• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Terjadinya Hipertensi Pada Pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau Cikarang Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Terjadinya Hipertensi Pada Pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau Cikarang Barat"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI

PADA PEGAWAI CV LUSINDO DESA SUKADANAU CIKARANG BARAT

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan Oleh :

RETNO TAUFANNITIAS PUJI AYU PURWANTI

J500100047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI PADA

PEGAWAI CV LUSINDO DESA SUKADANAU CIKARANG BARAT

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

RETNO TAUFANNITIAS PUJI AYU PURWANTI

J 500 1000 47

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Pembimbing Utama

Dr. Safari Wahyu Jatmiko, M.Si.Med.

Nik. 1369

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI PADA

PEGAWAI CV LUSINDO DESA SUKADANAU CIKARANG BARAT

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

RETNO TAUFANNITIAS PUJI AYU PURWANTI

J 500 100 047

(3)

iii

ii

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi

manapun. Sepanjang pengetahuan penulis tidak terdapat karya atau perndapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, yang tertulis dalam naskah ini kecuali disebutkan

dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan penulis di atas, maka

penulis pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, January 2018

Penulis,

RETNO TAUFANNITIAS PUJI AYU PURWANTI

J 500 100 047

(5)

1

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI PADA PEGAWAI CV LUSINDO DESA SUKADANAU

CIKARANG BARAT Abstrak

Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada masyarakat di dunia..Prevalensi hipertensi telah mencapai angka 31,7% dari semua penduduk. Peningkatan ini diakibatkan perubahan gaya hidup salah satunya merokok. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan kebiasaan merokok dengan terjadinya hipertensi pada pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau Cikarang Barat.Jenis Penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan caranon-probability sampling dengan teknikconsecutive sampling dan didapatkan 76 sampel merokok dan 76 sampel tidak merokok. Sampel penelitian ini adalah pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau Cikarang Barat dengan kriteria laki-laki usia 25-55 tahun dan tidak memiliki penyakit selain hipertensi seperti jantung, diabetes melitus, stroke, ginjal dan hipertiroid. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner untuk data responden dan karakteristik kebiasaan merokok, serta sphygmomanometer dan stetoskop untuk mengukur tekanan darah.Hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Squre didapatkan nilai probabilitasnya (p<0,05) untuk signifikansi. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan hipertensi (p=0,000) yaitu dipengaruhi oleh lama merokok (p=0,018) dan cara merokok (p=0,046), tetapi tidak terdapat hubungan antara kriteria perokok (p=0,328), usia merokok (p=0,942) dan jenis rokok (p=0,237) dengan kejadian hipertensi.Pada penilitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara merokok dengan terjadinya hipertensi pada pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau Cikarang Barat dipengaruhi oleh lama merokok dan cara merokok.

Kata Kunci : Rokok, Kebiasaan Merokok, Hipertensi Abstract

Hypertension is one of the leading causes of death in people in the world. The prevalence of hypertension has reached 31,7% of all population. This increase due to lifestyle, changes example is smoking. The purpose of this study the relationship between smoking habits and the occurence of hypertension on employees CV Lusindo, Sukadanau, West Cikarang.This research using observational analytics with cross sectional. Sampling is done by consecutive sampling and obtained 76 smoking samples and 76 non-smoking sample. The sample of this research is employees CV Lusindo, Sukadanau, West Cikarang with criterion of male age 25-55 years and have no diesease other than hypertension for example heart, diabetes mellitus, stroke, kidney and hyperthyroid. Instruments in this study using a questionnaire, and sphygmomanometer to measure blood pressure.Statistical test result using Chi-Square test got probability value (p<0,05) for significance. Result of research there was relation significant between smoking habit with hypertension (p=0,000) that is influenced by the length of smoking (p=0,018) and how to smoke (p=0,046), but there is no relationship between criteria of smokers (p=0,328), age of smoking (p=0,942)

(6)

2   

and type of cigarette (p=0,237) with the occurence of hypertension.In this study there is a significant relationship between smooking and hypertension in employees CV Lusindo, Sukadanau, West Cikarang with influenced, factor was the long smoking and how to smoke.

Keyword : Cigarette, Smoking Habit, Hypertension

1. PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian dini pada masyarakat di dunia. Tingginya angka kejadian hipertensi di dunia, dipengaruhi oleh dua jenis faktor, yaitu tidak bisa diubah seperti umur, jenis kelamin dan ras. Faktor yang bisa diubah diantaranya obesitas, konsumsi alkohol, kurang berolahraga, konsumsi garam yang berlebihan, dan kebiasaan merokok. Prevalensi hipertensi telah mencapai angka 31,7% dari semua penduduk (Setyanda, 2015).Merokok telah jauh berakibat negatif terhadap kesehatan dan ekonomi masyarakat dan individu. Sudah sangat dipahami bahwa rokok adalah penyebab utama kematian, membunuh setengah masa hidup perokok (World Health Organization, 2011).Asap rokok yang ada di dalam sebatang rokok berdampak buruk yaitu mengandung 4.000 jenis senyawa kimia beracun yang berbahaya pada tubuh dimana 43 diantaranya bersifat karsinogenik. Komponen utamanya adalah nikotin suatu zat berbahaya penyebab kecanduan, tar dengan sifat karsinogenik dan karbon monoksida yang dapat menurunkan kandungan oksigen dalam darah (Kementerian Kesehatan, 2013).

Penelitian Sisay, Andualem dan Teshome (2012)merokok terdapat hubungan yang signifikan dengan terjadinya hipertensi. Merokok merupakan faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung serta peningkatan tekanan darah. Seseorang menghisap rokok denyut jantungnya akan meningkat sampai 30%. Rokok mengandung nikotin sebagai penyebab ketagihan dan merangsang pelepasan adrenalin sehingga kerja jantung lebih cepat dan kuat, akhirnya terjadi peningkatan tekanan darah (Departemen Kesehatan, 2009). Masih terdapat pertanyaan apakah kebiasaan merokok dapat meningkatkan kejadian hipertensi sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan merokok dengan terjadinya hipertensi pada pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau Cikarang Barat”.

(7)

3   

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, Penelitian ini dilaksanakan di CV Lusindo Desa Sukadanau Cikarang Barat pada bulan Agustus 2014. Populasi penelitian target adalah seluruh pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau Cikarang Barat hanya yang merokok dan tidak merokok setuju untuk menjadi responden. Populasi penelitianaktual adalah pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau Cikarang Barat hanya berjenis kelamin laki-laki dan yang masuk pada shift pagi sampai siang saja.

Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan pendekatan consecutive sampling. Estimasi besar sampel pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan sebanyak 76 orang yang merokok dan 76 orang yang tidak merokok. Kriteria inklusi Semua Pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau Cikarang Barat, laki-laki Usia 25 – 55 tahun, bersedia dan menyetujui mengikuti penelitian. Kriteria eksklusi Pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau Cikarang Barat yang memiliki penyakit lain selain hipertensi misalnya jantung, diabetes melitus, stroke, ginjal dan hipertiroid.

Data dalam penelitian ini didapatkan dari data primer. Data primer diperoleh dengan cara wawancara terhadap responden menggunakan kuesioner dari Paramita (2011) dengan 12 item pertanyaan dikatakan valid jika r hitung > r tabel (0,388) dan mengukur tekanan darah responden dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop beserta didampingi oleh dokter untuk mendiagnosis.

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan diolah menggunakan teknik analisis statistik yaitu Chi-square. Dengan menggunakan program komputer.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di CV Lusindo Desa Sukadanau Cikarang Barat pada tanggal 8 Agustus 2014. CV Lusindo ini merupakan perseroan komanditer yang terletak di Desa Sukadanau Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi yang bergerak dalam bidang ekspedisi pengiriman barang.

(8)

4   

Sampel diambil dari Bagian pengantar barang (supir), administrasi, keamanan, pengolahan data, teknisi mesin, lapangan dan bagian pengecekan barang.

Pegawai CV Lusindo tersebut dengan jumlah pegawai 210 orang yang mayoritas terdiri dari laki-laki. Jumlah pegawai laki-laki 182 orang dan jumlah pegawai perempuan 28 orang, total dari semua yaitu 210 orang. Jumlah pegawai laki yang merokok 103 orang dan jumlah pegawai laki-laki yang tidak merokok 79 orang. Dari penelitian ditentukan besar sampel penelitian sebanyak 152 sampel terdiri dari laki-laki yaitu 76 sampel merokok dan 76 sampel tidak merokok berdasarkan rumus besar sampel. Didapatkan hasil sebagai berikut :

3.1.1 Analisis Univariat

Tabel 1. Distribusi Subjek Penelitian Kebiasaan Merokok

TOTAL

Merokok Tidak Merokok

∑ (%) ∑ (%) 76 50,0 76 50,0 152 Usia (Tahun) 21 - 30 14 18,4 24 31,6 38 31 - 40 29 38,2 26 34,2 55 41 - 50 26 34,2 24 31,6 50 51 - 60 7 9,2 2 2,6 9 Tekanan Darah Normal 34 44,7 65 85,5 99 Prahipertensi 9 11,8 0 0 9 Hipertensi Derajat 1 31 40,8 11 14,5 42 Hipertensi Derajat 2 2 2,6 0 0 2

Hasil Tekanan Darah

Normal 34 44,7 65 85,5 99

Hipertensi 42 55,3 11 14,5 53

Jumlah Batang 30 Hari

<10 2 2,6

10-20 6 7,9

>20 68 89,5

Jumlah Batang 7 Hari

<10 8 10,5

10-20 21 27,6

>20 47 61,8

Jumlah Batang Per Hari

<10 48 63,2

10-20 20 26,3

>20 8 10,5

(9)

5   

3.1.2 Analisi Bivariat

Tabel 2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Pengaruh Merokok

Merokok P Value ∑ (%) 76 50,0 Kriteria Perokok 0,328 Ringan 48 63,2 Sedang 20 26,3 Berat 8 10,5 Lama Merokok <10 tahun 5 6,6 0,018 10-20 tahun 34 44,7 >20 tahun 37 48,7

Usia Saat Merokok

<10 tahun 3 3,9 0,942 10-20 tahun 54 71,1 >20 tahun 19 25,0 Jenis Rokok Filter 34 44,7 0,237 Kretek 42 55,3 Campur 0 0 Kedalaman Merokok Dangkal 18 23,7 0,046 Dimulut 27 35,5 Dalam 31 40,8

Sumber : Data primer responden pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau 2014

Tabel 3. Uji Chi-Square Kebiasaan Merokok Dengan Terjadinya Hipertensi Tekanan Darah df X2 p Normal Hipertensi Merokok 42 34 1 27,656 0,000 Tidak Merokok 11 65

Sumber : Data primer responden pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau 2014

3.2 Pembahasan

Pada tabel 1diketahui bahwa kebiasaan merokok dengan jumlah merokok sebanyak 76 sampel (50,0%) dan jumlah tidak merokok sebanyak 76 sampel (50,0%). Usia pada pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau Cikarang Barat yang merokok tertinggi pada usia 31-40 tahun sebanyak 29 orang (38,2%) dan yang terendah pada pegawai usia 51-60 tahun sebanyak 7 orang (9,2%). Berdasarkan hasil Riskesdas (2013) perilaku merokok

(10)

6   

masyarakat Indonesia yang merokok setiap hari tertinggi pada us`ia 30-34 tahun sebesar 33,4%, usia 35-39 tahun sebesar 32,2%.

Merokok tertinggi dengan nilai tekanan darah sistolik <120 dan diastolik <80 mmHg dengan kategori tekanan darah normal sebanyak 34 orang (44,7%), namun pada kategori prahipertensi sistolik 120-139 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg sebanyak 9 orang (11,8%), pada kategori hipertensi derajat 1 dengan nilai tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg sebanyak 31 orang (40,8%) dan pada kategori hipertensi derajat 2 dengan nilai tekanan darah sistolik >160 mmHg dan diastolik >100 mmHg sebanyak 2 orang (2,6%).

Hipertensi pada pegawai yang merokok sebanyak 42 orang (55,3%) dan pada pegawai yang merokok dengan tekanan darah normal sebanyak 34 orang (44,7%). Pada pegawai yang tidak merokok dengan tekanan darah normal sebanyak 65 orang (85,5%) dan pada pegawai yang tidak merokok mengalami hipertensi sebanyak 11 orang (14,5%). Nikotin dalam rokok merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah segera setelah hisapan pertama (Sriani, et al. 2016).

Jumlah konsumsi rokok dalam 30 hari frekuensi tertinggi >20 batang sebanyak 68 orang (89,5%). Jumlah konsumsi rokok dalam 7 hari frekuensi tertinggi >20 batang sebanyak 47 (61,8%) dan jumlah konsumsi rokok per hari frekuensi tertinggi <10 batang sebanyak 48 orang (63,2%). Hasil dari Riskesdas (2013) perilaku masyarakat Indonesia dengan jumlah batang rokok yang dihisap oleh orang Indonesia rata-rata sebanyak 12 batang per hari (setara satu bungkus rokok).

Pada tabel 2 diketahui distribusi subjek penelitian berdasarkan pengaruh merokok. Kriteria perokok frekuensi tertinggi pada perokok ringan yang mengalami hipertensi sebanyak 30 orang (39,5%) dan terendah pada perokok berat sebanyak 5 orang (6,6%). Hasil uji Chi-Squre tidak ada hubungan bermakna antara kriteria perokok dengan kejadian hipertensi p=(0,328), dimana hasil penelitian ini sesuai dengan Setyanda, et al. (2015) hubungan derajat perokok dengan terjadinya hipertensi p=(0,226). Terdapat

(11)

7   

faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil analisis dimana kebiasaan minum alkohol dan asupan elektrolit yang tinggi pada responden, sehingga tekanan darah responden tidak jauh berbeda (Dwiputra, 2014).

Berdasarkan lama merokok dengan terjadinya hipertensi frekuensi tertinggi terjadinya hipertensi yaitu >20 tahun sebanyak 26 orang (34,2%). Hasil uji Chi-Square didapatkan p=(0,018). Hasil dari penelitian ini sesuai dengan Setyanda, et al. (2015) lama merokok dengan kejadian hipertensi menunjukkan ada hubungan bermakna p=(0,017). Dampak rokok akan terasa setelah konsumsi selama 10-20 tahun karena zat kimia dalam rokok bersifat berjalan yang semakin lama dosis racun akan mencapai titik toksik, sehingga dengan jelas dampak rokok berupa kejadian hipertensi akan muncul kurang lebih setelah 10 tahun konsumsi (Sunyoto, et al. 2013).

Usia merokok dengan terjadinya hipertensi frekuensi tertinggi pada usia 10-20 tahun awal pertama kali mencoba untuk merokok dengan terjadinya hipertensi sebanyak 31 orang (40,8%). Hasil analisis uji Chi-Square didapatkan p=(0,942) berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia pertama merokok menjadi hipertensi. Rokok juga punya dose-respone effect, dimana semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya karena toksin akan menumpuk lebih banyak pada paru-paru. Peningkatan tekanan darah tidak begitu tampak namun dalam waktu yang lama (10-20 tahun), dampak rokok akan terasa sehingga dapat mengakibatkan beberapa penyakit yang berbahaya seperti stroke, infark miokardium, jantung, impotensi, kanker dan lain-lain (Linda, 2010).

Berdasarkan jenis rokok terjadinya hipertensi frekuensi tertinggi untuk jenis rokok kretek (non filter) yang mengalami hipertensi sebanyak 27 orang (35,5%). Hasil analisis uji Chi-Square didapatkan p=(0,237) berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis rokok yang dikonsumsi menjadi hipertensi. Dari penelitian sebelumnya Sunyoto, et al. (2010) menyatakan bahwa merokok dengan jenis rokok non filter mempunyai resiko kejadian hipertensi lebih tinggi daripada merokok jenis rokok filter karena kandungan rokok non filter lebih tinggi. Kandungan pada rokok jenis non

(12)

8   

filter salah satunya adalah tar dimana kandungannya melebihi 20 mg yaitu 40 mg.

Berdasarkan cara merokok dengan terjadinya hipertensi frekuensi tertinggi cara merokok dengan terjadinya hipertensi dengan cara merokok dalam sebanyak 22 orang (28,9%). Hasil dari analisis uji Chi-Square terdapat p=(0,046) berarti terdapat hubungan yang signifikan antara cara merokok menjadi hipertensi. Dari penelitian Sunyoto, et al. (2010) menyatakan dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa cara menghisap rokok dalam mempunyai mempunyai risiko lebih tinggi terjadinya hipertensi dikarenakan gas karbon monoksida yang terkandung dalam rokok sangat mudah masuk kedalam tubuh melalui udara bebas yang digunakan untuk bernafas. Karbon monoksida dari asap rokok bercampur dengan oksigen di udara yang dhirup untuk bernafas.

Pada tabel 3 dilakukan uji analisis Chi-Square dengan menggunakan program komputer. Dari analisis data nilai X2 sebesar 27,656 dan p value sebesar 0,000 dengan taraf signifikan (α) 0,05. P value < 0,05 (α) maka dinyatakan H0 ditolak, H1 diterima yang berarti terdapat hubungan yang

signifikan antara kebiasaan merokok dapat menjadi hipertensi. Pada penelitian ini hasil sesuai dengan penelitian sebelumnya dari Setyanda, et, al. (2015) merokok dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 35-65 tahun di kota Padang dengan jumlah subjek 92 orang yang diambil secara multi stage random sampling. Data dianalisis dengan uji Chi-Square dengan p 0,05 untuk signifikansi. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan hipertensi (p=0,003), nikotin yang ada di dalam rokok dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang, bisa melalui pembentukan plak aterosklerosis efek langsung nikotin terhadap pelepasan hormon epinefrin dan norepinefrin, ataupun melalui efek karbon monoksida dalam peningkatan sel darah merah.

Zat-zat kimia dalam rokok dapat merusak lapisan dinding arteri berupa plak yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri yang dapat meningkatkan tekanan darah. Nikotin meningkatkan hormon epinefrin

(13)

9   

yang bisa meningkatkan terjadinya penyempitan pembuluh darah arteri. (Aggie & Herbert, 2012). Karbon monoksida bersifat toksik yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor maupun penggunaanya. Karbon monoksida juga dapat menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung peredaran oksigen desaturasi hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen dan mempercepat arterosklerosis (pengapuran dan penebalan pembuluh darah) (Dwiputra, 2014).

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna antara merokok dengan terjadinya hipertensi pada pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau Cikarang Barat bulan Agustus tahun 2014. Terdapatnya hubungan pada penelitian ini digunakan sebagai acuan untuk penelitian berikutnya. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode cohort. Agar mendapatkan hasil yang akurat, perlu dilakukan pengukuran tekanan darah lebih dari sehari dan lebih dipertajam untuk mengurangi variabel perancu pada hipertensi yang diukur.

PERSANTUNAN

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Prof. DR. Dr. EM Sutrisna, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kepada Dr. Anika Candrasari, M.Kes., Dr. Budi Hernawan, M.Sc. dan Dr. Safari Wahyu Jatmiko, M.Si.Med., yang telah membimbing, memberikan kritik dan saran dalam penelitian ini. Segenap dosen dan staf Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Teman-teman angkatan 2010 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kedua orang tua penulis dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

(14)

10   

DAFTAR PUSTAKA

Aghi, C., Herbert, B., 2012. Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.

Departemen Kesehatan. 2009. Prevelensi Hipertensi. Available at : (Sumber: http://www.depkes.go.id diakses tanggal 29 November 2013).

Dwiputra, B., 2008. Hubungan Perilaku dengan Prevalensi Hipertensi pada Masyarakat Kota Ternate. FK UI : Jakarta.

Eduward, S., 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang Berobat Di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari sampai Juni 2008. Fakultas Kedokteran Universitas Pekanbaru. Skripsi. Hal : 33.

Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME). 2012. Smoking Prevalence and Cigarette Consumtion in 187 Countries. JAMA. 180 : 334-5.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), 2013. Generasi Muda Sehat Tanpa Rokok. Available at : (www.depkes.go.id diakses : maret 2014).

Linda, D., A., 2010. Hubungan Antara Perokok Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Dusun Gatak Desa Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Riset Kesehatan Dasar, 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013. Available at (Sumber : http://depkes.go.id/download/riskesdas2013. diakses :12 Maret 2014).

Riset Kesehatan Dasar, 2013. Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Hal: 4.

Setyanda, Y. O., Sulastri, D., Lestari, Y., 2015. Hubungan Merokok Dengan Kejadian Hipertensi pada Laki-Laki 35-65 Tahun di Kota Padang. J Kes Andalas. 4(2): 437-8.

Sisay, B., Andualem, M., Teshome, G., 2012. Prevalence of Hypertension and Its Association with Substance Use among Adults Living in Jimma Town, South West Ethiopia, 2012. J of Med & Med Si. 6-8.

(15)

11   

Sriani, K.I., Fakriadi, R., Rosadi, D., 2016. Hubungan Antara Perilaku Merokok dan Kebiasaan Olahraga Dengan Kejadian Hipertensi Pada Laki-laki Usia 18-44 Tahun. J Pub Kes Mas. Vol. 3. No.1. H. 4.

Sunyoto, Sutaryono, Martono, N., 2010. Karakteristik Kebiasaan Merokok Pada Pasien Laki-Laki Penderita Hipertensi di Rumah Sakit Islam Klaten. Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten. Hal: 6-12.

World Health Organization. 2009. Prevelensi Merokok. (online), (Sumber: http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id diakses tanggal 30 September 2013). World Health Organization. 2011. WHO Report on the Global Tobacco Epidemic,

2011. Available at. (Sumber : http://www. who.int/tobacco/global_report/2011/en/index.html. diakses : 2 Juni 2014).

Gambar

Tabel 1. Distribusi Subjek Penelitian  Kebiasaan Merokok
Tabel 2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Pengaruh Merokok   Merokok P Value  ∑ (%)   76  50,0  Kriteria Perokok 0,328Ringan 48  63,2  Sedang 20  26,3  Berat 8  10,5  Lama Merokok &lt;10 tahun  5  6,6  0,018 10-20 tahun 34 44,7  &gt;20 tahun  37  4

Referensi

Dokumen terkait

Pedoman Penyusunan Pola-RLKT (1994) : DAS adalah suatu daerah tetentu yang bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan dengan sungai

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan serat, asupan kolesterol, dan aktvitas

Hipotesis Tindakan: Apabila pembelajaran Keterampilan Berbicara ba- hasa Prancis pada matakuliah Expression Orale I dilaksanakan dengan metode ber- main peran dalam

,p.149- 174

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan, dikemukakan beberapa temuan yang berhubungan dengan pola pengendalian sosial pelanggaran disiplin sekolah

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan formula khitosan-asap cair dalam membantu inovasi waktu pemeraman dengan penetrasinya melewati pori-pori kulit

Peran guru pendidikan kewarganegaraan sebagai motivator kepada siswa untuk mematuhi hukum yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo dengan memotivasi siswa dengan menunjukkan

Penulis melakukan penelitian sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian dengan judul MEMPELAJARI KHASIAT BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam) TERHADAP KUALITAS