• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis mesin penghasil aquades menggunakan mesin siklus kompresi uap dengan pengaruh putaran kipas sebelum evaporator - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis mesin penghasil aquades menggunakan mesin siklus kompresi uap dengan pengaruh putaran kipas sebelum evaporator - USD Repository"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS MESIN PENGHASIL AQUADES MENGGUNAKAN

MESIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENGARUH

PUTARAN KIPAS SEBELUM EVAPORATOR

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai

Sarjana Teknik di bidang Teknik Mesin

Disusun Oleh :

LAURENSIUS FRANS BERNAD

NIM : 155214036

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

ANALYSIS OF AQUADEST PRODUCING MACHINE USE A

VAPOR COMPRESSION CYCLE EQUIPPED WITH FAN

ROTATION BEHIND THE EVAPORATOR

FINAL PROJECT

As partial fulfillment of the requirement

to obtain the Sarjana Teknik in Mechanical Engineering

By

LAURENSIUS FRANS BERNAD

Student Number: 155214036

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)

iii

ANALISIS MESIN PENGHASIL AQUADES MENGGUNAKAN

MESIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENGARUH

PUTARAN KIPAS SEBELUM EVAPORATOR

Disusun oleh

Laurensius Frans Bernad

NIM 155214036

Telah disetujui oleh

Dosen Pembimbing Skripsi

(4)

iv

ANALISIS MESIN PENGHASIL AQUADES MENGGUNAKAN

MESIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENGARUH

PUTARAN KIPAS SEBELUM EVAPORATOR

Dipersiapkan dan disusun oleh :

LAURENSIUS FRANS BERNAD

155214036

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 15 Januari 2019

Susunan Dewan Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Ir. Y.B. Lukiyanto, M.T. ...

Sekretaris : Budi Setyahandana, S.T., M.T. ...

Anggota : Ir. P.K. Purwadi, M.T. ...

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Yogyakarta, 15 Januari 2019

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma

Dekan

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 21 Desember 2018

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Laurensius Frans Bernad

Nomor Mahasiswa : 155214036

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

Analisis Mesin Penghasil Aquades Menggunakan Mesin Siklus Kompresi

Uap dengan Pengaruh Putaran Kipas Sebelum Evaporator

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media yang lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin maupun memberikan royalti kepada

saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 21 Desember 2018

Yang menyatakan,

(7)

vii

ABSTRAK

Pada dasarnya aquades merupakan air murni atau H2O yang berasal dari

proses destilasi atau proses penyulingan. Dibutuhkan proses penghasilan aquades dengan cara yang lebih efisien, sederhana, praktis dan aman yaitu dengan menggunakan mesin pendingin yang bekerja dengan sistem kompresi uap. Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Merancang dan membuat mesin penghasil aquades yang bekerja dengan siklus kompresi uap yang dilengkapi dengan humidifier. (b) Mengetahui volume aquades yang dihasilkan oleh mesin penghasil aquades yang dilengkapi dengan humidifier untuk variasi putaran kipas maksimal yang ditempatkan sebelum evaporator. (c) Mengetahui karakteristik mesin siklus kompresi uap yang digunakan pada mesin penghasil aquades yang menghasilkan volume air terbanyak perjamnya, meliputi: Qin, Qout, Win, COPaktual (Coefficient of

Performance aktual), COPideal (Coefficient of Performance ideal), dan efisiensi

mesin.

Mesin yang diteliti merupakan mesin penghasil aquades dengan menggunakan mesin siklus kompresi uap. Penelitian dilakukan di laboratorium Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Komponen mesin penghasil aquades meliputi: kompresor dengan daya sebesar 1 PK serta menggunakan refrigeran R-32, kondensor, pipa kapiler, filter, evaporator, sistem pencurah air dibuat menggunakan rangkaian 2 buah bak dengan luas penampang p x l x t : 34 cm x 31 cm x 32,5 cm, setiap bak diberi lubang berdiameter 2 mm, jarak antar lubang 2 cm, air dialirkan menggunakan pompa berdaya 100 watt yang terhubung dengan pipa PVC berdiameter 0,5 inch. Variasi penelitian dengan menggunakan kipas berdaya 40 watt. Ukuran kotak mesin penghasil aquades berukuran p x l x t : 251 cm x 98,5 cm x 101 cm.

Mesin penghasil aquades berhasil dibuat dan bekerja dengan baik. Mesin siklus kompresi uap yang digunakan memiliki nilai Qin sebesar 227 kJ/kg; Qout

sebesar 269 kJ/kg; Win sebesar 42 kJ/kg; Coefficient of Performance (aktual)

sebesar 5,40; nilai Coefficient of Performance (ideal) sebesar 7,11 dan memiliki nilai efisiensi sebesar 75,97%. Mesin mampu menghasilkan aquades dengan laju aliran volume air perjam untuk kipas yang ditempatkan sebelum evaporator kecepatan maksimal sebesar 2033,33 liter/jam, untuk kipas pada kecepatan dua sebesar 1991,67 liter/jam, untuk kipas pada kecepatan satu sebesar 1958,33 liter/jam dan untuk kipas pada kondisi off sebesar 1858,3 liter/jam.

(8)

viii

ABSTRACT

Basically aquades are pure water or H2O that comes from the distillation

process or the distillation process. The aquades income process is needed in a more efficient, simple, practical and safe way by using a cooling machine that works with a vapor compression system. The objectives of this study are: (a) Designing and making aquades producing machines that work with vapor compression cycles equipped with humidifiers. (b) Knowing the volume of distilled water produced by an aquades producing machine equipped with a humidifier for maximum fan rotation variations placed before the evaporator. (c) Knowing the characteristics of the vapor compression cycle engine used in aquades producing machines which produces the highest volume of water per hour, including: Qin, Qout, Win, COPactual (actual Coefficient of Performance), COPideal (ideal Coefficient of Performance), and engine efficiency.

The machine under study is an aquades producing machine using a vapor compression cycle machine. The study was conducted at the Mechanical Engineering laboratory of Sanata Dharma University, Yogyakarta. Aquades-producing machine components include: compressors with a power of 1 PK and using R-32 refrigerants, condensers, capillary pipes, filters, evaporators, water pouring systems are made using a series of 2 pieces of tubs with cross sectional area ofxx: 34 cm x 31 cm x 32, 5 cm, each tub is given a 2 mm diameter hole, the distance between the holes is 2 cm, the water is flowed using a 100 watt power pump connected to a 0.5 inch diameter PVC pipe. Variation of research using a 40 watt power fan. The size of the machine box producing aquades is p x l x t: 251 cm x 98.5 cm x 101 cm.

The aquades producing machine was successfully made and worked well. The vapor compression cycle machine used has a Qin value of 227 kJ / kg; Qout is 269 kJ / kg; Win is 42 kJ / kg; Coefficient of Performance (actual) of 5.40; the value of the Coefficient of Performance (ideal) is 7.11 and has an efficiency value of 75.97%. The machine is able to produce aquades with an hourly volume of water flow rate for fans placed before the evaporator maximum speed of 2033.33 liters / hour, for fans at a speed of two at 1991.67 liters / hour, for fans at one speed of 1958.33 liters / the clock and for the fan in the off condition at 1858.3 liters / hour.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar

serta tepat pada waktunya.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib mahasiswa Teknik Mesin

mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas

Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan

skripsi ini melibatkan banyak pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan sekaligus sebagai Dosen

Pembimbing Skripsi.

3. Alm. Prof. Dr. Drs. Vet. Asan Damanik selaku Dosen Pembimbing Akademik

dari semester 1 sampai semester 4.

4. Dr. Eng. I Made Wicaksana Ekaputra selaku Dosen Pembimbing Akademik

semester 5 sampai semester 7.

5. Doddy Purwadianto S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium Konversi Energi,

Prodi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

6. Seluruh Staf Pengajar dan Tenaga Kependidikan Prodi Teknik Mesin, Fakultas

Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang telah

mendidik dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

7. F.X. Agus Puji Wanto Putro dan Bernadetha Lita Widiastuti sebagai orang tua

yang telah berperan besar memberikan dukungan, baik secara spiritual dan

(10)
(11)

xi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

1.5Manfaat Penelitian ... 5

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Dasar Teori ... 6

2.1.1 Aquades ... 6

2.1.2 Metode-metode Pembuatan Aquades ... 6

2.1.3 Komponen-komponen Mesin ... 8

2.1.4 Humidifier ... 18

2.1.5 Siklus Kompresi Uap ... 19

2.1.6 Perhitungan-perhitungan pada siklus kompresi uap ... 22

2.1.7 Psychrometric Chart ... 24

2.1.7.1 Proses-proses Yang Terjadi Pada Udara ... 27

(12)

xii

2.1.7.2 Proses-proses Pada Mesin Penghasil Aquades ... 31

2.1.7.3 Perhitungan Pada Psychrometric Chart ... 34

2.2 Tinjauan Pustaka ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 38

3.1 Objek Penelitian ... 38

3.2 Alur Pelaksanaan Penelitian ... 39

3.3 Metode Penelitian... 41

3.4 Variasi Penelitian ... 41

3.5 Alat dan Bahan Penelitian ... 41

3.5.1 Alat ... 41

3.5.2 Bahan ... 43

3.6 Alat Bantu Penelitian ... 52

3.7 Pembuatan Mesin Penghasil Aquades ... 53

3.8 Skema Pengambilan Data Penelitian ... 54

3.9 Cara Mendapatkan Data ... 56

3.10 Cara Mengolah Data ... 58

2.11 Cara Mendapatkan Kesimpulan ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1 Hasil Penelitian ... 60

4.2 Perhitungan ... 62

4.3 Pembahasan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN ... 75

A.1 Mesin penghasil aquades ... 75

B.2 Psychrometric chart kondisi kipas off ... 76

B.3 Psychrometric chart kecepatan putar kipas 1 ... 76

B.4 Psychrometric chart kecepatan putar kipas 2 ... 77

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kompresor hermetik jenis torak ... 9

Gambar 2.2 Kompresor hermetik jenis rotary ... 10

Gambar 2.3 Kompresor hermetik jenis open type ... 10

Gambar 2.4 Kondensor dengan jari-jari penguat ... 12

Gambar 2.5 Kondensor dengan plat besi ... 12

Gambar 2.6 Kondensor pipa bersirip ... 13

Gambar 2.7 Pipa kapiler ... 14

Gambar 2.8 Hand valve... 14

Gambar 2.9 Automatic expansion valve ... 15

Gambar 2.10 Thermostatic expansion valve ... 15

Gambar 2.11 Evaporator dengan sirip ... 16

Gambar 2.12 Evaporator pipa-pipa dengan jari-jari penguat ... 16

Gambar 2.13 Evaporator plat ... 17

Gambar 2.14 Filter ... 17

Gambar 2.15 Kipas... 18

Gambar 2.16 Rangkaian komponen utama siklus kompresi uap ... 19

Gambar 2.17 Siklus kompresi uap pada diagram P-h ... 20

Gambar 2.18 Siklus kompresi uap pada diagram T-s ... 20

Gambar 2.19 Psychrometric chart ... 25

Gambar 2.20 Skematik psychrometric chart ... 27

Gambar 2.21 Proses-proses yang terjadi dalam psychrometric chart ... 28

Gambar 2.22 Proses-proses yang terjadi pada mesin penghasil aquades... 31

Gambar 3.1 Mesin penghasil aquades dengan bak pencurah air ... 38

(14)

xiv

Gambar 3.8 Akrilik ... 46

Gambar 3.9 Plastik mika ... 47

Gambar 3.10 Kompresor hermetik jenis rotary ... 48

Gambar 3.11 Evaporator jenis pipa bersirip ... 49

Gambar 3.12 Refrigeran 32 ... 49

Gambar 3.13 Kipas angin ... 50

Gambar 3.14 Pompa air... 50

Gambar 3.15 Pipa PVC ... 51

Gambar 3.16 Bak pencurah air... 51

Gambar 3.17 Lem pipa PVC ... 51

Gambar 3.18 Hygrometer... 52

Gambar 3.19 Thermocouple ... 53

Gambar 3.20 Penampil suhu digital ... 53

Gambar 3.21 Skematik posisi alat ukur ... 55

Gambar 4.1 Siklus kompresi uap pada mesin siklus kompresi uap ... 63

yang digunakan untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm Gambar 4.2 Psychrometric chart variasi kipaskecepatan maksimal ... 67

Gambar 4.3 Grafik laju aliran volume air yang dihasilkan perjam ... 71

Gambar 4.4 Grafik laju aliran volume air yang dihasilkan ... 71

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel pengambilan data penelitian ... 57

Tabel 4.1 Data hasil rata-rata penelitian dengan kondisi kipas off ... 60 Tabel 4.2 Data hasil rata-rata penelitian dengan kondisi ... 61

kecepatan putar kipas 1

Tabel 4.3 Data hasil rata-rata penelitian dengan kondisi ... 61

kecepatan putar kipas 2

Tabel 4.4 Data hasil rata-rata penelitian dengan kondisi ... 61

kecepatan putar kipas 3

Tabel 4.5 Lanjutan data hasil rata-rata penelitian dengan kondisi ... 62

kecepatan putar kipas 3

(16)

1

sangat penting dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Air selalu digunakan

karena mudah didapatkan dari alam secara cuma-cuma. Exploitasi secara

besar-besaran terhadap air dapat mengakibatkan jumlah air yang berada di alam akan

semakin berkurang. Dengan demikian manusia tidak dapat secara terus-menerus

mengandalkan sumber air yang berada di dalam tanah.

Mesin penghasil aquades merupakan solusi bagi manusia untuk

mendapatkan air dengan tidak mengandalkan sumber air di dalam tanah. Aquades

memiliki keunggulan yaitu hampir tidak mengandung mineral dibandingkan air

tanah. Namun, untuk mendapatkan aquades memerlukan proses yang cukup

panjang dibandingkan dengan kita mendapatkan air dari tanah. Akan tetapi aquades

yang didapatkan dapat langsung dikonsumsi manusia tanpa melalui proses

perebusan atau proses sterilisasi.

Aquades diperoleh dari hasil penyulingan atau biasa disebut dengan proses

destilasi atau biasa juga disebut air murni. Pada dasarnya aquades diperoleh dengan

cara menguapkan air pada temperatur didihnya kemudian uap air didinginkan

dengan suhu rendah sehingga terjadi proses pengembunan. Air hasil pengembunan

ini disebut aquades yaitu air yang rendah akan kandungan mineral didalamnya.

Proses destilasi ini merupakan suatu proses dengan cara pemisahan adanya

bahan kimia menurut perbedaan kecepatan yang menguap atau volatilitas yakni

dengan suatu teknik pemisahan berdasar dengan perbedaan titik didih dalam

kegunaannya untuk memperoleh senyawa murni. Aquades biasanya diperoleh di

toko-toko yang khusus menyediakan bahan bahan kimia, untuk keperluan industri

(17)

Diperlukan cara lain yang mudah untuk memperoleh aquades yang lebih

sederhana dan lebih praktis. Mesin siklus kompresi uap merupakan solusi yang

praktis yang dapat dilakukan untuk mendapatkan aquades.

Aquades yang dihasilkan dengan mempergunakan mesin siklus kompresi

uap mememiliki beberapa keunggulan diantaranya :

a. Tidak memerlukan biaya besar untuk menghasilkan air aquades.

b. Aquades yang dihasilkan dapat dijual di pasaran dan tentunya harga dapat

bersaing.

c. Mesin penghasil aquades tidak memerlukan tempat yang luas karena dapat

ditempatkan di dalam ruangan maupun di luar ruangan dalam

mengoperasikan mesin tersebut.

d. Tidak memerlukan campuran bahan kimia untuk menghasilkan aquades.

Dibanding dengan proses demineralisasi, proses pembuatan aquades dengan

mesin siklus kompresi uap ini memiliki kelemahan, yaitu membutuhkan sumber

energi listrik yang cukup besar. Namun untuk pembuatan aquades, proses

pembuatan aquades dengan mesin siklus kompresi uap ini lebih mudah dilakukan

dibanding proses penyulingan dan proses destilasi, hanya saja membutuhkan

sumber energi listrik.

Desalinasi dengan proses humidifikasi dan dehumidifikasi dianggap

sebagai cara yang efisien dan menguntungkan dengan memanfaatkan kondensor

dan evaporator pada pompa kalor untuk menghasilkan air tawar dari air laut

(Yaningsih dan Istanto, 2014). Dalam penelitian yang dilakukan Habeebullah, B.A.

(2010), pemanfaatan heat pump untuk mendapatkan air tawar merupakan cara yang efisien apabila digunakan pada daerah dengan jumlah penduduk yang banyak,

kurang persediaan air bersih dan membutuhkan penggunaan mesin pendingin

ruangan.

Dengan latar belakang tersebut, penulis tertantang untuk mendalami

pembuatan aquades dari mesin siklus kompresi uap dengan merancang dan

melakukan penelitian tentang mesin pembuat aquades dari mesin siklus kompresi

(18)

dapat bersaing dengan proses pembuat aquades yang sudah ada di pasaran dan

menjadi solusi bagi daerah yang membutuhkan air bersih untuk di konsumsi,

sehingga bisa menjadi alternatif untuk menghasilkan aquades yang berkualitas.

1.2 Rumusan Masalah

Pembuatan aquades masih banyak dengan menggunakan cara tradisional

yaitu dengan metode destilasi. Perlu adanya cara lain yang lebih efisien, sederhana,

praktis dan aman untuk menghasilkan aquades. Adapun rumusan masalah dari

penelitian ini adalah :

a. Bagaimanakah merancang dan membuat mesin penghasil aquades yang

efisien, sederhana, praktis dan aman yang menggunakan mesin siklus

kompresi uap.

b. Berapakah volume aquades terbanyak yang dihasilkan oleh mesin penghasil

aquades yang dilengkapi dengan humidifier untuk variasi putaran kipas maksimal yang ditempatkan sebelum evaporator.

c. Bagaimana karakteristik mesin siklus kompresi uap yang dipergunakan

pada mesin penghasil aquades, yang menghasilkan volume aquades

terbanyak per jamnya.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian mesin penghasil aquades dengan siklus kompresi uap

ini adalah :

a. Merancang dan membuat mesin penghasil aquades yang bekerja dengan

siklus kompresi uap.

b. Mengetahui volume aquades terbanyak yang dihasilkan oleh mesin

penghasil aquades yang dilengkapi dengan humidifier untuk variasi putaran kipas maksimal yang ditempatkan sebelum evaporator.

c. Mengetahui karakteristik mesin siklus kompresi uap yang digunakan pada

mesin penghasil aquades yang menghasilkan volume air terbanyak per

(19)

1. Besarnya kalor yang diserap evaporator (Qin) persatuan massa

refrigeran.

2. Besarnya kalor yang dilepas kondensor (Qout) persatuan massa

refrigeran.

3. Kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigeran (Win).

4. Coefficient of Performance aktual (COPaktual) mesin siklus kompresi

uap.

5. Coefficient of Performance ideal (COPideal) mesin siklus kompresi uap.

6. Efisiensi (η) mesin siklus kompresi uap.

1.4 Batasan Masalah

Batasan-batasan yang diambil di dalam penelitian ini adalah :

a. Mesin penghasil aquades bekerja dengan menggunakan siklus kompresi

uap.

b. Komponen-komponen utama dari mesin siklus kompresi uap ini adalah

evaporator, kondensor, kompresor, pipa kapiler.

c. Besarnya daya yang digunakan kompresor sebesar 1 PK atau 746 watt,

ukuran komponen utama yang lain menyesuaikan dengan besarnya daya

kompresor.

d. Mesin siklus kompresi uap menggunakan refrigeran R32.

e. Pada siklus kompresi uap yang terjadi diasumsikan tidak terjadi proses

pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut.

f. Komponen-komponen yang digunakan mesin penghasil aquades

merupakan komponen yang banyak dan mudah didapatkan di pasaran.

g. Mesin penghasil aquades memiliki peralatan pencurah air yang bertujuan

untuk menambah kelembaban udara. Pada peralatan pencurah air terdapat

komponen :

1. Kipas tambahan dengan daya 40 watt.

2. Pompa air dengan daya 100 watt.

(20)

4. Bak pencurah air dengan dimensi : panjang x lebar x tinggi = 0,34 m x

0,31 m x 0,325 m.

5. Jumlah bak pencurah air sebanyak 2 buah.

6. Diameter lubang bak pencurah air sebesar 2 mm.

7. Jarak antar lubang pada bak pencurah air sebesar 2 cm.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian mengenai mesin penghasil aquades dengan siklus

kompresi uap ini adalah :

a. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan

mengenai mesin penghasil aquades yang bekerja dengan siklus kompresi

uap.

b. Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai referensi bagi peneliti lain

untuk melakukan penelitian sejenis dan mengembangkan mesin penghasil

aquades dengan siklus kompresi uap menjadi lebih baik.

c. Mesin hasil penelitian dapat menjadi solusi bagi daerah-daerah yang

memerlukan air bersih untuk dikonsumsi.

d. Diperolehnya teknologi tepat guna berupa mesin penghasil aquades yang

lebih efisien, sederhana, praktis dan aman.

e. Hasil penelitian dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan yang dapat

(21)

6

BAB II

DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

2.1.1 Aquades

Aquades adalah air hasil destilasi/penyulingan yang sama dengan air murni

atau H2O, karena H2O hampir tidak mengandung mineral. Sedangkan air mineral

adalah pelarut yang universal dan air yang sudah banyak mengandung mineral di

dalamnya. Oleh karena itu air mineral akan dengan mudah menyerap atau

melarutkan berbagai partikel yang ditemuinya dan dengan mudah menjadi

tercemar. Dalam siklusnya di dalam tanah, air mineral akan terus bertemu dan

melarutkan berbagai mineral anorganik, logam berat dan mikroorganisme. Oleh

karena itu, air mineral berbeda dengan aquades (H2O) karena mengandung banyak

mineral di dalamnya.

1. Aquades (Aqua Destilata) yaitu air yang dihasilkan dari satu kali proses destilasi/penyulingan, sering disebut air murni namun tetap mengandung

mineral-mineral tertentu.

2. Aquabides (Aqua Bidestilata) yaitu air yang dihasilkan dari proses destilasi/penyulingan bertingkat (2x proses destilasi/penyulingan) dan

mengandung mineral lebih sedikit dari aquades.

3. Aquademin (Aqua Demineralisata) yaitu air bebas mineral baik ion positif yang berasal dari logam (besi, magnesium, dll), kesadahan (kalsium, dll) maupun ion

negatif yang berasal dari udara, gas halogen, belerang, dll, serta memenuhi

persyaratan mikroorganisme tertentu.

2.1.2 Metode-metode pembuatan aquades

Secara umum metode yang banyak digunakan untuk menghasilkan aquades

adalah dengan proses destilasi atau penyulingan. Ada empat macam proses destilasi

yang digunakan untuk menghasilkan aquades, yaitu destilasi sederhana, destilasi

(22)

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia

berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan bahan untuk menguap

(volatilitas). Dalam penyulingan, campuran zat didihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki

titik rendah akan menguap lebih dulu.

Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa.

Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,

masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi

didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.

1. Destilasi sederhana pada dasar merupakan salah satu cara pemurnian zat cair

yang tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup

besar, sehingga zat pencemar atau pengotor akan tertinggal sebagai residu.

Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair – cair, misalnya air –

alkohol, air – aseton, dll. Proses destilasi ini dikalukan pada tekanan atmosfer.

2. Destilasi fraksionasi merupakan proses pemisahan di mana sejumlah zat

campuran tertentu (gas, padatan, cairan, suspensi, atau isotop) dipisahkan selama

transisi fasa menjadi sejumlah kecil bagian (fraksi-fraksi), yang mana

komposisinya bervariasi sesuai gradiennya/tingkatannya. Dalam destilasi

fraksional atau destilasi bertingkat, proses pemisahan parsial diulang berkali-kali

dimana setiap kali terjadi pemisahan lebih lanjut. Hal ini berarti proses

pengayaan dari uap yang lebih volatil juga terjadi berkali-kali sepanjang proses destilasi fraksional itu berlangsung. Destilasi fraksionasi digunakan untuk

memisahkan larutan yang memiliki perbedaan titik didih tidak terlalu jauh yaitu

sekitar 30OC.

3. Destilasi uap digunakan untuk memisahkan campuran senyawa-senyawa yang

memiliki titik didih mencapai 200OC atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan

senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100OC dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Prinsip dasar destilasi uap yaitu

mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing

(23)

yang tidak larut dalam air di semua temperature, tapi dapat didestilasi dengan

air.

4. Destilasi vakum adalah proses destilasi yang beroperasi pada tekanan 0,4 atm

(≤300 mmHg absolut). Proses destilasi ini berlangsung dibawah tekanan

atmosfer. Destilasi vakum berfungsi untuk menurunkan titik didih pada minyak

berat atau long residu sehingga menghasilkan produk-produknya. Senyawa yang

biasa didestilasi vakum merupakan senyawa yang tidak stabil, dengan pengertian

dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang

memiliki titik didih diatas 150OC.

2.1.3 Komponen-komponen mesin

Mesin penghasil aquades menggunakan mesin siklus kompresi uap dimana

sebuah mesin yang bekerja dengan cara mengembunkan uap air yang terdapat di

udara. Prinsip dasarnya, aquades yang dihasilkan merupakan kandungan uap air di

udara yang mengembun setelah didinginkan oleh evaporator. Uap air yang

mengembun karena temperatur yang rendah di evaporator kemudian berubah wujud

menjadi cair. Air hasil pengembunan ini kemudian ditampung sehingga disebut

aquades.

Banyak sedikitnya air hasil pengembunan dipengaruhi oleh jumlah

kandungan air yang terdapat di udara. Semakin banyak kandungan uap air yang ada

di udara atau semakin tinggi tingkat kelembaban relatifudara, maka akan semakin

banyak pula jumlah aquades yang dihasilkan. Oleh sebab itulah diperlukannya

rangkaian tambahan yaitu bak pencurah air/humidifier untuk meningkatkan kandungan uap air di udara, sehingga jumlah aquades yang dihasilkan dapat

meningkat.

Mesin penghasil aquades terdiri atas dua bagian utama, yaitu mesin siklus

kompresi uap dan komponen bak pencurah air/humidifier. Pada bagian mesin siklus kompresi uap terdiri atas komponen-komponen dasar berupa kompresor,

kondensor, filter, pipa kapiler, dan evaporator. Sedangkan pada rangkaian

(24)

sudah dilubangi sedemikian rupa, selang dan pipa PVC untuk mengalirkan air, dan

juga bak penampung.

Komponen-komponen utama mesin siklus kompresi uap terdiri dari

kompresor, kondensor, filter, pipa kapiler, evaporator.

a. Kompresor

Kompresor berfungsi untuk menaikkan tekanan refrigeran dari tekanan

rendah ke tekanan tinggi. Cara kerja kompresor yaitu menghisap sekaligus

mengkompresi refrigeran agar terjadi perputaran atau sirkulasi refrigeran yang

mengalir di dalam pipa-pipa mesin siklus kompresi uap. Jenis kompresor yang

digunakan dalam mesin siklus kompresi uap adalah kompresor hermetik, lebih

tepatnya kompresor hermetik torak (reciprocating compressor) yang digerakkan oleh motor listrik. Jenis kompresor hermetik lainnya yaitu kompresor hermetik

rotary dan kompresor hermetik open type.

Kompresor hermetik jenis rotary banyak dipergunakan pada mesin AC, sedangkan kompresor jenis torak banyak dipergunakan pada mesin kulkas, freezer,

showcase maupun dispenser.

Gambar 2.1 Kompresor hermetik jenis torak

(25)

Gambar 2.2 Kompresor hermetik jenis rotary.

Sumber : http://citrapelanginusantara.blogspot.co.id/2011/04/scroll-compressor_22.html

Gambar 2.3 Kompresor hermetik jenis open type

Sumber : https://hvactutorial.files.wordpress.com/2012/11/two-stage-semi-hermetic-compressor.jpg

Kompresor hermetik jenis torak dapat dilihat pada Gambar 2.1, jenis rotary

(26)

motor penggerak/motor listrik berada dalam satu tempat atau tabung tertutup dan

bersatu dengan kompresor. Motor penggerak langsung memutarkan poros

kompresor, sehingga jumlah putaran kompresor sama dengan jumlah putaran

motornya. Kompresor bekerja secara dinamis dalam perputaran refrigeran. Fase

yang terjadi ketika refrigeran masuk dan keluar kompresor berupa gas. Namun

kondisi gas yang keluar dari kompresor berupa gas panas lanjut dimana suhu gas

ini lebih tinggi dari suhu kerja kondensor.

b. Kondensor

Kondensor adalah komponen yang berfungsi sebagai tempat pengembunan

atau kondensasi refrigeran. Di dalam kondensor berlangsung tiga proses yaitu

proses penurunan suhu refrigeran dari gas panas lanjut menjadi gas jenuh, proses

dari gas panas jenuh menuju ke cair jenuh, dan proses dari cair jenuh menjadi cair

lanjut (proses pendinginan lanjut). Proses pengembunan refrigeran dari kondisi gas

jenuh menuju ke cair jenuh berlangsung pada tekanan yang tetap. Saat ketiga proses

berlangsung, kondensor akan membuang energi dalam bentuk kalor ke lingkungan

sekitar.

Jenis kondensor yang sering digunakan dalam kapasitas kecil adalah

kondensor pipa dengan jari-jari penguat (seperti pada kulkas 1 pintu), kondensor

pipa dengan plat besi (seperti pada kulkas 2 pintu), dan kondensor pipa bersirip.

Kondensor berdasarkan media pendinginannya dibagi menjadi tiga, yaitu

kondensor berpendingin udara (air cooled condenser), kondensor berpendingin air (water cooled condenser), dan kondensor berpendingin air dan udara (evaporative condenser). Pada umumnya kondensor yang digunakan dalam mesin pendingin adalah kondensor pipa dengan jari-jari penguat, namun pada mesin AC

menggunakan jenis kondensor pipa bersirip.

Pada Gambar 2.4 menyajikan contoh gambar kondensor dengan jari-jari

penguat dengan 5 lintasan. Pada kondensor dengan jari-jari penguat, fungsi dari

jari-jari penguat selain untuk menguatkan konstruksi juga sebagai sirip yang

berfungsi untuk memperluas permukaan sehingga laju perpindahan kalor menjadi

(27)

Gambar 2.4 Kondensor dengan jari-jari penguat

Sumber : http://parma-teknik.blogspot.co.id/2012/10/kondensor-kulkas.html

Pada Gambar 2.5 menyajikan contoh gambar kondensor dengan plat besi.

Kondensor dengan plat besi banyak ditemui pada mesin-mesin kulkas, freezer, dan

showcase yang diproduksi pada saat ini. Tujuannya adalah agar menambah luas penampang kondensor sehingga perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan dapat

lebih cepat.

Gambar 2.5 Kondensor dengan plat besi

(28)

Pada Gambar 2.6 menyajikan contoh gambar kondensor pipa bersirip.

Kondensor pipa bersirip. Kondensor pipa bersirip banyak ditemui pada mesin AC

rumah tangga. Fungsi adanya sirip pada kondensor ini bertujuan agar pelepasan

kalor ke lingkungan bisa lebih cepat.

Gambar 2.6 Kondensor pipa bersirip

Sumber : http://ferinuril.blogspot.co.id/2016/03/cara-kerja-mesin-pendingin-air.html

c. Pipa kapiler

Pipa kapiler merupakan alat ekspansi dalam komponen mesin siklus

kompresi uap yang berfungsi menurunkan tekanan refrigeran dan mengalirkan

refrigeran menuju evaporator. Pipa kapiler biasanya berukuran sekitar 0,8-2,0 mm.

Pada pipa kapiler, refrigeran yang mengalir berada pada fase cair, sehingga tidak

jarang akan mengeluarkan bunyi seperti aliran air pada saat mesin beroperasi.

Fungsi pipa kapiler sangat vital karena menghubungkan dua bagian tekanan yang

berbeda, yaitu tekanan tinggi dan tekanan rendah. Refrigeran bertekanan tinggi

sebelum melewati pipa kapiler akan diubah atau diturunkan tekanannya. Akibat dari

penurunan tekanan refrigeran menyebabkan terjadinya penurunan suhu pada fase

campuran cair dan gas. Pada bagian inilah refrigeran mencapai suhu terendah.

Jenis alat ekspansi lainnya yang dapat digunakan untuk menurunkan

(29)

digunakan pada unit mesin pendigin berkapasitas besar dan berkapasitas sedang.

Katup ekspansi jenis AVX dan TXV juga berfungsi untuk mengatur aliran

refrigeran. Berbeda dengan pipa kapiler, pipa kapiler tidak mampu mengatur laju

aliran refrigeran berdasarkan beban pendinginnya.

Pada Gambar 2.7 memperlihatkan contoh dari pipa kapiler yang digunakan

pada AC, freezer, maupun showcase. Gambar 2.8 memperlihatkan contoh dari hand valve yang kerap kali dipergunakan untuk memindahkan refrigeran dari tabung ke mesin pendingin. Gambar 2.9 memperlihatkan contoh dari AXV (automatic expansion valve). Gambar 2.10 memperlihatkan contoh dari TXV (thermostatic expansion valve).

Gambar 2.7 Pipa kapiler

Sumber : http://servicepelitateknik.blogspot.co.id/2017/08/komponen-komponen-ac-dan-fungsinya.html

Gambar 2.8 Hand valve

(30)

Gambar 2.9 Automatic expansion valve

Sumber : https://hvactutorial.files.wordpress.com/2011/07/automatic-expansion-valve.jpg?w=1400

Gambar 2.10 Thermostatic expansion valve

Sumber : https://mariners.page4.me/clip-image0063_450_330.jpg

d. Evaporator

Evaporator merupakan tempat terjadinya perubahan fase fluida dari bentuk

campuran cair dan gas menjadi gas, atau dapat disebut juga sebagai tempat

penguapan. Saat perubahan fase, diperlukan energi kalor. Energi kalor tersebut

(31)

lebih rendah dari pada temperatur sekelilingnya, sehingga kalor dapat mengalir ke

refrigeran. Proses penguapan refrigeran di evaporator berlangsung pada tekanan

tetap dan suhu yang tetap. Berbagai jenis evaporator yang sering digunakan pada

mesin siklus kompresi uap adalah jenis evaporator pipa dengan sirip (seperti pada

kulkas 2 pintu), evaporator pipa-pipa dengan jari-jari penguat (seperti pada freezer),

dan jenis evaporator plat (seperti pada kulkas 1 pintu).

Pada Gambar 2.11 menyajikan gambar evaporator dengan sirip, Gambar

2.12 menyajikan gambar evaporator dengan jari-jari penguat, dan Gambar 2.13

menyajikan gambar evaporator dengan plat.

Gambar 2.11 Evaporator dengan sirip

Sumber : http://www.shenglin-tech.com/uploads/131209/2-13120914395Y51.jpg

Gambar 2.12 Evaporator pipa-pipa dengan jari-jari penguat

(32)

Gambar 2.13 Evaporator plat

Sumber : https://tommyji.en.made-in-china.com/product/LbTJRWNyCqrX/China-Deep-Fridge-Aluminium-Plate-Roll-Bond-Evaporator-Coil.html

e. Filter

Filter merupakan komponen yang digunakan untuk menyaring

kotoran-kotoran yang terbawa pada saat proses sirkulasi refrigeran. Dengan adanya filter,

refrigeran yang membawa kotoran akan tersaring dan kemudian refrigeran yang

telah melewati filter menjadi lebih bersih, sehingga proses sirkulasi refrigeran dapat

berlangsung dengan maksimal. Selain itu jika tidak adanya filter, kotoran akan

mudah masuk ke dalam pipa kapiler sehingga dapat menyebabkan pipa kapiler

menjadi tersumbat yang dapat mengakibatkan sistem menjadi tidak bekerja secara

optimal atau tidak bekerja sama sekali. Oleh sebab itu, filter ditempatkan sebelum

pipa kapiler.

Gambar 2.14 menyajikan gambar filter yang terdapat pada mesin-mesin

siklus kompresi uap yang diproduksi saat ini.

Gambar 2.14 Filter

(33)

f. Kipas

Kipas merupakan komponen yang terdiri dari motor listrik dan

baling-baling. Kipas berfungsi untuk mengalirkan fluida gas atau udara. Pada sistem siklus

kompresi uap, udara yang dihembuskan oleh kipas akan mempercepat proses

perpindahan kalor, seperti dari kondensor menuju lingkungan, dan dari lingkungan

ke evaporator. Kipas ini juga berfungsi untuk membantu membuang kalor pada

kondensor sehingga temperatur kondensor akan lebih stabil dan kondensor akan

terhindar dari overheat.

Pada Gambar 2.15 menyajikan gambar kipas dengan 4 sudu yang biasa

terdapat pada kondensor.

Gambar 2.15 Kipas

Sumber : http://andriemultiteknik.com/2018/03/11/komponen-ac-split-pendukung.html

2.1.4 Humidifier

Humidifier merupakan perangkat yang digunakan untuk menambah kadar air atau menaikkan kandungan air di dalam udara. Penambahan kandungan air di

dalam udara akan meningkatkan nilai kelembapan relatif pada udara dan nilai

kelembaban spesifik udara. Humidifier biasanya digunakan untuk menaikkan kandungan air di dalam udara pada suatu ruangan, seperti di rumah, kantor, atau

pada industri. Perangkat humidifier diperlukan untuk menjaga udara dalam ruangan agar memiliki kelembapan dan suhu udara yang sesuai dengan kebutuhan. Pada

(34)

Seperti diketahui, proses humidifikasi untuk penggunaan di dalam rumah disertai

pula dengan proses penurunan suhu udara. Proses ini lazim disebut dengan proses

evaporative cooling. Sedangkan untuk penggunaan pada skala industri, humidifier

digunakan agar tingkat kelembapan udara tidak mengganggu proses jalannya

produksi.

2.1.5 Siklus kompresi uap

Siklus kompresi uap merupakan sistem refrigerasi yang menggunakan

refrigeran sebagai media kerjanya. Gambar 2.16 menyajikan rangkaian komponen

siklus kompresi uap, Gambar 2.17 menyajikan siklus kompresi uap pada diagram

P-h, dan Gambar 2.18 menyajikan siklus kompresi uap pada diagram T-s.

Gambar 2.16 Rangkaian komponen utama siklus kompresi uap

Pada Gambar 2.16, Qin merupakan besarnya kalor yang dihisap atau diserap

evaporator dari udara persatuan massa refrigeran. Qout merupakan besarnya kalor

yang dilepas atau dibuang kondensor ke udara persatuan massa refrigeran. Win

merupakan besarnya kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigeran.

(35)

Gambar 2.17 Siklus kompresi uap pada diagram P-h

Sumbu tekanan pada Gambar 2.17 pada umumnya dinyatakan dengan

tekanan absolut. Tekanan absolut dapat dinyatakan dengan tekanan pengukuran

ditambah dengan tekanan atmosfer. Tekanan pengukuran adalah besarnya tekanan

yang diperoleh oleh alat ukur ketika diperguakan untuk mengukur tekanan

refrigeran.

Gambar 2.18 Siklus kompresi uap pada diagram T-s

(36)

Proses dari siklus kompresi uap yang disertai dengan proses pemanasan

lanjut dan pendinginan lanjut adalah sebagai berikut :

a. Proses kompresi (proses 1 - 2)

Proses kompresi ini dilakukan oleh kompresor yang digambarkan pada

tahap 1-2 pada Gambar 2.17 dan Gambar 2.18. Kondisi awal pada saat masuk ke

dalam kompresor, refrigeran merupakan gas panas lanjut bertekanan rendah.

Setelah mengalami kompresi, refrigeran akan menjadi gas panas lanjut bertekanan

tinggi. Proses ini berlangsung secara isentropik (iso entropi). Temperatur refrigeran

yang keluar kompresor akan meningkat.

b. Proses penurunan suhu gas panas lanjut menjadi gas jenuh (proses 2 - 2a)

Proses penurunan suhu atau pendinginan dari gas panas lanjut menjadi gas

jenuh ini terjadi pada tahap 2-2a pada Gambar 2.17 dan Gambar 2.18. Refrigeran

mengalami penurunan suhu pada tekanan tetap. Hal ini disebabkan karena adanya

kalor yang mengalir ke lingkungan karena disebabkan suhu refrigeran lebih tinggi

dari suhu lingkungan.

c. Proses kondensasi (proses 2a - 3a)

Kondensasi terjadi pada tahap 2a-3a pada Gambar 2.17 dan Gambar 2.18.

Pada proses ini, gas jenuh mengalami perubahan fase menjadi cair jenuh. Proses ini

berlangsung pada suhu dan tekanan tetap atau konstan. Pada proses ini terjadi aliran

kalor dari kondensor ke lingkungan dikarenakan suhu kondensor lebih tinggi dari

suhu udara lingkungan. Karena adanya aliran kalor yang dikeluar dari kondensor,

maka menyebabkan terjadinya perubahan fase.

d. Proses pendinginan lanjut (proses 3a - 3)

Proses pendinginan lanjut ini terjadi pada tahap 3a-3 pada Gambar 2.17 dan

Gambar 2.18. Proses pendinginan lanjut merupakan proses penurunan suhu

(37)

konstan. Proses ini diperlukan supaya kondisi refrigeran yang keluar dari kondensor

dapat benar-benar berada dalam fase cair.

e. Proses penurunan tekanan (proses 3 - 4)

Proses penurunan tekanan terjadi pada tahap 3-4 yang terdapat pada Gambar

2.17 dan Gambar 2.18. Pada fase cair, refrigeran mengalir menuju pipa kapiler dan

mengalami penurunan tekanan dan suhu, sehingga suhu refrigeran lebih rendah dari

temperatur lingkungan. Pada tahap ini, refrigeran berubah dari yang semula dalam

fase cair menjadi fase campuran (cair dan gas). Proses ini berlangsung secara iso

entalpi atau isentalpi atau berlangsung dengan nilai entalpi yang tetap.

f. Proses penguapan (proses 4 - 1a)

Proses penguapan atau evaporasi terjadi pada tahap 4-1a pada Gambar 2.17

dan Gambar 2.18. Pada fase campuran cair dan gas, refrigeran yang mengalir ke

evaporator berada pada tekanan dan temperatur rendah, sehingga ketika refrigeran

menerima kalor dari lingkungan akan mengubah seluruh fase fluida refrigeran

menjadi gas jenuh. Proses penguapan berlangsung pada tekanan dan suhu yang

tetap.

g. Proses pemanasan lanjut (proses 1a - 1)

Proses pemanasan lanjut terjadi pada tahap 1a-1 pada Gambar 2.17 dan

Gambar 2.18. Proses ini merupakan proses dimana uap refrigeran yang

meninggalkan evaporator akan mengalami pemanasan lanjut sebelum memasuki

kompresor. Pemanasan lanjut tersebut dapat disebabkan oleh pengendali jenis katup

cekik yang digunakan, dimana penyerapan panas dapat terjadi pada jalur antara

evaporator dan kondensor.

2.1.6 Perhitungan-perhitungan pada siklus kompresi uap

Diagram tekanan-entalpi pada siklus kompresi uap dapat digunakan untuk

(38)

energi yang dilepas kondensor, energi yang diserap evaporator, COPaktual, COPideal,

efisiensi, dan laju aliran massa refrigeran.

a. Kerja kompresor (Win)

Kerja kompresor persatuan massa refrigeran merupakan proses perubahan

entalpi pada diagram P-h pada titik 1-2 di Gambar 2.17 yang dapat dihitung dengan

menggunakan Persamaan (2.1) :

Win = h2– h1 ...(2.1)

Dengan Win merupakan kerja kompresor persatuan massa refrigeran, h1 merupakan

nilai entalpi refrigeran pada saat masuk kompresor, dan h2 merupakan nilai entalpi

refrigeran pada saat keluar kompresor.

b. Energi kalor yang dilepaskan oleh kondensor (Qout)

Besarnya energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepaskan oleh

kondensor merupakan perubahan entalpi pada titik 2 ke 3 (lihat Gambar 2.17),

perubahan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.2) :

Qout = h2– h3 ...(2.2)

Dengan Qout merupakan energi kalor yang dilepaskan kondensor persatuan massa

refrigeran, h2 adalah nilai entalpi refrigeran saat masuk kondensor, dan h3 adalah

nilai entalpi refrigeran keluar kondensor atau masuk pipa kapiler.

c. Energi kalor yang diserap oleh evaporator (Qin)

Energi kalor yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran

merupakan perubahan entalpi pada titik titik 4 ke 1 (lihat Gambar 2.17), besarnya

perubahan entalpi tersebut dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.3) :

Qin = h1– h4 ...(2.3)

Dengan Qin merupakan energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa

refrigeran, h1 merupakan nilai entalpi refrigeran pada saat keluar evaporator atau

sama dengan nilai entalpi pada saat masuk kompresor, dan h4 merupakan nilai

(39)

saat keluar dari pipa kapiler. Karena proses yang terjadi pada pipa kapiler

berlangsung pada entalpi yang tetap maka nilai h4 = h3

d. Coefficient Of Performance aktual (COPaktual)

Besarnya nilai Coefficient Of Performance aktual dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.4)

COPaktual =

Qin

Win

...(2.4)

Dengan COPaktual merupakan nilai rasio kerja sebuah mesin dalam siklus kerjanya,

Qin merupakan energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran,

dan Win merupakan besarnya kerja kompresor persatuan massa refrigerean.

e. Coefficient Of Performance ideal (COPideal)

Besarnya nilai Coefficient Of Performance ideal dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.5) :

COPideal =

𝑇𝑒

𝑇𝑐−𝑇𝑒 ...(2.5)

Dengan COPideal merupakan Coefficient Of Performance maksimum yang dapat

dicapai sebuah mesin siklus kompresi uap, Tc merupakan suhu mutlak kondensor,

dan Te merupakan suhu mutlak evaporator.

f. Efisiensi mesin siklus kompresi uap (η)

Besarnya nilai efisiensi mesin siklus kompresi uap dapat dihitung dengan

menggunakan Persamaan (2.6) :

η = 𝐶𝑂𝑃𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

𝐶𝑂𝑃𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑥 100% ...(2.6)

2.1.7 Psychrometric chart

Psychrometric chart merupakan suatu kurva/diagram yang digunakan untuk mengetahui karakteristik udara pada suatu kondisi tertentu. Dengan adanya

(40)

parameter yang sudah diketahui untuk mendapatkan nilai lain dari karakteristik

udara (Tdb, Twb, Tdp, W, RH, H, SpV). Dalam chart ini dapat langsung diketahui

hubungan antara berbagai parameter udara secara cepat dan persisi, baik yang

berkaitan dengan sifat fisik udara maupun sifat thermiknya.Psychrometric chart

merupakan dasar dari teknik pendingin dan tata udara. Contoh psychrometric chart

dapat dilihat pada Gambar 2.19.

Cara terbaik memahami psikrometrik chart adalah

mengobservasibagaimana letak dan posisi setiap garis kurva diletakkan

ataudipetakan pada psikrometrik chart. Psikrometrik chart menyatakanhubungan

antara suhu bola kering, suhu bola basah, suhu titikembun, kelembaban relatif,

panas total (entalpi), volume speisifik,kelebaban spesifik, panas sensibel dan panas

laten.

Parameter-parameter udara dalam psychrometric chart antara lain (a) dry-bulb temperature, (b) wet-bulb temperature, (c) specific humidity, (d) dew-point temperature, (e) entalpi, (f) volume spesifik, (g) kelembapan relatif.

Gambar 2.19 Psychrometric chart

(41)

a. Dry-bulb temperature (Tdb)

Dry-bulb temperature merupakan suhu udara kering yang diperoleh melalui pengukuran termometer dengan kondisi bulb pada keadaan kering. Pada

psychrometric chart, Tdb digambarkan sebagai garis vertikal yang berawal dari garis

sumbu mendatar yang terletak di bagian bawah chart.

b. Wet-bulb temperature (Twb)

Wet-bulb temperature merupakan suhu udara basah yang diperoleh melalui pengukuran termometer dengan kondisi bulb pada keadaan basah (bulb diselimuti kain basah). Pada psychrometric chart, Twb diposisikan sebagai garis

diagonal/miring ke bawah yang berawalkan dari garis saturasi yang terletak pada

bagian samping kanan chart.

c. Specific humidity (W)

Specific humidity merupakan jumlah kandungan uap air di udara dalam setiap kilogram udara kering (kg air/kg udara kering). Pada psychrometric chart, W diposisikan pada garis sumbu vertikal yang berada pada bagian samping kanan

chart. Bila nilai W naik maka kandungan air yang terdapat di udara akan semakin banyak, demikian juga dengan sebaliknya.

d. Dew-point temperature (Tdp)

Dew-point temperature merupakan besarnya suhu pada saat uap air di udara mulai menunjukkan pengembunan ketika udara didinginkan. Pada psychrometric chart, Tdp ditandai sebagai titik sepanjang garis saturasi.

e. Entalpi (h)

Entalpi merupakan besarnya jumlah kalor total dari campuran udara dan uap

air yang nilainya tergantung kepada suhu dan tekanannya. Entalpi dinyatakan dalam

(42)

f. Volume spesifik (SpV)

Volume spesifik merupakan volume udara campuran dengan satuan meter

kubik per kilogram udara kering, dapat juga dikatakan meter kubik udara kering

atau meter kubik campuran per kilogram udara kering.

g. Kelembapan realtif (%RH)

Kelembaban relatif merupakan persentase perbandingan jumlah air yang

terkandung dalam satu meter kubik dengan jumlah air maksimal yang dapat

terkandung dalam satu meter kubik tersebut.

Gambar 2.20 Skematik psychrometric chart

Sumber: http://3.bp.blogspot.com/_ICtrCXo1vmE/Si2sSS7S6dI/AAAAAAAA AHs/w1Xdq348bEs/s400/psc_03.gif

2.1.7.1 Proses-proses yang terjadi pada udara dalam psychrometric chart

(43)

pemanasan dan menaikkan kelembapan (heating and humidifying). Pada Gambar 2.21 menggambarkan semua proses-proses yang dapat terjadi pada udara yang

digambarkan pada psychrometric chart.

Gambar 2.21 Proses-proses yang terjadi dalam psychrometric chart

a. Proses pendinginan dan penurunan kembapan (cooling and dehumidifying)

Proses pendinginan dan penurunan kelembaban berfungsi menurunkan

temperatur (dry bulb) dan menurunkan kandungan uap air di udara. Jadi pada proses ini menyebabkan semua properti udara mengalami perubahan. Dalam

psychrometric chart perubahan yang dihasilkan dari proses ini membuat kondisi udara bergerak menuju arah kiri bawah (ke arah barat daya). Kondisi udara yang

mengalami perubahan adalah: turunnya enthalpi, turunnya temperatur (wet bulb), turunnya titik embun (dew point), naiknya densitas udara, turunnya spesific volume, dan bisa terjadi kenaikkan atau penurunan kelembapan relatif udara (tergantung

proses cooling & de-humidifying yang diinginkan).

(44)

b. Proses pemanasan sensibel (sensible heating)

Proses pemanasan sensibel (sensible heating) berfungsi menaikkan temperatur (dry bulb) udara tanpa mengurangi kandungan uap air. Jadi proses ini berlangsung pada kondisi moisture content yang konstan sehingga titik embun (dew point) juga berada dalam kondisi konstan. Dalam psychrometric chart perubahan yang dihasilkan dari proses ini membuat kondisi udara bergerak dari kiri horizontal

ke kanan (ke arah timur). Beberapa kondisi udara yang mengalami perubahan

adalah: naiknya enthalpi, naiknya temperatur (wet bulb), turunnya densitas udara karena terjadi kenaikan spesific volume, dan turunnya kelembapan relatif udara.

c. Proses pendinginan dan manaikan kelembapan (evaporative cooling) Proses evaporative cooling berfungsi menurunkan temperatur (dry bulb) dan menaikkan kandungan uap air di udara. Dalam psychrometric chart perubahan yang dihasilkan dari proses ini membuat kondisi udara bergerak menuju arah kiri

atas (ke arah barat laut). Kondisi udara yang mengalami perubahan adalah: naik

atau turunnya enthalpi atau bisa juga terjadi dalam enthalpi yang konstan, naik atau

turunnya temperatur (wet bulb) atau bisa juga terjadi dalam kondisi wet bulb yang konstan, naiknya titik embun (dew point), naik atau turunnya densitas udara atau bisa juga terjadi dalam kondisi densitas yang konstan, naik atau turunnya specific volume atau bisa juga terjadi dalam kondisi specific volume yang konstan, dan kenaikkan kelembapan relatif udara.

d. Proses pendinginan sensibel (sensible cooling)

Proses sensible cooling berfungsi menurunkan temperatur (dry bulb) udara tanpa mengurangi kandungan uap air. Jadi proses ini berlangsung pada kondisi

moisture content yang konstan sehingga titik embun (dew point) juga berada dalam kondisi konstan. Dalam psychrometric chart perubahan yang dihasilkan dari proses ini membuat kondisi udara bergerak dari kanan horizontal ke kiri (ke arah barat).

Beberapa kondisi udara yang mengalami perubahan adalah: turunnya enthalpi,

turunnya temperatur (wet bulb), naiknya densitas udara karena terjadi penurunan

(45)

e. Proses humidifying

Proses humidifying berfungsi menambahkan kandungan uap air ke udara tanpa merubah temperatur (dry bulb). Jadi proses ini berlangsung pada kondisi temperatur (dry bulb) yang konstan. Dalam psychrometric chart perubahan yang dihasilkan dari proses ini membuat kondisi udara bergerak dari bawah vertikal ke

atas (ke arah utara). Beberapa kondisi udara yang mengalami perubahan adalah:

naiknya enthalpi, naiknya temperatur (wet bulb), naiknya titik embun (dew point), turunnya densitas udara karena terjadi kenaikkan spesific volume, dan naiknya kelembapan relatif udara.

f. Proses dehumidifying

Proses dehumidifying proses ini berfungsi menurunkan kandungan uap air di udara tanpa merubah temperatur (dry bulb). Jadi proses ini berlangsung pada kondisi temperatur (dry bulb) yang konstan. Dalam psychrometric chart perubahan yang dihasilkan dari proses ini membuat kondisi udara bergerak dari atas vertikal

ke bawah (ke arah selatan). Beberapa kondisi udara yang mengalami perubahan

adalah: turunnya enthalpi, turunnya temperatur (wet bulb), turunnya titik embun (dew point), naiknya densitas udara karena terjadi penurunan spesific volume, dan turunnya kelembapan relatif udara.

g. Proses pemanasan dan penurunan kelembapan (heating and dehumidifying) Proses heating and dehumidifying berfungsi menaikkan temperatur (dry bulb) dan menurunkan kandungan uap air di udara. Dalam psychrometric chart

perubahan yang dihasilkan dari proses ini membuat kondisi udara bergerak menuju

arah kanan bawah (ke arah tenggara). Kondisi udara yang mengalami perubahan

adalah: turun atau naiknya enthalpi atau bisa juga terjadi dalam kondisi enthalpi

(46)

h. Proses pemanasan dan menaikan kelembapan (heating and humidifying) Proses heating and humidifying berfungsi menaikkan temperatur (dry bulb) dan menaikkan kandungan uap air di udara. Jadi pada proses ini menyebabkan

semua properti udara mengalami perubahan. Dalam psychrometric chart perubahan yang dihasilkan dari proses ini membuat kondisi udara bergerak menuju arah kanan

atas (ke arah timur laut). Kondisi udara yang mengalami perubahan adalah: naiknya

enthalpi, naiknya temperatur (wet bulb), naiknya titik embun (dew point), turunnya densitas udara karena terjadi kenaikkan spesific volume, dan bisa terjadi kenaikkan atau penurunan kelembapan relatif udara (tergantung proses heating & humidifying

yang diinginkan). Jadi dalam proses ini penambahan uap air bukan berarti akan

menaikkan relative humidity-nya.

2.1.7.2 Proses-proses pada mesin penghasil aquades

Proses-proses yang terjadi pada mesin penghasil aquades dapat dilihat pada

Gambar 2.22. Proses-proses yang terjadi meliputi (a) proses evaporative cooling

(titik A-B), (b) proses cooling (titik B-C), (c) proses cooling dan dehumidifying

(titik C-D), dan (d) proses heating dan humidifying (titik D-A).

(47)

Gambar 2.22 menyajikan proses-proses yang terjadi pada mesin penghasil

aquades pada kondisi kecepatan putar kipas maksimal. Proses- proses lain yang

terjadi pada mesin penghasil aquades terlampir pada Gambar B.2, Gambar B.3, dan

Gambar B.4.

a. Proses pendinginan dan menaikkan kelembapan (evaporative cooling) Pada proses ini terjadi penurunan temperatur (dry bulb) dan kenaikan kandungan uap air di udara. Proses ini terjadi karena udara yang semula berada

dalam kondisi lingkungan, mengalir melewati bak pencurah air/humidifier.

Kelembapan relatif udara akan meningkat atau akan naik selama proses ini

berlangsung. Selain itu kondisi udara yang dapat mengalami perubahan adalah

naiknya titik embun, naik atau turunnya enthalpi, atau bahkan bisa terjadi dalam

enthalpi yang konstan. Proses ini dapat dilihat pada Gambar 2.22.

Titik A merupakan kondisi udara pada lingkungan sebelum memasuki box

mesin penghasil aquades. Udara pada titik A ini kemudian akan mengalir masuk ke

dalam rangkaian mesin yang kemudian akan dilewatkan melalui humidifier. Titik A pada psychromertic chart, diperoleh dengan melihat temperatur bola kering dan temperatur bola basah yang tertera pada hygrometer. Titik B diperoleh dengan cara yang sama tetapi dengan hygrometer yang terpasang setelah rangkaian bak pencurah air.

b. Proses pendinginan sensible (sensible cooling) (titik B-C)

Pada Gambar 2.22, proses ini merupakan proses penurunan temperatur (dry

bulb) tanpa mengurangi kandungan uap air yang terkandung di udara. Proses

cooling ini berlangsung pada moisture content yang konstan. Kondisi udara yang mengalami perubahan pada proses ini adalah: turunnya enthalpi, turunnya

temperatur (wet bulb), naiknya densitas udara karena terjadi penurunan spesific volume, dan naiknya kelembapan relatif udara. Kenaikan kelembapan relatif udara akan mencapai 100% yang ditunjukan pada garis saturasi.

Titik C pada proses ini merupakan kondisi udara pada saat udara berada di

(48)

dari kanan ke kiri mengikuti garis saturasi dari titik B hingga pada batas maksimal

kelembapan relatif udara, yaitu saat kelembapan relatif udara menunjukan nilai

100%.

c. Proses pendinginan dan penurunan kelembapan atau cooling and dehumidifying (titik C-D)

Pada Gambar 2.22, penurunan panas sensibel dan penurunan panas laten ke

udara. Pada proses ini, temperatur bola kering, temperatur bola basah, entalpi,

volume spesifik, temperatur titik embun, dan kelembapan spesifik mengalami

penurunan. Sedangkan kelembapan relatif nilainya tetap pada nilai 100%. Pada

proses ini udara didinginkan oleh evaporator hingga mendekati suhu kerja

evaporator. Uap air yang terkandung di udara mengalami proses pengembunan

sehingga berubah menjadi air. Proses pengembunan ini mengakibatkan tingkat

kelembapan spesifik pada udara menjadi berkurang.

Titik D pada proses ini merupakan kondisi udara yang telah melewati

evaporator atau dapat disebut juga sebagai udara keluaran evaporator. Titik D ini

diperoleh dengan menggambar garis menurun mengikuti garis saturasi dari titik C

hingga titik suhu sama dengan suhu udara keluar evaporator.

d. Proses pemanasan dan menaikan kelembapan atau heating and humidifying

(titik D-A)

Pada Gambar 2.22, proses ini menunjukkan proses heating and humidifying. Proses ini terjadi karena udara keluaran evaporator akan dikeluarkan menuju

lingkungan sehingga kondisi udara keluaran evaporator akan sama dengan udara

lingkungan. Proses ini menyebabkan perubahan temperatur bola kering, temperatur

bola basah dan kelembapan spesifik. Pada proses ini, terjadi kenaikkan enthalpi,

(49)

2.1.7.3 Perhitungan pada psychrometric chart

Dari data-data yang ada pada psychrometric chart dapat dihitung (a) laju aliran volume air yang diembunkan, (b) penurunan kandungan uap air, (c) laju

aliran massa udara, dan (d) debit aliran udara.

a. Laju aliran volume air yang diembunkan

Laju aliran volume air yang diembunkan dapat dihitung dengan

menggunakan Persamaan (2.9) :

Vair =

Vair

∆t ...(2.9)

dengan Vair adalah laju aliran volume air, Vair adalah jumlah air yang dihasilkan, dan ∆t adalah selang waktu yang dibutuhkan.

b. Penurunan kandungan uap air

Penurunan kandungan uap air pada proses penghasilan aquades (lihat

Gambar 2.22) dapat dihitung dengan Persamaan (2.10) :

∆W = Wa-Wb ...(2.10) dengan ∆Wadalah penurunan kandungan uap air, Wa adalah kelembapan spesifik

udara sebelum masuk evaporator, dan Wb adalah kelembapan spesifik udara setelah

keluar evaporator.

c. Laju aliran massa udara yang berhasil diembunkan

Laju aliran massa udara dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan

(2.11) :

Mudara = ṁair

Wa-Wb =

ṁair/∆t

Wa-Wb ...(2.11)

dengan Mudara merupakan laju aliran massa udara, mair adalah laju aliran massa air

yang dihasilkan, Wa adalah kelembapan spesifik udara sebelum masuk evaporator,

dan Wb adalah kelembapan spesifik udara setelah keluar evaporator, mair adalah

massa aquades yang dihasilkan, ∆t adalah selang waktu yang dibutuhkan untuk

(50)

d. Debit aliran udara

Debit aliran udara dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.12) :

Qudara = ṁudara

ρudara = mudara x Uudara ...(2.12)

dengan Qudara merupakan debit aliran udara, mudara adalah laju aliran massa udara,

pudara adalah massa jenis udara, dan Uudara adalah volume spesifik udara.

2.2 Tinjauan pustaka

Yaningsih dkk, (2015) melakukan penelitian dengan menguji pengaruh

penggunaan refrigeran terhadap unjuk kerja unit desalinasi berbasis pompa kalor

dengan menggunakan proses humidifikasi dan dehumidifikasi. Pada penelitian ini

refrigeran yang digunakan adalah HCR-134a, HCR-12 dan HFC-134a. Temperatur air laut dikondisikan pada temperatur konstan sebesar 45ᵒC. Kompresor

dioperasikan pada putaran konstan sebesar 1.200 rpm, laju aliran volumentrik air laut dijaga sebesar 300 liter/jam, dan air laut dalam sistem ini disirkulasi ulang. Hasil penelitian ini menunjukkan unit desalinasi berbasis pompa kalor dengan

menggunakan proses humidifikasi dan dehumidifikas dengan menggunakan

refrigeran HCR-134a menghasilkan produksi air tawar sebesar 25,6 liter/hari dan COPaktual 5.5, lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan refrigeran HCR-12

dan HFC-134a berturut-turut adalah 24,4 liter/hari, 22,1 liter/hari dan 5,4 dan 5,2. Air tawar hasil proses desalinasi memiliki nilai salinitas 715 ppm.

Eko Romadhoni, (2017) melakukan penelitian tentang mesin penghasil air

aki menggunakan mesin siklus kompresi uap dilengkapi dengan humidifier. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen. Tujuan dari penelitian ini adalah: (a)

Merancang dan merakit mesin penghasil air aki dengan sistem kompresi uap yang

dilengkapi dengan humidifier. (b) Mengetahui karakteristik mesin penghasil air aki yang telah dibuat meliputi: COPaktual (Coefficient of Performance), COPideal

(Coefficient of Performance), efisiensi dari mesin siklus kompresi uap dan mengetahui jumlah air aki yang dihasilkan oleh mesin penghasil air aki per jamnya.

Komponen mesin penghasil air aki meliputi: mesin pendingin ruangan atau AC

(51)

410A, rangkaian pencurah air dibuat menggunakan pipa PVC berdiameter 1/2 inch,

lubang pencurah berdiameter 2 mm, jarak antar lubang 1,5 cm, rangkaian berjumlah

14 baris, air dialirkan menggunakan pompa berdaya 125 watt. Kipas pada

humidifier berdaya 40 watt, kecepatan aliran udara 1,28 m/s untuk kecepatan satu dan 1,62 m/s untuk kecepatan maksimal. Variasi penelitian dengan menggunakan

kipas kecepatan satu, kipas kecepatan maksimal dan kipas pada humidifier off. Ukuran kotak mesin penghasil air aki berukuran p x l x t : 2 m x 1 m x 2 m. Mesin

penghasil air aki berhasil dibuat dan bekerja dengan baik. Mesin siklus kompresi

uap yang digunakan memiliki nilai Coefficient of Performance (aktual) sebesar 7,61, nilai Coefficient of Performance (ideal) sebesar 10,6 dan memiliki nilai efisiensi sebesar 71,72%. Mesin mampu menghasilkan air aki dengan laju aliran

volume air untuk kipas pada humidifier kecepatan maksimal sebesar 1,41 liter/jam, untuk kipas pada humidifier kecepatan satu sebesar 1,35 liter/jam dan untuk kipas pada humidifier off sebesar 1,28 liter/jam.

Yaningsih dan Istanto, (2014), melakukan penelitian tentang desalinasi

dengan proses humidifikasi dan dehumidifikasi yang dianggap sebagai cara efisien

dan menjanjikan dimana memanfaatkan condensor dan evaporator dari pompa kalor untuk menghasilkan air tawar dari air laut. Penelitian ini menguji laju aliran

massa udara terhadap produktivitas tawar unit desalinasi berbasis pompa kalor

dengan menggunakan proses humidifikasi dan dehumidifikasi. Pada penelitian laju

aliran massa udara divariasi sebesar 0,0103 kg/s, 0,0153 kg/s, 0,0202 kg/s, 0,0306

kg/s dengan cara mengatur kecepatan udara sebesar 2 m/s, 3 m/s, 4 m/s, 5 m/s, 6

m/s. Untuk setiap pengujian, laju aliran massa air laut masuk humidifier dijaga konstan sebesar 0,0858 kg/s, temperatur air laut masuk humidifier dijaga konstan sebesar 45ᵒC, salinitas air laut umpan sebesar 31.342 ppm dan air laut dalam sistem ini disirkulasi ulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas air tawar

unit desalinasi meningkat dengan kenaikan laju aliran massa udara hingga ke

sebuah nilai optimum dan menurun setelah nilai optimun tersebut. Produksi air

(52)

0,0306 kg/s berturut-turut rata-rata sebesar 11,28 liter/hari, 18,72 liter/hari, 24,48

Gambar

Tabel 3.1         Tabel pengambilan data penelitian ..............................................
Gambar 2.1 Kompresor hermetik jenis torak Sumber : http://www.hvacspecialists.info/compressors/hermetic-compressors.html
Gambar 2.2 Kompresor hermetik jenis rotary.
Gambar 2.4 Kondensor dengan jari-jari penguat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hadis di atas Rasulullah Saw sebagai pendidik, anak didik Aisyah, materi pembelajaran doa mohon kebaikan kepada Allah; semua kebaikan yang diketahui

Ritmik banyak kesulitan atau permasalahan yang dihadapi peserta didik. Dimana pembelajaran materi gerak ritmik selama ini masih berpusat pada guru pendidikan jasmani

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wartini (2013) yang mengatakan bahwa laba bersih berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas di

Berdasarkan hasil pengujian secara simultan atau bersamaan (Uji F), diketahui bahwa ketiga variabel independen, yaitu laba kotor, laba operasi dan laba bersih secara

Surat tersebut kemudian diikuti dengan keluarnya surat-surat rekomendasi lain seperti surat rekomendasi dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar

interpersonal dengan baik, sering kali keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tidak tepat, tidak mampu mengubah keadaan yang semestinya masih bisa untuk

Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan pengiriman file pada proses sinkronisasi dengan besar file maksimum adalah 2 KB, karena apabila besar file yang dikirimkan lebih dari 2

Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh seleksi in vitro berulang pada media selektif yang mengandung filtrat kultur dan seleksi ganda pada media filtrat kultur dan