• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kebijakan Gaji Dengan Kedisiplinan Bekerja Karyawan Pabrik Pt. Kusumahadi Santosa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kebijakan Gaji Dengan Kedisiplinan Bekerja Karyawan Pabrik Pt. Kusumahadi Santosa"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEBIJAKAN GAJI DENGAN KEDISIPLINAN BEKERJA KARYAWAN PABRIK PT.

KUSUMAHADI SANTOSA

Disusun sebagai salah satu syarat menyeleaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Oleh :

MUHAMMAD GHOZI AL WAFI F 100 140 036

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

1

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEBIJAKAN GAJI DENGAN KEDISIPLINAN BEKERJA KARYAWAN PABRIK PT.

KUSUMAHADI SANTOSA Abstrak

Penelitian bertujuan untuk (1.) mengetahui hubungan antara persepsi terhadap kebijakan gaji dengan kedisiplinan bekerja. (2.) mengetahui tingkat persepsi karyawan terhadap kebijakan gaji yang ditetapkan oleh perusahaan. (3.) mengetahui tingkat kedisiplinan bekerja karyawan. (4.) mengetahui peran persepsi terhadap kebijakan gaji dengan kedisiplinan bekerja karyawan. Subjek dari penelitian ini adalah karyawan pabrik PT. Kusumahadi Santosa bagian produksi. Penentuan subjek tersebut dilakukan dengan quota sampling, yang terdiri dari 50 orang karyawan bagian produksi PT. Kusumahadi Santosa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan skala persepsi terhadap kebijakan gaji, dan skala kedisiplinan bekerja. Berasarkan hasil analisis menggunakan Kendall’s tau test didapatkan hasil koefisien korelasi (r) sebesar 0,118 dan signifikansi (p) sebesar 0,254 (p > 0,05). Menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi terhadap kebijakan gaji dengan kedisiplinan bekerja karyawan.

Kata kunci : Kedisiplinan kerja, persepsi, kebijakan gaji, karyawan Abstract

The research aims to (1) find out the relationship between the perception against the policy of salary by discipline works. (2.) know the level of perception of the employee against the salary policy established by the company. (3.) know the level of discipline working employees. (4.) know the role of perception against the policy of salary by discipline working employees. The subject of this research is the factory of PT. Kusumahadi Santosa part production. The subject of the determination is done by quota sampling, which consists of 50 employees part of the production of PT Kusumahadi Santosa. Data collection techniques in the study are using the scale perception against the policy of salary scale, and discipline work. When the results of the analysis using the Kendall's know the test results obtained by correlation coefficient (r) of 0.118 and significance (p) of 0.254 (p > 0.05). Indicates that there is no relationship between the perception against the policy of salary by discipline working employees.

Keywords : Discipline of work, perceptions, policies, payroll, employee 1. PENDAHULUAN

Dunia kerja merupakan dunia yang banyak berhubungan dengan permasalahan. Permasalahan dapat timbul dari mana saja terutama terkait dengan permasalahan

(6)

2

yang ada pada karyawan. Salah satu permasalahan yang timbul pada karyawan adalah kedisiplinan bekerja. Melalui data wawancara yang dilakukkan oleh peneliti terhadap lima orang karyawan pabrik PT. Kusumahadi Santosa, peneliti menemukan adanya fenomena kedisiplinan bekerja yang dipengaruhi oleh persepsi karyawan terhadap gaji yang akan mereka terima. Karyawan adalah orang penjual jasa (pikiran atau tenaga) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu (Ashari, 2015).

Banyak faktor yang mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam perusahaan. Menurut Saydam (1996) salah satu faktor kedisiplinan dalam bekerja adalah besar kecilnya pemberian kompensasi (dalam siregar & irawani, 2010). Kompensasi menurut Hasibuan (2002) di dalam Sari, Bakri, dan Diah (2015) adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang, langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikkan kepada perusahaan. Kedisiplinan merupakan salah satu dampak yang mungkin dipengaruhi oleh adanya pemberian gaji atau kompensasi. Menurut Mirzaee dan Beygzadeh (2017) Disiplin adalah norma yang sistematis dan instruksi untuk mencapai urutan yang vital dan penting dalam setiap sistem sosial. Paok, Saerang, dan Pangemanan (2017). Disiplin didefinisikan ketika karyawan datang dan pulang tepat waktu, melakukan semua pekerjaan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Paok, Saerang, & Pangemanan, 2017)

Karyawan dapat dikatakan disiplin apabila karyawan dapat mematuhi peraturan yang berlaku seperti datang tepat waktu, pulang tepat waktu, dapat mengerjakan tugas dengan baik, dan mau menerima sanksi apabila terbukti melanggar peraturan. Berdasarkan data wawancara peneliti kepada 5 orang pekerja pabrik PT. Kusumahadi Santoso tanggal 5 Juni 2018 pada jam ±13.00WIB di Kabupaten Karanganyar, mengatakan bahwa masih sering terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan pabrik seperti datang dan pulang tidak tepat waktu, tidak mampu mengerjakan tugas yang diemban dengan baik, dan tidak masuk kerja tanpa izin. Pahlevi, dan Listiara (2017) Kedisiplinan bekerja dapat dipengaruhi oleh

(7)

3

beberapa faktor yaitu gaji, pendidikan, pelatihan, penegakan kedisiplinan, dan kepemimimpinan. Dari hasil wawancara mengatakan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kedisiplinan bekerja karyawan adalah jumlah gaji yang diterima.

Persepsi karyawan terhadap gaji yang akan diterima akan mempengaruhi kinerja serta kedisiplinan mereka dalam bekerja. Sistem gaji yang dijelaskan dengan baik, maka oleh karyawan akan dipersepsikan sebagai sebuah sistem yang adil, dan keadilan tersebut akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku karyawan

(Kurniawati, & Harsono, 2017).

Menurut Oetomo Satrio dan Lestariningsih (2016) Gaji adalah remunerasi yang dibayarkan secara periodik untuk karyawan tetap serta memiliki jaminan yang pasti. Sedangkan menurut Widyaningsih (2016) Gaji adalah kompensasi dasar yang diterima oleh karyawan biasanya dalam bentuk upah atau gaji

Sesuai dengan penelitian terdahulu dalam penelitian yang dilakukkan oleh Scottet al (2008) dan Shields al. (2012) di dalam Kurniawati dan Harsono (2017), menunjukkan adanya pengaruh positif antara pemahaman yang baik karyawan tentang system, kinerja, dan perilaku pegawai Penelitian yang dilakukkan oleh Fitri

(2013) Menunjukkan adanya pengaruh positif antara gaji, dan pengawasan terhadap

kedisiplinan bekerja pada karyawan.

Dari penjabaran diatas, maka peneliti ingin mengetahui (1.)Hubungan antara persepsi terhadap kebijakan gaji dengan kedisiplinan bekerja. (2.) Tingkat persepsi karyawan terhadap kebijakan gaji yang ditetapkan oleh perusahaan. (3.) Tingkat kedisiplinan bekerja karyawan. (4.) Peran persepsi terhadap kebijakan gaji dengan kedisiplinan bekerja karyawan.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kebijakan gaji dengan kedisiplinan kerja karyawan.

2. METODE

Penelitian ini ingin mengetahui hubungan persepsi terhadap kebijakan gaji dengan kedisiplinan bekerja pada karyawan. Penelitian ini dilakukan di PT. Kusumahadi

(8)

4

Santosa, peneliti menggunakan karyawan pabrik PT. Kusumahadi Santosa bagian produksi sebanyak 50 orang. Peneliti mengadopsi teori persepsi terhadap kebijakan gaji Maryati (2017) yaitu periode lamanya karyawan bekerja, kompetensi karyawan, kinerja karyawan, senioritas, prestasi karyawan, tanggung jawab. Teori kedisiplinan bekerja Atmosoedirjo (2014), Siregar, Irawani (2013), Prijodarminto (1992) dan Siswanto (1989) didalam Sukarsih (2015) yaitu disiplin terhadap peraturan-peraturan, aspek disiplin waktu, aspek disiplin terhadap tugas dan tanggung jawab, aspek dapat menerima sanksi-sanksi apabila melanggar tugas-tugas maupun tanggung jawab.

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan pabrik PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar yang berjumlah ±1.200 orang namun yang dijadikan populasi dalam penelitian adalah bagian produksi yang berjumlah ±700 orang. Dalam penelitian ini mengunakan teknik pengambilan sample yaitu quota sampling, yaitu mengambil sample sampai jumlah yang dibutuhkan terpenuhi. Peneliti mengambil sampel dari karyawan produksi PT. Kusumahadi Santosa sejumlah 50 orang dengan cara menyebarkan skala persepsi terhadap kebijakan gaji dan skala kedisiplinan bekerja. Setelah melakukan uji validitas skala persepsi terhadap gaji, dan skala kedisiplinan kerja menggunakan rumus CVI (content validity indeks) dengan batas ≥0,60, diperoleh nilai validitas skala persepsi terhadap kebijakan gaji sebesar 0,67-0,92 dan skala kedisiplinan kerja sebesar 0,75-0,92

Jumlah skala persepsi terhadap kebijakan gaji adalah 42 aitem (21 favourable, dan 21 unfavourable) dengan koefisien validitas ≥0,60dan reliabelitasnya 0,759. Skala kedisiplinan kerja terdiri dari 32 aitem (16 favourable, dan unfavourable) dengan koefisien validitas ≥0,60 Dan reliabilitas 0,909

Analisis dat yang digunakan adalah analisis Non parametric Kendall’s tau test,. Digunakan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap kebijakan gaji dengan kedisiplinan bekerja

(9)

5 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji normalitas data sebesar sig 0,000 (p < 0,05) menunjukan sebaranya tidak normal dan hasil uji linearitas F tabel sebesar 1,802 dengan p value 0,074 (p > 0,05) menunjukkan hasil yang linear. Sedangkan uji hipotesis menggunakan Kolmogorov-smirnov pada analisis Kendall’s tau test didapatkan hasil (r)sebesar 0,118 dengan sig (2-tailed) sebesar 0,254 (p-value > 0,05) yang menunjukan bahwa tidak ada hubugan antara persepsi terhadap kebijakan gaji dengan kedisiplinan bekerja.

Berdasarkan hasil analisis perhitungan statistik variabel persepsi terhadap kebijakan gaji diketahui rerata empirik (RE) sebesar 113,00 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 105 yang berarti persepsi terhadap kebijakan gaji termasuk dalam kategori sedang. Data penelitian skor subjek akan dikategorikn ke dalam 5 kategori, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Kategori persepsi terhadap kebijakan gaji dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 1.

Kategorisasi Persepsi Terhadap Kebijakan Gaji Skor Interval Kategori Rerata

Hipotetik (RH) Rerata Empirik (RE) Frekuensi (Σ N) Prosentase (%) 42≤ X <67,2 Sangat rendah 0 0% 67,2≤ X <92,4 Rendah 0 0% 92,4≤ X <117,6 Sedang 105 113,00 43 86% 117,6≤ X <142,8 Tinggi 7 14% 142,8≤ X <168 Sangat Tinggi 0 0% Jumlah 50 100

Berdasarkan kategori skala persepsi terhadap kebijakan gaji diketahui bahwa terdapat 0% (0 orang) yang memiliki persepsi terhadap kebijakan gaji sangat rendah, 0% (0 orang ) yang memiliki persepsi terhadap kebijakan gaji rendah, 86% (43 orang) memiliki persepsi terhadap kebijakan gaji sedang, 14% (7 orang) memiliki persepsi terhadap kebijakan gaji tinggi, 0% (orang) memiliki persepsi terhadap kebijakan gaji

(10)

6

sangat tinggi. Persepsi terhadap kebijakan gaji tidak ditemukan dalam kategori sangat rendah, rendah, maupun sangat tinggi. Sedangkan berdasarkan hasil antara rerata empirik (RE), rerata hipotetik (RH) dengan prosentase tertinggi, ditemukan bahwa persepsi terhadap kebijakan gaji termasuk dalam kategori sedang, yang berarti bahwa subjek memiliki persepsi terhadap kebijakan gaji yang sedang.

Berdasarkan hasil dari analisis perhitungan statistik variabel kedisiplinan kerja diketahui bahwa rerata empirik (RE) sebesar 96,10 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 80 yang berarti kedisiplinan kerja termasuk dalam kategori tinggi. Data penelitian skor subjek akan dikategorikan ke dalam 5 kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Kategori kedisiplinan kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.

Kategorisasi Kedisiplinan Kerja Skor Interval Kategori Rerata

Hipotetik (RH) Rerata Empirik (RE) Frekuensi (Σ N) Prosentase (%) 32≤ X <51,2 Sangat rendah 0 0% 51,2≤ X <70,4 Rendah 0 0% 70,4≤ X <89,6 Sedang 80 10 20% 89,6≤ X <108,8 Tinggi 96,10 32 64% 108,8≤ X <128 Sangat Tinggi 8 16% Jumlah 50 100%

Berdasarkan kategori skala kedisiplinan kerja diketahui bahwa terdapat 0% (0 orang) yang memiliki kedisiplinan kerjasangat rendah, 0% (orang) yang memiliki kedisiplinan kerja rendah, 20% (10 orang) yang memiliki kedisiplinan kerja sedang, 64% (32 orang) yang memiliki kedisiplinan kerja tinggi, 16% (8 orang) yang memiliki kedisiplinan kerja sangat tinggi. Kedisiplinan kerja tidak ditemukan dalam kategori sangat rendah atau rendah. Sedangkan berdasarkan hasil perbandingan antara rerata empirik (RE), rerata hipotetik (RH) dengan prosentase tertinggi, maka

(11)

7

kedisiplinan bekerja termasuk dalam kategori tinggi, yang berarti bahwa subjek memiliki kedisiplinan bekerja yang tinggi, Rangkuman hasil uji hipotesis, dan kategorisasi disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.

Uji hipotesis, sumbangan efektif, kategorisasi

Uji Hipotesis Variabel Hasil Keterangan

Kendall’s tau test Persepsi terhadap kebijakan gaji dengan kedisiplinan bekerja Koefisien korelasi (r) sebesar 0,118; signifikansi (p) sebesar 0,254 (p < 0,05)

Tidak ada hubungan

Kategorisasi Persepsi terhadap kebijakan gaji RE = 113,00 RH = 105 Tergolong sedang kedisiplinan bekerja RE = 96,10 RH = 80 Tergolong tinggi

Hasil dari penelitian yang telah dilaksakan adalah didapatkan Koefisien korelasi (r) sebesar 0,118 dan signifikansi (p) sebesar 0,254 (p < 0,05) yang menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi terhadap kebijakan gaji dengan kedisiplinan kerja karyawan, ini menunjukan bahwa hipotesis ditolak. Penelitian yang dilakukan oleh Fapohunda (2012) di dalam Kurniawati dan Harsono (2017) menyatakan bahwa ketika gaji yang diterima pegawai sebanding dengan dari tingkatan pekerjaan yang sama maka mereka akan merasa puas degan pekerjaanya, sehingga persepsi gaji berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Rismayana (2015) kepuasan bekerja dapat mempengaruhi kedisiplinan kerja karyawan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwipasari (2007) Menyatakan bahwa gaji tidak mempengaruhi kedisiplinan karyawan Bank Jatim karena setiap karyawan mendapatkan gaji yang telah terstandar. Didukung hasil Haeruddin (2017) penelitian yang mengatakan bahwa gaji tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja termasuk didalamnya adalah kedisiplinan dalam bekerja pada karyawan Hotel Grand Clarion di Kota Makasar.

(12)

8

Bahwa terdapat perbedaan pada karyawan yang memiliki tingkat gaji yang terstandar seperti UMR (Upah Minimum Regional) justru tidak mempengaruhi kedisiplinan bekerja mereka, karena karena karyawan tidak terpacu untuk mendapatkan penghasilan yang lebih banyak.

4. PENUTUP 4.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa : Tidak ada hubungan antara persepsi terhadap kebijakan gaji dengan kedisiplinan bekerja karyawan pabrik PT. Kusumahadi Santosa, Tingkat persepsi terhadap kebijakan gaji karyawan pabrik PT. Kusumahadi Santosa tergolong sedang, Tingkat kedisiplinan kerja karyawan pabrik PT. Kusumahadi Santosa tergolong tinggi. 4.2Saran

Berasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, dapat diajukan beberapa saran yaitu : Bagi perusahaan disarankan untuk tetap mempertahan besaranya pemberian gaji kepada karyawan. Pemberian kompensasi selain gaji seperti bonus kerja apabila karyawan telah melakukan kerja lembur, diharapkan dapat meningkatkan semangat karyawan ketika bekerja, Bagi karyawan perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan kedisiplinan ketika bekerja seperti datang tepat waktu, menggunakan peralatan perusahaan dengan baik dan benar, dan meberikan kabar ketika tidak dapat masuk kerja.

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti kedisiplinan kerja selain menggunakan variabel selain persepsi terhdap kebijakan gaji. Hal ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru mengenai kedisiplinan bekerja. Selain itu peneliti selanjutnya dapat menambahkan metode pengumpulan data seperti observasi dan wanwancara sebelum menyebarkan skala penelitian agar data yang dihasilkan lebih baik.

(13)

9 DAFTAR PUSTAKA

Ashari, A. (2017). Penerapan fuzzy multiple criteria decision making (mcdm) dalam seleksi calon karyawan pada pt. indomarco prismatama. Jurnal ilmu komputer, 1(1), 15-19.

Dwipasari, L. (2007). Kompensasi dan kedisiplinan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dan kepuasan kerja karyawan bank. Jurnal keuangan dan perbankan, 12(3), 494-503.

Fitri, K. . (2013). Analisis gaji dan pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan di pt. vinsa indo sejahtera–chevrolet Pekanbaru. Jurnal ekonomi, 21(2), 1-16. Haeruddin, I. M. (2017). Pengaruh gaji dan intensif terhadap kinerja karyawan dan

organisational citizenship behavior (ocb) pada hotel grand clarion di makasar. Jurnal aplikasi ekonomi dan bisnis, 2(1), 11-21..

Kurniawati, R, & Harsono, M. (2017). Peran mediasi persepsi keadilan gaji dalam pengaruh persepsi perbedaan gaji dan pemahaman gaji pada kepuasan kerja pegawai negeri sipil. Jurnal bisnis dan manajemen, 16(1), 55-68.

Maryati, S. (2017). Pengaruh kompensasi, motivasi, dan kepemimpinan terhadap turnover intention karyawan penginapan dermaga keluarga kasihan bantul yogyakarta. Jurnal prodi manajemen UPY, 1(2), 1-9.

Mirzaee, M, & Beygzadeh, Y. (2017). Study of the impact of organizational citizhenship behavior on job involvement staff self-discipline (a study case: west azebaijan tax affairs office, iran). European Journal of Management and Marketing Studies, 1(2), 111-120.

Oetomo, H. W, Satrio, B, & Lestariningsih, M. (2016). The leadership style as moderating, influence of compensation, organizational citizenship behaviour (ocb), and stress towards intention to quit. International Journal of Business and Economic Affairs, 1(1), 6-12.

Paoki, E. P, Saerang, D. P, & Pangemanan, S. S. (2017). he effect of work disicipline and team work on employee performance (case study at pt. bahasa technology solution). Jurnal riset ekonomi, manajemen, bisnis dan akuntansi, 5(2), 2385-2393.

Rismayana. (2015). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja pegawai pada dinas perhubungan komunikasi dan informatika kabupaten kutai timur. Jurnal Administrasi reform , 2(1), 14-25.

Sari, P. M, Bakri, S. A, & Diah, Y. M. (2015). Pengaruh kompensasi terhadap disiplin kerja pegawai pada lembaga penjaminan mutu pendidikan sumatera selatan. Jurnal jembatan, 12(2), 87-96.

(14)

10

Siregar, B. (2017). Pengaruh motivasi berprestasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pdam tirtanadi provinsi sumatera utara cabang medan kota. Analitika, 2(2), 17-25.

Sukarsih. (2015). Meningakatkan kedisiplinan guru smp negeri 8 bontang dalam memasuki kelas pada jam pertama melalui teknik individual conference. Jurnal cendekia, 9(1), 56-70.

Widyaningsih, M. . (2016). The effect of material, social and activities compensations toward work performance using organizational commitment as the mediator. Shirkah journal of economics and business, 1(1), 23-46.

Yusuf, H. T. (2013). Pengaruh kepemimpinan, komunikasi, motivasi kerja, dan kedisiplinan terhadap kinerja karyawan pt. komatsu remanufacturing asia plant sudirman di departemen produksi Balikpapan. Jurnal die, 10(1), 49-58.

Referensi

Dokumen terkait

informasi tentang seorang anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan anak tersebut..  Tujuan utama asesmen

Khilafah Rasyidin merupakan para pemimpin ummat Islam setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam wafat, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar as-Shiddiq,

Furthermore, based on the cases above, the writer is going to conduct research with the title A Socio-Pragmatic Analysis on Directive Utterances of Orphan

Setelah fotograf slap direktlflkasikan, prose • • eteru.nya lalah pengukuran dlata. Untuk melaksanakan prose. inl fotograf yang telah direkti fika.lkan dllakukan

Kedua, nyeri yang datang tiba-tiba pada pasien yang sebelumnya sudah menderita nyeri kronik akan tetapi nyeri akut tidak berhubungan dengan nyeri kronik, misalnya pasien

Bakso Malang Mandeep (Cijambe) mengalami penurunan omzet sejak Agustus 2015 yang disebabkan salah satunya oleh belum menetapkan strategi pemasaran yang baik, belum

Hasil rata-rata jagung VUB Sukmaraga dan Bisma yang ditanam di lahan sawah tadah hujan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hasil jagung pada beberapa lokasi

Berdasarkan kajian di lapangan, dari hasil revitalisasi bangunan- bangunan gedung, rumah, dan sarana sosial yang dilakukan oleh Pemerintah pasca-bencana gempa, sangat jarang