• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINGKATAN SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK DENGAN ADVANCED COST-BENEFIT APPROACH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINGKATAN SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK DENGAN ADVANCED COST-BENEFIT APPROACH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

49 ISSN 2252-3081

PEMERINGKATAN SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT

LUNAK DENGAN ADVANCED COST-BENEFIT APPROACH

Eko Prasetyo,Daniel Siahaan

Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

60111

email : ekoxprasetyo@yahoo.com, daniel@if.its.ac.id

Abstrak: Fase penentuan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak merupakan fase yang sangat menentukan dalam keberhasilan suatu proyek perangkat lunak, sehingga pemeringkatan spesifikasi kebutuhan penting untuk dilakukan. Metode Cost-Benefit Approach (CBA) merupakan metode multi kriteria yang mengakomodasi peringkat spesifikasi kebutuhan berdasarkan keuntungan bagi pengguna dan biaya pemgembangan bagi pengembang. Ada dua masalah utama dalam metode ini pertama jika jumlah spesifikasi kebutuhan besar, maka perbandingan berpasangan yang harus dijawab akan semakin banyak, kedua keputusan peringkat akhir masih harus melalui diskusi oleh pelanggan., hasil plot diagram metode ini masih membingungkan pengguna dalam memeringkat keputusan akhir spesifikasi kebutuhan yang akan diterapkan. Makalah ini mengusulkan perbaikan berupa metode Advanced Cost-Benefit Approach (ACBA) dengan 100 poin dan fuzzy k-means clustering untuk mengurangi perbandingan berpasangan dalam pemeringkatan spesifikasi kebutuhan berdasarkan metode AHP dan model kuadran. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa jumlah perbandingan berpasangan yang harus dijawab oleh pelanggan dalam ACBA dapat dikurangi 63.28% dari jumlah semula dalama CBA. Spesifikasi kebutuhan berhasil diperingkat dengan perbaikan metode yang diusulkan, nilai Rasio Konstanta (CR) menunjukkan hasil yang masih dibawah 10% yang masih dalam batas dapat dipertanggungjawabkan konsistensinya.

Kata kunci :100 Poin, Analitic Hierarchy Process, Fuzzy k-means, Model Kuadran, Pemeringkatan Spesifikasi Kebutuhan, Cost-Benefit Approach.

1. PENDAHULUAN

Sebelum perangkat lunak digunakan oleh pengguna, proses demi proses dalam pengembangan perangkat lunak telah dilalui. Fase spesifikasi kebutuhan dalam pembuatan perangkat lunak merupakan fase yang sangat menentukan keberhasilan perangkat lunak. Isu mengenai pentingnya fase spesifikasi kebutuhan [1], [2], [3] memberikan pernyataan yang sama bahwa fase spesifikasi kebutuhan sangat dipengaruhi oleh biaya dan waktu, dan kualitas spesifikasi kebutuhan itu sendiri. Demikian pentingnya fase spesifikasi kebutuhan sehingga kesalahan dalam fase ini bisa berakibat kegagalan proyek seperti : program tidak digunakan karena tidak sesuai yang diinginkan pengguna, dan sebagainya. Setelah spesifikasi kebutuhan dibuat, Disampaikan pula dalam [4] dilakukannya proses yang disebut dengan prioritisasi/pemeringkatan. Pemeringkatan spesifikasi kebutuhan digunakan dalam manajemen produk perangkat lunak untuk menentukan yang manakah kandidat spesifikasi kebutuhan produk perangkat lunak yang seharusnya dimasukkan

dalam release tertentu [5]. Spesifikasi kebutuhan diprioritaskan untuk meminimalisasi resiko selama pengembangan sehingga spesifikasi kebutuhan dengan kepentingan yang paling tinggi atau beresiko tinggi diimplementasikan terlebih dahulu. Beberapa metode pemeringkatan yang sudah ada adalah: Analitic Hierarchy Process (AHP) [6], 100-points [7], permainan perencanaan [8], Cost-Benefit Approach [9], dan sebagainya.

Ketika jumlah spesifikasi kebutuhan berjumlah sedikit maka proses pemeringkatan membutuhkan waktu yang singkat, tapi ketika jumlah spesifikasi kebutuhan semakin banyak maka waktu yang diperlukan untuk memeringkatnya menjadi semakin lama. Pada metode AHP misalnya, untuk jumlah spesifikasi kebutuhan yang telah mencapai 30 kebutuhan maka pengguna harus menjawab 435 pasang spesifikasi kebutuhan untuk dipilih yang lebih diprioritaskan. Pada metode CBA yang menggunakan AHP dalam memprioritaskan keuntungan dan nilai proyek akan membuat pertanyaan dalam jumlah seperti pada AHP. Metode ini juga akan membingungkan pelanggan

(2)

50 ISSN 2252-3081 dalam menentukan manakah spesifikasi kebutuhan

yang akan diimplementasikan karena keluaran dari metode ini adalah sejumlah spesifikasi kebutuhan yang menempati posisi pada diagram kartesius, bukan bentuk peringkat spesifikasi kebutuhan tersebut. Untuk itu diperlukan perbaikan pada metode perkiraan keuntungan dan nilai proyek untuk membantu mempercepat proses pemeringkatan dan memberikan hasil peringkat yang pasti pada sejumlah spesifikasi kebutuhan. Makalah ini mengusulkan perbaikan CBA dengan mengurangi perbandingan berpasangan. Spesifikasi kebutuhan yang telah didapat akan dikelompok-kelompokkan menjadi sejumlah kelompok, didalam masing-masing kelompok berisi sejumlah spesifikasi kebutuhan yang akan dikerjakan pemeringkatannya oleh pelanggan, hal tersebut diharapkan dapat mempercepat proses pemeringkatan.

Makalah ini sistematikanya dibagi menjadi 6 bagian, bagian 1 menguraikan pembahasan mengenai pendahuluan, bagian 2 berisi kajian pustaka yang berhubungan dengan metode yang akan diperbaiki, bagian 3 berisi kerangka kerja metode, bagian 4 berisi pengujian yang dilakukan pada metode yang sudah diperbaiki dan menguraikan analisis hasil pengujian, bagian 5 berisi simpulan, sedangkan bagian 6 berisi saran untuk penelitian berikutnya.

2. METODE TERKAIT

2.1 Metode Analitic Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan teori umum mengenai pengukuran [10]. Empat macam skala pengukuran yang biasanya digunakan secara berurutan adalah skala nominal, ordinal, interval dan rasio. Skala yang lebih tinggi dapat dikategorikan menjadi skala yang lebih rendah, namun tidak sebaliknya.

Penggunaan AHP dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria, sub kriteria-sub kriteria dan alternatif-alternatif yang akan dibahas. Perbandingan berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matrik dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk eigenvektor utama atau fungsi-eigen. Matrik tersebut berciri positif dan berbalikan, yakni aij = 1/ aji

Faktor-faktor tersebut diukur secara relatif antara satu dengan yang lain, dengan skala pengukuran relatif 1 hingga 9, seperti yang tertera dalam [10],. Jika nilai elemen yang dibandingkan sangat dekat satu sama lain, penggunaan skala 1.1, 1.2 hingga 1.9 dapat digunakan [10].

Konsistensi AHP

Jika aij mewakili derajat kepentingan faktor i terhadap faktor j dan ajk menyatakan kepentingan dari faktor j terhadap faktor k, maka agar keputusan menjadi konsisten, kepentingan dari faktor i terhadap faktor k harus sama dengan aij.ajk atau jika aij.ajk = aik untuk semua i,j,k maka matrix tersebut konsisten. Pengumpulan pendapat antara satu faktor dengan yang lain adalah bebas satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada ketidakkonsistensian jawaban yang diberikan responden. Namun, terlalu banyak ketidak konsistenan juga tidak diinginkan. Pengulangan wawancara pada sejumlah responden yang sama kadang diperlukan apabila derajat tidak konsistennya besar. Saaty [10] telah membuktikan bahwa indeks konsistensi dari matrik berordo n dapat diperoleh dengan rumus :

1 . .    n n maksimum I C  (1) dimana :

C.I : Indek konsistensi (Consistency Index) λmaksimum : Nilai eigen terbesar dari matrik berordo n

Nilai eigen terbesar didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan eigen vektor utama. Apabila C.I bernilai nol, berarti matrik konsisten. batas ketidakkonsistenan yang ditetapkan [6], diukur dengan menggunakan rasio konsistensi (CR), yakni perbandingan indek konsistensi dengan nilai pembangkit random (RI) yang ditabelkan dalam [6]. Nilai ini bergantung pada ordo matrik n. Dengan demikian, rasio konsistensi dapat dirumuskan: . . . . . . I R I C R C  (2)

Bila matrik bernilai CR lebih kecil dari 10%, ketidakkonsistenan pendapat masih dianggap dapat diterima.

2.2 Cost-Benefit Approach

Cost-Benefit Approach (CBA) mirip dengan perkiraan biaya. CBA [5] bagus dan secara relatif mudah digunakan sebagai metode pemeringkatan spesifikasi kebutuhan produk perangkat lunak. Ide dasar dalam menentukan setiap kandidat individu spesifikasi kebutuhan adalah nilai proyek pengimplementasian spesifikasi kebutuhan dan berapa banyak keuntungan/hasil yang didapat dari spesifikasi kebutuhan. Penilaian nilai proyek dan keuntungan untuk spesifikasi kebutuhan dilakukan menggunakan metode AHP [6]. Dalam pendekatan metode ini [5], ada lima langkah untuk me-review kandidat spesifikasi kebutuhan dan penentuan

(3)

51 ISSN 2252-3081 prioritas diantara spesifikasi kebutuhan yang

diidentifikasi. Lima langkah tersebut adalah sebagai berikut [5] :

 Teknisi spesifikasi kebutuhan secara berhati-hati me-review kandidat spesifikasi kebutuhan untuk kelengkapan dan meyakinkan bahwa semua telah dinyatakan dalam pernyataan yang tidak ambigus.

 Pelanggan/pengguna (perwakilannya) menerapkan metode AHP untuk menilai keuntungan relatif dari kandidat spesifikasi kebutuhan.

 Teknisi perangkat lunak menggunakan AHP untuk memperkirakan nilai proyek relatif pengimplementasian kandidat spesifikasi kebutuhan.

 Teknisi perangkat lunak menggunakan AHP untuk menghitung keuntungan relatif dan nilai proyek implementasi setiap kandidat spesifikasi kebutuhan, dan memetakan keduanya pada diagram nilai proyek-keuntungan. Keuntungan diletakkan pada sumbu y dan perkiraan nilai proyek pada sumbu x.

 Stakeholder menggunakan diagram keuntungan-nilai proyek sebagai peta konsep untuk analisis dan diskusi kandidat spesifikasi kebutuhan. Selanjutnya manajer perangkat lunak memprioritisasi spesifikasi kebutuhan dan memutuskan yang manakah spesifikasi kebutuhan yang akan diimplementasikan. 2.3 K-means Clustering

Pengelompokan data merupakan salah satu

metode

data mining

yang bersifat tanpa arahan

(

unsupervised

) [12]. K-means

merupakan salah

satu metode pengelompokan data non hirarki

yang berusaha mempartisi data yang ada ke

dalam bentuk satu atau lebih kelompok.

Metode ini mempartisi data ke dalam

kelompok sehingga data yang memiliki

karakteristik yang sama dikelompokkan ke

dalam satu kelompok yang sama dan data yang

mempunyai karakteristik yang berbeda

dikelompokkan ke dalam kelompok yang lain.

Adapun tujuan dari pengelompokan data ini

adalah untuk meminimalisasikan fungsi

obyektif

yang diset dalam proses

pengelompokan, yang pada umumnya

berusaha meminimalisasikan variasi di dalam

suatu kelompok dan memaksimalkan variasi

antar kelompok.

distance space

, jarak antara dua titik dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut :

      p j x j x j x x x x L D 1 2 1 2 2 1 2 ) 1 , 2 ( 2

(3)

dimana:

p

: Dimensi data

Fuzzy k-means

Metode

fuzzy k-means

(lebih sering disebut

sebagai

fuzzy c-means

) mengalokasikan

kembali data ke dalam masing-masing cluster

dengan memanfaatkan teori fuzzy. Dalam

metode

fuzzy k-means

dipergunakan variabel

fungsi keanggotaan, u

ik

, yang merujuk pada

seberapa besar kemungkinan suatu data bisa

menjadi anggota ke dalam suatu kelompok.

Pada

fuzzy k-means

[13], diperkenalkan juga

variabel m

yang merupakan

weighting

exponent

dari fungsi keanggotaan. Variabel ini

dapat mengubah besaran pengaruh dari fungsi

keanggotaan, u

ik

, dalam proses pengelompokan

menggunakan metode

fuzzy k-means

. m

mempunyai wilayah nilai

m

> 1. Sampai

sekarang ini tidak ada ketentuan yang jelas

berapa besar nilai

m

yang optimal dalam

melakukan proses optimasi suatu

permasalahan pengelompokan. Nilai

m

yang

umumnya digunakan adalah 2.

Fungsi keanggotaan untuk suatu data ke suatu

cluster tertentu dihitung menggunakan rumus

sebagai berikut :

   

c j m j v k x D i v k x D ik u 1 1 2 , ,

(4)

(4)

52 ISSN 2252-3081

dimana:

u

ik

: Fungsi keanggotaan

data ke-

k

ke

kelompok ke-

i

v

i

: Nilai

centroid

cluster ke-

i

m

:

Weighting Exponent

Fungsi keanggotaan, u

ik

, mempunyai wilayah

nilai 0 ≤ u

ik

≤ 1. Item data yang mempunyai

tingkat kemungkinan yang lebih tinggi ke

suatu kelompok akan mempunyai nilai fungsi

keanggotaan ke kelompok tersebut yang

mendekati angka 1 dan ke kelompok yang lain

mendekati angka 0.

Fungsi obyektif

yang digunakan adalah

sebagai berikut [13] [16] :

  



 

N k c i i k m ik

D

x

v

u

V

U

J

1 1 2

,

)

,

(

(5)

dimana:

N

: Jumlah data

c

: Jumlah cluster

m

:

Weighting exponent

u

ik

: Fungsi keanggotaan

data ke-

k

ke

kelompok ke-

i

v

i

: Nilai

centroid

cluster ke-

i

Metode

fuzzy k-means

melakukan proses

pengelompokan dengan mengikuti algoritma

sebagai berikut [13] [14] :

Tentukan jumlah kelompok

Alokasikan data sesuai dengan jumlah

kelompok yang ditentukan

Hitung nilai

centroid

dari masing-masing

kelompok

Hitung nilai fungsi keanggotaan

masing-masing data ke masing-masing-masing-masing kelompok

Kembali ke langkah c. Apabila perubahan nilai

fungsi keanggotaan

masih di atas nilai

threshold

yang ditentukan, atau apabila

perubahan pada nilai

centroid

masih di atas

nilai

threshold

yang ditentukan, atau apabila

perubahan pada nilai fungsi obyektif

masih di

atas nilai

threshold

yang ditentukan.

Untuk menghitung pusat kelompok ke-

i

,

v

i

,

digunakan rumus sebagai berikut:

 

 

 

N k m ik N k kj m ik ij

u

x

u

v

1 1

(6)

dimana:

N

: Jumlah data

m

:

Weighting exponent

u

ik

: Fungsi keanggotaan

data ke-

k

ke

kelompok ke-

i

3. KERANGKA KERJA ADVANCED COST-BENEFIT APPROACH (ACBA)

3.1 Desain Sistem

Metode baru yang didesain adalah Advanced Cost-Benefit Approach (ACBA) sebagai pengembangan metode CBA yang melakukan penggabungan hasil pemeringkatan spesifikasi kebutuhan keuntungan oleh pelanggan dan nilai proyek oleh pengembang, hasil pemeringkatan dua parameter ini dipetakan pada diagram koordinat kartesius untuk mengetahui posisi kuadran yang ditempati oleh tiap spesifikasi kebutuhan dan kemudian melakukan pemeringkatan dengan cara yang baru.

Fokus pada metode baru ini adalah mengurangi jumlah perbandingan berpasangan ketika melakukan pemeringkatan spesifikasi kebutuhan yang sudah dipetakan dalam diagram koordinat kartesius untuk memberikan input panduan bagi pelanggan dan pengembang dalam memilih spesifikasi kebutuhan yang lebih diutamakan untuk diimplementasikan dalam bentuk peringkat yang

(5)

53 ISSN 2252-3081 jelas pada spesifikasi kebutuhan. Sebagaimana

yang ditunjukkan pada gambar 1 dengan menggunakan hasil dalam penelitian ini diharapkan bahwa spesifikasi kebutuhan yang telah diperingkat telah memperhatikan unsur keuntungan bagi pelanggan dan nilai proyek bagi pengembang, selanjutnya urutan peringkat spesifikasi kebutuhan tersebut kemudian secara obyektif dilakukan pemeringkatan dengan metode lain seperti AHP [6]. Dalam hal ini dibatasi bahwa jumlah spesifikasi kebutuhan yang bergabung dalam satu kelompok tidak melebihi 15, karena nilai indeks konsistensi yang didapatkan pada [6] hanya sampai 15 ordo matrik perbandingan.

Pengelompokan yang dilakukan dalam metode ini bertujuan untuk mengelompokkan spesifikasi kebutuhan yang mempunyai kedekatan/kemiripan nilai keuntungan/nilai proyek sehingga untuk spesifikasi kebutuhan dengan keuntungan dan atau nilai proyek yang mempunyai kedekatan yang memenuhi syarat dalam pengelompokan akan bergabung dalam kelompok yang sama, sedangkan spesifikasi kebutuhan dengan keuntungan dan atau nilai proyek yang mempunyai kedekatan tidak memenuhi syarat dalam pengklusteran akan terpisah pada kelompok yang berbeda.

Pemeringkatan Keuntungan (100 poin) Pemeringkatan Biaya (100 poin) Pemetaan Cost - Benefit Pengelompokan Spesifikasi Kebutuhan (Fuzzy K-Means) Pemeringkatan Cluster (Model Kuadran) Pemeringktan spesifikasi kebutuhan dalam kelompok (AHP) Penggabungan spesifikasi kebutuhan dari setiap cluster Spesifikasi Kebutuhan belum diperingkat Spesifikasi Kebutuhan sudah diperingkat

Gambar 1. Desain metode pengembangan pemeringkatan metode pendekatan keuntungan and

nilai proyek yang baru

Setelah melewati tahap pengelompokan, maka akan didapatkan sejumlah kelompok yang

terpetakan pada diagram kartesius, dari sini, jumlah titik yang berada pada diagram telah berkurang menjadi sejumlah kelompok. Selanjutnya, proses yang harus dilakukan adalah pemeringkatan untuk tiap kelompok, dan pemeringkatan untuk setiap spesifikasi kebutuhan pada tiap kelompok.

3.2 Pemeringkatan kelompok dan spesifikasi kebutuhan didalam setiap kelompok

Hasil dari proses pengelompokan akan menghasilkan sejumlah kelompok yang merupakan kelompok-kelompok dengan kesamaan/kemiripan keuntungan dan nilai proyek. Untuk memeringkatkan kelompok-kelompok ini maka digunakan adaptasi metode implementasi model kuadran [15]. Adaptasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan kuadran satu diagram koordinat kartesius tetapi kuadran tersebut dibagi menjadi empat lagi dengan identitas yang sama seperti pada empat kuadran semula. Hal ini untuk mengakomodasi nilai keuntungan dan nilai proyek yang semuanya bernilai positif.

4. PENGUJIAN DAN ANALISIS

Metode pengujian yang dilakukan adalah studi kasus terhadap metode, titik-titik yang diuji adalah sebagai berikut :

 Melakukan pemeringkatan berdasarkan keuntungan oleh pelanggan dan nilai proyek oleh pengembang dengan metode 100 poin.

 Melakukan pengelompokan dengan k-means clustering oleh pengembang dengan jumlah kelompok yang diperkirakan secara mandiri oleh pengembang.

 Melakukan pemeringkatan pada sejumlah spesifikasi kebutuhan dalam tiap kelompok berdasarkan metode AHP oleh pelanggan yang didapat dari metode yang lama.

Langkah-langkah diatas dilakukan pada studi kasus dengan 10 pelajar sarjana sebagai pengguna dan 1 pelajar master sebagai pengembang. Analisis yang dilakukan dalam pengujian metode ini adalah : Jika dalam langkah 3, dengan jumlah perbandingan berpasangan yang sudah dikurangi dari jumlah semula memberikan hasil konsistensi jawaban yang memenuhi syarat dalam AHP yaitu kurang dari 10% maka metode ini dinyatakan berhasil. Gambar 2 adalah hasil percobaan pengelompokan data pasangan antara pengembang dengan pelanggan pada percobaan dengan 2 kelompok pada metode fuzzy k-means.

(6)

54 ISSN 2252-3081 0 2 4 6 8 10 0 2 4 6 8 10 Nilai proyek K e u n tu n g a n

Diagram Keuntungan-Nilai Proyek

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 1 2

Gambar 2. Hasil pengujian pengelompokan data pasangan pengembang dan pelanggan dengan 2

kelompok

Dari tabel rekapitulasi peringkat akhir pada tabel 1, dapat dianalisis bahwa jumlah perbandingan berpasangan yang harus dijawab oleh pengembang/ pelanggan dapat dikurangi 63.14%. Jumlah ini termasuk tinggi karena lebih dari separuh jumlah yang seharusnya dijawab telah berkurang sehingga hanya 36.86% saja yang harus dijawab.

Tabel 1. Rekapitulasi akhir perubahan jumlah perbandingan Pasangan Jumlah Perbandingan Perbaikan (%) CBA ACBA d – c1 36 13.8 61.67 d – c2 36 13.5 62.50 d – c3 36 13 63.89 d – c4 36 13 63.89 d – c5 36 13.6 62.22 d – c6 36 13.6 62.22 d – c7 36 12.9 64.17 d – c8 36 13.2 63.33 d – c9 36 13.2 63.33 d – c10 36 12.9 64.17 Rata-rata 36 13.27 63.14 5. SIMPULAN

Dari hasil penelitian, pengujian dan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Jumlah perbandingan berpasangan yang harus dijawab baik oleh pengembang maupun pelanggan dapat dikurangi dalam jumlah yang signifikan. Lebih dari 50% perbandingan berpasangan dapat dikurangi, sedangkan hasil

pemeringkatannya tetap relevan terhadap keuntungan dan nilai proyek.

 Peringkat yang pasti bisa didapatkan dengan menerapkan metode yang telah diperbaiki ini, karena hasil pemeringkatan sementara oleh pengembang dan pelanggan digabungkan menjadi data yang dapat dikelompok-kelompokkan, kemudian diperingkat kembali. 6. SARAN

Beberapa kelemahan yang perlu ditangani pada metode sebagai saran untuk perbaikan berikutnya sebagai berikut:

 Jumlah pengujian untuk setiap pasangan pengembang dengan pelanggan perlu ditambah untuk memberikan hasil yang lebih akurat.

 Perlu dikembangkan pada penambahan factor lain yang mempengaruhi pengembang dan pelanggan dalam memilih spesifikasi kebutuhan yang akan diimplementasikan, seperti resiko, lama implementasi, strategi pasar, dan sebagainya.

7. Daftar Pustaka

[1] Agusa, K., Ohnishi, A. dan Ohno, Y. (1979) Verification of requirements description, in: The Proceedings of Twelfth Hawaii International Conference on System Science, Los Alamitos, CA.

[2] Davis, A., Overmyer, S., Jordan, K., Caruso, J., Dandashi, F., Dinh, A., Kincaid, G., Ledeboer, G., Reynolds, P., Sitaram, P., Ta, A., dan Theofanos, M. (1993) Identifying and measuring quality in a software requirements specification, in: The Proceedings of First International Software Metrics Symposium, Los Alamitos, CA, pp. 141–152.

[3] Yue, K. (1987) What does it mean to say that a specification is complete?, in: The Proceedings of Fourth International Workshop on Software Specification and Design, Los Alamitos, CA. [4] Gorschek, T., Davis, A.M. (2008) Requirements

engineering: In search of the dependent variables, Information and Software Technology 50, 67–75.

[5] Karlsson, J. dan Ryan, K. (1997) A Cost-Value Approach for Prioritizing Requirements, IEEE Software, 67-74.

[6] Saaty, T.L. dan Vargas, L.G. (2001) Models, Methods, Concepts & Applications of the Analytic Hierarchy Process, Kluwer Academic Publishers, Boston, MA.

[7] Leffingwell, D. dan Widrig, D. (1999) Managing Software Requirements: A Unified Approach, Addison-Wesley, Reading, MA.

(7)

55 ISSN 2252-3081 [8] Beck, K. (2001) Extreme programming:

explained, 7th edition, Addison-Wesley, USA. [9] Herrmann, A. dan Daneva, M. (2008),

Requirements Prioritization Based on Benefit and Cost Prediction : An Agemnda for Future Research, Proceding of 16th IEEE International Requirements Enginer Conference, 1090-705x/08.

[10] Saaty, T.L. (1990) How to make a decision: The Analytic Hierarchy Process, European Journal of Operational Research 48, 9-26 9, North-Holland.

[11] Leffingwell, D. dan Widrig, D. (2003) Managing Software Requirements: A Use Case Approach, Addison-Wesley, USA, 2nd edition, pp 124-125

[12] http://

en.wikipedia.org/wiki/K-means_clustering, diakses 22 Agustus 2010.

[13] Bezdek, J. C. (1981) Pattern Recognition with Fuzzy Objective Function Algoritmss, Plenum Press, New York.

[14] Miyamoto, S. dan Agusta, Y. (1995) An Efficient Algorithm for L1 Fuzzy c-Means and its Termination, Control and Cybernetics, 24(4), p 422-436.

[15] Enholm Heuristics (2008) Quadrant Model Implementation By Data Analysis, And Cartesian Coordinate Transforms, Tempe.

[16] Miyamoto, S. and Agusta, Y. (1995) Algorithms for L1 and Lp Fuzzy C-Means and Their Convergence, in C. Hayashi, N. Oshumi, K. Yajima, Y. Tanaka, H. H. Bock and Y. Baba (eds), Data Science, Classification, and Related Methods, Springer-Verlag, Tokyo, Japan, pp. 295.

Gambar

Gambar 1. Desain metode pengembangan  pemeringkatan metode pendekatan keuntungan and
Gambar 2. Hasil pengujian pengelompokan data  pasangan pengembang dan pelanggan dengan 2

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini kerap kali kita jumpai pada ruang publik yang memberi makna pada interaksi sosial yang terjadi disana.. Pendekatan fungsionalis dalam

Semiotika teks, dalam hal ini, tidak berhenti hanya menganalisis tanda (jenis, struktur, makna) secara individu, akan tetapi melingkupi pemilihan tanda-tanda yang dikombinasikan

Komite Medis Memberikan saran kepada Direktur/ Wakil Direktur Pelayanan Medik dalam hal pelayanan klinis, telah berjalan dan tidak menimbulkan hambatan pada masing –

Dengan ini menyatakan bahwa usulan (Isi sesuai dengan bidang PKM) saya dengan judul: “Pemanfaatan umbi talas untuk camilan berupa Keripik Talas Level

Pengujian berdasar ketertarikan user dilakukan dengan menggunakan google form. Dimana terlebih dahulu penulis membuat sebuah google form mengenai kuisioner Adventure Of

test dengan post test 1 antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol (p=0.09). Rerata peningkatan sikap respon- den dari pre test ke post test 2 pada kelom-

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan usia dini Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Tahun 2016

Setelah berdiskusi, siswa mampu menerapkan dua kegiatan yang sesuai dengan sila keempat Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.. Setelah mengamati