• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

VII - 1 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

Rencana Pembangunan

Infrastruktur Bidang Cipta Karya

7.1

Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP)

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif. Hal tersebut menjadi dasar ditetapkannya Undang-Undang RI No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

(2)

VII - 2 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

Gambar 7. 1 Pengembangan Kawasan Permukiman Dalam Lingkup Tugas dan Fungsi Direktorat PKP, Ditjen Cipta Karya, Kementrian PUPR

Sumber: Bahan Paparan Kasubdit Perencanaan Teknis PKP - DJCK, Satker Randal 2018

7.1.1 Kondisi Eksisting Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Kabupaten Asahan

7.1.1.1 Sebaran Kawasan Permukiman

Kawasan permukiman di Kabupaten Asahan tersebar diseluruh wilayah dan umumnya menempati area dengan pola linier di sepanjang koridor jalan-jalan utama yaitu jalan Nasional, jalan Provinsi dan Jalan-jalan Kabupaten.

(3)

VII - 3 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

Gambar 7.2 Peta Sebaran Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Kabupaten Asahan

(4)

VII - 4 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

A. Kawasan Permukiman Perkotaan

Istilah perkotaan/perdesaan digunakan untuk menentukan status sosial ekonomi dan suatu desa/kelurahan, jadi unit analisisnya adalah desa/kelurahan sebagai unit wilayah administratif terkecil. PP No.14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman mendefinisikan Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan adalah:

 Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat Permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa Pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

 Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat Permukiman perdesaan, pelayanan jasa Pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Badan Pusat Statistik dalam mengukur suatu desa/kelurahan dinyatakan berstatus perkotaan jika memenuhi kriteria yang ditentukan. Kriteria tersebut ditentukan oleh jumlah skor dan berbagai sifat desa antara lain adalah kepadatan penduduk, proporsi penduduk yang bekerja di luar sektor pertanian dan prasarana perkotaan. Jika skornya mencapai angka tertentu maka desa/kelurahan yang bersangkutan dinyatakan sebagai perkotaan, jika skor tidak mencukupi maka dinyatakan sebagai perdesaan.

(5)

VII - 5 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

Wilayah perkotaan di Kabupaten Asahan berdasarkan Badan Pusat Statistik berdasarkan Lampiran Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No. 37 Tahun 2010 sebagaimana ditabulasikan melalui tabel berikut.

Tabel VII-1 Penetapan Wilayah Perkotaan Berdasarkan Badan Pusat Statistik di Kabupaten Asahan

No Kecamatan Ibukota Kecamatan Wilayah Perkotaan

Kelurahan/Desa Luas*(ha) Jumlah Penduduk

1 Bandar Pasir

Ofa/Padang Mahondang 28 1.339

Padang Mahondang 49 6.033

Mekar Sari 42 4.453

Perkebunan Air Batu III/IX 28 1.383

Perkebunan Air Batu I/II 30 1.787

Hessa Perlompongan 51 5.100

Hessa Air Genting 22 6.286

Pulau Pale 29 1.641

15 Sei Dadap Sei Kamah II Tanjung Alam 47 5.680

Perkebunan Sei Dadap

III/IV 30 2.017

Perkebunan Sei Dadap I/II 30 1.951

Tanjung Asri 28 1.487

16 Buntu Pane Sei Silau Timur Ambalutu 34 2.827

(6)

VII - 6 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

Sei Silau Timur 30 5.286

Mekar Sari 27 2.559

Perkebunan Sei Silau 27 1.159

Karya Ambalutu 33 1.221

22 Air Joman Binjai Serbangan Binjai Serbangan 99 15.884

23 Silau Laut Silo Bonto - 0 0

Jumlah Kabuaten Asahan 3.153 293.058

Keterangan

*) berdasarkan Data Instrumen Sanitasi dokumen MPS Kabupaten Asahan 2015

B. Perumahan dan Permukiman

(7)

VII - 7 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran serta masyarakat.

Definisi rumah berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. Sedangkan perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.

 Rumah Layak Huni

Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung kondisi rumah tangga yang tinggal dirumah layak melalui kriteria sebagi berikut:

1. Luas lantai perkapita > 7,2 meter persegi. 2. Sumber air minum layak .

3. Sanitasi layak.

4. Sumber penerangan listrik.

5. Jenis atap bukan dari daun atau lainnya. 6. Jenis dinding bukan dari bambu atau lainnya. 7. Jenis lantai bukan lantai tanah.

Dari ketujuh kriteria diatas, rumah tangga yang memenuhi minimal 5 kriteria tersebut termasuk dalam kategori rumah tangga layak huni.

RPJMD Kabupaten Asahan Tahun 2016-2021 melihat hasil evaluasi bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman melalui data jumlah rumah layak huni yang ada di Kabupaten Asahan, dimana pada tahun 2010 tercatat 151.660 unit dan terus bertambah ditahun 2016 hingga sebanyak 161.175 unit.

Tabel VII-2 Perkembangan Indikator Perumahan Kabupaten Asahan Tahun 2010-2015 Berdasarkan RPJMD Kabupaten Asahan Tahun 2016-2021

No. Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015*

1 Rumah Tangga

bersanitasi (%) 64,99 65,79 66,75 67,33 75,00 78,50

2 Rasio tempat

pembuangan sampah (TPS) per satuan

(8)

VII - 8 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

No. Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015*

penduduk (%) 3 Rumah Layak Huni

(unit) 151.660 152.587 153.591 156.559 158.943 161.175

4 Rasio Bangungan ber-IMB per Satuan Bangunan

320 350 380 400 400 401

5 Kawasan Kumuh (Ha) 101,99 99,99 97,99 97,99 97,99 97,99

6 Rumah Tangga Pengguna Air Bersih (kk)

82.022 75.555 87.280 87.930 88.671 17.751

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Asahan, RPJMD Kabupaten Asahan 2016-2021

(9)

VII - 9 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Asahan, RPJMD Kabupaten Asahan 2016-2021

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2017, kondisi kelayakan tempat tinggal di Kabupaten Asahan sebesar 98,10%. Sementara masih terdapat 1,82% rumah tangga dengan tempat tinggal yang tidak layak huni.

Tabel. VII-4 Persentase Rumah tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Kelayakan Kondisi Tempat Tinggal, 2017

 Standar Luas Rumah

Standar kebutuhan luas bangunan hunian didasarkan pada faktor-faktor kehidupan manusia (kegiatan), faktor alam dan peraturan bangunan. Hal ini telah diatur dalam SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan dan telah ditetapkan melalui UU No 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, yaitu:

1) Kebutuhan luas lantai ideal menurut SNI 03-1733-2004 :

 Luas per-jiwa (dewasa) : 9,6 m²

(10)

VII - 10 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

 Kebutuhan luas lantai ideal hunian tidak bertingkat untuk 1 kk terkecil rata-rata terdiri dari 5 orang (ayah + ibu + 3 anak) : 51 m²

2) Ketentuan luas lantai minimal berdasarkan UU No 1 tahun 2011:

 Luas lantai rumah tunggal dan deret : 36 m²

 Mengacu pada rata-rata luas lantai per- jiwa= 7,2 m² (dewasa dan anak-anak terdiri dari 5 orang/ 1 KK)

 Kualitas Rumah Berdasarkan Komponen Fisik Rumah

Kondisi kelayakan hunian/rumah dilingkungan permukiman dan perumahan Kabupaten Asahan berdasarkan data Badan Pusat Statistik dapat dilihat pada gambar grafik berikut:

Gambar 7.3 Grafik Kondisi Kelayakan Hunian/Rumah Berdasarkan Komponen Fisik Rumah Kabupaten Asahan, 2017

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan, 2017

(11)

VII - 11 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

sebesar 6,10% rumah tangga di Kabupaten Asahan yang tinggal pada rumah dengan luas lantai per kapita< 7,2 m2.

 Keteraturan Bangunan Hunian

Melalui laman resmi Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Asahan, diperoleh data gambaran umum permukiman kumuh di Kabupaten Asahan dengan sumber data berupa baseline permukiman kumuh kegiatan Program KOTAKU. Data sebaran bangunan hunian tidak teratur di Kabupaten Asahan ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel VII-5 Sebaran Bangunan Hunian Tidak Teratur di Kabupaten Asahan

No. Kelurahan Bangunan Jumlah Huniah (Unit)

2 Kisaran Barat 796 26,02 87

3 Kisaran Baru 37,18 286

4 Kisaran Kota 19,71 86

5 Mekar Baru 775 37,62 230

6 Sendang Sari 51,43 89

7 Sidodadi 927 81,16 158

8 Tebing Kisaran 977 25,97 255

9 Tegal Sari 738 16,18 100

10 Kedai Ledang 959 64,66 39

11 Kisaran Naga 977 73,37 328

12 Lestari 52,42 187

(12)

VII - 12 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah.

Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian yang layak harus didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai. Terhadap prasaranan jalan di Kabupaten Asahan secara rinci dapat dilihat berdasarkan hasil evaluasi RPJMD terhadap kondisi jalan di tiap kecamatan tahun 2015.

Tabel VII-6 Kondisi Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan Tiap Kecamatan Tahun 2015

(13)

VII - 13 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

Dari uraian tabel panjang jalan kabupaten menurut kondisi pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kecamatan dengan kondisi jalan baik terbanyak adalah kecamatan Air Batu yaitu sepanjang 53,43 km sedangkan terpendek adalah kecamatan Aek Kuasan sepanjang 7,75 km. Kondisi jalan rusak berat yang terpanjang adalah kecamatan Teluk Dalam sepanjang 27,11 km.

C.

Kawasan Permukiman Perdesaaan

Dari 204 wilayah administrasi Kelurahan/Desa di Kabupaten Asahan, 141 diantaranya adalah permukiman perdesaan dan sisanya sebanyak 63 Kelurahan/Desa adalah daerah permukiman perkotaan. Secara umum tipologi permukiman perdesaan di Kabupaten Asahan adalah desa-desa pertanian tanaman pangan (sawah), holtikultura dan perkebunan (sawit, karet, coklat dan kelapa).

Tabel VII-7 Kawasan Permukiman Perdesaan di Kabupaten Asahan, 2017

No Kecamatan Luas Wilayah

Luas Permukiman

Perdesaan* Penduduk Perdesaan

ha ha % jiwa Rumah Tangga

1 B. P. Mandoge 71.363,21 357,00 0,50 35.030 8.770

2 Bandar Pulau 26.841,24 319,00 1,19 21.819 5.429

3 Aek Songsongan 28.220,56 276,00 0,98 17.554 4.333

4 Rahuning 19.579,78 231,00 1,18 18.646 4.651

5 Pulau Rakyat 21.364,75 210,00 0,98 17.717 6.955

6 Aek Kuasan 14.313,31 131,00 0,92 12.098 3.069

7 Aek Ledong 8.511,69 131,00 1,54 9.913 2.445

8 Sei Kepayang 37.069,19 217,00 0,59 18.226 4.219

9 Sei Kepayang Barat 4.919,21 195,00 3,96 13.643 2.880

10 Sei Kepayang Timur 10.064,52 154,00 1,53 9.155 2.022

11 Tanjung Balai 8.868,36 142,00 1,60 14.695 3.306

12 Simpang Empat 13.576,99 227,00 1,67 21.613 4.842

13 Teluk Dalam 11.701,28 185,00 1,58 16.182 3.956

14 Air Batu 11.714,54 242,00 2,07 24.198 5.721

15 Sei Dadap 8.278,19 232,00 2,80 21.729 4.820

16 Buntu Pane 15.339,86 101,00 0,66 8.017 1.948

17 Tinggi Raja 10.789,77 241,00 2,23 19.298 4.768

18 Setia Janji 6.237,02 157,00 2,52 12.198 3.027

19 Meranti 4.532,76 178,00 3,93 15.028 3.554

20 Pulo Bandring 8.699,36 283,00 3,25 23.718 5.660

21 Rawang Panca Arga 6.737,02 200,00 2,97 14.711 3.468

22 Air Joman 9.809,44 328,00 3,34 32.972 7.189

(14)

VII - 14 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

24 Kisaran Barat 3.280,52 - - -

-25 Kisaran Timur 3.016,78 - - -

-Jumlah 373.296,93 4.946,00 1,32 419.626 102.012

Keterangan

*) berdasarkan Data Instrumen Sanitasi dokumen MPS Kabupaten Asahan 2015 Sumber: Lampiran PerKa BPS No. 37 Tahun 2010,Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan, 2017

(15)

VII - 15 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

(16)

VII - 16 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

Selain itu terdapat beberapa desa di Kabupaten Asahan sebagai permukiman desa pesisir/pantai yaitu di Kecamatan Sei Kepayang (4 desa pantai) Sei Kepayang Timur (4 desa pantai) dan Kecamatan Tanjung Balai (6 desa pantai).

D. Kawasan Permukiman Khusus

Kawasan Permukiman Khusus berdasarkan Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 adalah meliputi kawasan perbatasan, pulau-pulau kecil terluar, rawan bencana, pasca bencana, dan kawasan tertentu yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.

1. Kawasan Perbatasan

Kawasan perbatasan adalah bagian dari wilayah negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal batas wilayah negara di darat, kawasan perbatasan berada di kecamatan. Kawasan perbatasan dikelola oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) sebagai Badan Nasional Pengelola Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan sebagaimana dimaksud Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.

Berdasarkan Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara Tahun 2015–2019, Dengan demikian, diwilayah Kabupaten Asahan tidak terdapat arahan Kawasan Perbatasan.

2. Pulau-Pulau Kecil Terluar

(17)

VII - 17 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

Diprovinsi Sumatera Utara PPKT yang telah ditentukan adalah di Pulau Simuk (Kabupaten Nias Selatan) dan Pulau Wunga (Kabupaten Nias Utara) di Samudera Hindia dan Pulau Berhala (Kabupaten Serdang Bedagai) di Selat Malaka. Dengan demikian, diwilayah Kabupaten Asahan tidak terdapat Arahan PPKT.

3. Kawasan Rawan Bencana

Bencana menurut UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Regulasi terhadap Kawasan Rawan Bencana telah ditetapkan melalui Renstra dan Renas Badan Nasional Penanggulanagn Bencana (BNPB), antara lain melalui:

 Pengarusutamaan pengurangan resiko bencana dalam pembangunan sektoral dan wilayah;

 Penyediaan kajian dan peta resiko untuk perencanaan pembangunan;

 Penyusunan RPJMD dan RTRW yang sensitif terhadap resiko bencana;

 Penyediaan dan operasionalisasi peringatan dini dan infrastruktur mitigasi dan kesiapsiagaan.

Berdasarkan Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun 2013 yang BNPB, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas telah menetapkan sebanyak 136 Kabupaten/Kota di Indonesia dengan Kelas Resiko Tinggi dan Sedang sebagai lokasi prioritas penanggulangan bencana tahun 2015-2019. Kabupaten Asahan berdasarkan IRBI 2013 termasuk dalam target sasaran 136 pengurangan resiko bencana RPJMN 2015-2019.

Tabel VII-8 Indeks Resiko Bencana Multi Ancaman di Kabupaten Asahan

 Berdasarkan Urutan Nasional

(18)

VII - 18 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

Sumber: Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) 2013, BNPB 2014

Berdasarkan kajian RTRW Kabupaten Asahan Tahun 2013, jenis bencana alam yang berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Asahan adalah bencana gempa bumi, tsunami, gerakan tanah/longsor dan banjir. Daerah-daerah yang berpotensi bencana adalah:

 Kawasan gempa di Kabupaten Asahan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu daerah rawan gempa tinggi, daerah rawan gempa agak tinggi dan daerah rawan gempa sedang;

 Potensi bencana tsunami di Kabupaten Asahan adalah rendah;

 Potensi gerakan tanah/longsor di Kabupaten Asahan termasuk ke dalam potensi bahaya menengah;

 Daerah potensi banjir di Kabupaten Asahan berada pada bagian utara sampai dengan tengah kabupaten, penyebab bencana banjir karena kondisi topografi, luapan sungai dan juga berasal dari lautan.

(19)

VII - 19 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

Gambar 7.5 Peta Indeks Resiko Bencana Multi Ancaman di Provinsi Sumatera Utara, Update Tahun 2013

(20)

VII - 20 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

Gambar 7.6 Peta Rawan Gempa Berdasarkan RTRW Kabupaten Asahan 2013

Gambar

Gambar 7. 1  Pengembangan Kawasan Permukiman Dalam Lingkup Tugas dan Fungsi Direktorat PKP, Ditjen Cipta Karya, Kementrian PUPR
Gambar 7.2  Peta Sebaran Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Kabupaten Asahan
Tabel  VII-1   Penetapan Wilayah Perkotaan Berdasarkan Badan Pusat Statistik di Kabupaten Asahan
Tabel VII-3   Kondisi Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Asahan Berdasarkan  Indikator Urusan Sosial RPJMD Kabupaten Asahan Tahun 2016-2021
+7

Referensi

Dokumen terkait

PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 200 K/80/MEM/2019 TENTANG PENETAPAN DAERAH PENGHASIL DAN DASAR PENGHITUNGAN DANA BAGI HASIL

Corey menyatakan bahwa penafsiran ini sebaiknya dimulai pada hal-hal yang bersifat tidak penting (surface) dan pada saatnya konseli telah siap untuk membicarakan hal yang lebih

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan teknis penyelenggaraan usaha peternakan puyuh di Desa Jati Mulyo, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai dan desa

Temuan dalam penelitian ini adalah Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut membolehkan adanya putusan tentang calon independen dalam mencalonkan sebagai Kepala Daerah

Alhamdulillahhirrobbil’alamin segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT atas nikmat, karunia, taufik serta hidayahNya sehingga penulis dapat

[r]

Dodol yang telah keras dipotong-potong dengan ukuran 1,5 x 5 cm, dikemas dengan kertas minyak atau plastik dengan rapi, kemudian dikemas dalam dus yang diberi label tidak

Penyajian sama dengan PSAK 2004, kecuali tidak ada lagi: (1) asset keuangan; (2) property investasi yang diukur dengan nilai wajar; (3) asset bilogik yang