• Tidak ada hasil yang ditemukan

Omni-Akuatika, 12 (2): 49 57, 2016 ISSN: print / online Research Article

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Omni-Akuatika, 12 (2): 49 57, 2016 ISSN: print / online Research Article"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Model Dinamik Pengelolaan Jasa Ekosistem Waduk Koto Panjang Kabupaten Kampar Riau Trisla Warningsih1*, D Djoko Setiyanto2, Achmad Fahrudin3, Luky Adrianto3

1

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB 2

Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB 3

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB *Corresponding auhor: trisla.warningsih4455@gmail.com

Received 7 June 2016; Accepted 10 October 2016; Available online 29 November 2016

ABSTRACT

The study aims to establish the management model of ecosystem services Koto Panjang Reservoir. The approach used in this modeling is the Dynamic Modelling. The results showed the value of prediction error of the simulation results based on the data used was in the range 0.4 % - 4.64 %. The simulation results show the value of economic growth in 2020 will reach its peak value Rp.3,3 billion. The economic value of the total economic value of the four main activities of the utilization of ecosystem services Koto Panjang Reservoir namely; KJA cultivation of Rp.1,1 billion, tourism Rp.1,6 billion, fishing by paddle for 60 million, fishing by fishing boat engine at Rp.489 million. Model scenarios developed by increasing the KJA growth of 30% and 100% for tourism, managed to increase the total economic value of Rp.5,08 billion from previously around Rp.3,3 billion or an increase of approximately 53.95%. The increase in the economic value derived from an increase in the economic value of Rp.1,56 billion KJA activities and improvement of the economic value of tourism activities Rp 2,9 billion.

Keywords: ecosystem services, reservoirs, total economic value, dynamic modelling

1. Pendahuluan

Jasa ekosistem didefinisikan sebagai manfaat langsung dan tidak langsung yang diperoleh manusia dari ekosistem dan diklasifikasikan sebagai jasa penyediaan (provisioning services) yaitu produk yang diperoleh dari ekosistem; jasa cultural (cultural services) yaitu manfaat nonmaterial yang diperoleh manusia dari ekosistem; jasa regulating (regulating services) yaitu manfaat yang diperoleh dari regulasi proses ekosistem; dan jasa supporting (supporting services) yaitu manfaat yang diperlukan untuk produksi semua jasa ekosistem lainnya (de Groot et al. 2002, Millennium Ecosystem Assessment 2003, The Economics of Ecosystems and Biodiversity 2010, Costanza et al. 2011).

Ekosistem Waduk Koto Panjang terletak

pada dua wilayah kewenangan yaitu

Kecamatan XIII Koto Kampar (Provinsi Riau) dan Kecamatan 50 Kota (Propinsi Sumatera Barat). Ekosistem Waduk Koto Panjang memiliki fungsi utama sebagai pembangkit listrik tenaga air, disamping itu ekosistem

Waduk Koto Panjang juga dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan budidaya Keramba Jaring Apung (KJA), perikanan tangkap dan wisata. Adanya kegiatan perikanan budidaya KJA, perikanan tangkap dan wisata diharapkan tidak mengganggu fungsi utama ekosistem Waduk Koto Panjang sebagai pembangkit tenaga listrik. Permintaan atas jasa ekosistem Waduk Koto Panjang terus meningkat sehingga trade off antar jasa tersebut akan menjadi faktor

penting. Adanya peningkatan jumlah

permintaan terhadap produksi perikanan budidaya, perikanan tangkap dan wisata akan

menyebabkan penurunan kemampuan

ekosistem Waduk Koto Panjang dalam

menyediakan jasa ekosistem akibat degradasi lingkungan

Kompleksitas jasa ekosistem waduk Koto Panjang, menjadikan model dinamik sebagai suatu pendekatan analisis yang diharapkan dapat menggambarkan nilai ekonomi dari jasa-jasa ekosistem tersebut. Pemodelan (modelling) dapat diartikan sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari sebuah obyek atau situasi aktual (Eriyatno 2003).

Omni-Akuatika, 12 (2): 49 – 57, 2016 ISSN: 1858-3873 print / 2476-9347 online

(2)

Istilah lainnya disebut tiruan model dunia nyata yang dibuat virtual (Sterman 2000). Model dinamik merupakan model yang dapat dikembangkan untuk menunjukkan perubahan over time atas pertambahan dan pengurangan. Model ini juga merefleksikan perubahan melalui simulasi ataupun berdasarkan waktu real dan menghitung komponen secara konstan dengan memasukkan beberapa alternatif tindakan yang akan datang (Eriyatno 1989). Model dinamik mampu menelusuri jalur waktu dari peubah-peubah model. Model dinamik lebih sulit dan kompleks dalam pembuatannya, namun memberikan kekuatan yang lebih tinggi pada analisis dunia nyata.

2. Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dibutuhkan dalam model dinamik pengelolaan jasa ekosistem Waduk

Koto Panjang, terdiri atas; data primer dan data sekunder, yang bersumber dari instansi/badan dan dinas/lembaga terkait. Jenis dan sumber data, lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 1.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode studi literatur dan metode survei. Metode studi literatur dimaksudkan

untuk mengumpulkan data sekunder.

Sedangkan metode survei dilakukan dengan pendekatan observasi dan wawancara. Metode pengumpulan data lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.

Metode Analisis Data

Metode analisis data dilakukan dengan pendekatan system dynamics dengan bantuan software (powersim) lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 1 Jenis dan sumber data

Aspek kajian Variabel Jenis data Sumber data

Pemodelan - Pertumbuhan penduduk

- Potensi ikan (stok)

- Budidaya KJA

- Penangkapan ikan

- Wisata

- Data sekunder

- Data primer

Kab.Kampar dalam Angka 2015 Dinas Perikanan Kab.Kampar Dinas Pariwisata Kab.Kampar Wawancara

Tabel 2 Metode pengumpulan data

Aspek kajian Variabel Jenis data Metode pengumpulan

Pemodelan - Pertumbuhan penduduk

- Potensi ikan (stok)

- Budidaya KJA - Penangkapan ikan - Wisata - Data sekunder - Data primer Studi literatur Observasi dan wawancara

Tabel 3 Metode pengumpulan data model dinamik

Aspek kajian Variabel Metode Analisis Output

Pemodelan - Pertumbuhan penduduk

- Potensi ikan (stok)

- Budidaya KJA

- Penangkapan ikan

- Wisata

- Sistem dinamik - Simulasi produksi ikan dari kegiatan penangkapan dan budidaya KJA

- Simulasi pendapatan dari jasa-jasa ekosistem

- Simulasi surplus konsumen dari jasa-jasa ekosistem

- Simulasi nilai ekonomi dari jasa-jasa ekosistem

(3)

5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 2010 2011 2012 2013 2014 P en du du k ( jiw a) Tahun Aktual Simulasi 500 1.000 1.500 2010 2011 2012 2013 2014 B u d id ay a KJ A ( u n it) Tahun Aktual Simulasi

3. Hasil dan Pembahasan Validasi Model

Model yang baik adalah model yang merepresentasikan kondisi sebenarnya, atau model yang memiliki kemiripan dengan kondisi aktual (Muhammadi et al. 2001). Untuk

mengetahui ketepatan model yang

dikembangkan dengan kondisi aktual dilakukan pengujian validitas dari model tersebut. Uji validasi dilakukan terhadap 3 sub model utama (main model), yakni; sub-model pertumbuhan penduduk, sub model perkembangan KJA dan sub model produksi tangkapan ikan.

Nilai MAPE validasi sub model

pertumbuhan penduduk diperoleh 0,31% yang menunjukkan nilai yang kurang dari 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa simulasi model pertumbuhan penduduk yang dilakukan valid dan sangat tepat sesuai dengan dunia nyatanya. Morecroft (2007) menyebutkan bahwa nilai MAPE <5%, maka suatu model

dapat diklasifikasi sangat tepat

menggambarkan kondisi sesungguhnya. Hal tersebut juga tampak pada grafik antara data aktual dan data hasil simulasi model dalam kurun waktu tahun 2010 hingga 2014. Secara grafik seperti pada Gambar 1.

Nilai MAPE validasi sub model

perkembangan KJA diperoleh 0,77% yang menunjukkan nilai yang kurang dari 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa simulasi model perkembangan KJA yang dilakukan valid dan sangat tepat sesuai dengan dunia nyatanya. Morecroft (2007) menyebutkan bahwa nilai MAPE <5%, maka suatu model

dapat diklasifikasi sangat tepat

menggambarkan kondisi sesungguhnya. Hal tersebut juga tampak pada grafik antara data aktual dan data hasil simulasi model dalam kurun waktu tahun 2010 hingga 2014. Secara grafik seperti pada Gambar 2.

Nilai MAPE validasi sub model produksi tangkapan ikan diperoleh 3,00% yang menunjukkan nilai yang kurang dari 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa simulasi model produksi tangkapan ikan yang dilakukan valid dan sangat tepat sesuai dengan dunia nyatanya. Morecroft (2007) menyebutkan bahwa nilai MAPE <5%, maka suatu model

dapat diklasifikasi sangat tepat

menggambarkan kondisi sesungguhnya. Hal tersebut juga tampak pada grafik antara data aktual dan data hasil simulasi model dalam kurun waktu tahun 2010 hingga 2014. Secara

grafik seperti pada Gambar 3.

.

Gambar 1. Grafik validasi sub model pertumbuhan penduduk

(4)

500,0 1.000,0 1.500,0 2.000,0 2010 2011 2012 2013 2014 P rod uk s i T an gk ap an (ton ) Tahun Aktual Simulasi 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 20,000 40,000 60,000 80,000

Tangkapan Nelayan Mesin Tangkapan Nelayan_Dayung Tangkapan Wisatawan Total Produksi KJA

Tahun P ro du k s i Ik a n ( to n )

Gambar 3. Grafik validasi sub model produksi tangkapan ikan

Gambar 4. Grafik simulasi model produksi ikan (hasil tangkapan dan budidaya KJA)

Simulasi Model

Simulasi model dilakukan dalam kurun waktu tahun 2010 hingga 2020. Simulasi tersebut meliputi; produksi ikan, pendapatan, surplus konsumen dan nilai ekonomi. Simulasi dimaksudkan untuk memberikan gambaran

secara temporal seiring terjadinya

pertambahan dan pengurangan dalam suatu mode.

Model produksi ikan digambarkan dari empat komponen utama yakni; produksi tangkapan nelayan mesin, produksi tangkapan

nelayan dayung, produksi tangkapan

wisatawan dan produksi budidaya KJA. Hasil

simulasi dalam kurun waktu tahun 2010 hingga 2020 terlihat pada Gambar 4.

Hasil analisis menunjukkan bahwa model produksi tangkapan nelayan, baik nelayan mesin maupun nelayan dayung mengalami peningkatan sampai batas daya dukung. Sedang model produksi budidaya KJA relatif datar, tetapi tetap meningkat sampai batas daya dukung. Kondisi berbeda terjadi pada model produksi tangkapan wisatawan dimana karena jumlah tangkapan yang relatif kecil yakni 0,5 kg per orang per trip menyebabkan rendahnya nilai produksi ikan yang dihasilkan.

(5)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 0 620.000.000 1.240.000.000 1.860.000.000 2.480.000.000 3.100.000.000 3.720.000.000 4.340.000.000 4.960.000.000 5.580.000.000 6.200.000.000 6.820.000.000 7.440.000.000 8.060.000.000 Surplus Konsum en NM Surplus Konsum en ND Surplus Konsum en Wisatawan Surplus Konsum en KJA

Tahun S u rpl u s K o n su m e n ( R p. )

Gambar 5. Grafik simulasi model pendapatan Simulasi model pendapatan didasarkan

pada model produksi ikan. Hasil simulasi dalam kurun waktu tahun 2010 hingga 2020 terlihat pada Gambar 5. Hasil menunjukkan bahwa diawal tahun simulasi terjadi peningkatan yang cukup signifikan khususnya dari tahun 2010 ke tahun 2011, namun

setelahnya terjadi pelambatan dalam

peningkatan pendapatan untuk semua

komponen kegiatan. Kondisi tersebut terjadi hingga tahun 2017 dan setelah itu tetap.

Model surplus konsumen merupakan simulasi model yang didasarkan pada

pendapatan yang memungkinkan dapat

diperoleh dari kegiatan produksi ikan, baik kegiatan penangkapan ikan maupun kegiatan budidaya ikan di KJA. Perilaku model surplus

konsumen umumnya mengikuti model

pendapatan. Surplus konsumen merupakan kelebihan atau perbedaan antara kepuasaan total (total utility) yang dinikmati konsumen dari

mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu

dengan pengorbanan totalnya untuk

memperoleh atau mengkonsumsikan jumlah barang tersebut (Boediono 1999). Sedang menurut Mankiw and Gregory (2003) bahwa surplus konsumen adalah kerelaan pembeli untuk membayar dikurangi dengan jumlah yang sebenarnnya dibeli pembeli. Hasil simulasi dalam kurun waktu tahun 2010 hingga 2020 terlihat pada Gambar 6.

Hasil simulasi model surplus konsumen menunjukkan bahwa diawal tahun simulasi terjadi peningkatan yang cukup signifikan khususnya dari tahun 2010 ke tahun 2017, namun setelahnya terjadi pelambatan menjadi tetap. Model nilai ekonomi merupakan simulasi

model yang didasarkan pada surplus

konsumen yang berpotensi diterima dari pemanfaatan jasa-jasa ekosistem Waduk Koto Panjang.

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 20,000 40,000 60,000 80,000

Tangkapan Nelayan Mesin Tangkapan Nelayan_Dayung Tangkapan Wisatawan Total Produksi KJA

Tahun P ro du k s i Ik a n ( to n )

(6)

Gambar 7. Grafik simulasi model nilai ekonomi Hasil simulasi model nilai ekonomi

menunjukkan bahwa diawal tahun simulasi yakni tahun 2010 hingga tahun 2012 nilai ekonomi yang diperoleh dari kegiatan pemanfaatan jasa-jasa ekosistem Waduk Koto Panjang masih relatif rendah, namun pada tahun 2012 nilai ekonomi pemanfaatan jasa-jasa ekosistem mengalami peningkatan yang signifikan, tetapi selanjutnya melambat dan menjadi tetap. Grafik simulasi juga menunjukkan bahwa nilai ekonomi total yang dapat diterima dari pemanfaatan jasa-jasa ekosistem Waduk Koto Panjang adalah Rp.3,3 milyar. Hasil simulasi dalam kurun waktu tahun 2010 hingga 2020 terlihat pada Gambar 7.

Skenario Model

Skenario model dimaksudkan untuk

melihat perubahan kenaikan ataupun

penurunan nilai ekonomi dari jasa-jasa ekosistem Waduk Koto Panjang. Perubahan nilai ekonomi tersebut akan sangat membantu dalam optimalisasi potensi khususnya jasa-jasa ekosistem Waduk Koto Panjang. Skenario

dilakukan dalam dua hal yakni peningkatan jumlah budidaya KJA dan peningkatan jumlah wisatawan. Peningkatan tersebut dimaksudkan untuk melihat perubahan signifikan terhadap nilai ekonomi yang dapat diterima dari pemanfaatan jasa-jasa ekosistem Waduk Koto Panjang. Peningkatan jumlah budidaya KJA diskenariokan meningkat 30 % yakni fraksi pertumbuhan KJA sebelumnya adalah 1,25% dinaikkan menjadi 1,625%. Sedang jumlah wisatawan dinaikkan jumlahnya sebesar 100%, sehingga totalnya menjadi 26.280 orang.

Peningkatan jumlah KJA dan jumlah

wisatawan yang menangkap ikan

memungkinkan dilakukan mengingat daya tampung limbah di waduk yang relatif masih sangat besar, bila dibandingkan dengan total limbah yang ada saat ini. Peningkatan jumlah KJA dengan menaikkan fraksi pertumbuhannya menjadi 1,625%, akan terbentuk 2.492 unit KJA pada tahun 2020, dengan kenaikan jumlah pembudidaya menjadi 88 orang. Lebih rinci

seperti pada Gambar 8.

Gambar 9. Grafik simulasi skenario model perkembangan KJA (peningkatan unit KJA) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 0 250.000.000 500.000.000 750.000.000 1.000.000.000 1.250.000.000 1.500.000.000 1.750.000.000 2.000.000.000 2.250.000.000 2.500.000.000 2.750.000.000 3.000.000.000 3.250.000.000 NIlai Ekonomi_ND Nilai Ekonomi_NM Nilai Ekonomi KJA Nilai Ekonomi Wisata NIlai Ekonomi Total

Tahun N il a i E k o n o m i (R p. ) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 2.000 2.200 2.400 Jm l KJA Jm l KJA Skenario Tahun K JA ( u n it )

(7)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 160.000 180.000 Lim bah_KJA Lim bah_KJA Skenario D aya Tam pung Lim bah

Tahun Li m b a h K JA ( to n /t a h u n )

Berdasarkan Gambar 9, tampak bahwa perkembangan unit KJA dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Namun demikian peningkatan unit KJA tersebut akan memberikan dampak berupa peningkatan limbah dari kegiatan KJA di dalam waduk. Grafik peningkatan limbah dari kegiatan KJA sebelum dan setelah skenario seperti pada Gambar 10.

Peningkatan jumlah KJA tersebut akan meningkatkan limbah di waduk pada tahun

2020 sebesar 39,35% atau meningkat menjadi 183.005,44 ton dari 131.328,45 ton sebelum skenario dilakukan. Kenaikan limbah KJA

sudah melewati daya tampung limbah

95.179,82 ton pada tahun 2019 sedang berdasarkan skenario sudah melewati daya tampung pada tahun 2017 Disisi lain, peningkatan unit KJA tersebut, akan memberikan peningkatan nilai ekonomi kegiatan KJA. Grafik pertambahan nilai ekonomi KJA disajikan pada Gambar 11.

Gambar 11. Grafik simulasi skenario model perkembangan KJA (peningkatan nilai ekonomi) Grafik simulasi peningkatan nilai

ekonomi KJA mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai 2016 selanjutnya nilai ekonomi menjadi tetap. Pada tahun 2020 nilai ekonomi KJA akan diperoleh sebesar Rp.1,56 milyar dari sebelumnya Rp.908 juta atau meningkat sebanyak 71,8%.

Skenario yang juga dilakukan adalah meningkatkan nilai ekonomi kegiatan wisata.

Skenario dilakukan dengan menaikkan jumlah wisatawan yang potensial sebesar 100% dari jumlah sebelumnya 13.140 orang menjadi 26.280 orang wisatawan. Secara grafik penambahan tersebut akan meningkatkan nilai ekonomi potensial kegiatan wisata. Lebih rinci seperti pada Gambar 12.

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 0 200.000.000 400.000.000 600.000.000 800.000.000 1.000.000.000 1.200.000.000 1.400.000.000 1.600.000.000

Nilai Ekonomi KJA Nilai Ekonomi KJA Skenario

Tahun N il a i E k o n o m i (R p. )

Gambar 10. Grafik simulasi skenario model perkembangan KJA (peningkatan nilai ekonomi)

(8)

Gambar 12. Grafik simulasi skenario model peningkatan wisatawan (peningkatan nilai ekonomi)

Hasil simulasi model skenario seperti

pada Gambar 12 diatas, menunjukkan

peningkatan nilai tambah yang signifikan. Hal tersebut tampak bahwa pada tahun 2020 nilai ekonomi wisata akan meningkat menjadi 2,9 milyar rupiah dari sebelumnya 2,2 juta rupiah atau meningkat sebesar 1.344%.

4. Kesimpulan

Model dinamik pengelolaan jasa-jasa ekosistem Waduk Koto Panjang berdasarkan daya dukung, diperoleh bahwa grafik pertumbuhan nilai ekonomi akan mencapai puncaknya pada nilai Rp.3,3 milyar. Nilai ekonomi tersebut merupakan nilai ekonomi total dari empat kegiatan utama pemanfaatan jasa-jasa ekosistem Waduk Koto Panjang, yakni; budidaya KJA sebesar Rp.1,1 milyar, wisata sebesar Rp.1,6 milyar penangkapan ikan oleh nelayan perahu dayung sebesar Rp.60 juta dan penangkapan ikan oleh nelayan perahu mesin sebesar Rp.489 juta. Model

skenario yang dikembangkan dengan

meningkatkan pertumbuhan KJA sebesar 30% dan wisatawan 100%, berhasil meningkatkan nilai ekonomi total sebesar Rp.5,08 milyar dari sebelumnya yang hanya sekitar Rp.3,3 milyar atau meningkat sekitar 53,95%. Kenaikan nilai ekonomi tersebut diperoleh dari peningkatan nilai ekonomi kegiatan KJA sebesar Rp.1,56 milyar dan peningkatan nilai ekonomi kegiatan wisata sebesar Rp.2,9 milyar.

Daftar Pustaka

Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yogyakarta: BPFE.

Costanza, R., Kubiszewski, I., Ervin, D., Bluffstone R, Boyd J, Brown D, Chang H, Dujon, V., Granek, E., Polasky, S. 2011. Valuing ecological systems and services. F1000

Biology Reports. USA: Portland State University.

De Groot, R.S., Wilson, M.A., Boumans, R.M.J., 2002. A Typology for the classification, description and valuation of ecosystem functions, Goods and Services. Ecological Economics 41: 393– 408.

Eriyatno, E 2003. Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. Jilid I Edisi Ketiga. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Eriyatno, E. 1989. Application of Systems Analysis and Modelling to Aquatic Source Management. Training Course Aquatic Ecosystem and Their Fisheries Resource Managemen, Bogor, June 13 . July 19, 1989. SEAMEO-BIOTROP, Bogor.

Hartrisari. 2007. Sistem Dinamik: Konsep Sistem Untuk Industri Dan Lingkungan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Mankiw, N., Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlanga.

[MEA] Millennium Ecosystem Assessment. 2003. Ecosystems and human well-being: A framework for assessment. Island Press, Washington, D.C.

Morecroft, J.D.W. 2007. Strategic Modeling and Business Dynamics: a FeedbackSystem Approach. England: John Wiley & Sons Ltd.

Muhammadi, E., Aminullah., Soesilo, B. 2001. Analisis Sistem Dinamik: Lingkungan Hidup Sosial, Ekonomi, Manajemen. Jakarta: UMJ Press.

Sterman, J.D. 2000. Business Dynamics : System Thinking and Modeling for a 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 0 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000

Nilai Ekonomi Wisata Nilai Ekonomi Wisata skenario

Tahun N il a i E k o n o m i (R p. )

(9)

Complex World. Boston : Irwin McGraw-Hill.

Tasrif, M. 2007. Analisis Kebijakan Menggunakan Model System Dynamics (Buku 2; Modul Kuliah/Kursus), Program Magister Studi Pembangunan-SAPPK ITB, Bandung.

[TEEB] The Economics of Ecosystems and Biodiversity. 2010. Mainstreaming the economics of nature: a synthesis of the

approach, Conclusions and Recom-

Gambar

Tabel 1 Jenis dan sumber data
Gambar 1. Grafik validasi sub model pertumbuhan penduduk
Gambar 4. Grafik simulasi model produksi ikan (hasil tangkapan dan budidaya KJA)
Gambar 5. Grafik simulasi model pendapatan  Simulasi  model  pendapatan  didasarkan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Mendapatkan transformasi konsep parkir yang sesuai dengan pola aktivitas yang terjadi kelancaran sirkulasi dalam parkir dan tapak..

4) Pilih track ke-2, kemudian pilih menu Effect-Echo. Klik tombol Solo pada bagian kiri track ke-2 untuk mencoba hasil effect echo. Gambar 14.3 Pengaturan Echo.. Kemudian pilih

Tujuan disusunnya Peraturan Bupati ini adalah untuk memperoleh data penduduk miskin yang sesuai dengan kondisi daerah dan kearifan lokal yang menjadi dasar penyusunan

Flat rate service time (FRT) adalah waktu standar yang diperlukan untuk me- nyervis sebuah sepeda motor, yang terdaftar di dalam parts catalog ini untuk membantu dealer dan

Sedangkan pangkat yang dipersyaratkan, paling rendah Penata muda, golongan IIIa, memiliki pengalaman minimal dua tahun, serta lulus uji kompetensi, serta nilai prestasi kerja

Hasil rekonstruksi topologi pohon filogenetik dengan menggunakan metode NJ (Gambar 5) menunjukkan bahwa sampel Melem Biru (Osteochilus spp.) membentuk satu clade

Penelitian secara acak sejauh ini belum mampu mengungkapkan secara signifikan mana hasil klinis yang lebih baik dari pasien yang menjalani fusi cage

Kemudian dikemukakan oleh Luthans (Simamora, 2004) disebutkan bahwa iklim organisasi adalah lingkungan internal atau psikologi organisasi. Iklim organisasi