• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA PEMIMPIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA PEMIMPIN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA

PEMIMPIN

Oleh :

Nama

: Dias Ahmad Yusuf

NIM

: 11.11.5075

Jurusan

: S1 TI

Dosen

: Hari Sudibyo, S.Kom

STMIK Amikom Yogyakarta

Jl. Ringroad Utara Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta,

Telp. (0274) 884201, Fax (0274) 884208.

(2)

ii PENGANTAR

Puji syukur saya penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pemimpin”.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pancasila di STMIK Amikom Yogyakarta.

Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki saya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :

1. Orang tua dan wali yang telah mendukung saya.

2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

(3)

iii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iii

ABSTRAK ... iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 2 C. Tujuan ... 2 D. Sistematika Penulis ... 2 BAB II PEMBAHASAN  Hakikat Pemimpin ... 3  Tipe-tipe Kepemimpinan ... 4

 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin ... 6

BAB III PENUTUP ... 9

A. Kesimpulan... 9

B. Saran ... 10

(4)

iv Abstrak

Pemimpin yang tengah dibutuhkan di Indonesia adalah pemimpin yang berjiwa Pancasila. Pimpinanlah yang memegang kekuasaan dan kebijakan mengenai masa depan Indonesia. Sosok yang dicari haruslah memiliki kriteria – kriteria sesuai sila Pancasila yang cerdas, bijak, teguh, beriman, dan berwibawa.

Pembentukan karakter pemimpin pancasilais dari kalangan generasi muda yang notabene adalah penerus bangsa perlu secepatnya dilakukan. Generasi muda ialah pemimpin masa depan, pemimpin negara ini kelak, dan pemimpin bagi diri mereka sendiri. Penting bagi generasi muda untuk segera menyadari peran mereka sehingga dapat mempersiapkan diri saat ini juga.

Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kerja sama, disiplin, dan komitmen yang menyeluruh bagi semua pihak yang ada. Pemimpin sebaik apapun tak akan berguna bila tidak didukung semua kalangan. Maka, setiap warga Indonesia hendaknya turut berkontribusi sebagai pemimpin, paling tidak bagi dirinya sendiri.

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi :Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat Sesungguhnya Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi.

Menurut Bachtiar Surin yang dikutif oleh Maman Ukas bahwa Perkataan Khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu.

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan

yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.

(6)

2 B. RUMUSAN MASALAH

Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai berikut :

a. Hakikat pemimpin b. Tipe-tipe kepemimpinan

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan.dalam manajemen.

C. TUJUAN

Sesuai dengan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini untuk :

a. Untuk mengetahui hakikat pemimpin b. Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan dalam manajemen pendidikan.

D. SISTEMATIKA PENULIS

Dalam penyelesaian penyusunan makalah ini saya menggunakan study kepustakaan, yaitu penulis mencari buku-buku yang berhubungan dengan Kepemimpinan.

(7)

3 BAB II PEMBAHASAN . Hakikat Pemimpin

Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.

Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin harus memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengnaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, kareana apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.

(8)

4 . Tipe-Tipe Kepemimpinan

Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :

1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini,

segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.

2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.

3. TIpe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.

4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.

5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk

(9)

5

melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.

6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.

Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.

2. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.

3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap

(10)

6

cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin

Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981) yang dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut : 1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan

pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan. 2. Harapan dan perilaku atasan.

3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan.

4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.

5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.

6. Harapan dan perilaku rekan.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap hubungan manusiawi.

Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :

(11)

7 1. Sebagai pelaksana (executive) 2. Sebagai perencana (planner) 3. Sebagai seorangahli (expert)

4. Sebagai wakil kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representative)

5. Sebagai pengawas hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of internal relationship)

6. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and punishments)

7. Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator) 8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)

9. Merupakan lambang dari pada kelompok (symbol of the group)

10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual responsibility)

11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist) 12. Bertindak sebagai seorang ayah (father figure)

Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu juga bahwa

pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :

1. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya.

2. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai.

(12)

8

3. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.

Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam proses di mana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.

Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang pemimpian yang profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Di samping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

(13)

9 BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.

Tipe-tipe kepemimpinan pada umumnya adalah tipe kepemimpinan pribadi, Tipe kepemimpinan non pribadi, tipe kepemimpinan otoriter, tipe kepemimpinan demokratis, tipe kepemimpinan paternalistis, tipe kepemimpinan menurut bakat. Disamping tipe-tipe kepemimpinan tersebut juga ada pendapat yang mengemukakan menjadi tiga tipe antara lain : Otokratis, Demokratis, dan Laisezfaire. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas pemimpin meliputi ; kepribadian (personality), harapan dan perilaku atasan, karakteristik, kebutuhan tugas, iklim dan kebijakan organisasi, dan harapan dan perilaku rekan. Yang selanjutnya bahwa factor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kesuksesan pemimpin dalam melaksanakan aktivitasnya. Dalam membuat suatu rencana atau manajemen hendaknya para pemimpin memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para bawahannya, dan dalam pembagian pemberian tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai seorang pemimpin.

Dalam melaksanakan akvititasnya baik pemimpin ataupun yang dipimpin menjalin suatu hubungan kerjsama yang saling mendukung untuk tercapainya tujuan organisasi atau instnasi.

(14)

10 B. SARAN

Ini semua yang impactnya besar dan bisa dimulai secepatnya:

1. kasi dana yang diawasi LSM, untuk Sekolah gratis secara merata tanpa membedakan kaya miskin, (sekolah swasta juga diatur ketat, dan harus gratis juga, hanya bisa pungut iuran extrakulikuler) jadi terkontrol seperti di luar negeri

2. bagi 20% gaji ke warga wiskin dalam bentuk bantuan pekerjaan, contohnya bangun pabrik/pengambil alihan hak usaha jalan tol dalam kontrak jangka waktu untuk lapangan kerja baru.. (wong gajinya Ibu Sri 15miliar masa pelit2..)

3. kasi dana + kerjasama dengan tatakota untuk bangun apartment terjangkau, setengah di jual, setengah untuk pindahkan semua rakyat miskin+gembel naik ke apartment gratis, lalu setelah usai, bebaskan lahan bekas kampung kumuh, dan sebagian untuk taman kota, proyek awal stasiun MRT monorail, dan kawasan komersial berstatus HGB jangka waktu 999tahun seperti disingapura

4. kasi dana + untuk percepatan monorail +banjir kanal, hapus angkutan kota ppd, Larang pembangunan rumah lahan, alihkan semua ke apartment dengan syarat Tanpa biaya maintenance yang mencekik.. bangun sistem transportasi tatakota berdisiplin waktu misal tiap 5menit ada bus baru..

bangun sistem SEMUA trotoar berkubah dan BER-AC.. (itu solusi paling murah, karena disingapur walau panas rakyatnya doyan naik

angkutan+jalan kaki karena 90% keluar masuk tunnel bawah tanah ber-ac, hanya 10%kena sinar matahari)

5. undang kontraktor jepang/cina untuk didik+kerjasama dengan anak2 bangsa mulai belajar+rombak konstruksi bangunan gedung, jalur listrik, kabel2, saluran air tersembunyi, rancangan tatakota terintegrasi

menyeluruh.. semua itu secara bertahap dan dimulai secepatnya (nyicil).

6. bukan naikkan standar gaji UMR, tapi... TEGAS standarisasi harga properti, jadi rakyat sanggup nyicil, standarisasi sistem peng-gajian secara NASIONAL, gaji harus merata, contoh diluar negeri gaji tukang bangunan gak jauh beda dengan manager, hanya bonus2+fasilitasnya yang beda.. jadi kesenjangan sosial JAUH diminimalisir..

(15)

11

7. hapus semua kaki lima, paksa relokasi ke foodcourt apartment di basement..

bagi yang melanggar sita gerobaknya bakar.. dengan adanya

standarisasi gaji, akan ada kesempatan yang sama untuk lamar kerja, gak ada alasan jadi kaki lima, dengan adanya standarisasi properti biaya hidup dan gaji, gak ada alasan urbanisasi.. yang melangar tangkap masuk sel 1bulan +perketat sistem sensus agar jumlah penduduk+urbanisasi terkontrol..

8. ubah sistem jadi OTONOMI DAERAH masing2 terkontrol.. supaya semua daerah bisa bangkit masing2.. mirip sistem negara2 bagian di amerika..

tapi sistem perpajakan tetap melalui pemerintahan pusat, dan dipotong berapa %, sisanya dikembalikan ke daerah dan harus diumumkan porsinya untuk budget tendering pembangunan daerah, dan semua itu harus diumumkan TEGAS di koran2 kota dan daerah secara lengkap dan keseluruhan..

9. ajarkan rakyat untuk punya kesempatan yang sama ikut tender pemerintah secara terbuka. dan cara2nya diajarkan dikoran

10. kasi dana ke PLN goblok, +larang pembangunan 27 pembangkit listrik tenaga batubara (ini kerjaan si Bakrie tuk paksa pemerintah beli batubaranya..)

-tutup tenaga batubara, alasannya = polusi, racun lingkungan sekitar, boros, menguntungkan bakrie doang, bahan baku mahal..

alihkan ke tenaga panas bumi (indonesia kaya akan gunung berapi, jadi gak sulit)

-alihkan semua sungai dan bendungan di kota jakarta, ubah

sistemnya bukan hanya sebagai pintu air biasa, tapi ada sistem turbin untuk suply listrik kota..

-bangun turbin2 kincir angin di sepanjang lepas pantai.. negara kita banyak laut apa sih sulitnya..???

bohong banget PLN rugi, dilampung dan palembang selama ini gas bumi dibakar dan dibuang sia2.. (keluar alami dari tanah..) modalnya untuk besarin perut bakrie dan yang kerja gajinya besar2.. gak mikir rakyat berat bayar listrik.. kan negara kita negara panas+berlimpah sumberdaya tak habis.., harusnya listrik murah, gak perlu beli bahan baku....

11. hapus semua perusahaan pemotongan kayu, alihkan ke penanaman bambu kualitas kertas secara massal. kerjasama dengan negara cina untuk belajar..

(16)

12

12. bangun batas rantai(berdeteksi kabel per-terminal) sepanjang laut untuk pertegas batas wilayah kelautan..

harus perterminal agar kalau diputus penyelundup gampang di deteksi.. apa sulitnya sih..?? yang lewat batas sita paksa kapalnya.. ubah jadi aset TNI angkatan laut..

13. satpol PP, ditebar dijalanan per wilayah(tidak bergerombol), tugasnya tangkap+denda bertarif Rp.25rb/tangkap dengan komisi 10rb/kasus jika berhasil menangkap rakyat yang buang sampah sembarangan.. (aturan harus diumumkan di TV +layanan pengaduan)

14. hapus pungli di jalanan (asal usulnya dari pemda juga, gimana tuh..?) jadi semua bahan pokok harganya bisa turun..

15. standarisasi transportasi semua rute harganya sama dan murah (masa harga busway mau naik, katanya rugi.. dipikir rakyat bodoh gak bisa hitung, coba tendernya di publish untuk rakyat, pasti banyak yang bisa usahakan tarif murah.. di cina semua tarif Rp.1500 jauh dekat sama..)

16. bentuk badan higienis makanan, tugasnya standarisasi harga

makanan dan cek hegienis, jadi semua rakyat hidup udah gak berat, beli makanan juga tau level pribadi..

17. HAPUS semua pungli perparkiran, INDONESIA satu2nya negara yang paling subur Pungli+premanisme parkir.. di negara2 lain gak ada tuh yang namanya bayar parkir.. apalagi perjam.. hanya berlaku jika masuk mall, diluar itu semua gratis dan ada batas cat parkirnya, kecuali daerah2 sibuk bangunlah gedung khusus parkir dengan tarif terjangkau.. ini negara panas oi... dan kemana jauh.. dewan tata kota korupsi semua.. otak udang.. masa atur jalan di jakarta banyak jalan tikusnya..

anak kecil aja bisa bikin tatakota pakai penggaris.. tinggal dikotak2 perblok..

18. Hukuman seberat2nya bagi yang korupsi, okelah yang lama2 kita tutup buku, yang baru bentuk LSM pengawas korupsi yang bekerjasama dengan KPK.. jadi masing2 saling mengawasi, diatur sistem komisi bagi yang bisa ungkap kasus.. biar semua saling curiga.. jagi gak ada yang macam2..

(17)

13

19. kembangkan kota2 di daerah dengan tata kota perblok+tunnel sebelum terlambat, jadi gak ada lagi kota semrawut..

20. bentuk sistem DPR >- Mpr >- presiden dari rakyat yang memang ahlinya, jadinya semua yang ahli punya kesempatan bersaing sama dalam memimpin negara ini.. tanpa bedakan ras, agama dan asal daerah.. bersaing bersih.. dan sistem kampanye dari dana negara terkontrol dengan satu wadah, misalnya TV/debat, gak ada ceritanya dana/investor masing2..

21. pendidikan beasiswa dan jaminan kehidupan yang layak bagi anak2 olimpiade fisika atau apapun yang ilmuwan, supaya anak2 bangsa gak pada kabur ke negara lain akibat ditampung negara2 maju..

biayai proyek2 mereka untuk bangsa sendiri.. ajak mereka memimpin di negara sendiri..

22. atur sistem pajak yang tegas. alokasikan biaya dokter +obat GRATIS untuk anak2, dan dokter gratis tapi obat bayar untuk yang sudah bekerja/umur tertentu..

+kontrol standarisasi Gaji dokter, +biaya dokter, dan obat2nya, jadi dokter2 gak jadi ajang peras warga..

di Indonesia salah satu negara yang dokternya semua TAJIR2 gak peduli rakyat...

23. Integrasikan SMA dan SMK, HAPUS SISTEM DIKTE, angkat kebebasan kreativitas, angkat koperasi dan iptek sebagai ilmu misal= dulu hanya sekolah swasta yang ajarkan cara bikin sabun dari bahan kimia, ini bisa jadi ilmu yang berguna dan gak harus ditutup2i.., jadi anak2 kita pintar2..

dan mampu berkarya, sisanya tinggal anak2nya mau berkarya atau tidak.. ilmunya mereka sudah dapat dan tidak ada ilmu yang ditutup-tutupi..

24. atur sistem jamsostek diatur pemerintah bukan milik swasta, atur sistem umur disegala bidang, kalo udah tua HARUS paksa

pensiun+jaminan hari tua.., dan turunkan ke orang2 berkualitas lainnya.. supaya siklusnya sehat..

yang tua jadi mentor2 yang muda dengan sistem yang muda ajukan proposal usulan, yang tua2 hanya voting, sisanya mereka cukup nikmati hari tua....

25. Integrasi kepolisian dengan internet, online di semua mobil

(18)

14

dan pasang alat tersebut sama pemerintah.. +bersegel mati.. jadi semua kejahatan turun drastis.. kendaraan/transportasi adalah modal utama semua kegiatan, termasuk kejahatan..

26. Standarisasi deskjob, waktu kerja, waktu libur, jadi gak ada alasan rakyat kebanyakan libur, juga gak ada alasan bagi perusahaan untuk manfaatkan pegawainya kerja serabutan, dengan ada standar deskjob akan memaksa perusahaan2 besar untuk menambah pegawai untuk deskjob diluar bidang karyawan lainnya.. win-win solution

27. terapkan jam masuk kota untuk truk dan kontainer barang.. hanya di jam2 tertentu, dan terapkan sistem waktu kerja pada jam2 tertentu untuk jenis pekerjaan tertentu, gak perlu siang2.. kota New York aja hidup dan kerja 24jam..

(19)

15 REFERENSI

 Kam Fung, W. (2011). Pemimpin Tanpa Singasana .Indonesia.

 Kaelan, DR, M.S., 2004 (edisi kedelapan), Pendidikan Pancasila ( edisi reformasi 2004), Paradigma: Yogyakarta

 Kaelan, DR, M.S., 2002 (edisi keenam), Pendidikan Pancasila (edisi reformasi 2003), Peradigma: Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan tanah gambut sebagai tempat tumbuh tanaman memiliki beberapa kelemahan antara lain pH tanah yang sangat rendah, kejenuhan basa yang rendah sehingga

research yaitu observasi, wawancara, dan dokumen. adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan religius, sosial dan psikologis dengan jenis penelitian

Kemudian dipertegas lagi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tatacara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang bersumber dari Kegiatan tertentu, pasal

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Dari penelitian tentang kemampuan generik pada pembelajaran Biologi yang dilakukan oleh Rahman (2008) diperoleh hasil bahwa Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan

Tujuan dilakukan asosiasi molekul berpasangan adalah untuk mengetahui konfigurasi interaksi antarmolekul yang mungkin terjadi, energi interaksi dan jenis interaksi pada

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Sekretariat GDW didirikan adalah untuk memastikan pelaksanaan program GDW di desa berjalan lancar dan mencapai tujuan seperti; (i) meningkatkan kemampuan komunitas untuk membawa