• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.2 Modul SPIP Evaluasi Terpisah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "5.2 Modul SPIP Evaluasi Terpisah"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

(2) BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN SPIP SUB UNSUR EVALUASI TERPISAH (5.2). NOMOR : PER-1326/K/LB/2009 TANGGAL : 7 DESEMBER 2009.

(3)

(4) KATA PENGANTAR. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah tanggung jawab Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sesuai dengan pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pembinaan ini merupakan salah satu cara untuk memperkuat dan menunjang efektivitas sistem pengendalian. intern,. yang. menjadi. tanggung. jawab. menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota sebagai penyelenggara sistem pengendalian intern di lingkungan masingmasing. Pembinaan penyelenggaraan SPIP yang menjadi tugas dan tanggung jawab BPKP tersebut meliputi: 1. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP; 2. sosialisasi SPIP; 3. pendidikan dan pelatihan SPIP; 4. pembimbingan dan konsultasi SPIP; dan 5. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah. Kelima. kegiatan. dimaksud. diarahkan. dalam. rangka. penerapan unsur-unsur SPIP, yaitu: 1. lingkungan pengendalian; 2. penilaian risiko; 3. kegiatan pengendalian; 4. informasi dan komunikasi; dan 5. pemantauan pengendalian intern.. 5.2 Evaluasi Terpisah. i.

(5) Untuk memenuhi kebutuhan pedoman penyelenggaraan SPIP,. BPKP. telah. menyusun. Pedoman. Teknis. Umum. Penyelenggaraan SPIP. Pedoman tersebut merupakan pedoman tentang hal-hal apa saja yang perlu dibangun dan dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan SPIP. Selanjutnya, pedoman tersebut dijabarkan ke dalam pedoman teknis penyelenggaraan masing-masing sub unsur pengendalian. Pedoman teknis sub unsur ini merupakan acuan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam penyelenggaraan sub unsur SPIP. Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP Sub unsur Evaluasi Terpisah pada unsur Pemantauan merupakan acuan yang memberikan arah bagi instansi pemerintah pusat dan daerah dalam menyelenggarakan sub unsur tersebut, dan dapat. disesuaikan. dengan karakteristik masing-masing instansi, yang meliputi fungsi, sifat, tujuan, dan kompleksitas instansi tersebut. Pedoman ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, masukan dan saran perbaikan dari pengguna pedoman ini, sangat diharapkan sebagai bahan penyempurnaan.. Jakarta, Desember 2009 Plt. Kepala,. Kuswono Soeseno NIP 19500910 197511 1 001. 5.2 Evaluasi Terpisah. ii.

(6) DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .................................................................. i. DAFTAR ISI ................................................................................. iii. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................... 1. B. Sistematika Pedoman ................................................ 2. BAB II GAMBARAN UMUM A. Pengertian ................................................................. 6. B. Tujuan dan Manfaat ................................................... 8. C. Parameter Penerapan ............................................... 9. D. Peraturan Perundang-undangan Terkait .................. 14. BAB III LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN A. Tahap Persiapan ..................................................... 16 B. Tahap Pelaksanaan .................................................. 19 C. Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit dan Reviu Lainnya ..................................................................... 22 D. Tahap Pelaporan ...................................................... 29. BAB IV PENUTUP. 5.2 Evaluasi Terpisah. iii.

(7) 5.2 Evaluasi Terpisah. iv.

(8) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), para menteri/pimpinan lembaga, gubernur, bupati/walikota wajib melakukan. pengendalian. atas. penyelenggaraan. kegiatan. pemerintahan. Pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. tersebut. dilaksanakan. dengan. berpedoman. kepada sistem pengendalian intern pemerintah, sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah tersebut. Pimpinan. instansi. pemerintah. wajib. melakukan. pemantauan terhadap kinerja sistem pengendalian intern pemerintah untuk memastikan bahwa sistem telah berjalan efektif. Pemantauan sistem pengendalian intern dilaksanakan melalui. pemantauan. evaluasi. terpisah. berkelanjutan (separate. (on-going. evaluation),. monitoring),. tindak. lanjut. rekomendasi hasil audit, dan reviu lainnya. Untuk meningkatkan efektivitas pemantauan sistem pengendalian intern tersebut, diperlukan Pedoman Teknis Pemantauan. SPIP.. Sesuai. dengan. amanah. Peraturan. Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, BPKP memiliki kewajiban untuk menyusun pedoman teknis dimaksud. Pedoman ini merupakan pedoman tentang hal-hal apa saja yang harus dibangun dan dilaksanakan dalam rangka pemantauan SPIP.. 5.2 Evaluasi Terpisah. 1.

(9) Buku ini merupakan pedoman teknis evaluasi terpisah atas Sistem Pengendalian Intern di lingkungan pemerintah pusat. dan. daerah,. yang. merupakan. bagian. yang. tak. terpisahkan dari Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP lainnya. Buku pedoman ini juga berisi pedoman teknis dari pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya. Pedoman ini disusun dengan tujuan agar tersedia standar acuan yang memberi arah bagi instansi pemerintah pusat dan daerah. dalam. melakukan. evaluasi. terpisah. atas. penyelenggaraan sistem pengendalian intern dan tindak lanjut rekomendasinya. Dalam penerapannya, pedoman ini dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing instansi yang meliputi fungsi, sifat, tujuan, dan kompleksitas instansi tersebut.. B. Sistematika Pedoman Sistematika penyajian pedoman teknis Evaluasi Terpisah dan Tindak Lanjut Rekomendasi ini adalah sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang perlunya pedoman, tujuan dan ruang lingkup pedoman, serta sistematika pedoman.. Bab II Gambaran Umum Evaluasi Terpisah dan Tindak Lanjut Rekomendasi Bab ini menguraikan pengertian, maksud, tujuan, indikator pelaksanaan sub unsur evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi.. 5.2 Evaluasi Terpisah. 2.

(10) Bab III Langkah-Langkah Penerapan Evaluasi Terpisah dan Tindak Lanjut Rekomendasi Bab ini menguraikan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam menerapkan sub unsur evaluasi terpisah dan tindak lanjut rekomendasi, yang terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan Bab IV Penutup Bab ini merupakan penutup yang berisi hal-hal penting yang. perlu. diperhatikan. dan. penjelasan. atas. penggunaan pedoman ini.. 5.2 Evaluasi Terpisah. 3.

(11) 5.2 Evaluasi Terpisah. 4.

(12) BAB II GAMBARAN UMUM. Pemantauan sistem pengendalian intern adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern dalam suatu periode tertentu. Pemantauan pengendalian intern itu, pada dasarnya adalah memastikan bahwa sistem pengendalian intern pada suatu instansi pemerintah berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan telah dilaksanakan sesuai dengan perkembangan. Guidelines for Internal Control Standards for the Public Sector INTOSAI. mengemukakan. mengenai. perlunya. evaluasi. pengendalian intern, dengan menyatakan bahwa auditor internal secara berkala menyediakan informasi mengenai berfungsi atau tidaknya pengendalian intern, dengan perhatian yang lebih besar pada evaluasi rancangan dan pelaksanaan pengendalian intern. Penjelasan. di. atas. menunjukkan. pentingnya. evaluasi. pengendalian intern. Oleh karena itu, pimpinan instansi pemerintah harus memahami bahwa: 1. Penilaian atau evaluasi atas SPI adalah sesuatu hal yang biasa dilakukan. 2. Pihak yang dapat melakukan penilaian tersebut adalah pihak yang tidak terkait dengan kegiatan dan independen, seperti unit lain dalam organisasi, APIP, konsultan, atau auditor eksternal. 3. Dalam penilaian atas SPI, fokus perhatian yang besar diarahkan kepada rancangan/desain dan operasional dari pengendalian intern. Rancangan dan operasional dari pengendalian tersebut merupakan tanggung jawab pimpinan instansi pemerintah. 5.2 Evaluasi Terpisah. 5.

(13) Pemantauan atas kinerja sistem pengendalian tersebut dapat dilakukan dalam bentuk pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi. Pedoman teknis ini akan menguraikan lebih lanjut mengenai evaluasi terpisah dan tindak lanjut rekomendasi. A. Pengertian Menurut Aparatur. Peraturan. Negara. Menteri. Nomor. Negara. Pendayagunaan. PER/O5/M.PAN/03/2008. tanggal. 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Internal Pemerintah, disebutkan bahwa evaluasi rangkaian. kegiatan. membandingkan. hasil/prestasi. adalah suatu. kegiatan dengan rencana, standar, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan. Makna kata “terpisah”, lebih ditekankan pada pelaku evaluasi yang berbeda dari pelaksana kegiatan pengendalian yang dievaluasi. Dengan demikian, evaluasi terpisah adalah kegiatan membandingkan kinerja sistem pengendalian dengan standar yang seharusnya dan dilakukan oleh pihak di luar unit kerja/instansi. pemerintah. yang. melaksanakan. sistem. pengendalian. Dalam konteks penyelenggaraan SPIP, pengertian evaluasi terpisah adalah kegiatan membandingkan pelaksanaan SPIP dengan standar yang telah ditentukan dalam daftar uji atau instrumen. lain,. yang. telah. ditetapkan. pimpinan. instansi. pemerintah atau pelaksana evaluasi terpisah.. 5.2 Evaluasi Terpisah. 6.

(14) Evaluasi terpisah mencakup penilaian yang dilakukan secara terpisah melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas sistem pengendalian intern. Evaluasi terpisah dapat dilakukan pada tiap komponen sistem pengendalian intern. Evaluasi terpisah ini, dapat dicapai melalui penilaian yang dilakukan. oleh. instansi. pemerintah. itu. sendiri,. aparat. pengawasan intern pemerintah (APIP) atau pihak eksternal yang independen. Penilaian sendiri yang dilaksanakan secara reguler, membantu pimpinan untuk mengetahui lebih awal permasalahan yang sedang terjadi, sehingga dapat meminimalkan dampak atau akibatnya. Adapun evaluasi yang dilaksanakan oleh pihak independen dapat dilakukan oleh auditor ekstern, konsultan, atau auditor internal yang secara organisasi independen terhadap operasi lembaga yang dievaluasi. Namun, evaluasi yang dilakukan secara. independen. ini,. hendaknya. tidak. menghilangkan. penilaian sendiri yang telah dijadwalkan secara rutin oleh instansi pemerintah. Frekuensi kebijakan. pelaksanaan. manajemen,. evaluasi. namun. terpisah. dalam. merupakan. menentukannya,. manajemen hendaknya mempertimbangkan hasil pemantauan berkelanjutan, pengendalian yang ada, serta penilaian risiko yang dilakukan, serta kejadian yang ada, baik di dalam maupun di luar instansi tersebut. Hasil pelaksanaan evaluasi terpisah adalah simpulan mengenai. pelaksanaan. rekomendasi untuk. sistem. pengendalian. intern. dan. meningkatkan efektivitasnya. Semua. pelaksana evaluasi terpisah akan memberikan rekomendasi untuk perbaikan sistem pengendalian intern. Oleh karena itu, 5.2 Evaluasi Terpisah. 7.

(15) instansi pemerintah harus segera menindaklanjuti rekomendasi penyempurnaan sistem pengendalian, yang diyakini akan meminimalkan terjadinya penyimpangan yang sama di masa datang. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya adalah upaya untuk memastikan bahwa temuan audit dan reviu lainnya telah dan segera diselesaikan. Hal ini dilakukan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan pimpinan instansi pemerintah.. B. Tujuan dan Manfaat Sistem Pengendalian Intern Pemerintah diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Evaluasi terpisah atas sistem pengendalian intern bertujuan untuk menilai kinerja sistem tersebut apakah sudah berjalan sebagaimana mestinya. Dengan adanya evaluasi terpisah, diharapkan dapat mengidentifikasi kelemahan dari pengendalian yang dirumuskan oleh manajemen, menentukan penyebab gagalnya aktivitas pengendalian, serta pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan instansi. Evaluasi terpisah juga dimaksudkan untuk. menilai. efisiensi. prosedur. yang. telah. ditetapkan. manajemen. Prosedur yang tidak efisien akan dikomunikasikan kepada manajemen untuk diperbaiki. Selanjutnya,. tindak. lanjut. dilakukan. atas. setiap. rekomendasi yang dihasilkan oleh evaluasi terpisah. Tujuannya adalah untuk memperbaiki dengan segera kelemahan sistem pengendalian intern. Bila evaluasi terpisah dan tindak lanjut 5.2 Evaluasi Terpisah. 8.

(16) rekomendasinya diterapkan dengan baik, instansi pemerintah akan mendapatkan manfaat, yaitu:  Menghasilkan informasi yang akurat dan terpercaya untuk pengambilan keputusan.  Menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu.  Meningkatkan efektivitas pengamanan aset.  Dipenuhinya ketentuan yang berlaku.  Tercapainya tujuan instansi pemerintah. C. Parameter Penerapan Dalam menyelenggarakan SPIP, terdapat faktor-faktor utama atau hal-hal penting yang dipertimbangkan sebagai penentu berfungsinya pengendalian intern. Sebagai parameter penerapan penyelenggaraan evaluasi terpisah adalah sebagai berikut: 1. Ruang lingkup dan frekuensi evaluasi pengendalian intern secara terpisah telah memadai bagi instansi pemerintah. Halhal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut: a. Hasil penilaian risiko dan efektivitas pemantauan yang berkelanjutan dipertimbangkan saat menentukan lingkup dan frekuensi evaluasi terpisah. b. Kegiatan evaluasi terpisah seringkali diperlukan pada saat adanya. kejadian,. misalnya. perubahan. besar. dalam. rencana atau strategi manajemen, pemekaran atau penciutan. instansi. pemerintah,. atau. perubahan. operasional, atau pemrosesan informasi keuangan dan anggaran. 5.2 Evaluasi Terpisah. 9.

(17) c. Evaluasi secara berkala dilakukan terhadap bagian dari pengendalian intern secara memadai. d. Evaluasi terpisah dilakukan oleh pegawai yang mempunyai keahlian tertentu yang disyaratkan dan dapat melibatkan aparat. pengawasan. intern. pemerintah. atau. auditor. eksternal. 2. Metodologi evaluasi pengendalian intern instansi pemerintah haruslah logis dan memadai. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut: a. Metodologi yang dipergunakan telah mencakup self assessment, dengan menggunakan daftar periksa (check list), daftar kuesioner, atau perangkat lainnya. b. Evaluasi terpisah tersebut meliputi suatu reviu terhadap rancangan pengendalian intern dan pengujian langsung (direct testing) atas kegiatan pengendalian intern. c. Dalam instansi pemerintah yang menggunakan sistem informasi berbasis komputer, evaluasi terpisah dilakukan dengan menggunakan teknik audit berbantuan komputer untuk mengidentifikasi indikator inefisiensi, pemborosan, atau penyalahgunaan. d. Tim evaluasi terpisah menyusun suatu rencana evaluasi untuk meyakinkan terlaksananya kegiatan tersebut secara terkoordinasi. e. Jika proses evaluasi terpisah dilakukan oleh pegawai instansi pemerintah, maka harus dipimpin oleh seorang pejabat. dengan. kewewenangan,. kemampuan,. dan. pengalaman memadai. 5.2 Evaluasi Terpisah. 10.

(18) f. Tim evaluasi terpisah harus memahami secara memadai mengenai visi, misi, dan tujuan instansi pemerintah, serta kegiatannya. g. Tim evaluasi terpisah sudah memahami bagaimana pengendalian. intern. instansi. pemerintah. seharusnya. bekerja dan bagaimana implementasinya. h. Tim. evaluasi. terpisah. menganalisis. hasil. evaluasi. dibandingkan dengan kriteria yang sudah ditetapkan. i. Proses evaluasi didokumentasikan sebagaimana mestinya. 3. Jika evaluasi terpisah dilaksanakan oleh aparat pengawasan intern. pemerintah,. pemerintah. tersebut. maka. aparat. harus. pengawasan. memiliki. sumber. intern daya,. kemampuan, dan independensi yang memadai. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut: a. Aparat pengawasan intern pemerintah memiliki staf dengan tingkat kompetensi dan pengalaman yang cukup. b. Aparat pengawasan intern pemerintah secara organisasi independen dan melapor langsung ke pimpinan tertinggi di dalam instansi pemerintah. c. Tanggung jawab, lingkup kerja, dan rencana pengawasan aparat pengawasan intern pemerintah harus sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah yang bersangkutan. 4. Kelemahan yang ditemukan selama evaluasi terpisah segera diselesaikan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut:. 5.2 Evaluasi Terpisah. 11.

(19) a. Kelemahan. yang. ditemukan segera. dikomunikasikan. kepada orang yang bertanggung jawab atas fungsi tersebut dan atasan langsungnya. b. Kelemahan dan masalah pengendalian intern yang serius segera. dilaporkan. ke. pimpinan. tertinggi. instansi. pemerintah. Hal-hal penting dalam penerapan tindak lanjut rekomendasi audit. dan. reviu. lainnya,. berikut. parameter. penerapan. pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1. Instansi. pemerintah. sudah. memiliki. mekanisme. untuk. meyakinkan ditindaklanjutinya temuan audit atau reviu lainnya dengan segera. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut: a. Pimpinan. instansi. pemerintah. segera. mereviu. dan. mengevaluasi temuan audit, hasil penilaian, serta reviu lainnya yang menunjukkan adanya kelemahan dan yang mengidentifikasi perlunya perbaikan. b. Pimpinan instansi pemerintah menetapkan tindakan yang memadai untuk menindaklanjuti temuan dan rekomendasi. c. Tindakan korektif untuk menyelesaikan masalah yang menarik. perhatian. pimpinan. instansi. pemerintah. dilaksanakan dalam jangka waktu yang ditetapkan. d. Dalam hal terdapat ketidaksepakatan dengan temuan atau rekomendasi, pimpinan instansi pemerintah menyatakan bahwa temuan atau rekomendasi tersebut tidak tepat atau tidak perlu ditindaklanjuti.. 5.2 Evaluasi Terpisah. 12.

(20) e. Pimpinan instansi pemerintah mempertimbangkan untuk melakukan konsultasi dengan auditor (seperti BPK, aparat pengawasan intern pemerintah, dan auditor eksternal lainnya) dan pereviu jika diyakini akan membantu dalam proses penyelesaian audit. 2. Pimpinan instansi pemerintah tanggap terhadap temuan dan rekomendasi audit dan reviu lainnya guna memperkuat pengendalian intern. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut: a. Pimpinan. instansi. pemerintah. yang. berwenang. mengevaluasi temuan dan rekomendasi dan memutuskan tindakan yang layak untuk memperbaiki atau meningkatkan pengendalian. b. Tindakan pengendalian intern yang diperlukan, diikuti untuk memastikan penerapannya. 3. Instansi pemerintah menindaklanjuti temuan dan rekomendasi audit dan reviu lainnya dengan tepat. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut: a. Masalah yang berkaitan dengan transaksi atau kejadian tertentu dikoreksi dengan segera. b. Penyebab. yang. diungkapkan. dalam. temuan. atau. rekomendasi diteliti oleh pimpinan instansi pemerintah. c. Tindakan. diambil. untuk. memperbaiki. kondisi. atau. mengatasi penyebab terjadinya temuan. d. Pimpinan instansi pemerintah dan auditor memantau temuan audit dan reviu, serta rekomendasinya untuk meyakinkan. bahwa. tindakan. yang. diperlukan. telah. dilaksanakan. 5.2 Evaluasi Terpisah. 13.

(21) e. Pimpinan instansi pemerintah secara berkala mendapat laporan status penyelesaian audit dan reviu sehingga pimpinan dapat meyakinkan kualitas dan ketepatan waktu penyelesaian setiap rekomendasi. Setiap pimpinan instansi pemerintah harus menetapkan dan mengembangkan parameter penerapan penyelenggaraan SPIP, dengan mengacu kepada daftar uji PP 60 Tahun 2008, yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan risiko di masing-masing instansi pemerintah (lihat lampiran PP 60 Tahun 2008 tentang Daftar Uji Pengendalian Intern Pemerintah – Pendahuluan, paragraf ke-6). D. Peraturan Perundang-undangan Terkait Ketentuan yang terkait dengan evaluasi terpisah dan tindak lanjut rekomendasi audit antara lain: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang. Nomor. 1. tahun. 2004. tentang. Perbendaharaan Negara. 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/O5/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang. Standar. Audit. Aparat. Pengawasan. Internal. Pemerintah.. 5.2 Evaluasi Terpisah. 14.

(22) BAB III LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN. Penerapaan sub unsur evaluasi terpisah dan tindak lanjut rekomendasi audit pada suatu instansi pemerintah merupakan bagian. yang. melekat. pada. tahap. penyelenggaraan. SPIP.. Penerapan sub unsur ini, ditandai dengan adanya kebijakan instansi pemerintah untuk melakukan evaluasi secara terpisah terhadap sistem pengendalian intern yang ada, perencanaan dan pelaksanaan evaluasi terpisah, diikuti dengan tindak lanjut atas rekomendasi dari evaluasi tersebut, serta tindak lanjut dari hasil audit dan reviu lainnya. Pedoman ini memberikan panduan dalam melakukan evaluasi terpisah dalam tiga tahap utama, yaitu: 1. Tahap Persiapan, merupakan tahap awal implementasi, yang ditujukan untuk memberikan pemahaman atau kesadaran yang lebih baik, serta pemetaan kebutuhan penerapan. 2. Tahap Pelaksanaan, merupakan langkah tindak lanjut atas hasil pemetaan,. yang. meliputi. pembangunan. infrastruktur. dan. internalisasi. 3. Tahap Pelaporan, merupakan tahap pelaporan kegiatan dan upaya pengembangan berkelanjutan.. 5.2 Evaluasi Terpisah. 15.

(23) A. Tahap Persiapan 1. Penyiapan Peraturan, SDM dan Rencana Penyelenggaraan Tahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan peraturan pelaksanaan penyelenggaraan SPIP di setiap kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Berdasarkan peraturan penyelenggaraan SPIP, selanjutnya instansi pemerintah membuat. rencana. penyelenggaraan. yang. antara. lain. memuat:  jadwal pelaksanaan kegiatan;  waktu yang dibutuhkan;  dana yang dibutuhkan; dan  pihak-pihak yang terlibat. Berdasarkan peraturan tersebut, perlu dibentuk tim satuan tugas penyelenggaraan (Tim Satgas) SPIP, yang ditugaskan mengawal pelaksanaan penyelenggaraan SPIP, termasuk penerapan evaluasi terpisah. Tim Satgas tersebut terlebih dulu diberi pelatihan tentang SPIP, khususnya sub unsur terkait agar dapat menyelenggarakan sub unsur dalam unsur SPIP. 2. Pemahaman (Knowing) Tahap pemahaman adalah suatu langkah untuk memberikan pemahaman kepada pimpinan dan pegawai instansi. pemerintah. bahwa. evaluasi. terpisah. dapat. memberikan kontribusi dalam meningkatkan efektivitas pengendalian. Sistem pengendalian intern yang sudah dibangun perlu dievaluasi apakah sudah berjalan sesuai dengan yang diinginkan. 5.2 Evaluasi Terpisah. 16.

(24) Tahap pentingnya. ini,. diawali. dengan. pengomunikasian. aktivitas evaluasi terpisah, yang mencakup. pengertian, maksud dan tujuan, kapan dilaksanakan, siapa yang dapat melaksanakan, dan hasil yang dapat diperoleh. Pengomunikasian menghasilkan. pentingnya. kesamaan. evaluasi. persepsi. terpisah dan. akan. kepedulian. pentingnya kegiatan evaluasi terpisah. Instansi pemerintah dapat memberikan pemahaman dan komitmen seluruh pegawai melalui sosialisasi, pendidikan dan pelatihan (diklat), pelatihan di kantor sendiri (PKS), dan sebagainya. 3. Pemetaan (Mapping) Setelah dilakukan sosialisasi pemahaman tentang evaluasi terpisah, maka perlu dilakukan. suatu pemetaan. terhadap evaluasi terpisah yang dijalankan. di instansi. pemerintah. Pemetaan ini dapat dilakukan bersamaan dengan pemetaan yang dilakukan pada unsur-unsur SPIP lainnya (pemetaan dilakukan serentak terhadap semua unsur dan sub unsur SPIP dengan mendasarkan pada Pedoman Diagnostic Assessment) Pemetaan dilakukan. untuk melihat kondisi evaluasi. terpisah yang sudah diimplementasikan dan berjalan pada instansi pemerintah, serta keberadaan infrastruktur dalam bentuk kebijakan dan prosedur evaluasi terpisah. Dengan pemetaan evaluasi terpisah akan diketahui kondisi yang memerlukan perbaikan (areas of improvement).. 5.2 Evaluasi Terpisah. 17.

(25) Pemetaan dilakukan dengan cara: a. Melakukan inventarisasi atas struktur, kebijakan, prosedur operasi. baku. (Standard. Operating. Procedure/SOP),. dokumentasi, serta kegiatan monitoring dan evaluasi atas pengelolaan. sistem. informasi. yang. telah. ada. dan. mendasarkan. pada. pedoman. dilaksanakan oleh instansi.  Dilakukan. dengan. pelaksanaan diagnostic assessment.  Pelaksanaan diagnostic assessment. dapat. melalui. beberapa cara, antara lain melalui metode kuesioner, interviu, dan diskusi kelompok terfokus (focus group discussion).  Data yang diperoleh perlu dilakukan uji silang (cross check) untuk memastikan validitasnya.  Keterlibatan seluruh pegawai pada saat pengumpulan data ini sangat diperlukan guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai evaluasi terpisah. b. Melakukan kebijakan,. inventarisasi/identifikasi dan. prosedur. evaluasi. atas. struktur,. terpisah. yang. seharusnya ada dan dilaksanakan oleh instansi. Struktur, kebijakan,. dan. prosedur. evaluasi. terpisah. yang. seharusnya ada mengacu pada butir-butir yang terdapat pada diagnostic assessment. c. Membandingkan antara kondisi struktur, kebijakan, dan prosedur yang ada (butir a) dengan kondisi yang seharusnya ada (butir b).. 5.2 Evaluasi Terpisah. 18.

(26)  Hasil pembandingan ini merupakan daftar pertanyaan pengendalian (dari hasil diagnostic assessment) yang belum ada/dilaksanakan oleh instansi (negative list).  Negative list ini merupakan areas of improvement (AOI) secara umum yang perlu dibangun oleh instansi dalam tahap berikutnya (tahap pelaksanaan). B. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan meliputi pembangunan infrastruktur, internalisasi, dan tahap pengembangan berkelanjutan. 1. Pembangunan Infrastruktur (Norming) Pada tahap ini, pimpinan instansi bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan terkait evaluasi terpisah dan tindak lanjut atas rekomendasi. Kebijakan terkait evaluasi terpisah dan tindak lanjut atas rekomendasi audit dan reviu lainnya yang harus dibangun, setidak-tidaknya meliputi penetapan ruang lingkup dan frekuensi evaluasi pengendalian intern secara terpisah, serta kebijakan terkait pelaksanaan evaluasi terpisah, baik dari segi organisasi, personil, maupun strukturnya. Dalam tahap membangun infrastruktur, yang perlu diperhatikan adalah hal-hal berikut: a. Dalam. menetapkan. ruang. lingkup. dan. frekuensi. pelaksanaan evaluasi terpisah, perlu memertimbangkan hasil penilaian risiko, efektivitas pemantauan berkelanjutan, perubahan yang signifikan dalam rencana dan strategi manajemen,. perubahan. organisasi,. operasi,. serta. pemrosesan keuangan. 5.2 Evaluasi Terpisah. 19.

(27) b. Evaluasi. terpisah. dilakukan. dengan. menggunakan. metodologi yang logis dan dilaksanakan oleh pegawai yang memiliki keahlian tertentu yang dipersyaratkan, serta melibatkan APIP, atau auditor ekstern. c. Bila dilaksanakan oleh APIP, maka APIP tersebut harus memiliki sumber daya, kemampuan, dan independensi yang memadai. Bila ditemukan kelemahan sistem pengendalian intern selama evaluasi terpisah, maka harus segera diselesaikan. Oleh. karena. itu,. pimpinan. instansi. pemerintah. harus. menetapkan kebijakan terkait tindak lanjut atas semua rekomendasi, untuk seluruh kelemahan sistem pengendalian intern yang terdapat dalam laporan hasil audit, baik yang dilaksanakan oleh internal auditor maupun pihak eksternal auditor. Contoh dalam membangun infrastruktur evaluasi terpisah adalah. sebagai. dilaksanakan,. berikut:. pimpinan. Sebelum. instansi. program/kegiatan. pemerintah. melakukan. penilaian risiko atas seluruh program/kegiatan. Terhadap risiko signifikan yang menghambat pencapaian tujuan, ditentukan kegiatan pengendalian yang tepat, serta rencana monitoring berkelanjutan mendapatkan. atas. program/kegiatan. keyakinan. memadai. tersebut.. bahwa. Untuk. pengendalian. berjalan sebagaimana yang diharapkan, diperlukan penilaian oleh pihak independen, sehingga pimpinan instansi pemerintah harus. merencanakan. pemantauan,. dan. kegiatan. kegiatan. audit,. reviu,. pengawasan. evaluasi,. lainnya. yang. diperlukan.. 5.2 Evaluasi Terpisah. 20.

(28) 2. Internalisasi (Forming) Tahap. internalisasi. adalah. proses. mewujudkan. infrastruktur yang sudah dibangun, menyatu, atau menjadi bagian dari kegiatan operasional instansi. Terwujudnya internalisasi, tercermin pada sejauh mana infrastruktur yang ada memengaruhi pimpinan instansi dalam mengambil keputusan. dan. memengaruhi. perilaku. pegawai. dalam. melaksanakan kegiatan. Internalisasi dalam evaluasi terpisah, terlihat antara lain, pada: a. Perencanaan atas evaluasi terpisah setiap periode. Perencanaan ini mencakup ruang lingkup, frekuensi, unit yang akan dievaluasi, pendanaan, metodologi, tim yang melakukan. evaluasi. terpisah,. serta. kualifikasi. pelaksananya. b. Pelaksanaan. evaluasi. terpisah. memerhatikan. hasil. pemantauan berkelanjutan dan penilaian risiko. Tahap. internalisasi. tindak. lanjut. hasil. audit. adalah. pelaksanaan tindak lanjut hasil audit itu sendiri. Dalam hal ini, perlu memerhatikan: a. Mekanisme pelaksanaan tindak lanjut hasil audit. b. Pimpinan menunjukkan sikap tanggap atas hasil audit. c. Tindak lanjut dilaksanakan dengan tepat. 3. Pengembangan Berkelanjutan (Performing) Penyelenggaraan. pengendalian. intern. harus. terus. dipantau dan dievaluasi secara terus menerus, untuk mengetahui. apakah. pengendalian. intern. tersebut. terselenggara sesuai dengan yang diharapkan. 5.2 Evaluasi Terpisah. 21.

(29) Pemantauan. dilaksanakan. untuk. membantu. meyakinkan bahwa pengendalian intern secara terus menerus berfungsi dengan efektif. Pengendalian intern yang tidak dipantau,. makin. lama. cenderung. semakin. memburuk.. Lingkungan organisasi, baik lingkungan intern maupun ekstern selalu berubah, sehingga pengendalian juga harus berkembang. sesuai. dengan. perkembangan. organisasi.. Pemantauan diperlukan untuk melihat apakah pengendalian yang ada, masih memadai sesuai dengan perkembangan organisasi. C. Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit dan Reviu Lainnya Tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya merupakan bagian dari unsur pemantauan (monitoring), yang merupakan salah satu kekhasan dari Sistem Pengendalian Intern. Pemerintah. yang. ditetapkan. dengan. Peraturan. Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas tindak lanjut: 1. Peran Pimpinan Instansi Pemerintah Beberapa hal yang perlu dibangun oleh pimpinan instansi pemerintah agar prosedur tindak lanjut audit dan reviu lainnya dapat berjalan secara efektif: a. Kebijakan dari pimpinan instansi pemerintah tentang pentingnya prosedur tindak lanjut audit dan reviu lainnya harus dibuat secara tertulis dan dikomunikasikan kepada seluruh pimpinan unit di bawahnya, sedapat mungkin kebijakan. dan. pengomunikasian. kebijakan. tersebut. diperbarui setiap awal tahun anggaran.. 5.2 Evaluasi Terpisah. 22.

(30) b. Pimpinan instansi pemerintah harus menunjuk salah satu pimpinan unit di bawahnya yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan. pelaksanaan. evaluasi,. pemberian. tanggapan, dan proses perbaikan yang diperlukan dalam rangka menindaklanjuti hasil audit serta reviu lainnya. c. Pimpinan instansi pemerintah dapat meminta APIP untuk membantu pelaksanaan tindak lanjut yang berkaitan dengan. perbaikan. dan. penyempurnaan. sistem. pengendalian intern instansi pemerintah. d. Pimpinan instansi pemerintah menetapkan pedoman tertulis, yang berisi prosedur untuk memastikan bahwa seluruh temuan audit dan reviu lainnya segera dievaluasi, ditentukan tanggapan yang tepat, dan dilaksanakannya tindakan perbaikan. Pedoman tersebut dikomunikasikan kepada. seluruh. pejabat. unit. di. bawahnya. untuk. dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh pimpinan unit yang ditunjuk. e. Kegiatan tindak lanjut yang dilakukan oleh setiap unit dilaporkan secara berkala kepada pimpinan instansi pemerintah. f. Monitoring atas efektivitas pelaksanaan tindak lanjut perlu dilakukan untuk mencegah agar temuan yang sama tidak berulang di dalam organisasi instansi pemerintah. 2. Penilaian Risiko atas Temuan Audit dan Reviu Lainnya Pimpinan instansi pemerintah harus segera mereviu dan mengevaluasi temuan audit dan reviu lainnya, sehingga dapat diberikan penilaian prioritas risiko dalam melakukan tindak lanjutnya. 5.2 Evaluasi Terpisah. Apabila. pimpinan. instansi. pemerintah. tidak 23.

(31) melakukan tindak lanjut atas temuan audit dan reviu lainnya, maka hal tersebut akan meningkatkan level risiko dari organisasi pada proses penilaian risiko. Langkah-langkah yang diperlukan oleh pimpinan instansi pemerintah dalam melakukan reviu atas temuan audit, hasil penilaian, dan reviu lainnya, yaitu: a. Mengidentifikasi temuan audit dan hasil reviu lainnya berdasarkan jenis temuan dan prioritas tindak lanjutnya, berdasarkan. signifikansi. temuan. dan. pengaruhnya. terhadap pencapaian tujuan pengendalian intern, b. Memastikan bahwa setiap rekomendasi sudah bersifat spesifik, dapat diterapkan (applicable), dan memenuhi asas kemanfaatan (cost-benefit analysis). Dalam hal terdapat rekomendasi yang tidak memenuhi syarat untuk ditindaklanjuti,. pimpinan. instansi. pemerintah. segera. menginformasikan dan mengomunikasikan secara tepat dan cepat kepada pimpinan instansi auditor atau pereviu terkait. c. Memetakan rekomendasi temuan audit dan reviu lainnya yang menarik perhatian berdasarkan nilai signifikansi temuan, serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan, kaitannya dengan pengamanan aset instansi pemerintah, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan organisasi, serta adanya potensi menimbulkan masalah hukum di kemudian hari. d. Mengidentifikasi pejabat yang mengoordinasikan tindak lanjut dan pejabat yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tindak lanjut,. 5.2 Evaluasi Terpisah. 24.

(32) 3. Pengendalian atas Pelaksanaan Tindak lanjut Temuan Audit dan Reviu Lainnya Beberapa komponen aktivitas pengendalian yang harus dibangun dan dipelihara oleh pimpinan instansi pemerintah dalam melaksanakan tindak lanjut temuan audit dan reviu lainnya, yaitu: a. Setiap instansi pemerintah harus mempunyai pedoman tertulis yang memuat prosedur untuk memastikan bahwa seluruh temuan audit dan reviu lainnya segera dievaluasi, ditentukan tanggapan yang tepat, dan dilaksanakan tindakan perbaikannya. b. Prosedur tindak lanjut harus dilaksanakan dalam waktu sesegera mungkin, terutama untuk temuan audit dan reviu lainnya yang memiliki nilai signifikan, memengaruhi penyajian. laporan. keuangan,. berkaitan. dengan. pengamanan aset instansi pemerintah, memengaruhi efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan organisasi, serta. berpotensi. menimbulkan. masalah. hukum. di kemudian hari. c. Pejabat. yang. ditunjuk. untuk. mengoordinasikan. pelaksanaan tindak lanjut, membuat daftar rencana tindak lanjut, yang berisi temuan-temuan audit dan reviu lainnya, serta jenis rekomendasi yang akan ditindaklanjuti oleh pejabat terkait, waktu pelaksanaan tindak lanjut, dan hasil atau output dari tindak lanjut yang dilaksanakan. d. Terdapat mekanisme pelaporan berkala dari pejabat yang mengoordinasikan. pelaksanaan. tindak. lanjut,. serta. komunikasi yang efektif dengan unit atau instansi yang melaksanakan audit atau reviu lainnya.. 5.2 Evaluasi Terpisah. 25.

(33) 4. Pengomunikasian Tindak Lanjut Hasil Audit dan Reviu Lainnya Pengomunikasian tindak lanjut merupakan kegiatan yang melibatkan pimpinan instansi pemerintah dan pejabat unit di bawahnya dengan tim dan pimpinan unit/instansi yang melaksanakan audit atau reviu lainnya. Beberapa hal yang perlu dibangun dalam pengomunikasian tindak lanjut hasil audit dan reviu lainnya adalah: a. Komunikasi yang efektif harus dibangun dengan tim audit/tim reviu pada saat pelaksanaan audit. Pimpinan instansi pemerintah dan pejabat unit terkait dengan proses audit dan reviu lainnya harus memastikan keandalan temuan. hasil. audit. atau. reviu. lainnya. pada. saat. pembahasan temuan tersebut dengan tim audit atau tim reviu. b. Pimpinan instansi pemerintah dan pejabat unit terkait harus mengapresiasi temuan-temuan hasil audit atau reviu lainnya yang bersifat memperkuat sistem pengendalian intern, dan mendiskusikan dengan tim audit/tim reviu terkait mengenai permasalahan yang ditemukan. c. Dalam hal temuan hasil audit dan hasil reviu lainnya berdasarkan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan tidak tepat, maka informasi berupa tanggapan atas hasil audit dan hasil reviu lainnya supaya segera disampaikan kepada tim audit/tim reviu, dan diupayakan adanya persepsi yang sama mengenai permasalahan tersebut, sehingga dicapai kesepakatan bahwa temuan hasil audit dan hasil reviu tersebut tidak perlu ditindaklanjuti.. 5.2 Evaluasi Terpisah. 26.

(34) d. Pimpinan instansi harus memberi perhatian terhadap semua temuan hasil audit dan hasil reviu lainnya, yang sudah disepakati dan harus segera ditindaklanjuti. Untuk mencapai tindak lanjut yang efisien dan efektif, pimpinan instansi pemerintah atau pejabat unit terkait, terlebih dahulu dapat melakukan konsultasi dengan pimpinan instansi yang mengaudit atau mereviu. e. Pimpinan instansi pemerintah dalam kesempatan pertama segera menginformasikan kepada pimpinan instansi yang melakukan audit dan reviu lainnya, berkaitan dengan pelaksanaan tindak lanjut yang telah dilakukan oleh instansi pemerintah atau unit di bawahnya. f. Pimpinan instansi pemerintah harus memiliki database yang mencatat semua informasi hasil audit dan hasil reviu, berdasarkan laporan hasil audit dan hasil reviu yang diterima dari instansi/unit yang melakukan audit dan reviu lainnya. Database tersebut di-update berdasarkan tindak lanjut hasil audit dan reviu lainnya yang telah dilaksanakan dan disetujui oleh instansi yang melakukan audit dan reviu lainnya. Hasil updating database tersebut dilaporkan oleh pejabat yang mengoordinasikan tindak lanjut hasil audit dan reviu lainnya kepada pimpinan instansi pemerintah. 5. Pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut Pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut hasil audit dan reviu lainnya merupakan tahap penting yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah, dengan maksud untuk memastikan bahwa tindak lanjut yang dilakukan telah dapat memperbaiki 5.2 Evaluasi Terpisah. kondisi. yang. tidak. diharapkan,. atau 27.

(35) menghilangkan penyebab dari kelemahan, serta memberikan penekanan kepada pimpinan instansi pemerintah atau pejabat unit di bawahnya bahwa dengan sudah dilaksanakannya tindak lanjut atas temuan hasil audit dan hasil reviu tersebut, maka temuan yang sama diharapkan tidak terjadi berulangulang di tempat yang sama. Beberapa. hal. yang. harus. dibangun. dalam. rangka. pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut hasil audit dan hasil reviu adalah: a. Pimpinan instansi pemerintah bersama-sama dengan pimpinan instansi/unit yang melaksanakan audit dan reviu lainnya, secara berkala melakukan koordinasi untuk melakukan pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut hasil audit dan hasil reviu lainnya. b. Untuk efektivitas pemantauan tindak lanjut hasil audit, pimpinan instansi pemerintah dapat mendelegasikan tugas pemantauan tersebut kepada pejabat unit di bawahnya. c. Secara berkala pejabat unit yang mempunyai tugas melakukan koordinasi untuk pelaksanaan tindak lanjut, melaporkan hasil tindak lanjut hasil audit dan reviu lainnya kepada pimpinan instansi pemerintah. d. Pimpinan instansi pemerintah harus melakukan analisis yang cukup terhadap temuan-temuan hasil audit dan reviu lainnya yang tidak dapat ditindaklanjuti secara tuntas. Hasil analisis tersebut dapat digunakan oleh pimpinan instansi pemerintah untuk memutuskan alternatif tindak lanjut yang harus dilakukan agar permalahan temuan audit dan reviu lainnya menjadi tuntas, dan kegiatan organisasi dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. 5.2 Evaluasi Terpisah. 28.

(36) e. Pimpinan instansi pemerintah juga harus melakukan evaluasi yang cukup atas efektivitas pelaksanaan tindak lanjut hasil audit, yang dilakukan dengan maksud agar kondisi. yang. menunjukkan. kelemahan. sistem. pengendalian intern dan penyebab dari kelemahan yang ditemukan, sudah dapat diatasi serta mencegah agar permasalahan. yang. sama. tidak. terulang. dalam. pelaksanaan kegiatan yang sama. D. Tahap Pelaporan Setelah tahap pelaksanaan selesai, seluruh hasil kegiatan evaluasi harus disusun dalam bentuk laporan. Laporan ini terpisah dari laporan berkala yang dibuat oleh pimpinan instansi pemerintah,. tetapi. bagian. dari. pelaporan. tentang. penyelenggaraan SPIP secara keseluruhan. Laporan hasil evaluasi terpisah, sekurang-kurangnya memberikan informasi sebagai berikut: 1. Pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari: a. Kegiatan pemahaman, antara lain kegiatan sosialisasi (ceramah, diskusi, seminar, rapat kerja, dan fokus grup) mengenai pengendalian intern. b. Kegiatan. pemetaan. infrastruktur,. yang. keberadaan. antara. lain. dan. berisi:. penerapan. 1). pemetaan. keberadaan kebijakan dan prosedur yang mendukung pengendalian intern, 2) rencana tindak yang tepat untuk menyempurnakan pengendalian intern yang ada.. 5.2 Evaluasi Terpisah. 29.

(37) c. Kegiatan pembangunan infrastruktur, yang antara lain menyusun kebijakan dan prosedur yang diperlukan untuk memperkuat pengendalian intern. d. Kegiatan internalisasi, yang antara lain berisi: 1) kegiatan sosialisasi kebijakan dan prosedur untuk memperkuat pengendalian intern, 2) kegiatan yang memastikan seluruh pegawai. telah. menerima. informasi. dan. memahami. kebijakan dan prosedur untuk memperkuat pengendalian intern. e. Kegiatan. pengembangan. berkelanjutan,. yang. antara. lain berisi: 1) kegiatan pemantauan penerapan kebijakan dan prosedur yang memperkuat pengendalian intern, 2) memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil evaluasi terpisah, audit, dan reviu lainnya. 2. Hambatan kegiatan Apabila. ditemukan. hambatan-hambatan. dalam. pelaksanaan kegiatan yang menyebabkan tidak tercapainya target/tujuan kegiatan tersebut, agar penyebabnya dijelaskan. 3. Saran Saran. diberikan. berkaitan. dengan. ditemukannya. kelemahan pengendalian intern atau pengendalian intern yang tidak efektif. Saran yang diberikan berupa langkahlangkah untuk mengatasi kelemahan pengendalian intern dan menghilangkan terjadinya kelemahan pengendalian tersebut. Saran yang diberikan agar yang realistis dan benar-benar dapat dilaksanakan.. 5.2 Evaluasi Terpisah. 30.

(38) 4. Tindak lanjut atas saran periode sebelumnya Bagian ini mengungkapkan tindak lanjut yang telah dilakukan atas saran yang telah diberikan pada kegiatan periode sebelumnya. Laporan hasil evaluasi terpisah ini merupakan bahan dukungan bagi penyusunan laporan berkala dan tahunan (penjelasan penyusunan laporan dapat dilihat pada Pedoman Teknis Umum Penyelenggaraan SPIP). Penyusunan laporan hasil evaluasi terpisah menjadi tanggung jawab pelaksana evaluasi terpisah. Laporan disampaikan kepada pimpinan instansi pemerintah.. 5.2 Evaluasi Terpisah. 31.

(39) 5.2 Evaluasi Terpisah. 32.

(40) BAB IV PENUTUP Evaluasi terpisah dan tindak lanjut yang efektif merupakan salah satu unsur penting dalam pemantauan atas kinerja SPIP. Dengan. dilaksanakannya. kedua. hal. ini. secara. efektif,. memungkinkan dilaksanakannya kewajiban pengendalian intern dan tanggung jawab operasional secara optimal. Evaluasi terpisah dan tindak lanjut menunjukkan arti strategis aspek pemantauan pengendalian intern terhadap pelaksanaan pengendalian intern secara keseluruhan. Tanpa melaksanakan pemantauan yang teratur dan sistematis, keempat aspek lainnya yang telah dibangun dengan sumber daya yang besar akan menjadi tidak efektif, karena tidak mendapatkan umpan balik berupa penilaian dan perbaikan guna penyempurnaan sistem pengendalian intern pada suatu organisasi. Pedoman ini disusun untuk memberikan acuan praktis bagi pimpinan. instansi. pemerintah. dalam. menciptakan. dan. melaksanakan sistem pengendalian intern, khususnya pada unsur pemantauan dengan sub unsur evaluasi terpisah dan tindak lanjut di lingkungan instansi yang dipimpinnya. Hal-hal yang dicakup dalam pedoman teknis ini adalah acuan mendasar yang berlaku secara umum bagi seluruh instansi pemerintah, yang minimal harus dipenuhi dalam menerapkan evaluasi terpisah dan tindak lanjut, namun tidak mengatur secara spesifik bagi instansi tertentu. Instansi pemerintah hendaknya dapat mengembangkan lebih jauh langkah-langkah yang perlu diambil, sesuai dengan kebutuhan organisasi, dengan tetap mengacu dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan perkembangan teori dan praktik-praktik sistem pengendalian intern, pedoman ini dapat disesuaikan di kemudian hari. 5.2 Evaluasi Terpisah. 33.

(41)

(42)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil perbandingan di atas didapatkan bahwa sub-indikator yang secara individu disikapi dengan perbedaan pendapat yang cukup signifikan diantara responden ternyata berbeda

OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan

Mempercepat penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) untuk terwujudnya pelaksanaan kegiatan instansi pemerintah yang efisien dan efektif, pelaporan

2) Menjelaskan unsur-unsur dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) berdasarkan PP 60 Tahun 2008. 5) Melaksanakan Evaluasi Pengendalian Intern Tingkat Entitas/Unit

(X S.) .«UI ((x ^ *) i) t (X > *) iu oi'?CLi Berdasarkan hadits Abdullah bin 'Amr, beliau berkata, "Rasulullah % bersabda, 'Ada dua hal yang jika dilakukan seorang

Dari hasil ini diperoleh suatu informasi bahwa minat belajar siswa sekolah dasar Gugus V di Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone sudah baik hal sejalan dengan pendapat

Dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka akan dilakukan penelitian ekstraksi gelatin dari cakar ayam dengan variasi konsentrasi asam asetat dan lama

Angka Kecukupan Gizi Energi (AKG_E) yang tertinggi ditemukan pada buruh yang bekerja pada bagian potong selanjutnya secar berturut-turut bagian jahit, mesin, setrika,