• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi untuk Individu yang Menarik Diri

N/A
N/A
Erik

Academic year: 2024

Membagikan "Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi untuk Individu yang Menarik Diri"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

0

(2)

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sabagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar mampu beradaptasi (Stuart, 2006 dalam Damiyanti, 2012).

Setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial pada berbagai tingkat hubungan yaitu dari hubungan intim biasa sampai hubungan saling ketergantungan. Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari. Individu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial.

Kepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara aktif dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan timbal balik yang sinkron (Stuart & Sundeen, 2007 dalam Damiyanti, 2012).

Kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut. Untuk mengembangkan hubungan sosial yang positif, setiap tugas perkembangan

sepanjang daur kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses. Pemutusan proses berhubungan terkait erat dengan ketidak puasan individu terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta, respon lingkungan yang negatif. kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri dan keinginan untuk menghindar dari orang lain (Stuart, 2006 dalam Damiyanti, 2012).

Pasien dengan perilaku isolasi sosial dapat berkembangan menjadi halusinasi, hal ini terkait dengan menurunnya stimulasi eksternal sebagai pembawa realita pada manusia. Jika hal ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama maka pasien akan kehilangan kemampuan membedakan yang nyata dengan tidak nyata. Oleh sebab itu dalam perawatannya pasien dilibatkan dalam kegiatan kelompok dalam bentuk

(3)

terapi aktifitas kelompok. Fokus terapi aktivitas kelompok ini adalah mengajarkan klien untuk bekerjasama dengan klien lain dalam melakukan permaian, yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan sosialisasi klien dengan orang lain.

Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di Ruangan RSJ Pemprov Jabar terdapat beberapa kasus dengan masalah isolasi sosial. Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAK-S).

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.

2. Tujuan Khusus

a. Klien mampu memperkenalkan diri

b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok

d. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan

e. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain

f. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok

g. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan taks yang telah dilakukan

C. Manfaat 1. Bagi Pasien

Meningkatkan kemampuan hubungan sosialisasi klien dengan orang lain secara bertahap.

2. Bagi Mahasiswa

Proses belajar menerapkan konsep terapi aktivitas kelompok khususnya pada pasien dengan masalah keperawatan isolasi sosial.

(4)

BAB II

PENGOGRANISASIA N

A. Metode

Kegiatan ini didesain dalam bentuk dinamika kelompok yang bernilai terapeutik untuk memfasilitasi pasien bersosialisasi dan meningkatkan keterampilan berhubungan dengan orang lain.

B. Sesi yang digunakan

Dalam Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi ( TAKS) sesi yang digunakan adalah sesi 1 : melatih kemampuan memperkenalkan diri.

C. Persiapan Klien 1. Kriteria klien :

a. Klien menarik diri yang cukup kooperatif

b. Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal c. Klien dengan gangguan menarik diri yang telah dapat berinteraksi dengan

orang lain

d. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain)

e. Klien dengan riwayat marah/amuk yang sudah tenang.

2. Proses seleksi:

a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.

b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.

d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKS, meliputi: menjelaskan tujuan TAKS pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok.

D. Kriteria Hasil 1. Evaluasi Struktur :

a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan

b. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.

c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik

(5)

e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.

2. Evaluasi Proses

a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.

b. Leader mampu memimpin acara.

c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.

f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok

g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir 3. Evaluasi Hasil

Diharapkan 75% dari kelompok mampu:

a. Memperkenalkan diri b. Berkenalan

c. Bercakap-cakap

d. Bercakap-cakap topik tertentu e. Bercakap-cakap masalah pribadi f. Bekerjasama

g. Megevaluasi kemampuan sosialisasi

E. Antisipasi Masalah

1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas a. Memanggil klien

b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain

2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin a. Panggil nama klien

b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan 3. Bila klien lain ingin ikut

a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih

b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien tersebut

(6)

F. Pengorgnisasian 1. Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal : Rabu, 11 Juni 2014

b. Waktu : Pkl. 09.00 WIB s.d selesai (sesi I) c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)

Terapi kelompok (25 menit) Penutup (10 menit)

d. Tempat : Ruang Merak e. Jumlah klien : 7 orang

2. Tim Terapi :

a. Leader : Irsad.

Uraian tugas :

1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan 2) Memimpin jalannya terapi kelompok 3) Memimpin diskusi

b. Co-leader : Marselius Boang Uraian tugas :

1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan

2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang 3) Membantu memimpin jalannya kegiatan

4) Menggantikan leader jika terhalang tugas c. Observer : Sitti Nurafni Mahri

Uraian tugas :

1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acara

2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga evaluasi kelompok

d. Fasilitator : Yenni, Sulvira, Sri Murti Ningsih, Rusni, Rahmadani Masali, Nurpa

Uraian tugas:

1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok

2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan

(7)

3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan

4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi 5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan

6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

e. Setting tempat :

Keterangan:

= Leader

= Co-leader

= Observer

= Perawat

= Pasien

(8)

SESI 1 : TAKS Tujuan

BAB III

PROSES PELAKASANAAN

Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

Setting

1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang Alat

1. Tape recorder 2. Kaset

3. Bola tenis

4. Buku catatan dan pulpen 5. Jadwal kegiatan klien Metode

1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Bermain peran/simulasi Langkah kegiatan

1. Persiapan

a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi sosial b) Membuat kontrak dengan klien

c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2. Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan :

a) Memberi salam terapeutik : salam dari terapis

b) Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini c) Kontrak :

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri 2) Menjelaskan aturan main/terapi

Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin kepada terapis

(9)

Lama kegiatan 45 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai 3. Tahap kerja

a) Jelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akan dihidupkan serta bola diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu kearah kiri) dan pada saat tape dimatikan maka anggota kelompok yang memegang bola memperkenalkan dirinya.

b) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam

c) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk menyebutkan : salam, nama lengkap , nama panggilan, hobi, dan asal, dimulai oleh terapis sebagai contoh.

d) Tulis nama panggilan pada kertas/papan nama dan tempel/pakai.

e) Ulangi b, c, dan d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.

f) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan.

4. Tahap terminasi a) Evaluasi

1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti tak 2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

b) Rencana tindak lanjut

1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri pada orang lain di kehidupan sehari-hari.

2) Memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian klien.

c) Kontrak yang akan datang

1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok

2) Menyepakati waktu dan tempat

(10)

Evaluasi dan dokumentasi Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien untuk melakukan tak. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan tak. Untuk tak sesi 1, dievaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.

(11)

a. Kemempuan verbal

Sesi 1 TAKS

Kemampuan memperkenalkan diri

b. Kemampuan nonverbal

PetUnjUk

Jumlah Menyebutkan hobi 4

Menyebutkan asal 3

Menyebutkan nama panggilan 2

Menyebutkan nama lengkap 1

Aspek yang dinilai No.

Nama Klien

Jumlah

Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

4

Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai

3

Duduk tegak 2

Kontak mata 1

Nama Klien Aspek yang dinilai

No.

(12)

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.

2.

Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika ditemukan

pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.

3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan jika nilai 0, 1, atau 2 klien belum mampu.

DokUmentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika tak pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi 1 TAKS, klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal,dianjurkan klien memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat (buat jadwal)

SESI 2 TAKS Tujuan

Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok :

a. Memperkenalkan diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

b. Menanyakan diri anggota kelompok lain : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

Setting

1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang Alat

1. Tape recorder

2. K

aset ”marilah kemari”(Titiek Puspa)

3. Bola tenis

4. Buku catatan dan pulpen 5. Jadwal kegiatan klien Metode

1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan 1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 1 TAKS b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

(13)

Pada tahap ini terapis melakukan : a. Memberi salam terapeutik

1) Salam dari terapis

2) Peserta dan terapis memakai papan nama b. Evaluasi/validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini

2) Menanyakan apakah telah mencoba memperkenalkan diri pada orang lain.

c. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok.

2) Menjelaskan aturan main berikut :

Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin kepada terapis

Lama kegiatan 45 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai 3. Tahap kerja

a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam

b. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada disebelah kanan dengan cara :

1) Memberi salam

2) Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

3) Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi lawan bicara.

4) Dimulai oleh terapis sebagai contoh

c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.

d. Hidupkan kembali kaset pada tape recorder dan edarkan bola. Pada saat tape dimatikan, minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk memperkenalkan anggota kelompok yang disebelah kanannya kepada kelompok, yaitu : nama lengkap, nama panggilan , asal dan hobi. Dimulai oleh terapis sebagai contoh.

(14)

e. Ulangi d sampai semua anggota mendapat giliran.

f. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan.

4. Tahap Terminasi a. evaluasi

1) menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK 2) memberi pujian atas keberhasilan kelompok

b. rencana tindak lanjut

1) menganjurkan tiap anggota kelompok latihan berkenalan

2) memasukan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan harian klien c. kontrak yang akan datang

1) menyepakati kegiatan berikut, yaitu bercakap-cakap tentang kehidupan pribadi

2) menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan dokumentasi Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada tahap kerja . Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 2, dievaluasi kemampuan klien dalam berkenalan secara verbal dan nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.

Sesi 2 TAKS

Kemampuan Berkenalan a. Kemempuan verbal

Menanyakan nama lengkap 5

Menyebutkan hobi 4

Menyebutkan asal 3

Menyebutkan nama panggilan 2

Menyebutkan nama lengkap 1

Aspek yang dinilai

No. Nama Klien

(15)

b. Kemampuan nonverbal

PetUnjUk

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.

2.

Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika

ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.

3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan :

Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nil

ai ≥ 6, disebut belum mampu jika mendapat nilai ≤ 5

Kemampuan nonverbal disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4,

disebut belum mampu jika mendapat nilai ≤ 2.

DokUmentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, jika nilai klien 7 untuk verbal dan 3 untuk nonverbal, catatan keperawatan adalah : klien mengikuti TAKS sesi 2, klien mampu berkenalan secara verbal dan non verbal, anjurkan klien untuk berkenalan dengan klien lain, buat jadwal.

Jumlah Menanyakan hobi 8

Menanyakan asal 7

Menanyakan nama panggilan 6

sampai akhir

Jumlah

Mengikuti kegiatan dari awal 4

Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai

3

Duduk tegak 2

Kontak mata 1

Aspek yang dinilai

No. Nama Klien

(16)
(17)

REFERENSI

Keliat, Budi Anna. 2005. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC.

Suyanto, novie. 2009.Isolasi sosial. http://askepjiwa.blogspot.com./07/html. tgl 2 januari 2010 pukul 15.00 wib

Referensi

Dokumen terkait

Untuk hasil terapi aktivitas kelompok sosialisasi dengan kategori kurang baik seluruhnya kemampuan komunikasinya kurang mampu karena responden belum cukup lama

Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terhadap Kemampuan Bersosialisasi pada Klien Isolasi Sosial Menarik Diri di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi

Hasil penelitian dari (Nur et al., 2016) tentang pengaruh aktivitas kelompok sosialisasi terhadap kemampuan bersosialisasi pada Pasien isolasi sosial menarik diri

Dokumen ini membahas bagaimana kesehatan mental memengaruhi perilaku individu, termasuk perilaku siswa dan pasien gangguan jiwa

Dokumen ini membahas definisi kesehatan secara lengkap, termasuk aspek fisik, mental, sosial dan

Artikel ini membahas tentang terapi aktivitas kelompok tebak benda yang diterapkan di Balai Penyantuan Sosial Lanjut Usia Terlantar Senja Cerah Paniki Manado untuk meningkatkan fungsi kognitif

Dokumen ini membahas tentang Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yang diterapkan di Wisma Talamau dan Panti Sosial Tresna Werda untuk meningkatkan fungsi kognitif para

149 PENDAHULUAN Gangguan jiwa adalah suatu kondisi terganggunya fungsi mental, emosi, pikiran, kemauan, perilaku psikomotorik dan verbal, yang menjadi kelompok gejala klinis yang