``
BAB II BAB II DASAR TEORI DASAR TEORI
2.1 Pedoman Perencanaan Struktur 2.1 Pedoman Perencanaan Struktur 2.1.1 Peraturan-peraturan
2.1.1 Peraturan-peraturan Perhit
Perhitungaungan n konskonstruksi truksi gedungedung g ini ini mempememperhatikrhatikan an ketentketentuan-kuan-ketentuetentuanan yang berlaku yang terdapat pada buku-buku pedoman antara lain :
yang berlaku yang terdapat pada buku-buku pedoman antara lain : a.
a. TTata Cara Perhata Cara Perhituitungangan Strukn Struktur Betotur Beton untuk Bann untuk Bangungunan Geduan Gedung SNI !-ng SNI !-"#$
"#$%-"%-"""& & ditditerberbitkitkan an oleoleh h ''ayaayasan san (em(embagbaga a PenPenyelyelidiidikan kan )asa)asalahlah Bangunan *epartemen Peker+aan ,mum& Bandung. Beberapa ketentuan Bangunan *epartemen Peker+aan ,mum& Bandung. Beberapa ketentuan yang diambil dari Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan yang diambil dari Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI !-"#$%-"" dalam perenanaan Tugas khir ini adalah Gedung SNI !-"#$%-"" dalam perenanaan Tugas khir ini adalah :: /.
/. momodudululus elas elastistisisitatas bets beton 0on 0 E E cc 1 1 "
".. kkuuaat pt peerlrlu 0u 0U U 1 1 !.
!. 2ak2aktotor rer reduduksksi kei kekukuatatan 0 3 an 0 3 11 $
$.. 22akakttoor r 0 0 4/ 4/ 11 5.
5. tetebabal sel selilimumut bet betotonn b.
b. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk GeduPeraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung /6#%ng /6#%
Beberapa ketentuan yang diambil dari Peraturan Pembebanan Indonesia Beberapa ketentuan yang diambil dari Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung /6#% dalam perenanaan
untuk Gedung /6#% dalam perenanaan Tugas Tugas khir ini adalah khir ini adalah :: /.
/. berberat at sensendirdiri i bahbahan an banbangungunanan ".
". bebebaban hin hidudup lap lantntai gai gededunungg
2.1.2 Beban Yang Bekerja Pada Struktur 2.1.2 Beban Yang Bekerja Pada Struktur
Sesuai dengan Pedoman Peraturan Pembebanan Indonesia ,ntuk Gedung Sesuai dengan Pedoman Peraturan Pembebanan Indonesia ,ntuk Gedung /6#%& beban-beban yang beker+a terbagi atas :
/6#%& beban-beban yang beker+a terbagi atas : a.
a. BeBebaban )n )atatii '
'aitaitu u berberat at dardari i semsemua ua bagbagian ian dardari i suasuatu tu gedgedung ung yanyang g berbersi2asi2at t tettetap&ap& termasuk segala unsur tambahan& penyelesaian-penyelesaian& mesin-mesin termasuk segala unsur tambahan& penyelesaian-penyelesaian& mesin-mesin peralatan tetap yang merupakan bagian yang tidak te
peralatan tetap yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedungrpisahkan dari gedung # #
``
itu 0
itu 0 PPIUG 1987-pasal 1.0. ayat 1 PPIUG 1987-pasal 1.0. ayat 1 1. Beban mati yang direnanakan pada 1. Beban mati yang direnanakan pada T
Tugugas as kkhihir r inini i didiamambibil l dadari ri TTababel el "."./././ / dadan n TTababel el "."."."." " PePeratratururanan Pembebanan Indonesia untuk Gedung /6#%.
Pembebanan Indonesia untuk Gedung /6#%. T
Tabe abe 2.1.12.1.1
Berat Send!r! Ba"an Bangunan Berat Send!r! Ba"an Bangunan B
Baahhaan n BBaanngguunnaann BBeerraat t SSeennddiirrii /
/.. BBaa++aa "
".. BBaattu u llaamm !.
!. BatBatu beu belahlah& bat& batu buu bulatlat& bat& batu guu gununnungg $
$.. BBaattu u kkaararanngg 5
5.. BBaattu pu peeaahh 7
7.. BBeesi si ttuuaanngg %
%.. BBeettoonn #.
#. BeBetoton n bebertrtululanangg 6
6.. 88ayayu 0u 088llaas /s /11 /.
/. 8erik8erikil& il& koralkoral //
//.. PasanPasangan bgan bata meata merahrah /"
/".. PaPasasangngan an babatu tu bebelalah& h& babatu tu bubulalat& t& babatutu gunung
gunung /!.
/!. PasanPasangan bgan batu eatu etak tak /$.
/$. PasanPasangan bagan batu karatu karangng /5.
/5. Pasir 0kerPasir 0kering udaring udara sampai lembaba sampai lembab11 /7.
/7. Pasir Pasir 0+enu0+enuh airh air11 /%.
/%. Pasir kPasir kerikilerikil& koral& koral /#
/#.. TTananahah& & lelempmpunung& g& dadan n lalananau u 0k0kereriningg udara sampai lembab1
udara sampai lembab1 /6.
/6. TTanah& lempung& anah& lempung& dan lanau 0basah1dan lanau 0basah1 ".
". TTimah hitaimah hitam 0timbelm 0timbel11
%#5 kg9m %#5 kg9m!! "7 kg9m "7 kg9m!! /5 kg9m /5 kg9m!! % kg9m % kg9m!! /$5 kg9m /$5 kg9m!! %"5 kg9m %"5 kg9m!! "" kg9m "" kg9m!! "$ kg9m "$ kg9m!! / kg9m / kg9m!! /75 kg9m /75 kg9m!! /% kg9m /% kg9m!! "" kg9m "" kg9m!! "" kg9m "" kg9m!! /$5 kg9m /$5 kg9m!! /7 kg9m /7 kg9m!! /# kg9m /# kg9m!! /#5 kg9m /#5 kg9m!! /% kg9m /% kg9m!! " kg9m " kg9m!! //$ kg9m //$ kg9m!! Sumber:
Sumber: Peraturan Peraturan Pembebanan Pembebanan Indonesia Indonesia Untu Untu Gedun! Gedun! 19871987 Tabe 2.1.2
Tabe 2.1.2
Berat Send!r! #omponen $edung Berat Send!r! #omponen $edung 8
8oommppoonneen n GeedG duunngg BBeerraat t SSeennddiirrii
6 6
``
/.
/. ddukukanan& p& per er m m tetebabal :l : -- **aarri i sseemmeenn
-- *a*ari kri kapapurur& se& sememen mn mererahah& at& atau tau trarass "
".. ssppalal& & tetermrmasasuuk k babahhanan-b-bahahan an miminnereralal penambah& per m tebal
penambah& per m tebal !.
!. *i*indndining pag pasansangagan ban bata meta merah :rah : -- SSaattu u bbaattuu
-- SSeetteennggaah h bbaattuu $.
$. *i*indndining pag pasansangagan ban batatako :ko : aa.. BBeerrlluubbaanngg
-- TTeebbal al ddiinnddiinng g "" mm -- TTeebbal al ddiinnddiinng g // mm b.
b. TTanpa lubanganpa lubang
-- TTeebbal al ddiinnddiinng g //5 5 mm -- TTeebbal al ddiinnddiinng g // mm 5.
5. (an(angitgit-lan-langit dagit dan dinn dindinding& terg& terdirdiri darii dari:: a.
a. SSememen absen abseses& & dedenngagan n tetebabal l mmakaks. $s. $ mm
mm b.
b. 8aa& dengan tebal !-5 mm8aa& dengan tebal !-5 mm 7
7.. ((aannttai ai kkaayyu u seseddererhhanana a ddeennggaan n bbalalook k kayu& tanpa langit-langit dengan bentang kayu& tanpa langit-langit dengan bentang maks 5 m dan untuk beban hidup maks maks 5 m dan untuk beban hidup maks " kg9m
" kg9m".". %.
%. PePengnggagantntunung g lalangngitit-l-lanangigit t 0d0darari i kakayuyu11 dengan bentang maks 5 m dengan +arak dengan bentang maks 5 m dengan +arak s.k.s min &# m.
s.k.s min &# m. #.
#. PePenunututup p atatap genap gentiting denng dengagan n rereng danng dan usuk9kasau per m
usuk9kasau per m"" bidang atap. bidang atap. 6
6.. PPeennuuttuup p atataap p sisirraap p ddenenggan an rreenng g ddaann usuk9kasau per m
usuk9kasau per m"" bidang atap. bidang atap. /.
/. Penutup atap Penutup atap B(S-"5 tanpB(S-"5 tanpa gording.a gording. //
//.. PenutPenutup lantai dari ubin semen portlanup lantai dari ubin semen portland&d& teraso dan b eton& tanpa adukan& per m teraso dan b eton& tanpa adukan& per m tebal
tebal /".
/". Semen abseSemen abses gelombas gelombang tebal 5 mmng tebal 5 mm
"/ kg9m "/ kg9m"" /% kg9m /% kg9m"" /$ kg9m /$ kg9m"" $5 kg9m $5 kg9m"" "5 kg9m "5 kg9m"" " kg9m " kg9m"" /" kg9m /" kg9m"" ! kg9m ! kg9m"" " kg9m " kg9m"" // kg9m // kg9m"" / kg9m / kg9m"" $ kg9m $ kg9m"" / /
` % kg9m" 5 kg9m" $ kg9m" / kg9m" "$ kg9m" // kg9m"
Sumber: Peraturan Pembebanan Indonesia Untu Gedun! 1987 b. Beban ;idup
'aitu semua beban yang ter+adi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung& dan kedalamannya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah& mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu& sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap tersebut. 8husus pada atap& kedalaman beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hu+an& baik akibat genangan maupun akibat tekanan +atuh 0 energi kinetik 1 butiran air 0 PPI,G /6#% < pasal /.. ayat " 1. Beban hidup yang //
`
direnanakan pada Tugas khir ini diambil dari Tabel ".!. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung /6#%.
Tabe 2.1.%
Beban &!dup Pada 'anta!
Beban ;idup Berat Sendiri
/. (antai dan tangga rumah tinggal& keuali yang disebut dalam ".
". (antai dan tangga rumah tinggal sederhana dan gudang-gudang tidak penting yang bukan untuk toko& pabrik& atau bengkel
!. (antai sekolah& ruang kuliner& kantor& toko& toserba& restoran& hotel& asrama& dan rumah sakit.
$. (antai ruang olahraga 5. (antai ruang dansa
7. (antai dan balkon dalam dari ruang-ruang untuk pertemuan yang lain daripada yang disebut dalam / s9d 5& seperti mas+id& gere+a& ruang pergelaran& ruang rapat& bioskop& dan panggung penonton dengan tempat
duduk tetap.
%. Pengguna penonton dengan tempat duduk tidak tetap atau untuk penonton yang berdiri
#. Tangga bordes tangga dan gang dari
" kN9m" /&"5 kN9m" "&$ kN9m" $ kN9m" 5 kN9m" $ kN9m" 5 kN9m" ! kN9m" /"
`
yang disebut dalam !.
6. Tangga bordes tangga dan gang dari yang disebut dalam $&5&7& dan %.
/. (antai ruang pelengkap dari yang disebut dalam & $&5&7& dan %
//. (antai untuk pabrik& bengkel& gudang& perpustakaan& ruang arsip& toko besi& toko buku& ruang alat-alat dan ruang mesin& harus direnanakan terhadap beban hidup yang ditentukan
tersendiri& dengan minimum. /". (antai gedung parkir bertingkat
- ,ntuk lantai ba=ah
- ,ntuk lantai tingkat lainnya
/!. Balkon-balkon yang men+orok bebas keluar harus direnanakan terhadap beban hidup dari lantai ruang yang berbatasan dengan minimum.
Atap $edung
/. tap9bagiannya yang dapat diapai orang
". tap9bagiannya yang tidak dapat diapai orang 0diambil minimum1
- Beban hu+an 0$-&#.s1 kg9m" 0s>sudut atap1& minimal " kg9m"& tak perlu ditin+au apabila s ? 5@ /$. Beban terpusat 5 kN9m" "&5 kN9m" $ kN9m" $ kN9m" # kN9m" ! kN9m" / kN9m"0atap dak1 &5 kN / kN /!
`
Sumber: S"I 17#7:#01$
2.1.% #omb!na(! Pembebanan
a. 8ombinasi pembebanan menurut 0 S% S"I 0$-#87&-#00# pasal //."0/0511& hal:561 :
/1 , > /&"* A /&7(
"1 , > /&"* A /&7( A &5
!1 , > /&"* A /&( A /&7 A &5D=
Perlu diatat bah=a untuk setiap kombinasi beban *& (& dan & kuat perlu , tidak boleh kurang dari persamaan :
, > /&"* A /&7( A &5 8eterangan :
, > beban ultimitE * > beban matiE ( > beban hidupE
D= > beban genangan airE
`
> beban angin.
a. pabila beban hidup& baik yang membebani gedung atau bagian gedung seara penuh maupun sebagian& seara tersendiri atau dalam kombinasi dengan beban-beban lain& memberikan pengaruh yang menguntungkan bagi struktur atau unsur struktur gedung itu& maka pembebanan atau kombinasi pembebanan tersebut tidak boleh ditin+au dalam perenanaan struktur atau unsur struktur tersebut.
b. ,ntuk keadaan-keadaan tertentu beban mati& beban hidup& dan beban angin dapat dikalikan dengan suatu koe2isien reduksi. Pengurangan beban-beban tersebut harus dilakukan apabila hal itu menghasilkan keadaan yang lebih berbahaya untuk struktur atau unsur struktur yang ditin+au.
2.2 Perencanaan Struktur Beton Bertuang 2.2.1 Perencanaan Struktur Peat Beton
,ntuk merenanakan pelat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan& tetapi harus +uga ukuran dan syarat-syarat dan peraturan yang ada. Pada perenanaan ini digunakan tumpuan ter+epit penuh untuk menegah pelat berotasi dan relati2 sangat kaku terhadap momen puntir dan +uga di dalam pelaksanaan pelat akan dior bersamaan dengan balok.
Pelat merupakan panel-panel beton bertulang yang mungkin bertulangan dua atau satu arah sa+a tergantung sistem strukturnya. pabila pada struktur pelat perbandingan bentang pan+ang terhadap lebar F "& maka akan mengalami lendutan /5
`
pada kedua arah sumbu. Beban pelat dipikul pada kedua arah oleh empat balok pendukung sekeliling panel pelat& dengan demikian pelat men+adi suatu pelat yang
melentur pada kedua arah. *engan sendirinya pula penulangan untuk pelat tersebut harus menyesuaikan. pabila pan+ang pelat sama dengan lebarnya& perilaku keempat balok keliling dalam menopang pelat akan sama. Sedangkan apabila pan+ang tidak sama dengan lebar& balok yang lebih pan+ang akan memikul beban lebih besar dan balok yang pendek 0penulangan satu arah1. (angkah perenanaan penulangan pelat adalah sebagai berikut:
1. )enentukan syarat-syarat batas& tumpuan dan pan+ang bentang. #. )enentukan (y 0sisi pan+ang plat1
( 0sisi pendek plat1
$. (ebar pelat diambil / meter 0b > / mm1
&. Pan+ang bentang 0H1 'S% S"I-0$-#8&7-#00#( pasal 10.7( )al: *&+ a. Pelat yang tidak menyatu dengan struktur pendukung
H > H n A h dan H F H as-as
b. Pelat yang menyatu dengan struktur pendukung ika H n F !& m& maka H > H n
ika H n !& m& maka H > H n A " 5mm
*. )enentukan tebal minimal pelat 0h1 'S% S"I-0$-#8&7-#00#( pasal 11.*( )al: ,#+
,ntuk pelat satu arah 'S% S"I-0$-#8&7-#00#( pasal 11.* '#'$++( )al: ,$+
. *itentukan berdasarkan ketentuan yang terantum dalam tabel minimum pelat dapat dilihat pada Tabe/ "."./
Tabe 2.2.1
Tabe )!n!mum Baok *on- Prategang atau Peat Satu Ara" B!a 'endutan T!dak D!"!tung
`
,ntuk pelat dua arah 'S% S"I-0$-#8&7-#00#( pasal 11.*'$'$++( )al: ,$+ . Tebal minimal pelat bergantung pada Jm > J rata-rata& J adalah rasio
kekakuan lentur penampang balok terhadap kekakuan lentur pelat dengan rumus berikut:
α> 'S% S"I-0$-#8&7-#00#( pasal 1*.$',+( )al: 1$8+
dimana subskrip b meru+uk pada balok dan p meru+uk pada pelat& harus disediakan tulangan khusus di sisi atas dan ba=ah bagian pelat yang berat di sudut luar.
*engan:
> )odulus Klastisitas Balok
`
> )odulus Klastisitas Plat
> Inertia Balok
> Inertia Plat
/1 ,ntuk Jm yang sama atau lebih keil dari &" harus menggunakan tabel di atas.
"1 ,ntuk Jm lebih besar dari &" tapi tidak lebih besar dari "& ketebalan minimum harus memenuhi:
h > 'S% S"I-0$-#8&7-#00#( pasal 11.* '$'$+'b++( )al: ,,+
dan tidak boleh kurang dari /" mm.
!1 ,ntuk Jm lebih besar dari "& ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari:
h > 'S% S"I-0$-#8&7-#00#( pasal 11.* '$'$+'c++( )al:,,+ dan
tidak boleh kurang dari 6 mm dengan 4 > rasio bentang bersih pelat dalam arah meman+ang dan arah memendek.
$1 Laktor momen pikul maksimal 08 maks1 pada perenanaan beton bertulang dengan tulangan tarik sa+a ini dapat diartikan sebagai nilai batas 2aktor momen pikul 8. ika nilai 8 lebih keil dari nilai 8 maks berarti s +uga lebih keil dari smaks& sehingga penampang balok tidak akan ter+adi oMer rein2ored dan tidak perlu dikontrol pasti sudah memenuhi persyaratan.
Tabe 2.2.2
+aktor )omen P!ku )ak(!ma ,# mak( daam )Pa )utu )utu ba+a tulangan 2y 0)Pa1
`
beton 2 0)Pa1
"$ ! !5 $ $5 5
/5 $&$#!6 $&"7%! $&// !&6$$" !&%6#% !&77"% " 5&6%#7 5&7#6% 5&$77# 5&"576 5&7$6 $&##!7 "5 %&$%!" %&//"/ 7&#!!5 7&5%!7 7&!!// 7&/$5 ! #&67%6 #&5!$5 #&"" %&###! %&56%! %&!"5$ !5 /&/$$5 6&7$$" 6&"565 #&6/7 #&57#" #&"5%! $ //&""#! /&77!6 /&"!/! 6&#"67 6&$57! 6&/#% $5 /"&/6$# //&5%$ //&6! /&756 /&"$% 68! 5 /!&$#5 /"&!7#! //&#$6% //&!%5 /&6"77 /&5/$5 55 /!&%#$7 /!&5!5 /"&$6%% //&6#5 //&5/6 //&%/7 7 /$&77% /!&##/7 /!&"#5! /"&%!5# /"&""#! //&%5#! Sumber: alo dan eton ertulan!( li sroni
51 )emperhiungkan beban-beban yang beker+a pada pelat lantai. 71 )enentukan momen yang menentukan 0)u1 0PBI /6%/1
a1 )l 0momen lapangan arah-O1 b1 )t 0momen tumpuan arah-O1
1 )ly 0momen lapangan arah-T1 d1 )ty 0momen tumpuan arah-'1
`
Tabe 2.2.%
Penentuan )omen Peat
Sumber: alo dan eton ertulan!( li sroni
%1 )enentukan tebal selimut beton minimal 'S% S"I-0$-#8&7-#00#( pasal 9.7 '1+( )a1:&0+:
,ntuk batang tulangan * F !7& Tebal selimut beton " mm
,ntuk batang tulangan *$$ < *57& Tebal selimut beton $ mm
#1 )enghitung penulangan arah-O dan arah-' *ata-data yang diperlukan:
a1 Tebal pelat 0h1 b1 )omen 0)u1
1 Tinggi e2ekti2 0d dan dy1 d1 Tebal selimut beton 0d1 e1 *iameter tulangan
*alam menghitung tulangan harus melalui perhitungan sebagai berikut: "
`
8 >
8emudian nilai 8 diookan pada tabel pada lampiran sehingga didapatkan nilai Q. Nilai Q digunakan dalam menentukan luas tulangan yang dibutuhkan yakni:
s >
8emudian nilai s diookan pada tabel di lampiran untuk mendapatkan +arak tulangan yang digunakan.
*imana:
) > momen yang ter+adi B > lebar 0diambil lm1 * > tinggi e2ekti2
61 arak bersih antar tulangan s
- s * dan s F "5 mm 0* adalah diameter tulangan1. 'S% S"I-0$-#8&7-#00#( pasa19., '1+( )al:$9+
- s diameter maksimal agregat& atau s $ mm.
'S% S"I-0$-#8&7-#00#( pasal 11.*.$ '#'$++( )al: 1&+ 0Catatan: *iameter nominal maksimal kerikil R ! mm1 /1 arak maksimal tulangan 0as ke as1:
Tuangan pokok
Pelat satu arah : s F ! h dan s F $5 mm 'S% S"I-0$-#8&7-"/
`
#00#( pasal 1#.* '&+( )al: 7#+
Pelat dua arah : s F " h dan s F $5 mm 'S% S"I-0$-#8&7-#00#( pasal 1*.$ '#+( )al: 1$8+
Tuangan bag! : s F 5 h dan s F $5 mm 'S% S"I-0$-#8&7-#00#( pasal 9.1# '#'#++( )al: &8+
//1 (uas tulangan minimal pelat
a1 Tulangan pokok Pasal /".5./. SNI !-"#$%-""1:
L F !/&!7 )Pa& s dan
2 F !/&!7 )Pa& s
b1 Tulangan bagi9tulangan susut dan suhu 0Pasal 6./"."./ SNI !-"#$%-""1
,ntuk 2y F ! )Pa& maka sb &" b h
,ntuk 2y > $ )Pa& maka sb &/# b h
,ntuk 2y $ )Pa& maka sb &/# b h
tetapi sb &/$ b h
`
$ambar 2.2.1 Skema ;itungan Tulangan Pelat Sumber: alo dan eton ertulan!( li sroni
"!
*ata : dimensi plat 0h& d& d1& mutu bahan 02& 21 dan beban 0)u1
8 > atau dengan b > / mm
8
maks > atau dari tabel
8 F 8maks 01 ,kuran pelat dipertebal0lihat Gambar UII.#1
a >
*ipilih luas tulangan pokok dengan memilih nilai yang besar dari s&u berikut:
ika 2 !/&!7 )pa& s&u >
*ihitung luas tulangan bagi sb&u 0kalau ada1 dengan memilih yang besar:
sb&u >
2y F ! )Pa& sb&u >
2y > $ )Pa& sb&u > &/# 2y $ )Pa& sb&u > &" sb&u &/$
*ihitung +arak tulangan s : S
S 0untuk pelat " arah1 S 0untuk pelat / arah1
*ihitung +arak tulangan s : S
S dan s F $5 mm
`
$ambar 2.2.2 Skema ;itungan Pembesaran *imensi Plat Sumber: alo dan eton ertulan!( li sroni
$ambar 2.2.% Skema ;itungan )omen enana Pelat Sumber: alo dan eton ertulan!( li sroni
enis-enis Pelat (antai Beton
Beberapa +enis pelat lantai beton yang dikenal saat ini& yaitu:
"$
*ata: dimensi plat 0h& d& ds1& mutu bahan 02& 2y1 dan beban 0)u1
*ihitung dan 8maks
8 F 8maks 01
d harus *ihitung tulangan pelat
0lihat gambar UII.71
*ata: dimensi plat 0h& d& d1& mutu bahan 02& 2y1 dan tulangan pokok terpasang &
*ikontrol nilai syaratE Q min F Q F Q maks *engan :
tau :
*ihitung:
*ihitung: *an
Nilai Q maks dan Q min boleh dari Tabel III." dan III.!
Catatan:
V Q min pelat diperkeil W min pelat diperbesar
`
a1 Pelat satu arah
Gaya-gaya yang beker+a pada struktur pelat adalah searah serta beban yang diterima pelat dalam arah tegak lurus tumpuan garis.
$ambar 2.2./ Pelat Beton Satu rah b1 Pelat *ua rah
'aitu pelat beton yang ditumpu pada keempat sisinya. Tumpuan berupa balok induk ataupun anak yang mengelilingi pelat. Pelat +enis ini berprilaku dalam dua arah dalam memikul beban-beban luar.
Pelat dua arah penulangannya direnanakan pada dua arah& yaitu arah meman+ang dan melebar. ;al ini ter+adi karena pelat tersebut ditumpu pada keempat sisinya sehingga beban yang beker+a akan didistribusikan pada tumpuan-tumpuan tersebut pada dua arah& yaitu pada sisi pan+ang dan pendek.
Pelat pada bu+ur sangkar& gaya-gaya tersebut sama besar untuk masingmasing arah. Pelat dua arah pada umumnya direnanakan untuk struktur bangunan gedung atau +embatan.
8euntungan penulangan pelat dua arah adalah bah=a beban yang "5
`
beker+a terdistribusi pada beberapa tumpuan sehingga mengurangi beban pada tumpuan. Selain itu& hubungan struktur akan men+adi lebih kaku
sehingga akan menambah kekokohan struktur seara keseluruhan.
$ambar 2.2.0 Pelat Beton *ua rah 1. Syarat-Syarat Tumpuan Pelat
Perenanaan pelat lantai beton menakup beberapa aspek yang harus diperhatikan salah satunya adalah syarat-syarat tumpuan pelat. ;al ini sangat terkait dengan penentuan +enis perletakan pada tumpuan. da beberapa syarat yang di+adikan auan dalam menentukan +enis tumpuan
dan akan di+elaskan sebagai berikut: a+ Tumpuan Bebas 0Sendi1
Tumpuan yang memungkinkan ter+adinya rotasi bebas pada pelat +ika mengalami pembebanan. ;al ini ter+adi karena tidak ada hubungan monolit antara tumpuan pelat sehingga seolah-olah pelat bebas mengalami rotasi.
b+ Tumpuan epit Sebagian 0Klastis1
dalah tumpuan yang tidak ukup mampu untuk menegah ter+adinya "7
`
sebagian rotasi pada pelat sehingga memungkinkan tumpuan 0balok1 +uga ikut berotasi terpuntir. ;ubungan antara pelat dengan tumpuan ukup kaku sehingga akan timbul momen tumpuan.
c+ Tumpuan epit Penuh
dalah tumpuan yang mampu untuk menegah ter+adinya rotasi pada pelat dan tumpuan relati2 kaku terhadap momen puntir. ;ubungan antara pelat dengan tumpuan adalah kaku 0monolit1 sehingga memungkinkan
timbulnya momen tumpuan. #. enis pembebanan
enis pembebanan pada pelat lantai beton dibedakan atas " maam& yaitu:
a+ Beban mati 0X*1 adalah beban yang si2atnya tetap 9 tidak bergerak 9 tidak berubah-ubah. Contohnya seperti berat sendiri pelat& penutup lantai& pla2ond dan lain-lain.
b+ Beban hidup 0X(1 adalah beban yang si2atnya tidak tetap 9 bergerak 9 berubah-ubah. Contohnya seperti manusia& peralatan kantor&
kendaraan& dan lain-lain. Besarnya beban hidup tergantung pada +enis dan 2ungsi bangunan. ;al ini sudah diatur dalam Pedoman Perencanaan Pembebanan Untu /uma) dan Gedun! 1987 yang
diterbitkan oleh *epartemen Peker+aan ,mum.
Tabe 2.2./
Beban &!dup ntuk Berbaga! en!( 'anta!
Penggunaan $edung '!3e 'oad
,kg4m2 "%
`
/1 (antai rumah tinggal sederhana /"5
"1 (antai rumah 9 tinggal 9 took " !1 (antai sekolah 9 kantor 9 restoran 9 hotel asrama 9
rumah sakit 9 toserba
"5
$1 (antai ruang olahraga $
51 (antai ruang dansa 5
71 (antai gere+a 9 mas+id 9 rapat 9 bioskop $
%1 Panggung penonton berdiri 5
#1 Tangga 9 bordes 9 gang untuk 0!1 !
61 Tangga 9 bordes 9 gang untuk 0! < %1 5
/1 (antai ruang pelengkap 0! < %1 "5
//1 (antai untuk pabrik 9 bengkel 9 gudang 9 perpustakaan 9 arsip 9 toko buku 9 toko besi 9 ruang alat 9 ruang mesin& minimum
$
/"1 (antai ruang parkir bertingkat
- (antaiba=ah #
- (antaiatas $
/!1 Balkon kantileMer& minimum !
Sumber: Peraturan Pembebanan Indonesia Untu Gedun! 1987 $. Laktor Beban
SNI !-"#$%-"" memberikan suatu ketentuan bah=a beban-beban yang beker+a pada struktur bangunan harus diberikan 2aktor beban& yang bertu+uan untuk memberikan angka keamanan yang lebih baik terhadap
struktur. Besarnya beban ini& dibedakan men+adi " maam& yaitu:
a+ Laktor untuk beban mati yaitu /&" *( 'ei!)t ead 2oad+ b+ Laktor untuk beban hidup yaitu /&7 (( 'ei!)t 2i3e 2oad+
&. Penutup Beton dan arak Tulangan
Penutup beton ber2ungsi untuk men+amin pemasangan tulangan di "#
`
dalam beton& tingkat lekatannya& melindungi tulangan dari karat dan kehilangan kekuatan. SNI-!-"#$%-"" menetapkan tebal minimum penutup 9 pelindung beton yang diukur dari sisi tulangan terluar.
`
Tabe1 2.2.0
Teba Se!mut4Pe!ndung Beton
Beton Yang D!cor D!tempat
Teba Se!mut )!n!mum
,mm /1 Beton yang dior di atas tanah dan selalu berhubungan
dengan tanah
%5
"1 Beton berhubungan dengan tanah atau uaa: Batang *-/6 hingga *-57 ...
Batang *-/7& +aring ka=at polos P/7 atau ka=at ulir yang&lebih keil ...
5
$ !1 Beton yang tidak langsung berhubungan dengan uaa
atau beton yang tidak langsung berhubungan dengan tanah:
Pelat& dinding& pelat berusuk:
Batang *-$$ dan *-57 ...
Batang *-$$ dan yang lebih keil ... Balok& kolom:
Balok& kolom:
Tulangan utama& pengikat& sengkang& lilitan spiral 8omponen struktur angkang& pelat lipat:
8omponen struktur angkan& pelat lipat:
Batang *-/6 dan yang lebih besar ...
Batang *-/7& +aring ka=at polos P/7 atau ulir */7 dan yang lebih keil ...yang lebih keil $ " $ " /5 Sumber: S"I-0$-#8&7-#00# !
`
*. Pengendalian etak kibat (entur
Pengendalian retak pada pelat lantai beton harus men+adi perhatian utama. ;al ini disebabkan oleh pengaruh retak yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pelat lantai beton. etak pada pelat lantai beton yang telah mengeras akan mengakibatkan merembesnya air dan akan menimbulkan karat 0korosi1 pada tulangan. ,ntuk menghindarkan hal tersebut maka retak pada beton harus dikendalikan sampai batas yang dii+inkan.
8eretakan pada pelat lantai beton& dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
a1 Perubahan bentuk akibat susut.
b1 Tegangan langsung akibat kombinasi beban& dan lendutan +angka pan+ang.
1 Tegangan akibat beban lentur.
Tabe 2.2.5
'ebar Retak Yang D!!j!nkan
#ond!(! '!ngkungan 'ebar Retak ,mm
/1 ,dara kering atau struktur terlindung &$/ "1 ,dara lembab atau elemen struktur tak
terlindung
&! !1 ir laut basah atau kering &/5
$1 Struktur penahan air &/
Sumber: Sudarmanto 0/667: /"1 8eterangan:
Berdasarkan SNI !-"#$%-""& kontrol lebar retak hanya dilakukan +ika mutu ba+a !5 )Pa.
,. Penulangan
Penulangan pelat lantai beton mengau pada ketentuan bah=a struktur !/
`
pelat harus direnanakan dalam kondisi daktail. ;al ini untuk men+amin bah=a pelat akan memberikan tanda-tanda +ika telah melebihi
kapasitasnya.
Pan+ang penulangan pada daerah tumpuan 0momen negati21 sebesar: /1 /95. (t untuk bentang luar
"1 /9$. (t untuk bentang dalam dimana: (t > bentang teoritis 2.2.2 Perencanaan Struktur Baok
2.2.2.1 Baok Per(eg! Panjang Dengan Tuangan Tungga
Balok dapat dide2inisikan sebagai salah satu dari elemen struktur portal dengan bentang yang arahnya horiYontal& sedangkan portal merupakan kerangka utama dari struktur bangunan khususnya bangunan gedung.
$ambar 2.2.5 Klemen Balok dan 8olom Portal Z
1. D!(tr!bu(! Regangan dan Tegangan Baok
,ntuk keperluan hitungan balok persegi pan+ang dengan tulangan tunggal& berikut ini dilukiskan untuk penampang balok yang dilengkapi dengan !"
8eterangan Gambar III./: / > Klemen Balok
" > Klemen 8olom ! > Titik Buhul 0oint1 $ > Perletakan Sendi 5 > Perletakan epit
`
distribusi regangan dan tegangan beton serta notasinya& seperti terlihat pada Gambar III.".
$ambar 2.2.6*istribusi egangan dan Tegangan Pada Balok Tulangan Tunggal
8eterangan notasi pada Gambar:
a > tinggi blok tegangan beton tekan persegi ekiMalen > & dalam mm.
s > uas tulangan tarik& mm". b > lebar penampang balok& mm.
> +arak antara garis netral dan tepi serat beton tekan& mm. C > gaya tekan beton& kN.
d > tinggi e2ekti2 penampang balok& mm.
ds > +arak antara titik berat tulangan tarik dan tepi serat beton tarik& mm. 2 > tegangan tekan beton yang disyaratkan pada umur "# hari& )pa. KS > modulus elastisitas ba+a tulangan& diambil sebesar ". )pa.
2 s > tegangan tarik ba+a tulangan > dalam )pa. 0III-/b1 2 y > tegangan tarik ba+a tulangan pada saat leleh& )pa
h > tinggi penampang balok& mm.
`
)n > momen nominal aktual& kNm. TS > gaya tarik ba+a tulangan& kN.
4/ > 2aktor pembentuk tegangan beton tekan persegi ekiMalen& yang bergantung pada mutu beton 02 1 sebagai berikut 0Pasal /".".%.! SNI
!-"#%$-""1:
,ntuk 2 V ! )pa& maka 4/ >  0III-/1
,ntuk 2 ! )pa maka 4/> 0III-/d1
Tetapi 4/ &75 0III-/e1
[ > regangan tekan beton& dengan [ maksimal 0III-/21 [s > regangan tarik ba+a ruangan
[y > regangan tarik ba+a tulangan pada saat leleh
> 2 y9Ks > 2 y9" 0III-/g1
2. Perencanaan Bata(
*alam perenanaan elemen beton bertulang ada beberapa kondisi batas yang dapat di+adikan constraint & yaitu:
1. 8ondisi batas ultimit.
2. 8ondisi batas khusus& yang menyangkut kerusakan9keruntuhan akibat beban ab-normal&
`
%. A(um(! Da(ar Per"!tungan 'entur
)enurut peratiran beton di Indonesia 0SNI !-"#$%-""1& pada perenanaan beton bertulang yang berkaitan dengan lentur diberlakukan beberapa asumsi Berdasarkan asumsi 0!1 Pasal /".".! SNI !-"#$%-""&
regangan batas beton tekan [u dapat diambil sebesar &!. /. Per"!tungan Tuangan 'ong!tud!na
,ntuk beton& karena sangat kuat menahan beban tekan& maka diman2aatkan kuat tekan beton +angan sampai melebihi batas runtuh pada regangan tekan beton maksimal 0[u1 > &!. Sedangkan untuk ba+a tulangan tarik yang tertanam di dalam beton& dapat diman2aatkan kekuatan sepenuhnya sampai memapai batas leleh& yaitu nilai tegangan tarik ba+a 2 s sama dengan tegangan leleh 2 y.
a. Gaya tean beton
C >  2 a b 0III-"1
b. Gaya tari ba4a tulan!an
Ts >s 2y 0III-!1
c. 2uas tulan!an lon!itudinal balo
s 0III-$1
0. +aktor )omen P!ku # dan *!a! a
)n> C 0d-a9"1 atau )n >  2 a b 0d-a9"1
8 >  2 a b 0d-a9"190b d"1 atau 8>  2 a 0d-a9"19d"
`
Selan+utnya:
atau
>
8arena nilai a selalu lebih keil daripada tinggi e2ekti2 balok d& maka diperoleh nilai a sebagai berikut:
0III-%1
1. ,ntuk menghitung momen renana )r dilaksanakan sebagai berikut:
a. *engan menyamakan antara Ts pada persamaan 0III-!1 dan C pada persamaan 0III-"1& diperoleh tinggi blok tegangan tekan beton persegi
ekiMalen a sebagai berikut:
0III-/1
b. *ihitung momen nominal aktual )n dengan persamaan 0III-51&
kemudian momen renana )r > dengan 0III-//1
#. egangan tekan beton [ dihitung dengan persamaan 0III-61 dan harus F &!.
A. #eruntu"an 'entur dan S!(tem Perencanaan 1. en!( #eruntu"an 'entur
enis keruntuhan yang dapat ter+adi pada balok lentur bergantung pada si2atsi2at penampang balok& dan dibedakan men+adi ! +enis berikut:
`
/. 8eruntuhan tekan 'brittle 5ailure+. ". 8eruntuhan seimbang 'balance+. !. 8eruntuhan tarik 'ductile 5ailure+.
*istribusi regangan pada penampang beton untuk ketiga +enis keruntuhan lentur
$ambar 2.2.7 *istribusi egangan ,ltimit pada 8eruntuhan (entur 2. #eruntu"an Tekan (brittle failure)
Pada keadaan penampang beton dengan keruntuhan tekan& beton hanur sebelum ba+a tulangan leleh. ;al ini berarti regangan tekan beton sudah melampaui regangan batas &! tetapi regangan tarik ba+a tulangan belum menapai leleh& atau [ > [u tetapi [s V [y.
3. #eruntu"an Se!mbang (balance)
Pada penampang beton dengan keruntuhan seimbang& keadaan beton hanur dan ba+a tulangan leleh ter+adi bersamaan. ;al ini berarti regangan tekan beton menapai regangan batas &! dan regangan tarik ba+a tulangan menapai leleh pada saat yang sama& atau [ > [u tetapi [s > [y ter+adi pada =aktu yang sama& asio tulangan balance diberi notasi
`
dengan Q b.
4. #eruntu"an Tar!k (ductile failure)
Pada keadaan penampang beton dengan keruntuhan tarik& ba+a tulangan sudah leleh sebelum beton hanur. ;al ini berarti tegangan tarik ba+a tulangan sudah menapai titik leleh tetapi regangan tekan beton belum menapai regangan batas &! atau [s > [y tetapi [ V [u& seperti terlihat pada gambar III.!0d1. Balok yang mengalami keruntuhan seperti ini ter+adi pada penampang dengan rasio tulangan 0Q1 yang keil dan disebut under-rein5orced . 8eadaan keruntuhan tarik \menguntungkan] bagi kepentingan kelangsungan hidup manusia& karena ada \peringatan] tentang lendutan membesar sebelum runtuh& sehingga sistem perenanaan beton bertulang yang under-rein5orced ini lebih aman dan diperbolehkan.
5. S!(tem Perencanaan 8ang D!gunakan
)enurut peraturan beton di Indonesia 0SNI !-"#$%-""1& sistem perenanaan beton bertulang dibatasi dengan " kondisi berikut:
/. s harus s min atau Q Qmin dengan Q > s90b.d1 0III./"a1 *engan:
s min atau
s min 0dipilih yang besar1 0III./"b1
atau 0dipilih yang besar1 0III./"1 ". gar penampang beton dapat mendekatai keruntuhan seimbang&
diberikan syarat berikut 0Pasal /".!.! SNI !-"#$%-""1:
`
s harus F s maks atau Q F Qmaks 0III-/"d1 *engan: s maks > &%5 s b dan Qmaks > &%5 b 0III-/"e1
B. Perencanaan Beton Tuangan Tungga
1. T!njauan Penampang Beton pada #eruntu"an Se!mbang
Pada tin+auan ini dilukiskan bentuk penampang balok dan diagram distribusi regangan maupun tegangan untuk kondisi keruntuhan seimbang 'balance+.
$ambar 2.2.9 Penampang Beton pada 8ondisi 8eruntuhan Balane
2. Ra(!o Tuangan )ak(!ma dan )!n!ma
Penggunaan tulangan pada sistem perenanaan beton bertulang menurut SNI !-"#$%-"" dibatasi pada " keadaan yaitu: s harus F s maks dan s harus s min atau Q harus F Qmaks dan Q harus Qmin.
. Rasio tulangan maksimal . Batasan maksimal tentang penggunaan
rasio tulangan yaitu Q harus F Qmaks dengan pmaks> &%5 Q b
`
0III-/51
B. Rasio Tulangan Minimal . Batasan minimal penggunaan rasio tulangan yaitu Q harus Qmin dan nilai Qmin dipilih dari " nilai berikut:
atau 0dipilih yang besar1
8arena nilai Qmin pada kedua rumus di atas dipilih yang besar& maka dapat ditentukan batasannya dengan pen+abaran rumus berikut:
)pa.
adi dapat diberikan batasan nilai Qmin sebagai berikut: 1. ,ntuk mutu beton 2 F !/&!7 )pa& maka nilai
0III-/7a1
2. ,ntuk mutu beton 2 !/&!7 )pa& maka nilai
0III-/7b1 %. )omen *egat!: pada Baok Teretak Beba(
Pada balok ini hanya ter+adi momen positi2 di lapangan 0bentang tengah1 sa+a& dan pada u+ung-u+ung balok tidak ter+adi momen 0momennya nol1. )eskipun demikian& sebaiknya pada kedua u+ung balok tersebut diperhitungkan dapat menahan momen negati2 tak tersangka yang besarnya diambil sepertiga dari momen positi2.
`
$ambar 2.2.1; )omen Negati2 pada Balok Terletak Bebas /. Skema &!tungan Beton Bertuang
$ambar 2.2.11Skema ;itungan Tulangan (ongitudinal Balok 0Penampang Balok dengan Tulangan Tunggal1
$"
*ata: dimensi plat 0b& h& d& ds1& mutu bahan 02& 2y1 dan beban
atau
01 *ipakai tulangan rangkap 0Bab IU1 atau dimensi diperbesar 0Gambar III.#1
*ipilih s&u 0nilai yang terbesar1 dari s& berikut: atau
`
$ambar 2.2.12 Skema &!tungan Pembe(aran D!men(! Baok
$ambar 2.2.1% Skema ;itungan )omen enana Balok 0Penampang Balok dengan Tulangan Tunggal1
$!
*ata: dimensi plat 0b& h& d& ds1& mutu bahan 02& 2y1 dan beban
*ihitung dan 8maks
8 F 8maks 01
*imensi diperbesar& ditentukan d:
d harus tulangan tarik*ihitung 0lihat gambar III.%1
*ata: dimensi plat 0b& h& d& ds1& mutu bahan 02& 2y1 dan beban
*ikontrol nilai Q > s9& syarat: Qmin F Q F Qmaks *engan: Qmin atau Qmin
Qmaks > Nilai Qmaks dan Qmin
boleh dari tabel III." dan III."
*ihitung:
*ihitung: )n > dan )r >
Catatan :
ika Q V Qmin balok diperkeil
`
2.2.2.2 T'A*$A* $ESER BA'O# A. Retakan Pada Baok
$ambar 2.2.1/ en!( Retakan pada Baok
etak Mertikal ter+adi akibat kegagalan balok dalam menahan beban lentur& sehingga biasanya ter+adi pada daerah lapangan 0bentang tengah1 balok& karena pada daerah ini timbul momen lentur paling besar.
B. Retak Baok Ak!bat $a8a $e(er
$ambar 2.2.10 etak Balok kibat Gaya Geser
Gaya lintang ini berakibat pada elemen beton 0yang diperbesar1 pada Gambar U."0b1 sebagai berikut:
/. rah reaksi ke atas& sehingga pada permukaan bidang elemen sebelah kiri ter+adi gaya geser dengan arah ke atas pula.
". 8arena elemen beton berada pada keadaan stabil& berarti ter+adi $$
`
keseimbangan gaya Mertikal pada elemen beton& sehingga pada permukaan bidang elemen sebelah kanan timbul gaya geser ke ba=ah. 8edua gaya geser pada kedua permukaan budang 0bidang kiri dan kanan1 ini besarnya sama.
!. kibat gaya geser ke atas pada permukaan bidang kiri& dan gaya geser ke ba=ah pada permukaan bidang kanan& maka pada elemn beton timbul
moemen yang arahnya sesuai dengan arah putaran +arum +am.
$. 8arena elemen beton berada pada keadaan stabil& berarti ter+adi keseimbangan momen pada elemen beton& sehingga momen yang ada harus dla=an oleh momen lain yang besarnya sama tetapi arahnya berkebalikan& yaitu berla=anan dengan arah putaran +arum +am.
5. )omen la=an yang arahnya berla=anan dengan arah putaran +arum +am pada item $ dapat ter+adi& +ika pada permukaan bidang elemen sebelah atas ada gaya geser dengan arah ke kiri& dan pada permukaan bidang elemen sebelah ba=ah ada gaya geser dengan arah ke kanan. 8edua gaya geser terakhir ini besarnya +uga sama ter+adi keadaan berikut:
/. Gaya geser ke atas pada permukaan bidang kiri dan gaya geser ke kiri pada permukaan bidang atas& membentuk resultant yang arahnya
miring ke kiri-atas.
". Gaya geser ke ba=ah pada permukaan bidang kanan dan gaya geser ke kanan pada permukaan bidang ba=ah& +uga membentuk resultant T yang arahnya miring ke kanan-ba=ah.
!. 8edua resultant yang ter+adi dari item / dan item " tersebut sama besarnya& tetapi berla=anan arah dan saling tarik-menarik.
$. ika elemen beton tidak mampu menahan gaya tarik dari kedua resultant & maka elemen beton akan retak dengan arah miring& membentuk sudut J R $5@.
`
. )engata(! Retak $e(er
1. n(ur Pena"an $a8a $e(er
,ntuk mengatasi retak miring akibat gaya geser& maka pada lokasi yang gaya gesernya ukup besar ini diperlukan tulangan khusus& yang disebut tulangan geser. Sebetulnya retak miring pada balok dapat ditahan oleh $ unsur& yaitu sebagai berikut:
/. Bentuk dan kekasaran permukaan agregat beton 0pasir dan kerikil1. Bentuk agregat yang ta+am.menyudut dan permukaannya kasar sangat kuat menahan gaya geser& karena agregat akan saling menguni& sehingga mempersulit ter+adinya slip 0tidak mudah retak1.
". etak geser ditahan oleh gaya tarik dan gaya potong 'do6el action+ dari tulangan longitudinal& seperti terlihat pada Gambar U.!01 dan Gambar U.!0d1.
!. etak geser ditahan oleh strut beton.
$. etak geser ditahan oleh gaya tarik tulangan geser& baik berupa tulangan miring maupun beugel& seperti terlihat pada Gambar U.!0e1 dan Gambar U.!021.
$ambar 2.2.15 ,nsur Penahan etak Geser pada Balok
`
)enurut pasal /!././ SNI !-"#$%-""& pada perenanaan penampang yang menahan gaya geser harus didasarkan pada kuat geser
nominal 0Un1& yang ditahan oleh dua maam kekuatan& yaitu: kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton 0U1 dan kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser 0Us1.
2. Pema(angan Tuangan $e(er
Tulangan geser pada balok dapat dipasang dengan arah miring 0disebut: tulangan miring atau tulangan serong1 dan dengan arah tegak 0disebut: begel atau sengkang1& seperti tampak pada Gambar U.$.
$ambar 2.2.16Tulangan Geser dan Tulangan (ongitudinal Balok enis begel yang biasa dipakai dibedakan berdasarkan +umlah kakinya& yaitu: begel " kaki& begel ! kaki& dan begel $ kaki seperti pada Gambar U.5.
$%
8eterangan Gambar U.$: 0/1 > tulangan geser miring 0"1 > tulangan sengkang 0begel1 0!1 > tulangan longitudinal
`
$ambar 2.2.17 Berbagai +enis Begel pada balok
`
!. Perancanaan Tuangan $e(er Baok 1. Skema &!tungan Bege Baok
,ntuk mempermudah hitungan pada perenanaan begel balok& maka dibuat skema hitungan.
$ambar 2.2.19Skema ;itungan Begel Balok
2.2.2.% Tuangan Tor(! Baok
$6
*aerah
Tidak perlu begel& atau : *ipakai begel dengan
diameter keil spasi s F
``
A.
A. PenPengergert!at!an Tn Tor(or(!!
Torsi atau momen puntir adalah momen yang beker+a terhadap sumbu Torsi atau momen puntir adalah momen yang beker+a terhadap sumbu longi
longitudintudinal al balokbalok9elemen 9elemen struktstrukturur.T.Torsi orsi dapat dapat ter+adter+adi i karenkarena a adanyadanya a bebanbeban
eksentrik yang beker+a pada
eksentrik yang beker+a pada balok. dapbalok. dapun +enis beban torsi un +enis beban torsi yaitu :yaitu :
a1
a1 TTorsorsi i keskeseimeimbanbangan adalagan adalah h mommomen torsi yang timbuen torsi yang timbul l karkarena dibuena dibutuhtuhkankan
untuk keseimbangan struktur untuk keseimbangan struktur b1
b1 TTorsi kompatibilitas adalah momen torsi yang timbul karena kompatibilitasorsi kompatibilitas adalah momen torsi yang timbul karena kompatibilitas
de2ormasi antara elemen-elemen struktur yang bertemu pada sambungan. de2ormasi antara elemen-elemen struktur yang bertemu pada sambungan.
B.
B. Per!Per!aku Betaku Beton Ton Ter"aer"adap Tdap Tor(!or(!
Pengaruh torsi pada suatu penampang dapat menimbulkan tegangan Pengaruh torsi pada suatu penampang dapat menimbulkan tegangan geser yang berlebihan& dapat menyebabkan keretakan pada penampang yang geser yang berlebihan& dapat menyebabkan keretakan pada penampang yang tidak diberi tulangan seara khusus.
tidak diberi tulangan seara khusus. e
etatak k totorsi rsi didiagagononal al akakan an teter+ar+adi di papada da sasaat at tegteganangagan n tatarik rik ututamamaa
men
menapapai ai kekkekuatuatan an tartarik ik betbeton on 02r02r1. 1. BesaBesar r tegtegangangan an gesgeser er yanyang g diddidapaapatt
menyebabkan retak diagonal 0Mr1 pada beton. menyebabkan retak diagonal 0Mr1 pada beton. Ur > 2r
Ur > 2r *an
*an 2r 2r > > 0pasal 0pasal /!.$."." /!.$."." SNI SNI !-"#$%-""1!-"#$%-""1
,ntuk penampang pipa dinding tipis& tegangan geser torsi 0M1 yaitu: ,ntuk penampang pipa dinding tipis& tegangan geser torsi 0M1 yaitu:
U > U > ".^.t ".^.t 5 5
``
*engan : *engan : U
U >> tteeggaannggaan n ggeesseer r ttoorrssii& & ))PP T
T > > mmoommeen n ttoorrssii& & NNmmmm o
o > > luasan luasan yang yang dibatdibatasi oasi oleh leh garis garis pusat pusat 0ente0enterline1 rline1 dinddinding ing pipa& pipa& mm"mm" tt >> tteebbaal l ddiinnddiinng g ppiippaa& & mmmm..
Pasal /!.7./ SNI !-"#$%-"" menyatakan& bah=a pengaruh puntir Pasal /!.7./ SNI !-"#$%-"" menyatakan& bah=a pengaruh puntir 0torsi1 pada balok dapat diabaikan +ika momen puntir ber2aktor Tu lebih keil 0torsi1 pada balok dapat diabaikan +ika momen puntir ber2aktor Tu lebih keil daripada "5_
daripada "5_ kali Tr&kali Tr&
Tr > Tr >
*e
*engngan an memempmperertimtimbabangngkakan n 2a2aktktor or redredukuksi si kekekukuatatan an . . *e*engnganan demikian diperoleh persamaan berikut :
demikian diperoleh persamaan berikut :
Tu
Tu dengan dengan > > &%5 &%5 0untuk 0untuk geser geser dan dan torsi1torsi1
5/ 5/
``
<.
<. SkeSkema &!tma &!tungungan Tan Tor(or(!!
$ambar 2.2.2;
$ambar 2.2.2;Skema ;itungan TorsiSkema ;itungan Torsi
5" 5"
`
2.2.% Perencanaan Struktur #oom 2.2.%.1 Art! 4 De:!n!(!
Pada suatu konstruksi bangunan gedung& kolom ber2ungsi sebagai pendukung beban-beban dari balok dan pelat& untuk diteruskan ke tanah dasar
melalui 2ondasi. Beban dari balok dan pelat ini berupa beban aksial tekan serta momen lentur 0akibat kontinuitas konstruksi1. ^leh karena itu dapat dide2inisikan& kolom ialah suatu struktur yang mendukung beban aksial dengan9tanpa momen lentur.
Pada struktur bangunan atas& kolom merupakan komponen struktur yang paling penting untuk diperhatikan& karena apabila kolom ini mengalami kegagalan& maka dapat berakibat keruntuhan struktur bangunan atas dari gedung seara keseluruhan.
2.2.%.2 en!( #oom
8olom dibedakan beberapa +enis menurut bentuk dan susunan tulangan& serta letak9posisi beban aksial pada penampang kolom. *i samping itu +uga dapat dibedakan menurut ukuran pan+ang-pendeknya kolom dalam hubungannya dengan dimensi lateral.
a) en!( #oom Berda(arkan Bentuk dan Su(unan Tuangan
Berdasarkan bentuk dan susunan tulangan& kolom dibedakan men+adi ! maam& yaitu sebagai berikut 0lihat Gambar /./1:
1) 8olom segi empat& baik berbentuk empat persegi pan+ang maupun bu+ur sangkar& dengan tulangan meman+ang dan sengkang.
2) 8olom bulat dengan tulangan meman+ang dan sengkang atau spiral.
3) 8olom komposit& yaitu kolom yang terdiri atas beton dan pro2il ba+a 5!
`
struktur yang berada di dalam beton. 0li sroni "/& 8olom Londasi dan Balok T Beton Bertulang 1
8olom komposit merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah meman+ang dengan gelegar ba+a pro2il& gelgar kayu ataupun pipa& dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok meman+ang. 0 Istima=an *ipohusodo /66$& Struktur Beton Bertulang1
$ambar 2.2.21 enis 8olom Berdasarkan Bentuk dan Susunan Tulangan *ari ketiga +enis kolom tersebut& kolom bersengkang 0segi empat dan bu+ur sangkar1 merupakan +enis yang paling banyak di +umpai karena pelaksanaan peker+aannya mudah dan harga pembuatannya murah.
b) en!( #oom Berda(arkan 'etak 4 Po(!(! Beban Ak(!a
Berdasarkan letak beban aksial yang beker+a pada penampang kolom& kolom dibedakan men+adi " maam& yaitu kolom dengan posisi beban sentris dan kolom dengan posisi beban eksentris seperti tampak pada Gambar ".!.".
,ntuk kolom dengan posisi beban sentris& berarti kolom ini menahan beban aksial tepat pada sumbu kolom 0lihat Gambar ".!." 0a11.Pada keadaan
ini seluruh permukaan penampang beton beserta tulangan kolom menahan 5$
`
beban tekan.
,ntuk kolom dengan posisi beban eksentris& berarti beban aksial beker+a diluar sumbu kolom dengan eksentrisitas sebesar e 0lihat Gambar
".!."0b11. Beban aksial P dan eksentrisitas e ini akan menimbulkan momen 0)1 sebesar ) > P.e. *engan demikian& kolom yang menahan beban aksial eksentris ini pengaruhnya sama dengan kolom yang menahan beban aksial sentris P serta momen ) seperti tampak pada Gambar ".!."01.
$ambar 2.2.22 enis 8olom Berdasarkan (etak Beban ksial
8eadaan lebih lan+ut pada kolom dengan beban aksial eksentris ini masih dibedakan lagi men+adi $ maam berdasarkan nilai eksentrisitas e& yaitu:
1+ Penampang kolom pada kondisi beton tekan menentukan 0Nilai Kksentrisitas e 8eil1
,ntuk nilai e keil& maka momen ) 0) > P.e1 yang ditimbulkan +uga keil. Pada keadaan ini kolom akan melengkung sesuai dengan arah
momen lentur 0lihat Gambar ".!."011& sehingga ada sebagian keil beton serta ba+a tulangan di sebelah kiri menahan tegangan tarik& dan sebagian besar beton serta ba+a tulangan di sebelah kanan menahan tegangan tekan. 55
`
8arena tegangan tarik yang ter+adi pada ba+a tulangan sebelah kiri ukup keil& maka kegagalana kolom akan ditentukan banurnya material beton tekan sebelah kanan. 8eadaan ini disebut: kolom pada kondisi beton tekan menentukan& atau kolom pada kondisi patah tekan.
#+ Nilai Kksentrisitas e Sedang
,ntuk nilai e sedang& maka momen ) yang ditimbulkan +uga tidak begitu besar. Pada keadaan ini& sebagian beton serta ba+a tulangan sebelah
kiri menahan -egangan tarik& sedangkan sebagian beton serta ba+a tulangan sebelah kanan akan menahan tegangan tekan. Tegangan tarik yang ter+adi pada ba+a tulangan sebelah kiri dapat menapai leleh pada saat yang bersamaan dengan hanurnya material beton sebelah kanan yang menahan tegangan tekan.8eadaan ini sering disebut kolom pada kondisi seimbang 0balane1.
$+ Nilai Kksentrisitas e Besar
,ntuk nilai e besar& maka momen ) yang ditimbulkan +uga besar. Pada keadaan ini& tegangan tarik pada ba+a tulangan sebelah kiri makin besar hingga menapai leleh& tetapi material beton sebelah kanan masih
kuat menahan beban tekan. )aka dari itu kegagalan yang ter+adi ditentukan oleh lelehnya ba+a tulangan tersebut. 8eadaan ini sering disebut kolom pada kondisi tulangan tarik menentukan atau kolom pada kondisi patah tarik.
&+ Nilai Kksentrisitas e Sangat Besar
`
8arena nilai e sangat besar& maka momen ) yang ditimbulkan +uga sangat besar& sehingga beban aksial P dapat diabaikan 0relati2 keil terhadap momen )1.Pada keadaan ini seolah-olah kolom hanya menahan momen lentur ) sa+a& sehingga dapat dihitung seperti balok biasa.
c en!( #oom Berda(arkan Panjang #oom
Berdasarkan ukuran pan+ang dan pendeknya& kolom dibedakan atas " maam& yaitu: kolom pan+ang 0sering pula disebut kolom langsing atau kolom kurus1& dan kolom pendek 0sering pula disebut kolom tidak langsing atau kolom gemuk1. Beban yang beker+a pada kolom pan+ang& dapat menyebabkan ter+adi kegagalan9keruntuhan kolom akibat kehilangan stabilitas lateral karena bahaya tekuk. Tetapi pada kolom pendek& kehilangan stabilitas lateral karena tekuk ini tidak pernah di+umpai. adi kegagalan9keruntuhan pada kolom pendek sering disebabkan oleh kegagalan materialnya 0lelehnya ba+a tulangan dan atau hanurnya beton1.
2.2.%.% A(um(! da(ar perencanaan koom
Sama halnya dengan balok& pada perenanaan kolom +uga digunakan asumsi dasar sebagai berikut 0lihat Gambar ".".!.!1:
/1 Pasal /"."." SNI !-"#$%-"": *istribusi regangan di sepan+ang tebal kolom dianggap berupa garis lurus 0linear1& seperti terlukis pada gambar ".".!."0b1. "1 Pasal /"."." SNI !-"#$%-"": tidak ter+adi slip antara beton dan tulangan. !1 Pasal /".".! SNI !-"#$%-"": regangan tekan maksimal beton dibatasi pada
kondisi ultimit [u > &! 0lihat gambar ".".!."0b11.
$1 Pasal /".".5 SNI !-"#$%-"": kekuatan tarik beton diabaikan.
51 Pasal /".".$ SNI !-"#$%-"": tegangan ba+a tulangan tarik maupun tekan 02 s maupun 2 s1 yang belum menapai leleh 0V2 y1 dihitung sebesar modulus
`
elastisitas ba+a tulangan 0Ks1 dikalikan dengan regangannya 0[s maupun [s1. 71 Pasal /".".7 SNI !-"#$%-"": hubungan antara distribusi tegangan tekan
beton dan regangan beton dapat diasumsikan persegi& trapesium& parabola atau bentuk lainnya.
%1 Pasal /".".%./ SNI !-"#$%-"": bila hubungan antara distribusi tegangan dan regangan beton diasumsikan berbentuk tegangan beton persegi ekuiMalen&
maka dipakai nilai tegangan beton sebesar  2 yang terdistribusi seara merata pada daerah tekan ekuiMalen 0seperti Gambar ".!."011 yang dibatasi oleh tepi penampang dan suatu garis lurus yang se+a+ar garis netral se+arak
a > dari serat tekan maksimal.
`
$ambar 2.2.2% Penampang 8olom& *iagram egangan dan *iagram Tegangan
#1 Pasal /".".%.! SNI !-"#$%-"": 2aktor diambil sebagai berikut: a. ,ntuk 2 F ! )pa& > 
b. ,ntuk 2 ! )pa& >  < &5 Tetapi &75 2.2.%./ #etentuan perencanaan
Beberapa ketentuan yang penting untuk diperhatikan dalam perenanaan kolom meliputi hal-hal berikut:
/1 (uas Tulangan Total 0st1
)enurut pasal /".6./ SNI !-"#$%-""& luas total 0st1 tulangan longitudinal 0tulangan meman+ang1 kolom harus memenuhi syarat berikut: &/ g F st F &# g
*engan: st > luas total tulangan meman+ang& mm". g > luas bruto penampang kolom& mm". "1 *iameter tulangan geser 0begel atau sengkang1
*iameter begel kolom 0 begel1 disyaratkan :
/ mm F begel F /7 mm
!1 Gaya tarik dan gaya tekan pada penampang kolom Gaya tarik bagian kiri ditahan oleh tulangan& sebesar Ts > s 2 s
`
Gaya tekan yang ditahan beton bagian kanan& sebesar C >  2 a b
Sedangkan gaya tekan yang ditahan oleh tulangan kanan 0CS1& yaitu: 0a1 ika (uas beton tekan diperhitungkan& maka
Cs > s 02 s <  2 1
0b1 ika luas beton tekan diabaikan& maka Cs > s 2 s
Pn > C A Cs < Ts
$1 Nilai egangan dan Tegangan Ba+a Tulangan
,ntuk regangan tarik ba+a tulangan sebelah kiri& dihitung sebagai berikut:
sehingga diperoleh
,ntuk regangan tekan ba+a tulangan sebelah kanan& dihitung sebagai berikut:
sehingga diperoleh
,ntuk ba+a tulangan 0tarik maupun tekan1 yang sudah leleh& maka nilai regangannya diberi notasi dengan: [y& dan dihitung dengan persamaan
`
[y > 2 y 9 Ks dengan Ks > " )pa
Selan+utnya tegangan ba+a tulangan tarik dan tekan dihitung berikut:
2 s > [s Ks dan 2 s > [s Ks
ika [s 0atau [s1 [y& maka tulangan sudah leleh& dipakai 2 s 0atau 2 s1 > 2 y
51 8olom dengan Beban ksial Tekan 8eil
Pasal //.!."." SNI !-"#$%-"" mensinyalir bah=a untuk komponen struktur yang memakai 2 y V $ )Pa dengan tulangan simetris dengan 0h < ds < ds19h &% boleh dianggap hanya menahan momen lentur sa+a
apabila nilai Pn kurang dari &/ 2 g& sedangkan untuk kolom yang lain 02y $ )Pa& 0h < ds < d&199h V &%1& boleh dianggap hanya menahan momen
lentur sa+a apabila nilai Pn kurang dari nilai terkeil dari nilai &/ 2 g dan
Pn&b 0dengan > &75 untuk kolom dengan tulangan sengkang& dan > &% untuk kolom dengan tulangan spiral1.
adi menurut pasal tersebut dapat dikatakan& bah=a untuk semua
kolom dengan beban kurang dari \ Pn keil] 0kurang dari nilai terkeil antara
nilai &/ 2 gatau Pn&bnilai dapat ditingkatkan men+adi > &# 0hanya menahan momen lentur sa+a1.
`
ika diambil nilai \ Pn keil] > Pu maka:
Pu diambil nilai terkeil dari nilai &/ 2 gatau Pn&b
,ntuk kolom dengan tulangan sengkang berlaku ketentuan berikut: a+ ika beban Pu 0Pu > \ Pn1 Pu& maka nilai > &75
b+ ika beban Pu 0Pu > \ Pn1 V Pu& maka nilai > &#
,ntuk kolom dengan tulangan spiral berlaku ketentuan berikut: a1 ika beban Pu 0Pu > \ Pn1 Pu& maka nilai > &%
b1 ika beban Pu 0Pu > \ Pn1 V Pu& maka nilai > &#
dengan:
Pu > Gaya aksial tekan perlu atau gaya aksial tekan ter2aktor& kN. Pu > Gaya aksial tekan ter2aktor pada batas nilai yang sesuai& kN.
Pn&b > Gaya aksial nominal pada kondisi regangan penampang seimbang 'balance+& kN.
> Laktor reduksi kekuatan.
g > (uas bruto penampang kolom& mm". 71 Penempatan Tulangan 8olom
Tulangan kolom ditempatkan9diatur seperti pada Gambar ".!.$
`
$ambar 2.2.2/ Penempatan Tuangan #oom sb > lapis lindung beton 0Pasal 6.%./1
> 5 mm& +ika berhubungan dengan tanah atau uaa dan * /6 mm. > $ mm& +ika tidak berhubungan dengan tanah atau uaa atau * V /6 mm. Sn > +arak bersih antar tulangan 0Pasal 6.7.!1 /&S * 0* > diameter
tulangan1 $ mm ds/ > sb A begel A *9" ds" >Sn A *
%1 umlah tulangan longitudinal dalam satu baris
umlah tulangan longitudinal maksimal perbaris dirumuskan sebagai berikut:
m >
dengan:
m > +umlah tulangan longitudinal perbaris 0dibulatkan ke ba=ah& +ika angka desimal &#/ dapat dibulatkan ke atas1
b > lebar penampang kolom& mm.
`
ds/ > +arak deking pertama& sebesar tebal lapis lindung beton A begel A *9"& mm
Sn > +arak bersih antar tulangan menurut Gambar /.$& mm
* > diameter tulangan longitudinal 0tulangan meman+ ang1& mm
2.2.%.0 Perencanaan Tuangan pada #oom Pendek A. Bata(an #oom Pendek
Pasal /"./" dan Pasal /"./! SNI !-"#$%-"" membedakan antara kolom pan+ang dan kolom pendek dengan suatu batas yang +elas& yaitu: (uatu
koom d!(ebut (ebaga! koom pendek apabila memenuhi persyaratan berikut:
1 ,ntuk kolom yang tidak dapat bergoyang 0Pasal /"./"."1 berlaku:
2 ,ntuk kolom yang dapat bergoyang 0Pasal /"./!."1 berlaku:
dengan:
k > 2aktor pan+ang e2ekti2 kolom. > pan+ang bersih kolom& m.
r > radius girasi atau +ari +ari inersia penampang kolom& m. > &! h 0+ika kolom berbentuk persegi1& m.
)/ dan )" > momen yang keil dan yang besar pada u+ung kolom& kNm. 7$
`
I dan > momen inersia dan luas penampang kolom& m$ dan m". Catatan: ika persyaratan pada Persamaan 0"./a1 atau Persamaan 0"./b1 tidak dipenuhi& maka kolom tersebut termasuk +enis kolom pan+ang.
B. <ara Perencanaan
Perenanaan tulangan longitudinal kolom pada dasarnya dapat dilaksanakan dengan ! ara& yaitu: perenanaan dengan menggunakan diagram& perenanaan dengan membuat diagram interaksi& dan perenanaan tulangan dengan ara analisis. 'ang lebih mudah dan digunakan pada tugas akhir ini adalah dengan membuat iagram interaksi kolom.
1 Perencanaan dengan )embuat D!agram
a1 Perenanaan Tulangan (ongitudinal
*iagram interaksi kolom yang akan dibuat dan akan dipakai untuk perenanaan kolom adalah berupa diagram interaksi kolom kuat
renana tanpa sauna 0tak berdimensi1& dengan rasio tulangan 0Q1 sebesar /_& "_& dan !_. Cara pembuatan diagram dan prosedur hitungan untuk perenanaan tulangan longitudinal kolom dilaksanakan sebagai berikut : /1 *ihitung nilai 3.Pn dan 3.)n berdasarkan 5 kondisi beban & dari suatu penampang kolom dengan rasio tulangan Q sebesar /_.
"1 *itung nilai X>03.Pn1902.b.h1 dan nilai >03.)n1902.b.h"1 untuk setiap hasil hitungan 3.Pn dan 3.)n dengan 5 kondisi beban pada item /1 kemuadian diplotkan dalam bentuk diagram& sehingga diperoleh diagram interaksi kolom kuat renana tanpa satuan dengan Q/> /_
!1 *iulang lagi proses hitungan pada langkah /1 dan langkah "1 dengan rasio tulangan Q"> "_ dan Q!> !_& sehingga diperoleh diagram interaksi kolom kuat renana tanpa satuan seperti gambar "." ."5
$1 *engan beban aksial Pu yang beker+a pada kolom& dihitung nilai
Xr > Pu902.b.h1 dan diplotkan pada gambar "."."5& kemudian dibuat garis 75
`
horiYontal melalui nilai Xr tersebut.
51 *engan momen lentur )u yang beker+a pada kolom& dihitung pula nilai r > )u902.b.h"1 dan diplotkan pada gambar "."."5& kemudian dibuat garis Mertial melalui nilai r tersebut sedemikian rupa& sehingga memotong garis horiYontal dan Xr pada titik T 0misalnya titik T berada diantara kurMa Q"dan Q!1
71 ika titik T diba=ah X b& dibuat garis horiYontal melalui titik T. namun +ika titik T diatas X b& dibuat garis melalui titik T menu+u ke titik X b. Pada gambar "."."5 ini dimisalkan titik T diatas X b &sehingga dibuat garis dari titik T menu+u ke X b.
%1 *engan penggaris diukur +arak antara kurMa Q"dan titik T 0misalnya % mm1& serta +arak antara kurMa Q"dan Q!0misalnya 6 mm1
#1 adi diperoleh Qt> Q"A 0%961_ > "_ A &%#_ > "&%#_
61 *ihitung luas tulangan total yang diperlukan 0st&u1 dengan rumus : st&u > Qt. b . h
/1 Proses selan+utnya dihitung +umlah tulangan kolom 0n1 dengan rumus : n > st&u9 0/9$ . . *"1 dengan n dibulatkan ke atas dan genap .
$ambar 2.2.20 Penentuan asio Tulangan 0Qt1 8olom dengan )embuat *iagram 77
`
Interaksi 8uat enana Tanpa Satuan b1 Perenanaan *imensi 8olom
*iagram interaksi kolom tanpa satuan yang telah dibuat seperti gambar "."."5& dapat digunakan untuk perenanaan dimensi kolom asalkan mutu beton dan mutu ba+a tulangan sama dengan diagram pada Gambar "."."5 tersebut. Sebagai ontoh& +ika dikehendaki untuk merenanakan dimensi kolom dengan mutu beton 2 > !"&5 )pa dan mutu ba+a tulangan 2y > !# )pa & maka harus dibuat dahulu diagram interaksi kolom tanpa satuan dengan mutu beton dan mutu ba+a yang sama& yaitu 2 > "&5 )pa dan 2y > !# )pa.
Prosedur hitungan untuk perenanaan dimensi kolom dilaksanakan dengan ara berikut :
/1 *ibuat diagram interaksi kolom kuat renana tanpa satuan dengan rasio tulangan /_& "_& !_ dengan mutu bahan 02 dan 2y1 sesuai renana 0(ihat Gambar "."."71 .
"1 *ihitung nilai Xr> Pu 9 02 . b .h1 dan r > )u 9 02 . b .h"1
!1 Nilai Xr dan r diplotkan pada gambar "."."7 & kemudian dibuat garis horiYontal melalui Xr dan garis Mertial melalui r & sehingga berpotongan dengan titik T
$1 a1. )emperbesar dimensi kolom : ika titik T > T/ di luar diagram interaksi kuat renana dengan Q > !_& berarti tulangannya sangat rapat& dan dimensi kolom perlu diperbesar. Pada gambar "."."7 ini T/ berada di ba=ah X b&sehingga ditarik garis horiYontal dari T/dan memotong kurMa Q
> "_ di titik S/
b1. )emperkeil dimensi kolom : +ika titik T > T" didalam diagram interaksi kuat renana dengan Q > /_& berarti dimensi kolom terlalu besar & sehingga dimensi kolomdiperkeil. Pada gambar "."."7 inti titik T" berada 7%
`
diatas X bsehingga ditarik garis dari T" menu+u ke X b dan memotong kurMa
Q > "_ dititik S"
51 *ari titik S/ atau S" 0pada ontoh ini dipilih S"1 dibuat garis horiYontal
ke kiri agar diperoleh nilai Xr&s dan garis Mertikal ke ba=ah agar diperoleh
nilai r&s
71 ,ntuk kolom persegi pan+ang : ditetapkan nilai h 0misalnya ! mm& $ mm atau yang lain1 kemudian dihitung dan dipilih nilai b yangterbesar dari rumus berikut :
ika nilai b h& maka nilai h diperbesar& kemudian nilai b dihitung lagi dengan memilih yang besar dari hasil Persamaan rumus diatas.