• Tidak ada hasil yang ditemukan

azas teknik kimia neraca massa dengan reaksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "azas teknik kimia neraca massa dengan reaksi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

Pada Bab II telah dibahas neraca zat dalam yang melibatkan satu atau multi unit tanpa reaksi. Pada Bab ini akan dibahas neraca zat yang melibatkan reaksi kimia. Neraca massa yang melibatkan reaksi kimia akan membahas tranformasi rumus kimia yang dituliskan dalam persamaan-persamaan reaksi stokiometi. Azas yang digunakan dalam peneracaan ini adalah hukum Dalton dan konsep molekul Avogadro. Konsep Dalton memberikan logika dasar bahwa zat-zat yang bergabung secara kimia akan menghasilkan produk dengan perbandingan yang sama. Sedangkan Avogadro menyatakan bahwa setiap unsur yang terlibat dalam reaksi akan kekal. Aplikasi kedua hukum ini dalam perhitungan reaksi kimia dikenal sebagai persamaan-persamaan reaksi stokiometri. Persamaan stokiometri sangat penting dalam membangun neraca zat yang melibatkan reaksi kimia.

3.1 Neraca-neraca Zat dengan Reaksi Kimia Tunggal

Prinsip kekekalan massa menyatakan bahwa dalam sistem tunak terbuka, laju massa (mol) umpan dan keluaran setiap unsur dalam sistem harus seimbang tanpa memperhatikan apakah ada atau tidak ada reaksi kimia. Walaupun demikian, pada proses yang melibatkan reaksi kimia, ada penyusunan kembali atom-atom atau molekul-molekul untuk membentuk berbagai senyawa-senyawa molekul yang berbeda. Jadi dalam reaksi kimia ada zat yang beraksi akan berkurang dan zat yang dihasilkan akan bertambah. Jadi neraca massa zat :

Laju molar zat s masuk = laju molar zat s keluar adalah tidak selalu benar apabila melibatkan suatu reaksi.

Perbedaan antara laju umpan dan keluaran (Rs) merupakan laju produksi molar zat s iaitu:

Rs = Nkeluars - N(masuk)s Atau s masuk s keluar s s M F F R = −

Dimana: Ms adalah berat molekul zat s

Contoh 3.1

Dalam proses pembuatan amonia melalui reaksi N2 + 3 H2  2NH3, 40 mol/jam H2 dan 12 mol/jam

N2 dimasukkan ke dalam reaktor katalitik sehingga menghasilkan 8 mol/jam N2, 28 mol/jam H2 dan sisa

8 mol/jam NH3.

Dari definisi di atas, laju produksi setiap zat adalah: RNH3 = NkeluarNH3 - N(masuk)NH3 = 8 – 0 = 8 mol/jam

RN2 = NkeluarN2 - N(masuk)N2 = 8 - 12 = -4 mol/jam

RH2 = NkeluarH2 - N(masuk)H2 = 28 - 40 = -12 mol/jam

Tanda (-) menunjukkan laju reaktan yang dihabiskan, sedangkan produk NH3 mempunyai laju positif.

(2)

Nkeluar

s = Nmasuks + Rs 3.1

atau Fkeluar

s = Fmasuks + MsRs 3.2

Jadi ada satu tambahan variabel dalam perhitungan neraca zat iaitu laju produksi. Laju produksi dan pengurangan pereaksi mesti semuanya sebanding dengan salah satu zat yang terlibat dalam reaksi. Perbandingan itu ditentukan dari koefisien stokiometri dari persamaan reaksi.

Contoh: 3.2

Dari reaksi stokiometri untuk pembuatan amonia: N2 + 3 H2  2 NH3

Maka dapat dibuat perbandingan:

3 2 1 3 1 2 2 3 2 2 2 3 = − = − − = − H NH N H N NH R R R R R R

Dari contoh 3.1 diketahui laju masuk N2, H2 dan NH3 masing-masing 12, 40 dan 0 mol/jam, laju

produksi N2 = –4 mol/jam, maka

RNH3 = 2(-RN2) = 8 mol/jam

RH2 = 3 (RN2) = -12 mol/jam

Akibatnya dapat dibuat neraca bahan:

jam mol R N N jam mol R N N jam mol R N N H masuk H keluar H N masuk N keluar N NH masuk NH keluar NH / 28 12 40 / 8 4 12 / 8 8 0 2 2 2 2 2 2 3 3 3 = − = + = = − = + = = + = + =

Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya reaksi kimia tunggal yang melibatkan s zat kimia, laju produksi sebarang satu zat merupakan data yang menentukan laju produksi zat lain (s-1). Dalam hal ini, neraca massa akan mencakup satu variabel bebas tambahan iaitu laju produksi zat acuan yang dipilih. 3.1.1 Konsep Laju Reaksi

Meskipun perumusan persamaan neraca laju produksi zat acuan merupakan pendekatan yang terbaik, perlu mendefinisikan ukuran laju produksi yang diperoleh melalui reaksi.

Contoh 3.3 Seperti pada contoh 3.2, dari persamaan reaksi kimia diperoleh:

3 2 1 3 1 2 2 3 2 2 2 3 = − = − − = − H NH N H N NH R R R R R R

Hubungan ini dapat ditulis seperti: 1 3 2 2 2 3 − = − = H N NH R R R

Bentuk ini merupakan laju produksi NH3 dibagi dengan koefisien stokiometrinya dan laju pengurangan

reaktan N2 dan H2 dibagi dengan koefisien masing-masing adalah konstan untuk setiap zat.

Bila σs merupakan koefisien stokiometri zat s dalam reaksi kimia dengan tanda negatif untuk

(3)

r = Rs/σs dimana s = 1, 2, 3, …., S

dari definisi, laju produksi zat s yang terlibat dalam reaksi dapat diperoleh dengan mengkalikan laju reaksi dengan koefisien stokiometri zat, dalam hal ini:

Rs = σs r dimana s = 1, 2, 3, …., S

Selanjutnya, mengikut pada persamaan nerca mol zat persamaan 3.1 dapat ditulis menjadi: Nkeluar

s = Nmasuks + σs r dimana s = 1, 2, 3, …., S (3.3)

Dan dari neraca massa zat (3.2) dapat ditulis: Fkeluar

s = Fmasuks + σs Ms r dimana s = 1, 2, 3, …., S (3.4)

Jadi dalam perhitungan neraca zat akan menambah satu variabel baru iaitu laju reaksi r. Contoh 3.4

Lihat kembali contoh 3.2. Ada sebanyak 12, 40 dan 0 mol/jam, masing-masing untuk N2, H2 dan NH3

diumpan ke reaktor dimana amonia dihasilkan menurut reaksi: N2 + 3 H2  2 NH3

Bila laju keluar N2 8 mol/jam, hitung laju keluar zat lainnya.

Penyelesaian:

Dari reaksi kimia untuk reaktan dan produk diperoleh:

σN2 = -1 σH2 = -3 σNH3 = 2

Neraca zat adalah:

r r N N r r N N r r N N masuk NH keluar NH masuk H keluar H masuk N keluar N 2 0 2 3 40 ) 3 ( 8 12 ) 1 ( 3 3 2 2 2 2 + = + = − = − + = = − = − + =

Dari neraca pertama diperoleh: r = 4 mol/jam Jadi untuk dua neraca berikutnya dapat diperoleh:

jam / mol 8 ) 4 ( 2 0 N mol/jam 28 )) 4 ( 3 ( 40 N keluar NH keluar H 3 2 = + = = − + = = = = = = = = = = =

Dari contoh di atas dapat diperoleh bahwa harga numerik laju reaksi, meskipun TTSL pada reaksi setiap zat, namun TSL pada harga numerik koefisien stokiometri reaksi. Semua koefisien stokiometri dapat dikalikan atau dibagikan dengan berbagai faktor sembarang tanpa mempengaruh ketepatan stokiometri reaksi.

Contoh 3.5. Ulangi perhitungan contoh 3.4 tetapi reaksi dituliskan seperti berikut: ½ N2 + 3/2 H2  NH3

Penyelesaian:

Pada kasus ini, σN2 = -1/2 σH2 = -3/2 σNH3 = 1

(4)

r ) 1 ( 0 N r ) 2 / 3 ( 40 N r ) 2 / 1 ( 12 N 8 keluar NH keluar H keluar N 3 2 2 + + = − + = − + = =

Dari neraca N2 diperoleh: r = 8 mol/jam (2 kali harga r contoh 3.4)

Meskipun demikian semua laju zat keluar lainnya tidak berubah.

jam / mol 8 ) 8 ( 1 0 N mol/jam 28 )) 4 )( 2 / 3 (( 40 N keluar NH keluar H 3 2 = + = = − + =

Jadi meskipun harga r tergantung pada harga koefisien stokiometri, laju keluaran tidak berubah karena harganya hanya tergantung pada perbandingan koefisien stokiometri.

Dari persamaan 3.3 dan 3.4 dapat dicatat bahwa laju reaksi r umumnya berperan sebagai variabel intermedit dalam perhitungan. Umumnya laju alir masuk atau keluar suatu zat ditentukan, kemudian dengan menggunakan neraca zat laju alir r dapat dihitung. Setelah r diketahui, dan dengan mengetahui salah satu laju masuk atau keluar, laju alir yang tak diketahui dapat dihitung.

3.1.2. Konversi dan Reaktan Pembatas

Untuk mengukur kesempurnaan reaksi kimia digunakan konversi fraksi atau konversi suatu zat. Konversi reaktan s yang dinyatakan dalam Xs adalah fraksi reaktan yang berkurang yang dapat

dirumuskan: masuk s keluar s masuk s s N N N X = −

Konversi suatu zat merupakan hubungan antara laju alir masuk dan keluar zat. Hubungan ini dapat digunakan untuk menghitung laju reaksi.

= − masuk s keluar s N N σ sr

dan dari defenisi konversi zat s diperoleh:

s masuk s keluar s masuk s N N X N − =

setelah disubsitusi dengan persamaan di atas diperoleh:

s s masuk s X N r σ − = (3.5)

Jadi, bila konversi suatu komponen diketahui, laju reaksi dapat dihitung dan perhitungan neraca bahan dapat diselesaikan dengan laju tersebut.

Contoh 3.6

Proses modern untuk menghasilkan asam nitrat didasarkan pada kosidasi amonia melalui reaksi Haber. Tahap pertama rekasi adalah oksidasi NH3 pada katalis Pt untuk menghasilkan NO

4NH3 + 5 O2  4 NO + 6 H2O

Pada kondisi tertentu, dengan laju umpan 40 mol/jam NH3 dan 60 mol/jam O2 diperoleh konversi NH3

sebesar 90%. Hitung laju keluar masing-masing komponen dari reaktor. Penyelesaian:

(5)

σNH3 = -4 σO2 = -5 σNO = +4 σH2O = +6 Dari persamaan 3.5 , jam mol X N r NH NH masuk NH 9 / ) 4 ( ) 9 , 0 ( 40 3 3 3 = − − = − = σ

Dengan harga laju reaksi ini, semua laju keluar dapat dihitung dari persamaan neraca zat:

jam mol r N N r N N r N N jam mol r N N masuk O H keluar O H masuk NO keluar NO masuk O keluar O masuk NH keluar NH / 54 ) 9 ( 6 0 6 mol/jam 36 ) 9 ( 4 0 4 mol/jam 15 ) 9 ( 5 60 5 / 4 ) 9 ( 4 40 4 2 2 2 2 2 3 3 = + = + = = + = + = = − = − = = − = − =

Konversi fraksi selalu diberikan dalam fraksi positif mengikut: N Nskeluar 0 masuk

s − >

Dengan demikian konversi hanya untuk reaktan. Konversi diperoleh dari hubungan antara laju alir masuk dan keluar zat, dan harus didasarkan pada reaktan tertentu. Bila konversi tidak disebut reaktan tertentu, maka konversi didasarkan pada pada reaktan pembatas. Reaktan pembatas adalah reaktan yang terlebih dahulu habis dengan berlangsungnya reaksi.

Tinjau N N sr

masuk s keluar

s = +σ

Dimana s adalah reaktan, σs < 0. Reaksi akan selesai berlangsung apabila N 0 keluar

s = , sehingga harga

laju reaksi dapat ditulis:

s masuk s N r σ − =

Setiap reaktan mempunyai ciri harga r makin habis. Untuk reaktan yang paling kecil, ciri laju reaksi r akan habis sehingga tak diperoleh lagi reaktan tersebut. Reaktan dengan harga Nmasuks /σs paling kecil

merupakan reaktan pembatas. Rumus sederhana dapat ditentukan reaktan pembatas.

Contoh 3.7. Tinjau reaksi pada contoh 3.6 dan anggap konversi 80% diperoleh dengan campuran molar sama antara amonia dan oksigen umpan pada laju 100 mol/jam. Hitung laju keluar semua zat.

Penyelesaian:

Konversi tidak didasarkan pada salah satu reaktan, jadi harus didasarkan pada reaktan pembatas. Reaktan mempunyai molar yang sama:

jam / mol 50 N dan jam / mol 50 N masuk 2 O masuk 3 NH = = 2 O masuk 2 O 3 NH masuk 3 NH N 5 50 4 50 N σ − = > = σ −

Jadi oksigen merupakan reaktan pembatas. Dari persamaan 3.5, laju reaksi dapat ditulis: mol/jam 8 5 ) 50 ( 8 , 0 N X r 2 O masuk 2 O 2 O = = σ − =

(6)

jam / mol 48 ) 8 ( 6 0 N mol/jam 32 ) 8 ( 4 0 N mol/jam 10 ) 8 ( 5 50 N jam / mol 18 ) 8 ( 4 50 N keluar O 2 H keluar NO keluar O keluar 3 NH 2 = + = = + = = − = = − =

3.1.2 Analisa Derajat Kebebasan

Untuk zat yang tak ikut bereaksi (σs = 0) dapat ditulis neraca bahan masing-masing. Selanjutnya

semua neraca zat S dapat dijumlahkan untuk menghasilkan neraca total.

Neraca mol:

= σ + = s 1 s s masuk keluar N r N Neraca massa:

= σ + = s 1 s s s masuk keluar F r M F

Ada sebanyak S neraca yang TTSL dari S+1 persamaan, yaitu sama dengan jumlah zat.

Jumlah variabel neraca bahan terdiri dari jumlah banyaknya zat masuk dan keluar ditambah zat yang ada karena reaksi kimia, ditambah variabel baru yaitu laju reaksi. Jumlah variabel alur terspesifikasi dan hubungannya sama dengan perhitungan dalam Bab II, pada bab ini ada hubungan baru yaitu konversi.

Contoh 3.8

Campuran stokiometri H2-N2 (75%H2 dan 25% N2) untuk sintesa amonia dibuat dengan mencampur gas

“producer” (78% N2, 20% CO dan 2% CO2) dan “water” gas (50% H2 dan 50% CO). CO disisihkan

dengan mereaksikan campuran gas dengan uap untuk membentuk CO2 dan H2 melalui reaksi :

CO + H2O  CO2 + H2

CO2 kemudian disisihkan oleh pencucian dengan absorbent yang sesuai. Anggap semua komposisi

adalam % mol, dan uap yang ditambah tidak berlebih untuk merubah CO, hitung perbandingan alur gas “producer” dan gas “water” yang boleh dicampurkan.

Penyelesaian:

Dari diagram alir dapat dilihat ada 9 variabel alur dan laju reaksi. Sistem mempunyai 5 zat, 4 zat terspesifikasi, sehingga dapat ditulis 5 neraca TTSL dan 4 komposisi yang terspesifikasi. Bila dipilih satu basis, maka derjat kebebasan sistem adalah: 10 – 5 – 4 – 1 = 0. Jadi sistem terspesifikasi dengan tepat. Pada reaksi ini CO terkonversi sempurna yang berarti tak ada CO dalam alur produk.

N2 = 78% CO=20% CO 2 H 2 = 50% CO CO2 H 2 = 75% N2 H2O 1 2 3 4 5

(7)

σN2 = 0; σCO = -1; σH2O = -1; σCO2 = +1; σH2 = +1

Neraca bahan zat dapat ditulis:

CO 0 = 0,2 N1 + 0,5 N2 – r

H2O 0 = N3 – r

CO2 N4 = 0,02N1 + r

H2 0,75N5 = 0,5N2 + r

Pilih basis 100 mol/jam untuk alur 1, maka neraca N2 diperoleh: N5 = 312 mol/jam

Eleminasi r dengan cara menjumlahkan neraca CO dan H2 diperoleh:

N2 = 0,75(312) - 0,2(100) = 234 - 20 = 214 mol/jam

Hitung harga r dari neraca CO:

r = 0,2(100) + 0,5(214) = 127 mol/jam

Dari neraca H2O dan CO2 dapat dihitung laju pada alur 3 dan 4:

N3 = 127 mol/jam dan N4 = 2 + 127 = 129 mol/jam

= = = = = = = = = =

Analisa derajat kebebasan dapat juga dilakukan pada sistem reaksi yang melibatkan multi unit. Seperti analisa pada tanpa reaksi, neraca bahan dapat dibuat untuk masing-masing unit dan keseluruhan proses. Perbedaan utama adalah bila ada satu unit dalam proses adalah reaktor, ketika membuat neraca keseluruhan proses dianggap proses keseluruhan merupakan sebuah reaktor. Laju keseluruhan harus diperhitungkan sebagai variabel.

Contoh 3.9

Untuk memastikan konversi CO yang sempurna agar keracunan katalis dapat dihindari, reaksi shift CO + H2O  CO2 + H2

Dilaksanakan pada dua buah reaktor unggun yang terpisah dengan katalis yang berbeda. Reaktor pertama, menggunakan katalis yang murah, dan reaktor kedua lebih mahal tetapi dapat dengan sempurna mengkonversi sisa CO dari reaktor pertama.

Pada proses ini gas umpan “producer” dan gas “water” mempunyai komposisi yang sama dengan contoh 3.8 direaksikan dengan uap untuk menghasilkan alur produk yang mengandung H2 dan

N2 dengan perbandingan 3:1. Bila laju alir uap diatur sehingga dua kali laju gas kering total dan bila

konversi 80% terjadi pada reaktor pertama, hitung komposisi alur intermedit. Penyelesaian:

Penentuan derajat kebebasan sistim

Pada reaktor 1 dan 2 terdapat reaksi shift, sehingga untuk masing-masing reaktor terlibat laju reaksi, dengan demikian keseluruhan proses harus melibatkan kedua variabel tersebut. Dalam mengkaji neraca keseluruhan, keseluruhan sistem dipandang sebagai reaktor tunggal dimana reaksi shift terjadi sehingga neraca keseluruhan hanya mengandung satu laju reaksi terlibat.

4 N2 H2 CO CO2 H2O N2 = 78% CO = 20% CO2 1 H2 = 50% 2 CO 3 H2O N2 H2 5 CO2 H2O

(8)

Tabel derajat kebebasan

Jumlah Reaktor1 Reaktor 2 Proses Ner. Kesel

Variabel Neraca Komposisi Hubungan Kelebihan H2O Konversi H2:N2 Der. kebebasan Basis perhitungan 12 5 3 1 1 - 10 2 10 5 -1 6 4 17 10 3 1 1 1 16 1 -1 0 11 5 3 1 -1 10 1 -1 0

Berdasarkan tabel derajat bebebasan, maka perhitungan dimulai dari neraca mol keseluruhan dengan memilih basis 100 mol/jam pada alur 1

Neraca keseluruhan untuk:

N2 N5N2 = 0,78(100) = 78 mol/jam CO 0 = 0,2(100) + 0,5N2 – r H2O N5H2O = N3 – r CO2 N5CO2 = 0,02(100) + r H2 N5H2 = 0,5 N2 + r Hubungan: H2 : N2 N5H2 = 3N5N2 = 3(78) = 234 mol/jam Perb. Uap N3 = 2(N1 + N2)

Bila neraca H2 dan CO ditambahkan untuk menghilangkan r, maka dapat diperoleh N2 :

N2 = 234 – 20 = 214 mol/jam

Subsitusi hasil ini ke neraca CO, sehingga diperoleh: R = 20 + 107 = 127 mol/jam

Harga N3 dihitung dari perbandingan uap:

N3 = 2(100 + 214) = 628 mol/jam

Akhirnya neraca CO2 dan H2O memberikan:

N5

CO2 = 129 mol/jam

N5

H2O = 628 – 127 = 501 mol/jam

Perhitungan diatas hanya untuk neraca keseluruhan. Neraca reaktor 1 dan 2 sekarang dapat digunakan untuk menyelesaikan alur yang tak diketahui (alur 4). Dari tabel derajat kebebasan diketahui derjat kebebasan reaktor 1 adalah 2. Bila diketahui laju alir sebanyak dua dari tiga alur 1, 2 dan 3 diketahui, neraca di reaktor 1 akan terspesifikasi. Disamping itu derajat kebebasan reaktor 2 adalah 4, apabila tiga variabel alur 5 diketahui dan satu variabel tambahan alur 4, maka neraca reaktor 2 dapat terpsesifikasi. Dari neraca keseluruhan telah diperoleh laju alir alur 1, 2, 3 dan 5, maka komposisi pada alur 5 juga

(9)

dapat dihitung. Jadi derjat kebebasan reaktor 2 dikurangi menjadi 1, dan reaktor 1 menjadi 0. Jelas neraca reaktor 1 harus digunakan untuk menyelesaikan persoalan.

Pada reaktor 1 dapat dihitung laju reaksi dengan menggunakan konversi. mol/jam 101,6 0,5(214)] [0,2(100) 8 , 0 1 N X r masuk CO CO = + = =

Dari harga r ini dapat dihitung komposisi di alur 4 dari neraca zat.

N2 N4N2 = 0,78(100) = 78 mol/jam CO N4 CO = 127 – r = 25,4 mol/jam H2O N4H2O = 628 – 101,6 = 526,4 mol/jam CO2 N4CO2 = 2 + r = 103,6 mol/jam H2 N4H2 = 107 + r = 208,6 mol/jam

Komposisi aliran 4 (fraksi mol) adalah:

(N2, CO, H2O, CO2, H2 ) = ( 0,083; 0,027; 0,559; 0,110; 0,221)

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa laju reaksi pada reaktor 2 dapat dihitung iaitu: r2 = rkeseluruhan – rreaktor 1 = 127 – 101,6 = 25,4 mol/jam

= = = = = = = = =

Bila dalam suatu sistim yang terdiri dari beberapa unit, terdapat satu reaksi yang sama dalam beberapa unit, maka laju reaksi keseluruhan merupakan jumlah laju reaksi pada masing-masing unit.

Contoh 3.10

Dalam suatu sistem daur ulang tertutup seperti yang digambarkan pada contoh 1.3, CO2 dan H2O dari

respirasi dan urin diproses untuk diguna kembali seperti gambar berikut. Umpan makanan diwakili oleh C2H2 menurut reaksi:

C2H2 + 5/2 O2  2 CO2 + H2O

Produk respirasi dipisahkan dengan mengkondensasi H2O, dan gas sisa mengandung perbanding N2

terhadap CO2 sekitar 1 : 100, kedua gas ini direaksikan untuk menghasilkan air menurut reaksi:

CO2 + 4 H2  CH4 + 2H2O

H2O dialirkan ke sel elektrolisa sehingga dihailkan H2 dan O2:

H2O  H2 + ½ O2

Untuk mempertahankan atmosfere kabin normal, N2 dicampur dengan O2 untuk memperoleh umpan air

kabin 25% O2. Anggap organisme memerlukan 7,5 mol O2 per 1 mol C2H2 untuk metabolisme, dan 10 %

H2O yang diproduksi oleh oksidasi makanan diambil kembali dari urine, tentukan semua aliran dan

komposisi dalam sistim berdasarkan 1 mol/hari C2H2.

Penyelesaian: CO2 N2 3 CO2 O2 N2 H2O 2

Metabolisme Kondensor dan separator

Sel elektrolisa Reaktor Sabatier C2H2 CH4 CO2 N2 6 1

(10)

Pada persoalan ini ada 3 reaktor dengan tiga reaksi yang berbeda, sehingga dalam analisa derajat kebebasan harus ditambahkan satu variabel.

Tabel analisa derajat kebebasan

Jumlah Metabo-lisma Konde n-sor Elektro-lisa

Reaktor Mixer1 Mixer 2 Proses

Vriabel Neraca Komposisi Hubungan CO2:N2 O2:C2H2 Pembagian H2O Der. Kebebasan Basis 8+1 5 1 -1 1______ 1 -1 0 9 4 -1 --_____ 4 4+1 3 ______ 2 7+1 5 1 ______ 2 6 2 1 ______ 3 4 2 1 ______ 3 22+3 20 1 1 1 1___ 1 -1 0

Variabel laju reaksi dipisahkan dengan notasi + 1 untuk menekankan perbedaan dari variabel tanpa reaksi.

Dari tabel derajat kebebasan dapat dilihat perhitungan dapat dimulai dari unit metabolisme dengan cara memilih satu basis perhitungan.

12 C2H2 7 H2O N2 Make-up H2O 4 9 10 H2O O2 N2 5 25% O2 N2 14 11 O2 H2O H2 8 13 1 2

Gambar

Tabel derajat kebebasan
Tabel analisa derajat kebebasan

Referensi

Dokumen terkait

Reaktor gelembung tiga fasa memiliki beberapa keuntungan apabila diimplementasikan dalam dunia industri dalam proses operasinya dibandingkan:  Keuntungan pertama

Dalam reaktor, o-xilena tunduk pada berbagai reaksi oksidasi untuk menghasilkan produk yang diinginkan dari PA, sampingan anhidrida maleat (MA), produk pembakaran, dan

menentukan laju reaksi. Molekularita : jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi elementer • Orde 0-1-2 dan cara menentukan orde reaksi • Kondisi Penyimpanan : Pengaruh suhu

Dari pengujian diperoleh hasil bahwa pada proses pirolisis lambat sekam padi, untuk temperatur reaktor yang semakin tinggi cenderung meningkatkan laju reaksi.. Nilai dari

¾ Jika pada proses tidak menyangkut reaksi kimia, neraca bahan dapat dibuat dalam satuan massa atau mol untuk satu periode waktu tertentu.. ¾ Jika terdapat reaksi kimia ,

Memberi pengetahuan dan pemahaman tentang dasar-dasar reaksi kimia, tipe-tipe reaktor, analisis dan dasar-dasar perancangan reaktor serta pertimbangan pemilihannya dalam

Performa Low Temperature Shift Conversion dapat diketahui simulasi berdasarkan persamaan kinetika reaksi dan termodinamika, sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh

Selain persamaan objective function, terdapat empat persamaan matematik proses pada reaktor adiabatik yang akan terlibat dalam analisis untuk tujuan optimasi yaitu persamaan neraca