• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 1

BAB III

ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN

TUGAS POKOK DAN FUNGS

I

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi

Seperti telah diuraikan pada bab II sebelumnya bahwa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah mempunyai fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan masyarakat dan desa;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pemberdayaan masyarakat dan desa;

3. Pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas di bidang pengembangan sumberdaya alam, lingkungan dan teknologi tepat guna, sosial budaya masyarakat, pengembangan ekonomi masyarakat lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota;

4. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Provinsi Jawa Tengah.

5. Pelaksanaan kesekretariatan Bapermades;

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut diatas terdapat sejumlah permasalahan yang dihadapi yaitu sebagai berikut :

1. Kapasitas dan ketrampilan Aparat Desa/Kelurahan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat desa masih rendah.

2. Masih terbatasnya sarana dan prasarana pendukung untuk meningkatkan kinerja lembaga Bapermades.

3. Masih rendahnya peran serta masyarakat dan rendahnya penguatan kapasitas kelembagaan dalam pelaksanaan pembangunan.

4. Usaha ekonomi produktif masyarakat desa belum dapat berkembang sesuai harapan. 5. Masih rendahnya kondisi sarana dan prasarana lingkungan dan perumahan.

(2)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 2 6. Masih rendahnya akses masyarakat desa dalam penggunaan air bersih dan masih

buruknya kondisi sanitasi

7. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi tepat guna oleh masyarakat desa.

B. Telaahan Visi Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Visi Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018 sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJMD sebagai berikut :

“ MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI Mboten Korupsi

Mboten Ngapusi “

Adapun misi Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018 yang telah dirumuskan untuk mencapai visi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung Karno, berdaulat dibidang politik, berdikari dibidang ekonomi dan berkpribadian dibidang kebudayaan;

2. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, menanggulangi kemiskinan dan pengangguran;

3. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang bersih, jujur, transparan “mboten korupsi, mboten ngapusi”

4. Memperkuat kelembagaan sosial masyarakat untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan;

5. Memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang banyak;

6. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat; 7. Meningkatkan infrastruktur untuk mempercepat pembangunan Jawa Tengah yang

berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Dengan mendasarkan pada Tugas Pokok dan Fungsi dan uraian tugas pejabat pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, maka terlihat bahwa tugas pokok fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah terkait erat dan

mendukung pelaksanaan dan pencapaian Misi ke-2 (Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, menanggulangi kemiskinan dan pengangguran), Misi ke-3 (Mewujudkan penyelenggaraan pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang bersih, jujur, transparan “mboten korupsi, mboten ngapusi”); Misi ke-5 (Memperkuat partisipasi

(3)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 3 masyarakat dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang banyak) dan Misi ke-6 (Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat).

Tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018 sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJMD yaitu sebagai berikut :

1. Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung Karno, Berdaulat di Bidang

Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian di Bidang Kebudayaan

Tujuan : Memberikan haluan pada 6 (enam) misi yang lain dalam pengamalan ajaran Tri Sakti Bung Karno.

Sasaran : Meningkatnya demokratisasi, kesejahteraan dan nilai-nilai budaya berbasis ajaran Trisakti Bung Karno.

2. Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan, Menanggulangi

Kemiskinan dan Pengangguran Tujuan :

a.

Menurunkan jumlah penduduk miskin;

b.

Menurunkan jumlah penganggur;

c.

Mengembangkan Koperasi dan UMKM;

d.

Mewujudkan Desa Mandiri/ Berdikari melalui Kedaulatan Pangan dan Kedaulatan Energi;

e.

Meningkatkan kelembagaan ekonomi pedesaan;

f.

Meningkatkan produk berkualitas ekspor dan penggunaan produk dalam negeri;

g.

Meningkatkan iklim dan pengembangan investasi;

h.

Pembangunan yang berkeadilan;

i.

Peningkatan pencegahan permasalahan sosial dan pemerataan akses pelayanan bagi PMKS.

Sasaran :

a. Menurunnya angka kemiskinan;

(4)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 4 c. Terjaminnya kedaulatan pangan melalui ketersediaan (produksi dan cadangan pangan), keterjangkauan, konsumsi pangan dan gizi serta keamanan pangan berbasis bahan baku, sumber daya dan kearifan lokal;

d. Terjaminnya ketersediaan energi dengan potensi lokal;

e. Meningkatnya jumlah dan kualitas daya saing dan produktivitas Koperasi dan UMKM;

f. Meningkatnya kelembagaan ekonomi pedesaan;

g. Meningkatnya kualitas produk unggulan orientasi ekspor dan pengendalian impor non migas;

h. Meningkatnya realisasi investasi;

i. Meningkatnya keadilan gender dan perlindungan anak;

j. Meningkatnya kualitas hidup serta perlindungan terhadap perempuan dan anak termasuk anak berkebutuhan khusus;

k. Meningkatnya ketersediaan, keterjangkauan dan kesetaraan penyelenggaraan pendidikan;

l. Meningkatnya kualitas dan keterampilan masyarakat;

m. Meningkatnya upaya pencegahan permasalahan sosial dan aksesibilitas PMKS dalam memperoleh pelayanan dan rehabilitasi yang berperspektif HAM.

3. Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang

Bersih, Jujur dan Transparan, “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”

Tujuan :

a. Menciptakan penyelenggara pemerintahan daerah yang kompeten, profesional, berdedikasi tinggi dan berorientasi pada pelayanan prima;

b. Menciptakan sistem birokrasi yang transparan dan akuntabel; c. Melaksanakan penegakan hukum.

Sasaran :

a.

Meningkatnya kinerja tata kelola pemerintahan provinsi;

b.

Meningkatnya profesionalisme dan kompetensi aparatur serta sistem pola karier yang jelas;

c.

Meningkatnya cakupan layanan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah;

(5)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 5

e.

Terwujudnya tertib administrasi kependudukan;

f.

Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

g.

Tercapainya laporan keuangan daerah dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian;

h.

Terwujudnya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

i.

Terwujudnya penegakan dan harmonisasi produk hukum yang mendorong pencapaian akuntabilitas dan kondusivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

4. Memperkuat Kelembagaan Sosial Masyarakat untuk Meningkatkan

Persatuan dan Kesatuan Tujuan :

a. Menurunkan potensi konflik antar kelompok masyarakat, suku dan agama;

b. Memperkuat Pancasila sebagai dasar negara dan 3 pilar kebangsaan dalam budaya dan jati diri masyarakat;

c. Meningkatkan partisipasi politik masyarakat;

d. Mewujudkan budaya Jawa Tengah yang semakin berkembang pada semua aspek kehidupan.

Sasaran :

a.

Tertanganinya kejadian konflik antar kelompok masyarakat, suku dan agama;

b.

Meningkatnya peran kelembagaan sosial masyarakat dalam menumbuhkan rasa

bangga terhadap budaya dan jati diri bangsa;

c.

Menguatnya semangat kebangsaan, persatuan dan jiwa patriotik;

d.

Meningkatnya partisipasi politik masyarakat;

e.

Meningkatnya peran partai politik dan organisasi masyarakat dalam proses demokrasi;

f.

Meningkatnya keterwakilan perempuan di dalam politik;

g.

Meningkatnya pemahaman masyarakat atas budaya Jawa;

h.

Meningkatnya sikap dan perilaku masyarakat yang dijiwai oleh keluhuran budaya Jawa;

(6)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 6

5. Memperkuat Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan dan

Proses Pembangunan yang Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak Tujuan :

a. Meningkatkan peran masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan;

b. Meningkatkan kesesuaian program pembangunan dengan kebutuhan dan permasalahan yang dialami masyarakat.

Sasaran :

a. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan;

b. Berkurangnya kesenjangan pembangunan antar wilayah;

c. Meningkatnya ketepatan waktu dan mutu pelaksanaan pembangunan daerah.

6. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar

Masyarakat Tujuan :

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;

b. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan dan kepastian dalam penyelenggaraan pendidikan;

c. Meningkatkan budaya baca masyarakat;

d. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman;

e. Meningkatkan penanganan infrastruktur pertanian dalam arti luas. Sasaran :

a. Menurunnya angka kematian dan angka kesakitan;

b. Menurunnya Drop Out (DO) KB dan Unmet Need serta meningkatnya peserta KB aktif/Contraceptive Prevalence Rate (CPR);

c. Meningkatnya kesempatan masyarakat mengenyam pendidikan; d. Meningkatnya kualitas pendidikan;

e. Meningkatnya budaya baca masyarakat;

f. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan air minum, sanitasi, perumahan layak huni; g. Meningkatnya kinerja layanan jaringan irigasi dan ketersediaan air baku serta

(7)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 7

7. Meningkatkan Infrastruktur untuk Mempercepat Pembangunan Jawa

Tengah yang Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan Tujuan :

a. Meningkatkan daya dukung infrastruktur dan pelayanan transportasi; b. Meningkatkan kualitas dan kapasitas infrastruktur komunikasi;

c. Menerapkan konsep ramah lingkungan dalam setiap pembangunan; d. Meningkatkan ketangguhan dalam penanggulangan bencana. Sasaran :

a. Meningkatnya kinerja penanganan jalan dan jembatan;

b. Meningkatnya ketersediaan dan kondisi moda serta keselamatan transportasi; c. Meningkatnya penanganan banjir dan rob serta pantai kritis di muara sungai; d. Meningkatnya kondisi dan ketersediaan infrastruktur dan transportasi strategis

dan peran serta masyarakat;

e. Meningkatnya cakupan masyarakat pengguna sarana teknologi komunikasi dan informasi;

f. Terwujudnya pembangunan berwawasan lingkungan;

g. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan masyarakat dalam penanggulangan bencana.

Memperhatikan tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-3018, dapat diketahui tujuan dan sasaran yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yaitu:

a. Misi ke-2 (Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan, Menanggulangi Kemiskinandan Pengangguran), pada Tujuan point (a) Menurunkan jumlah penduduk miskin dengan sasaran point (a) Menurunnya angka kemiskinan; tujuan point (e) Meningkatkan kelembagaan ekonomi pedesaan, dengan sasaran point (f) Meningkatnya kelembagaan ekonomi pedesaan.

b. Misi ke-3 (Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang Bersih, Jujur dan Transparan, “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”) pada tujuan point (a) Menciptakan penyelenggara pemerintahan daerah yang kompeten, profesional, berdedikasi tinggi dan berorientasi pada pelayanan prima, dengan sasaran point (a) Meningkatnya kinerja tatakelola pemerintahan provinsi.

(8)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 8 c. Misi ke-5

Memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang banyak, pada tujuan : 1) meningkatkan peran masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan dan 2) meningkatkan kesesuaian program pembangunan dengan kebutuhan dan permasalahan yang dialami masyarakat, serta sasaran : 1) meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan;

d. Misike-6 (Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat, pada tujuan point (d) Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman, dengan sasaran point (f) Meningkatnya pemenuhan kebutuhan air minum, sanitasi, perumahan layak huni.

Berdasarkan uraian keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan sasaran Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018 dengan Tupoksi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah, jelas terlihat bahwa Bapermasdes memiliki peran yang strategis dalam perwujudan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018. Oleh karena itu, penyusunan program dan kegiatan akan diarahkan pada pencapaian Visi “Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari, Mboten Korupsi Mboten Ngapusi” khususnya pada misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang menjadi tugas pokok dan fungsi Bapermasdes.

C. Telaah Dokumen Renstra Kementerian Dalam Negeri

Renstra Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia memiliki time frame 2010-2014, yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun. 2010.

Dalam dokumen Renstra ini visi Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia adalah

Terwujudnya sistem politik yang demokratis, pemerintahan yang

desentralistik, pembangunan daerah yang berkelanjutan, serta keberdayaan

masyarakat yang partisipatif,dengan didukung sumber daya aparatur yang

profesional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”,

sedangkan

(9)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 9 1. Memperkuat Keutuhan NKRI, serta memantapkan sistem politik dalam negeri yang

demokratis;

2. Memantapkan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum;

3. Memantapkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan yang desentralistik;

4. Mengembangkan keserasian hubungan pusat-daerah, antar daerah dan antar kawasan, serta kemandirian daerah dalam pengelolaan pembangunan secara berkelanjutan;

5. Memperkuat otonomi desa dan meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam aspek ekonomi, sosial, dan budaya;

6. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut Kementrian Dalam Negeri merumuskan 13 (tiga belas) program strategis sebagai berikut :

1. Program Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik

2. Program Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum 3. Program Penataan Administrasi Kependudukan

4. Program Pengelolaan Desentralisasi Dan Otonomi Daerah 5. Program Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah 6. Program Bina Pembangunan Daerah

7. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 8. Program Pendidikan Kepamongprajaan

9. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Dalam Negeri

10. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Dalam Negeri

11. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Dalam Negeri 12. Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri

13. Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Dalam Negeri

Dari 13 program tersebut ada dua program yang berkaitan erat dengan pemberdayaan masyarakat dan desa yang menjadi urusan wajib pemerintah daerah dan dalam hal ini

(10)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 10

terkait erat dengan Bapermasdes Provinsi Jawa Tengah adalah: program urutan ke-7 (tujuh) yaitu Program Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Program 7: Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

Program ini merupakan program teknis dengan tujuan mewujudkan otonomi desa dan meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam aspek ekonomi, sosial dan budaya. Pelaksana program adalah Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa melalui 8 (delapan) kegiatan yaitu:

1. Dukungan Manajamen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

2. Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan; 3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat;

4. Fasilitasi Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat; 5. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat;

6. Fasilitasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna; 7. Peningkatan Kemandirian Masyarakat Perdesaan (PNPM-MP); serta 8. Peningkatan Keberdayaan Masyarakat dan Desa lingkup Regional.

D. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis (KLHS).

1. Telaah Rencata Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Untuk mengarahkan pembangunan di Provinsi Jawa Tengah agar dapat memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan guna terwujudnya kesejahteraan masyarakat, telah disusun Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah yaitu Perda No. 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah 2011 – 2031. Rencana Tata Ruang Wilayah tersebut merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha sehingga terwujud keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat.

(11)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 11 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah tersebut memiliki fungsi sebagai pedoman dalam :

1. Pembangunan dan rujukan bagi penyusunan Rencana Pembangunan.

2. Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah. 3. Merumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di wilayah Provinsi.

4. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan wilayah Provinsi serta keserasian antar sekto.

5. Pengarahan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat.

6. Pengawasan terhadap perizinan lokasi pembangunan. 7. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. 8. Rujukan bagi penyusunan rencana penanggulangan bencana dan 9. Penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu 5 tahun yang akan datang mentargetkan menyusun sejumlah dokumen/kajian baik dokumen perencanaan maupun kajian lainnya terkait dengan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa. Oleh karena itu dalam pelaksanaan tugas penyusunan dokumen/ kajian bagi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa tantangannya adalah bagaimana mewujudkan sinkronisasi setiap produk dokumen/Kajian perencanaan yang dihasilkan dengan RTRW yang telah ditetapkan tersebut. Peluangnya adalah bahwa karenad ari sisi spasial rencana pembangunan telah ditetapkan, maka aktivitas pembangunan fisik sektoral dapat direncanakan dengan memperhatikan RTRW Provinsi Jawa Tengah.

2. Telaahan Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Beberapa program Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah berkaitan langsung dengan pengelolaan sumberdaya alam, yaitu program Teknologi Tepat Guna (TTG), Pemugaran Rumah Tidak Layak Huni (RLTH); Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat; Sertifikasi tanah dikawasan hutan lindung dan sawah lestari. Program-program tersebut berorientasi pada pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya alam, oleh karena itu program-program Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah tidak menimbulkan

(12)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 12 dampak atau memberikan kontribusi terhadap peningkatan kerusakan sumberdaya alam melainkan dapat mendorong pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya alam.

Dalam dokumen KLHS yang telah disusun oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah, telah diindikasikan beberapa program pada RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2013-2018 yang dinilai akan memberikan dampak terhadap lingkungan, namun program-program dimaksud tidak ada program yang merupakan program dari Bapermasdes Provinsi Jawa Tengah.

E. Isu Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa

Tengah.

1. Analisis Lingkungan Strategis

a) Analisis Lingkungan Internal.

Dilakukan melalui telahan dan pencermatan lingkungan internal organisasi yang mengidentifikasi kekuatan ( Strength ) dan kelemahan ( Weakness )

Kekuatan

1) Adanya SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja) dan job

diskription yang jelas.

Struktur Organisasi Pemerintah yang efektif adalah struktur yang mampu membagi habis tupoksi yang dimiliki serta membuka akses pelayanan kebutuhan Klien/Masyarakat. Sesuai dengan Perda Nomor 7 Tahun 2008 dan Pergub Nomor 90 Tahun 2008 Provinsi Jawa Tengah, telah dilembagakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebagai pengawal proses pemberdayaan menuju masyarakat mandiri pada semua aspek kehidupan. Hal itu mengisyaratkan kelembagaan Bapermades meliputi aspek Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan yang diterjemahkan kedalam lima ditambah dengan Sekretariat. Agar tidak terjadi tumpang tindih dan kegamangan pelaksanaan kegiatan maka Struktur Organisasi tersebut telah dilengkapi dengan penetapan Job Discription yang jelas dari masing-masingpejabat struktural.

(13)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 13

2) Potensi SDM yang cukup memdai

Sebagian besar jenjang pendidikan SDM strata 1(S1) dan Strata 2 (S2) dan sebagian besar telah mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3) Komunikasi dan kerjasama terjalin dengan baik.

Dalam organisasi dengan sistem pembagian tugas yang terbagisesuaidenganstruktur, maka kelemahan yang ada adalah lemahnya komunikasidikarenakanadanyaego sektoralmasing-masing unit kerja. Akan tetapi selama ini komunikasi yang ada di Bapermades telah berjalan sangat efektif, sehingga dapat memecahkan seluruh persoalan yang ada.

4) Adanya sarana dan prasarana memadai.

Dukungan sarana dan prasarana yang ada selama ini telah mencukupi oprasional lembaga seperti mebelair, kendaraan dinas, sarana komunikasi, computer, gedung yang representatif dan lainnya.

Kelemahan

1. Masih terbatasnya jumlah pegawai yang mempunyai

kapasitas/kemampuan terkait dengan teknik-teknik pemberdayaan masyarakat.

Secara umum jenjang pendidikan sangat memadai tetapi kemampuan teknis terkait dengan pemberdayaan masih belum sesuai harapan sehingga upaya untuk mewujudkan kemandirian dan keswadayan masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat belum terwujud secara optimal.

2. Belum adanya sistem informasi manajemen

Dukungan sarana fisik sangat baik, namun dukungn perangkat lunak terkait dengan sistem informsi manajemen belum ada, sehingga dalam mengolah data serta penyajian data untuk mendukung kualitas perencanan pembangunan daerah tidak optimal.

(14)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 14

3. Pemahaman SDM terhadap regulasi atau peraturan

perundang-undangan terkait dengan kewenangan Bapermades belum semua pegawai mengetahui dan memahami.

Dengan mengetahui dan memahai kewenangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada diharapkan program dan kegiatan yang dirumuskan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dan bersinergi dengan program pemerintah pusat maupun kabupaten/kota.

4. Belum optimalnya pengelolaan dan pelestarian program-program

pemberdayaan masyarakat

Secara empirik banyak dijumpai program-program pemberdayaan masyarakat dari pemerintah pusat tidak berkembang setelah masa program berakhir, hal ini dikarenakan penyiapan untuk terminasi program belum dapat berjalan secara optimal.

b) Lingkungan Eksternal

Dilakukan melalui telahaan dan pencermatan lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan peluang (opportunity) dan tantangan (threath)

Peluang

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahdan ketentuan lainnya yang mengatur pola tata kerja.

Undang-undang nomor 32 tahun 2004 memberikan ruang yang cukup lebar bagi pemanfaatan potensi lokal dalam penyelenggaraan pembangunan termasuk memberdayakan masyarakat.Tentunya ketentuan-ketentuan lainnya yang menindaklanjuti Undang-undang tersebut tidak boleh bertentangan. Hal demikian akan semakin mendorong proses pemberdayaan pada semua sektor.

(15)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 15

2. Adanya petunjuk operasional kegiatan

Pada prinsipnya setiap kegiatan yang dilaksanakan baik oleh Pemerintah Pusat, Daerah maupun desa telah dilengkapi dengan pedoman umum dan oprasional yang dijadikan dasar acuan pelaksanaan, sehingga akan semakin mengarahkan pelaku program pada sasaran yang hendak dicapai.

3. Dukungan fasilitas dari Pemerintah Daerah.

Pemerintah Daerah secara keseluruhan telah memfasilitasi penyelenggaraan pemberdayaan seperti pengadaan sarana transportasi, komunikasi dan apresiasi terhadap PNS serta pelaku pemberdayaan.

4. Apresiasi masyarakat dan lembaga di desa dan Kecamatan yang

positif.

Pemberdayan masyarakat telah mendapat apresiasi positif baik dari lembaga-lembaga di Desa dan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan bahwa pelibatan masyarakat secara aktif pada proses pembangunan menjadikan Masyarakat diperhatikan dan dapat berbuat sesuai dengan kebutuhannya.

5. Sumber daya alam cukup potensial

Setiap desa memiliki Sumber daya yang potensial untuk dikembangkan dan keberadaannya sangat beragam, hal ini sangat mendukung pola pemberdayaan berbasis masyarakat.

6. Adanya pelatihan peningkatan kapasitas SDM

Secara berjenjang, baik oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah dilakukan upaya peningkatan Kapasitas bagi Aparat serta masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya. Hal ini akan berdampak positif terhadap kemampuan SDM pelaku pemberdayaan.

7. Adanya hubungan kerja lintas sektoral dan apresiasi dari SKPD

terkait.

Hubungan kerja lintas sektoral adalah hal yang wajib ada terutama dalam penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat.Pemberdayaan tidak saja

(16)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 16 menyangkut satu dua permasalahan hidup, tetapi hampir keseluruhan sektor kehidupan menjadi sentuhan pemberdayaan, sehingga diperlukan koordinasi dan hubungan kerja harmonis lintas sektoral baik horisontal maupun vertikal.

Tantangan

1. Cakupan wilayah Provinsi Jawa Tengah yang cukup luas

Wilayah Provinsi Jawa Tengah cukup luas dengan jumlah Kabupaten/Kota sebanyak 35 Kabupaten/Kota, dengan luasnya wilayah dan banyaknya jumlah Kabupaten/Kota menjadi tantangan yang cukup berat bagi Bapermades untuk melakukan sinergitas serta melakukan perencanaan, pelaksanan, monitoring dan evaluasi secara efektif.

2. Lemahnya koordinasi lintas sektoral

Kelemahan koordinasi lintas sektoral pada umumnya dikarenakan tupoksi masing-masing SKPD yang komkpleks serta jadwal pelaksanaannya yang hampir bersamaan, sehingga menyempitkan ruang koordinasi, sehingga perlu ada strategi koordinasi yang kondusif terhadap situasi dimaksud.

3. Rentannya masyarakat terhadap isu global

Masyarakat sekarang ini sangat rentan terhadap isu global terutama yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan mendasar.Kenaikan harga minyak dunia sebagai contoh, sangat dirasakan akibatnya oleh hampir dunia usaha dan masyarakat miskin yang semakin terjepit. Kondisi ini tentunya segera mendapat jalan keluar sehingga masyarakat semakin tahan terhadap isu global yang ada.

4. Menurunnya daya beli masyarakat

Penurunan daya beli masyarakat menyebabkan semakin menurunnya kemampuan pemenuhan kebutuhan masyarakat.Hal ini berimbas pada menurunnya partisipasi dalam pembangunan.Penurunan ini sangat kontradiktif dengan pemberdayaan yang indikator utamanya adalah kenaikan partisipasi masyarakat.

(17)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakatdanDesaProvinsiJawa Tengah 2013 - 2018 III - 17

5. Ketergantungan masyarakat yang tinggi terhadap Pemerintah.

Tingginya ketergantungan masyarakat dapat dilihat dari semakin banyaknya proposal yang diajukan masyarakat kepada Pemerintah, padahal arah pembangunan adalah memandirikan masyarakat, sementara Pemerintah hanya berfungsi sebagai dinamisator, fasilitator, pendampingan dan regulator.

6. Adanya kebijakan/Program yang kontra diktif terhadap pola

pemberdayaan masyarakat.

Harus diakui, bahwa kajian Program BLT, memberikan dampak negatif terhadap pemberdayaan. Masyarakat menjadi semakin tergantung dan memunculkan konflik vertikal dan horisontal dimasyarakat akibat program dimaksud.

Selanjutnya gambaran matrik analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sebagai berikut.

(18)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakat Dan DesaProvinsiJawa Tengah 2013 – 2018III - 18 Tabel III.1 : Matrik Analisis Kekuatan, Kelemahaman, Peluang dan Acaman

S W O T

Strengths/Kekuatan a. Adanya SOTK ( Struktur

Organisasi dan Tata Kerja ) dan job diskription yang jelas.

b. Potensi SDM yang cukup memdai

c. Komunikasi dan kerjasama terjalin dengan baik d. Sarana prasarana

oprasional memadai e. Tim Work yang berjalan

solid pada setiap kegiatan. f. Komitmen Pimpinan

Daerah cukup tinggi terhadap Pemberdayaan Masyarakat

Weaknesses/Kelembagaan a. Masih terbatasnya jumlah

pegawai yang mempunyai kapasitas/kemampuan terkait dengan teknik-teknik

pemberdayaan masyarakat b. Belum adanya system informasi

manajemen

c. Pemahaman SDM terhadap regulasi atau peraturan perundang-undangan terkait dengan kewenangan

Bapermades belum semua pegawai mengetahui dan memahami.

d. Belum optimalnya pengelolaan dan pelestarian program-program pemberdayaan masyarakat

Opportunities/Peluang a. UU yang mendukung

b. Pedoman Teknis Opersional program sebagai panduan oprasional.

c. Dukungan fasilitasi Pemda yang memadai

d. Apresiasi positif

masyarakat dan lembaga di Desa. e. Pelatihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah guna optimalisasi kinerja pemberdayaan. f. Hubungan kerja lintas

sektoral yang kondusif g. SDA/SDM yang memadai

secara kuantitas.

h. Komitmen kalangan dunia usaha dalam mendukung program pembangunan meningkat melalui kegitan CSR

Strategi SO

1. Mengoptimalkan karyawan yang ada agar dapat bekerja secara efektif dan efisien sesuai ketentuan Pedoman Teknis

Opersional yang ada. 2. Optimalisasi karyawan

melalui rapat-rapat dan pelatihan – pelatihan sesuai dengan kegiatan serta koordinasi yang intensif.

3. Optimalisasi karyawan untuk menggali dan memanfaatkan SDA yang ada di desa.

Strategi WO

1.Membentuk Tim /panitia yang melibatkan instansi lain. 2.Intensifikasi rapat asset guna

meningkatkan kinerja karyawan. 3.Menugaskan karyawan pada

pelatihan- pelatihan

4.Fasilitasi pengadan SIM Badan Pemberdayan Msyarakat dan Desa dan pelatihan teknis tentang SIM bagi aparat

5.In house training tentang produk hukum terkait dengan

kewenangan Bapermades 6.Optimalisasi dengan stakeholder

dalam pelestarian program-progran pemberdayaan masyarakat

(19)

RenstraBadanPemberdayaanMasyarakat Dan DesaProvinsiJawa Tengah 2013 – 2018III - 19 Threats/Ancaman

a. Cakupan wilayah Provinsi Jawa Tengah yang cukup luas b. Koordinasi lintas

sektoral. c. Isu Global.

d. Daya beli masyarakat turun. e. Ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah. f. Adanya kebijakan/Program yang kontra diktif terhadap pola pemberdayaan masyarakat Strategi ST 1. Intensifkan koordinasi antar kabupaten/kota melalui wilayah Bakorwil 2. Intensifikasi koordinasi

melalui rapat-rapat Tim. 3. Memanfaatkan sarana

dan prasarana guna memobilisasi

pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan perempuan.

4. Penyusunan dan validasi data base tentang potensi pemberdayaan yang ada di

desa/kelurahan.

Strategi WT

Koordinasi yang intensif lintas bidang maupun lintas sektoral

Isu Isu Strategis

Dari daftar permasalahan yang tergambar pada sub bab 2 diatas, setelah dilakukan analisis kualitatif terkait dengan besar dan pentingnya permasalahan dapat dirumuskan isu strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut :

1. Belum optimalnya kinerja aparat dan dukungan sarana prasarana dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi

2. Belum optimalnya kemampuan aparatur pemerintahan desa dan kelembagaan masyarakat

3. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa, pengelolaan sarana prasarana dan pemanfaatan teknologi tepat guna (TTG)

4. Masih rendahnya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan perumahan berbasis masyarakat

5. Masih rendahnya kemandirian masyarakat dalam pengelolaan usaha ekonomi produktif.

Gambar

Tabel III.1 : Matrik Analisis Kekuatan, Kelemahaman, Peluang dan Acaman

Referensi

Dokumen terkait

Sikap melakukan atau meninggalkan sesuatu hanya karena Allah Swt, ketulusan diri yang paling dalam, mengejawantah dalam akhlak mulia, berupa perbuatan baik kepada

Masa kerja Pengurus Cabang di tentukan 4 (empat ) tahun, dalam hal MUSCAB tidak dapat diadakan dalam waktu yang telah ditetapkan maka penggantian pengurus Cabang dapat

Hasil dari perhitungan pada tahun 2015 sampai dengan 2020, tidak terdapat peningkatan kebutuhan angkutan lyn L yang cukup besar, hal ini dapat di lihat pada survey

(Ha) menyebutkan bahwa fasilitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah muslim BRI Cabang Sleman bertransaksi di bank konvensional. Hasil

Berkat kepakarannya pada bidang tersebut, ia merupakan salah satu doktor hukum kepailitan dan hukum tenaga kerja di Indonesia yang bisa dijadikan rujukan. Dari

Kanji sebagai salah satu jenis huruf yang memegang peranan penting dalam bahasa Jepang, karena kanji adalah huruf yang menyatakan arti, sedangkan huruf hiragana maupun

Konstanta sebesar 2010,338 menunjukkan bahwa deposito mudharabah sebesar Rp 2.010,338 triliun sebelum dipengaruhi oleh tingkat suku bunga deposito pada bank umum.Koefisien

Dalam paduan ini ditemukan fasa i ntergranular β ntergranular β yang ditunjukan yang ditunjukan oleh garis berwarna hitam pada gambar mikrostruktur. Fasa ini oleh garis berwarna