• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PADA KOMUNITAS PENGRAJIN EMPING UNTUK PEMBERDAYAAN USAHA BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PADA KOMUNITAS PENGRAJIN EMPING UNTUK PEMBERDAYAAN USAHA BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG"

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN PANDEGLANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh

Erin Nurfajriah NIM 6661111964

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)
(3)
(4)
(5)

Kreatif Pada Komunitas Pengrajin Emping Untuk Pemberdayaan Usaha Berbasis Masyarakat Di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang. Pembimbing I: Dr. Suwaib Amiruddin., M.Si dan Pembimbing II: Titi Stiawati., M.Si

Ekonomi kreatif merupakan salah satu cara dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menggunakan kreativitas dan ide yang dimiliki oleh masyarakat. Namun, manajemen pengembangannya belum dilaksanakan dengan efektif. Pelatihan dan pembinaan yang diberikan tidak merata, terbatas, dan tumpang tindih. Selain itu tidak adanya pengawasan untuk pengrajin emping. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen pengembangan ekonomi kreatif pada komunitas pengrajin emping untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes. Penelitian ini bertitik tolak dari teori Fungsi Manajemen dari John F. Mee (2001) yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara semi struktur, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data yang digunakan menurut Miles & Huberman. Hasil dan kesimpulannya adalah proses perencanaan tidak didukung dengan sosialisasi dan belum terciptanya proses kerjasama yang baik antar dinas dengan pengrajin emping, sedangkan bentuk pengembangan yang tidak diterapkan dengan syarat atau aturan untuk mendapatkannya. Selain itu, manajemennya belum efektif karena selain dari proses sampai bentuk pengembangannya pengawasannya tidak dilaksanakan dengan rutin. Sarannya adalah harus adanya sosialisasi tentang pengembangan dalam pelaksanaan perencanaan, ciptakan kerjasama yang baik antar pihak yang bersangkutan, dan jumlah tenaga lapangan harus sesuai dengan jumlah kelompok pengrajin

(6)

Erin Nurfajriah, NIM. 6661111964, Skripsi. Development Management of Economy Creative on Emping Industries Community for Establishing Business Public in Menes, Pandeglang. Guidance I: Dr. Suwaib Amiruddin., M.Si and Gudance II: Titi Stiawati., M.Si

Creative economy is one of the ways to enhance public economy by using creativities and ideas of public. Howover, management of its development has not been done effectively. Some of trainings given is limited and overlapped. Besides, there is no control system for the whole home industries of emping. This research aims to know about management system of creative economy development on emping industries community for establishing their public busibess in Menes area. This research uses The Management Functions theory by John F.Mee whice is consisted of planning, organizing, actuating, and controlling. Descriptive method and qualitative approach are used in this research. All data needed is collected by semi-structure intervies, observation, and documentation study. Data analyzing technique used in this research refers to Miles and Huberman. This research result that planning process is not supported by socialization and there is no cooperative proces between government and emping industries. Meanwhile, the development system is done without regulation. Besides, management system of emping industries does not work effectively. As an oponion, planning socialization should be done, working cooperatively, and managing all human resources exist in controlling system.

(7)

yang kamu lakukan

Skripsi ini kupersembahkan:

Mamah dan Bapak dan Almarhum

Mbah dan orang-orang yang sudah

(8)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti untuk dapat

menyelesaikan penyusunan proposal skripsi yang berjudul “Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang”.

Proposal skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana Ilmu Sosial pada konsentrasi kebijakan publik program

studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

Terimakasih atas dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu secara

moril maupun materiil dalam melakukan penelitian untuk kelancaran proposal skripsi

ini, secara khusus untuk doa yang tiada terputus dari kedua orang tua atas jerih payah

yang tulus ikhlas dalam mendidik dan juga kepada keluargaku. Sehubungan dengan

hal itu maka peneliti juga menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.sos., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Rahmawati, S,sos., M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Iman Mukhroman, S.sos., M.Si., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S,sos., M.Si., selaku Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Ibu Listyaningsih, S.sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

(9)

ii

7. Bapak Riswanda, S.Sos., M.PA., Ph.D., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

memberikan masukan atau kritikan yang membangun, memberikan semangat

dan motivasi.

11.Ibu Rini Handayani., M.Si., selaku Dosen Penguji Proposal Skripsi dan selaku

Dosen Ketua Penguji Sidang Skripsi yang sudah memberikan saran dan ilmu.

12.Bapak Hasuri., M.Si., selaku Dosen Penguji Sidang Skripsi yang sudah

memberikan saran dan ilmu.

13.Kepada rekan-rekan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang,

Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pandeglang, Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang, dan Pengrajin Pembuat Emping

Melinjo di Kecamatan Menes yang telah memberikan izin kepada peneliti

untuk melakukan penelitian. Terima kasih atas bantuannya, motivasinya dan

pengalaman yang luar biasa sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian

ini.

14.Terima kasih kepada mamah, bapak, aa, dede, bi mpah, dan keluarga Hasan

Armani yang selalu memberikan semangat dan doa untuk teteh.

15.Terima kasih kepada sahabat-sahabat tercinta seperjuangan Uca, Kiki, Yenita,

Indri, Teh Ella, Teh Ririn, Olla, Tommy, Ubay, Novega, Nendi, Dodi, dan

yang lainnya yang selalu memberikan motivasi, berbagi pengalaman, selalu

(10)

iii

16.Terima kasih kepada sahabat-sahabat tercinta Syifa,, Dini, Devit, Putri, dan

Melinda selalu memberikan semangat, menjadi pendengar yang baik, menjadi

sahabat yang baik, dan menemani dalam penelitian ini.

17.Terima kasih kepada kawan-kawan ANE NR 2011 yang telah memberikan

ilmu dan pengalamannya.

18.Terima kasih untuk sahabat-sahabat dan teman-teman bermain yang selalu

mensupport dalam menyelesaikan penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun proposal skripsi ini masih jauh

dari sempurna. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun guna sempurnanya proposal skripsi ini. Peneliti berharap semoga

proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya untuk peneliti.

Serang, Desember 2015

Peneliti

(11)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR………. i

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR TABEL.……… vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1Latar Belakang………. 1

1.2Identifikasi Masalah………... 14

1.3Batasan Masalah ………... 15

1.4Rumusan Masalah……….. 15

1.5Tujuan Penelitian………... 16

1.6Manfaat Penelitian……….... 16

(12)

v

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN ASUMSI DASAR

PENELITIAN………... 23

2.1Landasan Teori………...……….. 23

2.1.1 Manajemen………... 23

2.1.2 Ekonomi Kreatif...………... 32

2.1.3 Pemberayaan...………... 37

2.2Penelitian Terdahulu……….. 44

2.3Kerangka Berfikir………... 46

2.4Asumsi Dasar ...………... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…...……… 50

3.1Metode Penelitian………... 50

3.2Fokus Penelitian……….... 51

3.3Lokasi Penelitian………... 52

3.4Fenomena yang Diamati……….... 52

3.5Instrumen Penelitian………... 54

3.6Penentuan Informan...……….... 55

3.7Teknik Pengumpulan Data………... 68

(13)

vi

3.9Jadwal Penelian... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN………... 73

4.1 Deskripsi Objek Penelitian... 73

4.2 Deskripsi Data... 79

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian... 82

4.4 Pembahasan... 113

BAB V Penutup...………... 123

5.1 Kesimpulan... 123

5.2 Saran... 124

DAFTAR PUSTAKA

(14)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Luas Lahan Produksi Sayuran Di Kabupaten Pandeglang... 6

Tabel 1.2 Daftar Kelompok Usaha Pengolahan Emping Melinjo di Kabupaten Pandeglang Tahun 2015... 7

Tabel 3.1 Informan Penelitian………... 56

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ...………... 63

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ………... 74

Tabel 4.1 Jumlah Wisatawan Berkunjung Ke Obyek Wisata dan Akomodasi yang ada di Kabupaten Pandeglang Tahun 2008-2014... 75

Tabel 4.2 Daftar Informan ... 82

(15)

viii

DAFTAR GAMBAR

(16)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Ijin Mencari Data

2. Tabel Inventarisir Kelompok Usaha Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2015

3. Tabel Data Kelompok Usaha Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2014-2015

4. Rencana Kerja dan Anggaran Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintahan Kabupaten Pandeglang Tahun Anggaran 2014

5. Tabel Banyaknya Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi Buah Melinjo dan Petai di Kabupaten Pandeglang

6. Data Pemetaan Produksi Sayuran di Kabupaten Pandeglang

7. Membercheck

8. Matriks Sebelum Reduksi Data

9. Matriks Setelah Reduksi Data

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah perekonomian dan pasar bebas menjadi tantangan terberat dalam

globalisasi. Globalisasi menyebabkan ketidakadilan ekonomi antara negara maju

dengan negara berkembang. Globalisasi menyuburkan negara maju dengan

kemampuan mereka mengambil hasil bumi dari negara berkembang dan kekuatan

mereka memberikan pengaruh ekonomi, sosial dan budaya ke negara-negara

berkembang, dalam rangka meningkatkan perekonomian Indonesia, Presiden RI

telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang

Pengembangan Ekonomi Kreatif Tahun 2009-2015.

Instruksi Presiden tersebut dikeluarkan untuk menciptakan lapangan kerja

dan mengentaskan kemiskinan. Pengembangan Ekonomi Kreatif diperlukan untuk

mengatasi jumlah kemiskinan agar tidak semakin meningkat. Pengembangan

Ekonomi Kreatif banyak ditentukan oleh perkembangan industri-industri kreatif di

tanah air. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang

Pengembangan Ekonomi Kreatif yang bertujuan untuk menciptakan daya kreasi

dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada

kesejahteraan masyarakat Indonesia, dengan sasaran, arah, dan strategi yang

(18)

Konsep Ekonomi Kreatif merupakan konsep di era ekonomi baru yang

menggunakan ide dan kreatifitas yang dimiliki sumber daya manusia dalam

kegiatan ekonomi untuk pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Konsep Ekonomi Kreatif semakin menjadi sorotan diberbagai negara

karena Ekonomi Kreatif ini dapat memberikan kontribusi nyata terhadap

perekonomian. Di Indonesia, Ekonomi Kreatif mulai terdengar saat pemerintah

mencari cara untuk meningkatkan daya saing produk nasional dalam menghadapi

pasar global.

Ekonomi Kreatif sangat tergantung kepada modal manusia (human capital atau intellectual capital, ada juga yang menyebutnya creative capital). Ekonomi Kreatif membutuhkan sumber daya manusia yang kreatif, yang mampu

melahirkan berbagai ide dan menterjemahkannya ke dalam bentuk barang dan jasa

yang bernilai ekonomi. Proses produksinya bisa saja mengikuti kaidah ekonomi

industri, tetapi proses ide awalnya adalah kreativitas.

Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki aneka ragam budaya,

aneka ragam bahasa, memiliki sumber daya alam yang berlimpah, memiliki

banyak etnis, pulau, suku bangsa, agama, dan salah satu negara yang memiliki

penduduk dengan jumlah banyak.

Pemerintah melalui Departemen Perdagangan bekerja sama dengan

Departemen Perindustrian dan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

(UKM) serta didukung oleh KADIN kemudian membentuk tim Indonesia Design

(19)

produk yang dapat diterima di Pasar Internasional namun tetap memiliki karakter

nasional. Setelah menyadari akan besarnya kontribusi Ekonomi Kreatif terhadap

negara maka pemerintah selanjutnya melakukan studi yang lebih intensif dan

meluncurkan cetak biru Pengembangan Ekonomi Kreatif.

Dalam upaya merangsang pertumbuhan dan mempromosikan industri

kreatif, Pemerintah mengadakan program-program berskala besar seperti :

Peluncuran studi pemetaan kontribusi industri kreatif Indonesia pada ajang Trade

Expo Indonesia, Pencanangan Tahun Indonesia Kreatif tahun 2009, Pekan Produk

Kreatif 2009, dan Pameran Ekonomi Kreatif.

Ekonomi Kreatif perlu dikembangkan karena Ekonomi Kreatif berpotensi

yang signifakan, menciptakan iklim bisnis yang positif, membangun cita dan

identitas bangsa, mengembangkan ekonomi berbasis kepada sumber daya yang

terbarukan, menciptakan inovasi dan kreatifitas yang merupakan keunggulan

kompetitif suatu bangsa, dan Memberikan dampak sosial yang positif.

Pengembangan Ekonomi Kreatif diawali dari kreatifitas yang sudah ada, sudah

berjalan, dan sudah tercipta. Pengembangan Ekonomi Kreatif dikelola oleh

Pemerintah Daerah untuk mendapatkan hasil lebih dari sebelum adanya

pengelolaan pengembangan dari Pemerintah.

Industri kuliner memiliki peran penting dalam Ekonomi Kreatif. Bersama

dengan industri kerajinan dan wisata, kuliner menjadi bagian dalam

pengembangan pariwisata lokal. Gerakan Ekonomi Kreatif pun akan dimulai

(20)

Banten memiliki beberapa macam wisata diantaranya adalah wisata alam

yang meliputi wisata pantai, wisata rekreasi, wisata cagar alam, dan wisata air

terjun. Selain itu, adapula wisata budaya yang meliputi wisata budaya kerajinan,

wisata budaya kesenian tradisional, dan wisata budaya masyarakat adat. Adapula

wisata rekreasi, wisata ziarah/religi, wisata situs bersejarah, dan wisata kuliner.

Wisata kuliner meliputi Sate Bandeng, Otak-otak, Nasi Sumsum, Kue Balok,

Emping, dan wisata-wisata kuliner lainnya yang terdapat di Provinsi Banten.

Kawasan wisata yang dimiliki suatu daerah dapat mendorong

pengembangan ekonomi kreatif suatu daerah, karena ketika wisatawan datang

berkunjung ke tempat objek wisata di suatu daerah maka wisatawan tersebut akan

mencari oleh-oleh ciri khas daerah tersebut. Banyak tempat wisata, hotel atau villa

atau cottages, dan restaurant atau rumah makan yang sudah memiliki ijin dan

terdaftar di Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga.

Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten yang terdapat di Provinsi

Banten yang memiliki banyak kawasan-kawasan pariwisata yang sudah terkenal

dan selalu ramai dikunjungi para wisatawan khususnya setiap masa liburan. Mulai

dari kawasan wisata pantai, wisata religi, wisata kuliner, dan wisata alam. Jumlah

wisatawan yang berkunjung baik wisata nusantara maupun wisata manca negara

setiap tahunnya naik.

Wisata kuliner yang terdapat di Kabupaten Pandeglang meliputi Emping

Melinjo, Otak-otak, Angeun Lada, Kue Jojorong, Kue Pasung, Balok Menes,

(21)

Wilayah agropolitan yang terdapat di Kabupaten Pandeglang adalah

Kecamatan Carita, Banjar, Cimanggu, Cigeulis, Pagelaran, Cikedal, Jiput, Menes,

Cibaliung, Cisata, Mandalawangi, Cadasari, dan Kecamatan Koroncong. Jenis

ekonomi kreatif yang terdapat di Kabupaten Pandeglang meliputi Emping Melinjo

yang terbuat dari bahan dasar melinjo, otak-otak yang terbuat dari bahan dasar

ikan, opak yang terbuat dari beras ketan, balok yang terbuat dari singkong, dan

beberapa jenis ekonomi kreatif lainnya yang terdapat di Kabupaten Pandeglang.

Luas lahan pertanian melinjo merupakan lahan terluas dibandingkan

dengan luas lahan pertanian produksi sayuran-sayuran yang lain, hal ini dapat

(22)

Tabel 1.1

Luas Lahan Produksi Sayuran di Kabupaten Pandeglang Tahun 2012

No. Komoditas Luas (Ha)

1. Bawang Merah 8

2. Bawang Daun 68

3. Sawi 126

4. Wortel 29

5. Kacang Panjang 445

6. Cabe Merah 329

7. Tomat 133

8. Terung 202

9. Ketimun 413

10. Melinjo 1.250

11. Petai 555

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang, 2012. Kelompok usaha pengolahan emping melinjo yang mendapatkan pelatihan

dan pembinaan dan bantuan-bantuan di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2015

terdapat 28 kelompok pengolahan emping sebagai berikut dalam tabel 1.2.

(23)

Tabel 1.2

Daftar Kelompok Usaha Pengolahan Emping Melinjo Tahun 2015

No. Kecamatan Desa

1. Labuan Sukamaju

2. Koroncong Pasir Karag

3. Patia Idaman dan Idaman

4. Carita Tembong dan Sukarame

5. Cigeulis Taruma Negara, Ciseureuheun, Waringin Jaya

6. Cikayung Angsana

7. Sumur Cigorondong

8. Cisata Kondang Jaya

9. Menes Menes dan Alas wangi

10. Saketi Ciandur

11. Pagelaran Bulagor, Tegal Papak, Bama Hilir, Maga Giri, Sindang Jaya, dan Montor.

12. Jiput Banyu Resmi

13. Cikedal Karya Utama

14. Kaduhejo Mandalasari

15. Banjar Kadu Maneuh

16. Pandeglang Kadomas

17. Mandalawangi Giri Pawarna

18. Cipeucang Cikaduduen

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015. Menes ditetapkan sebagai kawasan Agropolitan oleh pemerintah daerah

dengan penghasilan utama emping melinjo. Makanan Khas Menes yang terkenal

(24)

dari melinjo. Hasil produksi melinjo di Kecamatan Menes dengan banyak pohong

8.501 pohong dengan hasil produksi 3.809 kwintal (Tahun 2014). Disini,

diproduksi beragam emping dengan rupa-rupa rasa secara tradisional oleh

penduduk setempat. Di kecamatan ini terdapat APE (Asosiasi Pengrajin Emping).

Emping dikelola dan diproduksi ke berbagai daerah hingga manca negara. Di

Kecamatan Menes terdapat puluhan usaha skala rumah tangga yang memproduksi

emping melinjo. Hasil emping yang diproduksi 7 kwintal per bulan per rumah.

Setiap tahun produksi emping di Kecamatan Menes meningkat karena setiap

tahun memiliki peningkatan jumlah pelanggan. Untuk jumlah pengrajin emping

setiap produksi sampai 25 orang untuk pembuatana emping jenis keceprek dan 15

atau 20 orang untuk pembuatan emping yang dilakukan setiap seminggu sekali

pembuatannya. Sementara balok merupakan makanan yang terbuat dari singkong.

Singkong banyak ditanam di Menes dengan produksi 2.283 ton per tahun yang

ditanam di atas lahan 233 hektar. Selain itu, terdapat juga peternakan domba

dengan produksi rata-rata 5.743 ekor per tahun.

Besarnya potensi yang dimiliki dan peluang pengembangan yang masih

sangat terbuka lebar menyebabkan Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang

memberikan prioritas pada pengembangan sistem agribisnis emping melinjo,

termasuk di dalamnya koperasi. Koperasi dalam bentuk koperasi produksi

didirikan oleh pengrajin emping melinjo yang ada di Kecamatan Menes (hasil

wawancara dengan staf di Kantor Kecamatan Menes).

Pelatihan dan pembinaan merupakan salah satu cara untuk

(25)

pembinaan untuk pengrajin emping di Kabupaten Pandeglang dilaksanakan dari

tahun 2012. Pembinaan dan pelatihan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan

Peternakan Kabupaten Pandeglang dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Pasar Kabupaten Pandeglang untuk mengembangkan usaha pembuatan emping

yang merupakan hasil pertanian di Kabupaten Pandeglang.

Emping melinjo merupakan makanan khas Kabupaten Pandeglang yang

sudah terkenal dan dibuat dari melinjo yang ditanam di wilayah Kabupaten

Pandeglang. Emping Melinjo merupakan salah satu wisata kuliner yang berada di

daerah Kecamatan Menes. Emping melinjo menjadi salah satu usaha yang

merupakan Ekonomi Kreatif. Pembuatan emping melinjo dilakukan di

rumah-rumah warga. Sehingga, dalam usaha pembuatan emping melinjo ini ibu-ibu

rumah tangga tidak akan terganggu dalam mengurus rumah, anak, dan suaminya.

Emping melinjo yang terkenal terdapat di Kecamatan Menes dan emping melinjo

merupakan salah satu produk unggulan Kecamatan Menes.

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan yang telah ditemukan di

lapangan bahwa industri kreatif yang ada di Kecamatan Menes tumbuh dan

berproduksi selama ini adalah emping. Namun selama ini pengembangan

dilakukan oleh pengrajin itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan

kelompok pengrajin, Pemerintah tidak memberikan sosialisasi kepada masyarakat

tentang Ekonomi Kreatif itu sendiri. Hal ini berdasarkan hasil wawancara awal

dengan salah satu masyarakat Kecamatan Menes bahwa masyarakat masih awam

(26)

Pada observasi awal peneliti banyak menemukan beberapa masalah dalam

manajemen pemberdayaan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang. Dan permasalahan yang terkait dengan pengembangan ekonomi

kreatif emping melinjo di Kecamatan Menes. Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Pandeglang, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Pandeglang tidak memiliki kerjasama yang baik dalam mengembangkan ekonomi

kreatif emping melinjo. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang

memiliki tugas dalam penegmbangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes

karena emping melinjo merupakan salah satu jenis hasil pertanian di Kecamatan

Menes. Untuk Dinas Prindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang

memiliki tugas dalam pengembangan jenis ekonomi kreatif untuk proses

perdagangan dan pemasarannya. Hal ini berdasarkan hasil observasi awal dengan

salah satu staf di bidang usaha Dinas Pertanian dan Peternakan kabupaten

Pandeglang.

Kemudian dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan pada pasal 26h yang menjelaskan bahwa setiap pengusaha

pariwisata berkewajiban meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan

dan pendidikan. Pelatihan dan Pembinaan Ekonomi Kreatif yang dilakukan oleh

Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang telah berjalan setiap

tahun. Pelatihan dan pembinaan yang dilakukan setiap setahun sekali, namun

sesuai dengan wawancara awal yang telah dilakukan kepada salah satu pengrajin

Emping Melinjo di daerah Desa Alaswangi Kecamatan Menes bahwa pelatihan

(27)

dengan tidak adanya lagi pengawasan yang dilakukan dari Dinas Pertanian dan

Peternakan Kabupaten Pandeglang baik dalam pengawasan keuangan maupun

pengawasan teknis. Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan kurang optimal

karena dalam pelaksanaan lapangannya masyarakat belum mengembangkan

pelatihan yang didapat, hal ini dibuktikan dengan adanya proses pemasaran yang

masih dilakukan di daerah itu sendiri.

Pengembangan ekonomi kreatif Kabupaten Pandeglang yang dilaksanakan

dengan cara menampilkan dalam pameran yang rutin dilaksanakan setiap tahun

hanya dua merek emping melinjo yang di tampilkan dalam pameran. Emping

melinjo yang ditampilkan hanya emping melinjo yang berasal dari Desa

Alaswangi Kecamatan Menes dan dari Kecamatan Carita. Hal ini berdasarkan

hasil wawancara awal dengan Sekertaris Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Pandeglang.

Tidak semua jenis emping yang dihasilkan oleh masyarakat ditampilkan

dalam pameran. Pameran merupakan salah satu cara untuk mengembangan,

memperkenalkan, dan mempromosikan hasil masyarakat daerah sendiri. Pameran

yang diselenggarakan pemerintahan Kabupaten Pandeglang setiap setahun sekali

hanya menampilkan satu jenis emping hasil buatan salah satu masyarakat

pengrajin emping melinjo di Kecamatan Menes sedangkan untuk jenis emping

melinjo hasil masyarakat yang lain tidak diminta untuk ditampilkan. Hal ini

berdasarkan hasil observasi awal dengan salah satu masyarakat pengrajin emping

(28)

Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan setiap tahun oleh Dinas

Pertanian, Dinas Perindustrian, dan Dinas Ketahanan dan Pangan hanya

melibatkan beberapa pembuat emping saja sedangkan yang lainnya tidak. Hal ini

berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pembuat emping melinjo di

Kecamatan Menes.

Proses pemasaran yang dilakukan oleh para pengrajin emping melinjo

hanya diedarkan di daerah itu sendiri. Proses pemasaran yang dilakukan belum

diedarkan keluar daerah-daerah. Tidak ada kemajuan dari sebelum mendapatkan

pelatihan sampai dengan setelah mendapatkan pelatihan proses pemasaran hanya

dilakukan di tempat mereka sendiri. Hal ini berdasarkan hasil observasi awal

dengan salah satu masyarakat pengrajin emping melinjo di Kecamatan Menes

Kabupaten Pandeglang.

Kurangnya pengawasan terhadap keuangan yang telah diberikan kepada

pengrajin emping sebagai bantuan modal. Pengrajin emping melinjo yang

diberikan bantuan modal tidak diberikan tanggung jawab untuk melaporkan

bagaimana kondisi modal yang dimiliki setelah mendapatkan bantuan modal.

Modal yang diberikan berupa uang sebesar Rp.5.000.000 dan bantuan pembuatan

bangunan dan mesin-mesin yang dibutuhkan oleh pengrajin emping dalam

menunjang kemajuan usaha. Tetapi tidak pernah dilaksakan pengawasan atau

pengontrolan terhadap bantuan yang diberikan pemerintah. Hal ini berdasarkan

hasil observasi awal yang saya lakukan ke Desa Alaswangi tempat pembuatan

(29)

Selain itu, tidak ada pula pengawasan terhadap proses pengembangan

pemasaran yang dilakukan oleh pengrajin emping melinjo oleh pemerintah setelah

mendapatkan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk masyarakat

pengrajin emping melinjo. Hal ini berdasrakan hasil observasi awal kepada salah

satu masyarakat pengrajin emping di Kecamatan Menes.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di atas, kondisi

lapangan koordinasi pemberdayaan sudah ada tetapi terjadinya tumpang tindih

dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan pelatihan dan pembinaan bagi pengrajin

emping oleh setiap dinas terkait tidak di dasarkan kerjasama sehingga tidak jelas

apa saja tugas masing-masing dinas dalam pelatihan yang dilaksanakan.

Dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009

tentang pengembangan ekonomi kreatif terdapat 6 sasaran pengembangan

ekonomi kreatif berdasarkan hasil observasi awal peneliti, sasaran poin 1 yaitu

insan kreatif dengan pola pikir dan moodset kreatif dibutuhkan untuk pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes. Hal tersebut karena dalam

pengolahan emping melinjo di Kecamatan Menes masih banyak masyarakat yang

menggunakan teknik tradisional contohnya dalam rasa emping yang hanya rasa

original. Hal tersebut mencirikan belum terciptanya insan yang kreatif dengan

pola pikir dan moodset kreatif.

Alasan saya sebagai peneliti memilih jenis ekonomi kreatif emping

melinjo di Kecamatan Menes karena berdasarkan masalah-masalah yang saya

(30)

agropolitan tetapi masyarakat masih lemah dalam memanfaatkannya untuk

pengembangan dan kesejahteraan masyarakat. Pertanian melinjo di Kecamatan

Menes sangat baik karena jenis tanah yang dimiliki oleh Menes sangat baik untuk

pertanian melinjo. Selain itu, Menes dikenal sebagai daerah yang pertama kali

memproduksi emping melinjo di Kabupaten Pandeglang dan terkenal sebagai

daerah penghasil emping melinjo dengan kualitas sangat baik. Emping melinjo

merupakan potensi yang sangat bagus untuk membantu pengembangan ekonomi

kreatif di Kecamatan Menes karena emping melinjo mempunyai daya tarik untuk

wisatawan yang datang ke daerah-daerah wisata yang terdapat di Kabupaten

Pandeglang ketika berkunjung.

Maka saya sebagai peneliti mengambil judul penelitian dengan judul

"Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif pada Komunitas Pengrajin

Emping untuk Pemberdayaan Usaha Berbasis Masyarakat di Kecamatan

Menes".

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi dalam penelitian saya adalah sebagai berikut:

1. Tidak adanya koordinasi antar dinas-dinas terkait yaitu Dinas

Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang dan Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pandeglang dalam proses

pengembangan ekonomi kreatif.

2. Pelatihan dan pembinaan yang diberikan kurang optimal dan sangat

(31)

pemasaran hanya di daerah itu sendiri yaitu hanya di Kecamatan

Menes itu sendiri. Kemudian terbatasnya jumlah pengrajin emping

melinjo mendapatkan pelatihan dan pembinaan untuk

mengembangkan usahanya yang merupakan ekonomi kreatif.

3. Tidak adanya pengawasan dalam proses pemasaran setelah

diselenggarakan pelatihan.

4. Tidak adanya pengawasan terhadap kondisi keuangan yang

merupakan bantuan modal yang diberikan kepada pengrajin emping.

5. Terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan pelatihan dan

pembinaan.

1.3 Batasan Masalah

Batasan Masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang dan

identifikasi masalah di atas adalah Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif

pada Komunitas Pengrajin Emping di Kecamatan Menes dengan jenis ekonomi

kreatif tanaman melinjo dalam bentuk emping melinjo.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan

Menes?

2. Bagaimana bentuk pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan

(32)

3. Bagaimana manajemen pengembangan ekonomi kreatif pada komuntas

pengrajin emping untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di

Kecamatan Menes?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimana manajemen

pengembangan ekonomi kreatif pada komunitas pengrajin emping untuk

pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dapat dirasakan oleh semua pihak,

terutama bagi pihak yang mempunyai kepentingan langsung terhadap

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini. Adapun manfaat penelitian

adalah sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat teoritis

1. Pendalaman pemahaman tentang Manajemen Pengembangan

Ekonomi Kreatif pada komunitas pengrajin emping untuk

pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes.

2. Sumbangsih pemikiran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan

terutama tentang bidang studi ilmu sosial dan ilmu politik.

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Bagi mahasiswa dapat menggunakan sebagai observasi awal

mencari data dan lokasi untuk mempersiapkan Mata Kuliah Skripsi

(33)

2. Bagi pihak lain diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna

sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian lebih

lanjut dalam bidang pemerintahan daerah serta sebagai sumber atau

referensi terkait organisasi pemerintahan.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menjelaskan mengapa peneliti mengambil

judul penelitian tersebut, juga menggambarkan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti yang tentunya relevan

dengan judul yang diambil. Materi dari uraian ini, dapat bersumber

dari hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya, hasil seminar

ilmiah, hasil pengamatan, pengalaman pribadi, dan intuisi logik.

Latar belakang timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas,

faktual dan logik.

1.2 Identifikasi Masalah

Mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari

judul penelitian atau dengan masalah atau variable yang akan

diteliti. Identifikasi masalah biasanya dilakukan pada studi

(34)

berbagai sumber sehingga semua permasalahan dapat

diidentifikasi.

1.3 Batasan Masalah

Menetapkan masalah yang paling penting dan berkaitan dengan

judul penelitian. Kalimat yang biasa dipakai dalam pembatasan

masalah ini adalah kalimat pernyataan.

1.4 Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah mendefinisikan permasalahan yang

telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan definisi

operasional.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin

dicapai dengan dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang

telah dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan

isi dan rumusan masalah.

1.6 Manfaat Penelitian

Menggambarkan tentang manfaat penelitian baik secara praktis

maupun teoritis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

(35)

2.1 Tinjauan Pustaka

Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan

variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi

yang digunakan untuk merumuskan masalah.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari

berbagai sumber ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi, atau Jurnal

Penelitian.

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca.

2.4 Asumsi Dasar Penelitian

Menyajikan prediksi penelitian yang akan dihasilkan sebagai

hipotesa kerja yang mendasari penulisan sebagai landasan awal

penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Sub bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian,

yaitu: survei (deskriptif analistis, eksplanatori, eksperimental, atau

(36)

2.1.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian

Sub bab ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian

penelitian yang akan dilakukan.

2.1.3 Lokasi Penelitian

Tempat atau lokus yang dijadikan penelitian.

2.1.4 Instrumen Penelitian

Sub bab ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat

pengumpul data yang digunakan. Dalam penelitian kualitatif

instrumennya adalah peneliti itu sendiri.

2.1.5 Penentuan Informan

Sub bab ini menjelaskan tentang orang yang dijadikan sumber

untuk mendapatkan data dan sumber yang diperlukan dalam

penelitian. Dapat diperoleh dari kunjungan lapangan yang

dilakukan di lokasi penelitian, dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling.

2.1.6 Teknik Pengumpulan Data

Menguraikan teknik pengumpulan data hasil penelitian dan cara

menganalisis yang telah diolah dengan menggunakan teknik

pengolahan data sesuai dengan sifat data yang diperoleh, melalui

(37)

2.1.7 Keabsahan Data

Sub bab ini menggambarkan sifat keabsahan data dilihat dari

objektifitas dalam subjektivitas. Untuk dapat mendapat data yang

objektif berasal dari unsur subjektivitas objek penelitian, yaitu

bagaimana menginterpretasikan realitas sosial terhadap

fenomena-fenomena yang ada.

3.8 Jadwal Penelitian

Menjelaskan tentang tahapan waktu penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi

penelitian secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau

sampel yang telah ditentukan serta hal lain yang berhubungan

dengan objek penelitian.

4.2 Hasil Penelitian

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah

dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif.

4.3 Pembahasan

(38)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat,

jelas, sejalan dan sesuai dengan permasalahan serta hipotesis

penelitian.

5.2 Saran

Berisi rekomendasi dari peneliti terhadap tindak lanjut dari

sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara

teoritis maupun praktis.

DAFTAR PUSTAKA

Memuat daftar referensi (literatur lainnya) yang digunakan dalam

penyusunan skripsi, daftar pustaka hendaknya menggunakan literatur yang

mutakhir.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Memuat tentang hal-hal yang perlu dilampirkan untuk menunjang

penyusunan skripsi, seperti lampiran table-tabel, lampiran grafik,

(39)

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Landasan Teori sangat penting dalam sebuah penelitian terutama dalam

penulisan skripsi peneliti tidak bisa mengembangkan masalah yang mungkin di

temui di tempat penelitian jika tidak memiliki acuan landasan teori yang

mendukungnya. Dalam skripsi landasan teori layaknya fondasi pada sebuah

bangunan. Bangunan akan terlihat kokoh bila fondasinya kuat, begitu pula dengan

penulisan skripsi, tanpa landasan teori penelitian dan metode yang digunakan

tidak akan berjalan lancar. Peneliti juga tidak bisa membuat pengukuran atau tidak

memiliki standar alat ukur jika tidak ada landasan teori.

Adapun landasan teori yang peneliti gunakan dalam peneltitian ini adalah

sebagai berikut:

2.1.1 Manajemen

2.1.1.1 Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari

fungsi-fungsi manajemen itu. Pengertian manajemen menurut beberapa

(40)

Menurut Drs. H. Malayu Hasibuan (2001: 2) ,“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur peoses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu

tujuan tertentu”.

Menurut Andrew F. Sikula dalam Hasibuan (2001: 2) "Management in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, and decision making activities performed by any organizing in order to coordinate the varied resoyrces of the entrprise so as to bring an efficient ceration of some product or service”.

Artinya: “Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien”.

Menurut G.R. Terry dalam Hasibuan (2001: 2) , “Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources”.

Artinya: “Manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya”.

Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam Hasibuan (2001: 3) , “Management is getting things done through people. In bringing about this coordinating of group activity, the manager, as a manager plans, organizes, stafs, direct, and control the activities other people”.

(41)

perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan

penegndalian”.

Menurut James A.F. Stoner dalam Handoko (1984: 8) “Manajemen

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber

daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi

yang telah ditetapkan”.

Dari beberapan pengertian para ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses dalam mengatur

untuk mencapai suatu tujuan dengan tindakan-tindakan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

2.1.1.2 Asas-Asas Manajemen

Asas-asas umum manajemen menurut para ahli adalah sebagai berikut:

A. Henry Fayol dalam Hasibuan (2001: 10) , asas-asas menejemen adalah meliputi sebagai berikut:

a) Division of Work (Asas Pembagian Kerja)

Asas ini sangat penting, karena adanya limit factors, artinya ada keterbatasan-keterbatasan manusia dalam mengerjakan semua pekerjaan, yaitu:

1. Keterbatasan waktu

2. Keterbatasan pengetahuan

3. Keterbatasan kemampuan

4. Keterbatasan perhatian

(42)

diperlukan, baik pada bidang teknis maupun pada bidang kepemimpinan.

Asas pembagian kerja ini mutlak harus diadakan pada setiap organisasi tanpa pembagian kerja berarti tidak organisasi dan kerja sama di antara anggotanya. Dengan pembagian kerja maka daya guna dan hasil guna organisasi dapat ditingkatkan demi tercapainya tujuan.

b) Authority and Responsibility (Asas Wewenang dan Tanggung Tawab)

Menurut asas ini perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan. Wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab. Misalnya, wewenang sebesar X maka tanggung jawab pun sebesar X. Wewenang menimbulkan hak, sedangkan tanggung jawab menimbulkan kewajiban. Hak dan kewajiban menyebabkan adanya imteraksi atau komunikasi antara atasan dengan bawahan.

c) Discipline (Asas Disiplin)

Menurut asas ini, hendaknya semua perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan, dan perintah atasan harus dihormati, dipatuhi, serta dilaksanakan sepenuhnya.

d) Unity of Command (Asas Kesatuan Perintah)

Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerima perintah dari seorang atasan dan bertanggung jawab hanya kepada seorang atasan pula. Tetapi sorang atasan dapat memberi perintah kepada beberapa orang bawahan. Asas kesatuan perintah ini perlu, karena jika seorang bawahan diperintah oleh beberapa orang atasan maka ia akan bingung.

e) Unity of Direction (Asas Kesatuan Jurusan atau Arah)

Setiap orang bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu tujuan, satu perintah, dan satu alasan, supaya terwujud kesatuan arah, kesatuan gerak, dan kestuan tindakan menuju sasaran yang sama. Unity of Command berhubungan dengan karyawan, sedangkan Unity of Direction bersangkutan dengan sluruh perusahaan.

f) Subordination of Individual Interest Into General Interest (Asas Kepentingan Umum di atas Kepentingan Pribadi)

(43)

Misalnya pekerjaan kantor sehari-hari harus diutamakan dari pada pekerjaan sendiri.

g) Renumeration of Personnel (Asas Pembagian Gaji yang wajar) Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial harus adil, wajar, dan seimbang dengan kebutuhan, sehingga memberikan keputusan yang maksimal baik bagi karyawan maupun atasan.

h) Centralization (Asas Pemutusan Wewenang)

Setiap organisasi harus mempunyai pusat wewenang, artinya wewenang itu dipusatkan atau dibagi-bagikan tanpa mengabaikan situasi-situasi khas, yang akan memberikan hasil keseluruhan yang memuaskan. Centralization bersifat relatif.

i) Scalar of Chain (Asas Pemusatan Wewenang)

Saluran perintah atau wewenang yang mengalir dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas, tidak terputus, dan dengan jarak terpendek. Maksudnya perintah harus berjenjang dari jabatan tertinggi ke jabatan terendah dengan cara yang berurutan.

j) Order (Asas Keteraturan)

Asas ini dibagi atas material order dan sosial order, artinya keteraturan dan ketertiban dalam penempatan barang-barang dan karyawan. Material order artinya barang-barang atau alat-alat organisasi perusahaan harus ditempatkan pada tempat yang sebenarnya, jangan disimpan di rumah. Sosial order artinya penempatan karyawan harus sesuai dengan keahlian atau bidang spesialisasinya.

k) Equity (Asas Keadilan)

Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam pemberian gaji dan jaminan sosial, pekerjaan dan hukuman. Perlakuan yang adil akan mendorong bawahan mematuhi perintah-perintah atasan dan gairah kerja. Jika tidak adil bawahan akan malas dan cenderung menyepelekan tugas-tugas dan perintah-perintah atasan.

l) Initiative (Asas Inisiatif)

(44)

dengan memberikan kebebasan agar bawahan secara aktif memikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya.

m) Esprit de Corps (Asas Kesatuan)

Menurut asas ini, kesatuan kelompok harus dikembangkan dan dibina melalui sistem komunikasi yang baik, sehingga terwujud kekompakan kerja dan timbul keinginan untuk mencapai hasil yang baik. Pimpinan perusahaan harus membina para bawahannya sedemikian rupa, supaya karyawan merasa ikut memiliki perusahaan itu.

n) Stability of Turn-Over of Personnel (Asas Kestabilan Jabatan Karyawan)

Menurut asas ini, pimpinan perusahaan harus berusaha agar mutasi dan keluar masuknya karyawan tidak terlalu sering, karena akan mengakibatkan ketidak stabilan organisasi, biaya-biaya semakin besar, dan perusahaan tidak mendapat karyawan yang berpengalaman. Pimpinan perusahaan harus berusaha agar setiap karyawan betah bekerja sampai masa pensiunnya.

B. F.W. Taylor dalam Hasibuan (2001: 14) , mengemukakan asas-asam umum manajemen adalah sebagai berikut:

a) Pengembangan metode-metode kerja yang terbaik.

b) Pemilihan serta pengembangan para pekerja.

c) Usaha untuk menghubungkandan mempersatukan metode kerja yang terbaik dengan para pekerja yang terpilih dan terlatih.

d) Kerja sama yang harmonis antara manajer dan nonmanajer, meliputi pembagian kerja dan tanggung jawab manajer untuk merencanakan pekerjaan.

C. Harrington Emerson dalam Hasibuan (2001: 14) ,

mengemukakan asas umum manajemen sebagai berikut:

a) Memberi batasan tujuan dengan tegas .

b) Pikiran yang sehat.

c) Nasihat (komsultasi) yang konsekuen.

d) Tata tertib.

e) Penjelasan yang jujur.

(45)

g) Pengiriman (penyaluran).

h) Standarisasi dan penjadwalan.

i) Keadaan yang distandarkan.

j) Standardisasi operasi.

k) Pengubahan instruksi praktis yang standar.

l) Penghargaan keefektifan.

Dari asas-asas umum manajemen yang telah dipaparkan di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa dengan asas-asas manajemen, dapat

mengurangi dan menghindari kesalahan-kesalahan dasar dalam

menjalankan pekerjaannya, dan kepercayaan pada diri sendiri pun akan

semakin besar. Asas adalah kebenaran umum yang memberikan dasar

pemikiran, keyakinan, dan pedoman pemecahan problem, pelaksanaannya

fleksibel serta disesuaikan dengan situasi, kebutuhan, dan

keadaan-keadaan khusus, dan tidak semua asas itu harus dilakukan.

2.1.1.3 Unsur-unsur Manajemen

Unsur-unsur manajemen menurut Hasibuan (2001: 20) adalah sebagai berikut:

1. Men, yaitu tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan maupun tenaga kerja operasional/pelaksana.

2. Money, yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Methods, yaitu cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan.

4. Materials, yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 5. Machines, yaitu mesin-mesin atau alat-alat yang diperlukan atau

dipergunakan untuk mencapai tujuan.

(46)

2.1.1.4 Fungsi-Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen menurut Hasibuan (2001: 38) menurut

para ahli adalah sebagai berikut:

No. G.R. Terry John F. Mee Louis A.

No. Henry Fayol Harold Koontz

& cyril

Luther Gullick Lyndall F.

Urwick

amanager which involves the selection from alternatives of objectives, policies, procedures, and programs. Artinya perencanaan adalah fungsi seorang manager yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program dari alternatif-alternatif yang ada”. Sedangkan menurut Hasibuan (2001:40) “Perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan, dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang

(47)

2. Organizing (Pengorganisasian) adalah menurut G.R. Terry dalam Hasibuan (2001: 40) “Organizing is the establishing of effective behavioral relationships among persons so that they may work together efficiently and again personal satisfactions for the purpose of achieving some goal or objective. Artinya pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

3. Actuating (Pengarahan) adalah menurut Hasibuan (2001: 41)

“Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan”. Sedangkan menurut G.R. Terry dalam Hasibuan (2001: 41) “Actuating is setting all members of the group to want to achieve and to strike to achieve the objective willingly and keeping with the managerial planning and organizing efforts. Argtinya pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha

pengorganisasian”.

4. Controlling (Pengendalian) adalah menurut Harold Koontz dalam Hasibuan (2001: 41) “Control is the measurement and correction of the performance of subordinates in order to make sure that enterprise objectives and the plans devised to attain then are accomplished. Artinya pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan dapat terselenggara”.

5. Staffing adalah menurut G.R. Terry and Leslie W. Rue “Staffing adalah menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja. Sedangkan menurut T.Hani Handoko (1984: 24) "Staffing (penyusunan personalia) adalah penarikan (recruitment), latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif."

6. Motivating adalah menurut G.R. Terry and Leslie W. Rue “Motivating adalah mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia ke arah tujuan-tujuan.

(48)

1. Perencanaan (Planning) adalah proses pemikiran yang matang untuk dilakukan di masa yang akan datang dengan menentukan kegiatan-kegiatannya.

2. Pengorganisasian (Organizing) adala seluruh proses pengelompokan orang-orang, peralatan, kegiatan, tugas, wewenang dan tanggung jawab, sehingga merupakan organisasi yang tepatdigerakan secara keseluruhan dalam rangka tercapainya tujuan yang telah ditentukan.

3. Pemberian Motivasi (Motivating) adalah sesluruh proses pemberian motif (dorongan) kepada para karywan untuk bekerja lebih bergairah, sehingga mereka dengan sadar mau bekerja demi tercapainya tujuan organisasi secara berhasil guna dan berdaya guna.

4. Pengawasan (Controlling) adalah proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaab dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

2.1.2 Ekonomi Kreatif

2.1.2.1 Pengertian

Howkins (2001) dalam bukunya The Creative Economy menemukan kehadiran gelombang ekonomi kreatif setelah menyadari pertama kali

pada tahun 1996 ekspor karya hak cipta Amerika Serikat mempunyai nilai

penjualan sebesar US$ 60,18 miliar yang jauh melampaui ekspor sektor

lainnya seperti otomotif, pertanian, dan pesawat.

Menurut definisi Howkins, Ekonomi Kreatif adalah kegiatan

ekonomi dimana input dan outputnya adalah Gagasan. Gagasan atau ide

menurut ahli ekonomi Paul Romer (1993), ide adalah barang ekonomi

yang sangat penting, lebih penting dari objek yang ditekankan di

(49)

kita mengkombinasikan sumber daya fisik yang penyusunannya terbatas

menjadi lebih bernilai.

Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang

mengintensifkan informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide dan

keluasan pengetahuan dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor

produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Ekonomi akan didukung oleh

jalannya industri kreatif. Sedangkan menurut Kementrian Perdagangan

Indonesia menyatakan bahwa Industri kreatif adalah industri yang berasal

dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk

menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan

dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

Ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan sumber daya yang

bukan hanya terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu ide, gagasan, bakat

atau talenta dan kreativitas. Nilai ekonomi dari suatu produk atau jasa di

era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi

seperti pada era industri, tetapi lebih kepada pemanfaatan kreativitas dan

penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang semakin maju.

Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global dengan hanya

mengandalkan harga atau kualitas produk saja, tetapi harus bersaing

berbasiskan inovasi, kreativitas dan imajinasi. Menurut Departemen

(50)

ini, seperti pengembangan yang lebih menitikberatkan pada industri

berbasis:

1) lapangan usaha kreatif dan budaya (creative cultural industry) 2) 4 lapangan usaha kreatif (creative industry)

3) Hak Kekayaan Intelektual seperti hak cipta (copyright industry).

Berikut telah dikemukakan oleh UNCTAD dalam Creative Economy Report, (2008:3). “Creativity in this context refers to the formulation of new ideas and to the application of these ideas to produce original works of art and cultural products, functional creation, observable in the way it contributes to entreupreneurship, fosters innovation, enchaces productivity and promotes economic growth”.

Dalam Jurnal Kajian Lemhanas RI Edisi 14 mendefinisikan ekonomi

kreatif “Ekonomi kreatif merupakan pengembangan ekonomi berdasarkan

keterampilan, kreativitas, dan bakat individu untuk menciptakan daya

kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis, sehingga

menitikberatkan pada pengembangan ide dalam menghasilkan nilai

tambahnya”.

Adapun yang dimaksud dengan ekonomi kreatif menurut Diktum

Pertama Instruksi Presiden No.6 Tahun 2009 tentang Pengembangan

Ekonomi Kreatif adalah “...kegiatan ekonomi berdasarkan kreativitas,

keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya

cipta individu bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan

(51)

2.1.2.2 Jenis-Jenis Ekonomi Kreatif

Kreatif seringkali identik dengan seni, makanya wajar saja

kebanyakan dari Industri kreatif berhubungan dengan kesenian. Saat ini

pemerintah telah membagi ekonomi kreatif menjadi 14 sub bagian yang

diantaranya :

1. Periklanan (advertising): Produk yang dihasilkan berupa bentuk audio ataupun visual. Jasa iklan ini bisa digunakan untuk kepentingan ekonomi ataupun nirlaba. Perusahaan membutuh brosur sampai baliho untuk promosi. Sedangkan untuk keperluan pribadi, misalnya dalam acara pernikahan kita membutuhkan cetakan undangan. Para caleg juga butuh ini supaya dipilih rakyat. Tak hanya itu, bentuk iklan di Media seperti di televisi dan radio juga membutuhkan jasa ini.

2. Arsitektur: kegiatan yang pada dasarnya membutuhkan jiwa seni dalam menggambar. Selain itu juga dibutuhkan pendidikan suapaya lebih elegan dipandang. Seorang arsitek hanya bertanggung jawab dalam membuat desain, tanpa harus tahu teknisnya. Desain ini bisa berupa rumah, gedung, taman, ataupun tata kota. Arsitek saat ini dibayar sangat tinggi mengingat pembangunan yang lagi marak-maraknya dilakukan. 3. Pasar Barang Seni: Meski agak mirip dengan seni rupa, namun kegiatan

ini bisa tak hanya berupa barang seni rupa, namun juga bisa barang-barang seni lainnya seperti instrumen musik dan barang-barang seni bersejarah. Museum adalah tempat kita bisa menemukan tapi tak bisa dibeli. Pasar barang seni menciptakan peluang untuk berdagang barang-barang ini, karena pecinta seni biasanya akan rela membeli walaupun dengan harga tinggi.

4. Kerajinan (craft): Indonesia merupakan negara dengan kerajinan yang beraneka ragam karena banyaknya sumber daya alam yang bisa dijadikan bahan. Bisa dari kayu, rotan, ijuk, ataupun batu. Pekerjaan ini sangat membutuhkan jiwa artistik yang tinggi untuk menghasilkan kerajinan yang indah sekaligus bermanfaat. Saat ini kerajinan Indonesia sangat diminati orang luar sehingga banyak sekali diekspor, namun sangat kurang sekali sumber daya yang bergerak di bidang ini.

5. Desain: Kegiatan ini sangat membutuhkan skill dalam bidang grafis dan komputer. Tak hanya itu ide visual sangat dibutuhkan juga untuk membentuk tampilan menarik dari suatu produk termasuk juga kemasan.

(52)

selendang, kacamata dan lain-lain. Untuk bisa bersaing di bidang ini membutuhkan kreatifitas dalam membuat desain yang disukai masyarakat. Contohnya, dalam bidang clothing, selain bahan yang bagus, pembeli juga mempertimbangkan bentuk visualnya.

7. Video, Film dan Fotografi: Kegiatan ini tentu saja sudah sangat dikenal masyarakat. Prosesnya bisa melibatkan banyak orang mulai dari kru, aktor, penulis naskah, make up. Nilai jualnyapun bisa membuat seseorang bergelimang harta dan memiliki popularitas tinggi. Film bisa diputar di bioskop, televisi, hasil foto bisa terlihat di majalah-majalah. 8. Permainan Interaktif (game): Proses kreasi yang masih jarang dibuat

oleh orang Indonesia, padahal orang Indonesia termasuk yang paling banyak menghabiskan waktu main game. Ini suatu peluang besar untuk memanfaatkan pasar daripada kita terus dijajah memainkan game buatan luar.

9. Musik: Harus diakui semua orang suka musik. Apabila anda punya daya seni mencipta lagu, coba tekunilah siapa tahu lagu anda disuka orang. Sekarang tak perlu repot lagi ke perusahaan rekaman, cukup sewa studio saja untuk rekaman, lalu sebarkan lagu anda dan cari juga job manggung.

10. Seni Pertunjukan (showbiz): Saat ini banyak event-event yang digelar. Kesempatan bagi anda dalam mengisi acara tersebut, baik itu pertunjukan musik, tari, teater, drama, ataupun video visual. Dari event tersebut bisa didapatkan honor. Kalau tidak ada event anda juga bisa buat event sendiri dengan pertunjukan anda sendiri dengan sistem bayar tiket masuk.

11. Penerbitan dan Percetakan: Kegiatan ini bisa dalam hal yang bersifat jangka panjang ataupun pendek. Untuk yang jangka panjang, kegiatan ini seperti penulisan dan penerbitan buku. Sedangkan yang jangka pendek adalah media cetak berupa koran atau majalah.

12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software): Pada umumnya saat ini semua orang menggunakan komputer. peluang bisa diambil dari rutinitas ini apakah itu service ataupun pembuatan software untuk kepentingan tertentu. Tentunya usaha ini membutuhkan skill di atas rata-rata para pengguna komputer.

13. Televisi & Radio (broadcasting): Kegiatan ekonomi disini adalah suatu kegiatan merancang dan menampilkan suatu program acara. kalau dalam perusahaan pertelevisian biasanya yang di bidang ini disebut Tim Kreatif. Mereka harus membuat program dengan rating tinggi.

(53)

2.1.2.3 Perkembangan Ekonomi kreatif di Indonesia

Seperti tertuang pada cetak biru pengembangan ekonomi kreatif

Departemen Perdagangan pada 2004-2009 bahwa pengembangan ekonomi

kreatif tahap pertama di Indonesia (periode 2004-2009), sebenarnya

diharapkan menghasilkan kreativitas modal sosial (social capital creation), yang meliputi empat unsur, sebagai berikut:

1. Pembentukan komunitas kreatif (creative community formation) 2. Kesadaran berkreasi (awareness creation)

3. Perluasan jejaring (networking expansion)

4. Kolaborasi orang kreatif (creative people collaboration) 2.1.3 Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat, secara umum dapat diartikan sebagai

suatu proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui

pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat,

dan pengorganisasian masyarakat.

Pengertian pemberdayaan dalam bidang pembangunan sosial,

banyak dikemukakan oleh tokoh-tokoh, ahli-ahli maupun teoritisi. Pada

dasarnya secara umum pengertian pemberdayaan memiliki fokus yang

sama yaitu mengupayakan adanya proses dalam memberikan daya kepada

kelompok lemah dengan tujuan untuk mensejahterakannya sehingga dapat

mandiri dalam menjalankan kehidupannya.

Pemberdayaan menurut Edi suharto (2009:59-60), dalam buku

Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, adalah:

“Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses

(54)

termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk kepada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, bepartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya”.

Sedangkan Suhendra (2006:75) mengemukakan bahwa:

“Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan bahwa masyarakat diberi

kuasa, dalam upaya untuk menyebarkan kekuasaan, melalui pemberdayaan masyarakat, organisasi agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya untuk semua aspek kehidupan politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, pengelolaan lingkungan dan

sebagainya”.

Owin Jamasy (2004:38) dalam buku Keadilan, Pemberdayaan dan

Penanggulangan Kemiskinan mengemukakan bahwa:

“Kerangka pikir dalam pemberdayaan setidaknya mengandung tiga

tujuan penting yakni: pertama, Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang misalnya mengadakan pelatihan-pelatihan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat atau kelompok yang akan diberdayakan, misalnya melalui peningkatan taraf pendidikan (membekali masyarakat ke arah berfikir rasional dan prestatif), peningkatan derajat kesehatan, serta peningkatan akses sumber kemajuan. Ketiga, berupaya mecegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, menciptakan keadilan dan kebersamaan antara yang sudah maju dan yang belum

berkembang”.

Pemberdayaan menekankan pada tiga ketentuan tersebut jelas akan

menjadi strategi unggulan dan akan berdampak positif terhadap

menurunnya angka kemiskinan. Namun perlu diketahui terlebih dahulu

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Gambar 2.1
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

jumlah pengangguran di Bali tahun 2004-2010, sedangkan pertumbuhan ekonomi dan upah minimum tidak berpengaruh terhadap jumlah pengangguran di Bali tahun 2004-2010. 3)

Pengolahan data menggunakan analisis dari biaya, pendapatan dan keuntungan, Metode yang digunakan dalam penetapan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling

Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui apakah terdapat perbedaan risiko kredit di antara bank syariah dengan metode pengukuran ZSCORE; 2) Mengetahui apakah

Reuni Akbar Alumni IKASARA-STSN berfungsi sebagai momentum bagi alumni Akademi Sandi Negara dan Sekolah Tinggi Sandi Negara untuk lebih mempererat tali silaturahmi

dibawa pedagang-pedagang Arab sejak abad pertama hijriyah. Fokus pandangan teori ini tentang masuknya agama Islam ke Nusantara berbeda dengan teori Gujarat dan Makkah,

Mengesahkan Seventh Additional Protocol to the Constitution of the Universal Postal Union (Protokol Tambahan Ketujuh Konstitusi Perhimpunan Pos Sedunia) yang naskah aslinya

Drag gambar “Tokoh 4” lalu letakkan di kanan luar area Stage seperti gambar berikut..

Jika higroma membesar, kista dapat meluas ke daerah lateral atau anterior dari leher.. (gambar