• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENYEBAB WANITA LESBIAN DI KOTA PADANG (Studi Kasus Di Kos X Ulak Karang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR PENYEBAB WANITA LESBIAN DI KOTA PADANG (Studi Kasus Di Kos X Ulak Karang)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR PENYEBAB WANITA LESBIAN DI KOTA PADANG

(Studi Kasus Di Kos X Ulak Karang)

ARTIKEL

ILVI RAHMI

NPM: 12070153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

FAKTOR PENYEBAB WANITA LESBIAN DI KOTA PADANG

(Studi Kasus Di Kos X Ulak Karang)

ARTIKEL

ILVI RAHMI

NPM: 12070153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

FAKTOR PENYEBAB WANITA LESBIAN DI KOTA PADANG

(Studi Kasus Di Kos X Ulak Karang)

ARTIKEL

ILVI RAHMI

NPM: 12070153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)
(3)

1Ilvi Rahmi (NPM:12070153), The Factors Causing The Lesbian Woman In The City Of

Padang(Case Studies In Boarding House X Ulak Karang), Thesis, Department Of Educational Sociology STKIP PGRI West Sumatra, Padang, 2017.

Ilvi rahmi1dra. Harisnawati, M.Pd2Erningsih, S.Sos, M.Pd3 Sociology of education studies program

STKIP west sumatera.

ABSTRACT

This research supported by the emergence of deviant behavior one of the cause is from thrust in himself and also because the coming from the external supported as from behavior pattern .One form of civil homo deviating the sexual lesbian viewed as the civil distorted and not in accordance with the norm religion by the majority of the community , and lesbian in communities in put as the marginal .In the city of the now be more and more phenomena lesbian it can evidenced by an absence of news on 14 february 2016 lesbian couples in the jati which will perform marriage. The theory used in discussing the causes of the lesbian in the city, author based on behavioral therapy distorted by Edwin H.Sutherland apply his theory by association differential or commonly called the theory.This research used the type qualitative research in descriptive.Informants interviewed in this study were 9 people 6 lesbian people and 3 the informants triangulation data.An election informants interviewed in this study used technique snow ball sampling.The kind of data that use is primary and secondary data.Data collection method of observation ( non-participant observation ), interviews and documentation. The data analysis used a qualitative analysis ( bogdan and biklen ) which includes in four, the data collection, reduction step data, presentation of data and the withdrawal of conclusion.The result of this research revealed that the causes of comfort women lesbian there are five factors 1 .To lack of parental affection 2 .The influence of their peers 3 .Economic factors 4 .Social media 5 .Frustration that men.

Keywords: woman lesbian

1Mahasiswa program studi pendidikan sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2Pembimbing I Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

Ilvi Rahmi (12070153), Faktor Penyebab Wanita Lesbian Di Kota Padang (Studi Kasus Kos X Ulak Karang), Skripsi, Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatra Barat, 2017

.

Ilvi Rahmi1Dra.Harisnawati, M.Pd2 Erningsih, S.Sos, M.Pd3 Program studi pendidikan sosiologi

STKIP Sumatra barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya perilaku menyimpang salah satu penyebabnya adalah berasal dari dorongan dalam dirinya dan juga karena faktor yang berasal dari luar seperti dari pola-pola kelakuan yang dibiasakan, Salah satu bentuk prilaku menyimpang yaitu Homo seksual atau lesbian dipandang sebagai prilaku menyimpang dan tidak sesuai dengan norma agama oleh sebagian besar masyarakat, sehingga lesbian dalam kelompok masyarakat di posisikan sebagai kaum marjinal. Di Kota Padang sekarang sudah semakin banyak fenomena lesbian hal itu dapat dibuktikan dengan adanya berita pada tanggal 14 Februari 2016 pasangan lesbian di daerah Jati yang akan melakukan pernikahan.Teori yang digunakan dalam membahas faktor penyebab lesbian di Kota Padang, penulis berlandaskan pada teori Perilaku Menyimpang oleh Edwin H.Sutherland menerapkan teorinya dengan Asosiasi Diferensial atau biasa disebut dengan teori sosialisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dangan tipe deskriptif. Informan pada penelitian ini berjumlah 9 orang yaitu 6 orang lesbian dan 3 orang informan triangulasi data. Pemilihan informan pada penelitian ini menggunakan teknik snow ball sampling. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data berupa observasi

(non-participant observation), wawancara mendalam dan dokumentasi . sedangkan untuk analisis data digunakan model

analisis kualitatif (Bogdan dan Biklen) yang mencakup dalam tahapan, yaitu pengumpulan data, tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor penyebab wanita menjadi lesbian ada lima faktor 1. Kurang mendapatkan kasih sayang orang tua 2. Pengaruh teman sebaya 3. Faktor ekonomi 4. Media sosial 5. Frustasi karena laki-laki.

Kata kunci: wanita lesbian

1

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2017

2

pembimbing I Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 3Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(5)

1

PENDAHULUAN

Perilaku menyimpang bukanlah fenomena baru perilaku tersebut sudah ada sejak anak-anak Nabi Adam, Habil dan Qobil, menentang aturan ayahnya, homo seksualitas kaum Nabi Luth yang yang dilaknat Tuhan. Titik permasalahan yang menjadikan sekelompok orang menjadi menyimpang adalah cara manusia itu sendiri dalam mencapai tujuan. Semua orang memiliki tujuan dan kehendak untuk mencapai kepuasan diri. Namun tidak semua orang mendasarkan diri pada tatanan nilai dan norma yang ada dalam mematuhi kebutuhanya. Sebagian kelompok orang menilai bahwa nilai dan norma dianggap sebagai bentuk pengekangan atas kebebasan dirinya ( Elly Usman, 2011:185)

Penyebab munculnya prilaku menyimpang banyak macamnya, yaitu selain dari dorongan dalam dirinya juga karena faktor yang berasal dari luar seperti dari pola-pola kelakuan yang dibiasakan. Misalnya balita berjenis kelamin laki-laki kemudian orang tuanya membiasakan mengenakan pakaian perempuan, diberi mainan bunga-bungaan dan berbagai jenis boneka, maka kelak ia akan memiliki sifat dan kepribadian seperti wanita, sebaliknya jika seorang anak perempuan dibiasakan mengenakan pakaian laki-laki dan diberi mainan seperti robot, dan mobil-mobilan ia akan memiliki kepribadian seperti laki-laki.

Salah satu bentuk prilaku menyimpang yaitu Homo seksual atau lesbian dipandang sebagai prilaku menyimpang dan tidak sesuai dengan norma agama oleh sebagian besar masyarakat, sehingga lesbian dalam kelompok masyarakat di posisikan sebagai kaum marjinal. Sebagian besar masyarakat masih menganggap kaum homo seksual sebagai penyimpangan seksual yang belum berlaku secara umum dan belum diterima oleh masyarakat umum (Irianto,62:2013). Ketidaktahuan atas orientasi seksual lesbian, membuat masyarakat berfikir negatif terhadap kaum lesbian. Orientasi seksual kaum lesbi dianggap berbeda dengan masyarakat umumnya, sampai saat ini masih terjadi penolakan lesbian dikalangan masyarakat sehingga hal ini cendrungn membuat kaum lesbi menutup diri

Dalam Al-quran telah dijelaskan bahwa Allah memang menciptakan segala sesuatu yang ada di dunia ini saling berpasang-pasangan. Ada langit ada bumi, ada siang ada malam, dan ada laki-laki ada perempuan sudah menjadi kodrat dari Allah SWT menciptakan atas dua jenis kelamin, yaitu pria dan wanita. Hal ini merupakan bukti dari kekuasaan dan kasih sayang-Nya bahwa jenis yang satu memiliki ketertarikan, keinginan dan perasaan sayang terhadap jenis lain. Itulah sebabnya ayat Al-Quran yang menegaskan hal ini ditutup dengan tujuan keragaman

jenis manusia itu dengan sebuah kalimat yang indah – “lita’arafu” agar saling kenal dan akrab.

Dalam AL-Qur’an di sebutkan: “ Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengigat kebesaran Allah” (QS. Adz Dzariyat: 49). “Maha Suci Allah yang Telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” (QS. Yaasiin: 36)

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Allah telah menciptakan manusia itu berpasang-pasangan yakni laki-laki dan perempuan. Seseorang yang memiliki orientasi seksual normal akan menyukai lawan jenisnya, tapi tidak dengan orang yang memiliki penyimpangan orientasi seksual seperti gay,

lesbian atau biseksual. Fenomena gay dan lesbi

nampaknya sudah tidak asing lagi di masyarakat luas. Hal yang biasanya tabu untuk dibicarakan, kini menjadi seolah-olah bagian dari gaya hidup. Mereka ditemukan dimanapun, bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya.

Di Kota Padang sekarang sudah semakin menjamur fenomena lesbian hal itu dapat dibuktikan dengan adanya berita pada tanggal 14 Februari 2016 pasangan lesbian di daerah Jati yang akan melakukan pernikahan. Selain itu banyaknya hadir tempat-tempat wisata seperti kafe-kafe dan tempat-tempat karoke dijadikan oleh pasangan lesbian untuk tempat bertemu (Koran kompas 15 Februari 2016). Pada saat sekarang ini kaum lesbi mulai bergabung dengan wadah atau organisasi yang dapat mengetahui keberadaannya. Salah satu contoh yang membuat keberadaan mereka semakin mudah diketahui banyak orang adalah disitus pertemanan di facebook, mereka membuat grup-grup lesbian yang diberi nama grup

belok yang di dalamnya berkumpul wanita-wanita pencinta sesama jenis. Sarana chating dan facebook menjadi salah satu ruang tempat mereka saling tahu keberadaaan masing-masing, berbagi cerita dan tentu saja menjadi ajang mencari pasangan.

Saat ini, kaum lesbian secara sadar ingin diketahui keberadaannya. Mereka membentuk komunitas yang didalamnya berkumpul wanita-wanita yang pencinta sesama jenis yang dalam hal ini perempuan pecinta perempuan. Di kota Padang khususnya komunitas lesbian banyak dijumpai dibeberapa tempat umum seperti salah satu tempat makan di KFC A. yani dan beberapa kafe yang

(6)

2

berada di pantai Purus Padang dan di tempat karoeke seperti tempat karoke HP Berdasarkan observasi awal pada tanggal 14 Februari 2016, terdapat tempat makan dan kos X yang berada di Ulak Karang, yang mana kos tersebut dijadikan sebagai tempat tinggal mereka hidup bersama dan rumah kosan itu memang mereka ciptakan khusus untuk orang-orang lesbian dengan pasangan masing-masing dan selalu melakukan kegiatan bersama-sama seperti, memasak, mencuci dan bersantai-santai, mereka tidak lagi menutupi keberadaanya. Sekarang ini di kota Padang mudah ditemukan tempat berkumpul para lesbian salah satunya yaitu kos X yang berada di Ulak Karang disana ditemukan ada 3 pasang lesbian. Mereka dikatakan lesbi karena dilihat dari perilaku-perilakunya dan penampilannya. Disini peneliti melihat di setiap kamar kos dihuni oleh dua orang yang berpenampilan berbeda, yaitu perempuan yang berpenampilan seperti laki-laki yang biasanya disebut dengan butchy dan perempuan yang berpenampilan feminim yang biasanya disebut dengan kemudian

fame. Peneliti juga melihat tingakah lakunya yang

sering berpelukan dan berciuman di depan teman-temannya.

Berikut adalah data tentang pasangan lesbi yang ada di kos X Ulak Karang:

Tabel 1.1. Data-Data Wanita Yang Menjalani Hidup Sebagai Lesbian

NO Inisial Umur pendidikan

1 M 24 Perawat 2 E 24 Mahasiswa 3 A 23 Mahasiswa 4 R 35 Direktur PT 5 J 25 Mahasiswa 6 B 26 Sales perushaan

Sumber: data primer 2016

Berdasarkan tabel 1.1dapat disimpulkan bahwa ada 6 orang wanita yang menjalani kehidupan lesbian dengan kisaran umur dari umur 23 sampai dengan umur 35 tahun. Dari data tersebut wanita yang melakukan lesbian banyak dari kalangan mahasiswa

Defenisi Wanita Lesbian

Wanita lesbian dimaknai sebagai perempuan yang secara seksual tertarik kepada perempuan, dimana prilaku seksual diarahkan (disalurkan) pada perempuan yang memiliki fantasi seksual terhadap perempuan, ketertarikan secara sosial diarahkan pada pada perempuan, memiliki gaya hidup yang tertarik pada sesama jenis dan mengidentifikasi diri sebagai perempuan yang menyukai perempuan juga (Dessy 2012 : 16).

Lesbian adalah suatu kepuasaan seksual yang

didapat dengan cara melakukan hubungan badan sesama jenis yang dilakukan oleh wanita dengan sesamanya (Agustina, 2005: 18). Pada umumnya

perkembangan ke lesbi, terjadi pada anak gadis usia remaja perkembangannya biasanya merupakan satu stadium belaka dari perkembangan seksual yang sebenarnya. Selanjutnya lambat laun anak gadis tersebut akan menemukan teman kencan yang sesungguhnya dalam hubungan heteroseksual. Pada umumnya perkembangan lesbian tidak berlangsung terlalu lama dan menjadi pola yang menetap maka peristiwa ini sudah menjurus pada abnormalitas. Pada peristiwa yang sedemikian juga pada peristiwa yang lebih serius lagi perlu orang meminta nasehat medis dan bimbingan kejiwaan pada seorang psikiater atau psikolog.

Lesbian dan Dinamikanya

1. Ciri-ciri Lesbian

Adapun ciri-ciri lesbian adalah:

a. Remaja ini lebih sering bergaul dengan anak-anak berjenis kelamin yang sama dan berusia dibawahnya.

b. Biasanya anak ini takut berbicara dengan lawan jenisnya.

c. Berpakaian seperti atau menyenangi kegiatan yang dilakukan laki-laki.

2. Jenis-jenis Lesbian

Athena mengemukakan bahwa dalam kalangan

lesbian terdapat pembagian jenis peran pula

(Astry Budiarti, 2010: 45), yakni:

a. Lesbian Butch: adalah tipe wanita yang

mengadopsi peran laki-laki seperti dalam relasi heteroseksual.

b. Lesbian Femme: adalah tipe wanita yang

mengambil peran selayaknya wanita dalam peran heteroseksual.

Athena menambahkan bahwa kepuasan seksual pada golongan fem menjadi prioritas utama (Astry Budiarti, 2010: 45). Golongan butch lebih banyak memberi dan golongan fem lebih banyak menerima begitu pula dengan tingkat kepuasan dimana golongan butch hanya akan merasakan kepuasan jika pasangannya puas. Orang yang menjadi lesbian tidak selalu memiliki ciri kuat yang membedakannya dengan orang yang tidak lesbian. Ciri yang sering muncul seperti memposisikan diri sebagai seorang pria, penampilannya sangat maskulin, memiliki hobi yang maskulin, posesif, menunjukkan ketertarikannya pada perempuan, memiliki ciri khusus yang menjadi kesepakatan kaumnya. Sebaliknya ciri lesbian yang berperan sebagai

feminism biasanya penampilannya kaku, ketergantungan tinggi terhadap pasangannya, tidak mandiri, sering cemas, jaga jarak dengan wanita lain yang bukan pasangannya, sentimental, dan bersikap normal pada pria tapi ini juga bukan ciri yang paten atau tidak selalu muncul.

(7)

3

Jenis-jenis wanita lesbian

Wanita Buchy

Sosok wanita yang berpenampilan maskulin dengan ciri-ciri berpenampilan layaknya seorang cowok di dalam dunia lesbian buchy berperan sebagai cowok dalam sebuah hubungan.

Wanita fame

Sosok wanita feminism dengan cirri-ciri berpenampilan layaknya seorang cewek. Di dunia lesbian, femme berperan sebagai cewek dalam hubungan.

Defenisi Lesbianisme,Lesbian, Lesbi

Pada masyarakat Barat lesbianisme dikenal melalui Sappho yang hidup di Pulau Lesbos pada abad ke-6 Sebelum Masehi. Dia adalah tokoh yang memperjuangkan hak-hak wanita, sehingga banyak pengikut-pengikutnya. Akan tetapi, dia kemudian jatuh cinta kepada beberapa pengikutnya dan menulis puisi-puisi yang bernadakan cinta. Menurut Sappho, maka kecantikan wanita itu tidak mungkin dipisahkan dari aspek seksualnya oleh karena itu, kepuasan seksual juga mungkin diperolehnya dari sesama wanita (Lewiston dalam Soekanto, 2004: 103). “Konon siapa saja yang lahir di pulau itu nama belakangnya akan diikuti kata lesbian, namun tidak semua orang yang memakai nama tersebut adalah lesbian. Mereka meneruskan kebiasaan tersebut untuk menghormati leluhur sebelumnya dan agar kebiasaan itu tidak hilang oleh waktu karena semakin zaman terus berkembang orang-orang pun lebih mengenal istilah lesbian sebagai lesbian

Perbedaan lesbianisme, lesbian dan lesbi

Lesbianisme adalah suatu aliran yang dianut

oleh sekumpulan perempuan yang melakukan satu bentuk penyimpangan psikoseksual yang menyebabkan penderitanya memiliki kecendrungan lebih memiliki minat dan mendapatkan kenikmatan seksual erotic dari pasangan sesama jenis (Sadarjoen, 2006). Sedangkan lesbian adalah kelainan prilaku seksual yang dilakukan oleh dua individu yang berjenis kelamin yang sama yakni wanita dengan wanita (Wilis, 2005:50) dan lesbi adalah seorang perempuan yang memiliki ketertarikan kuat seacara fisik, emosi, seksual pada sesama perempuan.

Homoseksualitas wanita (lesbianisme) itu banyak distimulir oleh faktor-faktor ekstrnal atau linkungan. Baik terhadap homoseksualitas maupun lesbianisme yang kronis, orang tidak bisa berbuat banyak untuk kesembuhannya (Kartono, 2009:250). Orang yang menjadi lesbian tidak selalu memiliki ciri kuat yang membedakannya dengan orang yang tidak lesbian. Ciri yang sering muncul seperti memposisikan diri sebagai seorang pria, penampilannya sangat maskulin, memiliki hobi yang maskulin, posesif, menunjukkan ketertarikannya pada

perempuan, memiliki ciri khusus yang menjadi kesepakatan kaumnya. Sebaliknya ciri lesbian yang berperan sebagai feminism biasanya penampilannya kaku, ketergantungan tinggi terhadap pasangannya, tidak mandiri, sering cemas, jaga jarak dengan wanita lain yang bukan pasangannya, sentimental, dan bersikap normal pada pria tapi ini juga bukan ciri yang paten atau tidak selalu muncul.

Adapun pengelompokan jenis lesbi yaitu:

a. Butch

Butch seringkali mempunyai stereotip sebagai

pasangan yang lebih dominan dalam hubungan seksual. Bahkan kadang-kadang hubungan seksual antara Butch-Femme terjadi secara satu arah sehingga

Butch lebih digambarkan sebagi sosok yang tomboy,

agresif, aktif, melindungi dan lain-lain (Wikipedia, 2011). Ada beberapa terminology yang sering dihubungkan dengan seorang lesbian. Butch atau popular dengan istilah Butcy seringkali mempunyai

stereotype sebagai pasangan yang lebih dominan

dalam hubungan seksual. Terkadang dalam hubungan seksualnya adalah satu arah sehingga butch lebih digambarkan sebagai sosok tomboy, aktif, agresi, melindungi dan lain-lain.

Butch dapat dibagi diklasifikasikan dalam beberapa tipe antara lain:

1. Soft Butch

Soft Butch seringkali digambarkan memiliki

kesan yang lebih sedikit feminin dalam cara berpakaian dan potongan rambutnya. Secara emosional dan fisik tidak mengesankan bahwa mereka adalah pribadi yang kuat dan tangguh namun dalam konteks yang agak sedikit lembut.

2. Stone Butch

Stone Butch sering digambarkan lebih maskulin

dalam cara berpakaian maupun dari potongan rambutnya. Mengenakan pakaian laki-laki, terkadang membebat dadanya agar terlihat lebih rata. Butch yang berpakaian maskulin seringkali lebih berperan sebagai seorang laki-laki dalam berhubungan dengan kekasihnya. Berupa perhatian, rasa melindungi dan lain-lain. Secara umum ada tiga tipe wanita lesbian Mereka mengidentifikasikan diri dengan sebutan wanita “belok”. Ada tipe Butchi (B) yang berpakaian, berpikir, dan berperilaku seperti pria. Kemudian tipe Femme (F) modis dan feminine. Yang terakhir tipe Andro (A) yang seperti wanita tomboy (seperti laki-laki). Dalam relasi kekasih, paling umum adalah B dan F, atau A dan F. tapi ada juga F dan F dan B dan A. (Tribun Timur, 2010: 5).

Adapun beberapa istilah dalam kehidupan lesbian adalah:

(8)

4

1. Belok : Sebutan atau nama lain dari lesbi

atau homoseksual yang tidak normal perilaku seksnya.

2. Butchi : Panggilan umum untuk Lesbi

yang berperan sebagai pria.

3. Madol : Mabuk karena mengkomsumsi

obat-obatan dalam hal ini narkotika jenis ringan.

4. Hunter : Panggilan lesbi yang berperan

sebagai pria, di Kota Makassar, saat ini lebih sering disebut Butci.

5. Femme : Panggilan umum untuk lesbi

yang berperan sebagai wanita, berciri-ciri; rambut panjang, cara berpakain sangat feminin, dengan wajah selalu dipoles dengan make up.

6. Tepar : Terkapar atau tak lagi dapat

melakukan aktivitas, badan serasa lemah, dan hanya dapat terbaring.

7. Lines : Sebutan Lesbi yang berperan

sebagai wanita

8. Hts : (Hubungan Tanpa Status).

9. GF : Girl Friend (kekasih, pacar)

Dalam penelitian ini, peneliti melihat bahwa pasangan lesbi ini memiliki istilah-istilah dalam kehidupan mereka. Dan berdasarkan istilah-istilah tersebut peneliti melihat dan mendengar bahwa istilah yang sering digunakan oleh pasangan lesbi yang peneliti teliti adalah istilah belok, butchi dan

femme. Butchi adalah istilah panggilan untuk yang

berperan sebagai pria, belok adalah sebutan atau nama lain dari lesbi, sedangkan femme adalah panggilan untuk para lesbian yang berperan sebagai wanita yang sangat feminim.

Melihat hal ini peneliti tertarik untuk meneliti ini dengan judul faktor penyebab wanita menjadi

lesbian di kota padang (studi kasus kos X ulak karang). Berdasarkan latar belakang diatas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa faktor penyebab lesbian di kota padang studi kasus kos X ulak karang?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah tujuan penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan faktor-faktor penyebab mereka menjadi lesbian di kos X Ulak Karang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Asosiasi Diferensial atau biasa disebut dengan teori sosialisasi. Teori ini, menyebutkan bahwa penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran dan penguasaan atas sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang, terutama dari subkultural atau di antara teman-teman yang menyimpang. Adapun proposisi teori Asosiasi Diferensial yaitu bahwa perilaku menyimpang adalah hasil dari proses belajar atau yang dipelajari. Ini berarti bahwa penyimpangan

bukan diwariskan atau diturunkan, bukan juga hasil intelegensi yang rendah atau kerusakan otak. Perilaku menyimpang dipelajari seseorang dari interaksinya dengan orang lain dan melibatkan proses komunikasi yang intens ( M. Elly dan Usman 2011: 237-238).

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di salah satu kos yang berada di kelurahan ulak karang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan snowball sampling.

Menurut Afrizal (2014:139) informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik tentang dirinya, orang lain, suatu kejadian, suatu hal kepada peneliti. Informan penelitian terbagi menjadi dua karakter informan penelitian 1) informan pengamat yaitu informan yang memberikan informasi tentang orang lain pada peneliti. 2) informan pelaku yaitu informan yang memberikan keterangan tentang dirinya, tentang perbuatannya, tentang pikiranya, tentang interprestasinya (makna) atau tentang pengetahuan.( Afrizal, 2014:139)

Informan dalam penelitian ini berjumlah berjumlah 9 orang 6 orang wanita lesbian dan 3 orang triangulasi data jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan sedangkan analisis yang digunakan yaitu model Bogdan dan Biklen analisis data kualitatif(Moleong, 2010: 248).yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di salah satu kos X yang berada di kelurahan Ulak Karang ditemukan bahwa faktor penyebab wanita lesbian di kota padang studi kasus kos X Ulak Karang sebagai berikut:

1.1 Kurang perhatian dan kasih sayang keluarga

Salah satu faktor pendorong yang menyebabkan seseorang menjadi lesbian adalah kurangnya perhatian dari orang tua, yang mana seharusnya keluarga memberikan kasih sayang kepada anaknya yang masih berada pada usia labil atau masa pencarian jati diri. Pada kasus lesbian, seseorang melakukan perilaku menyimpang yang disebabkan karena tidak mendapat kasih sayang kedua orang tuanya.

Ada beberapa poin penyebab seseorang melakukan prilaku menyimpang seperti yang dijelaskan oleh Sunarwiyati (1985 :55) bahwa yang menyebabkan prilaku menyimpang pada remaja yang dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni keluarga, diantaranya suasana kehidupan keluarga yang( broken home) serta kontrol orang tua lemah menyebabkan kurang

(9)

5

disiplin dalam keluarga. Jadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang berprilaku menyimpang adalah kurangnya perhatian dari orang tua yang disebabkan karena perceraian orangtua dan keluarga yang kurang harmonis, akibatnya anak melampiaskan dengan cara mencari kesenangan dan perhatian dari orang lain yang membuat anak terjerumus kearah negative seperti lesbian.

Pada tahap seorang anak beranjak menjadi seorang remaja, merupakan usia yang sangat rentan sekali dan masih dalam keadaan labil cendrung melakukan tindakan tanpa berfikir apakah itu baik atau buruk untuk dirinya. Pada masa ini yang sangat dibutuhkan adalah perhatian dan kasih sayang orang tua agar bisa diarahkan kepada yang lebih baik, sehingga anak merasa diperhatikan dan merasa terlindungi karena keluarga bisa dijadikan tempat mengatasi atau mencari solusi permasalahan yang sedang dihadapi. Jika seorang anak tidak lagi mendapatkan perhatian penuh dari keluarga, maka anak akan mencari kasih sayang dan perhatian pada orang lain dan lebih sering keluar rumah yang nantinya bisa membuat anak terjerumus kearah yang tidak baik. Kesenangan yang didapat diluar rumah membuat anak terbuai dengan kondisi lingkungan pergaulanya, hal tersebut membuat anak terbuai dengan kondisi lingkungan pergaulanya, dan membuat banyak anak yang melakukan prilaku menyimpang.

1.2 Pengaruh teman sebaya.

Teman sebaya merupakan suatu lingkungan yaitu dunia tempat remaja yang melakukan sosialisasi. Bukan lagi nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman seusianya dalam rangka menemukan jati dirinya. Teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan sosisalisasi remaja. Demikian juga pengaruhnya terhadap sebuah tindakan yang dilakukan oleh ramaja, maksudnya tindakan yang dilakukan dipengaruhi oleh teman spermainannya. remaja cenderung melakukan suatu hal karena mendapatkan pengaruh dan dorongan dari temannya, termasuk dalam melakukan penyimpangan seperti lesbian.

Santrock (2007 : 55 ) mengatakan teman sebaya adalah anak-anak remaja

Yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama. Teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi bagi remaja yang mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadianya. Teman sebaya memberikan sebuah dunia tempat para remaja melakukan sosialisasi dalam suasana yang mereka ciptakan sendiri.

berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di saat peneliti mengamati lingkungan pergaulan mereka sangat saling menghargai dan sangat menjaga pasangannya. Apabila ada satu pasangan yang

bertengkar dalam kos tersebut maka teman yang lainnya berusaha untuk membantu memperbaiki dan menyelesaikan hubungan temannya sehingga akur kembali dengan pasangannya.

1.3 Dorongan Kebutuhan Ekonomi

Sulitnya dalam pemenuhan kebutuhan hidup seseorang atau sekelompok orang tidak terpenuhi keinginan dan harapannya. Tatkala seeseorang merasa kecewa atau tidak terpenuhi harapan dan keinginanya, maka dalam keadaan demikian mudah sekali dihasut atau menerima tindakan penyimpangan Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 31 Juli peneliti melihat sepatu, tas dan baju yang digunakan oleh informan ini semua terlihat mahal dan bermerek.berdasarkan teori sutharland terbentuknya asosiasi diferensial itu bervariasi tergantung dari frekwensi, durasi, prioritas dan intensitas dengan demikian seseorang melakukan prilaku menyimpang karena adanya komunikasi yang dilakukan antara wanita lesbian seperti bercerita tentang bagaimana keuntungannya berpacaran dengan wanita buchy, yang selalu bisa memenuhi kebutuhan hidup yang dia inginkan karena wanita ini menjadikan kehidupan mewah sebagai prioritasnya sehingga apapun mereka lakukan demi mencukupi kebutuhanya termasuk menjadi wanita lesbian

1.4 Media sosial

Media sosial dalah jejaringan yang sangat disukai oleh para remaja seperti facebook, bbm,

instragaram dan lain-lainya, dari situs jaringan ini

sesesorang akan mudah terhubung dengan orang lain sehingga akan lebih mudah untuk mencari teman. Dari media sosial inilah para lesbian mencari pasangannya dengan cara masuk dalam grup yang dibuat di facebook Berkembangnya dunia teknologi saat ini banyak situs-situs jejaringan sosial yang menyedot perhatian banyak kalangan mulai dari anak-anak, remaja bahkan orang dewasa. Kecanduan dengan media yang tidak nyata seperti komunikasi melalui situs media sosial seperti facebook, twiter bbm dan lain-lainya. Digunakan untuk mencari pertemanan bahkan ada yang terpengaruh hanya karena sering berkomunikasi mealui media sosial seperti yang dilalukan oleh para kaum lesbian yang menggunakan media sosial untuk mencari pasagannya.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 6 Agustus peneliti mendapatkan hasil dokumentasi peneliti melihat salah satu wanita lesbian buchy sibuk memainkan HP nya sedang membuka aplikasi sosmed yang ada didalam HP nya yang dapat dilihat pada gambar no dua di bawah ini.

1.5 Frustasi Karena Laki-Laki

Wanita adalah makluk yang sangat mudah dipengaruhi, perasaan wanita yang halus dan selalu ingin diperhatikan serta diperlakukan romantis,

(10)

6

menjadi kekuatan besar bagi para lesbi untuk mengarahkan wanita normal menjadi wanita lesbi. Hampir semua lesbi pada awalnya adalah wanita normal, namun cendrung untuk menjadi lesbi karena perasaan tersakiti dan pengaruh temannya sendiri yang mengatakan bahwa laki-laki itu brensek dan hanyalah wanita yang dapat mengerti perasaan wanita. Dunia lesbi seolah meyakinkan bahwa dengan berhubungan sesama wanita tidak akan nada sakit hati dan kekerasan tidak ada pengkhianatan. Yang ada hanya pengertian, kasih sayang dan kelembutan. Itu juga hal yang selalu ditekankan oleh subjek ketika akan mendekati wanita yang ditargetkannya untuk menjadi pacamya. Subjek selalu mengambil sisi negatif dari para lelaki yang menyakiti hati wanita dan mengatakan bahwa Dia tidak akan pernah melakukan hal itu. Wanita yang sedang tersakiti cenderung dikuasai oleh pemikiran irrasionalnya sehingga akhirnya berpikir bahwa hal itu benar dan memilih untuk mencoba mencintai sesama jenis. Ikatan batin yang kuat cenderung memang dimiliki oleh sesama wanita sehingga membuat ada perasaan benar-benar dimengerti dan disayangi dan berujung pada Kehidupan Lesbian

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari penulis mengenai faktor penyebab wanita menjadi lesbian maka penulis menggunakan paradigma paradigma Asosiasi Diferensial Menurut Istilah Asosiasi Diferensial untuk mengindikasikan bahwa sebagian besar dari kita belajar untuk menyimpang dari atau conform terhadap norma masyarakat melalui kelompok-kelompok berbeda di mana kita bergaul.

Beberapa proposisi atau dalil yang menyebutkan bahwa penyimpangan perilaku adalah hasil dari proses belajar. Yang berkaitan dengan masalah penelitian ini adalah perilaku menyimpang hasil dari proses belajar atau yang dipelajari. Bahwa faktor pemyebab wanita lesbian dipelajari dari teman sebaya, misalnya ketika seseorang memiliki teman lesbian dan berkumpul dengan kelompok lesbian tersebut apabila dia mersakan kenyamanan dalam kelompok tersebut akan mudah sekali terpengaruh masuk kedalam dunia lesbi.

Proses interaksi dan komunikasi yang intens, bahwa remaja melakukan lesbian ini, ada komunikasi yang dilakukan antar wanita lesbian misalnya bercerita tentang keuntungan berpacaran dengan wanita buchy. Bercerita tentang wanita buchy yang selalu bisa memenuhi kebutuhan hidupnya karena dorongan ekonomi wanita lesbi rela melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan tentang penyebab wanita menjadi lesbian di salah satu kos yang berada di daerah Ulak karang faktor-faktor yang menyebabkan wanita menjadi lesbian adalah sebagai berikut:

1)Kurangnya perhatian dan kasih sayang keluarga karena kurangnya mendapat kasih sayang dalam keluarga anak cendrung lebih memilih sering untuk bermain diluar rumah untuk mencari kasih sayang dari orang lain seperti dalam penelitian ini akibat kurangnya kasih sayang dari keluarga ia akhirnya terjerumus dalam kehidupan lesbian karena lebih mndapatkan kasih sayang dari teman sejenisnya. sangat berpengaruh pada prilaku anak-anak. Kebanyakan dari sifat anak-anak adalah mengidentifikasi prilaku orang-orang sekitarnya.

Prilaku menyimpang dapat dilakukan oleh siapa pun, terutama remaja yang rentan karena masih dalam keadaan labil. Prilaku menyimpang ada yang menggangu masyarakat dan ada juga yang hanya memberikan dampak terhadap dirinya sendiri seperti

lesbian .2) Teman sebaya merupakan suatu lingkungan yaitu dunia tempat remaja yang melakukan sosialisasi. Bukan lagi nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman seusianya dalam rangka menemukan jati dirinya. 3) Dorongan kebutuhan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan hidup seseorang atau sekelompok orang tidak terpenuhi keinginan dan harapannya. Tatkala seeseorang merasa kecewa atau tidak terpenuhi harapan dan keinginanya, maka dalam keadaan demikian mudah sekali dihasut atau menerima tindakan penyimpangan seperti lesbian.4) Media sosial 5)Frustasi karena laki-laki

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti kemukakan di atas maka di ajukan saran kepada berbgai pihak yang terkait.

1. Subjek penelitian diharapkan dapat memilih pergaulan yang memberikan dampak positif terhadap dirinya sendiri terutama dalam bidang orientasi seksual yang tidak berlarut-larut dalam orientasi seksual yang abnormal. 2. Peneliti selanjutnya agar dapat digunakan untuk melakukan penelitian pada bidang yang ada kaitanya dengan penyimpangan orientasi seksual sehingga peneliti tersebut dapat menyembukan penyimpangan orientasi seksual khususnya lesbian ini dapat menjadi bahan perbandingan serta referensi semua pihak umtuk melakukan penelitian selanjutnya.

(11)

7

3. Kepada masyarakat yang tinggal di daerah kos-kosan agar dapat mengontrol anak-anak kos yang berada di lingkungan tempat tinggal.

4. Kepada ibu kos agar memberikan peraturan yang tegas terhadap anak kosannya.

DAFTAR PUSTAKA

M. Elly & Kolip Usman. 2011. Pengantar Sosiologi:

Pemahaman Fakta Dan Gejala Permasalahan Sosial; Teori Aplikasi Dan Pemecahannya, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group

Idrus, Muhamad. 2014. Metode penelitian Ilmu

sosial, Jakarta: Penerbit Erlangg

Willis, S.S, 2005. “Remaja dan Permasalahannya”, Bandung: CV. Alfabeta.

Lexy, Moleong. 2010. Metode Penelitian Kuailitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel  1.1.    Data-Data  Wanita  Yang Menjalani Hidup Sebagai Lesbian

Referensi

Dokumen terkait

i. inding prostat dijahit dengan cat gut cromic no " dan dklem dengan pean  bengkok sebanyak C, bagian bawah dan bagian atas diklem dengan pean

Metode yang digunakan untuk menguji validitas variabel adalah korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) yaitu dengan cara mengorelasikan masing-masing skor item

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas FMA yang diisolasi dari samama, pemberian pupuk nitrogen dan fosfat terhadap pertumbuhan bibit jabon, menganalisis

Pengkukuran menggunakan jangka sorong dilakukan dengan cara menyentuhkan sensor ukur pada benda kerja yang akan diukur (lihat Gambar 1.2 ). Beberapa macam jangka sorong

DM ti!e * (#er/ariasi ulai %ari "ang !re%oinan resistensi insulin %engan %efsiensi insulin relati/e  %oinan %e+ek sekresi insulin %isertai resistensi

Penelitian yang dilakukan oleh Fidlizan dkk (2012) di Malaysia, pengumpulan dana zakat yang dilakukan oleh PPZ-MAIWP adalah melalui kaedah potongan gaji, dan

Metode plot pada transek yang diletakkan secara acak menghasilkan estimasi kepadatan kelompok kotoran rusa dengan presisi baik (CVs <16%), akan tetapi tidak begitu baik

Untuk semua pengadaan barang/jasa, setelah penyedia barang memperbaiki kerusakan atau mencukupi kekurangan atau hal-hal lain yang dimintakan oleh PPKom, maka penyedia barang