• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH HERBISIDA PARAQUAT TERHADAP FEKUNDITAS DAN DAYA TETAS TELUR CACING TANAH (Lumbricus rubellus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH HERBISIDA PARAQUAT TERHADAP FEKUNDITAS DAN DAYA TETAS TELUR CACING TANAH (Lumbricus rubellus)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH HERBISIDA PARAQUAT TERHADAP FEKUNDITAS DAN DAYA TETAS TELUR CACING TANAH (Lumbricus rubellus)

Emilia Novita, Nurhadi, Rina Widiana

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Padang email: emilianovita@gmail.com

ABSTRACT

Earth-worm is an invetebrate animal which has many functions in other creature’ lives, such as: to improve soil fertility, to be medicines, food, and cosmetics. But, the population of this creature is being threathened to decrease dractically because of the effect of any poisonous chemical subtances herbicide paraquat for instance. In line with this case, it has been done a research about the Effect of Herbicide Paraquat Towards Fecundity and Lay Rate of Earth-worm eggs (Lumbricus rubellus). This research was an experimental research. Treatment concentrations which werw done in this research were 0 %, 0,1 %, 0,2 %, 0,3 % and 0,4 %. The data in this research was gotten through various analysis and continued with the advanced test DNMRT. From this research, it was found that the number of production and lay rate of earth-worm cocon for every treatment which was given herbicide paraquat from the highest concentrations were different with the number o production and lay rate or earth-worm cocon which was not given herbicide paraquat. In analyzing the data in this research, it was found that F count > F table standard α 5 so that it can be concluded that herbicide paraquat which was sprayed into earth-worm food cause the fecundity and lay rate of earth-worm cocon (Lumbricus rubellus) to decrease. It is suggested from the result of this research that people should not use herbicide paraquat because it can decrease the fecundity and lay rate of earth-worm cocon.

Keywords: Herbicide, Paraquat, Fecundity, Lay Rate and Lumbricus rubellus PENDAHULUAN

Cacing tanah merupakan hewan invetebrata yang banyak ditemukan di tanah dan memiliki peranan penting bagi kesuburan tanah. Menurut Rusyana (2011) cacing tanah merupakan hewan tanah yang tubuhnya terdiri dari sederetan segmen-segmen dan hidup di dalam liang tanah.

Cacing tanah dipenyebarannya dipengaruhi oleh faktor-faktor ekologis seperti kemasaman tanah, temperature tanah, aerasi tanah, bahan organih tanah,

jenis tanah dan suplai nutrisi. Cacing tanah lebih banyak ditemukan pada daerah lembab yang banyak kadar organik dan kalsiumnya serta bertekstur halus sedangkan pada daerah yang memiliki kadar organik rendah, bertekstur pasir dan pH rendah cacing tanah jarang ditemukan.

Secara umum peranan cacing tanah sekarang ini sudah terbukti baik dalam meningkatkan kesuburan tanah, bahan makanan, obat-obatan serta untuk bahan pembuatan kosmetik (Palungkun, 2011).

(2)

Dari uraian di atas terlihat jelas betapa pentingnya peranan cacing tanah bagi ekosistem namun sekarang keberadaan dan jumlah cacing tanah itu sendiri sudah mulai terancam mengalami penurunan. Menurut Era dkk., (2008) salah satu penyebab berkurangnya jumlah cacing tanah adalah akibat penggunaan herbisida.

Menurut Moenandir (1993) herbisida adalah zat kimia yang dapat menekan gulma dan bahkan dapat mematikannya. Salah satu herbisida yang digunakan adalah herbisida paraquat.

Paraquat merupakan senyawa kimia golongan piridina, bersifat non selektif (kontak) yang digunakan pasca tumbuh inangnya, terutama pada gulma semusim dan rerumputan. Paraquat ini adalah senyawa yang sangat beracun dan berbahaya. Apabila senyawa ini terus terakumulasi di alam maka bisa mengakibatkan pencemaran pada lingkungan, salah satunya pencemaran tanah. Salah satu organisme tanah yang terganggu akibat residu dari senyawa ini adalah cacing tanah. Meskipun residu senyawa paraquat ini tidak mengakibatkan kematian langsung pada cacing tanah, tetapi residu senyawa paraquat di tanah akan masuk ke tubuh cacing tanah dan dapat mengakibatkan penurunan fekunditas dan daya tetas telur cacing tanah.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh herbisida

paraquat terhadap fekunditas dan daya tetas telur cacing tanah (Lumbricus rubellus). Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah Memberikan informasi kepada pembaca tentang bahaya herbisida berbahan aktif paraquat terhadap lingkungan dan memberikan informasi kepada pembaca tentang pengaruh herbisida paraquat terhadap fekunditas dan daya tetas cacing tanah (Lumbricus rubellus).

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2013, bertempat di Laboratorium Biologi Kopertis Wilayah X.

Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: kain kasa, kantong plastik hitam, pipet tetes, mikropipet, timbangan analitik, gelas aqua, gelas kimia, tabung plastik penyemprot tanaman ukuran 2 liter, botol penyemprot herbisida ukuran 10 ml, tungku pembakar (Furnace), batang pengaduk, oven, desikator, hot plate, spatula, pourselen, penjepit, termometer raksa, cawan petri, pH meter, polybag warna hitam berdiameter lebih kurang 21 cm dengan tinggi 35 cm, camera canon dan alat-alat tulis.

Dan bahan yang digunakan adalah cacing tanah Lumbricus rubellus 100 ekor, tanah, feses sapi berumur 3-4 minggu, batang pisang yang telah difermentasi selama 1 minggu, kertas saring, kertas label,

(3)

aquades dan herbisida paraquat (santaquat 276 SL) ukuran 1 liter.

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 (lima) perlakuan masing-masing perlakuan terdiri dari 5 (lima) ulangan.

Konsentrasi perlakuan tersebut adalah: A= Tanpa pemberian herbisida paraquat

sebagai kontrol/ polybag B= 0,1 % herbisida paraquat/ polybag C= 0,2 % herbisida paraquat/ polybag D= 0,3 % herbisida paraquat/ polybag E= 0,4 % herbisida paraquat/ polybag

Persiapan hewan uji cacing tanah Lumbricus rubellus yang diperoleh dari budidaya dengan bobot badan 0,64-0,85 g yang berumur 10-12 minggu. Sebelum diberi perlakuan cacing diadaptasikan di Laboratorium selama 10 hari. Setelah cacing diadaptasikan masukkan cacing tersebut

sebanyak 4 individu setiap polybag yang sudah diberi tanah bercampur sekam padi. Kemudian di dalam pot di atas tanah diletakkan pakan berupa feses sapi dan batang pisang yang sudah diberi herbisida paraquat sesuai perlakuan.

Analisis data tentang pengaruh herbisida paraquat terhadap fekunditas dan daya tetas telur cacing tanah (Lumbricus rubellus) dianalisis dengan analisis ragam dan uji beda DNMRT.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh herbisida paraquat dengan konsentrasi berbeda terhadap produksi dan daya tetas kokon cacing tanah selama 21 hari penelitian, diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada Gambar 1 dan 2 sebagai berikut ini.

A B C D E 2,93a 1,93 b 1,6 b 1,13 c 0,78 c Ju m lah P rod u ks i K ok on (B u ti r ) Perlakuan

Gambar 1. Histogram Rata-Rata Jumlah Kokon Cacing Tanah yang Diberi Herbisida Paraquat Pada Hari Ke 21.

Keterangan: A= 0 %, B= 0,1 %, C= 0,2 %, D= 0,3 % dan E= 0,4 %. Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada lajur yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α 5 %.

(4)

A B C D E 190,95 a 132,26 b 80,67c 66,62 c 29,33 d D aya T et as Ko ko n (% / ekor ) Perlakuan

Gambar 2. Histogram Rata-Rata Daya Tetas Cacing Tanah yang Diberi Herbisida Paraquat Pada Hari Ke 21.

Keterangan: A= 0 %, B= 0,1 %, C= 0,2 %, D= 0,3 % dan E= 0,4 %.

Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada lajur yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α 5 %.

Dari hasil penelitian yang diperoleh semua konsentrasi herbisida paraquat menurunkan produksi kokon cacing tanah (Gambar 1). Penurunan produksi kokon cacing tanah pada penelitian ini akibat dampak negatif dari herbisida paraquat yang masuk kedalam tubuh cacing tanah.

Herbisida paraquat yang masuk kedalam tubuh cacing tanah dapat mengganggu sistem reproduksi dari cacing tanah tersebut. Hal ini disebabkan oleh herbisida paraquat mengandung senyawa yang berbahaya seperti nitrogen oksida, hidrogen sianida dan ammonia. Ketiga senyawa yang terdapat dalam herbisida ini apabila masuk kedalam tubuh dapat mengganggu proses reproduksi yang mengakibatkan produksi kokon berkurang. Menurut Aditama (1992 dalam Fitriani dkk., 2010) penggabungan senyawa nitrogen oksida, hidrogen sianida dan

ammonia dapat mengakibatkan perubahan bentuk spermatozoa tidak normal, mengurangi jumlah sperma, memperlambat spermatozoa menuju sel telur sehingga proses pembuahan terhambat dan produksi kokon menjadi berkurang.

Rendahnya produksi kokon pada penelitian ini juga diakibatkan karena paraquat mengandung senyawa ammonia. Senyawa ammonia merupakan senyawa yang berbahaya bagi tubuh sehingga berdampak negatif pada reproduksi kokon. Menurut Sari dkk., (2012) kandungan ammonia yang terdapat dalam senyawa kimia dapat mengganggu pengambilan O2 dan ini akan berdampak terhadap metabolisme dan sekresi hormon reproduksi yang mengakibatkan produksi kokon berkurang.

(5)

Selain itu, penurunan produksi kokon pada cacing tanah juga disebabkan menurunnya kualitas dan kuantitas pakan karena telah terkontaminasi paraquat sehingga energi yang dibutuhkan untuk produksi kokon jadi menurun. Menurut Zulfan (2004 dalam Nofyan 2009) kualitas pakan akan mengalami penurunan apabila sudah terkontaminasi dengan senyawa kimia mengakibatkan energi yang diperoleh dari pakan menjadi berkurang sehingga cacing tanah secara bertahap menurunkan produksi kokonnya.

Penurunan produksi kokon itu juga bisa terjadi karena energi yang diperoleh oleh cacing tanah untuk memproduksi kokon dialihkan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang sudah rusak efek paraquat. Menurut Afriyansyah (2010) energi di dalam tubuh cacing tanah dewasa lebih banyak digunakan untuk memproduksi kokon tetapi jika produksi kokon mulai menurun atau terhenti karena energi tersebut digunakan untuk proses pertumbuhan jaringan tubuh cacing tanah yang rusak akibat senyawa kimia berbahaya.

Hasil penelitian tentang rata-rata daya tetas kokon cacing tanah pada Gambar 2 menjelaskan bahwa pemberian herbisida paraquat dengan konsentrasi berbeda-beda menghambat daya tetas kokon cacing tanah. Semakin tiggi konsentrasi herbisida paraquat yang

diberikan maka semakin rendah daya tetas kokon cacing tanah.

Herbisida paraquat yang masuk kedalam tubuh cacing tanah selain menurukan produksi kokon juga mengakibatkan penurunan daya tetas dan memperpanjang masa tetas kokon cacing tanah lebih dari 21 hari penetasan sehingga jumlah kokon yang menetas pada tiap konsentrasi lebih sedikit daripada perlakuan yang tidak diberi herbisida paraquat (Gambar 2). Hal ini disebabkan karena herbisida paraquat yang masuk kedalam tubuh tidak hanya mempengaruhi sekresi hormon reproduksi tetapi juga dapat merusak fetus sehingga kokon yang diproduksi tidak menetas semua. Menurut Sukman dan Yakup (2002) senyawa paraquat yang tertelan dan masuk kedalam tubuh dapat merusak fetus sehingga kokon yang telah terkontaminasi tidak dapat menetas. Sedangkan menurut Nofyan (2009) pada penelitiannya menjelaskan pemberian senyawa kimia seperti pestisida dengan konsentrasi yang tinggi dapat menurunkan daya tetas kokon cacing tanah sebaliknya, jika konsentrasi pestisida yang diberikan semakin rendah maka daya tetas kokon cacing tanah akan semakin meningkat.

(6)

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan: herbisida paraquat menurunkan fekunditas dan daya tetas kokon cacing tanah. Semakin tinggi konsentrasi semakin rendah produksi dan daya tetas kokon cacing tanah begitu sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

Afriyansyah, B. 2010. Vermicomposting Oleh Cacing Tanah (Eisenia fetida dan Lumbricus rubellus) Pada Empat Jenis Bedding. Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Dika, E. 2006.Perfoma Reproduksi Cacing

Tanah Lumbricus rubellus yang Mendapat Pakan Sisa Makanan dari Warung Tegal. Skripsi, (Online). http://repository.ipb.ac.id, (diakses 26 Januari 2013).

Era, Y., Safni dan H. Suyani. 2008. Degradasi Senyawa Paraquat dalam Pestisida Gramoxone® secara Fotolisis dengan Penambahan Tio2-Anatase. Jurnal, (Online).Vol 2. http : // repository. unand. ac. id/, (diakses 13 Januari 2013).

Moenandir, J. 1993. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Jakarta: Rajawali Press.

Nofyan, E. 2009. Pengaruh Insektisida Karbofuran terhadap Produksi dan Viabilitas Kokon Cacing Tanah Pontoscolex corethrurus Fr. Mull. Jurnal Penelitian Sains, (Online). http://jpsmipaunsri.files.

wordpress. com, (diakses 7 Februari 2013).

Palungkun, R. 2011. Usaha Ternak Cacing Tanah: Lumbricus rubellus. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rukmana, R dan U. S. Saputra. 1999. Gulma dan Teknik Pengendalian. Yogyakarta: Kanisius.

Sari, O., B. Priyono dan N. R. Utami.2012. Suhu, Kelembaban, Serta Produksi Telur Itik Pada Kandang Litter dan Slat. Jurnal Of Life Science, (Online).

http://journal.Unnes.ac.id/sju/index , (diakses 31 Agustus 2013). Sukman, Y dan Yakup. 2002. Gulma dan

Teknik Pengendaliannya. red. Ed. Jakarta: Raja Gravindo Persada.

Gambar

Gambar  1.  Histogram  Rata-Rata  Jumlah  Kokon  Cacing  Tanah  yang  Diberi  Herbisida  Paraquat Pada Hari Ke 21
Gambar  2. Histogram  Rata-Rata Daya Tetas Cacing Tanah yang Diberi Herbisida Paraquat  Pada Hari Ke 21

Referensi

Dokumen terkait

Tidak ada, guru menggunakan metode pada umumnya seperti metode klasikal, setoran individual Proses pembentukan karakter religius, disiplin, dan tanggung jawab siswa melalui

Tujuan:    Setelah Setelah melaksanakan melaksanakan PI/PKL PI/PKL mahasiswa mahasiswa memahami tentang manajemen perusahaan/dunia industri memahami tentang manajemen

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kuliah sambil bekerja paruh waktu memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi nilai

Permasalahan-permasalahan tersebut berdampak pada LKM terhadap UKM dalam pembiayaan yang kurang efisien .sehingga mengakibatkan pelayanan LKM terhadap usaha mikro belum

Segala puji hanya milik Allah Subhanahu Wata’ala atas berkah rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik guna memperoleh

Jika karyawan telah memiliki komitmen maka karyawan akan mencurahkan segala kemampuan dan sumber daya untuk meningkatkan kemajuan perusahaan tentunya ini akan berdampak positif

sehingga mata rantai keilmuan yang seolah- olah putus dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan bangsa Yunani menjadi bersemi kembali. Namun demikian, bangsa romawi seakan

Hal ini disebabkan karena pemberian pupuk kompos akan memberikan pengaruh sifat fisik dan biologi tanah yang menjadi lebih gembur, sehingga tata ruang dalam