• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN RENCANA INDUK (MASTER PLAN) KAMPUS IPB DARMAGA TAHUN 2004

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERUBAHAN RENCANA INDUK (MASTER PLAN) KAMPUS IPB DARMAGA TAHUN 2004"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran : Ketetapan Majelis Wali Amanat IPB Nomor : 30/ MWA-IPB/2004 Tanggal : 07 Juli 2004

Tentang : Pengesahan Perubahan Rencana Induk (Master Plan) Kampus IPB Darmaga

---

PERUBAHAN RENCANA INDUK (MASTER PLAN) KAMPUS IPB DARMAGA

TAHUN 2004

1. LANDASAN KEBIJAKAN

Sejak berdirinya, Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai salah satu perguruan tinggi pertanian terkemuka di Asia Tenggara telah banyak menyumbangkan pemikiran, konsep, dan hasil kajian/penelitian bagi kepentingan negara, sektor swasta maupun masyarakat petani. IPB sebagai pusat pengembangan pertanian maju dan modern akan tetap memegang komitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan pertanian dan meningkatkan perannya pada masa yang akan datang. Hal ini tersirat dalam visi IPB, yaitu menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional dalam pengembangan sumberdaya manusia dan IPTEKS dengan kompetensi utama di bidang pertanian tropika.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 154 Tahun 2000, IPB telah berstatus sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN) sejak 26 Desember 2000. Status BHMN ini diberikan oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan otonomi perguruan tinggi. Tujuan utama kebijakan ini adalah untuk menghasilkan academic excellence, baik bidang pendidikan, penelitian maupun dalam pemberdayaan masyarakat.

Dalam mengantisipasi perubahan tersebut, IPB melakukan perubahan dan penataan kembali baik dalam aspek legal (Anggaran Rumah Tangga), sistem governance, sistem manajemen sumberdaya manusia, sistem manajemen keuangan, sistem manajemen fasilitas dan infrastruktur, sistem manajemen informasi, program pendidikan, penelitian dan pemberdayaan masyarakat, serta pembangkitan pendapatan dan pengelolaan aset-aset yang dimiliki secara profesional.

Perubahan struktur organisasi penyelenggaraan pendidikan dan penelitian diarahkan pada struktur berbasis departemen (department-based), tidak lagi berbasis fakultas (faculty-based). Dalam hal ini fakultas akan bertindak sebagai penjaga mutu pendidikan. Kurikulum yang akan dikembangkan berbasis kompetensi di departemen dengan sistem major-minor. Pembenahan manajemen akademik dan kepegawaian dilakukan dengan prinsip mensentralisasikan kegiatan administrasi ke kantor pusat dan mendesentralisasikan kegiatan akademik dan riset ke departemen dan pusat studi. Sistem tersebut dikenal dengan sistem Sentralisasi Administrasi

(2)

dikembangkan ini akan didukung oleh pengembangan sistem informasi yang handal. Sistem informasi di bidang akademik secara terpusat (SIMAK) dan kepegawaian (SIMPEG) kini telah mulai diterapkan di departemen.

Program pengembangan akademik diarahkan untuk memantapkan IPB sebagai perguruan tinggi berbasis riset bertaraf internasional (world class – entrepreneurial research university). Langkah penyiapan ke arah itu kini sedang dilaksanakan. IPB akan memisahkan secara manajemen kegiatan akademik reguler S1, S2 dan S3 dari pendidikan diploma (S0) dan pendidikan lanjutan berorientasi profesionalisme dan profit. Pemisahan ini tidak hanya dalam sistem manajemen, namun juga pemisahan terhadap pengalokasian penyelenggaraan pendidikan. Program pendidikan reguler akan dipusatkan di Kampus IPB Darmaga, sedangkan program pendidikan lainnya akan diselenggarakan di luar Kampus IPB Darmaga disesuaikan dengan Ketetapan Majelis Wali Amanat IPB Nomor : 21/MWA-IPB/2003.

2. MASTERPLAN KAMPUS IPBDARMAGA

Pembuatan rencana pengembangan fisik kampus (masterplan) IPB Darmaga dibuat pada tahun 1981 berdasarkan rencana induk pengembangan IPB tahun 1971 – 1979. Rencana pengembangan ini dibuat berdasarkan proyeksi permasalahan yang akan dihadapi di tahun 2000, yaitu :

1. Masalah penyediaan pangan dan pemeliharaan gizi masyarakat

2. Masalah pengelolaan sistem penunjang kehidupan manusia di dalam lingkungan 3. Masalah pengadaan energi dari berbagai sumber energi dan konvensional

4. Masalah pengumpulan pengelolaan dan penyebaran informasi di dalam populasi besar dengan tujuan meningkatkan ketahanan pangan.

Berdasarkan masterplan 1981, sampai dengan tahun 1992 di Kampus IPB Darmaga telah dibangun gedung Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), gedung Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH), Lembaga Sumberdaya Informasi (LSI), Laboratorium Analisa dan Produksi Benih, Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga (GMSK) Fakultas Pertanian (Faperta) dan gedung Pusat Antar Universitas (PAU). Selanjutnya, pada tahun 1989 masterplan IPB tahun 1981 direvisi kembali dan disesuaikan dengan dinamika pembangunan dan perkembangan pendidikan nasional, tanpa merubah rencana alokasi academic cluster seperti yang direncanakan dalam masterplan 1981. Berdasarkan masterplan 1989, sampai dengan tahun 2002 telah dibangun gedung Rektorat IPB, gedung Fakultas Peternakan (Fapet), gedung Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), gedung Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Rumah Sakit Hewan (RSH) dan gedung Fakultas Pertanian (Faperta).

(3)

Sebagai konsekuensi dari landasan kebijakan IPB yang telah ditetapkan di atas, maka IPB dituntut untuk mengadakan perubahan dalam segala aspek penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pemberdayaan masyarakat, termasuk juga perubahan pengembangan fisik Kampus IPB Darmaga. Oleh karena kebutuhan akan fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang mendesak dan tersedianya sumberdaya (resources) dari pihak lain, pembangunan fisik yang dilakukan di Kampus IPB Darmaga saat ini seperti asrama mahasiswa, Gymnasium dan gedung Graha Widya Wisuda (GWW), telah mengalami beberapa perubahan dari rencana induknya (masterplan 1989). Selain itu, untuk melakukan efisiensi dalam pemanfaatan gedung yang sudah ada, terdapat kecenderungan untuk mengadakan perpindahan.

Revisi Masterplan Kampus IPB Darmaga paling akhir dibuat tahun 1989 oleh PT.Sangkuriang. Selama lebih dari 14 tahun terakhir ini telah terjadi perkembangan yang menuntut akan adanya penyesuaian kembali peruntukan Kampus IPB Darmaga, selain untuk mewadahi berbagai peruntukan yang sudah digunakan tetapi tidak sesuai dengan Masterplan 1989 (contohnya Gymnasium), juga untuk mengakomodasi kebutuhan yang mendesak sebagai konsekuensi diterapkannya kebijakan baru maupun dinamika perkembangan IPB, baik akibat beralih status menjadi BHMN, peningkatan jumlah mahasiswa, maupun akibat tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Dengan demikian sudah waktunya IPB melakukan perubahan terhadap Revisi Masterplan 1989.

3. PEMANFAATAN FASILITAS DAN INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN DI KAMPUS IPBDARMAGA Kampus IPB Darmaga yang terletak 12 km di sebelah barat Kota Bogor memiliki luas 250 ha. Sampai saat ini fakultas yang sudah menempati Kampus IPB Darmaga sebanyak enam fakultas, yaitu Faperta, Fapet, FKH, FPIK, Fahutan, dan Fateta. Keenam fakultas ini telah memiliki fasilitas dan infrastruktur pendidikan. Sedangkan dua fakultas lainnya, yaitu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Fakultas Ekonomi dan Manajemen masih berada di luar Kampus IPB Darmaga. Selain itu, Tingkat Persiapan Bersama (TPB) telah dipindahkan ke Kampus IPB Darmaga pada tahun 2002 dan belum memiliki fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang memadai.

Sesuai dengan arah kebijakan pengembangan akademik IPB dan penyelenggaraan pendidikan sistem major-minor, diperlukan penyatuan fakultas di satu kesatuan lokasi yang tidak terpisah (resources sharing). Oleh karena itu, pada akhir tahun 2004 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) akan segera dipindahkan ke Kampus IPB Darmaga. Jumlah mahasiswa FMIPA dan FEM sebanyak 3356 mahasiswa (S1, S2 dan S3). Dengan demikian jumlah keseluruhan mahasiswa S1, S2 dan S3 yang berada di Kampus IPB Darmaga sebanyak 18.000 mahasiswa.

(4)

Perpindahan dua fakultas tersebut dan seluruh kegiatan kuliah dan praktikum Tingkat Persiapan Bersama (TPB) ke Kampus IPB Darmaga tentu berakibat pada peningkatan kebutuhan fasilitas dan infrastruktur pendidikan seperti ruang kuliah (classroom), laboratorium dan sarana pendukungnya. Di sisi lain, pengembangan Kampus IPB Darmaga (site development zone) tahun 1989 berkembang dari 30 ha menjadi 50 ha, akibatnya pembangunan Kampus IPB Darmaga lebih besar dari kebutuhannya. Implikasi kelonggaran pembangunan ini adalah beberapa ruangan dalam bangunan yang ada masih kosong dan belum dimanfaatkan secara optimal.

Untuk melakukan efesiensi dalam penggunaan bangunan, ruangan yang kosong perlu dimanfaatkan untuk keperluan penyelenggaraan pendidikan. Untuk TPB, pelaksanaan pendidikan dilakukan di beberapa tempat berbeda, diantaranya di sebagian gedung Fakultas Peternakan, Fakultas Kedokteran Hewan, dan ruang kuliah bersama (Gedung R). Untuk FEM akan dialokasikan wing diantara gedung rektorat dan gedung PPLH atau di lokasi Departemen Sosial Ekonomi (Sosek) Faperta, sedangkan FMIPA akan ditempatkan di tiga wing. Tentu saja, fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang dibutuhkan oleh FMIPA belum memenuhi standar minimum kebutuhan sivitas akademikanya. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan ruangan tersebut IPB berencana membangun dua wing baru, yang akan menghubungkan gedung R dengan tiga wing di Faperta. Pembangunan gedung baru ini akan dilaksanakan seiring dengan perpindahan FMIPA dan FEM ke Kampus IPB Darmaga.

4. PERUBAHANRENCANAINDUK(MASTERPLAN )KAMPUS IPBDARMAGA

Faktor berikut ini merupakan landasan perubahan Masteplan Kampus IPB Darmaga 1989:

a. Penyelenggaraan sistem major-minor

b. Bergabungnya seluruh fakultas di Kampus IPB Darmaga c. Peningkatan efesiensi sumberdaya

d. Ketidaknyamanan/kurang efesiennya disain bangunan sehingga Fahutan usul agar bangunan baru tidak lagi menggunakan pola wing

e. Penjadwalan kuliah secara terpadu f. Kebutuhan akan adanya student center g. Clustering berdasarkan fungsi

Adapun beberapa perubahan yang diusulkan dan menjadi kebutuhan mendesak IPB adalah (dapat dilihat pula secara ringkas pada Gambar 1) :

(5)

Gb 1. Perubahan Master Plan Kampus IPB F Ruang kuliah POLSE TPA & TK Jembatan untuk pejalan kaki

Rute lalu lintas Pos

BRI Stude nt Dibangun 2004 Dibangun menyusul Asrama Baru Kolam renang Mushol & SMU Kornita akan direlokasi FAHUTAN Alternatif 2 FAHUTAN Alternatif 1 FMIPA 3 Wing i k i PAU sebagai fasilitas bersama F

(6)
(7)

Komplek FMIPA yang semula berada di dekat Gedung Rektorat IPB, direncanakan akan menempati 3 (tiga) wing Faperta dan ditambah dengan 6 (enam) wing lainnya yang akan dibangun menyusul. Gedung (6 wing) yang akan dibangun merupakan implementasi dari rencana yang sudah ada dalam Masterplan IPB 1989 yang semula diperuntukan untuk Fahutan. Pemindahan komplek FMIPA ke lokasi yang sejak awal sudah direncanakan untuk dibangun gedung merupakan bentuk efesiensi lahan yang dimiliki IPB. Dengan membiarkan lahan disamping gedung rektorat tidak digunakan untuk bangunan, maka IPB memiliki keuntungan yang besar dari aspek lingkungan karena lahan terbuka IPB akan lebih luas dari yang direncanakan dalam

Masterplan IPB, baik yang dibuat 1981 maupun setelah revisi 1989. Pemindahan cluster FMIPA ke lokasi ini juga mempertimbangkan perkembangan yang terjadi di Kampus IPB Darmaga, terutama mempertimbangkan kedekatan jarak asrama yang ditempati mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dengan komplek FMIPA. Dana yang dibutuhkan untuk membangun sebuah wing diperkirakan sebesar Rp. 3.380.850.000. Dana untuk pembangunan gedung baru akan diperoleh dari dana percepatan BHMN yang dialokasikan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIKTI), Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) dan dana sumbangan mahasiswa baru IPB.

Komplek Fahutan direncanakan akan menempati kampus yang ada sekarang dengan pola bangunan tidak harus segitiga sesuai keinginan dari sivitas akademika fakultas yang bersangkutan. Alternatif lainnya untuk komplek Fahutan adalah di lokasi yang semua diperuntukan bagi FMIPA dengan pertimbangan bahwa arboretum di dekat lokasi tersebut cukup luas dan akan memadai untuk menunjang kegiatan akademik Fahutan. Dari aspek lingkungan, alternatif pertama akan lebih menguntungkan karena lokasi yang digunakan sudah merupakan Komplek Fahutan dan lahan terbuka yang dialokasikan untuk alternatif dua akan tetap menjadi lahan terbuka. Alternatif pertama juga sesuai dengan keinginan sivitas akademika Fahutan. Dana yang dibutuhkan untuk membangun Komplek Fahutan diperkirakan Rp. 1.500.000/m2. Kebutuhan dana per meter persegi untuk Komplek Fahutan diperkirakan lebih murah dari pembangunan Komplek FMIPA. Ini terjadi karena Komplek Fahutan tidak lagi dibangun dengan bentuk segitiga seperti gedung IPB pada umumnya. Komplek FEM direncanakan menempati wing diantara gedung rektorat dan gedung PPLH.. Seluruh kegiatan non akademik di gedung ini, akan direlokasi ke tempat lainnya pada cluster yang sesuai dengan sifat dan jenis kegiatannya, seperti Dharma Wanita ke Land Huis, Koperasi Mahasiswa ke Student Center di gedung olah raga (GOR) lama, Bank BRI ke lokasi yang saat ini digunakan untuk Pos Polisi di samping Gedung Bank BNI. Alternatif lainnya untuk Komplek FEM adalah lokasi yang saat ini menjadi Departemen Sosek, Faperta. Perubahan Komplek FEM ke bangunan yang saat ini sudah ada bangunannya juga merupakan bentuk efesiensi yang diterapkan IPB. Jika merujuk pada Masterplan IPB, Komplek FEM

(8)

samping gedung rektorat berdampingan dengan lokasi untuk Komplek FMIPA. Dengan peruntukan baru, maka IPB dari aspek lingkungan sangat diuntungkan karena akan memiliki lahan terbuka yang jauh lebih luas dari yang direncanakan.

Komplek Asrama Mahasiswa yang dilengkapi dengan fasilitas lengkap, termasuk kolam renang yang akan dibangun di lokasi yang dalam Masterplan IPB diperuntukkan bagi asrama mahasiswa pasca sarjana. Pembangunan asrama akan dilakukan melalui pola kemitraan dengan investor.

Markas Polisi Sektor (Mapolsek) Darmaga disediakan tempat di kampus pada arah ke barat berbatasan dengan tanah penduduk bagian depan. Pemindahan ini sekaligus juga sebagai upaya peningkatan status dari Pos Polisi menjadi Mapolsek untuk mengantisipasi perkembangan Wilayah Darmaga secara keseluruhan. Status peruntukan tanah IPB untuk Mapolsek ini adalah hak pakai selama digunakan sebagai Mapolsek. Keberadaan Mapolsek di lokasi yang berbatasan dengan penduduk setempat juga akan memberikan keuntungan menjaga areal kampus dari desakan penduduk. Pembangunan Mapolsek didanai IPB melalui kerjasama dengan Bank BRI.

Kantor Bank BRI yang semula berada di wing di samping Gedung Rektorat IPB direncanakan direlokasi ke lokasi yang saat ini dipakai untuk Pos Polisi. Kerjasama dikembangkan dengan pola Build Operate Transfer (BOT) atau Kerjasama Operasi (KSO). Pemindahan Kantor Bank BRI ke lokasi baru memberikan keuntungan ganda bagi IPB, yaitu bebasnya gedung akademik dari kegiatan non-akademik dan terpusatnya kegiatan bisnis di lokasi tertentu.

Pos Kampus dan ATM Center direncanakan dibangun di samping Gedung Bank BNI. Ini sekaligus juga menjadikan lokasi di sekitar itu menjadi pusat pelayanan umum dan bisnis. Pembanguan gedung akan didanai melalui pola kemitraan dengan pihak POS Indonesia dan beberapa bank yang akan memiliki anjungan di lokasi tersebut.

Atas dasar poin 4.7 di atas, maka rute kendaran akan dikembalikan ke rencana awal sesuai Masterplan IPB 1981 dan Revisi 1989.

Komplek Perkuliahan Bersama direncanakan dipusatkan di lokasi yang saat ini ditempati oleh SMU Kornita dan Gedung eks Fakultas Perikanan.

Mushola dan Kantin disediakan tempat di samping Gedung Rektorat IPB di tepi danau. Pembangunan ini selain mengosongkan gedung akademik dari kegiatan non-akademik, juga sekaligus untuk meningkatkan fungsi danau untuk kegiatan rekreasi. Dana pembangunan akan dilakukan melalui kemitraan dengan pihak lain.

(9)

Jembatan Gantung bagi Pejalan Kaki akan dibangun di atas Situ Leutik, selain untuk meningkatkan fungsi danau seperti di atas, juga untuk meningkatkan mobilitas dan akses sivitas akademika di dalam kampus.

Ditetapkan di : Bogor Pada tanggal : 07 Juli 2004

MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR

K e t u a,

Dr.Ir. Muslimin Nasoetion, APU

Wakil Ketua, Sekretaris,

Referensi

Dokumen terkait

DESAIN DIDAKTIS UNTUK MENGATASI LEARNING OBSTACLES MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Champignon ..Pada kenyataannya beberapa pendataan data jamur dan hasil produksi nya masih dilakukan dengan prosedur manual, misalnya pada contoh kasus penerimaan data

wisatanya, selain untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia dalam hal ini adalah makan, wisata kuliner juga memberikan efek refreshing dan rasa senang kepada

Adapun maksud dari pembangunan Aplikasi Inventarisasi Surat di Infolahtadam III/Siliwangi adalah tersedianya sebuah aplikasi yang dapat mendukung secara penuh proses

Tingginya angka inflasi di Kepulauan Bangka Belitung yang nyaris dua kali lipat dari angka inflasi nasional tersebut diketahui berdasarkan perhitungan tahun ke

Skin Contact : Product is unlikely to cause irritation at room temperature Eye Contact : Product fines may cause mechanical irritation.. Ingestion : Product is

Precautionary Statements : Obtain special instructions before use │ Do not handle until all safety precautions have been read and understood │ Keep away from

Berdasarkan hasil penelitian in, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut perangkat pembelajaran pembelajaran matematika dengan peta konsep dan aplikasi e