• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. semakin tinggi (cut throat competition), perubahan pasar yang sulit diramalkan dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. semakin tinggi (cut throat competition), perubahan pasar yang sulit diramalkan dan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH

1.1. Pendahuluan

Perusahaan-perusahaan pada berbagai industri selama sepuluh tahun terakhir ini menghadapi banyak tekanan sebagai akibat terjadinya turbulensi lingkungan yang semakin sulit untuk diprediksi. Tekanan ini antara lain, intensitas persaingan yang semakin tinggi (cut throat competition), perubahan pasar yang sulit diramalkan dan tuntutan konsumen yang semakin tinggi (Fisk, 2006). Pasar telah menjadi lebih kompetitif dari sebelumnya. Produk-produk lebih cepat ditiru dan menjadi ketinggalan jaman. Siklus kehidupan produk berkurang sebanyak 70 persen pada waktu yang sama (Fisk, 2006). Pendekatan pemasaran secara tradisional semakin kritis. Orang menjadi lebih berbeda, pengambilan keputusan untuk membeli produk dilakukan rata-rata dalam 2.6 detik (Fisk, 2006). Namun, mereka dibingungkan oleh berbagai macam pilihan dimana rata-rata setiap orang dapat menerima 300 pesan pemasaran setiap harinya (Fisk, 2006). Berkaitan dengan tekanan-tekanan persaingan yang semakin bergolak, perubahan pasar dan perilaku konsumen, perusahaan dituntut untuk senantiasa dapat terus memperbaharui dan mengenali pola perubahan-perubahan pasar dan perilaku konsumen.

Perkembagan teknologi informasi membawa perubahan besar dalam pola perilaku masyarakat Indonesia. Teknologi berkembang sangat pesat di dunia tak terkecuali di Indonesia. Indonesia menempati peringkat ke tiga di Asia untuk jumlah

(2)

2

pengguna internet (Setiawan, 2012). Perkembangan pengguna internet yang begitu besar di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan jejaring sosial dan pertumbuhan smart phone di Indonesia (Triwidodo & Dewi, 2012). Memaparkan tentang fenomena komunikasi dimana saat ini khalayak lebih tertarik pada informasi, hiburan, dan belanja elektronik (e-commerce) yang difasilitasi oleh internet (Yuliasari, 2012). Eksistensi dunia maya secara langsung akan membawa perubahan pola dan perilaku komunikasi. Mengakses internet saat ini, tidak membutuhkan perangkat komputer lagi, namun cukup dengan telepon genggam beraplikasi lengkap, kita dapat mengakses dunia maya dimanapun dan kapanpun (Yuliasari, 2012). Salah satu pola perilaku masyrakat saat ini dalam dunia maya adalah membentuk jaringan komunitas di Facebook,Twitter, Yahoo dan media sosial lainnya (Yuliasari, 2012).

Menanggapi mekanisme pasar yang semakin kompetitif, perkembangan teknologi informasi memberikan kesempatan terbuka bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan daya saing di pasar. Pengguna Facebook di Indonesia telah mencapai 44.6 juta orang dan Twitter mencapai 29.4 juta orang (Setiawan, 2012). Data menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat 29.4 juta pengguna twitter yang 86.98% -nya mengakses lewat handphone. Jakarta juga merupakan kota penghasil tweet terbesar di dunia, dimana 2.5% tweet berasal dari kota ini sedangkan Bandung adalah kota terbesar ke 6 penghasil tweet terbesar di dunia (Semiocast, 2012). Pengguna internet lebih tertarik untuk menggunakan Twitter karena Twitter menawarkan platform yang berbeda dengan facebook (Ochman, 2012). Selain itu, dengan media

(3)

3

twitter, sebuah perusahaan dapat lebih dekat dengan konsumen mereka. Maicih, sebuah perusahaan yang memproduksi kripik singkong pedas dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 4 milliar sebulan melalui kegiatan promosi dan penjualan melalui media sosial twitter (Axl, 2012). Jejaring sosial khususnya Twitter dapat digunakan sebagai alat untuk menjalankan strategi Co-creation produk sebuah perusahaan (Kotler, 2010). Co-Creation adalah cara baru dalam inovasi produk dengan cara menciptakan produk dan pengalaman melalui kolaborasi perusahaan, konsumen, pemasok dan mitra distribusi yang saling terhubung dalam sebuah jaringan inovasi (Prahalad, 2009). Komunikasi yang bersifat terbuka dengan konsumen memungkinkan perusahaan untuk menjalankan stretegi co-creation serta terus memperbaharui produk dan layanan mereka untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin sulit.

Potensi kesempatan yang diberikan oleh jejaring sosial kepada perusahaan tidak serta merta dapat menggerakan niat beli pengguna twitter terhadap suatu produk. Pada saat perkembangan internet yang begitu pesat terdapat banyak penolakan oleh pengguna internet untuk melakukan transaksi business to consumer melalui media sosial, terutama karena masalah privasi dan kepercayaan (Wang, 1998). Selain itu, masyarakat yang hidup di jaman milenium ini merasa sangat skeptik pada penawaran pemasaran yang ada di media sosial (Schott, 2012). Niat beli konsumen terhadap pembelian produk yang diiklankan oleh perusahaan dalam internet cenderung menuju kearah negatif dikarenakan mereka merasa beberapa iklan

(4)

4

dalam internet mengganggu privasi mereka (Aldridge, 1997). Penelitian yang dilakukan di Inggris oleh Baer (2011) dalam exatctarget.com mengungkapkan 52 persen para pengguna internet telah meninggalkan beberapa brand di twitter karena mereka merasa konten pesan selalu diulang ulang dan membuat para pengguna bosan melihatnya. IBM menemukan, kegiatan pembelian sebuah produk berdasarkan rujukan dari media sosial seperti Facebook, Linkedin, Twitter, dan Google+ hanya menghasilkan 0.34 persen dari keseluruhan penjualan online pada black Friday, turun lebih dari 35 persen dari tahun 2011. Kejadian serupa terjadi pada cyber Monday (Beese, 2012). Twitter, yang menawarkan para pengusaha kecil layanan iklan gratis untuk musim liburan, tidak berkontribusi sama sekali, menghasilkan 0 persen (Beese, 2012). Hampir sulit dipercaya bahwa tidak seorang pun mengklik rujukan yang disematkan dalam twitter (Beese, 2011). Tahun lalu media sosial hanya dapat mendorong penjualan sebesar 0.2 persen (Beese, 2012). Jejaring sosial sesungguhnya dapat menciptakan peluang yang sangat besar bagi perusahaan tetapi pada kenyataannya beberapa post mengenai iklan produk dan jasa di media sosial belum cukup memicu niat beli konsumen terhadap sebuah produk dan jasa yang di iklankan di media sosial.

Promosi di media sosial dinyatakan valid apabila ada sebagian kecil anggota di media sosial yang melakukan sebuah transaksi pembelian sebuah produk dan pengalaman mengkonsumsi produk tersebut di sebarkan kepada orang lain secara viral melalui tweet di twitter (Shin, Park dan Ju, 2011). Seseorang yang menyebarkan

(5)

5

tweet mengenai pengalaman mereka dalam mengkonsumsi produk mendorong keluarga, teman dan orang lain dalam media sosial untuk merasakan pengalaman yang sama terhadap produk tersebut dan secara tidak langsung mendorong kelompok dalam media sosial mereka untuk membeli produk yang sama (Shin et al, 2011). Namun, hal yang dapat mepengaruhi seseorang untuk melibatkan orang lain untuk membeli suatu produk tergantung pada karakteristik struktur jaringan mereka dimedia sosial (Shin et al, 2011).

Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa karakteristik struktur jejaring sosial yang mempengaruhi seseorang untuk mendorong atau didorong melakukan pembelian melalui media sosial adalah tie strength, network centrality, network density dan homophile (shin et al, 2011). Tie strength adalah sebuah konstruk multidimensi yang mengkombinasikan sejumlah waktu dan intensitas emosi, saling mempercayai dan komunikasi dua arah yang mengkarakterkan sebuah ikatan (Granovetter, 1973). Karakteristik ini memungkinkan seseorang untuk berbagi informasi (Frenzen dan Nakamoto, 1993). Karakteristik ikatan ini dapat meningkatkan kepercayaan seseorang dalam sebuah jaringan dan pada akhirnya dapat menggerakan kemungkinan niat beli seseorang terhadap sebuah produk (Haron dan Razzaque, 2008). Network density mencerminkan rata-rata hubungan dalam sebuah jaringan (Burt, 1992). Semakin banyak informasi yang dibagikan dalam sebuah jaringan yang padat dapat menghasilkan semakin tinggi keyakinan dan persetujuan seseorang terhadap suatu objek (Anita & Frazier, 2001). Konsumen yang sangat

(6)

6

yakin terhadap sebuah informasi karena banyaknya partisipan yang membagikan informasi yang sama di media sosial dapat meningkatkan keterlibatan individu tersebut untuk mencari tahu lebih dalam mengenai informasi tersebut dan pada akhirnya dapat mendorong niat beli mereka (Shin et al, 2011). Network centrality merujuk pada kekuatan posisi seorang individu dalam sebuah jaringan (Frazier, 2001). Seorang individu yang menjadi acuan bagi individu lain menempati posisi penting dalam mempengaruhi arus informasi dan mempengaruhi niat beli partisipan lain dalam sebuah jaringan (Benson, 1975; Rowley, 1997). Homophile adalah komposisi kelompok yang berhubungan dengan kesamaan karakteristik yang merujuk pada identitas sosial yang melekat secara external maupun internal (Lazarsfeld dan Robert, 1954). Sifat yang sama ini bisa mempengaruhi konsumen online untuk memandang dirinya sebagai seseorang yang memiliki kesamaan satu sama lain dengan individu lain, oleh sebab itu bersama sama saling mempengaruhi dalam memutuskan untuk mengkonsumsi sebuah produk (Haron dan Razzaque, 2008). Niat beli seorang konsumen di media sosial dipengaruhi oleh seberapa jauh mereka berpartisipasi atau melibatkan diri dalam jejaring sosial dan bagaimana karakteristik struktur jaringan sosial mereka.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana karakteristik dari struktur jejaring sosial dapat berpengaruh kepada niat beli konsumen di media sosial twitter (Shin et al, 2011). Sejak media sosial digunakan sebagai alat komersial bagi beberapa perusahaan khususnya media sosial twitter, kita dapat melihat penomena

(7)

7

khusus dimana banyak sekali bisnis menggunakan media sosial sebagai alat distribusi online. Distribusi online ini berguna untuk mengirimkan hal-hal yang berkaitan dengan review produk dan rekomendasi pengguna twitter terhadap lingkungan onlinenya terhadap suatu produk tertentu (Shin et al, 2011). Mereka menggunakan jejaring sosial ini sebagai alat yang efektif untuk menyebarkan word of mouth. Sebuah promosi bersifat valid apabila beberapa orang melakukan kegiatan pembelian terhadap iklan di media sosial dan berita dari pengalaman penggunaan produk tersebut disebarkan di media sosial sehingga mendorong orang lain seperti teman, keluarga dalam jejaring sosialnya untuk melakukan kegiatan transaksi serupa. Jadi penulis mengusulkan dan menganalisis bahwa keputusan konsumen dalam membeli sebuah produk dari sebuah transaksi yang dilakukan oleh teman di jejaring sosial dipengaruhi oleh karaktersitik dari struktur jaringan sosial online melalui keterlibatan pengguna jejaring sosial online tersebut. Melihat dari fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Network Structure Characteristic terhadap Network Involvement dan Implikasinya Terhadap Purchase Intention (Social Media Twitter). Penelitian ini dipusatkan pada orang-orang yang telah menggunakan media sosial twitter di kota Bandung.

(8)

8 1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pendahuluan diatas, peneliti mengindikasikan beberapa masalah utama mengapa beberapa perusahaan besar di Indonesia masih enggan menggunakan twitter sebagai salah satu saluran utama dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Di bawah ini adalah

1. Twitter telah memberikan kesempatan besar bagi bisnis untuk mempromosikan produk secara langsung terhadap target market perusahaan, namun perusahaan-perusahaan besar di Indonesia enggan menggunakan twitter secara penuh untuk kegiatan pemasaran mereka. 2. Kegiatan pemasaran di twitter tidak serta merta dapat meningkatkan

penjualan perusahaan, bahkan penelitian yang dilakukan oleh IBM menyatakan bahwa twitter tidak mempengaruhi penjualan perusahaan sama sekali

3. Tidak dipungkiri, meskipun IBM menemukan bahwa twitter tidak dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan, beberapa perusahaan UMKM mendapatkan keungtungan yang besar dari twitter dibandingkan dengan media konvensional.

4. Masyarakat merasa transaksi di media sosial kurang aman dan terkadang menggangu privasi sehingga beberapa dari mereka telah meninggalkan pages brand produk tertentu di twitter.

(9)

9

5. Penelitian yang dilakukan oleh Shin, Ju dan Park menyebutkan bahwa agar media online menjadi efektif perusahaan harus dapat memeberikan rangsangan dalam network structure characteristic yang dapat menyentuh network Involvement masyarakat di dunia maya agar masyarakat bersedia memberikan respon terhadap iklan di media sosial

Setelah melakukan kajian mendalam terhadap fenomena diatas, terdapat empat hal utama yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian dalam bidang media sosial. Empat hal utama tersebut antara lain adalah;

1. Apakah network structure di social media twitter secara positif mempengaruhi cognitive involvement in the network?

2. Apakah network structure di social media secara positif mempengeruhi affective involvement in the network?

3. Apakah pengaruh network structure di social media terhadap keterlibatan cognitive involvement berimplikasi terhadap purchase intention konsumen?

4. Apakah pengaruh network structure di social media twitter terhadap affective involvement berimplikasi terhadap purchase intention konsumen?

(10)

10 1.3. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini akan menggunakan model Stimulus Organism Response (SOR). Dalam beberapa teori modern, mengatakan bahwa pemrosesan informasi yang dilakukan oleh seseorang yang pernah mengalami sesuatu pengalaman tidak hanya dapat mempengaruhi bagaimana cara orang lain memproses informasi tersebut namun juga bagaimana informasi tersebut dilihat dan diterima oleh orang lain. Teori Stimulus Organism Response berpendapat bahwa rangsangan lingkungan online mempengaruhi pengalaman orang yang berpartisipasi (pengalaman online) yang selanjutnya dapat memicu respon partisipan tersebut (niat untuk membeli) (Eroglu, Machleit, Davis, 2003). Rangsangan yang dapat memicu niat seseorang dalam membeli sebuah produk antara lain adalah tampilan produk, lingkungan toko, ketersediaan tenaga penjual, atau pengalaman seseorang dalam bertransaksi atau mengkonsumsi produk yang dikirimkan atau dituliskan dalam bentuk tweets dalam twitter (Jacoby, 2002).

Organism merujuk pada keadaan kognitif dan afektif seseorang dan tanggapannya terhadap komunikasi word of mouth. Sedangkan niat untuk berperilaku dalam merespon rangsangan yang berasal dari dunia online terjadi pada dunia nyata berupa niat membeli hingga membeli produk tersebut (Jacoby, 2002). Berdasarkan pada uraian diatas, studi ini akan mengoperasionalisasikan rangsangan sebagai karakteristik sturktur jejaring sosial {contoh; keterikatan yang kuat (tie strength), jaringan yang terpusat (network centrality), kepadatan jaringan (network density), dan

(11)

11

homophily)}. Organism sebagai keterlibatan jejaring (network involvement) (cognitive dan affective) dan respon sebagai niat beli (purchase intention) pada transaksi atau link yang direkomendasikan oleh teman di social media twitter.

Dalam penelitian Shin et al (2011) ditemukan bahwa kekuatan sebuah hubungan (strong ties) dengan teman dapat dapat meningkatkan keterlibatan affective terhadap sebuah jaringan sedangkan network density, network centrality dan homophile dapat meningkatkan keterlibatan affective dan cognitive pada jaringan mereka. Sedangkan keterlibatan affective dan cognitive dapat meningkatkan niat beli pengguna jejaring sosial (Shin, et al, 2011). Model dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shin dan kawan kawanya (2011) dapat digambarkan dalam kerangka penelitian dibawah ini

(12)

12 1.4. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif ekploratif. Karena judul penelitian ini adalah pengaruh karakteristik struktur jaringan terhadap keterlibatan masyarakat di jejaring sosial yang berimplikasi pada niat beli, maka unit analisis dalam penelitian ini adalah individu yang mengakses twitter baik melalui internet maupun melalui smart phone. Objek analisis dalam penelitian ini adalah persepsi responden terhadap rekomendasi produk atau pengalaman teman di twitter. Populasi menurut Spiegel (2004) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan unit (yang telah ditetapkan) mengenai dan dari mana informasi yang di inginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar respon dan persepsi pengguna twitter terhadap rekomendasi produk dari perusahaan atau teman. Pengguna twitter di Indonesia saat ini telah mencapai 29.4 juta jiwa dan rata-rata berusia diantara 15 hingga 35 tahun (Bruchadmin, 2012). Kota Bandung adalah kota terbesar kedua dalam hal pengguna twitter. Pengguna twitter di kota Bandung sendiri sebesar 4,1 juta jiwa yang rata-rata berusia diantara 15 tahun hingga 35 tahun (Bruchadmin, 2012). Populasi penelitian ini adalah 4.1 juta jiwa pengguna twitter di kota Bandung yang berusia diantara 15 hingga 35 tahun dan pernah melihat rekomendasi dari teman atau perusahaan mengenai produk atau promosi produk tertentu. Sampel adalah sebagian atau wakil dari pupulasi yang diteliti (Arikunto & Suharsimi, 2006). Mardalis (2009) menyatakan sampel adalah contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Jadi sampel adalah contoh yang

(13)

13

diambil dari sebagian populasi penelitian yang dapat mewakili populasi., karena jumlah populasi pengguna internet sulit untuk diakomodasi maka peneliti menggunakan sample. Dalam menentukan sample penelitian, peneliti menggunakan pendekatan Tabachinik dan Fidel (1996). Teknik Tabachinik dan Fidel adalah jumlah pertanyaan variable independen dikalikan 10 hingga 25. Pertanyaan variabel independen dalam penelitian ini ada 20, peneliti memilih bobot 10 jadi jumlah sample yang akan diambil adalah 200 sample pengguna internet yang mengakses twitter. Metode sampling yang akan digunakan adalah convenience sampling method. Alasan penulis memilih menggunakan convenience sampling method adalah jumlah populasi yang begitu banyak tidak mungkin dapat dikumpulkan dalam waktu singkat, sehingga peneliti mencari sisi kemudahan dengan mengambil sample di lingkungan terdekat penelitian.

Beberapa studi yang relevan sebelumnya telah ditinjau untuk menjamin sebuah daftar pengukuran komperhensif yang dilibatkan. Sebagian besar item diadopsi dari literatur yang telah ada namun diadopsi dalam penelitian ini. Pengukuran tie strength sebanyak 5 item didapatkan dan dimodifikasi dari Granovetter (1973) dan Petroczi (2007). Pengukuran network density sebanyak 6 item dan network centrality sebanyak 4 item didapatkan dan dimodifikasi dari Anita dan Fraizer (2001). 5 item untuk mengukur homophile didapatkan dan diadopsi dari Mcpherson (2001). Untuk variabel anteseden, baik variabel keterlibatan kognitif maupun afektif yang masing-masing diukur oleh 5 item diadopsi dan dimodifikasi

(14)

14

dari Zaichkowsky (1994). Niat beli konsumen pada transaksi yang direkomendasikan oleh teman dalam sosial media sebanyak 4 item diadopsi dan dimodifikasi dari Li (2002). Pengukuran variabel tersebut menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 skala yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, sangat setuju.

Metode analisis data, untuk menguji kehandalan sebuah kuesioner dalam mengukur variabel peneliti menggunakan uji reliabilitas, suatu kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dan stabil (Gozali, 2001). Instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila nilai crombach alpa lebih besar dari 0.6. Validitas adalah sebuah pengukuran bagaimana sebuah instrumen yang dikembangkan dapat mengukur beberapa konsep yang dimaksudkan untuk diukur (Sakaran, 2011). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konten yang menggambarkan kesesuaian sebuah pengukuran data dengan menghitung korelasi antara tiap skor butir instrumen dengan skor total (Sugiyono, 2004). Jika alat ukur memiliki korelasi yang signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka dikatakan alat skor tersebut adalah valid (Ghozali, 2001).

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yaitu uji multikolinieritas, uji normalitas, uji heteroskedastisitas yang bertujuan untuk memastikan bahwa model regresi harus BLUE (Best Linear Unbiased Regression).

(15)

15

Agar data yang telah dikumpulkan dapat memiliki arti dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan SPSS untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan selama pengumpulan data. Untuk penjelasan yang lebih jelas dapat kita lihat di BAB III.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar rangsangan karakteristik struktur jejaring sosial terhadap keterlibatan jaringan baik dari segi kognitifnya hingga afektifnya dan seberapa besar implikasinya terhadap niat beli konsumen melalui media sosial.

1.5.2. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat yang diantaranya adalah:

1.5.2.1. Manfaat Penelitian Untuk Kontribusi Praktis

• Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan kegiatan pemasaran di media sosial.

• Penelitian ini dapat digunakan sebagai titik acuan para praktisi dalam melakukan pendekatan pasar terhadap konsumen.

(16)

16

• Penelitian ini dapat digunakan untuk mengefektifkan kegiatan pemasaran mereka di media sosial.

1.5.2.2. Manfaat Penelitian Untuk Kontribusi Teori

• Sebagai sumber untuk pengembangan penelitian jejaring sosial berikutnya yang masih sangat jarang ditemukan dalam buku-buku formal pemasaran. • Sebagai sumber acuan penelitian mengenai sosial media di Indonesia yang

masih sangat jarang ditemukan.

1.6. Garis Besar Penelitian

1.6.1. BAB I: Pendahuluan

BAB I akan menjelaskan beberapa sub bab seperti

• Latar belakang dari penelitian. Subbab ini akan membahas mengenai fenomena yang terjadi dalam perkembangan internet dan perkembangan media sosial hingga potensi dan masalah yang terjadi dilapangan.

• Identifikasi masalah, subbab ini akan menjelaskan mengenai masalah yang muncul dalam phenomena dan pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan phenomena tersebut.

(17)

17

• Krangka Pemikiran. Subbab ini akan menjelaskan kerangka pemikiran penelitian. Dalam subbab ini menjelaskan variable-variable dependen dan independen dalam penelitian.

• Metodologi Penelitian, subbab ini akan menerangkan unit analisis, objek penelitian, populasi dan penarikan sample, pengukuran variabel dan analisis data • Tujuan dan manfaat penelitian, subbab ini akan menerangkan mengenai tujuan

diadakannya penelitian ini dan manfaat yang akan didapat baik bagi secara teori maupun secara praktis.

• Garis Besar Penelitian, subbab ini akan menjelaskan mengenai garis besar penelitian dari mulai bab 1 hingga bab 5.

• Lokasi dan Tempat Penelitian, subbab ini akan menjelaskan dimana dan kapan penelitian akan dilakukan.

1.6.2. BAB II: Tinjauan Pustaka

Bab ini akan menjelaskan mengenai semua topik akademis yang menjadi dasar dalam melakukan penelitian ini. Secara khusus, bab ini akan menjelaskan mengenai karakteristik struktur jejaring di media sosial, keterlibatan media sosial hingga minat beli konsumen.

(18)

18 1.6.3. BAB III: Medotologi Penelitian

Prosedur penelitian memberikan langkah langkah yang harus diambil dalam melakukan sebuah penelitian, dimana penelitian itu akan dilakukan dan kapan penelitian itu dilakukan. Apa teknik pengumpulan data yang dipakai dan kerangka pemikiran yang kita gunakan.

Sample, dalam bab ini menjelaskan mengenai siapa yang akan dijadikan sample penelitian, berapa banyak sample yang dibutuhkan dan metode sampling apa yang akan digunakan.

Instumen penelitian akan menjelaskan mengenai alat yang digunakan dalam penelitian. Alat tersebut adalah kuestioner. Instrumen penelitian terdiri dari desain kuesioner, operasional variabel, dan pengukuran variabel. Dalam menganalisis data, penulis akan menggunakan SPSS.

1.6.4. BAB IV: Temuan Dan Diskusi

Bab ini akan menjelaskan mengenai hasil dari penelitian yang berasal dari pemrosesan data melalui SPSS. Setelah itu hasil penelitian tersebut akan didiskusikan berdasarkan atas identifikasi masalah yang telah ditemukan sebelumnya.

(19)

19 1.6.5. BAB V: Kesimpulan Dan Saran

Bab ini adalah bab terakhir dalam penelitian yang akan menjelaskan mengenai kesimpulan dari penemuan yang didapat selama penelitian. Selain itu, dalam bab ini akan menjelaskan saran-saran yang penulis ajukan untuk menyelesaikan masalah.

1.7. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada setiap hari kerja dan kuliah dari jam 8 pagi hingga 2 siang. Penelitian akan di social media twitter dan beberapa Universitas di kota Bandung.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

East West Seed Indonesia khususnya pada cabang Farm Lembang ini, software HRIS ( Human Resource Information System) atau Sistem Informasi Sumber Daya Manusia tersebut hanya

Subjek Retribusi adalah setiap orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan tera/ tera ulang dari Pemerintah Daerah.. Bagian Kedua

Iklan Baris Iklan Baris Mobil Dijual CHRYSLER DAIHATSU CHRYSLER NEON Th 2001 / 2002 Komplit Terawat Khusus Pengemar 50Jt Pas Tj.. Pe- rum Pdk Maharta

Penulis : “Menurut pendapat bapak, dengan penggunaan Teknologi Informasi adakah pengaruhnya terhadap hasil akhir pekerjaan anda saat ini?”. Informan 11 :

Apabila tingkat disabilitas ditinjau dari penyakit degeneratif yang diderita maka terlihat gambaran bahwa persentase yang menderita penyakit degeneratif (jantung, Diabetes

Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan oleh mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan di berbagai perusahaan dan

Terkait dengan hal tersebut, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai lembaga kearsipan di provinsi Jawa Tengah, maka memiliki kewajiban

Airin Graha Persada, berdasarkan data pada bulan Maret 2018 persentase produk cacat yang dihasilkan mencapai 1,4% yang melebihi batas toleransi sebesar 1%, dengan nilai