• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dale Esa: Studi Sosiologis tentang Dale Esa sebagai Modal Sosial Masyarakat Bokonusan di Pulau Semau, Nusa Tenggara Timur T1 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dale Esa: Studi Sosiologis tentang Dale Esa sebagai Modal Sosial Masyarakat Bokonusan di Pulau Semau, Nusa Tenggara Timur T1 BAB III"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penilitian

Mengungkapkan bahwa konstruktivisme merupakan paham yang digunakan untuk

menggambarkan realitas, karena setiap realitas adalah unik serta khas. Untuk mendapatkan

validitas lebih banyak tergantung pada kemampuan peneliti dalam mengkonstruksi realitas

tersebut (Salim, 2006:71-72).

Dari pernyataan seperti itu tetntu bermakna bahwa peneliti yang pendekatan ini, seringkali lebih “kental” nuansa subjektif dari peneliti. Namun bila unsur subjektif itu dapat dijelaskan serta didukung oleh fakta lapangan yang baik, maka hasil penelitian tersebut akan

dapat diterima. Pendekatan ini berkonsekuensi terhadap metode penelitiannya. Karena itu

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Kualitatif merupakan metode

alamiah yang melihat realitas sebagai apa adanya, khusus, spesifik dan berusaha

mendeskripsikan kenyataan secara lebih mendalam (Salim, 2006: 8).

Penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktif, yang bertujuan untuk mengangkat

realitas atau fakta tentang modal sosial persekutuan Dale Esa dan menganilisis secara

mendalam tentang solidnya ikatan persektuan Dale Esa antara masyarakat desa Bokonusan.

Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang melihat kenyataan ada pada

masyarakat desa Bokonusan, yang lebih khusus, spesifik dan peneliti berusaha menggabarka

realitas secara mendalam tentan masyaraka desa Bokonusan.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk menjadi tempat penelitian ini adalah Bokonusan, Kecamatan

Semau, Kabupaten kupang di Pulau Semau. Untuk mencapai tujuan penelitian dalam

penulisan. Peneliti menentukan topik, melakukan studi literatur, menetapkan lokasi, studi

pendahuluan, menetapkan metode pengumpulan data, dan analisis data,. Terutama meneliti

tentang Dale Esa: studi sosiologis tentang modal sosial di desa Bokonusan di Pulau Seamau,

yang memiliki unsur-unsur modal sosial tentang hubungan sosial (jaringan) bekerja sama,

kewajiban-kewajiban sosial (norma) dan meiliki harapan serta cita-cita (trust/kepercayaa)

(2)

Lokasi penelitian berada di kecamatan Semau, desa Bokonusan, Kabupaten Kupang di

Pulau Semau. Alasan peneliti peneliti memilih desa Bokonusan karena peneliti mengamati

masyarakat masih menjunjung tinggi, mempertahankan dan menghormati nilai-nilai di kekelurgaan “Dale Esa”. Alasan lain bagi peneliti adalah di desa Bokonusan merupakan tempat kelahiran asal peneliti, oleh karena itu peneliti merasa tertarik dan terbantu untuk meneliti,

mengakses data di lokasi untuk mencapai hasil penulisan. Selain terbantu dan merupakan

tempat kelahiran, peneliti juga dapat berinteraksi dengan masyaraka sehingga memudahkan

peneliti dalam berekomunikasi untuk mengakses data.

3.3. Jenis Penelitian

Di tinjau dari tujuannya pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud denganpenelitian kualitatif yaitu penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara

holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007: 6).

Jenis penelitian, dalam hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu

individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau menentukan frekuensi atau penyebaran

suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat atau organisasi tertentu (Koentjaraningrat, 1981:

29).

Jenis penelitian kualitatif bertujuan menggambarkan Dale Esa sebagai modal sosial di

masyarakat desa Bokonusan, Mendeskripsikan penerapan dalam kearifan lokal Dale Esa dalam

kehidupan bersama masyarakat desa Bokonusan di pulau Semau, serta menjelaskan unsur apa

saja yang terdapat dalam kearifan Dale Esa sebagai modal sosial masyarakat desa Bokonusan.

3.4. Unit Amatan dan Unit Analisis

Unit pengamatan adalah sesuatu yang darinya informasi diperoleh atau di dapat guna

menggambarkan atau menjelaskan satuan analisis, sedangkan unit analisis adalah bagian yang

tentangnya kesimpulan akan diberikan (Ihalauw, 2003: 174-178). Dari pengertian tersebut,

maka yang menjadi pengamatan dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Bokonusan.

Sedangkan pada unit analisisnya adalah Mendeskripsikan penerapan kearifan lokal Dale Esa

dalam kehidupan bersama masyarakat di desa Bokonusan, menjelaskan unsur-unsur apa saja

yang terdapat dalam kearifan Dale Esa sebagai modal sosial masyarakat di desa Bokonusan.

Dalam penelitian ini peneliti menulis dari semua data yang berhasil di kumpulkan selama

(3)

dirangkum dan di pilih hal-hal yang pokok untuk di fokuskan pada hal-hal yang di anggap

penting, yang terkait dengan masalah penelitian. Ketika semua data telah terpilih, maka

kemudian peneliti berusaha untuk mengambil kesimpulan dari proses tersebut. Tetapi

kesimpulan yang ada masih direfleksikan secara terus menerus selama pembahasan

berlangsung.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara praksis yang ditempuh peneliti dalam

mencari dan mengumpulkan data penelitian dalam bentuk pikiran, kata-kata, tindakan,

peristiwa, tulisan, gambar, dan lain-lain,sesuai dengan masalah atau fokus penelitian. Dalam

penelitian ini, peneliti menempuh jalur wawancara mendalam (in depth interview), pengamatan

(observation) penelusuran keputusan dan dokumentasi. Wawancara mendalam dilakukan

kepada informan atau respon kunci (key information/responden) sebagai sumber data primer

(Moleong, 2007).

Wawancara mendalam (in depth interview) merupakan suatu cara mengumpulkan data

atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan kunci seperti ketua adat

(mane leo), Tua-tua adat (lasi leo) dan tokoh masyarakat di desa Bokonusan, dengan maksud

mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti.

Pengamatan (observation) memungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri,

kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya

dalam aktivitas lingkungan masyarakat, dan juga pengamatan memungkinkan peneliti

mengatasi aspek bias dari proses wawancara. Selain menggunakan teknik wawancara

mendalam dan pengamatan, peneliti juga melakukan studi–studi kepustakaan seperti, dokumen

sejarah Dale Esa, dan dokumen berupa gambar/foto, dan lain-lain.

Untuk itu melalui penagamatan dan dokumuntasi peneliti melakukan wawancara yang

mendalam sehingga dapat data dari sumber informen atau responden kunci (key

information/responden) merupakan adalah tokoh-tokoh masyarakat serta tua-tua adat sebagai

kunci informasi/responden. Dari kunci informen/responden ini peneliti dapat mengakses

sumber data sebagai data primer.

3.6. Jenis Data

Untuk mencapai tujuan penelitan dalam penulisan ini dibutuhkan data yang sesuai

dengan pokok permasalahan. Dalam suatu penelitian, data terdiri dari dua jenis yitu, data

(4)

data sekunder yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu, seperti kantor

kelurahan, kantor kecamatan, kantor desa komunitas, dan lain sebagainya (Sugiyono, 2008:

55). Dalam hal ini data primer diambil melaui wawancara mendalam, dengan informen kunci.

Sedangkan data sekunder, sebagai data lengkap berupa dokumen-dokumen dan

peraturan-peraturan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, untuk menjawab tujuan masalah.

Oleh karenanya Data primer yang di pakai dalam penelitian ini berupa wawancara

langsung dengan informen kunci antara lain: ketua adat, tua-tua adat, tokoh-tokoh masyarakat

yang di desa Bokonusan. Sedangkan data sekunder yang di perloleh dalam penelitian yang di

lakukan adalah laporan penduduk, luas wilayah dan lainnya.

3.7. Analisis Data

Penelitian kualitatif merupakan proses yang berkesinambungan sebagai tahan

pengumpulan data, pengolahan data dilakukan secara bersamaan dengan proses penelitian

berlangsung. Analisis data juga di lakukan dengan teknik analasis yang diperoleh dari hasil

wawancara mendalam dan observasi, meliputi tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data,

dan verivikasi (Miles dan Huberman, 1992: 16-17). Mereduksi data merupakan proses analisis

dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji,

langkah berikutnya adalah membuat rangkuman untuk setiap kontak atau pertemuan dengan

informen kunci.

Langkah ini adalah membuat abstraksi yaitu membuat ringkasan inti dan proses ketika

pengambilan data yang berasal dari responden tetap terjaga. Penyajian data adalah usaha

penelti menampilkan data yang relevan, sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan

dan memiliki makna tertentu dengan cara menggambarkan, mendeskripsikan, dan menjelaskan

dari keadaan yang ada di lapangan kepada pembaca sesuai dengan tujuan peneliti. Sedangkan

verifikasi data yaitu data yang digunakan untuk ke arah kesimpulan yang bersifat terbuka.

Menuju kesimpulan yang terbuka adalah peneliti membutuhkan masukan dari pembimbing

Referensi

Dokumen terkait

Tulang Bawang merupakan daerah pemekaran yang saat ini dapat dikatakan daerah yang sedang dalam tahap maju pesat, terutama di Daerah Unit Dua yang sekarang

Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Lingkaran Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumbergempol Tulungagung.. Skripsi Tidak

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Koordinasi antara Penyidik Pegawai Negeri Sipil Balai Karantina Ikan dan Kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana penyelundupan

Isu adalah suatu hal atau trending topic yang sedang di bicarakan saat ini yang bersifat kekinian, atau sementara tetapi jika di respon dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan

Hasil penelitian Penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana penyerobotan dan pengrusakan tanah di wilayah Bandar Lampung sanksi hukum yang diberikan terhadap tindak

Dalam majlis pelancaran antologi cerpen Mahua V, Impian di Pelabuhan pada tahun 2005, Dato' Ong Tee Keat telah menyarankan kepada pihak Kementerian Pelajaran Malaysia dan Dewan

Ajaran Kejawen Panca Eka Lumaksana sebagai tradisi laku hidup berbudi pekerti luhur dengan sesama, atau dengan kata lain ialah selama masih ada orang Jawa yang

Proses perdamaian ini harus didasarkan pada maksud dan kehendak yang baik dari masing-masing pihak yaitu pihak tersangka maupun pihak korban untuk berdamai