• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Pengamanan Teks Menggunakan Kombinasi Vigenere Cipher dan RSA dalam Hybrid Cryptosystem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rancang Bangun Pengamanan Teks Menggunakan Kombinasi Vigenere Cipher dan RSA dalam Hybrid Cryptosystem"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Rancang Bangun Pengamanan Teks Menggunakan Kombinasi

Vigenere Cipher dan RSA dalam Hybrid Cryptosystem

J. Jamaludin, R. Romindo

Politeknik Ganesha Medan

jamaludinmedan@gmail.com, romindo4@gmail.com

Abstrak

Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi telah membawa manfaat untuk peradaban manusia. Hal tersebut sejalan dengan kebutuhan terhadap keamanan data dari pihak-pihak yang ingin mengambil atau mencuri data-data penting sehingga merugikan pemilik data tersebut. Salah satu pengamanan data yang digunakan yaitu menggunakan kryptografi. Menurut kunci yang digunakan, kriptografri dibedakan menjadi dua yaitu kriptografi simestris dan kriptografi asyimetris. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatasi kelemahan yang terjadi pada dua jenis kriptografi tersebut. Untuk mengatasi kelemahan kedua kriptografi tersebut digunakan metode persandian hybrid cryptosystem. Hybrid cryptosystem sering dipakai untuk memanfaatkan dua keunggulan yaitu kecepatan pemrosesan persandian pesan oleh algoritma simetris dan kekuatan persandian kunci menggunakan algoritma asimetrik sehingga meningkatkan pengamanan teks. Proses persandian dalam penelitian ini menggunakan kombinasi dua buah algoritma kriptografi yaitu algoritma Vigenere Cipher contoh algoritma simetris yang dikombinasikan dengan algoritma RSA yang merupakan contoh dari algoritma asimetris. Hasil penelitian pada perhitungan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keamanan dalam persandian karena akan terjadi dua persandian yatu persandian pesan oleh algoritma kriptografi Vigenere Cipher dan persandiaan kunci oleh algoritma kriptografi RSA.

Kata Kunci:Kriptografi, Hybrid Cryptosystem, Vegenere Cipher, RSA

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat telah membawa manfaat untuk peradaban manusia. Hal tersebut sejalan dengan kebutuhan terhadap keamanan data dari pihak-pihak yang ingin mengambil atau mencuri data-data penting sehingga merugikan pemilik data tersebut. Salah satu pengamanan data yang digunakan yaitu menggunakan kryptografi. Ada beberapa seni pengamanan data yang melalui suatu saluran, salah satu diantaranya adalah kriptografi. Dalam kriptografi, data yang sangat rahasia akan disandikan sedemikian rupa sehingga walaupun data tersebut dicuri oleh pihak yang tidak berhak, namun mereka tidak dapat mengetahui data yang sebenarnya, karena data yang mereka curi merupakan data yang sudah disandikan. Data asli yang akan dikirimkan dan dalam kriptografi sebagai plaintext, dan data yang telah disandikan disebut sebagai ciphertext.[1] Berdasarkan kunci yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi, kriptografi dapat dibedakan menjadi kriptografi kunci simetris (symmetric-key cryptography) dan kriptografi kunci asimetris (asymmetric-key cryptography). Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Algoritma kriptografi simetris dirancang sehingga proses enkripsi dekripsi membutuhkan waktu yang singkat.

Adapun kelemahannya adalah pengamanan kunci yang kurang aman dan kunci harus sering diubah. Sementara kriptografi asimetris justru sebaliknya, masalah keamanan pada distribusi kunci dapat diatasi namun proses enkripsi dan dekripsi data umumnya lebih lambat karena enkripsi dan dekripsi menggunakan bilangan yang besar dan melibatkan operasi perpangkatan yang besar dan ukuran ciphertext lebih besar daripada plaintext[1]. Alasan untuk mengatasi kelemahan kedua jenis kriptografi kunci tersebut

(2)

yaitu lemahnya pengamanan data serta lambatnya proses enkripsi dekripsi maka diperlukan penelitian dengan menggabungkan algoritma Vigenere Cipher salah contoh kriptografi kunci simetris dan RSA salah contoh kriptografi kunci simetris dengan metode hybrid cryptosystem, sehingga dari kombinasi kedua jenis algoritma kriptografi tersebut diharapkan akan menghasilkan tingkat keamanan yang tinggi namun cepat dalam proses enkripsi dan dekripsi.[2]

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Konsep Kriptografi

Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani, yaitu cryptos dan graphia yang berarti „penulisan rahasia‟. Kriptografi adalah ilmu ataupun seni yang mempelajari bagaimana membuat suatu pesan yang dikirim oleh pengirim dapat disampaikan kepada penerima dengan aman. Kriptografi merupakan bagian dari suatu cabang ilmu matematika yang disebut kriptologi (cryptology). Kriptografi bertujuan menjaga kerahasian informasi yang terkandung dalam data sehingga informasi tersebut tidak dapat diketahui oleh pihak yang tidak sah. Perancang algoritma kriptografi disebut kriptografer.[3]

2.2. Vigenère Chipper

Vigenère cipher adalah salah satu algoritma kriptografi klasik yang diperkenalkan pada abad 16 atau kira-kira pada tahun 1986. Algoritma kriptografi ini dipublikasikan oleh seorang diplomat dan juga kriptologis yang berasal dari Prancis, yaitu Blaise de Vigenère, namun sebenarnya algoritma ini telah digambarkan sebelumnya pada buku La Cifra del Sig. Giovan Batista Belaso, sebuah buku yang ditulis oleh Giovan Batista Belaso, pada tahun 1553. Karena yang memperkenalkan algoritma ini kepada public adalah Blaise de Vigenère maka algoritma ini dinamakan Vigenère cipher.[4] Kode Vigenère cipher termasuk kode abjad-majemuk (polyalphabetic substitution cipher). Setiap teks-kode selalu mengganti nilai setiap teks-asli tertentu (tidak peduli apakah jumlah teks-kodenya ekuivalen dengan teks alsi tertentu satu atau lebih), pada teknik substitusi Vigenère cipher setiap teks-kode bisa memiliki banyak kemungkinan teks-asli. Teknik dari substitusi Vigenère cipher dilakukan dengan dua cara, yaitu angka dan huruf.[5] Model matematika dari enkripsi pada algoritma Vigenère cipher ini adalah seperti berikut :

Ci = Ek (Mi) = (Mi + Ki) mod 26 dan model matematika untuk dekripsinya adalah :

Mi = Dk (Ci) = (Ci – Ki) mod 26

Dimana C memodelkan cipherteks, M memodelkan plainteks, dan K memodelkan kunci.

2.3. RSA

Sandi RSA merupakan algoritma kriptografi kunci publik(asimetris). Ditemukan pertama kali pada tahun 1977 oleh Ron Rivest, Adi Shamir, dan Len Adleman. Nama RSA sendiri diambil dari ketiga penemunya tersebut. Sebagai algoritma kunci publik, RSA mempunyai dua kunci, yaitu kunci publik dan kunci rahasia. RSA mendasarkan proses enkripsi dan dekripsinya pada konsep bilangan prima dan aritmetika modulo. Baik kunci enkripsi maupun dekripsi keduanya merupakan bilangan bulat. Kunci enkripsi tidak dirahasiakan dan diberikan kepada umum (sehingga disebut dengan kunci publik), namun kunci untuk dekripsi bersifat rahasia (kunci privat). Untuk menemukan kunci dekripsi, dilakukan dengan memfaktorkan suatu bilangan bulat menjadi faktor-faktor primanya. Kenyataannya, memfaktorkan bilangan bulat menjadi faktor primanya bukanlah pekerjaan yang mudah. Karena belum ditemukan algoritma yang efisien untuk melakukan

(3)

pemfaktoran. Cara yang bisaa digunakan dalam pemfaktoran adalah dengan menggunakan pohon faktor. Jika semakin besar bilangan yang akan difaktorkan, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan. Jadi semakin besar bilangan yang difaktorkan, semakin sulit pemfaktorannya, semakin kuat pula algoritma RSA[6]

Dari sekian banyak algoritma kriptografi kunci-publik yang pernah dibuat, algoritma yang paling popular adalah algoritma RSA. Algoritma ini melakukan pemfaktoran bilangan yang sangat besar. Oleh karena alasan tersebut RSA dianggap aman. Untuk membangkitkan dua kunci, dipilih dua bilangan prima acak yang besar.[1] Dalam kriptografi, RSA adalah algoritma untuk enkripsi kunci publik (public-key encryption). Algoritma ini adalah algoritma pertama yang diketahui paling cocok untuk menandai (signing) dan untuk enkripsi (encryption) dan salah satu penemuan besar pertama dalam kriptografi kunci publik. RSA masih digunakan secara luas dalam protokol-protokol perdagangan elektronik, dan dipercayai sangat aman karena diberikan kunci-kunci yang cukup panjang dan penerapanpenerapannya yang sangat up-to-date (mutakhir).

Enkripsi pada RSA adalah sebagai berikut. 1. Plaintext : M < n.

2. Ciphertext : C = Me (mod n).

Dekripsi pada RSA adalah sebagai berikut. 1. Ciphertext: C

2. Plainttext : M = Cd (mod n).

Sebelum data dienkripsi, yang pertama sekali dilakukan adalah membangkitkan kunci, dengan langkah-langkah sebagai berikut : [7]

1. Pilih dua buah bilangan prima sembarang yang besar, p dan q. Nilai p dan q harus dirahasiakan.

2. Hitung n = p x q. Besaran n tidak perlu dirahasiakan. 3. Hitung fungsi Euler’s totient Φ(n) = (p – 1)*(q – 1)

4. Dipilih sebuah bilangan bulat sebagai kunci publik, disebut namanya e sehingga 1 < e < Φ(n), e relatif prima terhadap Φ(n) artinya faktor pembagi terbesar keduanya adalah 1, secara matematis disebut great common divisor gcd (e, Φ(n)) = 1.

5. Dihitung diterminasi d dengan rumus d = e-1(mod Φ(n)), d adalah multiplikasi invers dari e mod Φ(n)

6. d sebagai komponen kunci private sehingga e * d mod Φ(n) = 1 7. Kunci pablik mengandung modulo n dan eksponen e, sehingga (e,n) 8. Kunci privat mengandung modulo n dan eksponen d, sehingg (d,n)

2.4. Hybrid Cryptosystem

Cryptosystem adalah suatu fasilitas untuk mengkonversikan plaintext ke ciphertext dan sebaliknya, cryptosystem terdiri dari suatu algoritma seluruh kemungkinan plaintext, ciphertext, dan kunci.[8] Algoritma hibrid adalah algoritma yang memanfaatkan dua tingkatan kunci yaitu kunci rahasia (simetris) – yang disebut juga session key (kunci sesi) – untuk enkripsi data dan pasangan kunci rahasia – kunci public untuk pemberian tanda tangan digital serta melidungi kunci simetris.[5] Hybrid cryptosystem adalah sebuah teknik yang menggunakan beberapa cipher yang berbeda untuk memanfaatkan masing-masing kelebihannya. Sebuah Hybrid cryptosystem dibangun dengan menggunakan dua pembagi cryptosystem yaitu kunci public dan kunci simetris.[9] Pada sistem hibrid ini enkripsi/dekripsi pesan menggunakan kriptografi kunci simetris, sedangkan kunci simetris dienkripsi/dekripsi dengan menggunakan kunci publik. Kunci simetris (yang disebut juga kunci sesi) dibangkitkan oleh salah satu pihak dan mengenkripsi pesan dengan kunci

(4)

tersebut. Selanjutnya kunci sesi dienkripsikan dengan kunci publik penerima lalu dikirim bersama-sama dengan pesan yang sudah dienkripsi. Penerima mula-mula mendekripsikan kunci sesi dengan kunci privatnya, lalu mendekripsikan pasan dengan kunci sesi tersebut. Kriptografi hibrid sering dipakai karena memanfaatkan keunggulan kecepatan pemrosesan data oleh algoritma simetris dan kemudahan transfer kunci menggunakan algoritma asimetris. Hal ini mengakibatkan peningkatan kecepatan tanpa mengurangi kenyamanan serta keamanan.[2]

2.5. State of the Art

Penelitian sebelumnya berfungsi untuk analisa dan memperkaya pembahasan penelitian, serta membedakannya dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam hal ini disertakan dua jurnal nasional penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian penulis, jurnal tersebut antara lain :

1. Penelitian dengan judul “Implementasi Algoritma Kriptografi Rivest Shamir Adleman (RSA) Dan Vigenere Cipher Pada Gambar Bitmap 8 Bit”, diteliti oleh Andro Alif Rakhman dan Achmad Wahid Kurniawan pada jurnal nasional TechnoCom Vol. 14, No. 2, Mei 2015 :122-134, menguraikan keamanan menggunakan dua tipe kombinasi kriptografi jenis simetris dan asimetris. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu mengkombinasikan algoritma kriptografi Rivest Shamir Adleman (RSA) dan Vigenere Cipher terhadap nilai indeks warna dari masing-masing piksel. menggunakan perpaduan algoritma Rivest Shamir Adleman (RSA) dan Vigenere Cipher untuk melakukan pengamanan citra. Citra yang akan digunakan yaitu file bitmap dengan kedalaman piksel 8 bit. Citra akan diolah dengan cara mengenkripsi nilai indekswarna RGB pada masing-masing piksel dengan menggunakan algoritma kriptografi RSA terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan menggunakan algoritma Vigenere Cipher. Sedangkan untuk tahap pendekripsiannya dilakukan dengan menggunakan algoritma VigenereCipher terlebuh dahulu kemudian menggunakan algoritma kriptografi RSA.[10]

. Kelebihan dari tema jurnal tersebut keamanan digunakan pada citra gambar dan sudah dibuktikan dengan software. Kelemahan proses persandian tidak menggunakan diagram skema sehingga menyulitkan untuk memahami rangkaian kerjanya terutama bagi pembaca yang tidak memahami kriptografi. Persamaan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama menggunakan dua jenis kriptografi dari jenis simetris dan asimetris hanya perbedaanya penulis menggunakan metode yang berbeda yaitu Hybrid Cryptosystem terjadi proses enkripsi dan dekripsi pesan pada kriptografi Vegenare Ciphter dan proses enkripsi dan dekripsi kunci pada kriptografi kunci terjadi pada kriptografi RSA.

2. Penelitian dengan judul “Kombinasi Algoritma Caesar Cipher dan Algoritma RSA untuk pengamanan File Document dan Pesan Teks”, diteliti oleh Indra Gunawan pada Jurnal Nasional InfoTekJar Vol. 2, No. 2, Maret 2018 : 124-129, menguraikan keamanan menggunakan dua tipe kombinasi kriptografi jenis simetris yaitu Caesar dan asimetris yaitu RSA. Kombinasi caesar cipher dengan algoritma RSA bekerja dengan cara mengenkripsikan pesan terlebih dahulu dengan Caesar cipher, selanjutnya hasil pesan (cipherteks) di enkripsi kembali menggunakan algoritma RSA, sehingga pola kemunculan statistika dari pesan tidak dapat di deteksi.[11]

Kelebihan dari tema jurnal tersebut keamanan digunakan pada file dan sudah dibuktikan dengan software. Kelemahan proses persandian tidak menggunakan diagram skema sehingga menyulitkan untuk memahami rangkaian kerjanya terutama bagi pembaca yang tidak memahami kriptografi. Persamaan penelitian yang penulis

(5)

lakukan adalah sama-sama menggunakan dua jenis kriptografi dari jenis simetris dan asimetris hanya perbedaanya penulis menggunakan metode yang berbeda yaitu Hybrid Cryptosystem terjadi proses enkripsi dan dekripsi pesan pada kriptografi Vegenare Ciphter dan proses enkripsi dan dekripsi kunci pada kriptografi kunci terjadi pada kriptografi RSA.

Tabel state of the art bisa dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Perbandingan Penelitian Sebelumnya (State of The Art)

No. Judul Jurnal Penulis Tahun Perbandingan yang

dijadikan alasan tinjauan penelitian 1. Implementasi Algoritma

Kriptografi Rivest Shamir Adleman (RSA) Dan Vigenere Cipher Pada Gambar Bitmap 8 Bit.

- Andro Alif Rakhman - Achmad Wahid

Kurniawan

2015 Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan perbandingan pada proses enkripsi dan dekripsi serta perhitungannya

2. Kombinasi Algoritma Caesar Cipher dan Algoritma RSA untuk pengamanan File Document dan Pesan Teks

Indra Gunawan 2018 Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan perbandingan pada proses enkripsi dan dekripsi serta perhitungannya

2. Metode Penelitian

Metode penyandian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Hybrid Cryptosystem dengan menggunakan kombinasi Algoritma Vigenere Cipher yang merupakan contoh dari kriptografi simetris dan Algoritma RSA merupakan contoh kriptografi asimetris.

Adapun skema alur pengembangan algoritma Hybrid Cryptosystem ini dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 1. Diagram skema Kombinasi Vigenère Cipher dan RSA menggunakan metode Hybrid Crytosystem

(6)

Untuk menyederhanakan proses enkripsi dan dekripsi pada pengembangan algoritma Hybrid Cryptosystem serta pembangkitan kunci, di bagi menjadi 4 alur : 1. Alur proses enkripsi pesan - pengirim

2. Alur proses dekripsi pesan - penerima 3. Alur proses enkripsi kunci public - pengirim 4. Alur proses dekripsi kunci privat - penerima

3.1.1. Alur Proses Enkripsi Pesan – Pengirim

Pada proses enkrpsi pesan, teks yang dapat dibaca (plaintext) ABCDE dienkripsi oleh Algoritma Simetris Vigenere Cipher dengan menggunakan kunci XYZ hasilnya dalam bentuk teks yang tersandikan ciphertext FGHIJ yang akan dikirim ke penerima nantinya. Adapun alur proses enkripsi pesan-pengirim dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 2. Proses enkripsi pesan pengirim 3.1.2. Alur Proses Dekripsi Pesan – Penerima

Ciphertext FGHIJ hasil enkripsi Algoritma Vigenere Cipher Enkripsi, kemudian didekripsi oleh Algoritma Simetris Vigenere Dekripsi dengan menggunakan kunci XYZ hasil deskripsi kunci algoritma RSA menghasilkan plaintext ABCDE yang bisa dibaca oleh penerima. Adapun alur proses dekripsi pesan penerima dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3. Proses dekrip pesan penerima 3.1.3. Alur Proses Enkripsi Kunci – Pengirim

Kunci XYZ dienkripsi menggunakan Algoritma Asimetris RSA dengan kunci public RSA menghasilkan kunci RST yang nanti akan dikirim ke penerima. Adapun alur proses enkripsi kunci public RSA dapat dilihat pada gambar 3.4.:

(7)

Gambar 4. Proses enkripsi kunci publik pengirim 3.1.4. Alur Proses Dekripsi Kunci – Penerima

Kunci Vigenere sudah diamankan dienkripsi menggunakan Algoritma Asimetris RSA dengan kunci private RSA menghasilkan kunci Vigenere. Kemudian kunci tersebut didekripsikan menggunakan kunci private RSA maka dihasilkan kunci Vignere yang digunakan untuk membangkitkan Algoritma Simetris Vigenere Cipher Dekripsi. Adapun alur proses dekripsi kunci private penerima dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 5. Proses dekripsi kunci privat penerima

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Proses Analisis

Sebelum membuat hasil simulasi perlu dilakukan proses analisis dengan perhitungan pada proses enkripsi dan dekripsi kombinasi algoritma Vigenère Cipher dan RSA. Hasil dari perhitungan yang benar, menjadi dasar pada pembuatan program hasil simulasi. Proses analisis ini juga bertujuan untuk mempermudah dalam perbaikan atau penambahan pada system tersebut. Untuk sebuah contoh digunakan kata POLGAN untuk plain text dan kunci yang digunakan adalah BDF. Hasil dari analisa ini akan terbukti bisa diimplementasikan ketika terbukti melalui perhitungan bahwa pesan pada plaint text setelah dienkripsi maka akan tersandikan dan akan didekripsi kembali seperti plaint text. Juga pada kunci harus terbukti kunci ini akan dienkripsi dan akan didekripsi kembali seperti plaint text.

a. Proses Enkripsi Pesan Text – Pengirim Menggunakan Kriptografi Vegenere Cipher Langkah-langkah dalam perhitungan proses enkripsi pesan text – pengirim menggunakan Kriptografi Vegenére Cipher adalah sebagai berikut :

(8)

1. Cipertext : POLGAN P O L G A N 15 14 11 6 0 13 P1 P2 P3 P4 P5 P6 2. Kunci Vigenère : BDF K1 K2 K3 K4 K5 K6 B D F B D F 1 3. 5. 1. 3. 5. C1 = (P1. + K1) mod 26 = (15 + 1) mod 26 = 16 mod 26 = 16 = Q C2 = (P.2. + K2) mod 26 = (14 + 3) mod 26 = 17 mod 26 = 17 = R C3 = (P3. + K3) mod 26 = (11 + 5) mod 26 = 16 mod 26 = 16 = Q C4 = (P4. + K4) mod 26 = (6 + 1) mod 26 = 7 mod 26 = 7 = H C5 = (P5. + K5) mod 26 = (0 + 3) mod 26 = 3 mod 26 = 3 = D C6 = (P6. + K6) mod 26 = (13 + 5) mod 26 = 18 mod 26 = 18 = S

Jadi hasil enkripsi cipher Text :

Q R Q H D S

16 17 16 7 3 18

C1. C2. C3. C4. C5. C6.

Jadi hasil enkripsi-pesan algoritma Vigenère Chiper adalah ciphertext2 = QRQHDS

b. Proses Dekripsi Pesan Text – Penerima Menggunakan Kriptografi Vegenére Cipher Langkah-langkah dalam perhitungan proses dekripsi pesan text – penerima menggunakan Kriptografi Vegenére Cipher adalah sebagai berikut :

1. Cipertext : QRQHDS

Q R Q H D S

16 17 16 7 3 18

(9)

2. Kunci Vigenère : BDF K1 K2 K3 K4 K5 K6 B D F B D F 1 3. 5. 1. 3. 5. D1 = (C1. - K1) mod 26 = (16 - 1) mod 26 = 15 mod 26 = 15 = P D2 = (C.2. - K2) mod 26 = (17 - 3) mod 26 = 14 mod 26 = 14 = O D3 = (C3. - K3) mod 26 = (16 - 5) mod 26 = 11 mod 26 = 11 = L D4 = (C4 - K4) mod 26 = (7 - 1) mod 26 = 6 mod 26 = 6 = G D5 = (C5. - K5) mod 26 = (3 - 3) mod 26 = 0 mod 26 = 0 = A D6 = (C6. - K6) mod 26 = (18 - 5) mod 26 = 13 mod 26 = 13 = N

Jadi hasil proses dekripsi plaint text :

P O L G A N

15 14 11 6 0 13

D1 D2 D3 D4 D5 D6

Jadi hasil dekripsi pesan algoritma Vigenère adalah ciphertext1 = POLGAN

c. Proses Enkripsi Kunci – Pengirim Menggunakan Kriptografi RSA

Langkah-langkah dalam perhitungan proses dekripsi pesan kunci – pengirim menggunakan kriptografi RSA adalah sebagai berikut :

1. Ambil dua bilangan prima p dan q yang sangat besar Misal : P = 47 dan Q= 23 2. Hitung N = P x Q N = 47 x 23 N = 1081 3. Hitung Φ (n)=(P-1)(Q-1) Φ (n)=(47-1)(23-1) Φ (n)=1012

(10)

4. Ambil secara acak, kunci enkripsi e dengan syarat : - 1 < e < Φ (n)

- e relative prima terhadap Φ (n),, sehingga GCD(e, Φ (n))=1

Contoh yang memenuhi e = 17

GCD(e, Φ (n)) = 1 GCD(17,1012) = 1 1012 mod 17 = 9 17 mod 9 = 8 9 mod 8 = 1 8 mod 1 = 0

Sehingga e = 17 memenuhi syat tersebut di atas 5 Hitung kunci dekripsi d

e. d mod Φ (n) = 1 d e. d mod = 1 17.d. mod 1012 = 1 1 17.1.mod 1012 = 17 2 17.2. mod 1012 = 34 3 17.3. mod 1012 = 51 . . . . . . 893 17.893 mod 1012 = 1

Setelah dilakukan perhitungan yang memenuhi syarat e. d mod Φ (n) = 1, saat d hitungan ke 893, jadi d=893

6. Publish pasangan kunci public = (e, N) Publish pasangan kunci public = (17, 1081)

7. Simpan pasangan kunci privat = (d, N) Simpan pasangan kunci privat = (893,1081) Pengirim :

8. Dapatkan pasangan kunci public penerima Kunci public = (e,N) = (17,1081)

9. Tentukan kunci yang akan dienkripsi, dalam hal yang akan dienkripsi adalah kunci Vegenere Cipher BDF yang merupakan masukan untuk Algoritma Asimetris RSA

Enkripsi kunci Vegenere Cipher: : BDF (1,3,5)

10. Enkripsi kunci Hill dengan rumus : C = me mod N, sehingga

(11)

= 117 mod 1081 = 1

m=3; C = me mod N

= 317 mod 1081 = 660

m=5; C = me mod N

= 517 mod 1081 = 38

Sehingga hasil enkripsi kunci Vegenere Cipher : (1,660, 38) 11. Kirim kunci Vegenere Cipher C ke penerima

12. Terima kunci Vegenere Cipher C dari pengirim

d. Proses Dekripsi Kunci – Penerina Menggunakan Kriptografi RSA

Dekripsi kunci Vegenere Cipher :

13. Dekripsi hasil enkripsi kunci Vegenere Cipher dengan rumus : m = Cd mod N, sehingga m = Cd mon N = 1893 mod 1081 = 1 m = Cd mon N = 660893 mod 1081 = 3 m = Cd mon N = 38893 mod 1081 = 5

Jadi hasil dekripsi kunci penerima RSA adalah (1,3,5) bila dikonversikan sama dengan BDF.

Sehingga setelah dilakukan perhitungan pada proses enkripsi dan dekripsi pada kombinasi Algoritma Vegenere Cipher, dan RSA dapat dipetakan pada diagram skema seperti gambar berikut :

Gambar 6. Skema hasil perhitungan kombinasi algoritma Vigenère Cipher & RSA

(12)

5. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan proses perhitungan pada analisa di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Algoritma Vigenère Cipher dan RSA dapat dikombinasi sehingga nantinya dari kombinasi akan menghasilkan algoritma yang mempunyai tingkat pengamanan data yang tinggi dan cepat dalam proses persandian baik proses enkripsi maupun dekripsi

Daftar Pustaka

[1] M. Rinaldi, Kriptografi. Bandung: Informatika, 2006.

[2] Jamaludin, “Rancang Bangun Kombinasi Hill Cipher dan RSA Menggunakan Metode Hybrid Cryptosystem,” Sinkron, vol. 2, no. April 2018, 2019.

[3] R. Romindo, “Analisa Perbandingan Algoritma Monoalphabetic Cipher Dengan Algoritma One Time Pad Sebagai Pengamanan Pesan Teks,” Sinkron, vol. 2, no. April 2018, 2018.

[4] A. Pratama, “Vigenère Cipher dengan Pembangkit Bilangan Acak-Semu,” 2011.

[5] D. Ariyus, Pengantar ilmu kriptografi: teori analisis & implementasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008.

[6] A. Ginting, R. R. Isnanto, and I. P. Windasari, “Implementasi Algoritma Kriptografi RSA untuk Enkripsi dan Dekripsi Email,” J. Teknol. dan Sist. Komput., vol. 3, no. 2, p. 253, 2015.

[7] S. Swarajyam, “Data Security in Cloud Computing Using Linear Programming,” IOSR J. Comput. Eng., vol. 6, no. 4, pp. 33–44, 2012.

[8] S. Kromodimoeljo, Teori dan Aplikasi Kriptografi. SPK IT Consulting, 2010.

[9] R. K. G. & P. S, “A new way to design and implementation of hybrid cryptosystem for security of the information in public network,” Int. J. Emerg. Technol. Adv. Eng., pp. 108–115, 2013.

[10] A. A. Rakhman and A. W. Kurniawan, “Implementasi Algoritma Kriptografi Rivest Shamir Adleman ( Rsa ) Dan Vigenere Cipher Pada Gambar Bitmap 8 Bit,” Techno.COM, vol. 14, no. 2, pp. 122–134, ISSN:2356-2579, 2015.

[11] I. Gunawan, “Kombinasi algoritma Caesar cipher dan algoritma RSA untuk pengamanan file dokumen dan pesan teks,” Infotekjar, vol. 2, no. 1, pp. 124–129, 2018.

Gambar

Tabel state of the art bisa dilihat pada tabel berikut :
Gambar 3. Proses dekrip pesan penerima
Gambar 4. Proses enkripsi kunci publik pengirim
Gambar 6.  Skema hasil perhitungan kombinasi algoritma Vigenère Cipher

Referensi

Dokumen terkait

3) BNPB perlu menjaga program dan kegiatan yang mendukung Prioritas Nasional tahun 2017 untuk tidak berubah, dengan harapan dapat tercapainya Prioritas Nasional yang berkaitan dengan

Berdasarkan latar belakang tersebut dan fenomena-fenomena dari hasil penelitian sebelumnya yang terkait, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan motivasi

Alhamdulillah, puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang hanya dengan rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, sebagai syarat

terjadi disekitar penulis, atau bisa disebul faktor ekstrinsik. Lucille Earnshaw adalah seorang tokoh orang ketiga yang mencadi inti dari cerita. Ia.. adalah orang yang berpindah

Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kemungkinan Pemberian Opini Audit Going Concern oleh Auditor Independen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

Data pada penelitian berdasarkan atas profesi responden ini sejalan dengan konsep EBP, yang mana responden profesi kesehatan senantiasa memberikan tingkat persepsi

Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian tentang peran keluarga dalam pemberian diet pada penderita hipertensi di Desa Mamek, Propinsi Kalimantan Barat dengan

antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) yang salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Agaknya memang tak