Laporan Keuangan Konsolidasian
Untuk Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal
31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 31 Maret 2015
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET
Catatan 2016 2015
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2c,2o,3,31 48,458,355,644 27,820,719,243
Piutang usaha 2d,2e,2o,4,5,12,16,30
Pihak ketiga, neto 59,744,579,949 39,130,149,629
Pihak-pihak berelasi 6,888,061,427 5,894,479,515
Piutang lain - lain, neto 5,605,939,879 2,573,644,161
Persediaan 2f, 7 183,987,370,403 206,470,791,700
Uang muka kepada pemasok dan lain-lain 3,481,186,668 2,261,303,000
Biaya dibayar di muka 2g 6,994,068,439 2,687,187,917
Jumlah Aset Lancar 315,159,562,409 286,838,275,165
ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tangguhan, neto 11 10,972,741,952 9,524,208,316
Penyertaan saham 2h,8 3,473,181,636 3,473,181,636
Tanaman perkebunan
Belum menghasilkan 2i,9 3,010,336,454 1,879,857,837
Aset tetap, neto 2j,10 282,440,351,014 287,327,682,169
Estimasi tagihan pajak 11 20,888,337,452 22,915,202,258
Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya 5,30,32,33 - 3,953,875,000
Aset tak berwujud 2i - 810,587,500
Uang muka pembelian aset tetap 2j,10 - 1,028,720,000
Pinjaman kepada karyawan 2c,33 - 427,529,031
Uang jaminan 2c,33 - 2,139,735,270
Lain-lain 4,155,895,856 80,000,000
Jumlah Aset Tidak Lancar 324,940,844,364 333,560,579,017
JUMLAH ASET 640,100,406,773 620,398,854,182
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan 2016 2015
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman bank jangka pendek 2o,12,30 235,161,659,546 221,701,370,825
Utang usaha 13
Pihak ketiga 12,784,563,654 3,629,209,653
Utang lain-lain 1,907,996,634 1,710,482,412
Beban Akrual 2n,14 5,669,622,761 4,580,460,664
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek - 561,045,430
Utang pajak 2p,15 5,128,369,360 3,091,389,667
Uang muka pelanggan 2o,30 1,601,403,546 -Pendapatan diterima di muka 2n - 30,566,686 Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
Kredit Pembiayaan konsumen 910,297,791 1,208,489,615 Kewajiban sewa pembiayaan 2j,17 252,126,805 398,008,465 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 263,416,040,097 236,911,023,417
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Kredit Pembiayaan konsumen 579,863,266 579,863,266 Kewajiban sewa pembiayaan 2j,17 207,984,433 207,984,433 Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 2r,18 56,502,504,872 58,380,882,150 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 57,290,352,571 59,168,729,849
Jumlah Liabilitas 320,706,392,668 296,079,753,266
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Modal saham - nilai nominal Rp175 per saham pada tahun 2016 dan Rp175 per saham pada tahun 2015. Modal dasar, ditempatkan
dan disetor penuh - 1.440.000.000 saham 20 252,000,000,000 252,000,000,000
Tambahan Modal Disetor 52,681,380,953 52,681,380,953
Saldo Laba (Akumulasi kerugian) (66,231,382,014) (57,875,580,641)
Penghasilan Komprehensif lainnya 826,750,507 826,750,507
Sub-Jumlah 239,276,749,446 247,632,550,819
Kepentingan nonpengendali 2b,19 80,117,264,658 76,686,550,097
Total Ekuitas 319,394,014,105 324,319,100,916
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 640,100,406,773 620,398,854,182
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. Jakarta, 28 April 2016
Untuk Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret
Catatan 2016 2015
PENJUALAN NETO 2e,2n,5,21 205,495,219,907 207,317,066,562
BEBAN POKOK PENJUALAN 2e,2n,5,22,23 186,812,075,588 186,686,855,354
LABA BRUTO 18,683,144,319 20,630,211,208
BEBAN (PENDAPATAN) OPERASI 2n,5,22,24,30
Beban Penjualan 3,865,362,257 3,549,745,399
Beban umum dan administrasi 19,007,088,414 15,719,595,957
Beban operasi lainnya 1,312,734,963 7,307,435,085
Pendapatan operasi lainnya (7,460,429,803) (36,150,000)
Beban Operasi, Neto 16,724,755,831 26,540,626,441
LABA OPERASI 1,958,388,488 (5,910,415,233)
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2n,25,26
Pendapatan keuangan 118,086,228 197,202,048
Beban keuangan (3,500,135,393) (2,738,864,856)
Pendapatan (Beban) Lain-lain, Neto (3,382,049,165) (2,541,662,808)
LABA SEBELUM
MANFAAT (BEBAN) PAJAK (1,423,660,677) (8,452,078,041)
MANFAAT (BEBAN) PAJAK 2p,11,15
Kini (3,501,426,133) (2,635,424,823)
Beban Pajak, Neto (3,501,426,133) (2,635,424,823)
LABA BERSIH PERIODE BERJALAN (4,925,086,810) (11,087,502,864)
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
PERIODE BERJALAN (4,925,086,810) (11,087,502,864)
Laba/Jumlah laba komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik entitas induk (8,355,801,373) (13,681,077,501) Kepentingan nonpengendali 3,430,714,563 2,593,574,637
JUMLAH (4,925,086,810) (11,087,502,864)
LABA PER SAHAM DASAR 2t (5.80) (9.50)
ditempatkan dan Tambahan Saldo Laba liabilitas imbalan kerja jangka Kepentingan Ekuitas, disetor penuh Modal Disetor Akumulasi (Rugi) panjang-setelah pajak tangguhan Jumlah nonpengendali neto Saldo per 31 Desember 2014, disajikan kembali 252,000,000,000 52,681,380,953 (10,845,171,773) 945,464,194 294,781,673,374 76,941,601,842 371,723,275,216 Rugi tahun berjalan 2015 - - (47,030,408,868) - (47,030,408,868) 4,410,579,291 (42,619,829,577) Pembayaran dividen entitas anak kepada kepentingan nonpengendali - - - - - (4,287,832,500) (4,287,832,500)
Saldo per 31 Desember 2015 252,000,000,000 52,681,380,953 (57,875,580,641) 826,750,507 247,632,550,819 76,686,550,095 324,319,100,914
Rugi komprehensif Tiga Bulan - - (8,355,801,373) - (8,355,801,373) 3,430,714,563 (4,925,086,810)
Saldo per 31 Maret 2016 252,000,000,000 52,681,380,953 (66,231,382,014) 826,750,507 239,276,749,446 80,117,264,658 319,394,014,104
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
(Disajikan dalam Rupiah)
Untuk Tiga Bulan Yang Berakhir
2016
2015
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
189,035,835,722
238,666,864,101
Penerimaan kas dari :
Pendapatan sewa
49,780,000
63,650,000
Penghasilan bunga
116,537,954
193,119,274
Lain lain
(4,108,116,543)
(2,088,435,187)
Restitusi pajak
3,051,143,640
-Pembayaran kas kepada pemasok
(129,946,302,352)
(166,413,271,910)
Pembayaran kas untuk :
Gaji dan upah
(25,004,178,397)
(21,048,044,142)
Beban usaha (diluar biaya gaji dan upah)
(31,545,041,221)
(17,794,984,990)
Beban bunga
(3,588,489,199)
(2,485,899,382)
Pajak penghasilan badan dan pajak lainnya
(2,883,210,785)
(4,813,193,879)
Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
(4,822,041,181)
24,279,803,885
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aset tetap
-
17,500,000
Biaya terkait tanaman belum menghasilkan
(84,001,050)
(108,408,675)
Pembelian aset tetap
(530,227,269)
(157,104,715)
Kenaikan uang muka pembelian aset tetap
(1,355,356,480)
(4,679,040,327)
Penambahan penyertaan di perusahaan afiliasi
(1,283,000,000)
(1,837,000,000)
Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi
(3,252,584,799)
(6,764,053,717)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan (pembayaran) hutang jangka pendek
35,887,673,191
(3,948,100,115)
Pembayaran pinjaman kepada Bank
(13,589,166,668)
(96,166,667)
Penambahan (pembayaran) pinjaman jangka panjang
dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(612,444,656)
3,010,116,737
Pembayaran dividen ke pemegang saham minoritas
-
-Pembayaran hutang pembiayaan konsumen
1,739,700,398
(201,388,500)
Pembayaran kewajiban sewa pembiayaan
1,299,631,581
(77,610,178)
Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan
24,725,393,846
(1,313,148,723)
KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS
16,650,767,866
16,202,601,445
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
31,807,587,778
37,887,117,211
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
48,458,355,644
54,089,718,656
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
Pada Tanggal-tanggal 31 Maret
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Aneka Bumi Asih berdasarkan akta Notaris Paul Tamara No. 7 tanggal 16 April 1974. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/358/23 tanggal 3 Oktober 1974 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2488 dari Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1994. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 38 dan akta Perubahan No. 39 tanggal 29 Desember 1993 mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan, perubahan pemegang saham dan penggantian nama Perusahaan menjadi PT Prasidha Aneka Niaga telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3792.HT.01.04.TH.94 tanggal 1 Maret 1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2678 dan Berita Negara No. 40 tanggal 20 Mei 1994. Akta Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 127 tanggal 10 Mei 1994 mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penawaran umum saham telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-10.238.HT.01.04.TH.94 tanggal 5 Juli 1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 6079 dari Berita Negara No. 58 tanggal 21 Juli 1995, dan yang terakhir dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 7 tanggal 10 April 1997 mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 1 tahun 1995 dan Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 berikut peraturan-peraturan pelaksanaannya serta perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham, yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3797.HT.01.04.TH.97 tanggal 15 Mei 1997 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2135 dari Berita Negara No. 43 tanggal 30 Mei 1997. Perubahan terakhir dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No.10 tanggal 20 Oktober 2008 mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.AHU-97905.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 18 Desember 2008 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No.9 tanggal 30 Januari 2009.
Perusahaan berdomisili di Jalan Jenderal Sudirman No. 47 Jakarta Selatan dan pabriknya berlokasi di Jalan Ki Kemas Rindho, Kertapati, Palembang. Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974.
Atas persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), pada tahun 1994, Perusahaan melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (yang telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia) menjual 30.000.000 lembar sahamnya dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham kepada masyarakat dengan harga jual Rp 3.000 per saham. Perbedaan antara jumlah nilai nominal dengan jumlah harga jual saham (agio saham) tersebut sebesar Rp 60.000.000.000. Pada tahun 1997, Perusahaan membagikan saham bonus (untuk setiap pemegang 2 saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham tanggal 8 Juli 1997, berhak atas 1 saham bonus).
c. Struktur Anak Perusahaan yang dikonsolidasi
Rincian mengenai Anak Perusahaan yang dikonsolidasi adalah sebagai berikut : Domisili dan
Tahun Usaha % Jumlah Aktiva
Komersial Pemi- (dalam Jutaan Rupiah)
Anak Perusahaan Dimulai Bidang Usaha likan 2016 2015 Langsung
PT Aneka Bumi Kencana Surabaya, Pengolahan dan perdagangan 99,9990
1984 hasil bumi
PT Tirtha Harapan Bali Singaraja, 1973 Pengolahan dan perdagangan 99,9900 hasil bumi
PT Aneka Coffee Industry Sidoarjo, 1996 Pabrik kopi bubuk dan 65,0000 instan
Tidak Langsung
PT Indoarabica Mangkuraja Bengkulu, 1989 Perkebunan dan pengolahan 93,9960 hasil bumi
d. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris
Dewan Komisaris
1. Mansjur Tandiono - Presiden Komisaris
2. Widyono Lianto - Wakil Presiden Komisaris
3. Made Sudharta - Komisaris
4. Agus Soegiarto - Komisaris
5. Fery Yennoto - Komisaris Independen
6. Robertus Sukamto - Komisaris Independen
Dewan Direksi
1. Jeffry Sanusi Soedargo - Presiden Direktur
2. Didik Tandiono - Wakil Presiden Direktur
3. H. Sjamsul Bachri Uding - Direktur
4. Budi Pringgosusanto - Direktur
5. Lie Sukiantono Budinarta - Direktur
6. Moenardji Soedargo - Direktur
1.916 2.226 402 416 227.750 221.333
Pada tanggal 30 September 2015, susunan anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi Perusahaan, dan Komite Audit adalah sebagai berikut :
Komite Audit
1. Robertus Sukamto - Ketua
2. Henryanto Handoko - Anggota
3. Kasmita Wijaya - Anggota
Dewan Komisaris
1. Mansjur Tandiono - Presiden Komisaris
2. Widyono Lianto - Wakil Presiden Komisaris
3. Made Sudharta - Komisaris
4. Agus Soegiarto - Komisaris
5. Fery Yennoto - Komisaris Independen
6. Robertus Sukamto - Komisaris Independen
Dewan Direksi
1. Jeffry Sanusi Soedargo - Presiden Direktur
2. Didik Tandiono - Wakil Presiden Direktur
3. H. Sjamsul Bachri Uding - Direktur
4. Budi Pringgosusanto - Direktur
5. Lie Sukiantono Budinarta - Direktur
6. Moenardji Soedargo - Direktur
Komite Audit
1. Robertus Sukamto - Ketua
2. Henryanto Handoko - Anggota
3. Kasmita Wijaya - Anggota
Pada tanggal 31 Desember 2014, susunan anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi Perusahaan, dan Komite Audit adalah sebagai berikut :
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.
c. Setara Kas
d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan pedoman penyajian laporan keuangan konsolidasi.
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih, penyertaan saham tertentu yang dicatat dengan metode ekuitas dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi.
Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan dan Anak Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung.
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dimiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung.
Bagian hak minoritas atas ekuitas dari Anak Perusahaan yang dikonsolidasi disajikan dalam akun "Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi" dalam neraca konsolidasi.
Selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi diamortisasi selama 20 (dua puluh) tahun dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) .
Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang pada saat ditempatkan dan tidak dijaminkan atas hutang diklasifikasikan sebagai setara kas.
Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
Selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi diamortisasi selama 11 (sebelas) tahun berdasarkan sisa umur hak guna atas tanah dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) .
e. Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
f. Persediaan
g. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya .
h. Penyertaan Saham
Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, "Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa".
Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam jumlah signifikan, yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizeable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak (moving-average method) . Penyisihan persediaan usang dan penurunan harga pasar disajikan untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi bersihnya.
Penyertaan saham dimana Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki pemilikan kurang dari 20% dicatat berdasarkan biaya perolehan (metode biaya) dan disesuaikan dengan penurunan permanen, jika ada.
ebelum tanggal 1 Januari 2009, persediaan dicatat berdasarkan PSAK No. 14 yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 1994. Efektif tanggal 1 Januari 2009, Perusahaan menerapkan PSAK No.14 ( Revisi 2008), "Persediaan", yang menggantikan PSAK No.14 (1994), "Persediaan". Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan.
i. Tanaman perkebunan
j. Aset Tetap
Persentase Bangunan dan prasarana 5 - 10 % Mesin dan peralatan 10 - 50 Peralatan kantor 25 - 50 Kendaraan 25 - 50 Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat ("carrying amount") aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya,
Penyusutan bangunan dan prasarana dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sedangkan penyusutan aktiva tetap lainnya, kecuali untuk mesin dan peralatan PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double-declining balance method) berdasarkan persentase sebagai berikut:
Penyusutan mesin dan peralatan ACI dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sesuai masa manfaat mesin dan peralatan selama 5 (lima) sampai 20 (dua puluh) tahun dan kendaraan selama 5 (lima) tahun. Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
Aktiva dalam penyelesaian disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai bagian dari aktiva tetap dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan ini akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pada saat dilepaskan atau saat tiadak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan lana rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review , dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
Tanaman perkebunan diklasifikasikan dalam tanaman perkebunan yang belum menghasilkan dan menghasilkan. Tanaman perkebunan yang belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan, dimana telah mencakup akumulasi biaya dari penanaman, penyuburan, dan pemeliharaan tanaman, dan alokasi biaya tidak langsung. Tanaman perkebunan yang belum menghasilkan akan direklasifikasi ke tanaman perkebunan yang menghasilkan saat tanaman perkebunan dapat dipanen. Tanaman perkebunan yang belum menghasilkan tidak diamortisasi dan dicatat sebagai bagian dari "Aset Tidak Lancar" dalam neraca konsolidasi tahun 2010.
Tanaman perkebunan yang menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Tanaman perkebunan yang menghasilkan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus atas umur produktif ekonomi, yaitu 20 (dua puluh) tahun.
k. Sewa
l. Beban Tangguhan Biaya Transaksi
m. Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
n. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual).
o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), "Sewa" menggantikan PSAK No. 30 (1990) "Akuntansi Sewa Guna Usaha". Berdasarkan PSAK No. 30(Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry (ACI) mengakui aset dan kewajiban dalam neraca pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antar bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antar umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan ACI akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.
Dalam sewa operasi, Perusahaan dan ACI mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan metode garis lurus
(straight-Selisih antara biaya perolehan dengan nilai buku setiap transaksi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun "Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali" dan disajikan sebagai bagian dari Ekuitas di dalam neraca konsolidasi.
Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang diatas kapal di pelabuhan pengiriman (f.o.b. shipping point). Pendapatan penjualan lokal diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan dan hak kepemilikan berpindah ke pelanggan.
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah sesuai dengan kurs tengah pada tanggal terakhir transaksi bank untuk periode tersebut yang dikeluarkan Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan pada usaha periode berjalan.
Kurs tengah yang digunakan adalah Rp13.276,00 dan Rp13.795,00 untuk US$ 1 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015. Sedangkan untuk AUD$ Kurs tengah yang digunakan adalah Rp10.162,- dan Rp10.064,- untuk
AUD$1 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015.
Biaya-biaya yang terjadi atas pendanaan kembali pinjaman jangka panjang ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang jangka waktu pinjaman tersebut (5 tahun).
Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan dan ACI Kewajiban sewa pembuayaan dinyatakan berdasarkan nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa pembiayaan.
p. Pajak Penghasilan
q. Instrumen derivatif
r. Imbalan Kerja Karyawan
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aktiva dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi fiskal yang belum digunakan (jika ada), juga diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi datau ketika kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.
Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke saldo Ekuitas.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima, atau jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan.
Perusahaan dan Anak perusahaan mengakui kewajiban imbalan kerja karyawan sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004), "Imbalan Kerja". Pernyataan ini mewajibkan Perusahaan mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca-kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas.
Berdasarkan PSAK No.24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ketenagakerjaan Tahun 2003 ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial "Projected Unit Credit ". Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan. Lebih lanjut, biaya jasa lalu atas pengenalan program manfaat pasti atau perubahan hutang imbalan dari program yang ada diamortisasi sepanjang periode sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested.
Instrumen derivatif dicatat sebagai aset atau kewajiban dalam neraca dan diakui sebesar nilai wajar. Perubahan nilai wajar dari instrumen derivatif diakui secara periodik dalam laporan laba rugi atau ekuitas, sesuai dengan tujuan penggunaan instrumen tersebut. Perubahan nilai wajar dari instrumen derivatif yang diperlakukan sebagai lindung nilai atas nilai wajar diakui pada laporan laba rugi pada periode terjadinya, bersama dengan perubahan nilai dari variabel pokok yang dilindungi. Laba atau rugi dari instrumen derivatif yang dirancang sebagai lindung nilai arus kas dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan lain-lain dalam ekuitas dan kemudian direklasifikasi ke pendapatan dalam periode yang dipengaruhi oleh variabel pokok yang dilindungi. Perubahan nilai dari instrumen derivatif yang tidak diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai yang dianggap tidak efektif dicatat pada laba rugi pada saat terjadinya.
Berdasarkan kriteria tertentu untuk akuntansi lindung nilai yang disyaratkan PSAK No. 55, "Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktiva Lindung Nilai", kontrak komoditi berjangka yang ada pada Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, tidak memenuhi persyaratan tersebut dan oleh karena itu tidak dikategorikan sebagai lindung nilai yang efektif untuk tujuan akuntansi. Dengan demikian, laba atau rugi yang timbul dari perubahan dalam nilai wajar kontrak komoditi berjangka yang digunakan Perusahaan dan ACI untuk mengelola risiko fluktuasi harga komoditi diakui secara langsung pada operasi.
s. Pelaporan Segmen
t. Laba per Saham Dasar
u. Penggunaan estimasi
Sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2000), "Pelaporan Segmen", segmen usaha menyajikan informasi produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa pada wilayah ekonomi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada wilayah ekonomi lain.
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan usaha mereka menjadi empat jenis industri yaitu pengolahan dan perdagangan hasil bumi, pabrik kopi bubuk dan instan, real estat dan perkebunan dan pengolahan hasil bumi untuk pelaporan segmen utama mereka.
Untuk pelaporan segmen sekunder, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan usaha mereka berdasarkan area geografis, yaitu Sumatera, Jawa dan Bali.
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan, sejumlah 1.440.000.000 lembar saham pada tahun 2015 dan 2014.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan adanya unsur ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, realisasi sebenarnya di masa yang akan datang dapat berbeda dengan estimasi tersebut.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah)
NAMA AKUN 2016 2015
3. KAS DAN SETARA KAS
Kas dan setara kas terdiri dari :
2016 2015
Pihak Ketiga Kas
Dalam Rupiah 7,772,133,586 2,956,097,512 Dalam Dolar Amerika Serikat
(US$8,105 pada tahun 2016 dan
US$6,059 pada tahun 2015) 107,601,980 83,583,905 Jumlah 7,879,735,566 3,039,681,417 Bank
Rekening Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1,010,299,594 2,179,485,505 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 44,345,702 101,389,601 PT Bank Central Asia Tbk 12,720,772,470 12,001,371,438 PT Bank Danamon Indonesia Tbk (6,935,397,299) 120,014,706 PT Bank Artha Graha 780,984,598 1,043,502,975 PT Bank DBS Indonesia 691,419,105 316,244,711 Citibank 16,726,806 28,343,609 Rekening Dolar Amerika Serikat
PT Bank Central Asia Tbk 1,013,756,820 576,763,983 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 10,236,293,053 663,415,483 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 218,189,333 225,307,252 PT Bank DBS Indonesia 6,836,304,541 5,146,695,574 Citibank 3,744,289,093 2,174,674,011 The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited, Surabaya - 149,719,480 Rekening AUD
PT Bank Central Asia Tbk 13,536,262 -Deposito Berjangka
Rupiah
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 3,837,100,000 850,000,000 Bank DBS Indonesia 6,000,000,000 -Jumlah 40,228,620,078 25,617,422,125 Surat-surat Berharga 350,000,000
-Jumlah Kas dan Setara Kas 48,458,355,644 28,657,103,542
Deposito berjangka memperoleh bunga dengan suku bunga tahunan berkisar antara %4,25 - 7,65% untuk Rupiah dan %0,25 - 0,50% untuk US$ pada tahun 2016 dan 4,25% - 9,75% untuk Rupiah dan 0,25% - 0,50% untuk US$ pada tahun 2015.
(Disajikan dalam Rupiah)
4. PIUTANG USAHA
Piutang usaha terdiri dari :
2016 2015
Pihak ketiga
Perdagangan hasil bumi 59,836,832,689 39,221,937,369 Penjualan kopi bubuk dan instan
59,836,832,689
39,221,937,369 Cadangan kerugian penurunan nilai (92,252,740) (91,787,740) Piutang Usaha dari Pihak Ketiga - neto 59,744,579,949 39,130,149,629 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(lihat Catatan 5)
Penjualan kopi bubuk dan instan 6,888,061,427 5,894,479,515
Jumlah Piutang Usaha 66,632,641,376 45,024,629,144
Analisa umur dari piutang usaha tersebut adalah sebagai berikut :
2016 2015
Belum jatuh tempo 43,443,148,107 30,310,244,575 Jatuh tempo :
1 - 30 hari 14,326,730,798 10,386,224,286 31 - 60 hari 5,247,360,467 498,374,280 Lebih dari 60 hari 3,615,402,004 3,829,786,003
Jumlah 66,632,641,376 45,024,629,144
Sedangkan persentase dari jumlah (%) adalah sebagai berikut :
2016 2015
Belum jatuh tempo 65.198 67.319 Jatuh tempo :
1 - 30 hari 21.501 23.068 31 - 60 hari 7.875 1.107 Lebih dari 60 hari 5.426 8.506
Jumlah 100.000 100.000
Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak melakukan penyisihan atas piutang usaha karena manajemen berkeyakinan bahwa piutang usaha tersebut dapat ditagih seluruhnya dan berdasarkan pengalaman, Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai kesulitan dalam menagih piutang usahanya.
Piutang usaha Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry, Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang dan jangka pendek yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS) pada tahun 2016 dan 2015 (catatan 15 dan 21).
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah)
5. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
Sifat Hubungan dengan Pihak yang mempunyai Perusahaan dan Anak Perusahaan Hubungan Istimewa (i) Pemegang saham Perusahaan
(ii) Perusahaan asosiasi
Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: a.
2016 2015
Itochu Corp., Ltd.
(US$518,836 dan US$427,291 pada 31 Maret 2016
dan 31 Desember 2015) 6,888,061,427 5,894,479,515 b.
c.
Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai transaksi usaha dan non usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut :
Innovest Offshore Ltd., Lion Best Holding., PT Aneka Bumi Prasidha, PT Aneka Agroprasidha dan Itochu Corporation, Jepang.
Dalam kegiatan sehari-hari, Perusahaan dan Anak Perusahaan menjual dan membeli barang dagangan tertentu pada tingkat harga yang normal kepada dan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Penjualan kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan penjualan kepada Grup Itochu sebesar Rp16.125.544.929,- atau 7,85% dari jumlah penjualan bersih pada 31 Maret tahun 2016 dan Rp67.555.566.020,- atau 6,04% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2015.
Perusahaan dan Anak Perusahaan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada karyawan dengan kriteria tertentu sesuai dengan masing-masing jenjang kepegawaian. Pinjaman ini dilunasi melalui pemotongan gaji tiap bulan.
Itochu Corp., Ltd., Hongkong, Itochu Corp., Ltd., Taipei dan PT Itochu Indonesia
PT. Aneka coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, mengadakan perjanjian biaya komisi tanpa jangka waktu yang pasti dengan Itochu Corporation, Jepang (ITC), dimana ACI akan membayar beban komisi sebesar persentase tertentu dari nilai faktur penjualan komersial kepada pelanggan tertentu. Sebaliknya ITC, sebagai agen komisi, menjamin pembayaran pelanggan. Biaya komisi yang dibayarkan kepada ITC sebesar Rp158.559.223,- dan Rp1.194.810.834,- masing-masing pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 dan dicatat sebagai bagian dari akun "Beban Penjualan-Insentive Penjualan" dalam laporan laba rugi konsolidasi.
Saldo piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar 1,08% dan 0,95% dari jumlah aset konsolidasi pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut
(Disajikan dalam Rupiah) 6. PIUTANG LAIN-LAIN 2016 2015 Lain-lain 5,605,939,879 633,644,161 Jumlah 5,605,939,879 633,644,161 7. PERSEDIAAN Hasil Bumi: Bahan Baku Karet 1,374,307,452 3,114,975,119 Kopi 21,683,512,477 20,225,593,425 Bahan Olahan Karet 45,586,797,057 33,477,002,057 Kopi 326,398,275 26,540,769 Barang Jadi Kopi 61,129,389,523 79,081,232,708 Karet 37,875,366,433 58,093,299,769
Bahan Pembantu dan Pembungkus 16,011,599,185 12,452,147,853
Jumlah Persediaan 183,987,370,402 206,470,791,700
UANG MUKA KEPADA PEMASOK
Akun ini terdiri dari uang muka untuk :
2013 2012
Pembelian Bahan Baku 2,333,364,168 1,040,785,076 Pembelian Bahan Pembantu 944,533,500 943,030,050
Jumlah 3,277,897,668 1,983,815,126
Persediaan terdiri dari persediaan barang dagangan, bahan penolong dan bahan pembantu produksi. Barang dagangan dapat berupa komoditas hasil bumi, kopi bubuk dan kopi instan serta tanah untuk pengembang.
Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi persediaan pada akhir periode, manajemen berpendapat bahwa penyisihan untuk persediaan yang usang tidak diperlukan.
Persediaan milik Perusahaan yang diperoleh melalui pendanaan dari PT. Bank DBS Indonesia ("DBS") dan seluruh persediaan milik PT. Aneka Coffee Industry, Entitas Anak, kecuali bahan pembantu dan pembungkus, dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang yang diperoleh dari DBS.
Persediaan milik Perusahaan yang diperoleh melalui pendanaan dari PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. ("BDI") kecuali bahan pembantu dan pembungkus, dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka pendek yang diperoleh dari BDI. Pada tahun 2016 dan tahun 2015, biaya perolehan bahan baku, bahan olahan dan barang jadi karet dan kopi lebih rendah dibandingkan harga pasarnya, sehingga tidak diperlukan penghapusan nilai persediaan.
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah)
8. PENYERTAAN SAHAM
Rincian penyertaan saham adalah sebagai berikut: 2016 2015
Biaya Perolehan/ % Biaya Perolehan/
Nilai Tercatat Kepe- Nilai Tercatat
Nama Perusahaan (Rp) milikan (Rp)
Metode Biaya (Cost Method)
PT Bursa Berjangka Jakarta 3,027,557,649 3.448 3,027,557,649 PT Sarana Aceh Ventura 435,623,987 3.790 435,623,987 PT Sarana Bengkulu Ventura 10,000,000 0.260 10,000,000
Jumlah Penyertaan Saham 3,473,181,636 3,473,181,636
Pada akhir periode pelaporan, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa tidak terdapat bukti yang objektif yang mengindikasikan bahwa penyertaan saham mengalami penurunan nilai
9. TANAMAN PERKEBUNAN
Tanaman perkebunan terdiri dari : - Tanaman menghasilkan
- Tanaman belum menghasilkan
Nilai buku untuk tanaman perkebunan menghasilkan telah habis pada Desember 2012.
Semua tanaman perkebunan tidak diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu.
Anak perusahaan memiliki tanah seluas kurang lebih 590 hektar dan sampai dengan tanggal 31 Maret 2016, Anak Perusahaan telah menggunakan tanah tersebut untuk penanaman seluas kurang lebih 260 hektar.
Tanaman belum menghasilkan terdiri dari biaya sehubungan dengan penanaman kembali tanaman perkebunan seluas kurang lebih 70 hektar tanah, sampai dengan tanggal 31 Maret 2016, biaya yang terjadi sebesar
Rp3.010.336.454,-10. ASET TETAP
Aset tetap terdiri dari :
2016
Saldo Awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir Reklasifikasi Reklasifikasi
Nilai tercatat : Pemilikan langsung
Hak atas tanah 100,722,870,000 - - 100,722,870,000 Bangunan dan prasarana 125,578,752,994 - - 125,578,752,994 Jalan perkebunan 1,469,313,144 - - 1,469,313,144 Mesin dan peralatan 229,521,021,171 427,912,800 - 229,948,933,971 Peralatan kantor 9,397,414,481 91,614,469 - 9,489,028,950 Kendaraan 27,466,547,887 - - 27,466,547,887 Aset dalam penyelesaian 20,115,448,891 - - 20,115,448,891 Jumlah 514,271,368,568 519,527,269 - 514,790,895,837
Aset sewa pembiayaan 1,018,636,915 - - 1,018,636,915
Jumlah Nilai Tercatat 515,290,005,483 519,527,269 - 515,809,532,752
Akumulasi penyusutan : Pemilikan langsung
Hak atas tanah - - - Bangunan dan prasarana 52,430,902,073 1,369,328,965 - 53,800,231,038 Jalan perkebunan 1,393,469,523 27,872 - 1,393,497,395 Mesin dan peralatan 147,619,082,347 3,282,071,494 - 150,901,153,841 Peralatan kantor 8,464,200,785 142,927,707 - 8,607,128,492 Kendaraan 17,968,562,600 547,376,304 - 18,515,938,904 Jumlah 227,876,217,328 5,341,732,341 - 233,217,949,669
Aset sewa pembiayaan 86,105,986 65,126,083 - 151,232,069
Jumlah Akumulasi Penyusutan 227,962,323,314 5,406,858,424 - 233,369,181,738 Nilai Buku 287,327,682,169 282,440,351,014
2015
Saldo Awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir Reklasifikasi Reklasifikasi
Nilai tercatat : Pemilikan langsung
Hak atas tanah 100,722,870,000 - - 100,722,870,000 Bangunan dan prasarana 118,977,104,561 6,601,648,433 - 125,578,752,994 Jalan Perkebunan 1,469,313,144 - - 1,469,313,144 Mesin dan peralatan 219,679,454,182 9,871,234,807 29,667,818 229,521,021,171 Peralatan kantor 9,171,423,499 270,618,058 44,627,076 9,397,414,481 Kendaraan 26,639,835,887 1,475,412,000 648,700,000 27,466,547,887 Aset dalam penyelesaian 21,371,410,845 - 1,255,961,954 20,115,448,891 Jumlah 498,031,412,118 18,218,913,298 1,978,956,848 514,271,368,568
Aset sewa pembiayaan 940,508,115 1,231,040,800 1,152,912,000 1,018,636,915
Jumlah Nilai Tercatat 498,971,920,233 19,449,954,098 3,131,868,848 515,290,005,483
Akumulasi penyusutan : Pemilikan langsung
Hak atas tanah - - - Bangunan dan prasarana 47,099,393,766 5,331,508,307 - 52,430,902,073 Jalan Perkebunan 1,355,547,712 37,921,811 - 1,393,469,523
Mesin dan peralatan 133,866,634,087 13,779,053,448 26,605,188 147,619,082,347 Peralatan kantor 7,235,877,868 1,271,662,607 43,339,690 8,464,200,785 Kendaraan 14,962,783,476 3,589,730,682 583,951,558 17,968,562,600 Jumlah 204,520,236,909 24,009,876,855 653,896,436 227,876,217,328
Aset sewa pembiayaan 376,711,925 396,187,342 686,793,281 86,105,986
Jumlah Akumulasi Penyusutan 204,896,948,834 24,406,064,197 1,340,689,717 227,962,323,314 Nilai Buku 294,074,971,399 287,327,682,169
(Disajikan dalam Rupiah)
11. TAGIHAN PAJAK DAN ASET PAJAK TANGGUHAN
2016 2015
Pajak Pertambahan Nilai 3,390,089,500 7,912,537,555 Pajak Penghasilan :
Pasal 22 254,639,791 -Pasal 23 2,510,472 -Pasal 25 17,247,633,889 15,002,664,703
Jumlah 20,894,873,652 22,915,202,258
Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan pada beban pokok penjualan sebesar Rp3.668.201.606,- untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2016. Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan pada beban umum dan administrasi sebesar Rp686.440.948,- untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2016.
Hak atas tanah seluas 5.473 meter persegi masih dalam proses pengalihan menjadi atas nama Perusahaan dan Anak Perusahaan. Selain itu Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki Hak Guna Bangunan atas tanah di berbagai lokasi untuk periode yang berkisar dari 20 sampai 30 tahun dan dapat diperpanjang.
Aset tetap Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry (ACI) , Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas utang jangka pendek dan utang jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS) pada tahun 2016 dan 2015. Sebagai tambahan, mesin dan peralatan milik PT Prasidha Aneka Niaga cabang Bandar Lampung, dijadikan sebagai jaminan atas utang jangka pendek dan utang jangka panjang yang diperoleh dari Bank DBS pada tahun 2016 dan 2015.
Aset tetap, kecuali hak atas tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 46 mengisyaratkan adanya pemisahan antara aset pajak kini dan aset pajak tangguhan. Aktiva pajak kini yang berupa tagihan pajak atas pajak penghasilan periode berjalan terdiri dari:
Sedangkan aset pajak tangguhan merupakan jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya beda waktu yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian. Aset pajak tangguhan Perusahaan dan Anak Perusahaan sebesar Rp10.972.741.952,- untuk periode 31 Maret 2016 dan Rp9.524.208.316,- untuk periode 31 Desember 2015.
Berdasarkan pertimbangan manajemen, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015.
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah)
12. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK a. PT. Bank DBS Indonesia ("DBS") Perusahaan
Berdasarkan Perjanjian Kredit antara Perusahaan dan DBS pada tanggal 18 Desember 2006, yang terakhir diperbaharui pada tanggal 15 Februari 2016, yang jatuh tempo pada tanggal 15 Juni 2016. DBS setuju untuk memberikan fasilitas -fasilitas sebagai berikut :
Setiap tiga bulan, perusahaan harus mempertahankan rasio kemampuan membayar bunga (interest coverage ratio ) sebesar minimum 2 kali, rasio utang terhadap ekuitas maksimum sebesar 1,50 kali dan rasio utang terhadap EBITDA maksimum sebesar 4,25 kali. Di samping itu, Perusahaan juga harus mempertahankan rasio lancar sebesar minimum 100% dan nilai aset neto sebesar minimum 125 milyar. Menurut perjanjian kredit, pembatasan keuangan di atas dapat berubah tergantung dari hasil penilaian keuangan yang dilakukan oleh dan untuk kepentingan DBS atas proyeksi keuangan Perusahaan.
- Fasilitas pembiayaan pre-export financing (Fasilitas B) dengan batas maksimum sebesar US$9.000.000, untuk kebutuhan modal kerja Perusahaan.
- Fasilitas modal kerja dalam bentuk Collateral Monitoring Agreement (Fasilitas C) dengan batas maksimum sebesar US$15.000.000
US$15.000.000, untuk kebutuhan modal kerja Perusahaan.
Pinjaman jangka pendek dari DBS tersebut dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar cost of fund ditambah dengan persentase margin sebesar 2,75% dan dibayar setiap 3 bulanan
Sehubungan dengan Amandemen Ketujuh Perjanjian Kredit, Perusahaan mengadakan Perjanjian Pengawasan Agunan dengan DBS dan Sucofindo pada tanggal 11 April 2011. berdasarkan perjanjian ini Perusahaan dan DBS menunjuk Sucofindo untuk mengawasi pergerakan barang yang terdapat di penyimpanan yang ditunjuk dengan rincian aktivitas seperti yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut.
Fasilitas pinjaman jangka pendek ini dijamin oleh tanah Perusahaan, bangunan dan prasarana, mesin dan peralatan, piutang usaha, persediaan, klaim asuransi, tanah yang dimiliki oleh pihak-pihak berelasi, seluruh penyertaan saham milik Perusahaan atas PT. Aneka Coffee Industry, entitas anak, dan jaminan pribadi oleh sebagian anggota dewan direksi dan dewan komisaris Perusahaan.
Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari DBS, Perusahaan tidak diperbolehkan untuk, antara lain, melakukan penggabungan usaha atau konsolidasi, menjual aset tetap, memberikan jaminan untuk pihak-pihak lain, menjaminkan aset kepada pihak ketiga, mengubah bentuk usaha, mengubah Anggaran Dasar, pemegang saham atau manajemen dan modal saham, memperoleh fasilitas pinjaman baru dari bank/lembaga keuangan lain dan membagikan dividen.
Sehubungan dengan Amandemen ketujuh (7) Perjanjian Kredit, Perusahaan mengadakan Perjanjian Pengawasan Agunan dengan DBS dan Sucofindo pada tanggal 11 April 2011. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan dan DBS menunjuk Sucofindo untuk mengawasi pergerakan barang (slabs, blanket dan karet remah) yang terdapat di tempat penyimpanan yang ditunjuk dengan rincian aktivitas seperti yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut. Sebagai kompensasi, Perusahaan harus membayar biaya jasa bulanan sebesar US$4.500 per lokasi atau sebesar US$2.900 per lokasi jika dilaksanakan Collateral Monitoring pada saat dan lokasi yang sama.
Sehubungan dengan Amandemen ketujuh (7) Perjanjian Kredit, Perusahaan mengadakan Perjanjian Pengawasan Agunan dengan DBS dan Sucofindo pada tanggal 11 April 2011. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan dan DBS menunjuk Sucofindo untuk mengawasi pergerakan barang (slabs, blanket dan karet remah) yang terdapat di tempat penyimpanan yang ditunjuk dengan rincian aktivitas seperti yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut. Sebagai kompensasi, Perusahaan harus membayar biaya jasa bulanan sebesar US$4.500 per lokasi atau sebesar US$2.900 per lokasi jika dilaksanakan Collateral Monitoring pada saat dan lokasi yang sama.
PT. Aneka Coffee Industry (ACI), entitas anak
Term and Revolving Loan
Pada tanggal 3 Desember 2014, ACI dan DBS melakukan perubahan ketiga atas Perjanjian Fasilitas Bank dan kedua pihak setuju untuk mengubah beberapa hal dalam perjanjian sebagai berikut :
Fasilitas Uncommitted Revolving Credit Facility ("RCF")
- Fasilitas RCF tersedia dengan batas maksimum US$1.000.000 dengan masa penarikan maksimum masing 3 bulan dari tanggal penerbitan.
- Jangka waktu fasilitas sampai dengan tanggal 15 Desember 2015.
- Tingkat bunga tahunan sebesar cost of fund dari DBS ditambah dengan presentasi marjin 1,5% - Biaya fasilitas sebesar 0,75% per tahun dari total nilai fasilitas RCF
(Disajikan dalam Rupiah)
Saldo utang-utang tersebut adalah sebagai berikut :
Jumlah Pinjaman Bank Jangka Pendek 2016 2015
Dalam Dolar Amerika Serikat PT Bank DBS Indonesia
(US$11.705.838 dan US$13.214.772 195,333,659,546 182,297,778,364 pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015)
PT. Bank Danamon Indonesia 39,828,000,000 39,403,592,461 (US$2.300.000 dan US$2.856.368
pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015)
Jumlah Pinjaman Bank Jangka Pendek 235,161,659,546 221,701,370,825 b. PT. Bank Danamon Indonesia ("BDI")
Perusahaan
Pinjaman jangka pendek kepada BDI merupakan utang untuk fasilitas open account financing ("OAF"). Perjanjian ini telah beberapa kali diubah, yang terakhir tanggal 16 September 2014 dimana BDI menyetujui peningkatan penarikan atas fasilitas OAF menjadi sebesar US$12.000.000 dengan persyaratan yang sama dengan fasilitas modal kerja sebelumnya dan memperpanjang jangka waktu fasilitas pinjaman sampai dengan 26 September 2016.
Perjanjian pinjaman dengan BDI dijamin dengan jaminan fiducia atas piitang usaha, persediaan barang milik Perusahaan dan tanah milik PT Aneka Bumi Kencana, entitas anak.
Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari BDI, Perusahaan tidak diperbolehkan untuk, antara lain, menjual harta/kekayaan, aset tetap, menjaminkan asetnya kepada pihak ketiga, memberikan jaminan kepada pihak ketiga, menerima atau memberikan pinjaman dari/kepada bank lain/institusi keuangan atau kepada pihak lainnya, merubah sifat dari bisnis, melakukan perubahan Anggaran Dasar, pemegang saham, manajemen, saham dan melakukan merger atau akuisisi.
Setiap tiga bulan, Perusahaan harus mempertahankan rasio lancar minimum 125%, rasio utang terhadap ekuitas maksimum sebesar 3 kali dan rasio EBITDA terhadap kewajiban bunga dan pokok pinjaman jangka panjang minimum 1,25 kali.
Sehubungan dengan Perjanjian Kredit, Perusahaan mengadakan Perjanjian Pengawasan atas Jaminan dengan BDI dan PT. Superintending Company of Indonesia ("Sucofindo") pada tanggal 23 November 2009. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan dan BDI menunjuk Sucofindo untuk mengawasi pergerakan barang (slabs, blanket dan karet remah) yang terdapat di tempat penyimpanan yang ditunjuk dengan rincian aktivitas seperti yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut.
Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan Hak Tanggungan pertama atas Sertifikat tanah No. 588 milik ACI yang berlokasi di Trosobo, Sidoarjo dan penyerahan rekening bank ACI yang dibukukan di DBS
ACI harus mempertahankan pembatasan keuangan sebagai berikut : rasio utang terhadap EBITDA maksimum sebesar 225%, rasio kemampuan membayar utang minimum sebesar 125%, rasio utang terhadap aset neto maksimum sebesar 150% dan nilai aset neto sebesar Rp 100 milyar.
Sebagai tambahan, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari DBS, ACI tidak diperbolehkan untuk, antara lain, mengubah komposisi pemegang saham, mengubah bidang usaha, mengubah bentuk entitas legal perusahaan, mentransfer sebagian besar aset utama atau material perusahaan kepada pihak ketiga, membagikan dividen, memperoleh fasilitas pinjaman baru dari bank lain.
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah)
Utang jangka pendek ini dikenakan bunga tahunan yang berkisar antara :
2016 2015
% %
Dalam Rupiah
Dalam Dolar Amerika Serikat (Bank DBS) Cost Of Fund + 2,75 % Cost Of Fund + 2,75 % Dalam Dolar Amerika Serikat (Bank Danamon) Cost Of Fund + 4,50 % Cost Of Fund + 4,50 %
13. UTANG USAHA
2016 2015
Pihak ketiga
Perdagangan hasil bumi 12,784,563,654 3,629,209,653
Kopi 11,854,087,326 Karet 930,476,328 Jumlah 12,784,563,654 3,629,209,653 14. BEBAN AKRUAL 2016 2015 Gaji Listrik,Air,Telepon 2,290,782,212 1,626,898,086 Bunga 1,041,478,962 1,018,009,444 Audit 22,200,000 930,000,000 Komisi Penjualan 328,659,037 222,928,855 Lain-lain 1,986,502,550 782,624,279 Jumlah 5,669,622,761 4,580,460,664
15. UTANG PAJAK DAN LIABILITAS PAJAK TANGGUHAN
2016 2015
Taksiran utang pajak penghasilan
Pajak Pertambahan Nilai 4,000,000 112,510,909 Pajak Penghasilan : Pasal 21 437,729,229 1,626,646,215 Pasal 22 324,199,603 219,419,890 Pasal 23 40,600,751 299,629,838 Pasal 25 4,249,749,195 748,323,062 Pasal 26 17,028,900 34,944,981 Pasal 4(2) Final 55,061,682 49,914,772 Jumlah 5,128,369,360 3,091,389,667
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 46 mengisyaratkan adanya pemisahan antara kewajiban pajak kini dan kewajiban pajak tangguhan. Liabilitas pajak kini yang berupa hutang pajak atas pajak penghasilan periode berjalan terdiri dari:
Sedangkan kewajiban pajak tangguhan merupakan jumlah pajak penghasilan terhutang untuk periode mendatang sebagai akibat adanya beda waktu kena pajak (Taxable temporary differences). Kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai berikut:
(Disajikan dalam Rupiah)
16. KREDIT PEMBIAYAAN KONSUMEN
Kredit Pembiayaan Konsumen PT. Bank Jasa Jakarta
Perusahaan 796,294,450 970,544,449 PT Aneka Coffee Industry 585,658,135 681,824,802 PT. Astra Sedaya Finance
Perusahaan 108,208,472 135,983,630 Total 1,490,161,057 1,788,352,881 Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Perusahaan 610,514,117 812,539,274 PT Aneka Coffee Industry 299,783,674 395,950,341 Pinjaman Kredit Konsumen 579,863,266 579,863,266 PT. Bank Jasa Jakarta
Berdasarkan Perjanjian Kredit tanggal 5 Maret 2014 dan 25 September 2014, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Pemilikan Mobil (KPM) dari PT. Bank Jasa Jakarta, pihak ketiga, senilai total Rp2.091.600.000,- untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan suku bunga tahunan sebesar 5,18%. Fasilitas kredit tersebut dijaminkan dengan kendaraan Perusahaan senilai Rp2.790.590.000,-. Perusahaan diharuskan mengasuransikan kendaraan yang dijaminkan tersebut selama periode penjaminan. Jatuh tempo fasilitas kredit ini adalah pada tanggal 27 Januari 2017 dan 19 Agustus 2017.
Berdasarkan Perjanjian Kredit tanggal 20 September 2014, ACI memperoleh fasilitas Kredit Pemilikan Mobil (KPM) dari PT. Bank Jasa Jakarta, pihak ketiga, senilai total Rp1.154.000.000,-,- untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan suku bunga tahunan sebesar 5,18%. Fasilitas kredit tersebut dijaminkan dengan kendaraan Perusahaan senilai Rp1.442.500.000,-. Perusahaan diharuskan mengasuransikan kendaraan yang dijaminkan tersebut selama periode penjaminan. Jatuh tempo fasilitas kredit ini adalah pada tanggal 19 Agustus 2017.
PT. Astra Sedaya Finance
Berdasarkan Perjanjian Kredit tanggal 18 Maret 2015, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Pemilikan Mobil (KPM) dari PT. Astra Sedaya Finance, pihak ketiga senilai Rp225.485.160,- untuk jangka waktu dua (2) tahun. Fasilitas kredit tersebut dijaminkan dengan kendaraan Perusahaan senilai Rp248.520.000,-. Perusahaan diharukan untuk mengasuransikan kendaraan yang dijaminkan tersebut selama periode pinjaman. Jatuh tempo fasilitas kredit ini adalah pada tanggal 18 maret 2017.
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah)
17. KEWAJIBAN SEWA PEMBIAYAAN
Tahun 2016 2015
2016 272,869,778 421,902,000 2017 156,252,000 156,252,000 2018 65,105,000 65,105,000
Jumlah 494,226,778 643,259,000 Dikurangi bagian bunga 34,115,540 37,266,102 Dikurangi bagian beban lain lain
Kewajiban Sewa Pembiayaan 460,111,238 605,992,898 Dikurangi kewajiban sewa pembiayaan yang jatuh
tempo dalam satu tahun 252,126,805 398,008,465 Kewajiban sewa pembiayaan jangka panjang 207,984,433 207,984,433
18. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG
19. KEPENTINGAN NON PENGENDALI
Rincian bagian kepentingan nonpengendali atas aset bersih dan laba bersih Entitas Anak yang dikonsolidasi adalah sebagai berikut :
2016 2015
PT. Aneka Coffee Industry 83,095,813,056 78,783,680,026 PT. Aneka Bumi Kencana 1,000,000 1,000,000 PT. Indoarabica Mangkuraja (2,979,548,398) (2,098,129,929)
Jumlah 80,117,264,658 76,686,550,097
Pada tanggal 31 Maret 2016, liabilitias imbalan kerja karyawan sebesar Rp56.832.253.502,- dan pada 31 Desember 2015 sebesar Rp58.380.882.150,- disajikan sebagai akun "Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang"
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengadakan perjanjian sewa pembiayaan untuk pembelian aset tetap yang berakhir pada berbagai tanggal dengan hak opsi untuk membeli aset sewa pembiayaan tersebut pada akhir masa sewa pembiayaan.
Pembayaran angsuran atas hutang pokok dan bunga berdasarkan perjanjian sewa pembiayaan diatas adalah sebagai berikut:
(Disajikan dalam Rupiah)
20. MODAL SAHAM
Jumlah Saham
Ditempatkan dan Persentase
Pemegang Saham Disetor Penuh Pemilikan Jumlah Innovest Offshore Ventures Ltd. 675,754,545 46.93 118,257,045,375 Igianto Joe 272,378,790 18.92 47,666,288,250 PT Aneka Bumi Prasidha 136,500,000 9.48 23,887,500,000 PT Aneka Agroprasidha 114,000,000 7.92 19,950,000,000 Lion Best Holdings Limited 111,866,665 7.77 19,576,666,375 Agus Soegiarto 20,051,000 1.39 3,508,925,000 PT. Aneka Sumber Kumala 21,406,000 1.49 3,746,050,000 Masyarakat 88,043,000 6.11 15,407,525,000
Jumlah 1,440,000,000 100.00 252,000,000,000
Jumlah Saham
Ditempatkan dan Persentase
Pemegang Saham Disetor Penuh Pemilikan Jumlah Innovest Offshore Ventures Ltd. 675,754,545 46.93 118,257,045,375 Igianto Joe 272,378,790 18.92 47,666,288,250 Lion Best Holdings Limited 136,500,000 9.48 23,887,500,000 PT Aneka Bumi Prasidha 114,000,000 7.92 19,950,000,000 PT Aneka Agroprasidha 111,866,665 7.77 19,576,666,375 Agus Soegiarto 20,051,000 1.39 3,508,925,000 PT. Aneka Sumber Kumala 21,406,000 1.49 3,746,050,000 Masyarakat 88,043,000 6.11 15,407,525,000
Jumlah 1,440,000,000 100.00 252,000,000,000
Pada tanggal 31 Maret 2016 rincian pemilikan saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp175,- per saham adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 31 Desember 2015 rincian pemilikan saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp175,- per saham adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Risalah risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan No. 373 tanggal 26 Juni 2015, para pemegang saham menyetujui, antara lain, bahwa Perusahaan tidak membagikan dividen atas laba neto tahun 2014.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam Rupiah)
NAMA AKUN 2016 2015
21. PENJUALAN NETO
2016 2015
Penjualan neto terdiri dari : Komoditas Lokal Karet 19,271,145,600 27,429,264,862 19,271,145,600 27,429,264,862 Ekspor Kopi 1,366,695,000 -Karet 103,838,760,046 116,179,944,482 105,205,455,046 116,179,944,482 Kopi Bubuk 3,740,945,972 1,714,624,400 Kopi Instant : Lokal 57,196,497,640 35,106,680,569 Ekspor 20,081,175,649 26,886,552,249 77,277,673,289 61,993,232,818
Jumlah Penjualan Neto 205,495,219,907 207,317,066,562
22. BEBAN POKOK PENJUALAN
2016 2015
Beban pokok penjualan terdiri dari : Komoditas KOPI Persediaan awal 8,529,895,046 1,755,111,723 Pembelian 2,485,660,320 5,658,561,551 Beban Produksi 416,347,636 383,022,426 Tersedia Dijual 11,431,903,002 7,796,695,700 Persediaan Akhir (5,787,014,947) (7,796,695,700) Beban Pokok Penjualan 5,644,888,055 -Terdapat penjualan kepada Hevea Supplies DAC dan Hankook Tire Co sebesar Rp32.464.793.696,-, dan Rp34.012.813.747,- atau sebesar 15,80% dan 16,55% dari total penjualan bersih tahun 2016 dan kepada Hankook Tire, Societe Des Matieres Premieres Tropicales dan Utexam Logistic Limited sebesar Rp27.429.264.862,-, Rp23.530.254.832,- dan Rp40.667.428.230,-atau sebesar 13,23%, 11,35% dan 19,62% dari total penjualan bersih tahun 2015 untuk penjualan yang mencapai 10% atau lebih dari total penjualan.
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam Rupiah)
2016 2015 KARET Persediaan awal 94,685,276,946 76,448,430,157 Pembelian 103,204,351,165 136,660,232,875 Beban Produksi 12,112,151,848 12,517,552,167 Koreksi Produksi (31,579,147) -Tersedia Dijual 209,970,200,812 225,626,215,199 Persediaan Akhir (84,836,470,942) (86,915,820,689) Beban Pokok Penjualan 125,133,729,870 138,710,394,510
KOPI BUBUK Persediaan awal 2,458,136,689 2,858,080,059 Pembelian 1,221,237,984 48,731,800 Reproduksi 36,362,941 4,720,944 Beban Produksi 338,313,132 186,726,852 Tersedia Dijual 4,054,050,746 3,098,259,655 Pemakaian lain-lain (55,687,390) (25,630,499) Mutasi antar cabang 1,131,032,100 (66,074,324) Persediaan Akhir (2,919,527,307) (2,122,262,609) Beban Pokok Penjualan 2,209,868,149 884,292,223 KOPI INSTANT Persediaan awal 86,489,367,846 65,005,079,128 Pembelian 23,575,332,408 21,807,341,202 Reproduksi 253,741,660 569,055,600 Beban Produksi 16,258,469,157 15,330,242,585 Tersedia Dijual 126,576,911,071 102,711,718,515 Pemakaian lain-lain (304,085,416) (590,070,127) Mutasi antar cabang (1,131,032,100) 66,074,324 Persediaan Akhir (74,305,415,738) (55,097,511,933) Beban Pokok Penjualan 50,836,377,817 47,090,210,779 PERKEBUNAN BIJI KOPI
Persediaan awal 1,855,967,321 470,487,452 Beban Produksi 1,258,586,659 1,567,584,182 Tersedia Dijual 3,114,553,980 2,038,071,634 Persediaan Akhir (127,342,283) (2,036,113,792) Beban Pokok Penjualan 2,987,211,697 1,957,842
Jumlah Beban Pokok Penjualan 186,812,075,588 186,686,855,354
Tidak terdapat pembelian kepada pihak yang mencapai 10% dari jumlah pembelian pada tahun 2016 dan tahun 2015.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam Rupiah)
23. BEBAN PRODUKSI
2016 2015
Tenaga Kerja Langsung
Gaji & Upah 5,155,139,057 4,876,659,857 Lembur 213,105,676 110,771,468 Premi,THR,Bonus & Pesangon 89,160,292 69,983,500 Makan Karyawan 56,925,000 57,937,000 Perumahan/Tempat Tinggal 117,381,522 104,089,642 BBM, Parkir/Transport Dalam Kota 56,925,000 57,937,000 PPh Karyawan & Astek 267,761,133 271,780,217 Pemupukan 133,125,000 178,290,000 Pestisida 57,630,000 75,840,000 Lain - lain 9,103,500 5,893,126 6,156,256,180 5,809,181,810 Biaya Panen
Gaji & Upah 36,825,000 139,865,000 Lain - lain - 5,303,500
36,825,000
145,168,500 Biaya Proses
Upah Kupas & Jemur 14,437,310 27,531,090 Pemakaian Karung 1,430,000 915,000 Pemakaian Bahan Bakar 536,000 1,736,000 Pemakaian Alat Kecil 1,773,500 4,231,500
18,176,810 34,413,590 Bahan Penolong Plastik Pembungkus 1,169,082,772 1,158,371,651 Metalizing 24,415,008 35,199,988 Bandizer 20,790,757 10,704,776 Stiker 15,256,665 22,148,316 Plakband 39,869,917 32,786,529 Kotak 387,813,973 344,863,302 Kaleng 284,798,932 269,682,668 Botol Jar 4,246,481 2,183,870 1,946,274,505 1,875,941,100 Produksi Tidak Langsung
Gaji & Upah 3,739,548,519 3,384,379,597 Lembur 65,342,174 44,668,277 Premi,THR,Bonus & Pesangon 403,398,464 182,821,225 Makan Karyawan 159,408,100 176,827,016 Pengobatan 48,784,458 138,295,033 Perumahan/Tempat Tinggal 9,984,620 11,835,020 Pakaian Dinas - 250,000 BBM, Parkir/Transport Dalam Kota 275,421,000 288,316,511 PPh Karyawan & Astek 292,976,016 287,010,955 Angkutan 89,365,200 47,189,200 Bahan Laboratorium 912,722,854 809,813,848 Supplies Kantor 31,241,579 29,104,492 Bahan Bakar & Pelumas 4,587,711,158 4,592,245,303 Beban produksi merupakan salah satu komponen dari beban pokok penjualan. Beban ini terdiri dari beban tenaga kerja langsung, bahan penolong dan produksi tidak langsung. Beban produksi terdiri dari: