• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA PUISI DIGITAL BERBASIS VISUAL AUDIO KINESTETIKUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI RUMPANG BERDASARKAN GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas SDN Sukakerta Kelas III Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA PUISI DIGITAL BERBASIS VISUAL AUDIO KINESTETIKUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI RUMPANG BERDASARKAN GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas SDN Sukakerta Kelas III Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Suatu pendidikan dipandang bermutu karena dapat diukur dari kedudukannya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kebudayaan nasional, serta berhasil untuk membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian. Dengan demikian, pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai kemajuan suatu bangsa. Hal ini sejalan dengan pernyataan Depdiknas (dalam Nanda dkk, 2013, hlm. 1) mengemukakan bahwa „pendidikan secara nasional bergantung kepada kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah sebagai barometer kualitas manusia sekaligus penentu masa depan bangsa‟. Hal tersebut menjelaskan bahwa manusia tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia akan mengetahui apa yang tidak diketahuinya, serta dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini telah disampaikan dalam Al-Qur‟an, surat Al-Alaq ayat 1-5 yaitu:”...Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmu yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. Begitu pentingnya pendidikan bagi manusia, sehingga perlu dipahami apa pengertian dari pendidikan itu sendiri. Sujana (2014, hlm. 10) menjelaskan bahwa “pendidikan merupakan salah usaha yang dapat dilakukan untuk mengubah seseorang menjadi lebih baik serta mengembangkan potensi yang dimilikinya agar dapat berkembang dan bermanfaat bagi kehidupan dirinya dan orang lain, sekarang dan dimasa yang akan datang”. Sedangkan menurut Sagala (dalam Sujana, 2014, hlm. 10) „pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar di mana individu itu berada‟.. 1.

(2) 2. Selain itu, pengertian pendidikan tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUPN) Nomor 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 yang menjelaskan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan uraian tersebut dijelaskan bahwa, melalui pendidikan dapat mengubah seseorang menjadi lebih baik dengan mengembangkan potensinya secara aktif dan bertujuan agar seseorang tersebut memiliki kualitas yang baik dalam aspek intelektual, emosional, dan spiritual sehingga dapat menjadi bekal bagi dirinya dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat. Pendidikan juga memiliki fungsi dan tujuan utama yang telah dikemukakan dalam UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3, yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka pendidikan harus mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa. Hal tersebut dapat diaplikasikan melalui pendidikan formal maupun non-formal. Pendidikan formal terdiri dari beberapa jenjang, yang dimulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Pendidikan dasar terdiri dari pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD). Pendidikan SD merupakan pendidikan yang dianggap paling penting dalam proses pembentukan sumber daya manusia, karena melalui pendidikan ini dapat dijadikan langkah awal untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dengan memiliki aspek intelektual, emosional, dan spritual yang baik. Sistem pendidikan di SD perlu dirancang sedemikian rupa agar mampu menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh kemampuan belajar yang dimiliki oleh siswa. Sehingga, siswa dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

(3) 3. melalui berbagai materi pembelajaran yang terdapat di SD. Salah satu materi pembelajaran yang diberikan pada siswa SD adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan “ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai alam semesta beserta isinya, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya yang dikembangkan oleh para ahli berdasarkan proses ilmiah (Sujana, 2014, hlm. 80)”. Sedangkan, Wisudawati dan Sulistyowati (2013, hlm 22) menjelaskan bahwa “IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab-akibat”. Pembelajaran IPA yang semestinya dilakukan oleh guru di SD hendaknya dapat memberikan pengalaman langsung pada siswa, melalui proses pembelajaran dengan melibatkan seluruh alat indera yang dimilikinya. Sehingga pembelajaran IPA yang dilaksanakan di SD lebih bermakna bagi kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sujana (2014, hlm. 106) bahwa “pembelajaran IPA yang dilakukan di SD hendaknya terkait erat dengan kehidupan siswa seharihari, berhubungan dengan kehidupan nyata siswa, serta menjadikan tempat tinggal atau lingkungan siswa dan lingkungan sekolah sebagai salah satu sumber belajar”. Sebagaimana yang dikemukakan Trisno Hadisubroto (dalam Samatowa, 2006, hlm. 11) bahwa „pembelajaran IPA di SD hendaknya dilakukan dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa, karena pengalaman langsung memiliki peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak‟. Selain itu, Depdiknas (dalam Anam, 2015, hlm. 84) mengemukakan bahwa „pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari‟. Namun, fakta yang ditemukan di lapangan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 16 November 2016, pembelajaran yang dilakukan di kelas IV SDN Cipameungpeuk Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang kurang maskimal. Pada kenyataannya kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran mengenai materi gaya mempengaruhi.

(4) 4. gerak dan bentuk benda ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi, diantaranya sebagai berikut. 1.. Kinerja Guru Pada kegiatan awal pembelajaran, guru tidak memberikan motivasi pada. siswa sebelum pembelajaran dilakukan. Guru mengajak siswa untuk berdo‟a bersama, kemudian guru mengecek kehadiran siswa. Pada kegiatan pembelajaran selanjutnya guru hanya menyampaikan judul materi yang akan diajarkan pada hari itu, kemudian guru meminta siswa untuk membuka buku sumber dengan materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda. Guru menuliskan materi tersebut pada papan tulis kemudian menjelaskannya secara runtut, tanpa melibatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru pada saat itu adalah pendekatan pembelajaran ekspositori dengan menggunakan metode ceramah. Pada saat pembelajaran berlangsung, sebagian siswa tidak fokus mendengarkan penjelasan guru, hanya beberapa orang saja yang mendengarkan penjelasan guru, sebagian siswa lainnya hanya mengobrol dengan teman satu bangkunya, dan ada beberapa siswa yang terlihat bosan mendengarkan penjelasan guru hal tersebut ditandai dari siswa yang selalu menguap dan mengantuk dikelas. Bahkan dengan keadaan seperti itu, guru hanya melanjutkan untuk menjelaskan materi tanpa mengarahkan siswa agar mendangarkan penjelasannya. Pada saat guru selesai menjelaskan, kemudian guru bertanya mengenai materi yang belum siswa pahami, tetapi siswa hanya duduk diam dan hanya ada beberapa siswa yang merespon pertanyaan dari guru. Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan kepada siswa tanpa melibatkan siswa dalam penarikan kesimpulannya. Dengan proses pembelajaran IPA mengenai materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda pada kelas IV SDN Cipameungpeuk yang demikian. Maka proses pembelajaran yang dilakukan belum bisa dikatakan secara maksimal, karena kurang mengaktifkan, memusatkan, melibatkan, dan merangsang siswa dalam menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Situasi belajar seperti itu, memungkinkan. siswa. tidak mengembangkan kemampuannya pada saat. pembelajaran berlangsung..

(5) 5. 2.. Aktivitas Siswa Ketika dalam proses pembelajarannya guru hanya menggunakan pendekatan. ekspositori serta metode ceramah, yang berorientasi hanya pada pembelajaran konvensional. Aktivitas siswa terlihat pasif dan cenderung membosankan bagi siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan kegiatan siswa yang hanya mengobrol dengan temannya dan terlihat mengantuk pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hanya terdapat beberapa siswa yang terlihat cukup aktif dalam proses pembelajarannya. Hal ini mengungkinkan bahwa cara belajar siswa tersebut adalah dengan cara mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. 3.. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar merupakan tingkat kemampuan siswa dalam aspek afektif,. kognitif, dan psikomotor yang dapat dilihat pada saat proses pembelajaran dilakukan dengan berorientasi pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa kelas IV SDN Cipameungpeuk diperoleh berdasakan data awal yang telah dilakukan terlihat bahwa pemahaman siswa kelas IV SDN Cipameungpeuk mengenai mata pelajaran IPA materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda masih rendah. Hal ini tampak dari hasil evaluasi pembelajaran yang menunjukan bahwa dari 24 siswa masih banyak yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan di SDN Cipameungpeuk yaitu 67. Dengan siswa yang mencapai batas ketuntasan berjumlah 1 orang atau setara dengan 4% dan 23 atau 96% siswa lainnya dinyatakan belum tuntas. Berdasarkan perolehan data awal tersebut dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya pemahaman siswa sehingga hasil belajar yang diperoleh belum mencapai hasil yang diharapkan, sesuai dengan batas ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Hal ini terjadi, karena kurang memuaskannya pembelajaran IPA yang dilaksanakan di kelas IV SDN Cipameungpeuk. Dalam membelajarkan IPA kepada siswa, apabila guru hanya menggunakan komunikasi dalam pembelajaran cenderung satu arah, pada umumnya dari guru kepada siswa saja, maka pembelajaran akan terlihat monoton sehingga dapat mengakibatkan Sebagaimana. siswa. jenuh. dikemukakan. ketika. Samsudin. pembelajaran. sedang. (2014,. 78). hlm.. berlangsung.. bahwa. “dalam.

(6) 6. Pembelajaran IPA biasanya dilakukan secara ceramah dan siswa cenderung menghafalkan banyak hukum, prinsip, prosedur, dalil, dan rumus yang berhubungan dengan konsep IPA, sehingga pengetahuan IPA siswa bersifat verbalistis dan kurang bermakna”. Untuk itu, dalam mengajarkan IPA kepada siswa hendaknya guru memilih berbagai variasi model, pendekatan, maupun metode yang sesuai dengan tahap perkembangan serta kemampuan belajar siswa agar pembelajaran menjadi lebih bermakna dan bertahan lama bagi siswa. Jean Piaget (dalam Hernawan, dkk, 2010, hlm. 44) menjelaskan bahwa „tahap perkembangan siswa SD di usia (6-12 Tahun) termasuk pada tahap concrete operasional di mana anak telah dapat membuat pemikiran logis, dan kematangan anak dalam memahami hubungan antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya‟. Pada tahap perkembangan siswa SD ini, hendaknya guru dapat menemukan pendekatan pembelajaran yang membuat siswa aktif dengan memanfaatkan inderanya sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh maupun pikirannya terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, jika melihat kenyataan dilapangan kurang sesuai dengan pembelajaran IPA yang semestinya dilakukan, untuk itu diperlukan adanya perbaikan dalam proses pembelajarannya, salah satunya melalui pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual). Shoimin (2014, hlm. 177) menjelaskan bahwa, istilah SAVI merupakan kependekan dari Somatis yaitu belajar dengan mengalami dan melakukan. Auditori yaitu belajar dengan mendengarkan, menyimak, serta berbicara. Visual bermakna dengan menggunakan indera penglihatannya seperti mengamati, membaca, menggunakan media dan alat peraga. Intelektual bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikirnya. Sedangkan, Meier (dalam Hernowo dan Astuti, 2003, hlm 90) mengemukakan bahwa „belajar dengan pendekatan SAVI dapat diartikan sebagai Belajar Berdasar Aktivitas (BBA) berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indera sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh atau pikiran dapat terlibat dalam proses pembelajaran‟. Sejalan dengan hal tersebut, dalam praktiknya pembelajaran dengan pendekatan SAVI dapat mengkolaborasikan empat cara belajar peserta didik yaitu belajar melalui gerak (somatis), melalui mendengarkan (auditori), melalui penglihatan.

(7) 7. (visual), dan melalui cara berpikirnya (intelektual). Seperti yang diketahui bahwa sebenarnya setiap individu memiliki perbedaan yang beragam dalam berbagai aspek, salah satunya perbedaan cara belajarnya. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran ini sangat sesuai untuk memfasilitasi setiap siswa dalam proses pembelajarannya, sehingga ketika pembelajaran dilakukan dapat terlaksana secara optimal maka hasil belajar siswa pun akan maksimal. Belajar dengan menggunakan pendekatan SAVI dapat memfasilitasi siswa untuk bergerak secaraaktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga pemerolehan pengetahuan. akan. bertahan. lama. karena. siswa. yang melakukan. dan. mengalaminya. Pendekatan SAVI juga dapat mengembangkan potensi pembelajar auditori. melalui. kegiatan. mendengarkan,. menyimak,. mempresentasikan,. berbicara, menyampaikan pendapat, dan menanggapi. Mengembangkan potensi pembelajar visual dengan cara mengamati, menggambar, menggunakan media dan alat peraga. Serta, dapat melatih kemampuan berpikir siswa melalui cara bernalar, menyelidikan, menemukan, mengidentifikasi, mengkontruksi, memecahkan masalah dan menerapkan. Selain itu, Djuanda (dalam Deporter, 2006, hlm 19) mengemukakan bahwa, kegiatan belajar seseorang 10% berdasarkan apa yang dibacanya, 20% dari apa yang didengarnya, 30% dari apa yang dilihatnya, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang katakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukannya. Jika ditinjau dari pendapat dan persentase tersebut, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI yang melibatkan seluruh kemampuan dan kegiatan belajar siswa dapat membuat pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna, dapat bertahan lama, variatif dan tidak membuat siswa merasa jenuh. Berdasarkan uraian di atas maka sebagai tindak lanjut mengenai permasalahan rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul: “Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Gaya Mempengaruhi Gerak dan Bentuk Benda di kelas IV SDN Cipameungpeuk Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang”..

(8) 8. B. Rumusan dan Pemecahan Masalah Adapun rumusan masalah dan pemecahan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut. 1.. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang mengenai permasalahan yang ditemukan di. kelas IV SDN Cipameungpeuk Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedeng, maka dapat diambil suatu permasalahan utama yang merupakan kajian pokok pada penelitian ini. Adapun masalah utama tersebut adalah bagaimanakah gambaran umum mengenai pendekatan SAVI untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda (Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV Sekolah Dasar Cipameungpeuk Kacamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang). Permasalahan utama tersebut dapat dikaji, sebagai berikut. a.. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan SAVI untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda di kelas IV SDN Cipameungpeuk Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?. b.. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan SAVI untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda di kelas IV SDN Cipameungpeuk Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?. c.. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan SAVI untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda di kelas IV SDN Cipameungpeuk Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?. 2.. Pemecahan Masalah Berdasakan kegiatan observasi yang telah dilakukan, terdapat beberapa. fokus permasalahan yang diterjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Fokus permasalahannya yaitu pada saat kegiatan pembelajaran, guru kurang memberi motivasi dan merangsang siswa dalam menumbuhkan minat untuk belajarnya. Selain itu, peran guru lebih dominan dalam proses pembelajarannya (teacher centered), siswa hanya berperan untuk mendengar ceramah yang.

(9) 9. disampaikan oleh guru. Sehingga pembelajaran yang dilakukan di kelas cenderung pasif karena dalam kegiatan pembelajaran tidak menggunakan komunikasi dua arah. Proses pembelajaran seperti ini yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Untuk memecahakan permasalahan di atas, maka perlu dikembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang menarik, efektif, menyenangkan, dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan belajar siswa. Sehingga, diharapkan siswa kelas IV SDN Cipameungpeuk Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dapat meningkatkan hasil belajarnya dalam menguasai materi mengenai gaya mempengaruhi garak dan bentuk benda. Maka dari itu, peneliti memilih pendekatan SAVI dalam mengatasi permasalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Alasan peneliti memilih pendekatan SAVI karena pendekatan ini dapat menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera yang dapat berpengaruh besar dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga, dalam proses pembelajarannya dapat dilakukan secara aktif karena guru dapat memaksimalkan potensi dan kemampuan yang dimiliki siswa. Huda (2014, hlm. 284) mengemukakan bahwa pendekatan SAVI juga memiliki 4 unsur gaya belajar yang dapat diintegrasikan yaitu gaya belajar somatis, auditori, visual, dan intelektual. Adapun keempat unsur gaya belajar tersebut adalah sebagai berikut. a.. Somatis yaitu pola belajar dengan melalui gerak tubuh sebagai modalitas utama dalam proses belajarnya (Learning by Doing). b.. Auditori yaitu pola belajar dengan menggunakan pendengaran sebagai modalitas utamanya dalam proses belajarnya (Learning by Hearing). c.. Visual yaitu pola belajar dengan menggunakan penglihatan sebagai modalitas utamanya dalam proses belajarnya (Learning by Seeing). d.. Intelektual yaitu pola belajar dengan menggunakan pemikirannya sabagai modalitas utama dalam proses belajarnya (Learning by Thinking). Selain itu, Meier (dalam Terjemahan Hernowo dan Astuti, 2003). mengemukakan bahwa pendekatan SAVI memiliki tahapan dalam perencanaan pembelajarannya, di antaranya:.

(10) 10. a. b. c. d.. Tahap persiapan: guru membangkitkan minat siswa untuk belajar dan menempatkan siswa pada situasi yang optimal untuk belajar. Tahap Penyampaian: guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tahap Pelatihan: guru membantu siswa untuk mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan barunya dengan berbagai cara. Tahapan Penampilan Hasil: pada tahap ini hendaknya guru membantu siswa untuk menampilkan hasil dari pemerolehan pengetahuan dan keterampilan barunya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti memiliki keyakinan bahwa pembelajaran. dengan menggunakan pendekatan SAVI dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat bergerak secara aktif sesuai dengan gaya belajar dari setiap siswanya. Dengan begitu siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya pada materi gaya. Dengan diterapkannya pendektan SAVI dalam pembelajaran IPA, diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih memahami mengenai materi yang sedang dipelajarinya. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan hasil belajar pun dapat meningkat secara maksimal. Untuk itu, peneliti menentukan target dalam penelitian ini, meliputi: a.. Target Proses Dalam penerapan pendekatan SAVI untuk meningkatkan hasil belajar. tentang gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda diharapkan dapat mencapai 100% untuk kinerja guru yang mencapai kategori baik sekali dan untuk aktivitas siswa target yang ditentukan yaitu 83% atau sekitar 20 siswa harus mencapai kategori baik sekali. Selain itu, melalui pendekatan SAVI diharapkan siswa dapat terlibat penuh dalam pembelajarannya dengan mengembangkan seluruh tubuh, alat indera, dan aktivitas intelektualnya dalam memahami materi mengenai gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda, sehingga materi yang telah dipahaminya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. b.. Target Hasil Acuan yang digunakan dalam target. hasil yaitu Kriteria Ketuntasan. Minimal (KKM) yang telah ditentukan sekolah yaitu 67 pada mata pelajaran IPA. Setelah penerapan pendekatan SAVI untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda diharapkan 83%.

(11) 11. atau setara dengan 20 siswa dapat mencapai batas ketuntasan yang telah ditentukan. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dan manfaat dari dilakukannya penelitian tindakan kelas (PTK) ini, adalah sebagai berikut. 1.. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah mengenai pendekatan SAVI untuk. meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda di kelas IV SDN Cipameungpeuk Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, maka terdapat beberapa tujuan dalam penelitian ini,yaitu sebagai berikut. a.. Untuk. mengetahui. perencanaan. pembelajaran. dengan. menerapkan. pendekatan SAVI untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda di kelas IV SDN Cipameungpeuk Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. b.. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan SAVI untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda di kelas IV SDN Cipameungpeuk Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.. c.. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan SAVI pada materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda di kelas IV SDN Cipameungpeuk Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.. 2.. Manfaat Penelitian Penelitian mengenai pendekatan SAVI untuk meningkatkan hasil belajar. siswa pada materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda di kelas IV SDN Cipameungpeuk Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang memiliki beberapa manfaat, baik bagi siswa kelas IV SDN Cipameungpeuk selaku subjek dalam penelitian, bagi guru di SDN Cipameungpeuk, bagi sekolah sebagai tempat penelitian, dan khususnya bagi peneliti dalam memperoleh pengetahuan serta pengalaman yang baru. Adapun penjelasannya, adalah sebagai berikut..

(12) 12. a.. Manfaat bagi siswa Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan pengalaman baru dan. suasana baru bagi siswa dalam kegiatan belajarnya dengan menggunakan pendekatan SAVI. Selain itu, siswa juga dapat meningkatkan kemampuannya dalam memahami materi mengenai gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda. Serta, dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajarannya karena terciptanya suasana belajar yang efektif dan menyenangkan sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa. b.. Manfaat bagi guru Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan serta. keterampilan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengembangkan berbagai gaya belajar siswa, sehingga guru dapat memberikan inovasi dalam meningkatkan serta memperbaiki kualitas pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran. c.. Manfaat bagi sekolah Penelitian ini dapat bermanfaat untuk membantu mencapai tujuan. pembelajaran pada mata pelajaran IPA khususnya dalam materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda. Selain itu, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi sekolah untuk memberikan pemahaman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan mengajar dengan menggunakan pendekatan SAVI baik untuk mata pelajaran IPA maupun untuk mata pelajaran lainnya. d.. Manfaat bagi peneliti Manfaat bagi peneliti yaitu dapat meningkatkan kemampuan dan wawasan. dalam menerapkan suatu bidang ilmu yang telah di dapat di bangku perkuliahan serta dapat memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian, sehingga dapat berinovasi dalam melakukan proses pembelajaran IPA di SD. D. Stuktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi dalam karya tulis ilmiah ini yaitu terdiri dari lima bab. Isi dari bab pertama meliputi, latar belakang masalah, perumusan dan pemecahan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, struktur organisasi skripsi, serta batasan istilah atau definisi operasional..

(13) 13. Pada bab kedua membahas mengenai kajian pustaka yang berisi tentang pengertian IPA, hakikat IPA, hakikat pembelajaran IPA, pembelajaran IPA di SD, gaya belajar siswa, teori pendukung pendekatan SAVI, pendekatan SAVI, hasil belajar, meteri mengenai gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda, penelitian yang relevan, serta hipotesis tindakan. Pada bab ketiga membahas mengenai metode penelitian yang terdiri beberapa sub pokok bahasan yaitu lokasi dan waktu penelitian, subjek penelitian, metode dan desain penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengolahan data, analisis data, serta validasi data. Pada bab keempat membahas mengenai paparan data dan pembahasan yang berkaitan dengan pemecahan dari rumusan masalah. Pada bab kelima berisi mengenai simpulan dan saran. Simpulan merupakan penjelasan secara singkat yang telah disajikan dalam rumusan masalah berdasarkan hasil penelitian, sedangkan saran yaitu hal-hal yang disampaikan penulis kepada pembaca berupa masukan yang khususnya ditujukan kepada beberapa pihak yaitu guru, sekolah, serta penliti yang akan melaksanakan penelitiannya dengan topik yang sama. Bagian terakhir dalam penyusunan skripsi ini yaitu berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran. E. Batasan Istilah Untuk menghindari kekeliruan dalam penelitian ini, akan dijelaskan mengenai definisi dari masing-masing variabel yang dijadikan sebagai kata kunci dalam penelitian ini. Adapun kata kunci yang digunakan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut. 1.. Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) Pendekatan. SAVI. merupakan. pendekatan. pembelajaran. yang. mengoptimalkan seluruh gaya belajat siswa, seperti yang kemukakan oleh Huda (2013, hlm 83) yaitu “somatis: siswa belajar dengan menggunakan fisik, seperti bergerak dan berbuat, auditori: siswa belajar dengan menggunakan indera pendengarannya,. visual:. siswa. belajar. dengan. menggunakan. aspek. penglihatannya, dan intelektual: siswa belajar dengan menggunakan aspek pemikirannya”..

(14) 14. 2.. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan segala tingkat kemampuan dalam aspek kognitif,. afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Susanto (2013, hlm. 5) menjelaskan bahwa “perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar”. 3.. Materi Gaya Mempengaruhi Gerak dan Bentuk Benda Materi mengenai gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda merupakan. materi yang sangat dekat dengan kehidupan siswa. Benny dan Murtini (2010, hlm 111) mengemukakan bahwa “gaya merupakan suatu tarikan atau dorongan yang dapat mempengaruhi posisi benda”. Benda yang diberi gaya dapat menjadi bergerak dan berubah bentuk. Semakin besar gaya yang dikenakan pada sebuah benda, maka semakin besar pula gerak yang ditimbulkan dan semakin besar pula perubahan bentuk yang terjadi pada benda tersebut..

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi kecerdasan visual-spasial anak di TK Bunda Balita masih perlu stimulus, salah satunya disebabkan penggunaaan media balok yang lebih sering digunakan

Sunlight menjadi sabun pencuci piring pertama yang mengeluarkan terobosan- terobosan baru dalam sabun pencuci piring.. Sunlight tidak hanya dapat digunakan untuk mencuci piring

Select relevant indicators from a candidate list of environmental, economic, and socio-cultural criteria.. Measure and monitor

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. © Cica Taptiani 2014 Universitas

Penulis memakai PHP dan MySQL karena merupakan bahasa pemrograman dan Database yang bersifat open source, menggunakan Macromedia Dreamweaver 8 untuk merancang tampilan website,

terdapat pengaruh yang signifikan antara masa kerja dengan kinerja bidan desa. Menurut Muchlas (1999) kemampuan kerja adalah kapasitas

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Magister Humaniora di bidang linguistik. © Lusi Setiyanti 2014 Universitas Pendidikan

merumuskan fokus penelitian adalah “Men ganalisa Program Customer Engagement “In Or Out” Merek Marlboro dan Kepercayaan Merek Pada Konsumen .”. 1.3