• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paus Fransiskus Kecam Kapitalisme

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Paus Fransiskus Kecam Kapitalisme"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Paus Fransiskus Kecam Kapitalisme

Bung Lusi yb,

Bukan tesis, gak sanggup saya keluarkan tesis. Hanya saja saya selama hidup di HK sini, selalu memperhatikan dan mengamati kapitalisme di HK, baik dimasa koloni Inggris maupun setelah kembali kepangkuan ibu-Pertiwi 18 tahunan ini. Sekalipun belum merupakan kesimpulan final, tapi melihat perkembangan RRT 30 tahun terakhir ini, yang memadukan sistem kapitalisme dengan sosialisme. Artinya mengambil keunggulan sistem kapitalisme, konkritnya ekonomi-pasar dan membuang yang dianggap jelek dan salah, dengan tetap mempertahankan keunggulan sistem sosialisme, sekonomi-berencananya, dan berhasil mencapai kemajuan yg spektakular menakjubkan seperti yang kita lihat bersama, bisa dikatakan kira-kira beginilah pemikiran saya: Mohon dikasih saran bahkan kritik-kritik kalau dianggap salah, ya.

Saya berpendapat, baik itu kapitalisme, Sosialisme, Komunisme bahkan Agama apapun yang ada didunia ini hanyalah merupakan pandangan ideologi/politik yang masing-masing ada kekurangan dan kelebihannya, ada salah dan betulnya, ada bagus dan jeleknya, Dan, ... bagaimana jalankan dan dipraktekan pandangan ideologi/politik itu SEPENUHNYA tergantung dari ORANGnya! Sangat, sangat TERGANTUNG dari karakter pembawaan manusia dan pemahamannya dari ideologi/politik yang diterimanya itu. Coba saja perhatikan:

KAPITALISME, yang menganjurkan dan mengembangkan adanya KEBEBASAN seseorang dalam segala hal, baik mengembangkan inisiatif kerja, hak bicara, berpendapat, berorganisasi maupun dalam mengembangkan kapital, ... usaha mengembangkan kebebasan perseorangan dalam berpikir dan bertindak, tentu saja baik dan itulah KEMAJUAN dari sistem masyarakat feodal yg otokrasi, orang disuruh nurut petuah sri-baginda Raja saja! Cukup dengar dan nuruti perintah atasan saja! Maka tidak salah dikatakan, bahwa sistem kapitalisme merupakan hubungan produksi termaju dijaman sekarang ini, dimana ketia semua menginjak masyarakat kapitalisme.

Dan dalam praktek sistem kapitalisme selanjutnya, jadi kebablasan seperti yg dibilang Paus Fransiskus itu, keserakahan “Setan Iblis” yg secara gila-gilaan mengumbar keserakahan dan tidak pedulikan lagi sosial dan lingkungan! Mengapa begitu? Apakah PASTI kapitalisme begitu? Dilihat dari pertumbuhan kapitalisme lebih lanjut menjadi

(2)

2 imperialisme yang lebih kejam lagi, yaaa memang BEGITU! Itulah HUKUM Perkembangan yg wajar.

Tapi saya melihat dari sudut lain, coba dipikirkan. Sebagai manusia normal yang masih waras, setelah mengetahui perkembangan kapitalisme begitu gilanya, kenapa TIDAK berusaha menemukan cara dan jalan untuk mencegah dan menghindari perkembangan yg kebablasan itu? Bahwa KEBEBASAN seseorang boleh saja dan harus dikembangkan, tapi tetap ADA BATASNYA! Jangan dibiarkan kebablasan tanpa memperhatikan sosial dan lingkungan! Dan itu juga TERJADI pada diri KAPITALIS-KAPITALIS perseorangan dimana dan kapan pun bisa kita temukan! Sejak masa pergerakan KEMERDEKAAN, kita tetap bisa menemukan kapitalis-kapitalis nasionalis yang berani mendukung gerakan kemerdekaan, ikut menyokong perjuangan rakyat. Dimasa pembangunan RI, kita juga bisa melihat adanya kapitalis-kapitalis yg ikut mendorong maju ekonomi nasional dengan baik, ikut mendanai pembangunan sekolah, rumah sakit dan berbuat sosial, ... Bahkan Mao disatu saat berani mengatakan, TANPA bantuan borjuasi nasional, revolusi Demokrasi Baru kita TIDAK bisa menang! Mengapa?

Bukankah itu karena PERBEDAAN karakter orang yang menjalankan kapitalisme? KAPITALISME tidak berbeda, hanya orang yang menjalankan yang BERBEDA! Bahwa karakter manusia yang NORMAL adalah SERAKAH, adalah kenyataan yg bisa kita lihat sejak manusia itu dilahirkan. Perbedaan hanya pada derajat keserakahannya saja, seseorang lebih serakah dibanding yang lain, ... akan sulit menemukan ada seorang yang sama sekali TIDAK mendahulukan kepentingan pribadi. Dalam keadaan kekurangan tetap masih bisa mendhulukan orang lain. Masalahnya pada kenyataan, seseorang lebih mudah memberi pada orang lain setelah dirinya berkecukupan. Dan sifat inilah yang harus didorong dan dikembangkan lebih lanjut! MENDORONG agar lebih BUUAANYAAK umat manusia yang hidup didunia ini bisa TETAP berjiwa SOSIAL! MENCIPTAKAN manusia-manusia yang berjiwa SOSIAL, manusia-manusia yang bisa tetap MEMPERHATIKAN dan PEDULI kehidupan orang disekitar! Itulah menurut saya kapitalisme yang dibawakan sekelompok orang sesuai deengan pembawaan KARAKTER manusia yang SEHAT, yang bisa secara SADAR tidak membiarkan dirinya hanyut ditelan SETAN-IBLIS!

Sebaliknya, Sosialisme/Komunisme, sebagai pandangan ideologi/politik yang justru mempropagandakan mendahulukan kepentingan orang lain, BAHKAN meniadakan kepentingan pribadi, dengan dihilangkannya hak milik-perseorangan atas alat produksi, juga TIDAK SEDIKIT kader/tokoh yg nyeleweng, korupsi, melakukan PEMERASAN lebih kejam ketimbang kapitalis! Mengapa?

(3)

3

Itulah tadi, yg saya bilang sosialisme/komunisme hanyalah pandangan ideologi/politik yg dianggap baik-baik, kalau dibawakan orang yang karakternya serakah, hanyut terbenam dalam kubangan SETAN IBLIS, jadinya juga SAMA SAJA, bahkan bisa saja jauh lebih kejam daripada kapitalis! Jadi, orang yang mengenakan jubah KAPITALIS maupun KOMUNIS, ya sama saja adalah manusia normal juga, dengan kekurangan dan kelebihan, kejelekan dan kebaikan, plus-minus nya sebagai manusia normal. Bisa saja disatu saat setelah usahanya berhasil atau mencapai jabatan tertentu, dia berubah dan akhirnya SETAN/IBLIS yg berdominasi dalam dirinya!

Jadi, yang dihadapi sama saja, BAGAIMANA menciptakan karakter manusia yang baik-baik didunia ini! Saya perhatikan Agama-Agama yang ada didunia ini sudah ribuan tahun bekerja dan berjuang untuk itu dengan ajaran-ajarannya, ... TIDAK nampak hasil yang memuaskan. Ajaran komunis juga berusaha merubah manusia-manusia yang hidup didunia ini menjadi manusia baru yg berjiwa SOSIAL, yang tidak mementingkan pribadi saja! Dengan lika-liku perjalanan untuk mewujutkan menjadi kenyataan, ... bisa dikatakan masih dalam proses. Entah sampai dimana dan bagaimana hasilnya. Biarlah semua itu berjalan sebagaimana kita lihat saja dahulu. Tak perlu buru-buru ambil kesimpulan.

Tapi, nampaknya setiap BANGSA didunia, dihadapkan pada kenyataan harus bisa menemukan jalannya sendiri untuk membentuk Pemerintah yang bisa menindak tegas dan menjatuhi sanksi HUKUM pada orang-orang yg berubah jadi SETAN/IBLIS itu, baik dia berjubah KAPITALIS maupun berjubah KOMUNIS! Membentuk Pemerintah yang berhasil menegakkan HUKUM sebaik-baiknya, dengan ketegasan melaksanakan setiap warga setara dihadapan hukum, tak seorangpun bisa kebal hukum betapapun tinggi jabatannya. Berlakukan HUKUM sebaik-baiknya didalam masyarakat!

Dipihak lain, saya perhatikan peran kesadaran masyarakat itu dalam mentaati hukum yang berlaku juga sangat PENTING dan MENENTUKAN! Artinya HUKUM dinegeri itu akan berjalan mulus dan akan mendekati betul-betul adil, seiring dengan tingkat kesadaran masyarakat akan HUKUM. Oleh karena itu, peran yang dimainkan parpol, Serikat Buruh, Serikat Tani, ormas sangat penting dan ikut menentukan diberlakukannya HUKUM sebaik-baiknya dalam masyarakat itu. Dengan demikian, bisa berhasil dengan baik atau tidak Pemerintah itu menjinakkan kapitalis-kapitalis, bahkan BERKEMAMPUAN menjebloskan kapitalis-kapitalis nakal, yg curang, serakah dan menggelapkan pajak, ...!

Salam,

(4)

4 ChanCT

From: 'Lusi D.' lusi_d@rantar.de [GELORA45] Sent: Saturday, July 11, 2015 1:52 AM

Bung ChanCT, bagaimana dan dengan aparat apa melaksanakan tesis bung ttg penjinakan kapitalis dibawah ini, kalau pemerintahannya dicukongi oleh kaum kapitalis spt di Tiongkok dan Indonesia sekarang ini:

"Jadi, Pemerintah yang berkuasa berkewajiban menjinakkan kapitalis-kapitalis untuk tumbuh/berkembang sesuai ketentuan-ketentuan yang diperbolehkan saja, jangan biarkan kapitalisme dengan liberal tumbuh menjadi kapitalis-monopoli, syukur bisa mengembalikan 60% (setidaknya) dari keuntungan tahunan itu untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh."

Salam Lusi.-

On Friday, July 10, 2015 2:46 PM, "'Chan CT' SADAR@netvigator.com wrote:

Naah, tuuuh Paus Fransiskus berani menyerukan tata ekonomi baru dengan kecam kapitalisme! Bahkan atas nama Gereja Katholik Roma “MINTA MAAF” atas perlakuan KOLONIALISME terhadap penduduk asli Amereka, Indian. Yang dikatakan sebagai keserakahan mengejar keuntungan secara gila-gilaan, “KOTORAN IBLIS”! Paus pun dengan berani mengecam badan-badan keuangan dunia, IMF. "Kolonialisme baru terwujud dalam berbagai wajah.”

Sayang Paus tidak menguraikan dengan jelas bagaimana dengan tata ekonomi baru nya itu. Sekalipun dengan ketegasan mengecam KESERAKAHAN kapitalisme mengejar keuntungan secara gila-gilaan, tidak lagi mempedulikan sosial, lingkungan, ... membiarkan banyak orang hidup dalam kemiskinan dan tidak pedulikan pencemaran lingkungan yang mengakibatkan berbagai macam penyakit penduduk disekitar, ...

Jadi, menurut saya, masalahnya terletak pada jangan biarkan kapitalisme tumbuh meraih keuntungan secara gila-gilaan tanpa pedulikan sosial dan pencemaran lingkungan. Jangan

(5)

5 biarkan ekonomi-pasar berkembang secara liar sebagaimana yang terjadi dinegara-negara kapitalis, tanpa dipadu dengan ekonomi-berencana yang ditentukan Pemerintah. Jadi, Pemerintah yang berkuasa berkewajiban menjinakkan kapitalis-kapitalis untuk tumbuh/berkembang sesuai ketentuan-ketentuan yang diperbolehkan saja, jangan biarkan kapitalisme dengan liberal tumbuh menjadi kapitalis-monopoli, syukur bisa mengembalikan 60% (setidaknya) dari keuntungan tahunan itu untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh.

Salam, ChanCT

Paus Fransiskus seru tata ekonomi baru dan kecam kapitalisme

http://www.antaranews.com/berita/506227/paus-fransiskus-seru-tata-ekonomi-baru-dan-kecam-kapitalisme

Jumat, 10 Juli 2015 07:58 WIB | 4.986 Views

id Paus Fransiskus, kapitalisme, krisis yunani, grexit, uni eropa, zona euro, yunani, referendum bailout, Alexis Tsipras

Paus Fransiskus (REUTERS/Stefano Rellandini)

Marilah untuk tidak takut mengatakan bahwa 'kita menginginkan perubahan, perubahan nyata, perubahan struktural

Santa Cruz, Bolivia (ANTARA News) - Paus Fransiskus mendesak perubahan tata ekonomi dunia dan mengecam "kolonialisme baru" oleh lembaga-lembaga yang menerapkan program pengetatan ekonomi (austerity) dan menyatakan kaum miskin memiliki hak suci untuk bekerja, tinggal dan tanah.

Paus kelahiran Argentina ini juga meminta maaf atas nama Gereja Katolik Roma untuk perlakuan terhadap penduduk asli Amerika, orang Indian, pada masa kolonialisme benua

(6)

6 itu.

Mengutip kata-kata seorang uskup abad keempat, dia menyebut tuntutan mencari uang dengan gila-gilaan sebagai "kotoran iblis", dan menyebut negara-negara miskin tak boleh didegradasi sebagai pemasok bahan baku dan lapangan kerja murah untuk negara maju. Menuntut planet ini diselamatkan dari hancurnya ekosistem, Paus berbicara setelah didahului pidato panjang Presiden Bolivia Evo Morales yang mengenakan jaket bergambarkan tokoh revolusioner Argentina Ernesto "Che" Guevara yang ditembak mati tentara Bolivia dukungan CIA pada 1967.

"Marilah untuk tidak takut mengatakan bahwa 'kita menginginkan perubahan, perubahan nyata, perubahan struktural," kata Paus seraya mengecam sistem (kapitalisme) yang telah mengenakan "mentalitas laba pada tingkat harga apa pun, tanpa peduli pada pengucilan sosial atau kehancuran alam."

"Sistem ini kini tak tertahankan: petani mendapatinya tak tertahankan, buruh mendapatinya tak tertahankan, masyarakat mendapatinya tak tertahankan, manusia mendapatinya tak tertahankan," kata Paus, bahkan "Bumi sendiri, saudari kita, Ibu Pertiwi, juga mendapatinya tidak tertahankan."

Pernyataan Paus ini mendapatkan applause besar dari hadirin.

Sejak terpilih pada 2013, Paus pertama dari Amerika Latin ini mati-matian membela kaum miskin dan mengkritik kapitalisme, bahkan pada kunjungannya ke Amerika Serikat September tahun lalu dia tak segan mengkritik kapitalisme.

Paus menyerang badan-badan keuangan dunia seperti IMF dan kebijakan-kebijakan bantuan pembangunan dari negara-negara maju.

"Tidak ada satu pun kekuatan aktual atau maju yang berhak mencabut kedaulatan penuh manusia. Kapan pun mereka melakukan hal ini, kami melihat bangkitnya norma baru kolonialisme yang dengan serius memprasangkai kemungkinan perdamaian dan keadilan," kata Paus.

"Kolonialisme baru terwujud dalam berbagai wajah. Suatu waktu itu terlihat seperti sinonim dari kerakusan: korporasi-korporasi, lembaga-lembaga pinjaman, pakta-pakta perdagangan bebas, dan penerapan syarat-syarat penghematan yang selalu

(7)

7 mengkerangkeng kaum pekerja dan kaum miskin," kata Paus.

Pekan lalu, Paus Fransiskus menyeru pihak berwenang Eropa untuk menjaga martabat manusia dalam pencarian solusi untuk krisis ekonomi di Yunani, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik

Referensi

Dokumen terkait

Pada siklus awal proses charging akan membutuhkan waktu lebih panjang karena masih tingginya nilai internal resitance atau tegangan dalam pada baterai, tetapi dengan

Semua siswa yang membawa sepeda motor harus memarkir kendaraannya di lingkungan sekolah kecuali ada surat pernyataan dari orangtuanya terkait dengan parkir di luar lingkungan

Access (WPA) Akses jaringan dan privasi data Rumah, SOHO dan perusahaan kecil dengan portabilitas Keamanan tingkat lanjut 802.1x/EAP-X. dan RADIUS Akses jaringan dan

Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi adalah komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga yang tumbuh 13,28 persen..  Perekonomian DIY triwulan

KETUJUH : Bantuan Penyiapan Akreditasi Program Studi pada PTAIS ini dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Pendidikan

Berhak menerima laporan penggunaan dana Bantuan Kegiatan Lembaga Organisasi Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Agama Islam Tahun Anggaran 2009 dari PIHAK

1 White board spidol , Pengeras Suara, Laptop, LCD dan multi media class equip ment Tes : Tes Lisan Tes Tulis Tugas mandiri Non tes : Sikap dan prilaku selama diskusi

trabeum dalam mendegradasi pewarna MO, maka dilakukan perhitungan Indeks Dekolorisasi (ID) dengan cara membandingkan diameter MO yang sudah terdegradasi (DD) dengan