• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN FRAKTUR VERTEBRA

DENGAN FRAKTUR VERTEBRA

OLEH : OLEH : KADEK

KADEK AYU AYU JATI JATI MURNI MURNI (0902105038)(0902105038)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

UDAYANA

2012

2012

(2)
(3)

A.

A. KONSEP DASAR PENYAKITKONSEP DASAR PENYAKIT

1.

1. Definisi/pengertianDefinisi/pengertian

Fraktur adalah diskontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan Fraktur adalah diskontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan (R.Syamsuhidayat, 1997). Tanda

(R.Syamsuhidayat, 1997). Tanda

 – 

 – 

tanda khas terjadinya fraktur adanyatanda khas terjadinya fraktur adanya krepitasi, disfungsi serta dislokasi.

krepitasi, disfungsi serta dislokasi.

Fraktur vertebra adalah terputusnya discus invertebralis yang berdekatan dan Fraktur vertebra adalah terputusnya discus invertebralis yang berdekatan dan berbagai tingkat perpindahan fragmen

berbagai tingkat perpindahan fragmen tulang(Theodoretulang(Theodore, 1993)., 1993). 2.

2. Patofisiologi Fraktur VertebraPatofisiologi Fraktur Vertebra

Menurut chairudin Rasjad (1998) menegaskan bahwa semua trauma tulang Menurut chairudin Rasjad (1998) menegaskan bahwa semua trauma tulang belakang harus dianggap sebagai trauma yang hebat. Oleh karena itu, klien belakang harus dianggap sebagai trauma yang hebat. Oleh karena itu, klien harus diperlakukan secara hati

harus diperlakukan secara hati

 – 

 – 

hati saat pertolongan pertama dan dibawa kehati saat pertolongan pertama dan dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan transportasi. Trauma pada tulang belakang rumah sakit dengan menggunakan transportasi. Trauma pada tulang belakang dapat mengenai jaringan lunak pada tulang belakang (ligamen dan diskus), dapat mengenai jaringan lunak pada tulang belakang (ligamen dan diskus), tulang belakang dan sumsum tulang

tulang belakang dan sumsum tulang belakang.belakang.

Penyebab trauma tulang belakang adalah kecelakaan lalu lintas, kecelakaan Penyebab trauma tulang belakang adalah kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga, kecelakaan industri, kecelakaan lain seperti jatuh dari pohon atau olahraga, kecelakaan industri, kecelakaan lain seperti jatuh dari pohon atau bangunan, luka tusuk, luka tembak, trauma kerana tali pengaman (fraktur bangunan, luka tusuk, luka tembak, trauma kerana tali pengaman (fraktur chance), kejatuhan benda keras. Sebagian besar trauma tulang belakang yang chance), kejatuhan benda keras. Sebagian besar trauma tulang belakang yang mengenai tulang tidak disertai kelainan pada sumsum tulang belakang 4:1 mengenai tulang tidak disertai kelainan pada sumsum tulang belakang 4:1 disertai kelainan pada sumsum

disertai kelainan pada sumsum tulang belakang.tulang belakang.

Mekanisme trauma yang terjadi pada trauma tulang belakang adalah: Mekanisme trauma yang terjadi pada trauma tulang belakang adalah: a.

a. Fleksi. Trauma terjadi akibat fleksi dan diserta dengan sedikit kompresiFleksi. Trauma terjadi akibat fleksi dan diserta dengan sedikit kompresi pada vertebra. Vertebra mengalami tekanan berbentuk remuk yang dapat pada vertebra. Vertebra mengalami tekanan berbentuk remuk yang dapat menyebabkan kerusakan atau tanpa kerusakan ligamen posterior. Apabila menyebabkan kerusakan atau tanpa kerusakan ligamen posterior. Apabila terdapat kerusakan ligamen posterior, fraktus bersifat tidak stabil dan terdapat kerusakan ligamen posterior, fraktus bersifat tidak stabil dan dapat terjadi subluksasi.

dapat terjadi subluksasi. b.

b. Fleksi dan rotasi. Trauma jenis ini merupakan trauma fleksi yang bersamaFleksi dan rotasi. Trauma jenis ini merupakan trauma fleksi yang bersama

 – 

 – 

sama dengan rotasi. Pada trauma ini terdapat strain dan ligamen dansama dengan rotasi. Pada trauma ini terdapat strain dan ligamen dan kapsul serta ditemukan fraktur faset. Pada kejadian ini terjadi pergerakan kapsul serta ditemukan fraktur faset. Pada kejadian ini terjadi pergerakan ke depan atau dislokasi vertebra diatasnya. Semua fraktur dislokasi ke depan atau dislokasi vertebra diatasnya. Semua fraktur dislokasi bersifat tidak stabil.

(4)
(5)

c.

c. Kompresi vertikal (aksial). Trauma vertikal yang secara langsungKompresi vertikal (aksial). Trauma vertikal yang secara langsung mengenai vertebra akan menyebabkan kompresi aksial. Nukleus polposus mengenai vertebra akan menyebabkan kompresi aksial. Nukleus polposus akan memecahkan permukaan serta badan vertebra secara vertikal. akan memecahkan permukaan serta badan vertebra secara vertikal. Material diskus akan masuk dalam badan vertebra dan menyebabkan Material diskus akan masuk dalam badan vertebra dan menyebabkan vertebra bisa menjadi rekah (pecah). Pada trauma jenis ini elemen vertebra bisa menjadi rekah (pecah). Pada trauma jenis ini elemen posterior masih utuh sehingga fraktur yang terjadi

posterior masih utuh sehingga fraktur yang terjadi bersifat stabil.bersifat stabil. d.

d. Hiperekstensi atau retroekstensi. Biasanya terjadi hiperekstensi sehinggaHiperekstensi atau retroekstensi. Biasanya terjadi hiperekstensi sehingga terjadi kombinasi distraksi dan ekstensi. Keadaan ini sering ditemukan terjadi kombinasi distraksi dan ekstensi. Keadaan ini sering ditemukan pada vertebra servikalis dan jarang pada vertebra torakolumbalis. pada vertebra servikalis dan jarang pada vertebra torakolumbalis. Ligammen anterior dan diskus dapat mengalami kerusakan atau terjadi Ligammen anterior dan diskus dapat mengalami kerusakan atau terjadi fraktur pada arkus neuralis. Fraktur ini

fraktur pada arkus neuralis. Fraktur ini biasanya bersifat stabil.biasanya bersifat stabil. e.

e. Fleksi lateral. Kompresi atau trauma distraksi yang menimbulkan fleksiFleksi lateral. Kompresi atau trauma distraksi yang menimbulkan fleksi lateral akan menyebabkan fraktur pada komponen lateral, yaitu pedikel, lateral akan menyebabkan fraktur pada komponen lateral, yaitu pedikel, foramen vertebra dan sendi laser.

foramen vertebra dan sendi laser. f.

f. Fraktur dislokasi. Trauma yang menyebabkan terjadinya fraktur tulangFraktur dislokasi. Trauma yang menyebabkan terjadinya fraktur tulang belakang dan dislokasi pada tulang

belakang dan dislokasi pada tulang belakang.belakang.

Pada pasien dengan fraktur vertebra datang dengan nyeri tekan akut, Pada pasien dengan fraktur vertebra datang dengan nyeri tekan akut, pembengkakan, spasme otot paravertebralis dan perubahan lengkungan pembengkakan, spasme otot paravertebralis dan perubahan lengkungan normal atau adanya gap antara prosesus spinosus. Nyeri akan memberat saat normal atau adanya gap antara prosesus spinosus. Nyeri akan memberat saat bergerak, batuk atau pembebanan berat badan (Brunner dan Suddarth, 2001; bergerak, batuk atau pembebanan berat badan (Brunner dan Suddarth, 2001; 2387). Trauma pada sumsum tulang belakang dapat terjadi perdarahan pada 2387). Trauma pada sumsum tulang belakang dapat terjadi perdarahan pada sumsum tulang belakang yang disebut hematomiela. Gejala yang penting sumsum tulang belakang yang disebut hematomiela. Gejala yang penting adalah tetap adanya sensibilitas di bawag trauma (pinprick perianal). Gejala adalah tetap adanya sensibilitas di bawag trauma (pinprick perianal). Gejala yang paling sering terjadi adalah sindrom sentral berupa paralisis layu yang yang paling sering terjadi adalah sindrom sentral berupa paralisis layu yang diikuti paralisis lower motor neuron anggota gerak atas dan paralisis upper diikuti paralisis lower motor neuron anggota gerak atas dan paralisis upper motor neuron (spastik) dari anggota gerak bawah disertai kontrol kandung motor neuron (spastik) dari anggota gerak bawah disertai kontrol kandung kemih dan sensibilitas perianal yang tetap baik. Trauma tulang belakang jika kemih dan sensibilitas perianal yang tetap baik. Trauma tulang belakang jika mengenai:

mengenai: a.

a. Vertebra servikalis. Jika terjadi trauma pada vertebra servikalis, makaVertebra servikalis. Jika terjadi trauma pada vertebra servikalis, maka dapat terjadi kelumpuhan otot pernapasan karena blok saraf simpatis dapat terjadi kelumpuhan otot pernapasan karena blok saraf simpatis sehingga klien dapat mengalami gagal napas. Trauma vertebra servikalis sehingga klien dapat mengalami gagal napas. Trauma vertebra servikalis

(6)
(7)

 juga

 juga dapat dapat menyebabkan menyebabkan quadiplegik quadiplegik dengan dengan disfungsi disfungsi kedua kedua lengan,lengan, kedua kaki, defekasi dan

kedua kaki, defekasi dan berkemih.berkemih. b.

b. Vertebra torakolumbalis. Dapat terjadi paraplegi dan gangguna dalamVertebra torakolumbalis. Dapat terjadi paraplegi dan gangguna dalam menelan.

menelan. c.

c. Vertebra sakralis. Jika trauma terjadi pada vertebra ini akan terjadiVertebra sakralis. Jika trauma terjadi pada vertebra ini akan terjadi disfungsi bladder dan bowel. Trauma pada sakralis juga dapat disfungsi bladder dan bowel. Trauma pada sakralis juga dapat menyebabk

menyebabkan penis an penis erection.erection.

3.

3. Manifestasi KlinisManifestasi Klinis

Manifestasi klinik fraktur antara lain : Manifestasi klinik fraktur antara lain : 

 Edema/pembengkakanEdema/pembengkakan 

 Nyeri: spasme otot akibat reflek involunter pada otot, trauma langsungNyeri: spasme otot akibat reflek involunter pada otot, trauma langsung pada jaringan, peningkatan tekanan pada saraf sensori, pergerakan pada pada jaringan, peningkatan tekanan pada saraf sensori, pergerakan pada daerah fraktur.

daerah fraktur.

 Spasme otot: respon perlindungan terhadap injuri dan frakturSpasme otot: respon perlindungan terhadap injuri dan fraktur 

 DeformitasDeformitas 

 Echimosis: ekstravasasi darah didalam jaringan subkutanEchimosis: ekstravasasi darah didalam jaringan subkutan 

 Kehilangan fungsiKehilangan fungsi 

 Crepitasi: pada palpasi adanya udara pada jaringan akibat trauma terbukaCrepitasi: pada palpasi adanya udara pada jaringan akibat trauma terbuka

Manifestasi klinis fraktur vertebra berdasarkan lokasi fraktur adalah Manifestasi klinis fraktur vertebra berdasarkan lokasi fraktur adalah a.

a. Manifestasi klinis fraktur vertebra pada cervicalManifestasi klinis fraktur vertebra pada cervical C1-C3 :

C1-C3 : gangguagangguan fungsi n fungsi diafragma (untuk pernapasan)diafragma (untuk pernapasan) C4

C4 : : gangguan gangguan fungsi fungsi biceps biceps dan dan lengan lengan atasatas C5

C5 : : gangguan gangguan fungsi fungsi tangan tangan dan dan pergelangan pergelangan tangantangan C6

C6 : : gangguan gangguan fungsi fungsi tangan tangan secara secara komplitkomplit C7

C7 : : gangguan gangguan fungsi fungsi jari jari serta serta otot otot triseptrisep C8

C8 : : gangguan gangguan fungsi fungsi jarijari

Gangguan motoriknya yaitu kerusakan setinggi servical menyebabkan Gangguan motoriknya yaitu kerusakan setinggi servical menyebabkan kelumpuhan tetraparese

kelumpuhan tetraparese b.

b. Manifestasi klinis fraktur vertebra pada torakalManifestasi klinis fraktur vertebra pada torakal T1

(8)
(9)

T1-T8

T1-T8 : : gangguagangguan n fungsi fungsi pengendaliapengendalian n otot otot abdominal, abdominal, gangguagangguann stabilitas tubuh

stabilitas tubuh

T9-T12 : kehilangan parsial fungsi otot

T9-T12 : kehilangan parsial fungsi otot abdominal dan batang tubuhabdominal dan batang tubuh c.

c. Manifestasi klinis fraktur vertebra pada lumbalManifestasi klinis fraktur vertebra pada lumbal

Gangguan motorik yaitu kerusakan pada thorakal sampai dengan lumbal Gangguan motorik yaitu kerusakan pada thorakal sampai dengan lumbal memberikan gejala paraparese

memberikan gejala paraparese L1

L1 : : AbdominalisAbdominalis L2

L2 : : Gangguan Gangguan fungsi fungsi ejakulasiejakulasi L3

L3 : : QuadricepsQuadriceps L4-L5

L4-L5 : Ganguan Hamstring dan k: Ganguan Hamstring dan knee, gangguanee, gangguan fleksi kaki dan lututn fleksi kaki dan lutut d.

d. Manifestasi klinis fraktur vertebra pada sakralManifestasi klinis fraktur vertebra pada sakral Gangguang motorik kerusakan pada daerah

Gangguang motorik kerusakan pada daerah sacral menyebabkan gangguansacral menyebabkan gangguan miksi & defekasi tanpa para parese

miksi & defekasi tanpa para parese Segmen lumbar dan sacral

Segmen lumbar dan sacral

Cedera pada segmen lumbar dan sakral dapat mengganggu pengendalian Cedera pada segmen lumbar dan sakral dapat mengganggu pengendalian tungkai, sistem saluran kemih dan anus. Selain itu gangguan fungsi tungkai, sistem saluran kemih dan anus. Selain itu gangguan fungsi sensoris dan motoris, cedera vertebra dapat berakibat lain seperti sensoris dan motoris, cedera vertebra dapat berakibat lain seperti spastisitas atau atrofi otot.

spastisitas atau atrofi otot. S1

S1 : : Gangguan Gangguan pengendalian pengendalian tungkaitungkai S2-S4

S2-S4 : : Penile Penile ErectionErection S2-S3

S2-S3 : Gangguan : Gangguan system salusystem saluran kemih daran kemih dan anusn anus

4.

4. KomplikasiKomplikasi a. Syok  a. Syok 

Syok hipovolemik akibat perdarahan dan kehilangan cairan ekstrasel ke Syok hipovolemik akibat perdarahan dan kehilangan cairan ekstrasel ke  jaringan

 jaringan yang rusak yang rusak sehingga terjadi sehingga terjadi kehilangan darah kehilangan darah dalam jumlah dalam jumlah besarbesar akibat trauma.

akibat trauma. b. Mal union b. Mal union

Pada keadaan ini terjadi penyambungan fraktur yang tidak normal sehingga Pada keadaan ini terjadi penyambungan fraktur yang tidak normal sehingga menimbulkan deformitas. Gerakan ujung patahan akibat imobilisasi yang menimbulkan deformitas. Gerakan ujung patahan akibat imobilisasi yang  jelek

 jelek menyebabkamenyebabkan n mal mal union, union, selain selain itu itu infeksi infeksi dari dari jaringan jaringan lunak lunak yangyang terjepit diantara fragmen tulang, akhirnya ujung patahan dapat saling terjepit diantara fragmen tulang, akhirnya ujung patahan dapat saling

(10)
(11)

beradaptasi dan membentuk sendi palsu dengan sedikit

beradaptasi dan membentuk sendi palsu dengan sedikit gerakan (non union)gerakan (non union)  juga dapat me

 juga dapat menyebabkan mnyebabkan mal union.al union. c.

c. Non Non unionunion

Dimana secara klinis dan radiologis tidak terjadi penyambungan tulang. Dimana secara klinis dan radiologis tidak terjadi penyambungan tulang. Non union dapat di bagi

Non union dapat di bagi menjadi beberapa tipe, yaitu:menjadi beberapa tipe, yaitu: -

- Tipe I (HypertrophTipe I (Hypertrophic non union), tidak aic non union), tidak akan terjadi proseskan terjadi proses penyembuhan fraktur dan diantara fragmen fraktur tumbuh jaringan penyembuhan fraktur dan diantara fragmen fraktur tumbuh jaringan fibros yang masih mempunyai potensi untuk union dengan melakukan fibros yang masih mempunyai potensi untuk union dengan melakukan koreksi fiksasi dan bone grafting.

koreksi fiksasi dan bone grafting. -

- Tipe II Tipe II (atropic (atropic non non union), dunion), disebut isebut juga juga sendi sendi palsu palsu (pseudoartros(pseudoartrosis)is) terdapat jaringan synovial sebagai kapsul sendi beserta ronga cairan terdapat jaringan synovial sebagai kapsul sendi beserta ronga cairan yang berisi cairan, proses union tidak akan tercapai walaupun yang berisi cairan, proses union tidak akan tercapai walaupun dilakukan imobilisasi lama.

dilakukan imobilisasi lama.

Beberapa faktor yang menimbulkan non union seperti disrupsi periosteum Beberapa faktor yang menimbulkan non union seperti disrupsi periosteum yang luas, hilangnya vaskularisasi fragmen-fragmen fraktur, waktu yang luas, hilangnya vaskularisasi fragmen-fragmen fraktur, waktu imobilisasi yang tidak memadai, distraksi interposisi, infeksi dan penyakit imobilisasi yang tidak memadai, distraksi interposisi, infeksi dan penyakit tulang (fraktur patologis).Non union adalah ji

tulang (fraktur patologis).Non union adalah jika tulang tidak menyambungka tulang tidak menyambung dalam waktu 20 minggu. Hal ini diakibatkan oleh reduksi yang kurang dalam waktu 20 minggu. Hal ini diakibatkan oleh reduksi yang kurang memadai.

memadai. d.

d. Delayed Delayed unionunion

Delayed union adalah penyembuhan fraktur yang terus berlangsung dalam Delayed union adalah penyembuhan fraktur yang terus berlangsung dalam waktu lama atau lambat dari waktu proses penyembuhan fraktur secara waktu lama atau lambat dari waktu proses penyembuhan fraktur secara normal. Pada pemeriksaan radiografi tidak terlihat bayangan sklerosis normal. Pada pemeriksaan radiografi tidak terlihat bayangan sklerosis pada ujung-ujung fraktur.

pada ujung-ujung fraktur. e.

e. Tromboemboli, Tromboemboli, infeksi, infeksi, koagulopati koagulopati intravaskuler intravaskuler diseminata diseminata (KID).(KID).

Infeksi terjadi karena adanya kontaminasi kuman pada fraktur terbuka atau Infeksi terjadi karena adanya kontaminasi kuman pada fraktur terbuka atau pada saat pembedahan dan mungkin pula disebabkan oleh pemasangan pada saat pembedahan dan mungkin pula disebabkan oleh pemasangan alat seperti plate, paku pada fraktur.

alat seperti plate, paku pada fraktur. f.

f. Emboli Emboli lemak lemak 

Saat fraktur, globula lemak masuk ke dalam darah

Saat fraktur, globula lemak masuk ke dalam darah karena tekanan sumsumkarena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler. Globula lemak akan bergabung tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler. Globula lemak akan bergabung dengan trombosit dan membentuk emboli yang kemudian menyumbat dengan trombosit dan membentuk emboli yang kemudian menyumbat

(12)
(13)

pembuluh darah kecil,

pembuluh darah kecil, yang yang memasok memasok ke ke otak, paru, gotak, paru, ginjal, dan injal, dan organorgan lain.

lain. g.

g. Sindrom Sindrom KompartemenKompartemen

Terjadi akibat tekanan intra kompartemen otot pada tungkai atas maupun Terjadi akibat tekanan intra kompartemen otot pada tungkai atas maupun tungkai bawah sehingga terjadi penekanan neurovaskuler sekitarnya. tungkai bawah sehingga terjadi penekanan neurovaskuler sekitarnya. Fenomena ini disebut ischemi volkmann. Ini dapat terjadi pula pada Fenomena ini disebut ischemi volkmann. Ini dapat terjadi pula pada pemasangan gips yang terlalu ketat sehingga dapat mengganggu aliran pemasangan gips yang terlalu ketat sehingga dapat mengganggu aliran darah dan terjadi edema didalam otot.

darah dan terjadi edema didalam otot.

Apabila ischemi dalam 6 jam pertama tidak mendapatkan tindakan dapat Apabila ischemi dalam 6 jam pertama tidak mendapatkan tindakan dapat mengakibatkan kematian/nekrosis otot yang nantinya akan diganti dengan mengakibatkan kematian/nekrosis otot yang nantinya akan diganti dengan  jaringan

 jaringan fibros fibros yang yang secara secara perlahan-lahan perlahan-lahan menjadi menjadi pendek pendek dan dan disebutdisebut dengan kontraktur volkmann.

dengan kontraktur volkmann.

Gejala klinisnya adalah 5 P yaitu Pain (nyeri), Parestesia, Pallor (pucat), Gejala klinisnya adalah 5 P yaitu Pain (nyeri), Parestesia, Pallor (pucat), Pulseness (denyut nadi hilang) dan Paralisis.

Pulseness (denyut nadi hilang) dan Paralisis. h.

h. Cedera vascCedera vascular dan kerusakaular dan kerusakan syaraf yang dn syaraf yang dapat menimbulkan isapat menimbulkan iskemia,kemia, dan gangguan syaraf. Keadaan ini diakibatkan oleh adanya injuri atau dan gangguan syaraf. Keadaan ini diakibatkan oleh adanya injuri atau keadaan penekanan syaraf karena pemasangan gips, balutan atau keadaan penekanan syaraf karena pemasangan gips, balutan atau pemasanga

pemasangan n traksi.traksi. i. Dekubitus

i. Dekubitus

Terjadi akibat penekanan jaringan lunak tulang oleh gips, oleh karena itu Terjadi akibat penekanan jaringan lunak tulang oleh gips, oleh karena itu perlu diberikan bantalan yang t

perlu diberikan bantalan yang tebal pada daerah-daerah yang menonjol.ebal pada daerah-daerah yang menonjol.

5.

5. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan Diagnostik  a.

a. Pemeriksaan radiologi.Pemeriksaan radiologi.

Sebagai penunjang,pemeriksaan yang penting adalah pencitraan Sebagai penunjang,pemeriksaan yang penting adalah pencitraan menggunaka

menggunakan sinar Rongent (Sinar-X). n sinar Rongent (Sinar-X). Untuk mendapatkan gambaran tigaUntuk mendapatkan gambaran tiga dimensi

dimensi dari keadaan dari keadaan dan kedududan kedudukan tulang ykan tulang yang sulit, kita ang sulit, kita memerlukanmemerlukan dua proyeksi, yaitu AP atau PA dan lateral. Dalam keadaan tertentu dua proyeksi, yaitu AP atau PA dan lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan

diperlukan proyeksi proyeksi tambahan tambahan (khusus) (khusus) jika jika ada ada indikasi indikasi untuk untuk  memperlihatkan patologi yang dicari karena adanya superposisi. Perlu memperlihatkan patologi yang dicari karena adanya superposisi. Perlu disadari bahwa permintaan sinar-X harus atas dasar indikasi kegunaan. disadari bahwa permintaan sinar-X harus atas dasar indikasi kegunaan.

(14)
(15)

Selain foto polos sinar- X (plane X-ray) mungkin diperlukan teknik  Selain foto polos sinar- X (plane X-ray) mungkin diperlukan teknik  khusus, seperti hal

khusus, seperti hal

 – 

 – 

hal berikut:hal berikut: 

 Tomografi, menggTomografi, menggambarkan tidak hambarkan tidak hanya satu sanya satu struktur truktur saja, tetapi jugasaja, tetapi juga struktur tertutup yang sulit divisualisasikan. Pada kasus ini ditemukan struktur tertutup yang sulit divisualisasikan. Pada kasus ini ditemukan kerusakan struktur yang kompleks, tidak hanya pada satu

kerusakan struktur yang kompleks, tidak hanya pada satu struktur saja,struktur saja, tetapi pada struktur lain

tetapi pada struktur lain yang juga mengalami kerusakan.yang juga mengalami kerusakan. 

 Mielografi, menggambarkan cabangMielografi, menggambarkan cabang

 – 

 – 

cabang saraf spinal dancabang saraf spinal dan pembuluh darah di ruang tulang vertebra yang mengalami kerusakan pembuluh darah di ruang tulang vertebra yang mengalami kerusakan akibnat trauma.

akibnat trauma. 

 Artrografi, menggambarkan jaringan ikat yang rusak karenaArtrografi, menggambarkan jaringan ikat yang rusak karena rudapaksa.

rudapaksa. 

 Computed TomographyComputed Tomography

 – 

 – 

Scanning, menggambarkan potongan secaraScanning, menggambarkan potongan secara tranversal dari tulang tempat terdapatnya struktur tulang yang rusak. tranversal dari tulang tempat terdapatnya struktur tulang yang rusak. pemeriksaan ini sifatnya membuat gambar vertebra menjadi 2 dimensi pemeriksaan ini sifatnya membuat gambar vertebra menjadi 2 dimensi . Pemeriksaan vertebra dilakukan dengan melihat irisan-irisan yang . Pemeriksaan vertebra dilakukan dengan melihat irisan-irisan yang dihasilkan CT scan.

dihasilkan CT scan.

b.

b. Pemeriksaan laboratorium.Pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan laboratorium yang lazim digunakan untuk mengetahui lebih Pemeriksaan laboratorium yang lazim digunakan untuk mengetahui lebih  jauh kelainan y

 jauh kelainan yang terjadi meliputi halang terjadi meliputi hal

 – 

 – 

hal sebagai berikut:hal sebagai berikut: 

 Kalsium serum dan fosfor serum meningkat pada tahap penyembuhanKalsium serum dan fosfor serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.

tulang. 

 Fosfatase alkali meningkat pada saat kerusakan tulang danFosfatase alkali meningkat pada saat kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk

menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.tulang. 

 Enzim otot seperti kreatinin kinase, laktat dehidrogenase (LDHEnzim otot seperti kreatinin kinase, laktat dehidrogenase (LDH

 – 

 – 

5),5), aspartat amino transferase (AST), dan .. meningkat pada tahap aspartat amino transferase (AST), dan .. meningkat pada tahap penyembuhan tulang.

penyembuhan tulang.

c.

c. Pemeriksaan LainPemeriksaan Lain

 – 

 – 

lain.lain.

Pada pemeriksaan kultur mikroorganisme dan tes sensitivitas didapatkan Pada pemeriksaan kultur mikroorganisme dan tes sensitivitas didapatkan mikroorganisme penyebab infeksi.

(16)
(17)

 Biopsi tulang dan otot: pada intinya, pemeriksaan ini sama denganBiopsi tulang dan otot: pada intinya, pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan di atas, tetapi lebih diindikasikan bila terjadi

pemeriksaan di atas, tetapi lebih diindikasikan bila terjadi infeksi.infeksi. 

 Elektromiografi: terdapat kerusakan konduksi saraf akibat Elektromiografi: terdapat kerusakan konduksi saraf akibat fraktur.fraktur. 

 Artroskopi: didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karenaArtroskopi: didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma yang berlebihan.

trauma yang berlebihan. 

 Indium imaging: pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi padaIndium imaging: pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang.

tulang. 

 MRI: menggambarakan semua kerusakan akibat fraktur. PemeriksaanMRI: menggambarakan semua kerusakan akibat fraktur. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang frekuensiradio untuk memberikan ini menggunakan gelombang frekuensiradio untuk memberikan informasi detail mengenai jaringan lunak di aerah vertebra. Gambaran informasi detail mengenai jaringan lunak di aerah vertebra. Gambaran yang akan dihasilkan adalah gambaran 3 dimensi . MRIsering yang akan dihasilkan adalah gambaran 3 dimensi . MRIsering digunakan untuk mengetahui kerusakan jaringan lunak pada ligament digunakan untuk mengetahui kerusakan jaringan lunak pada ligament dan diskus intervertebralis dan menilai cedera medulla spinalis.

dan diskus intervertebralis dan menilai cedera medulla spinalis.

6.

6. Cara Mengukur Kekuatan OtotCara Mengukur Kekuatan Otot

Untuk mengukur kekuatan otot klien harus berada pada posisi stabil. Klien Untuk mengukur kekuatan otot klien harus berada pada posisi stabil. Klien melakukan manuver yang menunjukkan kekuatan sekelompok otot mayor. melakukan manuver yang menunjukkan kekuatan sekelompok otot mayor. Bandingkan pasangan otot yang simetris. Lengan pada sisi dominan Bandingkan pasangan otot yang simetris. Lengan pada sisi dominan normalnya lebih kuat daripada lengan pada sisi nondominan. Pada lansia normalnya lebih kuat daripada lengan pada sisi nondominan. Pada lansia kehilangan massa otot menyebabkan kelemahan bilateral, tetapi kekuatan otot kehilangan massa otot menyebabkan kelemahan bilateral, tetapi kekuatan otot tetap lebih besar pada lengan atau tungkai yang dominan.

tetap lebih besar pada lengan atau tungkai yang dominan.

Setiap kelompok otot harus diperiksa. Perawat meminta klien untuk terlebih Setiap kelompok otot harus diperiksa. Perawat meminta klien untuk terlebih dahulu merilekskan otot yang akan diperiksa dan kemudian menahannya dahulu merilekskan otot yang akan diperiksa dan kemudian menahannya pada saat perawat memberi tekanan yang berlawanan terhadap fleksi tersebut. pada saat perawat memberi tekanan yang berlawanan terhadap fleksi tersebut. Tidak membiarkan klien menggerakkkan sendi tersebut merupakan hal yang Tidak membiarkan klien menggerakkkan sendi tersebut merupakan hal yang sangat penting. Perawat secara bertahap meningkatkan tekanan pada sangat penting. Perawat secara bertahap meningkatkan tekanan pada kelompok otot (misal ekstensi siku). Klien menahan tekanan yang diberikan kelompok otot (misal ekstensi siku). Klien menahan tekanan yang diberikan oleh perawat dengan mencoba melawan tahanan tersebut (misal fleksi siku). oleh perawat dengan mencoba melawan tahanan tersebut (misal fleksi siku). Klien menahannya sampai diinstruksikan untuk berhenti. Pada s

Klien menahannya sampai diinstruksikan untuk berhenti. Pada s aat pemeriksaaat pemeriksa memvariasikan jumlah tekanan yang diberikan, sendi

memvariasikan jumlah tekanan yang diberikan, sendi tersebut akan bergerak.tersebut akan bergerak. Jika diidentifikasi terjadi kelemahan, ukuran otot

Jika diidentifikasi terjadi kelemahan, ukuran otot harus dibandingkan denganharus dibandingkan dengan bagian otot lain yang sama dengan mengukur lingkar tubuh otot dengan pita bagian otot lain yang sama dengan mengukur lingkar tubuh otot dengan pita

(18)
(19)

ukur. Otot yang mengalami atrofi (penurunan ukuran) dapat terasa lunak dan ukur. Otot yang mengalami atrofi (penurunan ukuran) dapat terasa lunak dan liat.

liat.

Manuver Untuk Mengkaji Kekuatan Otot Manuver Untuk Mengkaji Kekuatan Otot

Kelompok

Kelompok Otot Otot ManuverManuver Leher

Leher

(sternokleidomastoideus) (sternokleidomastoideus)

Letakkan tangan dengan mantap pada rahang atas Letakkan tangan dengan mantap pada rahang atas klien. Minta klienmemiringkan kepala melawan klien. Minta klienmemiringkan kepala melawan tahanan tersebut.

tahanan tersebut. Bahu

Bahu (trapezius) (trapezius) Letakkan Letakkan tangan tangan diatas diatas garis garis tengah tengah bahu bahu klien,klien, beri tekanan. Minta klien mengangkat bahunya beri tekanan. Minta klien mengangkat bahunya melawan tekanan tersebut

melawan tekanan tersebut Siku Siku   BicepsBiceps   TrisepsTriseps

Tarik ke bawah lengan atas pada saat klien Tarik ke bawah lengan atas pada saat klien berusaha memfleksikan lengannya tersebut

berusaha memfleksikan lengannya tersebut

Pada saat klien memfleksikan lengan, beri Pada saat klien memfleksikan lengan, beri tekanan pada lengan atas. Minta klien untuk  tekanan pada lengan atas. Minta klien untuk  mengencangkan tangan. mengencangkan tangan. Pinggul Pinggul   KuadrisepsKuadriseps   GastroknemiusGastroknemius

Pada saat klien duduk, beri tekanan ke bawah Pada saat klien duduk, beri tekanan ke bawah pada paha. Minta klien

pada paha. Minta klien untuk mengangkat tungkaiuntuk mengangkat tungkai dari meja.

dari meja.

Klien duduk, menahan garas tungkai yang fleksi. Klien duduk, menahan garas tungkai yang fleksi. Minta klien untuk mengencangkan tungkai Minta klien untuk mengencangkan tungkai melawan tekanan tersebut.

melawan tekanan tersebut.

Skala Kekuatan Otot Skala Kekuatan Otot

Tingkat

Tingkat Fungsi Fungsi Otot Otot SkalaSkala Nilai

Nilai % % Normal Normal Skala Skala LovettLovett Tidak

Tidak ada ada bukti bukti kontraktilitas kontraktilitas 0 0 0 0 O O (nol)(nol) Sedikit

Sedikit kontraktilitas, kontraktilitas, tidak tidak ada ada gerakan gerakan 1 1 10 10 TT

(trace/sedikit) (trace/sedikit) Rentang

(20)
(21)

* *

Rentang

Rentang gerak gerak penuh penuh dengan dengan gravitasi gravitasi 3 3 50 50 F F (fair/sedang)(fair/sedang) Rentang gerak penuh melawan gravitasi,

Rentang gerak penuh melawan gravitasi, beberapa resistensi

beberapa resistensi

4

4 75 75 G G (good/baik)(good/baik)

Rentang gerak penuh melawan gravitasi, Rentang gerak penuh melawan gravitasi, resistensi penuh resistensi penuh 5 5 100 100 N N (normal)(normal) *Gerakan pasif  *Gerakan pasif  7.

7. Penkes Penkes Yang Yang Diperlukan Diperlukan Pada Pada Pasien Pasien Faraktur Faraktur VertebraVertebra

 Memberikan informasi tentang fraktur vertebra seperti terapi yang harusMemberikan informasi tentang fraktur vertebra seperti terapi yang harus dijalani, komplikasi yang mungkin terjadi pada fraktur vertebra, dan dijalani, komplikasi yang mungkin terjadi pada fraktur vertebra, dan kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada fraktur vertebra seperti kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada fraktur vertebra seperti terjadinya kelumpuhan.

terjadinya kelumpuhan. 

 Memberikan informasi tentang gerakan-gerakan yang boleh atau tidak Memberikan informasi tentang gerakan-gerakan yang boleh atau tidak  dilakukan pada fraktur vertebra.

dilakukan pada fraktur vertebra. 

 Memberikan informasi tentang latihan gerak yang harus dilakukan padaMemberikan informasi tentang latihan gerak yang harus dilakukan pada pasien fraktur vertebra. Aktivitas akan meningkatkan peredaran darah ( pasien fraktur vertebra. Aktivitas akan meningkatkan peredaran darah ( aktivitas yang boleh dilakukan).

aktivitas yang boleh dilakukan).

 Bila kondisi pasien sudah mulai membaik, sebaiknya kita sebagai perawatBila kondisi pasien sudah mulai membaik, sebaiknya kita sebagai perawat harus me

harus memberikan samberikan saran ran kepada kepada pasien agapasien agar tidak r tidak mengangkamengangkat bebant beban yang besa

yang besar r agar tidak mempagar tidak memperparah kondiserparah kondisi pasien.i pasien. 

 Perawat juga dapat memberikan informasi kepada keluarga pasien agarPerawat juga dapat memberikan informasi kepada keluarga pasien agar menjaga lingkungan disekitar pasien, seperti lantai yang tidak licin agar menjaga lingkungan disekitar pasien, seperti lantai yang tidak licin agar pasien tidak terjatuh.

pasien tidak terjatuh.

8.

8. PencegahaPencegahan Fraktur n Fraktur VertebraVertebra

Pencegahan terjadinya fraktur vertebra dapat dilakukan dengan mengadopsi Pencegahan terjadinya fraktur vertebra dapat dilakukan dengan mengadopsi kebiasaa

kebiasaan baik n baik dalam kehidupan sehari-hari, seperti:dalam kehidupan sehari-hari, seperti: 1.

1. Postur tubuh yang baik Postur tubuh yang baik 

Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah memperhatikan dan Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah memperhatikan dan menyadari setiap posisi tubuh Anda. Jadi, saat Anda menahan tubuh dalam menyadari setiap posisi tubuh Anda. Jadi, saat Anda menahan tubuh dalam posisi yang kaku, Anda akan segera menyadari munculnya ketegangan di posisi yang kaku, Anda akan segera menyadari munculnya ketegangan di

(22)
(23)

otot-otot yang Anda gunakan untuk duduk atau berdiri, dengan menekan otot-otot yang Anda gunakan untuk duduk atau berdiri, dengan menekan lengkungan alami tulang belakang. Postur tubuh yang buruk bisa lengkungan alami tulang belakang. Postur tubuh yang buruk bisa mengurangi kemampuan gerak bahu, sakit kronis, sulit berjalan, sakit mengurangi kemampuan gerak bahu, sakit kronis, sulit berjalan, sakit kepala dan leher, ketidakmampuan berolahraga, dan masih banyak lagi. kepala dan leher, ketidakmampuan berolahraga, dan masih banyak lagi. 2.

2. Lakukan gerakan yang benarLakukan gerakan yang benar

Jika mengangkat barang, gunakan otot kaki, bukan otot lengan atau Jika mengangkat barang, gunakan otot kaki, bukan otot lengan atau punggung. Jika hendak memungut barang yang berat, seperti tas belanjaan punggung. Jika hendak memungut barang yang berat, seperti tas belanjaan atau kotak barang, lengkungkan lutut Anda kemudian angkatlah, atau kotak barang, lengkungkan lutut Anda kemudian angkatlah, pertahankan agar punggung tetap lurus. Jika hendak bepergian keluar, pertahankan agar punggung tetap lurus. Jika hendak bepergian keluar, lebih baik menggunakan tas ransel dibandingkan tas yang disandang di lebih baik menggunakan tas ransel dibandingkan tas yang disandang di satu sisi bahu saja. Tas ransel akan membantu membagi beban dengan satu sisi bahu saja. Tas ransel akan membantu membagi beban dengan berat yang seimbang di kedua sisi tubuh.

berat yang seimbang di kedua sisi tubuh. 3.

3. Posisi tidur yang benarPosisi tidur yang benar

Hindari tidur telungkup. Saat perut tertekan ke bawah, maka akan Hindari tidur telungkup. Saat perut tertekan ke bawah, maka akan cenderung melengkungkan punggung Anda. Akibatnya, rasa sakit akan cenderung melengkungkan punggung Anda. Akibatnya, rasa sakit akan meningkat. Di sisi lain, tidur telentang juga tidak terlalu nyaman karena meningkat. Di sisi lain, tidur telentang juga tidak terlalu nyaman karena cenderung melengkungkan lumbar. Tidur pada satu sisi tubuh dengan cenderung melengkungkan lumbar. Tidur pada satu sisi tubuh dengan menekuk kaki di lutut, cenderung bisa meminimalkan stres tulang menekuk kaki di lutut, cenderung bisa meminimalkan stres tulang punggung dengan cara meluruskan lengkungan lumbar. Cobalan punggung dengan cara meluruskan lengkungan lumbar. Cobalan meletakkan 1 atau 2 bantal di bawah lutut untuk menarik pinggang ke atas, meletakkan 1 atau 2 bantal di bawah lutut untuk menarik pinggang ke atas, meratakan lengkungan lumbar dan mengurangi ketegangan di area meratakan lengkungan lumbar dan mengurangi ketegangan di area tersebut.

tersebut. 4.

4. Cobalah teknik-teknik relaksasiCobalah teknik-teknik relaksasi

Cobalah merelakskan otot-otot punggung saat Anda duduk di suatu tempat Cobalah merelakskan otot-otot punggung saat Anda duduk di suatu tempat terlalu lama. Lakukan latihan peregangan untuk menarik punggung atas terlalu lama. Lakukan latihan peregangan untuk menarik punggung atas dan bawah. Tahan setiap peregangan selama 5-10 detik dan lepaskan dan bawah. Tahan setiap peregangan selama 5-10 detik dan lepaskan secara perlahan.

secara perlahan. 5.

5. Turunkan berat badanTurunkan berat badan

Jika kelebihan berat badan, cobalah mengurangi berat di punggung Anda. Jika kelebihan berat badan, cobalah mengurangi berat di punggung Anda. Mulailah dengan latihan kardiovaskular paling tidak selama 3-5 kali Mulailah dengan latihan kardiovaskular paling tidak selama 3-5 kali seminggu. Aerobik merupakan saah satu jenis olahraga yang paling baik  seminggu. Aerobik merupakan saah satu jenis olahraga yang paling baik  untuk mencegah sakit punggung. Dengan membuat jantung dan paru-paru untuk mencegah sakit punggung. Dengan membuat jantung dan paru-paru

(24)
(25)

bekerja lebih keras dari biasanya, Anda bisa memulihkan kondisi fisik  bekerja lebih keras dari biasanya, Anda bisa memulihkan kondisi fisik  yang buruk dan menjadi penyebab sakit punggung.

yang buruk dan menjadi penyebab sakit punggung. 6.

6. IstirahatIstirahat

Jangan duduk terlalu kencang dan hindari duduk di kursi lebih dari 30 Jangan duduk terlalu kencang dan hindari duduk di kursi lebih dari 30 menit dalam sekali waktu. Jadi, bangunlah dan berjalanlah ke sekeliling menit dalam sekali waktu. Jadi, bangunlah dan berjalanlah ke sekeliling sebelum duduk kembali. Jangan duduk dengan memasukkan dompet datar sebelum duduk kembali. Jangan duduk dengan memasukkan dompet datar di saku belakang Anda. Dompet ini bisa menambah tekanan pada saraf  di saku belakang Anda. Dompet ini bisa menambah tekanan pada saraf  sciatic, yang bisa memicu sakit di

sciatic, yang bisa memicu sakit di punggung dan kaki.punggung dan kaki. 7.

7. Lakukan latihan untuk Lakukan latihan untuk menguatkan punggungmenguatkan punggung

Jika dilakukan secara teratur, latihan-latihan ini bisa menguatkan dan Jika dilakukan secara teratur, latihan-latihan ini bisa menguatkan dan melenturkan otot-otot punggung. Jika masih pemula, ada baiknya melenturkan otot-otot punggung. Jika masih pemula, ada baiknya menggunakan sabuk angkat beban untuk mencegah peregangan berlebih menggunakan sabuk angkat beban untuk mencegah peregangan berlebih pada punggung bawah. Selain itu, latihan dapat meningkatkan kelenturan pada punggung bawah. Selain itu, latihan dapat meningkatkan kelenturan tulang. Lakukan olahraga pembebanan secara teratur seperti jalan kaki, tulang. Lakukan olahraga pembebanan secara teratur seperti jalan kaki, bersepeda, jogging, dansa, tenis atau badminton, dan naik turun tangga. bersepeda, jogging, dansa, tenis atau badminton, dan naik turun tangga. Sebaiknya, kombinasikan juga dengan latihan kelenturan dan Sebaiknya, kombinasikan juga dengan latihan kelenturan dan keseimbangan.

keseimbangan. 8.

8. Penuhi kebutuhan kalsium dan vitamin DPenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D

Penuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D harian Anda. Pada orang dewasa Penuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D harian Anda. Pada orang dewasa usia di bawah 50 tahun membutuhkan 1.000 mg kalsium dan 400-800 IU usia di bawah 50 tahun membutuhkan 1.000 mg kalsium dan 400-800 IU vitamin D tiap harinya, orang dewasa usia di atas 50 tahun membutuhkan vitamin D tiap harinya, orang dewasa usia di atas 50 tahun membutuhkan kalsium 1.200 mg dan 800-1.000 IU vitamin

kalsium 1.200 mg dan 800-1.000 IU vitamin D setiap harinya.D setiap harinya. 9.

9. Konsultasi dengan Pelayanan KesehatanKonsultasi dengan Pelayanan Kesehatan Berdiskusi

Berdiskusi dengan dengan pemberi laypemberi layanan keanan kesehatan sehatan mengenai mengenai kemungkinankemungkinan Anda atau keluarga Anda berisiko terkena osteoporosis serta butuh atau Anda atau keluarga Anda berisiko terkena osteoporosis serta butuh atau tidaknya Anda menjalani tes pemeriksaan kepadatan tulang.

tidaknya Anda menjalani tes pemeriksaan kepadatan tulang. 10.

10. PekerjaanPekerjaan

Penelitian menunjukkan bahwa kecelakaan dalam mengemudikan mobil Penelitian menunjukkan bahwa kecelakaan dalam mengemudikan mobil adalah penyebab utama dari cidera tulang belakang, terutama para lelaki adalah penyebab utama dari cidera tulang belakang, terutama para lelaki yang berusia kurang dari 65 tahun. Untuk menghindari kecelakaan mobil, yang berusia kurang dari 65 tahun. Untuk menghindari kecelakaan mobil, pengemudi harus selalu:

(26)
(27)

 Menggunakan sabuk pengaman. Hal ini juga harus dilakukan semuaMenggunakan sabuk pengaman. Hal ini juga harus dilakukan semua penumpang yang ada di dalam kendaraan tersebut. Sabuk pengaman penumpang yang ada di dalam kendaraan tersebut. Sabuk pengaman akan berfungsi meminimalisir impact dari

akan berfungsi meminimalisir impact dari benturan kalau-kalau terjadibenturan kalau-kalau terjadi kecelakaan.

kecelakaan. 

 Mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan batas maksimum kecepatanMematuhi rambu-rambu lalu lintas dan batas maksimum kecepatan yang diizinkan setiap waktu.

yang diizinkan setiap waktu.

Bagi orang-orang yang berumur 65 tahun ke bawah, terutama wanita, Bagi orang-orang yang berumur 65 tahun ke bawah, terutama wanita, terjatuh merupakan penyebab nomor satu cidera tulang belakang. Untuk  terjatuh merupakan penyebab nomor satu cidera tulang belakang. Untuk  menghindari hal ini di

menghindari hal ini di rumah atau bahkan di kantor, pastikan bahwa:rumah atau bahkan di kantor, pastikan bahwa: 

 Lantai bersih dari minyak, air yang berceceran, dan cairan licinLantai bersih dari minyak, air yang berceceran, dan cairan licin lainnya sehingga tidak ada yang akan

lainnya sehingga tidak ada yang akan terpeleset.terpeleset. 

 Karpet tidak licin Karpet tidak licin untuk mengurangi kemungkinan terpeleset.untuk mengurangi kemungkinan terpeleset. 

 Handrails atau tempat tangan berpegang telah terpasang pada tanggaHandrails atau tempat tangan berpegang telah terpasang pada tangga serta pada tempat-tempat basah seperti di kamar mandi.

serta pada tempat-tempat basah seperti di kamar mandi. 

 Daerah sekitar tempat tinggal Anda telah memiliki penerangan yangDaerah sekitar tempat tinggal Anda telah memiliki penerangan yang cukup.

(28)
(29)

B.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATANKONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

I.

I. PENGKAJIANPENGKAJIAN

Pengumpulan data klien yang mengalami gangguan musculoskeletal karena Pengumpulan data klien yang mengalami gangguan musculoskeletal karena fraktur vertebra, baik subjektif maupun objektif bergantung pada bentuk, fraktur vertebra, baik subjektif maupun objektif bergantung pada bentuk, lokasi, jenis cedera dan adanya komplikasi pada organ vital lainnya. lokasi, jenis cedera dan adanya komplikasi pada organ vital lainnya. Pengkajian keperawa

Pengkajian keperawatan fraktur tan fraktur vertebra meliputi anamnesis riwayat penyakit,vertebra meliputi anamnesis riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostic dan

pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostic dan pengkajian psikososial.pengkajian psikososial.

--

AnamnesisAnamnesis

terdiri dari : terdiri dari :

 Identitas kllien, meliputi nama, usia, jenis kelamin,pendidikan, alamt,Identitas kllien, meliputi nama, usia, jenis kelamin,pendidikan, alamt, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit dll.

dll. 

 Riwayat kesehatan meliputi :Riwayat kesehatan meliputi : 1.

1. Keluhan utama, klien yang mengalami fraktur vertebra biasanyaKeluhan utama, klien yang mengalami fraktur vertebra biasanya mengeluh nyeri, kelemahan, dan kelumpuhan ekstrimitas, mengeluh nyeri, kelemahan, dan kelumpuhan ekstrimitas, inkontinensia urine, dan inkontinensia alvi, nyeri tekan otot, inkontinensia urine, dan inkontinensia alvi, nyeri tekan otot, hiperestesia tepat di atas daerah trauma, dan deformitas pada hiperestesia tepat di atas daerah trauma, dan deformitas pada daerah trauma. Untuk memperoleh pengkajian nyeri digunakan daerah trauma. Untuk memperoleh pengkajian nyeri digunakan pengkajian PQRST yaitu :

pengkajian PQRST yaitu : P

P (provocating (provocating incident) incident) : : faktor-faktor faktor-faktor yang yang menjadimenjadi presipitasi nyeri

presipitasi nyeri Q

Q (quality (quality of of pain) pain) : : seperti seperti apa apa nyeri nyeri yang yang dirasakandirasakan R

R (region, (region, radiation, radiation, relief) relief) : apaka: apakah rasa h rasa sakit bisa sakit bisa reda, reda, apakahapakah rasa sakit

rasa sakit

menjalar atau menyebar, dan di menjalar atau menyebar, dan di mana rasa sakit terjadi.

mana rasa sakit terjadi. S

S (severity (severity of of pain) pain) : : beratnya beratnya nyeri nyeri diukur diukur dengandengan menggunakan

menggunakan skala.

(30)
(31)

T

T (time) (time) : : berapa berapa lam lam nyeri nyeri berlangsungberlangsung,, kapan, apakah bertambah buruk pada kapan, apakah bertambah buruk pada malam atau siang hari.

malam atau siang hari. 2.

2. Riwayat penyakit sekarangRiwayat penyakit sekarang Kaji adanya riwayat trauma

Kaji adanya riwayat trauma tulang belakang akibat kecelakaan lalutulang belakang akibat kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga, kecelakaan industry, jatuh dari pohon lintas, kecelakaan olahraga, kecelakaan industry, jatuh dari pohon atau bangunan, luka tusuk, luka tembak, trauma karena tali atau bangunan, luka tusuk, luka tembak, trauma karena tali pengaman (fraktur chance), dan kejatuhan

pengaman (fraktur chance), dan kejatuhan benda keras. Pengkajianbenda keras. Pengkajian yang didapat meliputi hilangnya sensibilitas, paralisis (dimulai yang didapat meliputi hilangnya sensibilitas, paralisis (dimulai daridari paralisis layu disertai hilangnya sensibilitas secara total dan paralisis layu disertai hilangnya sensibilitas secara total dan melemah/menghilangnya reflex alat dalam) ileus paralitik, retensi melemah/menghilangnya reflex alat dalam) ileus paralitik, retensi urin dan hilangnya refleks-refleks. Perawat juga perlu menanyakan urin dan hilangnya refleks-refleks. Perawat juga perlu menanyakan masalah penggunaan obat-obatan adiktif dan penggunaan alcohol masalah penggunaan obat-obatan adiktif dan penggunaan alcohol kepada

kepada klien daklien dan keluarga n keluarga karena skarena sering terjadi ering terjadi beberapa beberapa klienklien yang suka kebut-kebutan menggunakan obat-obatan adiktif dan yang suka kebut-kebutan menggunakan obat-obatan adiktif dan alcohol.

alcohol. 3.

3. Riwayat penyakit dahuluRiwayat penyakit dahulu

Pengkajian ini meliputi adanya riwayat

Pengkajian ini meliputi adanya riwayat penyakit degenerative padapenyakit degenerative pada tulang belakang, seperti osteoporosis dan osteoarthritis yang tulang belakang, seperti osteoporosis dan osteoarthritis yang memungkinka

memungkinkan terjadinya n terjadinya kelainan pada tulang belakang. Penyakitkelainan pada tulang belakang. Penyakit lainnya seperti hipertensi, riwayat cedera tulang belakang lainnya seperti hipertensi, riwayat cedera tulang belakang sebelumnya, diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia, sebelumnya, diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan obat-obatan antikoagulan, aspirin, vasodilator dan penggunaan obat-obatan antikoagulan, aspirin, vasodilator dan obat-obatan adiktif perlu ditanyakan agar pengkajian lebih obat-obatan adiktif perlu ditanyakan agar pengkajian lebih komprehensif.

komprehensif. 4.

4. Pengkajian psikososiospiritualPengkajian psikososiospiritual

Pengkajian mengenai mekanisme koping yang digunakan klien Pengkajian mengenai mekanisme koping yang digunakan klien diperlukan untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit diperlukan untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya, perubahan peran klien dalam keluarga dan yang dideritanya, perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat, serta respon dan

masyarakat, serta respon dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat.kaji apakah ada hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat.kaji apakah ada dampak yang timbul pada klien, seperti ketakutan akan kecacatan, dampak yang timbul pada klien, seperti ketakutan akan kecacatan,

(32)
(33)

rasa cemas, rasa ketidakmampuan melakukan aktivitas secara rasa cemas, rasa ketidakmampuan melakukan aktivitas secara optimal, dan gangguan citra diri.

optimal, dan gangguan citra diri.

--

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik 

Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk  Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk  mendukung data pengkajian anamnesis. Pemeriksaan fisik sebaiknya mendukung data pengkajian anamnesis. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan per sistem (B1-B6) dengan focus pemeriksaan B3 (brain) dan dilakukan per sistem (B1-B6) dengan focus pemeriksaan B3 (brain) dan B6 (bone) yang terarah dan

B6 (bone) yang terarah dan dihubungkan dengdihubungkan dengan keluhan klien.an keluhan klien. 1.

1. B1 (breathing)B1 (breathing)

Perubahan sistem pernapasan bergantung pada gradasi blok saraf  Perubahan sistem pernapasan bergantung pada gradasi blok saraf  parasimpatis (klien mengalami kelumpuhan otot-otot pernapasan) dan parasimpatis (klien mengalami kelumpuhan otot-otot pernapasan) dan perubahan karena adanya kerusakan jalur simpatik desenden akibat perubahan karena adanya kerusakan jalur simpatik desenden akibat trauma pada vertebra sehingga jaringan saraf di medulla spinalis trauma pada vertebra sehingga jaringan saraf di medulla spinalis terputus.

terputus. 

 Inspeksi. Didapatkan klien batuk, peningkatan produksi sputum,Inspeksi. Didapatkan klien batuk, peningkatan produksi sputum, sesak napas, penggunaan otot bantu napas, peningkatan frekuensi sesak napas, penggunaan otot bantu napas, peningkatan frekuensi pernapasan, retraksi interkostal, dan pengembangan paru tidak  pernapasan, retraksi interkostal, dan pengembangan paru tidak  simetris. Pada observasi ekpansi dada dinilai penuh atau tidak  simetris. Pada observasi ekpansi dada dinilai penuh atau tidak  penuh dan kesimetrisannya. Kesimetrisannya mungkin penuh dan kesimetrisannya. Kesimetrisannya mungkin menunjukkan adanya atelektasis, lesi pada paru, obstruksi pada menunjukkan adanya atelektasis, lesi pada paru, obstruksi pada bronkus, frakur tulang iga, dan pneumotoraks. Selain itu, juga bronkus, frakur tulang iga, dan pneumotoraks. Selain itu, juga dinilai retraksi otot-otot interkostal, substernal dan pernapasan dinilai retraksi otot-otot interkostal, substernal dan pernapasan abdomen.

abdomen. 

 Respirasi paradox ( retraksi abdomen saat inspirasi). Pola napasRespirasi paradox ( retraksi abdomen saat inspirasi). Pola napas ini dapat terjadi jika otot-otot interkostal tidak mampu ini dapat terjadi jika otot-otot interkostal tidak mampu menggerakkan dinding dada akibat adanya blok saraf  menggerakkan dinding dada akibat adanya blok saraf  parasimpatis.

parasimpatis. 

 Palpasi. Fremitus yang menurun dibandingkan dengan sisi yangPalpasi. Fremitus yang menurun dibandingkan dengan sisi yang lain akan didapatkan apabila trauma terjadi pada rongga toraks. lain akan didapatkan apabila trauma terjadi pada rongga toraks. 

 Perkusi. Didapatkan adnya suara redup sampai pekak apabilaPerkusi. Didapatkan adnya suara redup sampai pekak apabila trauma terjadi

(34)
(35)

 Auskultasi. Suara napas tambahan, seperti napas berbunyi,Auskultasi. Suara napas tambahan, seperti napas berbunyi, stridor, ronki pada klien dengan peningkatan produksi secret, dan stridor, ronki pada klien dengan peningkatan produksi secret, dan kemampun batuk menurun sering didapatkan pada klien cedera kemampun batuk menurun sering didapatkan pada klien cedera tulang belakang yang mengalami penurunan tingkat kesadaran tulang belakang yang mengalami penurunan tingkat kesadaran (koma).

(koma).

Saat dilakukan pemeriksaan sistem pernapasan klien cedera tulang Saat dilakukan pemeriksaan sistem pernapasan klien cedera tulang belakang dengan fraktur dislokasi vertebra lumbalis dan protrusi belakang dengan fraktur dislokasi vertebra lumbalis dan protrusi diskus intervertebralis L-5 dan S-1, klien tidak mengalami kelainan diskus intervertebralis L-5 dan S-1, klien tidak mengalami kelainan inspeksi pernapasan. Pada palpasi toraks, didapatkan taktil fremitus inspeksi pernapasan. Pada palpasi toraks, didapatkan taktil fremitus tidak seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapatkan tidak seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapatkan suara napas tambahan.

suara napas tambahan. 2.

2. B2 (bB2 (blood). lood). Pengkajian Pengkajian sistem kasistem kardiovaskular rdiovaskular didapatkan didapatkan renjatanrenjatan (syok hipovolemik) dengan intensitas sedang dan berat. Hasil (syok hipovolemik) dengan intensitas sedang dan berat. Hasil pemeriksaan kardiovaskular pada beberapa keadaan adalah hipotensi, pemeriksaan kardiovaskular pada beberapa keadaan adalah hipotensi, bradikardia, berdebar-debar, pusing saat melakukan perubahan posisi, bradikardia, berdebar-debar, pusing saat melakukan perubahan posisi, dan ekstrimitas dingin atau pucat. Bradikardia

dan ekstrimitas dingin atau pucat. Bradikardia adalah tanda perubahanadalah tanda perubahan perfusi jaringan otak. Kulit pucat menandakan penurunan kadar perfusi jaringan otak. Kulit pucat menandakan penurunan kadar hemoglobin dalam darah. Hipotensi menandakan adanya perubahan hemoglobin dalam darah. Hipotensi menandakan adanya perubahan perfusi jaringan dan tanda awal dari

perfusi jaringan dan tanda awal dari suatu renjatan.suatu renjatan. 3.

3. B3 (brain).B3 (brain). 1)

1) Tingkat kesadaran, merupakan indicator paling sensitive untuk Tingkat kesadaran, merupakan indicator paling sensitive untuk  disfungsi sistem persarafan. Pada keadaan lanjut, kesadaran klien disfungsi sistem persarafan. Pada keadaan lanjut, kesadaran klien biasanya berkisar dari letargi, stupor,

biasanya berkisar dari letargi, stupor, semikoma sampai koma.semikoma sampai koma. 2)

2) Pemeriksaan fungsi cerebral. Pemeriksaan dilakukan denganPemeriksaan fungsi cerebral. Pemeriksaan dilakukan dengan mengobservasi penampilan, tingkah laku, gaya bicara, ekspresi mengobservasi penampilan, tingkah laku, gaya bicara, ekspresi wajah dan aktivitas motorik klien. Klien yang telah lama wajah dan aktivitas motorik klien. Klien yang telah lama mengalami cedera akan mengalami perubahan status mental.

mengalami cedera akan mengalami perubahan status mental. 3)

3) Pemeriksaan saraf cranial :Pemeriksaan saraf cranial : a.

a. Saraf I : biasanya tidak ada kelainan dan tidak ada kelainanSaraf I : biasanya tidak ada kelainan dan tidak ada kelainan pada fungsi penciuman.

pada fungsi penciuman. b.

(36)
(37)

c.

c. Saraf III, IV, dan VI : biasanya tidak ada gangguanSaraf III, IV, dan VI : biasanya tidak ada gangguan mengangka

mengangkat kelopak mata t kelopak mata dan pupil isokor.dan pupil isokor. d.

d. Saraf V : umumnya tidak mengalami paralisis pada ototSaraf V : umumnya tidak mengalami paralisis pada otot wajah dan reflex kornea biasanya tidak ada kelainan.

wajah dan reflex kornea biasanya tidak ada kelainan. e.

e. Saraf VII : persepsi pengecapan dalam batas normal danSaraf VII : persepsi pengecapan dalam batas normal dan wajah simetris.

wajah simetris. f.

f. Saraf VIII : tidak ditemukan adanya tuli persepsi dan tuliSaraf VIII : tidak ditemukan adanya tuli persepsi dan tuli konduktif.

konduktif. g.

g. Saraf IX : tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus danSaraf IX : tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius. Ada usaha klien untuk melakukan fleksi leher dan trapezius. Ada usaha klien untuk melakukan fleksi leher dan kaku kuduk.

kaku kuduk. h.

h. Saraf XII : lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi danSaraf XII : lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi. Indra

tidak ada fasikulasi. Indra pengecapapengecapan normal.n normal. 4)

4) Pemeriksaan reflex :Pemeriksaan reflex : a.

a. Pemeriksaan reflex dalam. Reflex Achilles menghilang danPemeriksaan reflex dalam. Reflex Achilles menghilang dan reflex Patella biasanya melemah karena kelemahan pada otot reflex Patella biasanya melemah karena kelemahan pada otot hamstring.

hamstring. b.

b. Pemeriksaan reflex patologis. Pada fase akut reflex fisiologisPemeriksaan reflex patologis. Pada fase akut reflex fisiologis akan menghilang dan muncul kembali setelah beberapa hari akan menghilang dan muncul kembali setelah beberapa hari yang didahului dengan reflex

yang didahului dengan reflex patologis.patologis. c.

c. Reflex Bulbo Cavernosus positif.Reflex Bulbo Cavernosus positif. 5)

5) Pemeriksaan sensorik. Apabila klien mengalami trauma padaPemeriksaan sensorik. Apabila klien mengalami trauma pada kauda ekuina, ia akan mengalami hilangnya sensibilitas secara kauda ekuina, ia akan mengalami hilangnya sensibilitas secara menetap pada kedua bokong, perineum dan anus. Pemeriksaan menetap pada kedua bokong, perineum dan anus. Pemeriksaan sensorik superficial dapat memberikan petunjuk mengenai lokasi sensorik superficial dapat memberikan petunjuk mengenai lokasi cedera akibat trauma di

cedera akibat trauma di daerah tulang belakang.daerah tulang belakang. 4.

4. B4 (blader). Kaji keadaan urin yang meliputi warna, jumlah danB4 (blader). Kaji keadaan urin yang meliputi warna, jumlah dan karakteristik urine, termasuk berat jenis urine. Penurunan jumlah urine karakteristik urine, termasuk berat jenis urine. Penurunan jumlah urine dan peningkatan retensi cairan dapat terjadi akibat menurunnya dan peningkatan retensi cairan dapat terjadi akibat menurunnya perfusi pada ginjal. Bila terjadi lesi pada kauda ekuina (kandung perfusi pada ginjal. Bila terjadi lesi pada kauda ekuina (kandung kemih diatur oleh pusat S2-S4) atau di bawah pusat spinal kandung kemih diatur oleh pusat S2-S4) atau di bawah pusat spinal kandung kemih, hubungan antara kandung kemih dan pusat spinal akan kemih, hubungan antara kandung kemih dan pusat spinal akan

(38)
(39)

terinterupsi. Pengosongan kandung kemih secara periodic bergantung terinterupsi. Pengosongan kandung kemih secara periodic bergantung pada reflex local dinding kandung kemih. Klien yang mengalami pada reflex local dinding kandung kemih. Klien yang mengalami trauma pada kauda ekuina akan kehilangan reflex kandung kemih trauma pada kauda ekuina akan kehilangan reflex kandung kemih yang bersifat sementara. Klien mungkin mengalami inkontinensia yang bersifat sementara. Klien mungkin mengalami inkontinensia urine, ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan dan urine, ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan dan ketidakmampuan menggunakan urinal karena kerusakan motorik dan ketidakmampuan menggunakan urinal karena kerusakan motorik dan postural.

postural. 5.

5. B5 (bowel). Pada keadaan syok spinal dan neuropraksia, seringB5 (bowel). Pada keadaan syok spinal dan neuropraksia, sering didapatkan adanya ileus paralitik. Data klinis menunjukkan hilangnya didapatkan adanya ileus paralitik. Data klinis menunjukkan hilangnya bising usus sserta kembung dan defekasi tidak

bising usus sserta kembung dan defekasi tidak ada. Hal ini ada. Hal ini merupakanmerupakan gejala awal syok spinal yang akan berlangsung beberapa hari sampai gejala awal syok spinal yang akan berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Pemenuhan nutrisi berkurang karena adanya mual beberapa minggu. Pemenuhan nutrisi berkurang karena adanya mual dan kurangnya asupan nutrisi. Pemeriksaan rongga mulut dengan dan kurangnya asupan nutrisi. Pemeriksaan rongga mulut dengan menilai ada tidaknya lesi pada mulut atau perubahan pada lidah dapat menilai ada tidaknya lesi pada mulut atau perubahan pada lidah dapat menunjukkan adanya dehidrasi.

menunjukkan adanya dehidrasi. 6.

6. B6 (bone). Paralisis motorik dan paralisis alat-alat dalam bergantungB6 (bone). Paralisis motorik dan paralisis alat-alat dalam bergantung pada ketinggian terjadinya trauma. Gejala gangguan motorik sesuai pada ketinggian terjadinya trauma. Gejala gangguan motorik sesuai dengan distribusi segmental dari saraf yang terkena.

dengan distribusi segmental dari saraf yang terkena. Fungsi

Fungsi Otot Otot SegmenSegmen Inspirasi

Inspirasi Diafragma Diafragma C3,4,5C3,4,5 Ekstensi

Ekstensi bahu bahu Deltoid Deltoid C5C5 Fleksi

Fleksi siku siku Biseps Biseps brakiibrakii Brakialis Brakialis

C5,6 C5,6

Ekstensi

Ekstensi pergelangan pergelangan Ekstensor Ekstensor karpikarpi radialis longus dan radialis longus dan brevis

brevis

C6,7 C6,7

Ekstensi

Ekstensi siku siku Triseps brakii Triseps brakii C7,8C7,8 Fleksi

Fleksi jari jari tangan tangan Fleksor Fleksor digitorumdigitorum superfisialis dan superfisialis dan profundus profundus C8 C8

Abduksi dan aduksi Abduksi dan aduksi  jari tangan

 jari tangan

Interossei

(40)
(41)

Aduksi

Aduksi paha paha Aduktor Aduktor longus longus dandan brevis

brevis

L2, 3 L2, 3

Ekstensi

Ekstensi lutut lutut Kuadriseps Kuadriseps L3, L3, 44 Dorsifleksi

Dorsifleksi

pergelangan kaki pergelangan kaki

Tibialis

Tibialis anterior anterior L4, L4, 55

Ekstensi

Ekstensi ibu ibu jari jari kaki kaki Ekstensor Ekstensor hailusishailusis longus longus L5, S1 L5, S1 Plantar fleksi Plantar fleksi pergelangan kaki pergelangan kaki Gastroknemius Gastroknemius Soleus Soleus S1, 2 S1, 2 Kontraksi

Kontraksi anal anal Sfingter Sfingter ani ani eksternus eksternus S2, S2, 3, 3, 44

7.

7. Look. Kaji adanya perubahan warna kulit; warna kebiruanLook. Kaji adanya perubahan warna kulit; warna kebiruan menunjukkan adanya sianosis (ujung kuku, ekstrimitas, telinga, menunjukkan adanya sianosis (ujung kuku, ekstrimitas, telinga, hidung, bibir, dan membrane mukosa). Pucat pada wajah dapat hidung, bibir, dan membrane mukosa). Pucat pada wajah dapat berhubungan dengan rendahnya kadar hemoglobin atau syok. Kaji berhubungan dengan rendahnya kadar hemoglobin atau syok. Kaji adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan dan adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan dan kehilangan sensori. Mudah lelah dapat menyebabkan maslah pada kehilangan sensori. Mudah lelah dapat menyebabkan maslah pada pola aktivitas dan istirahat.

pola aktivitas dan istirahat. 8.

8. Feel. Kaji warna kulit, suhu, kelembapan, dan turgor kulit. KajiFeel. Kaji warna kulit, suhu, kelembapan, dan turgor kulit. Kaji adanya nyeri pada daerah trauma.

adanya nyeri pada daerah trauma. 9.

9. Move. Disfungsi motorik yang paling umum Move. Disfungsi motorik yang paling umum terjadi adalah kelemahanterjadi adalah kelemahan dan kelumpuhan pada seluruh ekstrimitas bawah. Pada penilaian dan kelumpuhan pada seluruh ekstrimitas bawah. Pada penilaian kekuatan otot yang menggunakan derajat kekuatan otot diperoleh kekuatan otot yang menggunakan derajat kekuatan otot diperoleh grade 0 pada daerah sesuai segmen tulang belakang yang mengalami grade 0 pada daerah sesuai segmen tulang belakang yang mengalami cedera.

cedera.

Setiap klien dengan fraktur vertebra harus diperiksa secara lengkap. Setiap klien dengan fraktur vertebra harus diperiksa secara lengkap. Anamnesa yang baik mencakup jenis trauma, apakah jatuh

Anamnesa yang baik mencakup jenis trauma, apakah jatuh dari ketinggian,dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas, atau olah raga. Pemeriksaan tulang belakang harus kecelakaan lalu lintas, atau olah raga. Pemeriksaan tulang belakang harus dilakukan dengan hati-hati. Pemeriksaan dimulai dari vertebra servikalis dilakukan dengan hati-hati. Pemeriksaan dimulai dari vertebra servikalis sampai vertebra lumbalis dengan cara meraba bagian-bagian vertebra, sampai vertebra lumbalis dengan cara meraba bagian-bagian vertebra, ligament, serta jaringan lunak lainnya. Pemeriksaan neurologis secara ligament, serta jaringan lunak lainnya. Pemeriksaan neurologis secara lengkap juga diperlukan. Pada setiap trauma tulang belakang harus lengkap juga diperlukan. Pada setiap trauma tulang belakang harus

(42)
(43)

dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap trauma yang mungkin dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap trauma yang mungkin menyertainya, seperti trauma pada kepala, toraks, rongga perut, serta menyertainya, seperti trauma pada kepala, toraks, rongga perut, serta panggul.

panggul.

--

Pemeriksaan radiologis, meliputi :Pemeriksaan radiologis, meliputi : 

 Pemeriksaan rontgen. pada pemeriksaan rontgen, manipulasiPemeriksaan rontgen. pada pemeriksaan rontgen, manipulasi penderita harus dilakukan secara hati-hati. Pada fraktur C-2, penderita harus dilakukan secara hati-hati. Pada fraktur C-2, pemeriksaan posisi AP dilakukan dengan membuka mulut. pemeriksaan posisi AP dilakukan dengan membuka mulut. Pemeriksaan posisi AP secara lateral dan kadang-kadang oblique Pemeriksaan posisi AP secara lateral dan kadang-kadang oblique dilakukan untuk menilai :

dilakukan untuk menilai : 

 Diameter anteroposterior kanal spinalDiameter anteroposterior kanal spinal 

 Kontur, bentuk dan kesejajaran vertebraKontur, bentuk dan kesejajaran vertebra 

 Pergerakan fragmen tulang dalam kanal spinalPergerakan fragmen tulang dalam kanal spinal 

 Keadaan simetris dari pedikel Keadaan simetris dari pedikel dan prosesus spinosusdan prosesus spinosus 

 Ketinggian ruangan diskus intervertebralisKetinggian ruangan diskus intervertebralis 

 PembengkakPembengkakan jaringan an jaringan lunak lunak  

 Pemeriksaan CT-scan untuk melihat fragmentasi dan pergeseranPemeriksaan CT-scan untuk melihat fragmentasi dan pergeseran fraktur dalam kanal spinal

fraktur dalam kanal spinal 

 Pemeriksaan CT-scan dengan mielografiPemeriksaan CT-scan dengan mielografi 

 Pemeriksaan MRI terutama untuk melihat jaringan lunak, yaituPemeriksaan MRI terutama untuk melihat jaringan lunak, yaitu diskus intervertebralis dan ligamentum flavum serta lesi dalam diskus intervertebralis dan ligamentum flavum serta lesi dalam sumsum tulang belakang

sumsum tulang belakang

--

Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium klinik rutinPemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium klinik rutin dilakukan untuk menilai komplikasi pada organ lain akibat cedera tulang dilakukan untuk menilai komplikasi pada organ lain akibat cedera tulang belakang.

belakang. ..

(44)

Referensi

Dokumen terkait

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah terdapat banyak faktor yang mempengaruhi status gizi balita, namun dalam penelitian ini hanya dilakukan analisis pada

Firm size dengan ukuran total aktiva berpengaruh negatif signifikan terhadap debt ratiodan debt to equity ratio artinya semakin tinggi nilai aset perusahaan maka

karena adanya keperluan mendesak untuk mendapatkan uang, maka jalan yang ditempuh dengan melakukan gadai tanah. Sama halnya juga di temukan di Jorong Kajai bahwa

(1) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Sekretariat atau Jabatan Administrator, Kasubbag atau Jabatan Pengawas, Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode AHPdiperoleh alternatif pemilihan supplier bahan baku yangmemiliki prioritas tertinggi adalah Jawa Timur dengan

Seleksi dan evaluasi proposal Penelitian Hibah Riset Mandat Universitas Airlangga dilakukan dalam dua tahapan, yaitu pemaparan oleh para peneliti untuk mendapatkan masukan

Hal ini ditunjukan pada temperatur 1200°C, dengan reduktor arang kayu dan waktu reduksi 2 jam menghasilkan sponge iron dengan persen metalisasi sebesar 97,43% lebih tinggi dibanding

In the process of researching the interpretations of al-Zamakhsyari in his exegesis book about al- ‘adl (God justice), the writer has found there are several