• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Religius

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Religius"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL TERAPI RELIGI BAGI LANSIA PROPOSAL TERAPI RELIGI BAGI LANSIA

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Masa lanjut usia (lansia) atau menua adalah proses tahapan paling akhir dari siklus Masa lanjut usia (lansia) atau menua adalah proses tahapan paling akhir dari siklus hidup seseorang. WHO (2013) menyatakan masa lanjut usia dibagi menjadi 4 golongan, hidup seseorang. WHO (2013) menyatakan masa lanjut usia dibagi menjadi 4 golongan, yakni usia pertengahan

yakni usia pertengahan /middle  /middle ageage, 45-59 tahun, lanjut usia/, 45-59 tahun, lanjut usia/elderlyelderly, 60-74 tahun, lanjut, 60-74 tahun, lanjut usia tua/

usia tua/old,old,  75-90 tahun dan usia sangat tua/  75-90 tahun dan usia sangat tua/very old very old   diatas usia 90 tahun. Menurut  diatas usia 90 tahun. Menurut World Health Organization

World Health Organization (WHO) pada tahun 2013, proporsi populasi penduduk berusia (WHO) pada tahun 2013, proporsi populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia dan akan terus meningkat lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia dan akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan

sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. usia harapan hidup. Jumlah Jumlah lansia tahun 2013 lansia tahun 2013 telah mencapaitelah mencapai 737 juta jiwa dan sekitar dua pertiga dari jumlah lansia tersebut tinggal di negara 737 juta jiwa dan sekitar dua pertiga dari jumlah lansia tersebut tinggal di negara Indonesia. Kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan Indonesia. Kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan  jika pada tahun 2013 penduduk lansia di

 jika pada tahun 2013 penduduk lansia di Indonesia 23,9 juta atau 9,77% dan usia Indonesia 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapanharapan hidup (UHH) sekitar 67,4 tahun (4). Biro Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan jumlah hidup (UHH) sekitar 67,4 tahun (4). Biro Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan jumlah lansia pada tahun 2020 menjadi 28,8 juta atau 11,34% dan pada tahun 2025 jumlah lansia pada tahun 2020 menjadi 28,8 juta atau 11,34% dan pada tahun 2025 jumlah  penduduk

 penduduk di di Indonesia Indonesia seperlimanya seperlimanya adalah adalah lansia lansia Diproyeksikan Diproyeksikan pada pada tahun tahun 20202020  populasi lansia meningkat 7,2%, hampir

 populasi lansia meningkat 7,2%, hampir sepadan dengan proporsi lansia sepadan dengan proporsi lansia di negara-negaradi negara-negara maju dan berkembang saat ini. (Rahmawati, 2015)

maju dan berkembang saat ini. (Rahmawati, 2015) Dalam

Dalam perspektif perspektif perkembangan, perkembangan, lansia lansia akan akan mengalami mengalami kemunduran kemunduran dalamdalam  berbagai

 berbagai kemampuan kemampuan yang yang pernah pernah mereka mereka miliki miliki dan dan mengalami mengalami beberapa beberapa perubahanperubahan fisik seperti memutihnya rambut, munculnya kerutan di wajah, berkurangnya ketajaman fisik seperti memutihnya rambut, munculnya kerutan di wajah, berkurangnya ketajaman  penglihatan

 penglihatan dan dan daya daya ingat ingat yang yang menurun, menurun, serta serta beberapa beberapa masalah masalah kesehatan kesehatan fisikfisik lainnya.(Ranimpi,2017)

lainnya.(Ranimpi,2017) Secara

Secara mental mental lansia lansia mengalami mengalami kemunduran kemunduran perkembangan perkembangan mental mental diantaranyadiantaranya adalah penurunan daya ingat, kecerdasan dan kemampuan berpikir. Secara sosial ekonomi adalah penurunan daya ingat, kecerdasan dan kemampuan berpikir. Secara sosial ekonomi lansia mengalami kemunduran sumber pendapatan dari hasil kerja karena tidak lansia mengalami kemunduran sumber pendapatan dari hasil kerja karena tidak mampumelaksanakan pekerjaan

mampumelaksanakan pekerjaan seperti seperti ketika masiketika masih usia h usia muda. Lansia muda. Lansia juga kerapjuga kerap mengalami masalah sosial, berupa keterasingan dari masyarakat karena penurunan fungsi mengalami masalah sosial, berupa keterasingan dari masyarakat karena penurunan fungsi fisik yang dialami, misalnya berkurangnya kepekaan pendengaran, maupun cara bicara fisik yang dialami, misalnya berkurangnya kepekaan pendengaran, maupun cara bicara yang kadang sudah tidak dapat dimengerti. Para lansia juga menghadapi masalah yang kadang sudah tidak dapat dimengerti. Para lansia juga menghadapi masalah  psikologis,

 psikologis, yaitu yaitu munculnya munculnya kecemasan kecemasan dalam dalam menghadapi menghadapi kematian kematian pada pada lanjut lanjut usia.usia. (Depkes RI, 2014).

(2)

Kemudian lansia pada umumnya juga mengalami masalah psikologis. Pada Kemudian lansia pada umumnya juga mengalami masalah psikologis. Pada umumnya masalah kesepian adalah masalah psikologis yang paling banyak dialami usia umumnya masalah kesepian adalah masalah psikologis yang paling banyak dialami usia lanjut. Beberapa penyebab kesepian antara lain longgarnya kegiatan dalam mengasuh lanjut. Beberapa penyebab kesepian antara lain longgarnya kegiatan dalam mengasuh anak-anak yang sudah dewasa dan bersekolah tinggi sehingga tidak memerlukan anak-anak yang sudah dewasa dan bersekolah tinggi sehingga tidak memerlukan  penananganan

 penananganan yang yang terlampir terlampir rumit, rumit, meninggalnya meninggalnya pasangan pasangan hidup hidup merupakanmerupakan sebahagian kecil dari keseluruhan yang harus dihadapi oleh usia lanjut.

sebahagian kecil dari keseluruhan yang harus dihadapi oleh usia lanjut.

Motivasi hidup para usia lanjut sering bersifat fluktuatif artinya, kadang-kadang Motivasi hidup para usia lanjut sering bersifat fluktuatif artinya, kadang-kadang mengalami penurunan yang dikarenakan cemas akan ketidaksiapan mengalami kematian mengalami penurunan yang dikarenakan cemas akan ketidaksiapan mengalami kematian namun, karena merasa enggan untuk mengatasi problema psikologis yang dihadapinya namun, karena merasa enggan untuk mengatasi problema psikologis yang dihadapinya dan dapat meningkat dikarenakan kepasrahan menjalani kehidupan selanjutnya dengan dan dapat meningkat dikarenakan kepasrahan menjalani kehidupan selanjutnya dengan mempersiapkan diri mengikuti berbagai macam kegiatan-kegiatan keagamaan dan sosial. mempersiapkan diri mengikuti berbagai macam kegiatan-kegiatan keagamaan dan sosial.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa, para usia lanjut yang lebih dekat dengan Sebuah penelitian menyatakan bahwa, para usia lanjut yang lebih dekat dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal motivasi hidup, kepuasan hidup, agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal motivasi hidup, kepuasan hidup, harga diri dan optimis. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan harga diri dan optimis. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah. Terapi religius dapat member

ketenangan batiniah. Terapi religius dapat memberikan penyembuhan-penyembuhan yangikan penyembuhan-penyembuhan yang  paling utama dan sangat mendasar adalah pada eksis

 paling utama dan sangat mendasar adalah pada eksis tensi dan esensi mental serttensi dan esensi mental serta spirituala spiritual manusia khususnya usia lanjut. Kematangan beragama menunjukkan tingkat kematangan manusia khususnya usia lanjut. Kematangan beragama menunjukkan tingkat kematangan nmental seseorang, sedangkan kematangan mental akan melahirkan kedamaian yang nmental seseorang, sedangkan kematangan mental akan melahirkan kedamaian yang membuat seorang manusia jauh dari kegelisahan, was-was, kecemasan dan ketakjtan membuat seorang manusia jauh dari kegelisahan, was-was, kecemasan dan ketakjtan untuk menghadapi takdir Tuhan Yang Maha Esa.

untuk menghadapi takdir Tuhan Yang Maha Esa.

B.

B. Pembahasan Topik Terapi ReligiusPembahasan Topik Terapi Religius 1)

1) Terapi ReligiusTerapi Religius

Kata “therapy” (dalam Bahasa Inggris)

Kata “therapy” (dalam Bahasa Inggris)  bermakna  bermakna pengobatan pengobatan dan dan penyembuhan,penyembuhan, sedangkan dalam bahasa arab kata therapy sepadan dengan yang berasal dari, yang sedangkan dalam bahasa arab kata therapy sepadan dengan yang berasal dari, yang artinya menyembuhkan, seperti yang telah digunakan oleh Muhammad abdul aziz al artinya menyembuhkan, seperti yang telah digunakan oleh Muhammad abdul aziz al khalidiy dalam kitabnya “ Al Istisya btl Qur’an, firman allah ta’ala yang memuat kata khalidiy dalam kitabnya “ Al Istisya btl Qur’an, firman allah ta’ala yang memuat kata syifa: surah yunus, 10:57, artinya : hal manusia, sesungguhnya telah datang kepada mu syifa: surah yunus, 10:57, artinya : hal manusia, sesungguhnya telah datang kepada mu  pelajaran

 pelajaran dari dari tuhanmu tuhanmu dan dan penyembuh penyembuh bagi bagi penyakit-penyakit penyakit-penyakit (yang (yang berada) berada) dalamdalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang beriman. (QS. Surah yunus, 10:57) dan dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang beriman. (QS. Surah yunus, 10:57) dan Al-Isra 82. Artinya : dan kami turunkan dari Al-quran suatu yang menjadi penawar dan Al-Isra 82. Artinya : dan kami turunkan dari Al-quran suatu yang menjadi penawar dan

(3)

rhmat bagi orang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada rhmat bagi orang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS Al-Isra 82). Terapi dilihat dari etimologis berasal orang yang zalim selain kerugian. (QS Al-Isra 82). Terapi dilihat dari etimologis berasal dari kata Therapy yang bermaksud suatu kaedah rawatan tanpa menggunakan dari kata Therapy yang bermaksud suatu kaedah rawatan tanpa menggunakan obat-obatan. Adapun kata religi berasal dari bahasa latin. Menurut suatu pendapat demikian obatan. Adapun kata religi berasal dari bahasa latin. Menurut suatu pendapat demikian Harun Nasution mengatakan, bahwa asal kata religi adalah relegere yang mengandung Harun Nasution mengatakan, bahwa asal kata religi adalah relegere yang mengandung arti mengumpulkan dan membaca. Pengertian demikian itu juga sejalan dengan isi arti mengumpulkan dan membaca. Pengertian demikian itu juga sejalan dengan isi agama yang mengandung kumpulan cara-cara mengabdi kepada tuhan yang terkumpul agama yang mengandung kumpulan cara-cara mengabdi kepada tuhan yang terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca. Tetapi menurut pendapat lain, kata itu berasal dari dalam kitab suci yang harus dibaca. Tetapi menurut pendapat lain, kata itu berasal dari kata religare yang berarti mengikat. Ajaran-ajaran agama, memang mempunyai sifat kata religare yang berarti mengikat. Ajaran-ajaran agama, memang mempunyai sifat mengikat bagi manusia. Dalam agama selanjutnya terdapat pula ikatan antara roh mengikat bagi manusia. Dalam agama selanjutnya terdapat pula ikatan antara roh manusia dengan tuhan, dan agama lebih lanjut lagi memang mengikat manusia dengan manusia dengan tuhan, dan agama lebih lanjut lagi memang mengikat manusia dengan tuhan. Terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang sedang sakit; pengobatan tuhan. Terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang sedang sakit; pengobatan  penyakit; perawatan penyakit.

 penyakit; perawatan penyakit. 2)

2) Model-model Terapi ReligiusModel-model Terapi Religius

Ada beberapa model-model terapi religus yang akan membantu para usia lanjut dala Ada beberapa model-model terapi religus yang akan membantu para usia lanjut dala rangka meningkatkan motivasi kehidupannya, yaitu:

rangka meningkatkan motivasi kehidupannya, yaitu: a.

a. Terapi dengan kesabaran.Terapi dengan kesabaran.

Sabar dan sikap saling mengingatkan untuk bersabar adalah dua hal yang masuk Sabar dan sikap saling mengingatkan untuk bersabar adalah dua hal yang masuk dalam cakupan ibadah dan hubungan interaksi manusia dengan sesamanya. Sabar dalam cakupan ibadah dan hubungan interaksi manusia dengan sesamanya. Sabar memiliki faedah yang besar dalam mendidik jiwa dan menguatkan kepribadian memiliki faedah yang besar dalam mendidik jiwa dan menguatkan kepribadian muslim hingga menambah kekuatannya untuk dapat memikul beban kehidupan dan muslim hingga menambah kekuatannya untuk dapat memikul beban kehidupan dan memperbaharui semangat untuk menghadapi segala permasalahan hidup. Sabar memperbaharui semangat untuk menghadapi segala permasalahan hidup. Sabar adalah salah satu penyebab datangnya keberuntungan sehingga memperoleh adalah salah satu penyebab datangnya keberuntungan sehingga memperoleh kemenangan dalam menggapai surge yang kekal. Hal ini sesuai dengan firman Allah kemenangan dalam menggapai surge yang kekal. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 200, yang artinya ; “ hai orang

SWT dalam surat Ali Imran ayat 200, yang artinya ; “ hai orang-orang yang beriman-orang yang beriman  bersabarlah

 bersabarlah kamu kamu dan dan kuatkanlah kuatkanlah kesabaranmu kesabaranmu dan dan tetaplah tetaplah bersiap bersiap siaga siaga dandan  bertaqwalah kepada Allah supaya

 bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.kamu beruntung.  b.

 b. Terapi shalatTerapi shalat

Salat adalah ibadah yang di dalamnya terjadi hubungan rohani antara makhluk Salat adalah ibadah yang di dalamnya terjadi hubungan rohani antara makhluk dan khaliqnya. Shalat juga dipandang sebagai munajat berdo

dan khaliqnya. Shalat juga dipandang sebagai munajat berdo’a dalam hati yang’a dalam hati yang khusuk kepada Allah. Ornag yang sedang mengerjakan shalat dengan khusuk tidak khusuk kepada Allah. Ornag yang sedang mengerjakan shalat dengan khusuk tidak merasakan sendiri, seolah-olah ia berhadapan dan melakukan dialog dengan tuhan. merasakan sendiri, seolah-olah ia berhadapan dan melakukan dialog dengan tuhan.

(4)

Suasana spiritual seperti ini dapat menolong manusia untuk mengungkapkan segala Suasana spiritual seperti ini dapat menolong manusia untuk mengungkapkan segala  perasaan

 perasaan dan berbagai dan berbagai permasalahan permasalahan yang dihadapi. yang dihadapi. Ritual Ritual shalat shalat memliki memliki pengaruhpengaruh yang sangat luar biasa untuk terapi rasa galau dan gudah dalam diri manusia, dengan yang sangat luar biasa untuk terapi rasa galau dan gudah dalam diri manusia, dengan mengerjakan shalat dengan khusyu’ yakni dengan niat menghadapkan dan berserah mengerjakan shalat dengan khusyu’ yakni dengan niat menghadapkan dan berserah diri secara total kepada Allat SWT, serta meninggalkan segala kesibukan maupun diri secara total kepada Allat SWT, serta meninggalkan segala kesibukan maupun  problematika

 problematika kehidupan. kehidupan. Shalat Shalat juga juga menumbuhkan menumbuhkan kepercayaan kepercayaan diri, diri, menghalaumenghalau kekhawatiran dan rasa takut, menjaga keseimbangan jiwa, memberikan harapan yang kekhawatiran dan rasa takut, menjaga keseimbangan jiwa, memberikan harapan yang terus ada dan memunculkan ketenangan pada dirinya. Ada empat aspek terapeutik terus ada dan memunculkan ketenangan pada dirinya. Ada empat aspek terapeutik yang terdapat dalam shalat, yaitu aspek olahraga, aspek meditasi, aspek autosugesti, yang terdapat dalam shalat, yaitu aspek olahraga, aspek meditasi, aspek autosugesti, aspek kebersamaan.

aspek kebersamaan. c.

c. Terapi zikirTerapi zikir

Zikir atau mengingat allah adalah sebaik-baiknya ibadah. Semua ibadah pada Zikir atau mengingat allah adalah sebaik-baiknya ibadah. Semua ibadah pada hakikatnya adalah satu usaha untuk mengingat allah, baik dengan takbir, tahlil, hakikatnya adalah satu usaha untuk mengingat allah, baik dengan takbir, tahlil, tahmid maupun bentuk syukur. Zikir kepada allah bisa membangkitkan rasa aman, tahmid maupun bentuk syukur. Zikir kepada allah bisa membangkitkan rasa aman, tentram, dalam jiwa karena aktivitas ini merupakan sebentuk terapi bagi kegelisahan tentram, dalam jiwa karena aktivitas ini merupakan sebentuk terapi bagi kegelisahan yang biasa dirasakan orang saat menghadapi dirinya lemah dan tidak mampu yang biasa dirasakan orang saat menghadapi dirinya lemah dan tidak mampu menghadapi tekanan dan bahaya. Zikir adalah sebaik-baik ibadah.

menghadapi tekanan dan bahaya. Zikir adalah sebaik-baik ibadah. d.

d. Terapi doaTerapi doa

Pada hakikatnya setiap manusia memerlukan suatu sandaran yang dapat Pada hakikatnya setiap manusia memerlukan suatu sandaran yang dapat memberikan kekuatan bagi dirinya saat dia lemah, dan ketika berbagai masalah yang memberikan kekuatan bagi dirinya saat dia lemah, dan ketika berbagai masalah yang dihadapinya sudah sangat sulit dicari jalan keluarnya. Seorang manusia dihadapinya sudah sangat sulit dicari jalan keluarnya. Seorang manusia membutuhkan tempat untuk mengadukan nasib dan keadaan dirinya, membutuhkan membutuhkan tempat untuk mengadukan nasib dan keadaan dirinya, membutuhkan sesuatu yang dapat menenangkan kegundahan hati dan jiwanya. Bagi orang-orang sesuatu yang dapat menenangkan kegundahan hati dan jiwanya. Bagi orang-orang yang beriman, dengan berdoa segala kesulitan dapat dihadapi dengan tenang karena yang beriman, dengan berdoa segala kesulitan dapat dihadapi dengan tenang karena dengan berdoa segala kesulitan dapat dihadapi dengan tenang karena dengan berdoa dengan berdoa segala kesulitan dapat dihadapi dengan tenang karena dengan berdoa kepada Allah yang maha mendengar dan maha mengabulkan doa, maka harapannya kepada Allah yang maha mendengar dan maha mengabulkan doa, maka harapannya akan bersemi kembali dan kesulitannya bisa diatasi.

akan bersemi kembali dan kesulitannya bisa diatasi. e.

e. Terapi baca Al-Terapi baca Al-Qur’Qur’anan

Dalam

Al-Dalam Al-Qur’an sebagai dasar dan sumber ajaran Islam banyak ditemui ayatQur’an sebagai dasar dan sumber ajaran Islam banyak ditemui ayat--ayat yang berhubungan dengan ketenangan dan kebahagiaan jiwa sebagai hal yang ayat yang berhubungan dengan ketenangan dan kebahagiaan jiwa sebagai hal yang  prinsipil

(5)

keutamaan yang sangat besar untuk menjernihkan hati dan membersihkan jiwa. keutamaan yang sangat besar untuk menjernihkan hati dan membersihkan jiwa. Bacaan

Al-Bacaan Al-Qur’an tidak hanya menjadi obat mujarab untuk menghilangkan perasaanQur’an tidak hanya menjadi obat mujarab untuk menghilangkan perasaan gundah yang muncul karena, perasaan berdosa, namun bacaan

Al-gundah yang muncul karena, perasaan berdosa, namun bacaan Al-Qur’an jugaQur’an juga mampu mengobati semua ketidakstabilan jiwa dan kegoncangan psikis maupun mampu mengobati semua ketidakstabilan jiwa dan kegoncangan psikis maupun mental.

mental.

C.

C. Tujuan Terapi ReligiTujuan Terapi Religi 1. Tujuan Umum

1. Tujuan Umum Lansia

Lansia mampu mampu menyebutkan menyebutkan tentang tentang pengetahuan pengetahuan dalam dalam kegiatan kegiatan beribadahberibadah sehari - hari.

sehari - hari. 2. Tujuan Khusus 2. Tujuan Khusus

a.

a. Lansia Lansia mampu mampu menyebutkan menyebutkan surat-surat surat-surat pendek pendek dalam dalam Al-Al-Qur’anQur’an  b. Lansia mampu menyebutkan b

 b. Lansia mampu menyebutkan bacaan dalam sholatacaan dalam sholat c. Lansia

c. Lansiamampu menyebutkan do’a dalam kehidupan seharimampu menyebutkan do’a dalam kehidupan sehari-hari-hari d. Lansia mampu mengaplikasikan surat-surat pendek dalam

Al-d. Lansia mampu mengaplikasikan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, bacaan dalamQur’an, bacaan dalam sholat, dan

sholat, dan do’ado’a dalam dalam kehidupan kehidupan sehari-harisehari-hari

D.

D. Metode PelaksanaanMetode Pelaksanaan

1. Diskusi 1. Diskusi 2. Permainan 2. Permainan E. E. SasaranSasaran Sasaran

Sasaran dalam dalam kegiatan kegiatan TAK TAK adalah adalah Lansia Lansia yang yang mampu mampu berinteraksi berinteraksi dengandengan orang lain (kooperatif), berjumlah 6 orang.

orang lain (kooperatif), berjumlah 6 orang.

F.

F. Waktu Dan Tempat KegiatanWaktu Dan Tempat Kegiatan a)

a) Hari/Tgl : Rabu, 4 November 2018Hari/Tgl : Rabu, 4 November 2018  b)

 b) Waktu : 09.00 WIBWaktu : 09.00 WIB –  –  selesai selesai c)

(6)

G.

G. PengorganisasianPengorganisasian a)

a) Leader Leader ::  b)

 b) Co. Co. Leader Leader :: c) c) Observer Observer :: d) d) Fasilitator Fasilitator :: e) e)  Notulen  Notulen :: f) f) Anggota Anggota :: H.

H. Setting TempatSetting Tempat

Keterangan : Keterangan :

a)

a) Leader Leader ::

 b)

 b) Co. Co. Leader Leader ::

c)

(7)

d) d) Fasilitator Fasilitator :: e) e)  Notulen  Notulen :: f) f) Peserta Peserta :: I. I. Langkah-LangkahLangkah-Langkah 1. Persiapan 1. Persiapan a. Memilih

a. Memilih peserta lansia peserta lansia yang yang kooperatifkooperatif  b. Membuat kontrak deng

 b. Membuat kontrak dengan pesertaan peserta

c. Mempersiapkan alat dan tempat kegiatan. c. Mempersiapkan alat dan tempat kegiatan.

2. Orientasi 2. Orientasi

a. Memberikan salam terapeutik a. Memberikan salam terapeutik

 b. Menanyakan perasaan peserta saat ini  b. Menanyakan perasaan peserta saat ini

c. Kontrak : c. Kontrak :

 Menjelaskan Menjelaskan tujuan tujuan kegiatan kegiatan yaitu memvalidasi yaitu memvalidasi tentang tentang pengetahuan pengetahuan dalamdalam

kegiatan beribadah. kegiatan beribadah.

 Menjelaskan aturan main sebagai berikut: Menjelaskan aturan main sebagai berikut:

1.

1. Jika Jika ada peserta ada peserta yang yang akan akan meninggalkan meninggalkan tempat tempat harus harus meminta meminta ijin ijin padapada terapis.

terapis. 2. Jika

2. Jika peserta akan peserta akan menjawab menjawab pertanyaan dianjurkpertanyaan dianjurkan untuk an untuk angkat tangangkat tangan terlebihan terlebih dahulu.

dahulu.

3. Lama kegiatan 45 menit 3. Lama kegiatan 45 menit 4.

4. Setiap peserta Setiap peserta wajib mengikuti wajib mengikuti kegiatan kegiatan dari dari awal awal sampai sampai dengan dengan selesaiselesai

3. Tahap Kerja 3. Tahap Kerja

A. Fase I ( Evaluasi pengetahuan ) A. Fase I ( Evaluasi pengetahuan ) a) Terapis memperkenalkan diri. a) Terapis memperkenalkan diri.  b) Terapis

 b) Terapis membagikan membagikan papan identitas kepada pesertapapan identitas kepada peserta c) Terapis menjelaskan setiap fase

(8)

d)

d) Hidupkan Hidupkan musik musik religi religi dan dan edarkan edarkan 2 b2 bola searah ola searah dengan dengan jarum jam.jarum jam. e)

e) Pada Pada saat saat musik musik berhenti, berhenti, peserta yang peserta yang memegang memegang bola 1 bola 1 mendapat mendapat gilirangiliran untuk

untuk menjawab pertanyaan yang menjawab pertanyaan yang akan diberikan terapis, jika akan diberikan terapis, jika pertanyaan tidak terjawab,pertanyaan tidak terjawab,  pertanyaan

 pertanyaan dilempar dilempar kepada peserta yang memegang bola 2 untukepada peserta yang memegang bola 2 untuk menjawabnya.k menjawabnya. f)

f) Terapis Terapis memberikan memberikan kesempatan kesempatan kepada peserta kepada peserta untuk untuk menjawab menjawab pertanyaanpertanyaan sesuai kemampuan.

sesuai kemampuan. g)

g) Terapis Terapis memberi memberi reinforcement reinforcement positif positif kepada kepada peserta peserta atas atas keberanian keberanian dalamdalam menjawab.

menjawab. h)

h) Pada Pada fase fase ini ini di di targetkan targetkan setengah setengah dari dari peserta peserta menjawab.menjawab.

B. Fase II ( Menginterpretasikan gambar religi ) B. Fase II ( Menginterpretasikan gambar religi ) a)

a) Terapis menjelaskan Terapis menjelaskan setiap setiap fase fase permainan permainan yang yang akan akan dilakukan.dilakukan.  b) Hidupkan

 b) Hidupkan musik musik religi religi dan dan edarkan edarkan bola bola searah dengan jarum jam.searah dengan jarum jam. c)

c) Pada Pada saat saat musik musik berhenti, berhenti, peserta peserta yang yang memegang memegang bola bola mendapat mendapat giliran giliran untukuntuk memilih

memilih amplop amplop yang yang akan akan diberikan diberikan oleh oleh terapis.terapis.

d) Terapis memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengungkapkan perasaannya d) Terapis memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengungkapkan perasaannya setelah melihat gambar di tangannya.

setelah melihat gambar di tangannya. e)

e) Terapis Terapis memberi reinforcement memberi reinforcement positif positif kepada kepada peserta peserta atas atas keberanian keberanian dalamdalam mengungkapkan. mengungkapkan. 4. Tahap terminasi 4. Tahap terminasi a. Evaluasi a. Evaluasi 

 Menanyakan perasaan peserta setelah  Menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti TAKmengikuti TAK 

 Memberi reinforcement Memberi reinforcement positif atas positif atas keberhasilan keberhasilan pesertapeserta

 b. Rencana tindak lanjut  b. Rencana tindak lanjut

 Te Terapis rapis meminta meminta peserta unpeserta untuk tuk mengaplikasikan mengaplikasikan dalam kdalam kehidupannya ehidupannya seharisehari –  –  hari. hari.

c. Kontrak yang akan datang c. Kontrak yang akan datang

 Menyepakati kegiatan berikutnya Menyepakati kegiatan berikutnya 

(9)

5. Tahap Evaluasi 5. Tahap Evaluasi A. Evaluasi proses A. Evaluasi proses

a.) Mengadakan kontrak waktu, topik dan tempat pada pembimbing dan peserta sebelum a.) Mengadakan kontrak waktu, topik dan tempat pada pembimbing dan peserta sebelum kegiatan TAK.

kegiatan TAK.

 b.) Kegiatan dimulai dengan fase perkenalan, pelaksanaan dan evalu  b.) Kegiatan dimulai dengan fase perkenalan, pelaksanaan dan evaluasiasi

c.) Kegiatan TAK dapat berlangsung sampai selesai c.) Kegiatan TAK dapat berlangsung sampai selesai

d.) Semua peserta bisa mengikuti TAK dari awal sampai akhir dan datang tepat waktu d.) Semua peserta bisa mengikuti TAK dari awal sampai akhir dan datang tepat waktu e.) Proposal TAK dikonsulkan 1 hari sebelum TAK

e.) Proposal TAK dikonsulkan 1 hari sebelum TAK B.

B. Evaluasi Evaluasi strukturstruktur a.) Leader:

a.) Leader:

Dapat memandu Dapat memandu jalannya jalannya TAK TAK dengan dengan baik.baik. 

Dapat memotivasi Dapat memotivasi peserta peserta untuk untuk memberikan memberikan pendapatnya.pendapatnya.

 b.) Fasilitator  b.) Fasilitator

Mampu memotivasi Mampu memotivasi peserta peserta dampingannya dampingannya mematuhi mematuhi aturan aturan main main yang yang ada.ada. 

Mampu Mampu memotivasi memotivasi peserta peserta dampingannya dampingannya untuk untuk memberikan memberikan pendapat.pendapat.

c. ) Peserta c. ) Peserta

(10)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, Juli. 2013.

Andriyani, Juli. 2013. Terapi Religius Sebagai Strategi Peningkatan Motivasi Hidup UsiaTerapi Religius Sebagai Strategi Peningkatan Motivasi Hidup Usia  Lanjut.

 Lanjut. Banda Aceh : Kepustakaan IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh Banda Aceh : Kepustakaan IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh Rahmawati, Kurnia dkk. 2015.

Rahmawati, Kurnia dkk. 2015. Pendidikan Kesehatan Terkait Pengetahuan Lansia Terhadap Pendidikan Kesehatan Terkait Pengetahuan Lansia Terhadap  Posyandu

 Posyandu LansiaLansia. Banjarbaru : Kepustakaan Universitas Lambung Mangkurat, Fakultas. Banjarbaru : Kepustakaan Universitas Lambung Mangkurat, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Masyarakat

https://dokumen.tips/documents/proposal-tak-gerontik-religi.html, Diakses 21 Oktober 2018 https://dokumen.tips/documents/proposal-tak-gerontik-religi.html, Diakses 21 Oktober 2018,, 08.00 WITA

Referensi

Dokumen terkait

Dirujuk kepada elemen epistemologi-metodologinya, genre orientalism telah melakukan beberapa kesilapan utama dalam menilai sember sejarah Islam tempatan, termasuklah kepada

mengenai “Pengaruh Dimensi Destination Personality terhadap Behavioral Intentions Wisatawan di Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan ”... 1.2

Praktik pengalaman lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai alat untuk menerapkan teori yang diperoleh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi keluarga petani sawah tadah hujan di Desa Balinuraga Tahun 2016, titik kajian luas lahan, pekerjaan

Diferensiasi Otak Laki-laki dan Perempuan Guru Taman Kanak-kanak Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta: Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Perspektif Gender dan

Hari pertama, jumlah penumpang didominasi oleh perempuan paruh baya yang sebagian besar adalah mereka yang baru saja berbelanja di Pasar Baru dan hendak pulang kerumah atau

Penelitian ini meliputi penyiapan sampel (pengambilan sampel, identifikasi sampel, pembuatan simplisia), pemeriksaan karakteristik simplisia, skrining fitokimia

Ozyildirim (2009) melakukan penelitian terhadap 75 mahasiswa calon guru di salah satu universitas di Turki selama lebih dari 6 bulan, penelitian