• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

K

ALIMANTAN

S

ELATAN

T

RIWULAN

II-2011

Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2011 tumbuh sebesar 15,74 persen jika dibandingkan triwulan I-2011 (q to q) dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2010 mengalami pertumbuhan 6,15 persen (y-on-y). Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan semester I-2011 dibandingkan dengan semester I-2010 tumbuh sebesar 6,07 persen.

Besaran PDRB atas Dasar Harga Berlaku pada triwulan II-2011 mencapai Rp 17,36 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama adalah Rp 8,25 triliun.

Tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi (q-to-q) adalah sektor pertanian 67,74 persen, sektor jasa-jasa 9,85 persen serta sektor pertambangan dan penggalian 6,16 persen. Sementara untuk pertumbuhan (y-on-y) adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 8,95 persen, kemudian sektor pertambangan dan penggalian 7,74 persen, dan sektor jasa-jasa 7,46 persen.

Struktur PDRB Triwulan II-2011 masih didominasi oleh sektor pertambangan, sektor pertanian, dan sektor perdagangan, hotel dan retoran, masing-masing memberikan kontribusi sebesar 25,58 persen, 21,87 persen, dan 14,69 persen terhadap total PDRB.

Dari sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi triwulan II-2011 sebesar 15,74 persen didorong oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga 1,24 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 5,19 persen, pembentukan modal tetap bruto 3,58 persen, ekspor barang dan jasa 16,15 persen.

Dibandingkan dengan triwulan II-2010 (y-on-y), pertumbuhan ekonomi sebesar 6,15 persen didukung oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga 6,21 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 7,18 persen, pembentukan modal tetap bruto 8,10 persen, ekspor barang dan jasa 12,05 persen dan impor barang dan jasa 13,39 persen.

Selama kumulatif satu semester, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga 6,30 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 7,93 persen, pembentukan modal tetap bruto 7,94 persen, ekspor barang dan jasa 5,81 persen dan impor barang dan jasa 9,49 persen.

(2)

I. Pertumbuhan Ekonomi

Kinerja perekonomian Kalimantan Selatan selama triwulan II 2011 menunjukkan peningkatan yang berarti. Laju pertumbuhan triwulan II 2011 tumbuh sebesar 6,15 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2011 yang mencapai 5,99 persen (yoy). Laju pertumbuhan Kalimantan Selatan terutama ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan sektor dominan yaitu sektor perdagangan, sektor pertambangan, sektor pertanian dan sektor industri. Secara kumulatif sampai dengan semester I 2011 perekonomian telah tumbuh sebesar 6,07 persen (dengan minyak bumi).

Laju pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan II tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 3,66 persen (y-on-y) menjadi 3,86 persen (y-on-y). Meningkatnya laju pertumbuhan ini disebabkan oleh kinerja subsektor tanaman bahan makanan yang mencatat kenaikan signifikan sebesar 290,52 % (q to q) karena pada triwulan ini sudah memasuki masa panen raya, khususnya pada komoditas padi jenis lokal unggul. Subsektor perkebunan juga turut menyumbang dalam memacu pertumbuhan sektor pertanian. Komoditas karet dan kelapa sawit telah menjadi primadona baru bagi sebagian besar petani karena semakin membaiknya nilai jual komoditas tersebut di pasaran global. Nilai ekspor CPO sebagai hasil turunan kelapa sawit sampai dengan Mei 2011 mencapai US$ 362 juta.

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2011 tumbuh sebesar 7,74 persen (y-on-y), lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,30 persen. Peningkatan kinerja sektor pertambangan dipengaruhi kenaikan permintaan global batubara karena naiknya harga minyak dunia. Selain itu kondisi musim yang sudah memasuki musim kemarau mendorong peningkatan aktivitas eksplorasi batubara, sehingga menaikkan produksi dan penjualan batubara.

Pada triwulan II-2011, pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai 8,95 persen (y o y). Laju pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 7,99 persen. Faktor utama yang mendorong pertumbuhan sektor ini adalah peningkatan volume ekspor batubara selama triwulan II-2011. Penyelenggaraan Seleksi Tilawatil Qur’an Nasional (STQN) di Banjarmasin pada bulan Juni 2011 turut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sektor ini. Selain itu awal ajaran baru juga mendorong peningkatan perdagangan seragam dan peralatan sekolah.

Perkembangan sektor industri mulai menunjukkan arah positif ditandai dengan meningkatnya laju pertumbuhan pada triwulan ini. Pada triwulan II-2011, pertumbuhan sektor industri mencapai 0,53 persen (q to q). Laju pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,02 persen. Sektor industri mengalami peningkatan pada triwulan ini dikarenakan mulai bangkitnya industri makanan. Permasalahan

sektor pertanian pada triwulan II tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 3,66 persen (y o y) menjadi 3,86 persen (y o y)

Kinerja perekonomian Kalimantan Selatan selama triwulan II 2011 tumbuh sebesar 6,15 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2011 yang mencapai 5,99 persen (yoy)

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2011 tumbuh sebesar 7,74 persen (y o y), lebih tinggi dibandingkan laju

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,30 persen

Sektor industri mengalami peningkatan dikarenakan mulai bangkitnya industri makanan

(3)

Secara umum sektor-sektor lainnya mengalami perlambatan pada triwulan II-2011. Dari lima sektor ekonomi lainnya, hampir semua sektor mengalami perlambatan kecuali sektor bangunan. Meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong permintaan perumahan khususnya tipe menengah. Kepastian regulasi perumahan juga menyebabkan para pengembang mulai aktif pada triwulan ini. Pada triwulan ini, sektor bangunan tumbuh 6,74 persen, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,41 persen.

Tabel 1.

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen) Lapangan Usaha Triw I-2011 Terhadap Triw IV-2010 Triw II-2011 Terhadap Triw I-2011 Triw I-2011 Terhadap Triw I-2010 Triw II-2011 Terhadap Triw II-2010 Sumber Pertumbuhan Triw II (y-on-y) Semester I-2011 Terhadap Semester I 2010 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Pertanian, Peternakan,

Kehutanan dan Perikanan -23,02 67,74 3,66 3,86 1,01 3,79 2 Pertambangan dan Penggalian 1,63 6,16 5,30 7,74 1,68 6,54 3 Industri Pengolahan 0,02 0,53 3,21 2,69 0,28 2,95 4 Listrik Gas dan Air Bersih 0,16 2,81 8,24 5,61 0,03 6,89 5 Konstruksi -12,84 3,15 6,41 6,74 0,35 6,58 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran -4,50 5,14 7,99 8,95 1,33 8,48 7 Pengangkutan dan Komunikasi -5,46 2,39 8,99 7,34 0,61 8,15 8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 1,39 0,60 7,90 4,88 0,20 6,36 9 Jasa-Jasa -13,17 9,85 8,03 7,46 0,66 7,73 PDRB -7,79 15,74 5,99 6,15 6,15 6,07 PDRB Tanpa Migas -7,79 15,96 6,20 6,34 6,28

Sektor-sektor dominan masih berperan dalam menyumbang pertumbuhan Kalimantan Selatan. Sektor yang memberikan sumber terbesar pada pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan II-2011 (y-on-y) adalah pertambangan dengan besaran sog (source of growth) sebesar 1,68 persen disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 1,33 persen, dan sektor pertanian yang sebesar 1,01 persen. Sedangkan sektor lainnya menunjukkan penurunan kontribusi dalam menyumbang pertumbuhan.

II. Besaran PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Triwulan I dan II 2011

Pada triwulan I-2011 PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 14,75 triliun, dan meningkat pada triwulan II-2011 menjadi Rp 17,36 triliun. Sementara kalau dihitung atas dasar harga konstan 2000, PDRB triwulan I-2011 mencapai Rp 7,13 triliun dan triwulan II-2011 adalah Rp 8,25 triliun.

Sektor lainnya mengalami perlambatan kecuali sektor bangunan

Sektor yang memberikan sumber terbesar pada triwulan II-2011 (y-on-y) adalah pertambangan dengan besaran sog (source of growth) sebesar 1,68 persen

(4)

Tabel 2.

PDRB Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Triw I-2011 Triw II-2011 Triw I-2011 Triw II-2011

(1) (2) (3) (4)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2.283,01 3.797,05 1.258,01 2.110,16

2 Pertambangan dan

Penggalian 3.880,76 4.442,09 1.715,51 1.821,11

3 Industri Pengolahan 1.506,37 1.547,13 825,63 830,04

4 Listrik Gas dan Air Bersih 92,10 95,91 40,01 41,13

5 Konstruksi 904,92 945,34 416,61 429,71

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 2.388,82 2.550,10 1.196,37 1.257,88

7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.398,22 1.446,69 681,51 697,79

8 Keuangan, Real Estat dan

Jasa Perusahaan 805,17 840,12 324,78 326,72

9 Jasa-Jasa 1.491,24 1.699,69 668,29 734,13

PDRB 14.750,61 17.364,12 7.126,71 8.248,67

PDRB Tanpa Migas 14.566,89 17.174,75 7.018,08 8.138,40

Tiga sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah bruto terbesar pada triwulan II-2011 adalah sektor pertambangan sebesar Rp 4,44 triliun, sektor pertanian sebesar Rp 3,80 triliun dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 2,55 triliun. Urutan berikutnya yaitu, sektor jasa-jasa Rp 1,70 triliun, sektor industri pengolahan Rp 1,55 triliun, sektor angkutan dan komunikasi Rp 1,45 triliun, sektor konstruksi Rp 0,95 triliun, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Rp 0,84 triliun, dan terakhir sektor yang terkecil NTB nya adalah sektor listrik, gas dan air bersih Rp 0,09 triliun.

III. Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi kalimantan Selatan telah mengalami pergeseran dimana sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi yang lebih besar dibanding sektor pertanian, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada tahun sebelumnya di triwulan II sektor pertanian memiliki kontribusi lebih besar dari sektor pertambangan karena pada triwulan tersebut sektor pertanian sudah mulai memasuki panen. Namun pada triwulan II-2011, meski sudah mulai memasuki masa panen raya tapi kontribusi sektor pertanian masih tertinggal dibanding sektor pertambangan dan penggalian. Sumbangan sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan ini sebesar 25,28 persen sedangkan sektor pertanian sebesar 21,87 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran turut memberikan sumbangan yang cukup besar yaitu 14,69 persen. Lebih dari separuh PDRB atas dasar harga berlaku pada

Struktur ekonomi telah mengalami pergeseran dimana sektor

pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi yang lebih besar dibanding sektor pertanian

(5)

Tabel 3

Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2011, (Persen)

Lapangan Usaha 2010 2011

Triw I Triw II Triw I Triw II

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan 16,26 23,49 15,48 21,87

2 Pertambangan dan Penggalian 23,44 21,64 26,31 25,58

3 Industri Pengolahan 10,60 9,42 10,21 8,91

4 Listrik Gas dan Air Bersi 0,64 0,59 0,62 0,55

5 Konstruksi 6,39 5,73 6,13 5,44

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 16,38 14,77 16,19 14,69

7 Pengangkutan dan Komunikasi 9,66 8,72 9,48 8,33

8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 5,62 5,11 5,46 4,84

9 Jasa-Jasa 11,01 10,53 10,11 9,79

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

PDRB Tanpa Migas 98,72 98,84 98,75 98,91

IV. PDRB Penggunaan

Dari sisi penggunaan atau permintaan, Laju pertumbuhan Kalimantan Selatan ditopang oleh kinerja konsumsi, investasi dan ekspor. Seluruh komponen ekonomi sisi permintaan menunjukkan kinerja yang meningkat pada triwulan ini.

Komponen konsumsi baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah mengalami peningkatan. Meningkatnya konsumsi rumah tangga dari 1,09 persen (q to q) pada triwulan I-2011 menjadi 1,24 persen di triwulan II-2011, disebabkan oleh masa liburan sekolah yang meningkatkan pengeluaran rumah tangga terutama untuk konsumsi transportasi, hiburan dan rekreasi. Sementara itu konsumsi pemerintah mengalami peningkatan berarti dikarenakan belanja pemerintah sudah mulai dikucurkan lebih banyak pada triwulan ini.

Kinerja ekspor mengalami peningkatan baik ekspor luar negeri maupun ekspor antar daerah. Komponen ekspor memiliki pangsa terbesar dalam perekonomian kalimantan selatan (72,80 %) tumbuh sebesar 16,74 persen (q to q), jauh lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya yang hanya 0,97 persen (q to q). Ekspor bahan tambang khususnya batubara sebagai energi alternatif mengalami lonjakan pada triwulan ini dipengaruhi meningkatnya harga minyak bumi. Meningkatnya permintaan terhadap komoditas batubara dapat terpenuhi karena iklim yang mendukung.

Komponen investasi turut mengalami peningkatan. Meningkatnya belanja pembangunan pemerintah diduga sebagai faktor yang menyebabkan kenaikan investasi. Pembangunan gedung baru perkantoran pemprov di Banjarbaru juga memberi andil

Komponen konsumsi baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah mengalami peningkatan

Kinerja ekspor mengalami peningkatan baik ekspor luar negeri maupun ekspor antar daerah

Meningkatnya belanja pembangunan pemerintah diduga sebagai faktor yang

(6)

Tabel 4.

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan (Persen) Jenis Penggunaan Triw I-2011 Terhadap Triw IV-2010 Triw II-2011 Terhadap Triw I-2011 Triw I-2011 Terhadap Triw I-2010 Triw II-2011 Terhadap Triw II-2010 Sumber Pertumbu han Triw II (y-on-y) Semester I-2011 Terhadap Semester I 2010 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 1,09 1,24 6,40 6,21 2,73 6,30 2 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah -19,13 5,19 8,74 7,18 0,85 7,93 3 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) -3,48 3,58 7,78 8,10 1,37 7,94 4 Ekspor Barang dan Jasa 0,97 16,74 -0,61 12,05 8,12 5,81 5 Dikurangi Impor Barang dan

jasa 5,68 2,24 5,77 13,39 4,85 9,49 PDRB -7,79 15,74 5,99 6,15 6,15 6,07

Besaran PDRB penggunaan semua komponen mengalami peningkatan pada triwulan II-2011 baik secara harga berlaku maupun harga konstan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga berlaku triwulan I-2011 sebesar Rp 7,67 triliun, meningkat menjadi Rp 7,86 triliun pada triwulan II-2011. Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga konstan 2000, triwulan II-2011 sebesar 3,63 triliun, meningkat dari triwulan I-2011 yang hanya 3,59 triliun.

Demikian pula komponen ekspor atas dasar harga berlaku sebesar Rp 12,64 triliun meningkat bila dibandingkan triwulan I-2011 yang sebesar Rp 10,60 triliun. Sedangkan ekspor atas dasar harga konstan 2000, , triwulan I2011 sebesar 5,87 triliun, meningkat dari triwulan I-2011 yang hanya 5,05 triliun.

Tabel 5.

PDRB Menurut Penggunaan

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Milyar rupiah)

Jenis Penggunaan Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Triw I-2011 Triw II-2011 Triw I-2011 Triw II-2011

(1) (2) (3) (4)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 7.671,26 7.855,66 3.586,94 3.631,43

2 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.217,29 2.367,61 940,75 989,55

3 Pembentukan Modal Tetap Bruto

(PMTB) 3.171,40 3.418,78 1.373,02 1.422,24

4 Ekspor Barang dan Jasa 10.600,23 12.641,78 5.050,99 5.866,82

5 Dikurangi Impor Barang dan jasa 8.152,81 8.405,30 3.124,91 3.194,79

PDRB 14.750,61 17.364,12 7.126,71 8.248,67

(7)

(45,24 persen). Pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami penurunan peranan dari 52,01 persen di triwulan I-2011 menjadi 45,24 persen di triwulan II-2011.

Tabel 6

Struktur PDRB Menurut Penggunaan Tahun 2010-2011, Triwulan I-II 2010 dan Triwulan I-II 2011

(Persen)

Jenis Penggunaan 2010 2011

Triw I Triw II Triw I Triw II

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 55,65 49,22 52,01 45,24

2 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 15,62 14,36 15,03 13,64

3 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 22,59 20,17 21,50 19,69

4 Ekspor Barang dan Jasa 81,96 72,12 71,86 72,80

5 Dikurangi Impor Barang dan jasa 58,02 47,74 55,27 48,41

Referensi

Dokumen terkait

Tersedianya data dan informasi jumlah gabah yang digiling dan stok gabah dan beras di penggilingan untuk bahan analisis.. AKP

Memanfaatkan perkembangan aplikasi smartphone berbasis android dan arduino, maka dapat dibuat sebuah alat pengendali seperti saklar elektronik yang membantu masyarakat

WT Strategi: UKM Kerupuk Kulit dapat meningkatkan kualitas produk seperti merek, perijinan, BPOM pegemasan.Berdasarkan hasil obsevasi dan pengamatan produk kerupuk

Naskah randai yang dijadikan sebagai objek penelitian dalam tulisan ini adalah Sabai Nan Aluih karya Wisran Hadi dan “Sabai Nan Haluih” karya Musra Dahrizal.. sebagai

Sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk sebenarnya hanya merupakan alat bantu untuk mendiagnosis penyakit apa yang

ISM Bogasari Flour Mills, maka kendala tujuan Rencana Target Produksi (RTP) untuk produk tepung terigu Piramida yang diasumsikan tidak efektif dan efisien untuk diproduksi

menggunakan instrumen lembar pengamatan aktivitas guru dan peserta didik yang telah dibimbing, (2) Data tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

Sedangkan al-T{abari> dalam tafsirnya mengemukakan bahwa, berkaitan dengan qira>’ah ganda pada lafadz ‚la>mastum‛ beliau memilih sikap untuk mentarjih