• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil kemampuan spasial siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok tahun ajaran 2015/2016 ditinjau dari perbedaan gender

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Profil kemampuan spasial siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok tahun ajaran 2015/2016 ditinjau dari perbedaan gender"

Copied!
577
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PROFIL KEMAMPUAN SPASIAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DEPOK TAHUN AJARAN 2015/2016 DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. oleh : Ludovikus Delano Krisnapribadi NIM: 121414037. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. “ Karena Mereka Aku Di Sini Dan Untuk Mereka Aku Berjuang” Skripsi ini secara khusus saya persembahkan buat kedua orang tua saya yang sangat saya cintai yaitu Bapak Tarno Heribertus dan Ibu Agustina Puji Sudarmini.. Dan Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria, skripsi ini juga saya persembahan untuk:. Saudara-saudaraku Mbak Ary, Anggi, Angga, Aan dan keponakanku Daren yang selalu mendukung dan mendoakanku Fransisca Dwi Kurniasari yang selalu setia menemaniku dalam berbagai situasi terutama dalam mengerjakan skripsi ini Teman-temanku di Pendidikan Matematika 2012 dan teman-teman SMA Adhi Luhur Nabire yang selalu mendukung dan menjadi penyemangatku Keluarga Besar SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Kolese Le Cocq d’Armandville yang telah memberikan bantuan materi dan moril selama perkuliahan.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Ludovikus Delano Krisnapribadi. (2016). Profil Kemampuan Spasial Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 2015/2016 Ditinjau Dari Perbedaan Gender. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuaan untuk mendeskripsikan kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas X SMA Negeri 1 Depok serta mendeskripsikan perbedaan kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa lakilaki dan perempuan SMA Negeri 1 Depok. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah 30 siswa kelas XA SMA Negeri 1 Depok. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2016. Instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar berupa tes kemampuan spasial dan wawancara. Data hasil tes belajar siswa dianalisis secara kuantitatif sederhana. Jawaban tes hasil belajar siswa dan hasil wawancara dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan langkahlangkah (1) reduksi data (2) kategorisasi data (3) sintesisasi data. Berdasarkan analisis dan pembahasan, hasil penelitian ini menunjukkan: (1) kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa laki-laki dan perempuan kelas X SMA Negeri 1 Depok adalah: a. siswa laki-laki memiliki kemampuan yang tinggi ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan visualisasi keruangan terutama dalam membayangkan bentuk jaring-jaring bengun ruang. Baik siswa laki-laki dan siswa perempuan keduanya memiliki kemampuan yang tinggi dalam menggambar bidangbidang yang berpotongan pada bangun ruang dan mampu menentukan nama bidang tersebut beserta garis persekutuannya. Namun, siswa laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan yang rendah dalam menggambar titik tembus antara diagonal ruang kubus dan suatu bidang; b. siswa perempuan memiliki kemampuan yang tinggi ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan rotasi pikiran terutama dalam menentukan letak titik sudut ketika suatu bangun ruang diputar dan bersama siswa laki-laki keduanya memiliki kemampuan yang tinggi dalam menentukan wujud benda ketika benda tersebut dicerminkan; c. siswa laki-laki memiliki kemampuan yang tinggi ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan orientasi keruangan terutama dalam membayangkan wujud benda bila dilihat dari sudut pandang lain sedangkan siswa perempuan memiliki kemampuan yang tinggi dalam melihat wujud benda ketika kedudukannya diubah; d. siswa perempuan memiliki kemampuan yang tinggi ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan relasi keruangan terutama dalam menentukan kedudukan titik dan garis dalam ruang, kedudukan garis dan garis dalam ruang serta menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang. Sebaliknya siswa laki-laki memiliki kemampuan yang tinggi dalam menentukan vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kedudukan titik dan bidang dalam ruang dan keduanya memiliki kemampuan yang tinggi dalam menentukan kedudukan dua bidang dalam ruang. (2) perbedaan kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa laki-laki dan perempuan kelas X SMA Negeri 1 Depok antara lain: a. siswa laki-laki lebih dominan menggunakan kemampuan spasialnya ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan visualisasi keruangan terutama dalam membayangkan bentuk jaring-jaring suatu bangun ruang. Baik siswa laki-laki dan siswa perempuan keduanya menggunakan kemampuan spasialnya dalam menggambar bidang-bidang yang saling berpotongan tetapi siswa laki-laki cenderung menggunakan kemampuan spasialnya ketika menentukan garis persekutuan dua bidang berdasarkan gambar yang dibuat; b. siswa laki-laki dan perempuan memiliki strategi yang berbeda ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan rotasi pikiran terutama dalam menntukan wujud benda ketika benda tersebut dicerminkan. Siswa perempuan cenderung menggunakan media sebaliknya siswa laki-laki lebih dominan menggunakan kemampuan spasialnya untuk menyelesaikan soal ini. Namun, keduanya sama-sama menggunakan kemampuan spasialnya dalam menentukan letak titik sudut ketika suatu bangun ruang diputar; c. siswa laki-laki dan perempuan tidak dominan menggunakan kemampuan spasialnya ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan orientasi keruangan sebab mereka menggunakan strategi yang sama yakni menggunakan media yang ada di sekitarnya dalam melihat wujud benda ketika kedudukannya diubah. Akan tetapi, siswa laki-laki lebih dominan menggunakan kemampuan spasialnya dari pada siswa perempuan dalam membayangkan wujud benda bila dilihat dari sudut pandang lain; d. siswa perempuan dan siswa laki-laki menggunakan kemampuan spasialnya ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan relasi keruangan. Akan tetapi, siswa perempuan memiliki kemampuan spasial yang tinggi dalam menentukan kedudukan titik dan garis, kedudukan dua garis, kedudukan garis dan bidang terutama garis-garis yang terletak pada bidang. Sebaliknya siswa laki-laki memiliki kemampuan spasial yang tinggi dalam menentukan kedudukan titik dan bidang dan kedudukan garis dan bidang terutama garisgaris yang berpotongan dengan suatu bidang. Selain itu, baik siswa laki-laki dan perempuan keduanya sama-sama menggunakan kemampuan spasialnya dalam menentukan kedudukan dua bidang dalam ruang dan mampu menentukan rusuk-rusuk pada kubus yang sejajar dengan suatu bidang dengan tepat. Kata Kunci. : kemampuan spasial, gender. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Ludovikus Delano Krisnapribadi. (2016). The Profile of the Spatial Ability of the X Grade Students of SMA Negeri 1 Depok the Academic Year 2015/2016 as Observed by Gender Difference Point of View. An Undergraduate Thesis of Mathematics Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. This research aims to describe the spatial ability owned by X grade students of SMA Negeri 1 Depok and to describe the differences of the spatial ability owned by all of the students of SMA Negeri 1 Depok. This research is a descriptive qualitative research. The subjects of this research are 30 XA grade students of SMA Negeri 1 Depok. This research was held on April up to May 2016. The data instrument of this research is the study result tests which are spatial ability test and the interview. The data of the test result was analyzed in a simple quantitative way. The answers of the study result tests and the result of the interview were analyzed qualitatively by using some steps (1) data reduction (2) data categorization (3) data sintesization. The results of this research are: (1) the spatial ability of the male and female students in X Grade of SMA Negeri 1 Depok are: a. the male students have the high ability when they solve the problems related to the space visualization ability expecially in imagining the web of geometric. Both of the female students and the male students have the high spatial ability in determining and drawing some sectors which are intersect each other but both of them have the low ability in drawing the translucent point between the diagonal space cubes with a field; b. the female students the high ability when they solve the problems related to the mental rotation ability expecially in determining the angular points when a geometric is rotated, but both of them able to determine a form of the objects when the objects are reflected; c. the male students have the high ability when they solve the problems related to the space orientation ability expecially in imagining the form of the objects if it is seen from another point of view while the female students have the high spatial ability in seeing the form of the objects if the position of the objects are changed; d. the female students have the high ability when they solve the problems related to the space relation ability expecially in determining the position between points and lines, lines and lines, and lines and fields in a space while the male students have the high ability in determining the position of points and fields in a space but both of them have the high ability in determining the position of two objects in a space.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. (2) the differences of spatial ability between the male and female students of the X Grade of SMA Negeri 1 Depok are: a. the male students use their spatial ability when they solve the problems related to the space visualization ability expecially in imagining the web of geometric. Both of the male and female students use their spatial ability to determining and drawing some sectors which are intersect each other but the male students use his spatial ability to determining secant of two fields; b. the male and female students have the different strategy when they solve the problems related to the mental rotation ability expecially in determine a form of the objects when the objects are reflected. The female students use the media to solve this question while the male students do not use the media to solve this questions. because they use their spatial ability to solve this question but both of them use the spatial ability in determining the angular points when a geometric is rotated ; c. the male and female students do not use their spatial ability when they solve the problems related to the space orientation ability because they use same strategy. The strategy is they use the media around them to imagining the form of the objects when their position is changed. However, the male students use their spatial ability to imagining the form of the objects that are seen from another point of view; d. the male and female students use their spatial ability when they solve the problems related to the space relation ability. The female students have the high spatial ability in determining the position between points and lines, lines and lines, and lines and fields especially the lines which are in a field while the male students have high spatial ability in determining the position of the points and the fields in a space and also the position of the lines and the fields especially the lines which are intersect with a field. Besides that, both of the male and female students able to determine the position between two fields and the position between lines and fields especially the lines which are parallel to a field. Keywords. : Spatial ability, gender.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan kasih-Nya. yang. telah. diberikan. kepada. penulis. sehingga. penulis. dapat. menyelesaikan skripsi dengan baik, lancar, dan sesuai dengan harapan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika di Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari dalam proses penyusunan skrpsi ini penulis mendapatkan banyak pengalaman dan hambatan tetapi berkat dukungan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung, diantaranya: 1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; 2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA; 3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika; 4. Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mendampingi dan memberi pengarahan kepada penulis dari awal sampai berakhirnya penelitian dan penyusunan skripsi; 5. Para dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji penulis dan memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Segenap dosen dan karyawan JPMIPA Universitas Sanata Dharma, yang telah membimbing, membantu, dan memberikan ilmu selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma;. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Bapak Drs. Maskur, selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Depok yang telah memberikan ijin penelitian bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; 8. Ibu Dra. Ch. Rini Widayati, selaku guru pembimbing yang dengan sabar membimbing, mendampingi, dan memberikan pengarahan selama penulis melaksanakan penelitian; 9. Siswa-siswi kelas XA SMA Negeri 1 Depok yang telah bersedia bekerjasama selama penelitian berlangsung; 10. Kedua orang tuaku, mbak Ary, Anggi, Angga, Aan dan Daren yang selalu mendukung, mendoakan, dan memberi semangat; 11. Fransisca Dwi Kurniasari yang setia memberikan cinta dan dukungannya selama peneliti mengerjakan skripsi; 12. Sahabat-sahabatku keluarga Sililili Aprik, Dewi, Nadus, Reny, Rini, Helen, mbak Apri dan Venta untuk dukungannya; 13. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2012 yang telah memberikan semangat dan dukungannya. 14. Keluarga besar SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Kolese Le Cocq D’armandville yang telah memberikan dukungan kepada penulis secara materi dan moril. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik selalu penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.. Yogyakarta, 28 November 2016. Penulis. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............ vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi DAFTAR ISI......................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xxiii BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 7 D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. F. Penjelasan Istilah ....................................................................................... 9 G. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10. BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 12 A. Inteligensi ................................................................................................... 12 1. Pengertian Inteligensi ........................................................................... 12 2. Teori Inteligensi Ganda ........................................................................ 14 B. Kemampuan Spasial ................................................................................... 16 1. Pengertian Kemampuan Spasial .......................................................... 16 2. Unsur-unsur Kemampuan Spasial........................................................ 18 3. Tes kemampuan Spasial ....................................................................... 21 4. Pengaruh Kemampuan Spasial Terhadap Pembelajaran Geometri...... 22 C. Gender ........................................................................................................ 24 1. Pengertian Gender ................................................................................ 24 2. Gender dan Kemampuan Spasial ......................................................... 25 D. Pengaruh Perbedaan Gender Terhadap Pembelajaran Matematika ........... 29 E. Dimensi Tiga .............................................................................................. 32 F. Penelitian-penelitian Lain yang Relevan ................................................... 39 G. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 40. BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 42 A. Jenis Penelitian........................................................................................... 42 B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 43 1. Waktu Penelitian .................................................................................. 43 2. Tempat Penelitian ................................................................................ 43 C. Subjek Penelitian ....................................................................................... 44 D. Objek Penelitian ......................................................................................... 44 E. Bentuk Data ............................................................................................... 44. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. F. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 44 1. Interview/wawancara ........................................................................... 44 2. Tes ........................................................................................................ 45 G. Instrumen Penelitian .................................................................................. 46 1. Peneliti ................................................................................................. 46 2. Interview/wawancara ........................................................................... 46 3. Tes Kemampuan Spasial ...................................................................... 47 H. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 49 1. Validitas ............................................................................................... 49 a. Validitas Isi .................................................................................... 50 b. Validitas Butir ................................................................................ 50 2. Reliabilitas ........................................................................................... 51 a. Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ..................................................... 51 b. Reliabilitas Soal Uraian ................................................................. 52 I. Metode/Teknik Analisis Data .................................................................... 53 1. Teknik Analisis Data Kualitatif ........................................................... 53 2. Teknik Analisis Data Tes Kemampuan Spasial dan Wawancara ........ 54 J. Uji Keabsahan Data ................................................................................... 59 K. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan ............................... 61. BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 64 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 64 1. Ijin Penelitian ....................................................................................... 64 2. Pengambilan Data Penelitian ............................................................... 65 B. Data Hasil Penelitian .................................................................................. 66 1. Data Hasil Belajar Siswa ..................................................................... 66 2. Data Hasil Wawancara ......................................................................... 66 C. Analisis Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Spasial ..................................... 66 xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. D. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Secara Kuantitatif ............................... 70 E. Analisis Data Hasil Belajar Siswa dan Wawancara Secara Kualitatif ....... 75 1. Soal Pilihan Ganda ............................................................................... 75 2. Soal Uraian ........................................................................................... 78 F. Pembahasan ................................................................................................ 168 1. Deskripsi Kemampuan Spasial Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan Kelas X SMA Negeri 1 Depok ............................................................ 168 2. Perbedaan Kemampuan Spasial yang Dimiliki Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan Kelas X SMA Negeri 1 Depok ............................... 186 G. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 234. BAB V PENUTUP................................................................................................ 235 A. Kesimpulan ................................................................................................ 235 B. Saran .......................................................................................................... 238. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 240 LAMPIRAN .......................................................................................................... 245. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Titik, Garis dan Bidang ...................................................................... 33 Gambar 2.2 Titik terletak Pada Garis..................................................................... 34 Gambar 2.3 Titik terletak Di Luar garis ................................................................. 34 Gambar 2.4 Titik Terletak Pada bidang ................................................................. 35 Gambar 2.5 Titik Terletak Di Luar Bidang ........................................................... 35 Gambar 2.6 Dua Garis Saling Berpotongan .......................................................... 35 Gambar 2.7 Dua garis Saling Berhimpit ................................................................ 36 Gambar 2.8 Dua garis Saling Sejajar ..................................................................... 36 Gambar 2.9 Dua garis Saling Bersilangan ............................................................. 36 Gambar 2.10 Garis Terletak Pada Bidang ............................................................. 37 Gambar 2.11 Garis Sejajar Dengan Bidang ........................................................... 37 Gambar 2.12 Garis memotong Atau menembus Bidang ....................................... 37 Gambar 2.13 Dua Bidang Saling Berhimpit .......................................................... 38 Gambar 2.14 Dua Bidang Saling Sejajar ............................................................... 38 Gambar 2.15 Dua Bidang Saling Berpotongan ...................................................... 38 Gambar 4.1 Diagram Analisis Kuantitatif Hasil Belajar Siswa Kelas XA SMA Negeri 1 Depok DIlihat Dari Kategori Hasil Belajar ......................... 74. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 4.2 Diagram Analisis Kuantitatif Hasil Belajar Siswa Kelas XA SMA Negeri 1 Depok DIlihat Dari Ketuntasan Belajar ............................. 75 Gambar 4.3 Bagan Kategorisasi Data Soal Nomor 4a ........................................... 87 Gambar 4.4 Bagan Kategorisasi Data Soal Nomor 4b........................................... 96 Gambar 4.5 Bagan Kategorisasi Data Soal Nomor 5............................................. 103 Gambar 4.6 Bagan Kategorisasi Data Soal Nomor 7a ........................................... 115 Gambar 4.7 Bagan Kategorisasi Data Soal Nomor 7b........................................... 116 Gambar 4.8 Bagan Kategorisasi Data Soal Nomor 8a ........................................... 131 Gambar 4.9 Bagan Kategorisasi Data Soal Nomor 8b........................................... 132 Gambar 4.10 Bagan Kategorisasi Data Soal Nomor 9........................................... 142 Gambar 4.11 Bagan Kategorisasi Data Soal Nomor 10a ....................................... 160 Gambar 4.12 Bagan Kategorisasi Data Soal Nomor 10b....................................... 161 Gambar 4.13 Bagan Kategorisasi Data Soal Nomor 10c ....................................... 162. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Kisi-Kisi wawancara .............................................................................. 47 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Spasial ........................................................ 48 Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Validitas ................................................................ 51 Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Reliabilitas ............................................................. 53 Tabel 3.5 Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Spasial .................................... 55 Tabel 3.6 Kategori Hasil Belajar ........................................................................... 56 Tabel 3.7 Modifikasi Kategori Hasil Belajar ......................................................... 56 Tabel 3.8 Indikator Kategori Kemampuan Spasial Siswa ..................................... 57 Tabel 4.1 Rincian kegiatan penelitian .................................................................... 65 Tabel 4.2 Validitas Butir Soal Tes kemampuan Spasial Nomor 1 Pilihan Ganda ......................................................................... 67 Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba Instrumen ......................................... 69 Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Kelas XA ............................................................... 71 Tabel 4.5 Analisis Lengkap Hasil Belajar Siswa Kelas XA Secara Kuantitatif .... 72 Tabel 4.6 Deskripsi Jawaban dan wawancara Siwa Soal Nomor 4a ..................... 78 Tabel 4.7 Topik Data Soal Nomor 4a .................................................................... 83 Tabel 4.8 Sintesisasi Data Soal Nomor 4a ............................................................. 88 Tabel 4.9 Presentase Kemampuan Spasial Siswa dalam Menyelesaikan. xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Soal Nomor 4a ....................................................................................... 89 Tabel 4.10 Deskripsi Jawaban Dan Wawancara Siwa Soal Nomor 4b ................. 90 Tabel 4.11 Topik Data Soal Nomor 4b .................................................................. 93 Tabel 4.12 Sintesisasi Data Soal Nomor 4b........................................................... 97 Tabel 4.13 Presentase Kemampuan Spasial Siswa dalam Menyelesaikan Soal Nomor 4b ................................................................................... 98 Tabel 4.14 Deskripsi Jawaban dan wawancara Siwa Soal Nomor 5 ..................... 99 Tabel 4.15 Topik Data Soal Nomor 5 .................................................................... 100 Tabel 4.16 Sintesisasi Data Soal Nomor 5............................................................. 104 Tabel 4.17 Presentase Kemampuan Spasial Siswa dalam Menyelesaikan Soal Nomor 5 ...................................................................................... 105 Tabel 4.18 Deskripsi Jawaban dan wawancara Siswa Soal Nomor 7 .................... 106 Tabel 4.19 Topik Data Soal Nomor 7a .................................................................. 108 Tabel 4.20 Topik Data Soal Nomor 7b .................................................................. 111 Tabel 4.21 Sintesisasi Data Soal Nomor 7a ........................................................... 117 Tabel 4.22 Presentase Kemampuan Spasial Siswa dalam Menyelesaikan Soal Nomor 7a .................................................................................... 118 Tabel 4.23 Sintesisasi Data Soal Nomor 7b........................................................... 119 Tabel 4.24 Presentase Kemampuan Spasial Siswa dalam Menyelesaikan. xx.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Soal Nomor 7b .................................................................................... 120 Tabel 4.25 Deskripsi Jawaban dan Wawancara Siwa Soal Nomor 8 .................... 121 Tabel 4.26 Topik Data Soal Nomor Nomor 8a ...................................................... 124 Tabel 4.27 Topik Data Soal Nomor 8b .................................................................. 127 Tabel 4.28 Sintesisasi Data Soal Nomor 8a ........................................................... 133 Tabel 4.29 Presentase Kemampuan Spasial Siswa dalam Menyelesaikan Soal Nomor 8a .................................................................................... 134 Tabel 4.30 Sintesisasi Data Soal Nomor 8b........................................................... 135 Tabel 4.31 Presentase Kemampuan Spasial Siswa dalam Menyelesaikan Soal Nomor 8b .................................................................................... 136 Tabel 4.32 Deskripsi Jawaban dan Wawancara Siwa Soal Nomor 9 .................... 137 Tabel 4.33 Topik Data Soal Nomor 9 .................................................................... 138 Tabel 4.34 Sintesisasi Data Soal Nomor 9............................................................. 143 Tabel 4.35 Presentase Kemampuan Spasial Siswa dalam Menyelesaikan Soal Nomor 9 ...................................................................................... 144 Tabel 4.36 Deskripsi Jawaban dan Wawancara Siwa Soal Nomor 10 .................. 145 Tabel 4.37 Topik Data Soal Nomor 10a ................................................................ 150 Tabel 4.38 Topik Data Soal Nomor 10b ................................................................ 153 Tabel 4.39 Topik Data Soal Nomor 10c ................................................................ 156. xxi.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.40 Sintesisasi Data Soal Nomor 10a ......................................................... 163 Tabel 4.41 Presentase Kemampuan Spasial Siswa dalam Menyelesaikan Soal Nomor 10a .................................................................................. 164 Tabel 4.42 Sintesisasi Data Soal Nomor 10b......................................................... 165 Tabel 4.43 Presentase Kemampuan Spasial Siswa dalam Menyelesaikan Soal Nomor 10b .................................................................................. 166 Tabel 4.44 Sintesisasi Data Soal Nomor 10c ......................................................... 166 Tabel 4.45 Presentase Kemampuan Spasial Siswa dalam Menyelesaikan Soal Nomor 10c .................................................................................. 167 Tabel 4.46 Rangkuman Presentase Kemampuan Spasial Siswa dalam Menyelesaikan Soal Pilihan Ganda ........................................... 168 Tabel 4.47 Rangkuman Presentase Kemampuan Spasial Siswa dalam Menyelesaikan Soal Uraian ....................................................... 171. xxii.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN A A.1 Soal Uji Coba Tes kemampuan Spasial .......................................................... 245 A.2 Pedoman Pensekoran Soal Uji Coba Tes Kemampuan Spasial ...................... 255 A.3 Soal Tes Kemampuan Spasil ........................................................................... 275 A.4 Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Spasial .............................................. 284 LAMPIRAN B B.1 Hasil Analisis Uji Coba Tes Kemampuan Spasial Siswa XI IPA 1 ................ 305 B.2 Nilai Tes kemampuan Spasial Siswa Kelas XA.............................................. 319 LAMPIRAN C C.1 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Kelas XA........................................................ 322 LAMPIRAN D D.1 Deskripsi Jawaban Siswa kelas XA ................................................................ 376 D.2 Transkrip Wawancara Siswa Kelas XA .......................................................... 440 LAMPIRAN E E.1 Foto-Foto Saat Penelitian ................................................................................ 545 E.2 Surat Ijin Penelitian ......................................................................................... 546. xxiii.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Marpaung (1992) matematika adalah suatu ilmu yang menuntut keterampilan problem solving. Matematika memiliki sifat yang sistematis dan selalu menantang manusia untuk berfikir strategis dengan menggunakan logika, khususnya prinsip-prinsip dan aturan-aturan logika matematika. Matematika pada awal peradaban manusia memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol, rumus, teorema, dalil, ketetapan, dan konsep digunakan untuk membantu perhitungan, pengukuran, penilaian, peramalan, dan sebagainya. Oleh karena itu, peradaban manusia berubah dengan pesat karena ditunjang oleh partisipasi matematika yang selalu mengikuti perubahan dan perkembangan zaman. Matematika menjadi salah satu mata pelajaran wajib di sekolah sebab matematika merupakan mata pelajaran yang sangat berperan penting terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peranan matematika ini menjadi sangat diperhitungkan sebab menjadi pelayan bagi disiplin ilmu lain serta dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi. Di Indonesia, matematika telah diajarkan kepada para siswa sejak bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Para siswa diharapkan dapat menguasai matematika dengan. 1.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. baik agar mereka dengan mudah mempelajari bidang kajian yang lain selama berada di jenjang pendidikan Matematika terdiri dari beberapa topik-topik kajian seperti aljabar, kalkulus, logika, trigonometri, geometri dan lain-lain. Salah satu materi yang dipelajari dalam matematika adalah geometri. Geometri yaitu ilmu yang mempelajari titik, garis, bidang, benda-benda ruang serta sifat, ukuran, dan hubungan satu dengan lainnya. Salah satu bagian dari geometri dalam matematika adalah geometri ruang dimensi tiga. Ketika mempelajari materi geometri khususnya dimensi tiga, setiap siswa mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Kesulitan yang sering dihadapi ketika mempelajari materi dimensi tiga adalah membayangkan suatu obyek yang ada dalam dimensi tiga itu sendiri. Kemampuan membayangkan suatu obyek dalam dimensi tiga biasa disebut dengan kemampuan spasial. Howard Gardner dalam Suparno (2004) mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan suatu persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacammacam dan dalam situasi yang nyata. Dalam penelitiannya Gardner dalam Suparno (2004), mengemukakan sembilan bentuk inteligensi, yaitu: inteligensi linguistic (linguistic intelligence), inteligensi matematis-logis (logical-mathematical intelligence), inteligensi ruang (spatial intelligence), inteligensi kinestetik-badani (bodily-kinesthetic intelligence), inteligensi musical (musical intelligence), inteligensi interpersonal (interpersonal.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. intelligence), inteligensi intrapersonal (intrapersonal intelligence), inteligensi lingkungan/naturalis (naturalist intelligence) dan inteligensi eksistensial (existensial intelligence). Berdasarkan penjelasan dari kesembilan inteligensi tersebut, yang memegang peranan penting ketika mempelajari dimensi tiga adalah inteligensi ruang (spatial intelligence). Inteligensi ruang adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat. Orang yang memiliki inteligensi ruang yang baik mudah membayangkan benda dalam ruang dimensi tiga, mereka mudah mengenali relasi benda-benda dalam ruang secara tepat, punya persepsi yang tepat tentang suatu benda dalam ruang di sekitarnya dan dapat memandang dari segala sudut. Selain itu, anak yang berinteligensi ruang yang baik akan dengan mudah belajar ilmu ukur ruang dan dengan mudah menentukan letak suatu benda dalam ruangan. Situasi ini juga dialami oleh siswa yang ada di SMA Negeri 1 Depok. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan seorang guru matematika disana, kesulitan yang dihadapi oleh sebagian besar siswa ketika mempelajari materi dimensi tiga adalah membayangkan bangun ruang tersebut dan bagaimana menvisualisasikan suatu bentuk dimensi dua ke dalam dimensi tiga maupun sebaliknya. Hal ini didukung dengan adanya data hasil belajar yang diperoleh siswa di kelas XC SMA Negeri 1 Depok pada tahun ajaran 2014/2015. Peneliti memilih menggunakan hasil belajar siswa kelas X pada tahun ajaran.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. sebelumnya yakni tahun 2014/2015 karena peneliti ingin melihat apakah kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari dimensi tiga berakibat pada hasil belajar yang mereka peroleh. Evaluasi terhadap pembelajaran dimensi tiga di kelas tersebut dilakukan sebanyak dua kali yakni dengan ulangan harian 1 mengenai materi jarak pada ruang dimensi tiga dan ulangan harian 2 mengenai materi sudut pada ruang dimensi tiga yang memiliki. Kriteria. Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 73. Pada ulangan harian 1 dari 32 siswa yang mengikuti ulangan, jumlah siswa yang tuntas yakni 12 siswa atau 37,5 % sedangkan pada ulangan harian 2, dari 32 siswa yang mengikuti ulangan jumlah siswa yang tuntas yakni 15 siswa atau 46,87 %. Dengan demikian, berdasarkan hasil belajar siswa kelas XC pada materi dimensi tiga tahun ajaran 2014/2015 menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas XC belum memuaskan. Setelah peneliti melihat hasil belajar siswa kelas XC pada meteri dimensi tiga yang belum memuaskan, peneliti juga ingin melihat bagaimana perbandingan hasil belajar siswa laki-laki dan siswa perempuan di kelas XC pada materi dimensi tiga. Hal ini karena peneliti ingin melihat sejauh mana kesulitan yang dialami oleh siswa laki-laki dan siswa perempuan berakibat pada hasil belajar yang diperoleh. Berdasarkan jumlah keseluruhan siswa di kelas XC, dari 32 siswa terdapat 7 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan. pada ulangan harian 1, dari 7 siswa laki-laki jumlah siswa yang tuntas yakni 4 siswa atau 57,14 % sedangkan dari 25 siswa perempuan jumlah siswa.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. yang tuntas yakni 8 siswa atau 32 %. Begitu juga pada ulangan harian 2, dari 7 siswa laki-laki jumlah siswa yang tuntas yakni 5 siswa atau 71,42 % sedangkan dari 25 siswa perempuan jumlah siswa yang tuntas yakni 10 siswa atau 40 %. Dengan demikian, berdasarkan data hasil belajar siswa kelas XC SMA Negeri 1 Depok tahun ajaran 2014/2015 pada materi dimensi tiga menunjukan bahwa hasil belajar siswa laki-laki lebih baik dari siswa perempuan. Berdasarkan data di atas menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas XC pada tahun ajaran 2014/2015 belum memuaskan tetapi bila dilihat berdasarkan gender hasil belajar siswa laki-laki lebih baik dari siswa perempuan. Hal ini menunjukan bahwa siswa perempuan mengalami kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki ketika mempelajari dimensi tiga. Oleh karena itu, ketika mempelajari geometri khususnya dimensi tiga ternyata kemampuan spasial sangat penting untuk ditingkatkan. Hal ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh National of Science (2006) dalam Na’fian (2014) yang mengemukakan bahwa setiap siswa harus berusaha mengembangkan kemampuan dan penginderaan spasialnya karena sangat berguna dalam memahami relasi dan sifat-sifat dalam geometri serta berguna dalam memecahkan masalah matematika dan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Terkait dengan kemampuan spasial, tiap siswa memiliki kemampuan spasial yang berbeda-beda. Perbedaan yang paling sering diteliti ialah.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. perbedaan berdasarkan gender. Penelitian Yeni Tri Asmaningtias yang berjudul “Kemampuan Matematika Laki-laki dan Perempuan” menyatakan bahwa kemampuan spasial laki-laki lebih baik dari perempuan. Dalam penelitian ini diberikan suatu instrumen yang di dalamnya ada soal untuk menguji kemampuan spasial. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa untuk menyelesaikan soal-soal spasial antara kelompok laki-laki dan kelompok perempuan berbeda dalam menjawabnya. Kelompok laki-laki mengandalkan strategi spasial ketika menyelesaikan tugas rotasi mental, sedangkan kelompok perempuan cenderung menggunakan strategi verbal. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas telah dijelaskan bahwa kemampuan spasial sangat penting untuk mempelajari dimensi tiga. Para guru sebaiknya mengetahui cara mengukur kemampuan spasial masing-masing siswa agar dapat membuat berbagai perangkat pembelajaran dan memilih metode pembelajaran yang memudahkan siswa mempelajari materi dimensi tiga. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pentingnya kemampuan spasial dalam pembelajaran matematika dengan judul penelitian “PROFIL KEMAMPUAN SPASIAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DEPOK TAHUN AJARAN 2015/2016 DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER”..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut; 1. Sebagian besar siswa kelas XC di SMA Negeri 1 Depok tahun ajaran 2014/2015 memperoleh hasil belajar yang belum memuaskan pada materi dimensi tiga. 2. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mempelajari materi Dimensi Tiga adalah membayangkan bangun ruang tersebut dan bagaimana menvisualisasikan suatu bentuk dimensi dua ke dalam dimensi tiga. 3. Presentase ketuntasan hasil belajar siswa laki-laki kelas XC di SMA Negeri 1 Depok tahun ajaran 2014/2015 lebih baik dari siswa perempuan 4. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukan kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa laki-laki lebih baik dari siswa perempuan.. C. Pembatasan Masalah Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok tahun ajaran 2015/2016 ditinjau dari perbedaan gender. Penelitian ini hanya sebatas profil atau deskripsi kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 2015/2016 ditinjau dari perbedaan gender. Tes kemampuan spasial yang diberikan kepada siswa terdiri dari soal-soal.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. yang. mengukur empat kemampuan spasial yakni visualisasi keruangan,. relasi keruangan, orientasi keruangan dan rotasi pikiran. Tes Kemampuan Spasial ini akan mengukur kemampuan spasial siswa secara umum dan telah disesuaikan dengan materi kedudukan ttik, garis dan bidang dalam dimensi tiga.. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, berikut ini adalah rumusan masalah yang ingin peneliti teliti: 1. Bagaimana kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Apakah ada perbedaan kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa lakilaki dan perempuan kelas X di SMA Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 2015/2016?. E. Tujuan Penelitian Berdarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa laki-laki dan perempuan kelas X SMA Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Mendeskripsikan perbedaan kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa laki-laki dan perempuan kelas X SMA Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 2015/2016?.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. F. Penjelasan Istilah Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Profil Profil dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki empat pengertian yaitu: a. pandangan dari samping (tentang wajah orang); b. lukisan (gambar) orang dari samping; sketsa biografis; c. penampang (tanah, gunung, dsb); d. grafik atau ikhtisar yg memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Berdasarkan pengertian diatas, profil dapat didefinisikan sebagai sebuah gambaran tentang seseorang, benda, maupun wilayah yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus Dalam penelitian ini gambaran yang dimaksud adalah mengenai kemampuan spasial siswa kelas XA SMA Negeri 1 Depok berdasarkan gender. 2. Inteligensi Inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dalam situasi yang nyata dan menghasilkan produk ketika berada di situasi yang bermacam-macam. 3. Kemampuan Spasial. kemampuan spasial adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikirannya dan mengenali perubahan itu serta menggambarkan suatu hal/benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. 4. Bangun Ruang Bangun ruang adalah bangun yang dibatasi oleh daerah tertentu dan memiliki isi atau volume. Bangun ruang dalam matematika dibagi menjadi beberapa unsur yakni sisi, rusuk dan titik sudut. Sisi merupakan bidang pembentuk bangun ruang, Rusuk merupakan pertemuan dua sisi pada bangun ruang yang dapat berbentuk garis lurus maupun garis lengkung, sedangkan titik sudut adalah pertemuan antara tiga rusuk atau lebih dari bangun ruang. 5. Gender Gender adalah pembagian peran kedudukan dan tugas antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki.. G. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa, melalui penelitian ini siswa dapat mengetahui kemampuan spasial yang dimiliki oleh masing-masing. Siswa juga diharapkan dapat saling. membantu. dan. bekerja. sama. satu. sama. lain. dalam. mengembangkan kemampuan spasial setiap individu. 2. Bagi guru matematika, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kemampuan spasial yang dimiliki oleh masing-masing siswa baik itu siswa laki-laki maupun siswa perempuan. Setelah guru mengetahui kemampuan spasial yang dimiliki oleh masing-masing siswa,.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. diharapkan. kedepannya. guru. dapat. mempersiapkan. perangkat. pembelajaran dengan lebih baik dan dapat membantu semua siswa mempelajari matematika. 3. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan pengalaman dan wawasan dalam mendeskripsikan kemampuan spasial yang dimiliki oleh masing-masing siswa baik itu siswa laki-laki maupun siswa perempuan..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Inteligensi 1. Pengertian Inteligensi Gardner (1993) mendefinisikan inteligensi lebih fungsional yaitu “intelligences is a general ability that is found in varying degrees in all individuals. It is the key to success in solving problems”. Inteligensi adalah kemampuan umum yang ditemukan dalam berbagai derajat semua individu dan menjadi kunci keberhasilan dalam menyelesaikan masalah. Lebih lanjut Gardner dalam Suparno (2004) mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Inteligensi bukan hanya kemampuan seseorang untuk menjawab suatu tes IQ dalam suatu ruangan yang lepas dari lingkungannya. Inteligensi memuat kemampuan untuk memecahkan persoalan yang nyata dalam situasi yang bermacam-macam. Gardner dalam Suparno (2014) mengatakan bahwa seseorang dikatakan berintelgensi tinggi bila ia dapat memecahkan persoalan dalam hidup yang nyata dan bukan hanya sebatas teori. Inteligensi seseorang semakin tinggi bila ia dapat memecahkan. 12.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. memecahkan persoalan hidup di kehidupan nyata dalm situasi yang bermacam-macam dan kompleks. Saifuddin Azwar (1996) mengemukakan bahwa masyarakat umum mengenal inteligensi sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran ataupun kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapai. Gambaran tentang anak yang berintelgensi tinggi adalah gambaran tentang siswa yang pintar, siswa yang selalu naik kelas dengan nilai yang baik. Namun hasil penelitian Robert J. Stenberg dalam Saifuddin Azwar (1996) menemukan fakta bahwa konsepsi orang awam mengenai inteligensi mencakup tiga faktor kemampuan utama yaitu (1) kemampuan memecahkan masalah-masalah praktis yang berciri utama acanya kemampuan berfikir-logis, (2) kemampuan verbal (lisan) yang berciri utama adanya kecakapan berbicara dengan jelas dan lancar dan, (3) kompetensi sosial yang berciri utama adanya kemampuan untuk menerima orang lain. Dari hasil penelitian Robert J. Stenberg terlihat bahwa orang awam tidak hanya menekankan makka inteligensi pada aspek kemampuan intelektual (kognitif) saja tetapi mementingkan pula aspek kemampuan social yang bersifat nonkognitif. Selanjutnya disimpulkan juga bahwa orang cenderung lebih mengutamakan faktor kognitif dari pada factor nonkognitif dalam menilai inteligensi orang lain dari pada inteligensi dirinya sendiri (Saifuddin Azwar, 1996)..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Berdasarkan paparan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa inteligensi merupakan kemampuan seseorang dalam memecahkan suatu persoalan di situasi yang nyata dan dalam kondisi yang bermacam-macam yang tidak hanya diukur berdasarkan besarnya kemampuan kognitifnya saja melainkan kemampuan nonkognitiif yang dimilikinya. 2. Teori Inteligensi Ganda Teori inteligensi Ganda (multiple intelligences) ditemukan dan dikembangkan. oleh. Howard. Gardner,. seorang. ahli. psikologi. perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of Education, Havard University, Amerika Serikat (Suparno,2004). Dalam. penelitiannya,. Gardner. mengumpulkan. banyak. sekali. kemampuan manusia yang sekiranya dapat dimasukan dalam pengertian ntelegensi. Setelah kemampuan itu diteliti dan dianalisis akhirnya diia menerima adanya tujuh inteligensi yang dimiliki oleh manusia. Pada bukunya yang berjudul Intelligence Reframed, ia menambahkan dua inteligensi lagi sehingga saat ini ada Sembilan inteligensi yang diterima (Suparno, 2004), yaitu: a. Inteligensi Linguistik (linguistic intelligence) adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara oral maupun tertulis..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. b. Inteligensi Matematis-Logis (logical-mathematical intelligence) adalah kemampuan lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. c. Inteligensi Ruang (spatial intelligence) adalah kemampuan untuk Menangkap dunia ruang-visual secara tepat. d. Inteligensi Kinestetik-Badani (bodily-kinesthetic intelligence) adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan. e. Inteligensi Musical (musical intelligence) adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentukbentuk music dan suara. f. Inteligensi Interpersonal (interpersonal intelligence) adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan temperamen orang lain. g. Inteligensi Intrapersonal (intrapersonal intelligence) adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri itu. h. Inteligensi lingkungan/naturalis (naturalist intelligence) adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam alam, kemampuan untuk memahami dan menikmati alam dan.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. menggunakan kemampuan itu secara produktif dalam berburu, bertani dan mengembangkan pengetahuan akan alam. i. Inteligensi. Eksistensial. (existensial. intelligence). adalah. kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia.. B. Kemampuan Spasial 1. Pengertian Kemampuan Spasial Definisi spasial menurut Philip Carter (2010) adalah berkaitan dengan ruang, dan kemampuan spasial berarti kemampuan perseptual dan kognitif yang menjadikan seseorang mampu melihat hubungan ruang. Selain melihat hubungan ruang, kemampuan spasial juga merupakan kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikirannya dan mengenali perubahan itu, menggambarkan suatu hal/benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, mengungkapkan data dalam suatu grafik serta kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk dan ruang (Suparno, 2004). Seseorang dengan intelegensi ruang yang baik akan lebih mudah membayangkan benda dalam ruang dimensi tiga. Mereka juga mudah mengenal relasi benda-benda dalam ruang dan dapat memandang dari segala sudut..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Suwarsono (1982) menyatakan bahwa kemampuan keruangan adalah kemampuan memahami sifat-sifat keruangan, terutama sifat-sifat keruangan yang harus “ditemukan” dengan menggunakan pembayangan visual (visual image) di dalam kepala. Bangun yang menjadi obyek atau paling sedikit sebagian dari bangun tersebut, harus “dioperasikan” di dalam kepala dengan pembayangan visual. Sementara menurut Lucky dan Rizky (2012), kecerdasan visual spasial merupakan kecerdasan dalam berpikir baik secara dua dimensi maupun tiga dimensi. Kemampuan ini meliputi kepekaan akan bentuk dan ruang misalnya dalam memahami arah, menemukan lokasi atau jalan dan memperkirakan hubungan antar benda dalam ruang. Kecerdasan ini melibatkan warna, garis, ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen-elemen tersebut. Piaget dan Inhelder (1971) dalam Siti Marlinah (2006) menyebutkan bahwa kemampuan spasial meliputi hubungan spasial (kemampuan untuk mengamati hubungan posisi objek dalam ruang), kerangka acuan (tanda yang dipakai sebagai patokan untuk menentukan posisi objek dalam ruang), hubungan proyektif (kemampuan untuk melihat objek dari berbagai. sudut. pandang),. konservasi. jarak. (kemampuan. untuk. memperkirakan jarak antara dua titik), representasi spasial (kemampuan untuk merepresentasikan hubungan spasial dengan memanipulasi secara kognitif), dan rotasi mental (membayangkan perputaran objek dalam ruang)..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan spasial adalah kemampuan untuk mengenal elemen-elemen dalam ruang maupuan bentuk benda secara tepat serta melakukan perubahan dalam pikiran dan mengenali perubahan itu serta menggambarkan suatu hal/benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata.. 2. Unsur-unsur Kemampuan Spasial Menurut Owens (dalam Suparyan, 2007) beberapa faktor utama dari kemampuan spasial adalah: a. Faktor visualisasi, mencakup kemampuan untuk membayangkan gambaran obyek-obyek yang muncul ketika obyek tersebut diputar, dipindah atau dibalik dan membayangkan obyek datar ketika dilipat atau membayangkan obyek ruang ketika dibuka. b. Faktor orientasi, mencakup kemampuan untuk mendeteksi perubahan dari elemen-elemen dalam suatu pola dan kemampuan untuk mempertahankan persepsi yang akurat ketika kedudukannya diubah. Menurut Maier (1996) terdapat lima unsur/ komponen dari kemampuan spasial. Kelima unsur itu antara lain sebagai berikut: a. Spatial Perception (Persepsi Keruangan) Spatial perception (persepsi keruangan) adalah kemampuan seseorang dalam. mengidentifikasi. obyek-obyek. vertikal. dan. horizontal,. meskipun posisi obyek dimanipulasi. Tes persepsi keruangan.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. misalnya adalah mengidentifikasi posisi kehorisontalan gambar air pada bejana, meskipun posisi bejana dimiringkan. b. Spatial Visualitation (Visualisasi Keruangan) Spatial visualization (visualisasi keruangan) adalah kemampuan seseorang untuk melihat komposisi suatu obyek setelah dimanipulasi posisi dan bentuknya. Contoh instrumen visualisasi keruangan misalkan adalah mengidentifikasi pola jaring-jaring dari suatu bangun ruang. c. Mental Rotation (Rotasi Pikiran) Mental rotation (rotasi pikiran) adalah kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi. suatu. obyek. dan. unsur-unsur. yang. telah. dimanipulasi posisinya, dimana manipulasi berupa rotasi terhadap obyek. Contoh instrumen rotasi pikiran adalah pertanyaan mengenai posisi titik sudut dari suatu bangun ruang yang telah dirotasikan dengan sudut dan sumbu putar tertentu. d. Spatial Relation (Relasi Keruangan) Spatial relation (hubungan keruangan) adalah kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi hubungan antar obyek dalam ruang, misalkan mengidentifikasi. bidang-bidang. yang. sejajar. pada. kubus,. mengidentifikasi pasangan garis dan bidang yang saling tegak lurus pada suatu bangun ruang dan sebagainya..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. e. Spatial Orientation (Orientasi Keruangan) Spatial. orientation. (orientasi. keruangan). adalah. kemampuan. seseorang untuk mengidentifikasi kedudukan relatif suatu obyek terhadap obyek-obyek disekitarnya. Misalkan kemampuan seseorang untuk membaca peta secara akurat, kemampuan seseorang untuk membaca denah secara akurat, dan sebagainya. Menurut Suwarsono (2001), kemampuan-kemampuan berpikir keruangan yang secara konsisten telah dijumpai di banyak penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan relasi keruangan (spatial relations ability), yaitu kemampuan untuk memahami elemen-elemen (bagian-bagian) yang ada pada suatu stimulus visual dan memahami hubungan antara elemen yang satu dengan elemen yang lain. 2. Kemampuan visualisasi keruangan (spatial visualization ability), yaitu kemampuan untuk membayangkan objek-objek situasi-situasi secara visual dan mengoperasikan (memanipulasi) bayanganbayangan visual (visual image) di dalam kepala. Kemampuan ini juga memberikan gambaran tentang suatu bentuk bangun ruang jika dilakukan suatu perubahan atau perpindahan. 3. Kemampuan orientasi keruangan (spatial orientation ability), yaitu kemampuan untuk memahami wujud atau keadaan dari benda-benda atau situasi-situasi yang disajikan dalam kedudukan yang berbeda-.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. beda misalnya kemampuan untuk membayangkan wujud dari suatu benda bila dilihat dari sudut pandang yang lain atau kemampuan untuk membayangkan wujud suatu benda bila disajikan dengan kedudukan yang lain. Pada penelitian ini, peneliti hanya meneliti empat dari lima kemampuan spasial yakni visualisasi keruangan, orientasi keruangan, rotasi pikiran dan relasi keruangan. Peneliti tidak meneliti kemampuan persepsi keruangan sebab tidak adanya soal yang bersesuaian dan berkaitan dengan materi kedudukan titik, garis dan bidang dalam dimensi tiga. 3. Tes Kemampuan Spasial Intelegensi spasial dapat diukur dengan menggunakan tes. Tes kemampuan spasial menurut Philip Carter (2012) adalah tes yang terdiri dari beberapa jenis yaitu tes visual mencari satu yang tidak sesuai, tes matriks progreif, tes urutan spasial dan tes potongan. Tes ini mengungkap sesuatu yang berhubungan dengan benda-benda yang konkret melalui visualisasi. Hasil tes dapat mengungkapkan bagaimana baiknya seseorang dapat membayangkan atau membentuk gambar-gambar mental dari objek-objek padat hanya dengan melihat rencana-rencana di atas kertas yang rata, dan bagaimana baiknya seseorang berpikir dalam tiga dimensi (Dewa ketut Sukardi, 2009). Tes ini akan. mengungkap kemampuan. seseorang untuk melihat, membayangkan bentuk-bentuk dan permukaan-.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. permukaan. suatu. objek. yang. telah. selesai. sebelum. dibangun.. Kemampuan ini akan mempermudah menangani berbagai pekerjaan dalam matematika seperti geometri. 4. Pengaruh Kemampuan Spasial Terhadap Pembelajaran Geometri Salah satu komponen penting yang direkomendasikan oleh National Council of teacher of Mathematics Standards (casey, 2001 dalam Zubaidah,. 2013). adalah. pengajaran. konsep. matematika. yang. mengembangkan pemahaman spasial. Pemahaman spasial mencakup kemampuan untuk berpikir melalui transformasi gambar mental. Cara berpikir spasial berbeda dengan tipe proses informasi alternatif yang menunjukan aktivitas berpikir deduktif-logis yang diakses melalui sistem verbal. Kedua strategi ini dapat diterapkan pada penyelesaian matematika, misalnya banyak soal matematika dapat diselesaikan dengan menggambar diagram penyelesaian (solusi spasial) atau dengan membuat algoritma tahap demi tahap (penyelesaian logis-deduktif, verbal). Pada pembelajaran materi geometri sering kali menimbulkan kesulitan bagi siswa. Menurut Rif’an (2011), setiap siswa harus memiliki kemampuan spasial untuk memecahkan soal-soal dalam dimensi tiga. Hal ini dikarenakan dalam materi dimensi tiga banyak soal-soal yang tidak diwujudkan dalam bentuk atau bangun yang sesungguhnya. Bentuk bangun ruang hanya divisualisasikan atau digambarkan dalam bentuk dimensi dua. Visualisasi dimensi tiga ke dalam bentuk dimensi dua inilah.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. yang membutuhkan imajinasi dan abstraksi siswa sehingga hal ini sering membingungkan mereka. Kesulitan ini semakin bertambah ketika siswa dihadapkan pada soalsoal aplikasi pada dimensi tiga yang disajikan tanpa disertai dengan adanya gambar. Langkah pertama untuk menyelesaikan soal tersebut adalah siswa terlebih dahulu harus bisa membayangkan bagaimana bentuk bangun yang ditanyakan dalam soal tersebut dan bagaimana hubungan titik dengan titik, garis dengan garis, bidang dengan bidang, atau garis dengan bidang dalam gambar tersebut. Setelah siswa dapat memvisualisasikan bagaimana bentuk gambar yang sebenarnya dan mengetahui bagaimana letak hubungan antara titik, garis, dan bidang dalam gambar tersebut, siswa dapat menerapkannya ke dalam rumus. Namun, untuk dapat mengetahui bagaimana letak hubungan antara titik, garis, dan bidang dalam gambar tersebut siswa harus mempunyai kemampuan spasial yang baik (Rif’an, 2011)..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. C. Gender 1. Pengertian Gender Feldman (2012) mendefinisikan gender sebagai persepsi mengenai menjadi pria atau wanita. Konsep jenis kelamin dan gender merupakan dua hal yang tidak sama. jenis kelamin biasanya merujuk pada anatomi seksual dan perilaku seksual sementara gender merujuk pada perasaan kepriaan atau kewanitaan terkait dengan keanggotaannya dalam lingkungan social tertentu. Surna dan Olga (2012) mengemukakan bahwa gender menunjuk pada perilaku dan bentuk aktivitas yang semestinya dilakukan oleh laki-laki dan perempuan sesuai dengan tuntutan budaya, sekalipun tidak sesuai dengan karateristik yang melekat pada laki-laki atau perempuan. Pandangan dalam masyarakat tradisional mendekripsikan bahwa laki-laki didefinisikan sebagai kaum yang kuat, agresif, mencari nafkah, gesit, pantang menyerah sedangkan perempuan didefinisikan sebagai pribadi lemah lembut, penyayang, tunduk pada kaum laki-laki, memasak, merawat anak, dan sejenisnya. Menurut Feldman (2012) pria umumnya memiliki harga diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita meskipun perbedaan ini tidak besar. Harga diri wanita dipengaruhi oleh persepsi mereka tentang keterkaitan dan koneksi mereka dengan orang lain sementara harga diri pria berasal dari penilaian mereka mengenai karateristik unik dan.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. kemampuan yang mereka miliki untuk membantu mereka dalam membedakan diri mereka dengan orang lain. Secara umum wanita mengevaluasi diri mereka lebih keras dibandingkan dengan pria. Oleh karena itu, baik pria maupun wanita berbeda dalam seberapa positif mereka memandang kemampuan mereka sendiri dan bagaimana mereka memperkirakan kemungkinan keberhasilan mereka di masa depan. (Feldman, 2012:55). Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan gender merupakan persepsi mengenai pria dan wanita yang menentukan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam pembagian peran dan tugas yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki. 2. Gender dan Kemampuan Spasial Pada penelitian terhadap siswa kelas enam, Tartre (Casey, 2001) dalam Zubaidah (2013) menemukan bahwa siswa dengan skor tinggi pada tes keterampilan verbal yang disertai dengan skor rendah pada tes visualisasi spasial menggunakan petunjuk verbal untuk menyelesaikan soal matematika, sedangkan siswa dengan pola kemampuan sebaliknya mengandalkan petunjuk gambar visual. Sub-kelompok anak perempuan verbal-tinggi/spasial-rendah memiliki skor matematika terendah dan merasa tertinggal sepanjang tahun. Kelompok ini merasa kesulitan mengubah informasi verbal menjadi bentuk gambar. Penelitian ini juga.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. menemukan bukti perbedaan strategi yang digunakan anak laki-laki dan anak perempuan, bahkan untuk menyelesaikan soal spasial. Bukti ini menunjukkan bahwa anak laki-laki sebagai satu kelompok mengandalkan strategi spasial ketika menyelesaikan tugas rotasi-mental, sedangkan anak perempuan sebagai kelompok cenderung menggunakan strategi verbal untuk menyelesaikan tugas ini. Siswa yang memiliki fleksibilitas untuk mencoba strategi verbal atau spasial ketika menyelesaikan soal matematika mungkin memiliki keunggulan khusus, jika item-item tidak dapat diselesaikan dengan algoritma yang diingat. Selain itu, anak perempuan ditunjukkan memiliki pengalaman spasial diluar sekolah yang lebih rendah daripada anak laki-laki. Banyak anak perempuan tidak pernah menggali potensinya untuk berpikir secara spasial kecuali jika berpikir spasial diajarkan dalam kurikulum sekolah. Meskipun terdapat perbedaan yang menunjukkan keunggulan anak lakilaki pada keterampilan spasial, ada juga penelitian yang menunjukan sejumlah anak perempuan dengan potensi spasial tinggi. Temuan ini menunjukan bahwa faktor biologis terkait dengan berbagai faktor lingkungan yang mencakup pengalaman spasial dapat menjelaskan masing-masing perbedaan pada ketrampilan spasial ini. Oleh karena itu, penting rasanya memasukkan lebih banyak aktivitas spasial dalam kurikulum pembelajaran di sekolah..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Eleanor Maccoby dan Carol Jacklin (1974) dalam Feldman (2012) melakukan studi pendahulu mengenai perbedaan jenis kelamin. Mereka menyimpulkan bahwa anak perempuan lebih baik dalam kemampuan verbal dibandingkan anak laki-laki serta anak laki-laki memiliki kemampuan kuantitatif dan spasial yang lebih baik dibanding perempuan. Krutetski (1976) dalam Zubaidah (2013) menjelaskan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam belajar matematika sebagai berikut: a. Laki-laki lebih unggul dalam penalaran, perempuan lebih unggul dalam ketepatan, ketelitian, kecermatan, dan keseksamaan belajar. b.. Laki-laki memiliki kemampuan matematika dan mekanika yang lebih baik daripada perempuan, perbedaan ini tidak nyata pada tingkat sekolah dasar akan tetapi menjadi tampak lebih jelas pada tingkat yang lebih tinggi.. Sementara Maccoby dan Jacklyn (1974) dalam Nafi’an (2011) mengatakan laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan kemampuan antara lain: (1) Perempuan mempunyai kemampuan verbal lebih tinggi daripada laki-laki. (2) Laki-laki lebih unggul dalam kemampuan visual spasial (penglihatan keruangan) dari pada perempuan. (3) Laki-laki lebih unggul dalam kemampuan matematika. Selain itu, Ormrod (2011) dalam Surna dan Olga (2012) menganalisis beberapa aspek perbedaan dan persamaan antara siswa laki-laki dan perempuan. Berdasarkan kemampuan matematika dan ilmu pengetahuan,.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. National Assessment of Education Progress (2005,2007) dalam Surna dan Olga (2012) mengemukakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam perolehan nilai matematika dan ilmu pengetahuan. Perbedaan yang ditemui hanya pada kemampuan khusus yaitu siswa lakilaki unggul dalam bidang visuo spatial dan juga dalam bidang ilmu pengetahuan. Namun, penelitian tentang persamaan dan perbedaan mengenai kemampuan dan keterampilan verbal atau berbahasa ujar antara laki-laki dan perempuan menunjukan bahwa kemampuan membaca dan menulis siswa perempuan lebih menonjol dari siswa laki-laki. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yeni (2012) menyebutkan bahwa untuk menyelesaikan soal-soal spasial yang diberikan kapada kelompok male dan kelompok female mempunyai perbedaan dalam proses menjawab soal. Untuk kelompok male mengandalkan strategi spasial ketika menyelesaikan tugas rotasi mental, sedangkan kelompok female cenderung menggunakan strategi verbal. untuk. menyelesaikan tugas ini. Pada tes berikutnya kelompok female menggunakan ketrampilan verbalnya untuk tes visualisasi spatial yaitu dengan menggunakan petunjuk verbal untuk menyelesaikan soal matematika, sedangkan kelompok male dengan kemampuan sebaliknya pada tes visualisasi spatial yang sama mengandalkan petunjuk gambar visual. Hasil akhirnya adalah kelompok female memiliki skor matematika terendah yang artinya bahwa kelompok ini mempunyai kemampuan verbal.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. tinggi dan kemampuan spatial rendah sehingga merasa kesulitan dalam mengubah informasi verbal menjadi bentuk gambar.. D. Pengaruh Perbedaan Gender Terhadap Pembelajaran Matematika Matematika merupakan salah satu alat untuk mengembangkan cara berpikir seseorang yang jelas dan logis. Matematika merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, sarana untuk mengembangkan kreatifitas, dan sarana untuk perkembangan budaya (Handoko, 2005:35 dalam rizkyoktora, 2013). Oleh karena itu, untuk dapat memahami matematika dibutuhkan pengertian, pemahaman dan keterampilan secara mendalam terhadap materi yang sedang dipelajari. Dalam penyampaian suatu materi pembelajaran, guru harus memperhatikan tingkat kemampuan siswa. Guru harus mengetahui tingkat perkembangan mental siswa dan bagaimana pengajaran harus dilakukan agar sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan siswa baik itu siswa laki-laki ataupun siswa perempuan. Pembelajaran yang tidak memperhatikan tingkat perkembangan mental siswa mengakibatkan siswa mengalami kesulitan karena apa yang akan diajarkan kepada siswa tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa.. Berdasarkan pengamatan Janet dkk (2009) dalam rizkyoktora (2013), perbedaan gender yang selalu muncul adalah kemampuan visual-spasial, yaitu kemampuan berfikir untuk membayangkan dan memanipulasi secara.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. mental gambar dua dimensi dan tiga dimensi. Piaget dalam Siti Marlinah (2006) menyatakan bahwa tingkat kognitif/taraf kemampuan berpikir seorang individu sesuai dengan usianya semakin ia dewasa makin meningkat pula kemampuan berpikir. Selain faktor usia, perkembangan kognitif yang dicapai individu dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu, tingkat perkembangan kognitif setiap individu bergantung pada interaksi antara individu dengan lingkungan dan kehidupan sosialnya. Menurut Feldman (2012) perolehan prestasi belajar antara siswa lakilaki dan perempuan cenderung menunjukan perbedaan. Berdasarkan penelitian Halpern (2006) dalam Feldman (2012) menunjukan bahwa prestasi belajar siswa perempuan lebih tinggi dari pada siswa laki-laki. Siswa perempuan lebih mampu berkonsentrasi dalam belajar, menyediakan waktu untuk mengikuti pelajaran tambahan dalam upaya pengayaan dan penguasaan materi belajar, serta berupaya berpartisipasi aktif dalam kelas dan usaha lainnya yang bertujuan memperoleh prestasi belajar yang optimal. Keitel (1998) dalam trisnawati (2013) berpendapat bahwa gender, sosial, dan budaya berpengaruh pada pembelajaran matematika, sedangkan Brandon (1985) dalam Trisnawati (2013) menyatakan bahwa perbedaan gender berpengaruh dalam pembelajaran matematika terjadi selama usia Sekolah Dasar. Beberapa peneliti percaya bahwa pengaruh faktor gender (pengaruh perbedaan laki-laki dan perempuan) dalam matematika adalah karena adanya perbedaan biologis dalam otak anak laki-laki dan perempuan..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. Hal ini diketahui melalui penelitian bahwa anak perempuan secara umum lebih unggul dalam bidang bahasa dan menulis, sedangkan anak laki-laki lebih unggul dalam bidang matematika karena kemampuan-kemampuan ruangnya yang lebih baik (Geary, Saults, Liu, 2000 dalam trisnawati, 2013). Ada beberapa argumentasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan perbedaan prestasi belajar antara laki-laki dan perempuan. Perempuan dalam hal ini diposisikan sebagai individu yang memiliki prestasi belajar yang lebih baik dari pada laki-laki. Mitsos dan Browne dalam Zubaidah (2013) menjelaskan bahwa terdapat bukti yang dapat menjelaskan bahwa perempuan memiliki tingkat prestasi belajar yang lebih baik daripada laki-laki. Menurut mereka perempuan lebih termotivasi dan bekerja lebih rajin daripada laki-laki dalam mengerjakan pekerjaan sekolah. Menurut Rushton dalam Zubaidah (2013) menjelaskan bahwa perbedaan prestasi belajar laki-laki dan perempuan lebih disebabkan oleh perbedaan tingkat inteligensi. Laki-laki lebih aktif dari pada perempuan. Akan tetapi, keaktifan laki-laki ini kemudian menyebabkan laki-laki menjadi lebih sulit untuk diatur. Hal inilah yang menyebabkan laki-laki memiliki prestasi belajar yang lebih rendah daripada perempuan. Laki-laki sering membuat keributan di kelas. Mereka lebih suka membolos dari pada perempuan, yang kemudian menyebabkan laki-laki banyak kehilangan waktu belajarnya di kelas. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas perbedaan gender dalam matematika terlihat pada prestasi belajar yang diperoleh siswa. Prestasi.

Gambar

Tabel 4.40 Sintesisasi Data Soal Nomor 10a ........................................................
Gambar 2.1 titik, garis  dan bidang
Gambar 2.5 titik terletak di luar bidang Gambar 2.4 titik terletak pada bidang
Gambar 2.11 garis sejajar dengan bidang
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tama, perkawinan antar-agama adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita yang, karena berbeda agama, menyebabkan tersangkutnya dua peraturan yang

Setelah melakukan analisa hasil pengujian, hasil penelitian Pengaruh Penambahan Tumbukan Kulit Kerang Jenis Anadara Granosa Sebagai Agregat Halus Terhadap Kuat Tekan Beton Mutu

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa polimerisasi glikolida dengan D-laktida menggunakan katalis Sn(Oct) 2 menghasilkan polimer dengan

Peneliti disini hanya memfokuskan pada selai buah yang tidak bermerek yang dipasarkan dibeberapa pasar tradisional Kota Medan, dijual dalam bentuk kemasan plastik ukuran

.DUHW DODP GDQ VHOXORVD PHUXSDNDQ GXD PDWHULDO \DQJ PHPLOLNL NRPSDWLELOLWDV \DQJ VDQJDW EHUEHGD .DUHW DODP EHUVLIDW QRQSRODUVHGDQJNDQVHOXORVDEHUVLIDWSRODU .RPELQDVL DQWDUD NDUHW

yang terdapat dalam kearifan Dale Esa sebagai modal sosial masyarakat di desa Bokonusan. Dalam penelitian ini peneliti menulis dari semua data yang berhasil di

Mengingat pentingnya acara ini diminta kepada saudara hadir tepat waktu dan apabila diwakilkan diharapkan membawa surat kuasa, serta membawa berkas klarifikasi 1 (satu)

Kemampuan mahasiswa angkatan 2016 prodi fisika dalam membuat tes hasil belajar fisika pada aspek kognitif yang meliputi tes pilihan ganda dan essay, di mana untuk