisiplinan Guru
Tabel II Nilai Angket Kedisiplinan Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aroma dan music dapat mempengaruhi suasana hati pelanggan yang juga menambah atmosphere yang menyenangkan.Pada umumnya music yang bertempo lambat dapat membuat

Kelas III Bulan Ini Di isi sesuai dengan jumlah hari seluruh pasien rawat inap kelas III pada bulan pelaporan 10 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Maskin.

Pemilu sela 2006 adalah pemilu utama kedua dalam urutan pemilihan umum di Amerika Serikat yang menunjukkan adanya kenaikan untuk partisipasi dari generasi muda usia 18-29 tahun

menghasilkan makalah ilmiah yang diterbitkan pada jurnal ilmiah nasional diutamakan yang terakreditasi DIKTI yang dionlinekan di

huruf “ t ” dan huruf “n” yang terdapat di dalam kalimat yang berbeda.. Setiap hari dalam terapi dilakukan pengulangan sebanyak 30 kali. Setelah perlakuan selama 30

1) Simpanan Wajib maksimal 3 kali dalam tahun berjalan. 2) Angsuran dan Bunga maksimal 2 kali bagi anggota yang memiliki pinjaman. Dana Bantuan Siswa Berprestasi hanya diberikan

Agihan pemberat bagi jawatan Pensyarah Kanan adalah sebanyak 20% untuk sumbangan Penyelidikan dan Penerbitan, 50% untuk Pengajaran dan Penyeliaan, 5% untuk Sanjungan dan

Penyebab terjadinya pergolakan yang ditandai dengan meningkatnya proporsi volumetrik udara ( β ) dikarenakan perubahan kecepatan aliran dari kedua fluida yang mana