PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK SAMBILOTO (
Andrographis
paniculata,
Nees) DAN EKSTRAK DAUN DEWA (
Gynura segetum
(Lour.), Merr) SEBAGAI ANTIPIRETIK DENGAN HEWAN COBA
MENCIT GALUR SWISS WEBSTER
Rafaela Elleny Rinaldy
1, Hanna Ratnawati
2, Diana Krisanti
Jasaputra
31. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
2. Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung 3. Bagian Ilmu Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Fakultas Kedokteran, Universitas Maranatha
Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Pengobatan demam dapat menggunakan obat sintetis atau dengan tanaman obat.Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya efek antipiretik ekstrak sambiloto dan ekstrak daun dewa. Metode analisis menggunakan ANAVA satu arah dengan uji lanjut Tukey HSD dengan = 0,05. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan menggunakan 24 ekor mencit yang terbagi ke dalam 4 kelompok uji.
Kelompok pertama diberi ekstrak sambiloto, kelompok kedua diberi ekstrak daun dewa, satu kontrol positif dan satu kelompok pembanding.Hasil percobaan didapatkan suhu mencit setelah pemberian bahan uji sambiloto, memberikan hasil berbeda sangat bermakna (p = 0,000) dengan kontrol positif yang hanya diinduksi demam dan diberi akuades, sedangkan daun dewa memberikan hasil berbeda bermakna (p = 0,046).Sambiloto dibandingkan daun dewa memberikan hasil berbeda sangat bermakna (p = 0,000).
Simpulan dari penelitian ini yaitu ekstrak sambiloto dan ekstrak daun dewa mempunyai efek antipretik, dimana potensi efek antipiretik ekstrak sambiloto lebih baik dibandingkan ekstrak daun dewa.
Kata kunci : antipiretik, ekstrak, sambiloto, daun dewa, mencit
ABSTRACT
Fever can be cured by using synthetic drugs and traditional medicine, like herbs. This study aimed to investigate the antipyretic effect of sambiloto extract and dewa leaf extract. The measurement of mice’s temperature was statistically analyzed with one way ANAVA continued by Tukey HSD, with = 0,05. This study was a laboratory experimental research by using 24 mice were divided into 4 groups. The first group was given Sambiloto extract, the second group was given dewa leafextract , positive control and the comparison group. The result of this test proved that the mice body temperature that was given Sambiloto extract decreased the temperature of the group of mices very significantly (p = 0,000) compared to the positive control group that was only given aquadest. Dewa leaf decreased significantly (p = 0,046) the temperature of the group of mices. Temperature after Sambiloto extract was given, show highly significant different (p = 0,000) with Dewa leaf.
The conclusion from this research wasSambiloto’s leaf extract and dewa’s leaf extract had the antipyretic effect, where the potential effect antipyretic of Sambiloto extract was better than dewa leaf. Keywords: antipyretic, extract, sambiloto, dewa leaf, mice
PENDAHULUAN
Keadaan demam sejak zaman Hippocrates sudah diketahui sebagai pertanda penyakit(4). Obat-obatan yang dapat menurunkan demam disebut obat-obat antipiretik. Obat-obat yang digunakan untuk mengatasi demam antara lain parasetamol, asetosal, fenasetin dan antipirin(6).
Obat-obat tersebut dengan
penggunaan jangka panjang dan
berlebihan dapat menyebabkan
kerusakan hati dan pendarahan pada saluran cerna(1). Pemanfaatan tanaman obat yang digunakan secara tepat kurang menimbulkan efek samping dibandingkan dengan obat sintetis. Pemanfaatan tanaman obat untuk menjaga kesehatan atau penyakit
tergolong murah dan mudah
dilaksanakan oleh setiap keluarga(7).
Beberapa tanaman yang dapat
dimanfaatkansebagai tanaman obat tradisional antara lain sambiloto dan daun dewa. Secara kimiawi sambiloto
mengandung flavonoid dan
lakton.Pada lakton, komponen
utamanya adalah andrographolide, yang juga merupakan zat aktif utama dari tanaman ini. Khasiat sambiloto diketahui yaitu sebagai anti-bakteri,
antiradang, imunostimulan,
penghilang nyeri (analgesik), pereda
demam(2). Berdasarkanpengalaman
empiris diketahui bahwa daun dewa bersifat antikoagulan, menurunkan panas, membersihkan racun, dan diuretik(3). Berdasarkan penelitian, sari daun dewa segar dosis 0,01 ml/10 g BB yang diberikan secara oral pada mencit memberikan efek analgesik lebih baik daripada asetosal sebagai pembanding(5).
TUJUAN PENELITIAN
Menilai efek ekstrak sambiloto
(Andrographis paniculata, Nees)
sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster, menilai efek ekstrak daun dewa (Gynura segetum (Lour.)
Merr) sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster dan menilai potensi antara ekstrak sambiloto
(Andrographis paniculata, Nees) dan
ekstrak daun daun dewa (Gynura
segetum (Lour.) Merr) sebagai
antipiretik pada mencit galur Swiss Webster.
ALAT, BAHAN DAN CARA
Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, bersifat komparatif, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan subjek penelitian hewan coba mencit galur
Swiss Webster.Metode analisis
menggunakan ANAVA satu arah dengan uji lanjut Tukey HSD dengan = 0,05. Pada penelitian ini pertama
mencitdiletakkandalamkotakplastikuk
uran 30x40 cm,
diberisekam.Seluruhmencitdibagiseca raacakkedalam 4 kelompok, masing-masing 7 ekor (1 ekor untuk cadangan). Mencit dipuasakan ± 18
jam, minum tetap
diberikan.Kemudian dilakukan uji pemberian ekstrak sambiloto dan ekstrak daun dewa terhadap mencit jantan galur Swiss Webster untuk melihat efeknya terhadap suhu tubuh mencit setelah diinduksi dengan vaksin Diptheri Pertusis Tetanus (DPT)sebanyak 0,5 ml dan ditunggu selama 30 menit. Data yang diukur adalah suhu tubuh mencit dalam derajat Celsius setiap 15 menit hinga menit ke-120 setelah pemberian ekstrak sambiloto dan ekstrak daun dewa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1 Suhu mencit sebelum induksi demam Men cit Sambil oto (OC) Da un de wa (OC ) Kont rol + (OC) Kontrol pemban ding (OC) 1 34.30 35. 80 36.00 36.30 2 35.80 35. 60 35.70 35.30 3 34.60 36.10 35.80 35.80 4 35.70 36. 40 34.10 35.50 5 35.80 36.00 36.00 34.50 6 35.60 36.20 36.50 35.70 Rera ta 35.30 36. 02 35.68 35.52
Pada uji homogenitas, nilai p yang diperoleh adalah p= 0,273. Hal ini menunjukkan bahwa suhu mencit
awal sebelum induksi adalah
homogen.
Setelah pengukuran suhu awal, mencit diinduksi demam dengan menggunakan vaksin DPT, tiga puluh menit kemudian, diberikan bahan uji,
lalu pengukuran suhu mencit
dilakukan setiap 15 menit setelah pemberian bahan uji sampai menit ke 120. Hasil pengukuran suhu tersebut yaitu pada menit ke 15 sampai menit ke 120 dirata-rata.Hasilnya disajikan dalam tabel 2.
Tabel 2 Rerata Suhu Tubuh Mencit yang Diinduksi Demam Setelah Pemberian Bahan Uji Men cit Sambil oto (OC) Da un de wa (OC ) Kont rol + (OC) Kontrol pemban ding (OC) 1 35.83 37. 44 38.20 35.76 2 37.19 37. 34 37.99 36.04 3 35.65 37. 24 37.63 35.83
4 36.35 37.21 37.55 36.10 5 35.68 37.66 38.09 35.95 6 36.13 37.09 37.95 36.33 Rera ta 36.14 37.33 37.90 36.00
Hasil uji statistik menggunakan ANAVA satu arah dan diperoleh nilai
p= 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya perbedaan minimal pada sepasang kelompok.Perbedaan antar
kelompok selanjutnya diuji
menggunakan uji lanjut dengan metode Tukey HSD.Hasilnya disajikan pada tabel 3.
Tabel 3 Hasil Uji Lanjut Perbedaan Suhu Pada Tiap Kelompok
Perlakuan Samb iloto 36,14 OC Da un de wa 37, 33 OC Kon trol posi tif 37,9 0 OC Kontrol pemba nding 36,00 OC Sambil oto ** ** NS Daun dewa * ** Kontrol positif ** Kontrol pemba nding
Pemberian bahan uji berupa sambiloto
(36,14OC) memberikan penurunan
suhu pada mencit yang diinduksi
demam menggunakan vaksin DPT yang berbeda sangat bermakna (p =
0,000) dengan kontrol positif
(37,90OC). Sedangkan daun dewa
(37,33OC) memberikan penurunan
suhu pada mencit yang diinduksi demam menggunakan vaksin DPT dengan perbedaan yang bermakna (p = 0,046) secara statistik. Potensi pemberian bahan uji sambiloto
sebagai antipiretik lebih baik
dibandingkan daun dewa. Pemberian sambiloto sebagai antipiretik memiliki potensi yang sama (p = 0,904) dengan paracetamol (36,00 OC).
DISKUSI
Pada penelitian ini didapatkan perbedaan sangat bermakna (p=0,000) antara kelompok perlakuan sambiloto dengan kelompok perlakuan kontrol positif yang hanya diinduksi demam menggunakan vaksin DPT.Hal ini
menunjukkan bahwa sambiloto
berkhasiat menurunkan demam.
Kelompok perlakuan daun dewa
dibandingkan dengan kelompok
perlakuan kontrol positif
menunjukkan perbedaan bermakna, hal ini berarti daun dewa dapat menurunkan demam tetapi tidak sampai suhu normal. Pernyataan daun dewa mempunyai efek antipiretik
Marmuwati, sedangkan sambiloto
sesuai dengan penelitian yang
mengatakan bahwa flavanoid yang terkandung dalam sambiloto dan
daun dewa bekerja dengan
menghambat sintesis prostaglandin sehingga menurunkan demam(8).
SIMPULAN
Ekstrak daun sambiloto
(Andrographispaniculata, Nees)
memiliki efek antipiretik pada mencit galur Swiss Webster, ekstrak daun dewa (Gynura pseudochina (Lour.), Merr.) memiliki efek antipiretik pada mencit galur Swiss Webster, ekstrak sambiloto (Andrographispaniculata, Nees) memiliki potensi yang lebih baik sebagai antipiretik dibandingkan ekstrak daun dewa (Gynura
pseudochina (Lour.), Merr.) pada
mencit galur Swiss Webster.
SARAN
Penelitian ini merupakan
pendahuluan yang perlu dilanjutkan
dengan penelitian-penelitian lain
seperti uji toksisitas, penentuan dosis yang optimal dan uji pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganiswarna, S.G. Farmakologi dan
Terapi. 4. Jakarta: Gaya Baru, 2005.
2. Hadi, Dalimartha S dan. sambiloto.
Juli 14, 2008. (accessed 2007). 3. Muhlisah, Ir. Fauziah. Tanaman
Obat Keluarga. Jakarta: Penebar
Swadaya, 2001.
4. Nelwan, R.H.H. IPD.
Internapublishing, 2006.
5. Pudjiastuti.Penelitian khasiat biji ketumbar (Coriandrum sativum L.)
sebagai analgesik pada mencit. Bogor:
Badan Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO) dengan Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (PERHIPBA). , 1996.
6. Rahardja, Tan Hoan Djay dan Kirana. Obat-obat
Penting:Khasiat,Penggunaan dan
Efek-efek Sampingnya. 5. Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2002.
7. Santoso, Hieronymus Budi. Toga 1 Tanaman Obat Keluarga,Penyembuh: Asma,Batuk Pilek,Bronchitis,Luka,Sakit
Perut. Yogyakarta: Kanisius, 1999.
8. Setoaji, and Prambudi Arie. Efek Antipiretik Ekstrak Tanaman Sambiloto (ANdrograpis paniculata Ness) Pada