• Tidak ada hasil yang ditemukan

b bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "b bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERATUMN

REKTOR

UNIVERSITAS

JENDEML

SOEDIRMAN NOMOR 05 TAHUN 2011

TENTANG

I M PLEM ENTAS I E.P RO CU RE'I'ETVT U N NE RSITAS J EN DERAL SOEDI RMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Menimbang

:

a.

bahwa dalam pelaksanaan sistem pengadaan secara elektronik sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 106, 109 Ayat 3

dan

111 Ayat

2,

maka perlu

dilaksanakan implementasi E-Procurement di U niversitas Jenderal Soedirman ;

b

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

a,

perlu d iterbitkan Peraturan Rektor.

Mengingat

:

1.

Undang-Undang:

a.

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

b,

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

c,

Nomor

15

Tahun

2004

tentang

Pemeriksaan Pengelolaan

dan

Tangg ungjawab Keuangan Negara;

d.

Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik;

2.

Peraturan Presiden Nomor

54

Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

3.

Keppres Nomor 18/M Tahun 2010 tentang Pengangkatan Rektor Unsoed;

4.

Permendiknas Nomor 25 Tahun 2009 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Unsoed.

MEMUTUSIGN:

Menetapkan

:

PEMTURAN

REKTOR TENTANG IMPLEMENTASI

E-PROCUREMENT Dl UNIVERSITAS

JENDEML

SOEDIRMAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu Pengertian

Pasal 1

Dalam peraturan iniyang dimaksud dengan:

1.

e-Procurement adalah proses pengadaan barang/jasa pemerintah yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik yang berbasis web/intemef dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi melalui pelelangan umum secara elektronik.

2.

Layanan

Pengadaan

Secara Elektronik

selanjutnya disingkat LPSE adalah

unit

pelaksana yang

memfasilitasi

Unit

Layanan Pengadaan/Panitia Pengadaan

pada proses

pengadaan barang/jasa

pemerintbh secara elektronik.

3.

LPSE lain adalah LPSE di luar Universitas Jenderal Soedirman.

4,

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

selanjutnya

disingkat LKPP

adalah

lembaga pemerintah

yang

mempunyai tugas untuk melakukan pengembangan kebijakan

di

bidang pengadaan barang/jasa pemerlntah.

5.

Direktorat e-Procurement LKPP adalah adalah suatu Direktorat dalam naungan Deputi Monev dan Pengembangan Sistem Informasi LKPP yang bertugas melakukan koordinasi, pembinaan, pengawasan

(2)

13.

O.

Sistem Pengadaan Secara Elektronik selanjutnya disingkat SPSE adalah kesisteman meliputi aplikasi

dan

databai

e

e-Procurement

yang

dikembangkan

oleh

Direktorat

e-Procuremenf

LKPP

untuk

digunakan pada implementasi LPSE.

7.

eepUat

Pembuat Komitmen, selanjutnya disebut PPK, adalah pejabat yang dianggkat

oleh

Kuasa

pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

8.

eengguna

Anggaran

adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor

1

Tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara.

g.

Kuasi

Pengguna Anggaran adalah pejabat

yang

ditunjuk

oleh

Pengguna

Anggaran

untuk menggunakan anggaran Satuan Kerja.

10, Unit-Gyanan

Pengadaan selanjutnya disingkat ULP adalah satu unit yang terdiri dari pegawai-pegawai

yang te-lah memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah, yang dibentuk oleh Kuasa

irenlguna

Anggaran

yang

bertugas secara khusus

untuk

melaksanakan

pemilihan

penyedia barang/jasa di Universitas Jenderal Soedirman.

11,

Panitia- Pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Kuasa Pengguna Anggaran untuk melaksanakan

pemilihan penyedia barang/jasa.

12.

irejabat

Fengadaan adalah pejabat

yang

diangkat

oleh

Kuasa

Pengguna

Anggaran

untuk melaksanakan pemilihan/penunjukan penyedia barang/jasa.

Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang memenuhi syarat-syarat

peniirian badan

uiaha

atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/jasa

dan telah terdaftar dalam SPSE pada pusalpusat layanan.

pengguna adalah semua pihak yang menggunakan sistem eProcurement.

UseiTO adalah nama atau pengenal unik sebagai identitas diri dari Pengguna yang digunakan untuk

beroperasi di dalam SPSE.

password adalah kumpulan karakter atau

sfrhg

yang digunakan oleh Pengguna untuk memverifikasi User lD kepada SPSE.

Bagian Kedua Maksud dan Tujuan

Pasal 2

Maksud ditetapkan Peraturan Rektor ini adalah sebagai dasar untuk penempan sistem e-Procurement di Universitas Jenderal Soedirman.

Tujuan

ditetapkannya

Peraturan Rektor

ini

adalah

untuk

meningkatkan

efisiensi,

efektivitas,

transparansi,

'persaingan

sehat,

dan

akuntabilitas

dalam

pelaksanaan pengadaan banang/jasa pemerintah.

Bagian Ketiga

Ruang LingkuP

Pasal 3

Ruang lingkup Peraturan Rektor ini adalah pelaksanaan e-Procuremenf di Universitas Jenderal Spedirman.

BAB II

ETIKA E.PROCUREMENT Pasal 4

l.

Semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan e-Procuremenf wajib mentaati etika

dan

ketentuan

peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah.

2.

Dalam melaksanakan e-Procuremenf, semua pihak wajib:

a)

Menjaga kerahasiaan dan mencegah penyalahgunaan kode akses yang terdiri dari User ID dan password;

b)

'tvtenlaga 'kerahasiaan dan mencegah penyalahgunaan data

dan

informasi elektronik yang tidak

diperuntukkan bagi umum. 14"

15.

16.

1.

(3)

3.

Semua pihak dilarang:

a)

Mengganggu dan/atau merusak sistem e-Procurement

b)

Mencuri informasi, memanipulasi data dan/atau berbuat curang dalam sistem e-Procurement.

BAB III

PARA PIHAK DALAM

PELAKSANMN

E.PROCUREMENT

Pasal 5

1.

Para pelaku yang tedibat dalam e-Procurement, terdiri dari :

a)

Pejabat Pembuat KomitmenlPejabat Pelaksana Kegiatan (PPK);

b)

ULP/PanitiaPengadaan/Pejabat Pengadaan;

c)

Penyedia Barang/Jasa; dan

d)

LPSE.

2.

Para pihak pada ayat

(1)

butir

a,

b,

c

adalah para pihak yang sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang pengadaan barang/jasa pemerintah.

Pasal 6

Tugas, dan

fungsi

LPSE

1.

LPSE bertugas mengelola sistem e-Procuremenf

di

Universitas Jenderal Soedirman dan mempunyai fungsi:

a.

penyusunan program kegiatan pengelolaan e-Procuremenf di Universitas Jenderal Soedirman;

b.

pelaksanaan pelatihanltraining kepada Panitia/Pejabat Pengadaan/ULP dan Penyedia Banang/Jasa

untuk menguasai sistem e-Procurement

c.

pelaksanaan pelayanan kepada Panitia/Pejabat Pengadaan/ULP

dan

Penyedia Barang/Jasa di

wilayah kerjanya;

d.

sebagai media

penyedia informasi

dan

konsultasi (helpdesk)

yang

melayani Panitia/Pejabat

Pengadaan/UlP dan Penyedia Barang/Jasa yang berkaitan dengan sistem e-Procurement.

e.

sebagai penyedia informasi dan data yang berkaitan dengan proses pengadaan banang/jasa yang

telah dilakukan oleh Pengguna untuk kepentingan proses audit, monitoring dan evaluasi;

f.

pelaksanaan ketatausahaan LPSE;

g.

pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

h.

pelaksanaan tugastugas lain yang diberikan oleh Rektor sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.

Ketentuan pada ayat (1) huruf e diperuntukan bagi kegiatan pengawasan/audit yang dilaksanakan oleh

lnstansi

yang

mempunyai kewenangan

untuk

itu

dan instansi lain sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 7

Organ LPSE

1.

Organ LPSE terdiri dari :

a)

Penanggungjawab;

b)

Ketua;

c)

Sekretaris;

d)

Bidang Administrasi Sistem lnformasi;

e)

Bidang Registrasi dan Verifikasi;

f)

Bidang Layanan Pengguna;

g)

Bidang Pelatihan dan Sosialisasi; dan

h)

Sekretariat.

2.

Personil LPSE harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a)

Memiliki integeritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas;

b)

Memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan;

c)

Memahamijenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas pengelola LPSE yang bersangkutan;

d)

Memahami prosedur sistem e-Procurement.

3.

Tugas dan fungsi organ LPSE sebagaimana dimaksud ayat (1), akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Rektor.

(4)

BAB IV

TATA CARA

PELAKSANMN

E.PROCUREMENT

Bagian Pertama

Standar Prosedur Operasional Sistem Pengadaan Secara Elektronik

Pasa! 8

1.

Pelaksanaan e-Procuremenf digunakan metode yang tersedia di dalam SPSE dikelola oleh LPSE.

2.

Tata

cara

e-Procuremenf dilaksanakan sesuai dengan

alur kerja SPSE dan buku

manual yang

diterbitkan oleh LKPP.

Bagian Kedua

Pusat lnformasi LPSE

Pasal 9.

Semua

data

dan

informasi

paket

pengadaan

yang

disimpan LPSE dihubungkan

ke

pusat

informasi pengadaan barang/jasa nasional yang disupervisi oleh LKPP.

Bagian Ketiga

.

Biaya Operasional LPSE Pasal 10

Semua biaya yang timbul dalam rangka pengelolaan LPSE dibebankan kepada DIPA BLU Universitas

Jenderal Soedirman.

Bagian Ketiga

Pengaduan Pasal

ll

Tatacara pengaduan pelaksanaan LPSE diatur sebagai berikut:

1.

Pengaduan

dari

masyarakat

dan atau

penyedia barang{asa dapat dilakukan melalui fasilitas yang

tersedia dalam SPSE.

2.

LPSE

meneruskan

laporan

pengaduan

dari

masyarakat

dan/atau

penyedia barang/jasa kepada Penanggungjawab LPSE dan Direktorat eProcurement LKPP.

Pasal 12

LPSE wajib melaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran dan PPK, apabila ditemukan

penyimpangan-penyimpangan atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik dengan tembusan kepada Satuan Pengawas Intern (SPl).

BAB V

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 13

1.

Dengan ditanda tanganinya peraturan

ini

maka pada tahun 2011

seluruh

atau

sebagian proses

pengadaan barang/jasa

di

semua

unit kerja

Universitas Jenderal Soedirman harus menerapkan

e-Procurement.

2.

Untuk

menjamin pelaksanaan e-Procurement, masing-masing pimpinan

unit kerja

di

Universitas

(5)

pengadaan paket yang akan menggunakan e-Procurement dengan menentukan batasan nilai paket,

sehingga seluruh pengadaan paket di unit keda Universitas Jenderal Soedirman pada tahun 2012 sudah

menggunakan e-P rocurement.

3.

Untuk pelaksanaan pembuatan tahapan-tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) masing masing

pimpinan unit kerja harus melakukan koordinasi dengan LPSE.

4.

Dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam pengelolaan SPSE, LPSE dapat melakukan koordinasi

dan konsultasi dengan LPSE lain dan Direktorat e-Procurement LKPP serta dapat mengajukan saran perubahan-perubahan yang diperlukan untuk penyempurnaan SPSE.

5.

Untuk mempercepat implementasi e-Procuremenf, LPSE dapat menjalin kerjasama dengan LPSE lain

yang telah memiliki infrastruktur memadai dengan ikut serta dalam pemanfaatan infrastruktur LPSE lain tersebut.

BAB VI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Peraturan Rektor ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

ffi

Yuwono, Ph.D

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 72 Tahun 2016 tentang Organisasi Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah (Berita

A Match); b) bertukar pasangan; c) berpikir-berpasangan-membagi (Think- Pair-Share); d) berkirim salam dan soal; e) kepala bernomor (Numbered Heads Together); f)

Kuesioner Penelitian Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Kepala Keluarga Tentang Sanitasi Dasar dan Rumah Sehat di Lingkungan III Desa Perjuangan Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai

Satuan PAUD Sejenis yang selanjutnya disebut SPS adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal yang dapat. dilaksanakan secara terintegrasi

diri yang akan membantu anak didik dalam memilah pengaruh yang baik dan yang buruk' pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Negara Indonesia memiliki tradisi

mengirim naskah dinas yang sudah berisi disposisi kepada Petugas Administrasi pada Wakil Bupati atau Sekretaris Daerah;a. mengirim naskah dinas keluar yang sudah

Deskripsi mata diklat tersebut adalah membekali peserta dengan kemampuan mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan organisasi yang memiliki best practice dalam pengelolaan

Apabila perusahaan penjual memiliki tanggung jawab atas kerugian yang diderita pembeli piutang akibat debitur tidak bisa membayar (gagal bayar) maka disebut