Dosen KOPERTIS WILAYAH III The Mirah Hotel Bogor – Jawa Barat
Dr.Ir.Rusmono HP. 081510043983 email@rusmono.com rusmono@unj.ac.id
Learning is fundamentally about change – persistent change in a
person’s abilities, attitudes, beliefs, knowledge, mental models, and skills.
Spector, J Michael in Moller, Leslie., Huett, Jason B., Harvey Douglas M. (2009). Learning and Instructional Technologies for the 21st Century. New York. Springer. (p.1)
tip.duke.edu
Piaget, dalam proses belajar sebenarnya terdapat tiga tahapan:
1) Asimilasi, adalah proses penyatuan
informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak anak,
2) Akomodasi, adalah penyusunan struktur
kognitif ke dalam situasi yang baru, dan
3) Equalibrasi, adalah penyesuaian antara
asimilasi dan akomodasi. Tanpa proses ini perkembangan kognitif seseorang akan tersendat-sendat dan berjalan tidak teratur (
disorganized
).Gagne dan Briggs (1974)
1. Pembelajaran sebagai suatu set peristiwa
yang dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar yang sifatnya internal.
2. Any interaction
between the learner and his environment through which the learner is making progress toward the attainment of specific and purposed
knowledge, skills, and attitudes.
DEFINISI
PEMBELAJARAN (
INSTRUCTION
)
Suatu rangkaian kegiatan yg terencana
untuk menghasilkan perubahan
perilaku seperti yg diharapkan secara
relatif tetap pada peserta didik
Strategi dan Proses Interaksi
Pembelajaran Berkualitas
Karakteristik dan Perilaku
Awal Mahasiswa Lulusan Yang Kompeten
Sarana dan Prasarana Perkuliahan Tepat Guna Bahan Pembelajaran yang Relevan Kurikulum yang Relevan Dosen yang Professional Manajemen Fakultas yang Fasilitatif, Rewarding, dan Akuntabel Kebijakan PTS yang Fasilitatif Kebijakan Kementrian Kemristek Dikti • Lapangan Kerja yang Menantang • Jenjang Pendidikan yang Lebih Tinggi
Asumsi Dasar
2. Belajar adalah proses kompleks yang dipengaruhi oleh
banyak variabel yang saling terkait seperti ketekunan, waktu belajar, kualitas pembelajaran, kecerdasan/bakat, dan
kemampuan belajar peserta didik. Model desain sistem instruksional tidak dapat hanya memfokuskan pada satu variabel saja.
1. Desain sistem instruksional dimaksudkan untuk
membantu individu belajar lebih dari sekedar proses pengajaran.
Asumsi Dasar
3. Model desain sistem instruksional dapat
diaplikasikan pada banyak levels, seperti
perencanaan pembelajaran untuk kegiatan satu hari atau beberapa hari lokakarya, atau pengembangan
kurikulum program studi. Desain sistem
intruksional dapat menjadi upaya individual atau
dapat melibatkan satu tim designers, ahli materi,
ahli evaluasi, dan personalia produksi pada proyek berskala besar.
4. Desain adalah proses interaktif dengan melibatkan peserta didik.
(Gagne, Wager, Golas, & Keller. 2005 P. 2-3)
Asumsi Dasar
5. Desain sistem instruksional itu sendiri adalah suatu proses yang terdiri dari
sejumlah sub proses, mulai dari perumusan tujuan sampai evaluasi program/produk
instruksional.
6. Berbeda jenis hasil belajar yang diharapkan, menuntut berbeda jenis kegiatan
instruksional.
Asumsi Dasar
Competence (or competency) is
the ability of an individual to
perform a job properly.
(http://en.Wikipedia.org/Wiki/Competence_(human_resources)
Kompetensi ditunjukkan dengan kinerja yang baik atau
lebih baik
Kemampuan atau kapabilitas merupakan hasil dari penerapan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap prilaku
Pengetahuan, keterampilan, dan sikap prilaku
Diperoleh dari hasil penggunaan kemampuan /kapabilitas dalam pemecahan masalah aktual
secara bermakna
Diperoleh dari hasil
perpaduan dari belajar mandiri, pembelajaran, pengalaman, dan bakat
Diperoleh dari belajar mandiri, pembelajaran, dan pengalaman
MEMPENGARUHI
KURIKULUM
STRATEGI PEMBELAJARAN
EVALUASI HUMANISME BEHAVIORISME KOGNITIFISME CIBERNETISME KONSTRUKTIFISME
Implikasinya Dalam
Menekankan pada kebebasan individu
Berorientasi pada learner (peserta didik)
Guru berperan sebagai fasilitator KATA KUNCINYA
Kebebasan peserta didik dalam
berinteraksi dengan lingkungan
HUMANISME
Aliran
Pengelolaan kondisi belajar untuk perubahan prilaku peserta didik
Perubahan prilaku belajar harus
dapat diamati dan dapat diukur KATA KUNCINYA
Perubahan prilaku peserta didik melalui pengaturan lingkungan dan
pengelolaan stimulus-respon BEHAVORISME
Aliran
Tingkat perkembangan berpikir peserta didik dipengaruhi
Kematangan intelektual
Interaksi dengan lingkungan
Transmisi sosial (belajar dari orang lain) KATA KUNCINYA
Perubahan struktur kognitif peserta didik adalah tujuan utama pembelajaran
KOGNITIFISME
Aliran
KONSTRUKTIFISME
Aliran
Peserta didik berpikir sendiri untuk memaknai suatu peristiwa Berpikir kolaboratif untuk berbagai
makna atas peristiwa
Menghubungkan pengalaman awal
dengan peristiwa belajar KATA KUNCINYA
Belajar dengan pengalaman konkrit, kontekstual dan bermakna.
CYBERNETISME
Aliran
Manusia sebagai pemroses informasi dan pembuat respon yang aktif Manusia belajar secara sistematik & sistemik
Manusia mengorganisasikan apa
yang telah diketahuinya KATA KUNCINYA
Belajar secara sistematik dan sistemik untuk mencari, menerima,
menyimpan, dan memanfaatkan pengetahuan.
Model-Model
1. SAFE Model (Corrigan,1966)
2. The Michigan State Model (Barson,1967) 3. Project Minerva Model (Tracey,1967)
4. The Teaching Research System Model (Hamreus,1968)
6. Instructional Systems Design (Gagne,1979) 7. Model Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI) (Depdikbud,1975)
8. AT & T Instructional Development Model (AT & T,1985)
9. Instructional Design: A Plan for Unit and Course Development (Kemp,1977)
10. A Model of Steps in The Instructional Process (Rothwell and Kazanas, 2004)
11. Stages is Designing Instructional System (Gagne and Briggs,1979 )
12. Instructional Design : The ADDIE Approach (Branch, 2009)
13. Motivational Design for Learning and Performance (ARCS Model - Keller, 2010)
14. The Systematic Design of Instruction (Dick and Carey, 2009)
15. Model Pengembangan Instruksional Modern ( MPI, Atwi Suparman, 2012 )
MENETUKAN TUJUAN PENDIDIKAN UMUM, PERGURUAN TINGGI, FAKULTAS, JURUSAN, MATAKULIAH
MULAI
MENGUMPULKAN DATA MASUKAN MENENTUKAN PERILAKU AWAL DAN AKHIR MENGOMBINASIKAN SELURUH DATA MASUKAN
MENGEMBANGKAN CONTOH PENGAJARAN UNTUK ISI PELAJARAN TERTENTU
MEMILIH BENTUK INFORMASI YANG REPRESENTATIF MENENTUKAN ALAT TRANSMISI
MENGUMPULKAN, MENDESAIN, MEMPRODUKSI MEDIA YANG TELAH DITENTUKAN
MERAMPUNGKAN TES LAPANGAN DENGAN
KELOMPOK SISWA MENGEMBANGKAN RASIONAL
UNTUK UJIAN AWAL DAN AKHIR
RENCANAKAN STRATEGI
MENGEMBANGKAN INSTRUMEN EVALUASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA MAHASISWA DAN INFORMASI MEDIA
THE MICHIGAN STATE MODEL
MENGUMPULKAN DATA PEKERJAAN MENGIDENTIFIKASI PERYARATAN LATIHAN MERUMUSKAN TUJUAN PENAMPILAN MENYUSUN TES PENAMPILAN MEMILIH ISI MATAPELAJARAN MEMILIH STRATEGI INSTRUKSIONAL MEMPRODUKSI BAHAN INSTRUKSIONAL MENGEVALUASI KEGIATAN INSTRUKSIONAL MELAKSANAKAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL MELAKSANAKAN DAN MENGANALISA TES
PROJECT MINERVA MODEL
ANALISIS DAN PERUMUSAN TUJUAN MAKSUD SISTEM SPESIFIKASI TUJUAN
ANALISIS DAN PERMUMUSAN TUGAS-TUGAS BELAJAR
MENENTUKAN TUGAS-TUGAS BELAJAR TES MASUKAN MENILAI KOMPETENSI MASUKAN MENGIDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI TUGAS-TUGAS BELAJAR YANG AKTUAL
DESAIN DARI SISTEM TERSEBUT
ANALISIS FUNGSI ISI DAN URUTAN
DISTRIBUSI FUNGSI ANTARA KOMPONENEN ANALISIS KOMPONEN
PENJADWALAN
TES ACUAN PATOKAN
IMPLEMENTASI DAN KONTROL KUALITAS
PELAKSANAAN
LATIHAN SISTEM TES SISTEM
THE BANATHY MODEL
MODEL PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL (PPSI)
Untuk Kurikulum di Indonesia 1975
I. PERUMUSAN TUJUAN 1. Menggunakan sistem
yang operasional.
2. Berbentuk hasil Belajar 3. Berbentuk prilaku 4. Hanya ada satu prilaku
II. PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI
1. Menentukan jenis tes
yang akang digunakan untuk menilai tercapai tidaknya tujuan 2. Menyusun tes untuk
menilai masing-masing tujuan
III. KEGIATAN BELAJAR
1. Merumuskan semua kemungkinan
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan 2. Menetapkan kegiatan belajar yg
tidak ditempuh 3. Menetapkan kegiatan
yang akan ditempuh
IV. PENGEMBANGAN PROGRAM KEGIATAN
1. Merumuskan meteri pelajaran 2. Menetapkan metode yg dipakai 3. Memilih alat pelajaran
dan sumber yang dipakai 4. Menyusun jadwal
V. PELAKSANAAN
1. Mengadakan tes awal
2. Menyampaikan materi pelajaran 3. Mengadakan tes akhir
A MODEL OF STEPSIN THE INSTRUCTIONAL DESIGN PROCESS Untuk Training Conduct a needs assessment Assess relevant characteristics of learners Analyze characteristics of a work setting Perform job, task and
content analysis Write statements of performance objectives Develop performance measurements Sequence performance objectives Specify instructional strategies Design instructional materials Evaluate instruction
MELAKUKAN ANALISIS INSTRUKSIONAL IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INSTRUKSI-ONAL DAN MENULIS TUJUAN INSTRUKSIO-NAL UMUM (TIU) MENULIS TUJUAN INSTRUKSI ONAL KHUSUS (TIK) MENGIDENTIFI-KASI PERILAKU DAN KARAKTERISTIK AWAL PESERTA DIDIK MENULIS TES ACUAN PATOKAN MENYUSUN STRATEGI INSTRUKSIONAL MENGEM-BANGKAN BAHAN INSTRUKSIO NAL MENYUSUN DESAIN DAN MELAKSANAKAN EVALUASI FORMATIF SISTEM INSTRUKSI-ONAL IMPLEMEN TASI, EVALUASI SUMATIF, DAN DIFUSI INOVASI
Kompetensi yang Diharapkan Dicapai (Tujuan Pembelajaran) Dosen dan Penyelenggara Pendidikan Mahasiswa & Lulusan Pengguna
Masuk
LulusanAnalisis Kebutuhan
Instruksional dan
Desired Performance Actual Performance
Performance Gap
Lack of Resources (not allowed)
Lack of Motivation (don’t want to)
Lack of Knowledge and Skill (don’t know how)
Tujuan Instruksional Umum (instructional
goal) ditentukan atas dasar :
•
Performance Analysis atau Needs
Assessment
•
Standar Nasional/Internasional yang
Diacu.
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
(Instructional Goals)
Tujuan instruksional umum harus relevan dengan kebutuhan semua pihak yang terkait (Tiga Mitra)
Tujuan instruksional berisi kompetensi terakhir (terminal) yang diharapkan dimiliki peserta didik pada akhir pembelajaran sebagai hasil partisipasinya dalam satu mata kuliah.
Kriteria Tujuan Instruksional Umum
Contoh
Tujuan Instruksional Umum (CPMK)
A. Menulis suatu novel
B. Menciptakan suasana lingkungan
rumah tangga yang nyaman
C. Membangun sebuah rumah
D. Memecahkan masalah kurang
produktifnya perusahaan X
Tuliskan satu atau beberapa
Tujuan Instruksional Umum
(CPMK) Mata kuliah Anda!
Analisis
Analisis Instruksional adalah
proses
menjabarkan prilaku umum (yang terdapat
dalam tujuan instruksional umum) menjadi
prilaku khusus
sehingga terstruktur dan
terkait secara logis antara satu dengan
yang lain
1. Prosedural
(Procedural)
Mengaktifkan
Laptop
Mengklik
file
Mengklik
program
2. Hirarkis
(Hierarchical)
Menerapkan Statistika
Lanjutan
Menerapkan Statistika
Dasar
3. Pengelompokan (Cluster)
Menunjukkan Batas Provinsi di Pulau Sumatera
Menunjukkan batas provinsi Lampung Menunjukkan batas provinsi Bengkulu Menunjukkan batas provinsi Jambi Menunjukkan batas provinsi Sumatera Menunjukkan batas provinsi Aceh NAD Menunjukkan batas provinsi Sumatera Selatan Menunjukkan batas provinsi Sumatera Utara Menunjukkan batas provinsi Riau
11. Menyusun rencana penelitian pendidikan dalam bidang yang menjadi
minat Anda
13. Menulis laporan penelitian pendidikan
9.Mengaplikasi-kan konsep dan
prosedur penelitian pendidikan survei 8. Mengaplikasikan konsep dan prosedur penelitian pendidikan ekperimental 10.Mengaplika-sikan konsep dan prosedur penelitian Korelasional 5.Mengaplikasikan konsep dan prosedur penelitian tindakan dalam bidang pendidikan 6. Mengaplikasikan konsep dan prosedur penelitian tindakan kelas 1. Mendeskripsikan konsep dasar penelitian 2. Mendeskripsikan prinsip dasar metode kuantitatif 3. Mendeskripsikan prinsip dasar metode
4. Mendeskripsikan konsep dasar metode campuran
7. Mengaplikasi-kan konsep dan
prosedur penelitian dan pengembangan
pendidikan 14. Tujuan Matakuliah
Pada akhir matakuliah Metode Penelitian Pendidikan Anda diharapkan dapat melakukan
Penelitian Pendidikan
4. KOMBINASI (
Combination
)
12. Melakukan Penelitian Pendidikan yang sesuai dengan masalah atau topik yang Anda pilih
6.Mengaplikasi-kan konsep dan
prosedur penelitian pendidikan survei
7.Mengaplikasi kan konsep dan
prosedur penelitian Korelasional 8.Mengaplikasikan konsep dan prosedur penelitian tindakan dalam bidang pendidikan 9. Mengaplikasikan konsep dan prosedur penelitian tindakan kelas
1.Mendeskripsikan konsep dasar penelitian pendidikan
2. Mendeskripsikan prinsip dasar metode kuantitatif dalam penelitian pendidikan
3. Mendeskripsikan prinsip dasar metode kualitatif dalam penelitian pendidikan
4. Mendeskripsikan konsep dasar metode campuran dalam penelitian pendidikan
Melakukan Penelitian Pendidikan
Proses Menganalisis Pembelajaran
5. Mengaplikasikan konsep dan prosedur penelitian pendidikan ekperimental
Entering behavior adalah kompetensi awal
yang sudah dikusai oleh peserta didk sebelum mengikuti perkuliahan Anda
Entering behavior line adalah garis batas
antara kompetensi awal yang sudah dikuasai dan kompetensi yang masih perlu dilatihkan
Garis batas itu putus-putus (- - - )
Perilaku Masukan – Sebelum pembelajaran
Bagaimana bentuk Peta kompetensi
untuk seluruh
Tujuan Instruksional
Umum (TIU) dan
Tujuan Instruksional
Khusus (TIK) Matakuliah Anda?
Diharapkan Anda tidak lupa
Menyusun
Prilaku Awal (Entering Behavior) Peserta Didik yang Relevan dengan Pembelajaran yang Akan Anda Desain
1. Pengetahuan, keterampilan dan sikap awal yang telah dimiliki/dikuasai pada saat mulai mengikuti
pembelajaran matakuliah Anda.
2. Apakah pembelajaran itu membutuhkan perilaku prasyarat (prerequisite) ?
a. Bila ya, apakah peserta didik telah memilikinya ? Bila belum memilikinya, diperlukan pembelajaran matrikulasi apa ?
b. Bila tidak membutuhkan prilaku prasyarat,
mulailah pembelajaran dari prilaku awal peserta didik (diatas entering - behavior line)
Karakteristik Peserta Didik yang Relevan
dengan Pembelajaran yang Akan Anda Desain
1. Latar belakang pendidikan
2. Motivasi untuk mengikuti pembelajaran matakuliah Anda
3. Kepemilikan atau akses terhadap sumber belajar dan sarana belajar untuk
matakuliah Anda
4. Kebiasaan belajar (tatap muka, mandiri) 5. Domisili dan saluran komunikasi yang
dapat digunakan untuk pembelajaran (Atwi Suparman, 2012)
Prilaku Awal Entering Behavior Line
Karakteristik Awal Mahasiswa Universitas X 1. Heterogen dalam kompetensi awal
2. Belum terbiasa belajar mandiri
3. Belum punya budaya membaca yang baik
4. Belum biasa disiplin mengatur waktu belajar 5. Belum biasa belajar secara sistematik
6. Belum biasa belajar sambil berpikir untuk menerapkannya
7. Tinggal terpencar (berjauhan) dari kampus 8. Pada umumnya tidak punya akses terhadap
internet
9. Pada umumnya bermotivasi eksternal (untuk
Menulis
Tujuan Instruksional Khusus
(Sub-CPMK)
Tersusun dalam bentuk daftar prilaku khusus
sesuai dengan hasil analisis instruksional setelah dikurangi prilaku awal sebelum
mengikuti perkuliahan
Terdiri dari susunan kompetensi khusus yang
berada di atas
entry behavior line
Tersusun dari kompetensi yang sederhana
(paling bawah) sampai pada yang paling kompleks, paling tinggi, atau paling luas
Tujuan Instruksional Khusus
(Sub-CPMK)
A = Audience (peserta didik)
B = Behavior (perilaku/kompetensi)
C = Conditions (kondisi pada saat sedang di tes) D = Degree (tingkat keberhasilan)
Cara Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus
Dengan Format ABCD
Tujuan instruksional khusus (
instructional
objectives
) disebut oleh sebagian praktisiJika diberikan berbagai rumus mean,
deviasi standar, korelasi, dan dua
deret
angka,
mahasiswa
jurusan
Statistika
Terapan
Universitas
X
semester
kedua
akan
dapat
menghitung korelasi minimal 90%
benar.
Jika diberikan kalimat aktif dalam
bahasa Indonesia, mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas X semester II akan dapat
menerjemahkannya ke dalam kalimat
pasif bahasa inggris paling sedikit
80% benar.
Jika
diberikan
berkas
suatu
perusahaan
yang
mengajukan
permohonan kredit, peserta kursus
Pejabat Pemberian Kredit Bank X
akan dapat menyusun rekomendasi
pemberian kredit untuk perusahaan
tersebut dalam waktu empat minggu
tanpa mengandung kesalahan
Menyusun
Disusun (dikembangkan) Mengacu Pada Prilaku dalam Tujuan Instruksional
Berisi Sampel (bukan seluruh) dari
Daftar perilaku dalam Tujuan Instruksional
Alat Penilaian Hasil Belajar Terdiri dari
Tabel Spesifikasi Tes yang Komprehensif Berdasarkan Kompetensi dalam Tujuan Instruksional (Mata Kuliah X)
Atwi Suparman, 2013 Sampel Kompetensi dalam Tujuan Instruksi onal Tes Esei (% / ∑ ) Tes Obyektif Tes Kiner ja ( % / ∑ ) Jumlah Total C - 1 ( % / ∑) C - 2 ( % / ∑) C - 3 ( % / ∑ ) C - 4 ( % / ∑ ) C - 5 ( % / ∑ ) C–6 ( % / ∑ ) Jum Lah ( % / ∑ ) E sei ( % / ∑ ) Ob yek tif ( % / ∑ ) Ki ner ja ( % / ∑ ) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Mengidentifikasi fakta ... X X X X X X Menjelaskan konsep ... X X X X X X Menerapkan konsep ... X X X X X X Memecahkan masalah ... X X X X X X X X Mengembangkan produk ... X X X X X Melakukan kegiatan praktek atau gerak ... X X X Menunjukkan X X X
Aspek / Kompetensi
yang Dinilai Bobot
Nilai yang Dicapai * Bobot x Nilai yg Dicapai 5 4 3 2 1 A B C Dst ∑ Bobot ∑ Nilai
Tujuan Instruksional : ... (satu/sekelompok)
*
Keterangan5 = Baik Sekali (Sempurna) 4 = Baik
3 = Sedang
∑ Nilai Nilai Rata-rata =
Berdasarkan total nilai yang dicapai dibuat grades (nilai akhir) sebagai berikut :
∑ Nilai
∑ Bobot = Nilai Akhir
Nilai Akhir (misalnya)
3,2 – 4,0 = A (sempurna, pantas jadi model)
2,9 – 3,1 = B (perlu praktek mandiri untuk penyempurnaan) 2,0 – 2,8 = C (perlu praktek tambahan di bawah supervisi) 1,0 – 1,9 = D (tidak dapat diterima, pembelajaran ulang)
1. Apa saja komponen hasil belajar
mahasiswa yang akan dinilai ?
UTS ? Berapa % bobotnya ?
UAS ? Berapa % bobotnya ?
Porto folio ? Berapa % bobotnya ?
2. Bagaimana grading systemnya ?
(Mengacu pada pedoman PTS)
Menyusun
Strategi instruksional berkenaan dengan pendekatan dalam mengelola isi dan proses
instruksional secara komprehensif untuk
mencapai satu atau sekelompok tujuan
instruksional.
Di dalamnya terintegrasi berbagai komponen yang meliputi urutan kegiatan pembelajaran, garis besar isi, metode, media & alat, dan waktu belajar (dalam menit).
URUTAN KEGIATAN
INSTRUKSIONAL GARIS BESAR ISI METODE MEDIA & ALAT
WAKTU BELAJAR (dalam menit)
1 2 3 4 5
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat Materi Relevansi & Manfaat
Materi bagi Peserta Diklat Tujuan Instruksional
PENYAJIAN
Uraian / Teori
Contoh & Non Contoh Latihan / Praktek Kerja Tes Formatif dan Revisi
Mata Kuliah : ………..
Satu atau sekelompok tujuan instruksional membutuhkan satu strategi instruksional
Jadi, satu matakuliah yang Anda ampu
Mengembangkan
Strategi Instruksional adalah blueprint dari bahan instruksional yang akan
dikembangkan.
Bentuk bahan instruksional disesuaikan
dengan pendekatan instruksional yang akan dilaksanakan.
Bahan adalah materials;
Materi/isi adalah contents,
Pengembangan Bahan Instruksional
(Bahan Pembelajaran = Bahan Kuliah)
Sistem Pembelajaran Mandiri (SPM) atau Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Tatap Muka Biasa (SPTM- B)
Sistem Pembelajaran Kombinasi (SPK)
Pendekatan Instruksional Bentuk Bahan Instruksional
1. Sistem Pembelajaran Mandiri Modul Instruksional
untuk Pendidikan Jarak Jauh 2. Sistem Pembelajaran Tatap
Muka Bahan Instruksional Kompilasi
KESIMPULAN
1. Desain Instruksional
:
Suatu rangkaian kegiatan yang
terencana untuk menghasilkan
perubahan perilaku seperti yg
diharapkan secara relatif tetap
pada peserta didik
KESIMPULAN
2. Tahapan Desain Instruksional
:
a. Menganalisis kebutuhan dan menyusun tujuan instruksional umum (CPMK)
b. Menganalisis instruksional
c. Mengidentifikasi karakteristik dan perilaku awal peserta didik
d. Menulis tujuan instruksional khusus (Sub-CPMK)
e. Menulis tes acuan patokan
f. Menyusun strategi instruksional