ANALISIS EKSTERNAL DAN ANALISIS
INDUSTRI
(Studi Kasus ITB dan IPB)
Oleh:
1. Aris Solikhah P056132493.16EK 2. Widaryanti P056132463.16EK
sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Strategik
Dosen : Dr.Ir. Arief Daryanto pada
Program Manajemen Pendidikan Tinggi
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
A. PENDAHULUAN
Proses perumusan strategik suatu perusahaan atau organisasi, diawali dengan pengkajian dan analisis faktor eksternal serta analisis lingkungan industri, kemudian dilanjutkan dengan pengkajian dan analisis faktor internal.
Pembahasan ini terbatas pada pengkajian dan analisis faktor eksternal dan analisis industri suatu perusahaan atau organisasi, dalam hal ini kami memilih studi kasus ITB dan IPB. Alasan kami memilih dua perguruan tinggi tersebut karena keduanya perguruan tinggi terbaik di Indonesia, memiliki core khusus (institut) dan statusnya PT BHP.
B. TUJUAN
Tujuan pengkajian dan analisis analisis faktor eksternal adalah untuk mengembangkan sebuah daftar terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan sebuah perusahaan dan ancaman yang harus dihindarinya. Maksud dari mengembangkan sebuah daftar terbatas adalah mengidentifkasi faktor-faktor eksternal penting yang menjadi keuntungan dari peluang eksternal dan meminimalkan dampak dari ancaman bagi perusahaan atau organisasi untuk mencapai keunggulan strategik bersaingnya.
C. PEMBAHASAN
Identifkasi faktor-faktor eksternal penting yang mempengaruhi
jalannya kegiatan opersional perusahaan dalam suatu industri adalah:
1. Faktor politik 2. Faktor ekonomi
3. Faktor Sosial Budaya 4. Faktor Teknologi
Untuk menganalisis lingkungan eksternal perusahaan, pertama-tama harus dapat mengetahui atau menentukan dalam industri apa perusahaan atau organisasi berada. Dengan demikian, dapat ditentukan, bagaimana kemampuan perusahan untuk mengimplementasikan strateginya dengan sukses. Setelah mengetahuinya, maka manajer strategi dapat mengkaji karakteristik dari industri tersebut dan tren perkembangannya secara rinci dan mendalam dengan dibantu pakar yang benar-benar bisa memahami lingkungan eksternal suatu perusahaan.
Berikut adalah hasil diskusi implementasi pengkajian dan analisis faktor eksternal dan analisis industri suatu perusahaan atau organisasi, dalam hal ini ITB dan IPB yang kami jadikan studi kasus.
Pertanyaan:
Jawaban:
Faktor-faktor eksternal yang berpengaruh adalah PEST: Political, Economic, Social, dan
Technology. Berikut adalah rangkuman dari faktor-faktor eksternal yang dampaknya pada
industri pendidikan tinggi (Studi kasus pada IPB dan ITB) :
PEST Analysis Faktor Eksternal dan Dampaknya N
o Faktor Eksternal Dampaknya A. Politik
1. Dinamika regulasi perguruan tinggi (Perubahan Peraturan Perundangan dan Kebijakan Pemerintah tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi khususnya PTN BH)
1. Perubahan status, pengelolaan keuangan, penyelenggaran pendidikan tinggi
2. Globalisasi pendidikan tinggi (AFTA, GATS,
beasiswa studi luar negeri) 1. Meningkatkan daya saing2. Penetrasi perguruan tinggi dengan tawaran beasiswa 3. Mengurangi pasar pendidikan
tinggi dalam negeri 4. Peluang kerjasama
internasional antar perguruan tinggi
3. Kebijakan pemerintahan baru pasca pemilu terhadap pendidikan tinggi belum jelas
1. Menunggu kebijakan pendidikan tinggi pemerintahan baru
B. Ekonomi
1. Perlambatan pertumbuhan ekonomi internasional
1. Menurunnya permintaan tenaga kerja terdidik
2. Alokasi dana pendidikan tinggi dari
pemerintah meningkat 1. Pengembangan dan penataan PTN yang lebih baik
3. Perlambatan ekonomi dunia mengurangi
jumlah permintaan tenaga kerja 1. Lulusan perguruan tinggi kurang terserap pasar
4. Sektor baru yang muncul yang
membutuhkan basis pengetahuan multi-disiplin
1. Lulusan dituntut menguasai multisiplin ilmu
2. Perubahan kurikulum pendidikan tinggi menjadi multidisiplin ilmu
5. Kemampuan ekonomi masyarakat 1. Keterbatasan masyarakat dalam mengenyam pendidikan
C. Sosial
melanjutkan kuliah
2. Budaya dan persepsi melanjutkan di
pendidikan tinggi 1. Tergantung prioritas keluarga dalam menyekolahkan anggota keluarganya
3. Reputasi beberapa PTS dan PTN meningkat 1. Mengurangi pasar ITB dan IPB
4. Peningkatan keragaman dan mobilitas
masyarakat 1. Penyesuaian kurikulum dan peningkatan kualitas 2. Mempersiapkan lulusan
berdaya saing internasional
5. Usia produktif masyarakat Indonesia tinggi 1. Permintaan pendidikan tinggi yang berkualitas tinggi
D
. Teknologi
1. Masyarakat berbasis web dan jejaring sosial 1. Permintaan pendidikan tinggi jarak jauh berbasis web/online
2. Penggunaan teknologi informasi berbasis internet untuk layanan akademik, keuangan, kemahasiswaan, pendidikan, kepegawaian, administrasi, penelitian dan sebagainya
1. Layanan pendidikan tinggi harus berbasis internet 2. Pelayanan dilaksanakan
secara cepat, tepat waktu, sesuai kualitas berdasarkan tingkat keunikan dan
kompleksitas tugas yang harus diselesaikan dengan tingkat kekeliruan rendah, karena mampu mengadaptasi
perkembangan dan kemajuan teknologi mutahir
3. Meningkatkan efsiensi dan efektivitas kinerja,
4. High potensial: menciptakan competitive advantage bagi perguruan tinggi di masa yang akan datang
3.Teknologi ramah lingkungan dan
keberlanjutan (Go Green) 1.Implementasi konsepcampus green 2.Manjadi tema penelitian
strategis perguruan tinggi
Pertanyaan:
2. Peluang dan ancaman apa yang dihadapi perusahaan serta bagaimana probability-nya?
Menurut Wheelen (2010), metode analisis yang dapat digunakan dalam merespon peluang
dan ancaman yang dihadapi perusahaan adalah dengan menggunakan External Factor
Analysis Summary (EFAS).
Langkah-langkah dalam melakukan EFAS ini adalah sebagai berikut:
a. Membuat daftar 5 (lima) faktor eksernal utama untuk peluang dan ancaman.
b. Memberikan bobot pada setiap faktor tersebut yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Bobot ini mengindikasikan signifkasinrelatif dari suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaa atau organisasi. Bobot tersebut ditentukan melalui diskusi untuk mencapai konsensus kelompok. Jumlah total dari seluruh bobot yang diberikan pada faktor tersebut harus sama dengan 1,0.
c. Memberikan peringkat antara 1 samapai 5 pada setiap faktor eksternal utama untuk menunjkkan seberapa efektif atau siap perusahaan atau organisasi saat ini dalam merespon faktor tersebut, dimana 1 adalah rangking terendah dan 5 adalah rengking tertinggi.
d. Kemudian mengalikan bobot dengan rangking setiap faktor untuk menentukan skor bobot.
e. Terakhir adalah menjumlah skor untuk setiap variabel untuk menentukan skor bobot total untuk perusahaan atau organisasi tersebut.
Analisis EFAS (External Factor Analysis Summary) yang kami lakukan untuk mengetahui
berikut :
External Factor Analysis Summary (EFAS) IPB VS ITB
Eksternal Factors Weight Rating WeightScore Comment
A. Peluang IPB ITB IPB ITB IPB ITB
1. Usia produktif masyarakat
Indonesia tinggi 0,1 0,1 4 2 0,4 0,2 Tingginya kesadaran untuk
melanjutkan pendidikan tinggi berkualitas 2. Dinamika regulasi
perguruan tinggi
3. Penggunaan teknologi informasi berbasis internet untuk layanan akademik, keuangan,
4. Kebijakan pemerintahan baru pasca pemilu
terhadap pendidikan tinggi belum jelas
0,0
5 0,05 2 3 0,1 0,15 Lihat dan tunggu
5. Alokasi dana pendidikan tinggi dari pemerintah meningkat
1. Globalisasi pendidikan tinggi (AFTA, GATS, beasiswa studi luar negeri)
0,2 0,2 5 5 1 1 2015 sudah
dimulai
dunia mengurangi jumlah permintaan tenaga kerja
5 kerjasama
internasional dengan pihak swasta/indust ri
3. Reputasi beberapa PTS dan PTN meningkat
0,1 0,1 4 3 0,4 0,3 Meningkatka n kualitas dan reputasi diri
4. Peningkatan keragaman dan mobilitas masyarakat
0,0
5 0,05 1 1 0,1 0,05 Adaptasi terhadap perubahan
5. Sektor baru yang muncul yang membutuhkan basis pengetahuan multidisiplin
0,1
5 0,15 3 4 0,5 0,6 Penyesuaian kurikulum dan evaluasi program studi
Total Score 1 1 3,45 3,55
Dari hasil EFAS tersebut menunjukkan skor bobot ITB lebih besar dibanding IPB.
Hal ini menunjukkan bahwa ITB lebih baik atau siap menanggapi faktor -faktor eksternal dalam proses bisnis perguruan tinggi di Indonesia.
Pertanyaan
3. Bagaimana Anda menganalisis industri dimana perusahaan Anda berada menurut M. Porter?
Jawaban:
Persaingan antar perusahaan/organisasi dalam industri yang sama
Persaingan ini adalah persaingan yang ditimbulkan oleh keberadaan peruasahaan yang menjalankan bisnis yang sama. Jumlah pesaing dan posisinya di pasar akan
menentukan tingkat persaingan ini.
Tingkat persaingan ini ditentukan oleh :
1. Jumlah pesaing seimbang yang terdapat di dalam industri. 2. Pertumbuhan industri yang lambat.
3. Kharakteristik produk yang kurang terdifferensiasi.
4. Kapasistas keseluruhan perusahaan yang semakin bertamba h.
5. Fixed cost dan swithing cost yang tinggi. 6. Tingkat perbedaan antar pesaing.
7. Hambatan untuk keluar industri yang tinggi.
Semakin semua faktor di atas mengalami kenaikan kondisi
akan meningkatkan
tingkat persaingan dan ancaman bagi perusahaan.
Ancaman pendatang baru untuk memasuki pasar
Masuknya pendatang baru akan menambah tingkat persaingan perusahaan dalam industri karena telah menambah jumlah dan kapasitas yang terdapat dalam industri tersebut.
Tingkat ancaman pendatang baru ini semakin meningkat jika : 1. Skala ekonomi (economies of scale) yang menurun dan
belum dicapai perusahaan sebelumnya.
2. Differensiasi produk yang ada sekarang masih rendah. 3. Persyaratan modal yang tidak terlalu menyulitkan. 4. Biaya peralihan (swithing cost) yang rendah.
5. Akses ke saluran distribusi yang tinggi.
6. Kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan yang
luas pada setiap pengusaha untuk dapat ikut serta dalam industri.
Apabila kondisi di atas dapat dikurangi maka ancaman pendatang baru akan dapat menurunkan dan akan menjadi suatu peluang bagi perusahaan.
Ancaman produk pengganti/substitusi
produk pengganti. Ancaman produk pengganti dapat dilihat dari perkembangan teknologi dan perubahaan perilaku konsumen dalam pemenuhan kebutuhannya.
Daya tawar pembeli
Peran di pasar juga ditentukan kekuatan tawar pembeli. Apabila kekuatan tawar pembeli tinggi maka upayaupaya yang harus dilakukan perusahaan untuk bersaing juga akan semakin tinggi karena tingkat persaingan untuk mendapatkan konsumen juga semakin tinggi. Kekuatan tawar ini akan semakin meningkat jika :
1. Jumlah pembelian konsumen dalam jumlah besar.
2. Produk yang diinginkan adalah produk yang bersifat standar dan tidak terdifferensiasi.
3. Pembeli memperoleh laba/keuntungan yang rendah.
4. Produk yang ditawarkan bukan produk yang terpenting bagi pembeli
5. Pembeli industri melakukan kebijakan strategi integrasi.
Semakin faktor di atas meningkat, maka posisi tawar pembeli menjadi kuat dan pada gilirannya akan memperbesar tingkat persaingan di dalam industri.
Daya tawar penjual
Sama dengan kekuatan tawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok yang meningkat juga akan meningkatkan tingkat persaingan dalam industri. Tingkat persaingan ini akan semakin tinggi jika :
1. Terdapat dominasi pasokan oleh perusahaan suplier. 2. Terdapat sedikit perusahaan pemasok.
3. Produk yang dijual bersifat unik.
4. Industri bukan pasar utama atau bukan pelanggan penting ba gi
pemasok.
5. Adanya kebijakan strategi integrasi oleh perusahaan pemasok .
Semakin faktor di atas semakin menguat maka perusahaan yang terdapat dalam industri ini akan menghadapi ancaman.
Berdasarkan bagan analisis fve forces Michael Porter tersebut di atas, berikut hasil analisis industri pendidikan tinggi (ITB dan IPB) yang kami lakukan :
A. ITB
1. Ancaman Pendatang Baru
2. Ancaman Produk atau Jasa Pengganti
Adanya academic community di daerah, pendirian sekolah vokasi, program dual degree antara perguruan tinggi negeri dalam negeri dengan perguruan tinggi luar negeri terkenal, dibukanya program fast track pendidikan sarjana di perguruan tinggi negeri/swasta dan tersebarnya perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang sudah menerapkan e-learning dan berbagai fasilitas TIK menjadi ancaman ITB. ITB harus mempunyai terobosan baru untuk tetap memenangkan pasar jasa pendidikan tinggi.
3. Kekuatan Tawar-Menawar Pelanggan
ITB mempunyai ikatan alumni yang kuat. Banyak alumni dan dosennya yang berkiprah di tingkat nasional maupun lembaga internasional. Banyak diantaranya menjabat di lembaga pemerintahan, menjadi konsultan/tenaga ahli diperusahaan. Karya ilmiahnya banyak dimuat di jurnal nasional ataupun internasional ini tampak dari peringkat webometric-nya ke-636 dunia, lebih tinggi dari IPB (1156) dan UI (696). Mahasiswanya dibekali softskill dan hardskill IT yang mumpuni sehingga lebih mudah diserap pasar tenaga kerja.
4. Kekuatan Pemasok
Kebijakan pemerintah tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi (status perguruan tinggi negeri, pengelolaan keuangan, kebijakan pendidikan afrmatif penerimaan mahasiswa baru terdepan, terluar dan tertinggal, dsb) sangat mempengaruhi pengelolaan ITB.
5. Persaingan dengan Perusahaan Sejenis
Pemberian beasiswa kuliah ke luar negeri, tawaran bagi dosen yang high quality untuk pindah mengajar atau pindah ke perguruan tinggi luar negeri.
B. IPB
1. Ancaman Pendatang Baru
IPB harus selalu memperhatikan dan mewaspadai pertumbuhan perguruan tinggi baru asing dan negeri khususnya yang memiliki core competence sama dengan IPB atau di bidang pertanian.
2. Ancaman Produk atau Jasa Pengganti
Adanya academic community di daerah, pendirian sekolah vokasi, program dual degree antara perguruan tinggi negeri dalam negeri dengan perguruan tinggi luar negeri terkenal, tersebarnya perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang sudah menerapkan e-learning dan berbagai fasilitas TIK menjadi ancaman IPB.
3. Kekuatan Tawar-Menawar Pelanggan
internasional. Banyak diantaranya menjabat di lembaga pemerintahan, menjadi konsultan/tenaga ahli di perusahaan. Beberapa karya ilmiahnya banyak dimuat di jurnal nasional ataupun internasional ini, namun lebih sedikit di banding ITB. Daya tawar dan penyerapan lulusannya di pasar tenaga kerja sedikit lebih rendah di banding ITB. Banyak diantaranya bekerja di bidang pertanian dalam arti luas (agak menyimpang dari kompetensi utamanya).
4. Kekuatan Pemasok
Kebijakan pemerintah tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi (status perguruan tinggi negeri, pengelolaan keuangan, kebijakan pendidikan afrmatif penerimaan mahasiswa baru terdepan, terluar dan tertinggal, dsb) sangat mempengaruhi pengelolaan IPB. Di tambah political will pemerintah terhadap bidang pertanian kurang sehingga ini mempengaruhi daya tawar lulusan IPB.
5. Persaingan dengan Perusahaan Sejenis
Pemberian beasiswa kuliah ke luar negeri dan pembukaan program studi bidang pertanian di perguruan tinggi negeri nasional (ITB, UI dan UGM) menjadi pesaing baru program studi di IPB.
Pertanyaan:
4. Model-model penelitian seperti apa yang dapat Anda kembangkan berdasarkan faktor – faktor yang Anda analisis dari faktor eksternal ini?
Jawaban:
Menurut kami beberapa contoh model – model penelitian yang dapat dikembangkan berdasarkan faktor – faktor eksternal industri pendidikan tinggi adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Keunggulan Kompetitif Perguruan Tinggi melalui Analisis Struktur Industri Porter
2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa Masuk IPB
3. Identifkasi Faktor Lingkungan Eksternal Suatu Perguruan Tinggi (Studi Kasus ITB)
4. Analisis Faktor Eksternal Penerapan Total Quality Manajemen (TQM) Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK IPB
6. Analisis Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Daya Saing Lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia
7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa SMK Melanjutkan Studi di Perguruan Tinggi
8. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Lamanya Studi di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Sekolah Pascasarjana IPB)
9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa di Perguruan Tinggi ( Studi Kasus Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fateta IPB)