• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE QUICK ON THE DRAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PAI DI SDN ALUN-ALUN CONTONG I-87 SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE QUICK ON THE DRAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PAI DI SDN ALUN-ALUN CONTONG I-87 SURABAYA."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE QUICK ON THE DRAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PAI DI SDN ALUN-ALUN

CONTONG I-87 SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

REZEKI IMAWATI RH. D 3 1 2 1 2 1 1 2

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

PENGARUH METODE QUICK ON THE DRAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PAI DI SDN ALUN-ALUN

CONTONG I-87 SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Strata Satu

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

OLEH :

REZEKI IMAWATI RH NIM : D31212112

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Rezeki Imawati RH, 2016 : “Pengaruh Metode Quick On The Draw Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran PAI di SDN Alun-Alun Contong I-87

Surabaya”.

Pembimbing : Drs. Sutikno, M.Pd.I.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas siswa selama penerapan metode quick on the draw, prestasi siswa pada pembelajaran PAI, dan pengaruh metode quick on the draw terhadap prestasi siswa pada mata pelajaran PAI.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Data diperoleh melalui observasi, dokumentasi dan tes. Data yang dianalisis oleh peneliti adalah data tes hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya metode quick on the draw di analisis dengan menggunakan perhitungan statistik parametik, yaitu dengan menggunakan uji hipotesis berpasangan (paired test), uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh metode tersebut. Hasil penelitian menunjukkan signifikan 0 yang berarti tidak signifikan tetapi tetap berpengaruh.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

MOTTO ... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ... 8

F. Definisi Operasional... 8

G. Hipotesis Penelitian ... 10

H. Metode Penelitian... 10

(9)

A. Tinjauan Tentang Metode Quick On The Draw ... 17

1. Pengertian Metode Quick On The draw ... 18

2. Tujuan dan Manfaat Metode Quick On The draw ... 19

3. Langkah-Langkah Metode Quick On The Draw ... 20

4. Komponen Pendukung Metode Quick On The Draw ... 23

5. Tehnik Penyampaian Metode Quick On The Draw ... 23

6. Kelebihan dan Kelemahan metode Quick On The Draw ... 24

B. Tinjauan Tentang Hasil Belajar PAI ... 25

1. Pengertian Prestasi Belajar PAI ... 25

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 28

3. Jenis-Jenis Prestasi Belajar PAI ... 33

4. Fungsi Prestasi Belajar PAI ... 35

5. Ragam Test Prestasi Belajar PAI ... 36

C. Pengaruh Metode Quick On The Draw Terhadap Prestasi Belajar PAI ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 44

B. Identifikasi Varliable ... 45

C. Populasi dan Sampel ... 45

D. Rancangan Penelitian ... 47

E. Metode Pengumpulan Data ... 49

(10)

G. Tehnik Analisis Data ... 51

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 55

1. Sejarah dan Letak Geografis SDN Alun-Alun Contong 1-87 Surabaya... 55

2. Profil SDN Alun-Alun Contong 1-87 Surabaya ... 55

3. Visi, Misi, dan Tujuan SDN Alun-Alun Contong 1-87 Surabaya ... 56

4. Struktur Organisasi SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya ... 60

5. Keadaan Guru dan Karyawan ... 60

6. Keadaan Siswa ... 62

7. Kurikulum SDN Alun-Alun Contong I-87 surabaya ... 63

B. Penyajian Data ... 64

1. Data Aktivitas Siswa ... 64

2. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa ... 66

3. Analisis Data Hasil Test ... 71

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

B. Diskusi Hasil Penelitian ... 84

(11)
(12)

Bagan 1.1 Struktur Organisasi SDN Alun-Alun Contong

I-87 Surabaya ... 60

Tabel 1.1 Keadaan Guru dan Karyawan SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya ... 60

Tabel 1.2 Keadaan Siswa SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya ... 62

Tabel 1.3 Data Aktivitas Siswa ... 64

Tabel 1.4 Data Nilai Siswa ... 67

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses bimbingan untuk perubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok yang dilakukan secara sadar dalam rangka pendewasaan manusia dan pembentukan pribadi yang mandiri serta kesempurnaan secara jasmani dan rohani.1

Untuk melaksanakan program pendidikan diperlukan sarana dan prasarana yang menunjang program kegiatan tersebut. Sekolah merupakan tempat untuk menyelenggarakan kegiatan belajar siswa dalam suatu kelompok untuk menerima pelajaran dari masing-masing guru bidang studi. Proses interaksi belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pembelajaran. Sebagai inti dari kegiatan pembelajaran, proses interaksi belajar mengajar adalah suatu upaya mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tidak akan tercapai apabila proses interaksi belajar tidak pernah berlangsung dalam pendidikan.

Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum, ketika peserta didik pasif atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh karena itu diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengingat informasi yang baru saja diterima. Belajar adalah salah satu cara untuk mengingat informasi yang baru

1 Ki Supriyoko, Konfigurasi Politik Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2007),

(14)

kemudian menyimpannya dalam otak. Belajar yang hanya mengandalkan indra pendengaran mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama, ketika ada informasi yang baru, ada manusia tidak hanya sekedar menerima dan menyimpan. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi kuliah, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari kedalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk ikut serta dalam semua proses pembelajaran. Tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

Seiring dengan perkembangan pendidikan di Indonesia, salah satu yang harus dilakukan oleh seorang guru yang kompeten adalah mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efisien serta mampu mengelola kelas dengan baik. Oleh karena itu, di antara salah satu cara yang dipergunakan guru dalam menimbulkan dan meningkatkan motivasi belajar yang ada pada diri siswa adalah dengan menggunakan tehnik pembelajaran yang tepat.

(15)

bagaimana materi yang disampaikan dapat diserap dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Pada awalnya proses belajar mengajar terjadi dengan hanya berpusat pada seorang guru, sehingga mental dan bakat seakan tidak teraplikasi. Ketika ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, ditemukan sebuah teori bahwa guru dan anak didik berada dalam suatu relasi kejiwaan.2 Segala hal dalam pendidikan yang diyakini mengandung kebaikan perlu ditanamkan kedalam jiwa anak didik melalui peranan guru dalam pengajaran, termasuk mental keberanian siswa. Salah satu upaya menerapkan hal tersebut adalah penggunaan metode yang tepat pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran juga merupakan hal yang mendasari bagaimana materi yang diajarkan dapat dengan mudah diserap oleh siswa. Guru dituntut untuk mampu menerapkan berbagai metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Guru sebagai pengajar harus dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan bermakna dengan keanekaragaman kemampuan, karakter serta latar belakang siswa yang nampak jelas dari penampilan fisik serta tingkah laku masing-masing.

Keterpaduan antara proses belajar siswa dengan proses mengajar guru, tidak dapat tumbuh dengan sendirinya melainkan harus melalui pengaturan dan perencanaan, oleh karena itu dalam proses belajar mengajar perlu

2 Syaiful Bahri Djaramah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif , (Jakarta : PT Rineka

(16)

pengaturan dan perencanaan, persiapan materi, tujuan yang hendak dicapai, bahan/media, metode yang digunakan, alat dan evaluasi untuk mencapai proses belajar mengajar yang baik.

Ada empat komponen dalam penyelenggaraan pengajaran yang efektif yaitu : ditetapkannya tujuan dari pembelajaran, bahan yang akan diberikan, metode yang akan digunakan serta media pengajaran. Keempat komponen tersebut saling berhubungan, saling mempengaruhi dan akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar.

Salah satu pertanda seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya.3 Kemampuan guru dalam proses belajar mengajar sangat dibutuhkan. Guru tidak hanya dapat menyampaikan pesan-pesan yang ada dalam materi pembelajaran saja. Guru juga dituntut untuk mengembangkan komunikasi interaktif dengan siswa, mulai siswa menginjakkan kakinya dihalaman sekolah sampai siswa keluar dari sekolah. Hal ini akan memberikan suasana hati yang menyenangkan siswa dan menarik minatnya untuk belajar, tanpa beban keterpaksaan, tanpa rasa takut sehingga siswa dapat mengembangkan penalaran dan kreatifitasnya sesuai dengan keinginan hatinya, yang pada akhirnya efektifitas pembelajaran akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

3 Winkel WS, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Surabaya : PT Gramedia, 1986),

(17)

Dalam hal ini bertujuan agar menciptakan sistem pembelajaran Student Centre Learning, dimana siswa yang aktif di dalam kelas sedangkan

guru menjadi fasilitator, bukan pemegang kekuasaan penuh didalam kelas, disamping itu guru mempunyai peran sebagai pengajar, pendidik, pelatih untuk kemudian mengevaluasi.4

Di antara metode pembelajaran yang dapat mendorong atau melahirkan prestasi belajar siswa adalah dengan pembelajaran kooperatif, yaitu dengan menggunakan metode Quick On The Draw. Metode pembelajaran ini dapat menimbulkan terjadinya interaksi antara siswa sendiri sehingga mereka lebih mudah menentukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka bekerjasama menyelesaikan permasalahan dengan temannya. Dalam interaksi tersebut terjadi ketergantungan satu sama lain, saling membantu, saling menolong, dan saling memberi semangat untuk menjadi yang lebih baik.

Dalam metode Quick On the Draw ini siswa dituntut untuk aktif dalam setiap proses pembelajaran, dimana siswa akan belajar dalam tim dan mengembangkan kerjasamanya di dalam tim tersebut. Keberhasilan tim adalah tanggung jawab setiap orang yang menjadi anggota di dalamnya, maka partisipasi dan kekompakan seluruh anggota sangat dibutuhkan.

Quick On The Draw adalah suatu pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas dan kerjasama siswa dalam mencari, menjawab, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber dalam sebuah

(18)

suasana permainan yang mengarah pada pacuan kelompok melalui aktivitas kerja tim dan kecepatannya.

Metode ini memberikan pengalaman mengenai tentang macam-macam keterampilan membaca yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar mandiri dan kecakapan ujian yang lain membaca pertanyaan dengan hati-hati, menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan yang tidak. Kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan belajar pada sumber bukan guru.

Dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat diharapkan berpengaruh terhadap kemajuan prestasi belajar siswa. Sebagai hasil proses dari belajar mengajar. Prestasi yang berhasil dicapai siswa tercermin dalam hasil evaluasi dan nilai rapor yang diperoleh siswa. Setiap siswa diberikan pelayanan yang sama dalam proses belajar mengajar, akan tetapi hasilnya belum tentu sama antara satu anak dengan yang lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana aktivitas siswa pada saat penerapan metode Quick On The Draw di SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya ?

2. Bagaimana prestasi belajar PAI siswa di SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya ?

(19)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat penerapan metode Quick On The Draw di SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar pada pembelajaran PAI di SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh metode Quick On The Draw terhadap prestasi siswa pada pembelajaran PAI di SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat penerapan metode Quick On The Draw di SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar pada pembelajaran PAI di SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya.

3. Untuk mengetahui adanya pengaruh metode Quick On The Draw terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran PAI di SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya.

E. Kegunaan Penelitian

(20)

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan disiplin ilmu dan dapat memperkuat teori-teori yang ada.

2. Secara praktis, hasil peelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan kepada pembaca pada umumnya serta pendidik pada khususnya, tentang perlunya pengaplikasian metode Quick On The Draw untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, khusunya pada pembelajaran PAI sehingga dapat menghasilkan output yang berdedikasi tinggi.

3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan mampu memperluas wacana dan wawasan pendidikan khusunya tentang pengaruh metode Quick On The Draw terhadap prestasi belajar siswa, khususnya pembelajaran PAI, dan sebagai pengalaman teori-teori penelitian yang diperoleh dalam perkuliahan.

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Agar tidak terjadi pembahasan yang tidak fokus dan meluas, maka penulis memaparkan pembatasan masalah. Hal ini berguna agar tidak keluar dari ruang lingkup permasalahan penelitian. Adapun masalah dalam penelitian ini antara lain :

1. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh metode Quick On The Draw pada siswa kelas 5A di SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya.

(21)

G. Definisi Operasional

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang judul penelitian yang penulis susun ini, maka rasa perlu untuk menjelaskan sedikit teori yang terdapat dalam judul penelitian ini yaitu “Pengaruh Metode Quick On The Draw Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya”.

1. Pengaruh : daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang/benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.5

2. Metode : cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.

3. Quick On The Draw : suatu metode mengajar yang bersifat kerja kelompok dan menonjolkan pada daya kecepatan aktivitas, diantaranya berpikir, membaca, berbicara, menulis dan menjawab pertanyaan.6

4. Prestasi Belajar : hasil belajar siswa baik secara kelompok dan secara individual yang berupa nilai. Nilai yang diperoleh siswa dalam proses belajar mengajar dalam pelajaran tertentu.

5. PAI (Pendidikan Agama Islam) : upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama islam

5 Depdiknas, KBBI Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)

(22)

dari sumber utamanya kitab suci Al Qur’an dan hadits, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku setelah melalui latihan atau pengalaman. Setiap siswa memerlukan bimbingan guru dalam belajar sesuatu yang baru agar memberikan hasil yang lebih baik. Dalam bimbingan siswa agar memberikan hasil yang lebih baik, guru dapat menggunakan metode mengajar yang disebut metode pemberian tugas.

Dengan metode yang digunakan ini, maka tujuan kita dapat tercapai dan juga dapat meningkatkan prestai belajar siswa. Sebab, di dalam proses belajar mengajar untuk mencapai hasil yang maksimal perlu adanya latihan-latihan sehingga daya nalar dan kreativitas siswa akan meningkat. Dan siswa akan terampil dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang akan dipecahkan. Maksudnya bahwa maslah tersebut secara teoritis dijawab lebih dahulu, dimana jawaban tersebut masih harus diuji kebenarannya dengan penelitian.

1. Hipotesis Kerja (Ha)

Yaitu hipotesa alternatif yang menyatakan adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu : metode Quick On The Draw berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran PAI di SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya.

(23)

Yaitu hipotesa yang menyatakan adanya persamaan atau tidak adanya perbedaan antara kedua variabel yaitu : metode Quick On The Draw tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar PAI di SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya.

I. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi, yakni rencana pemecahan bagi persoalan yang dihadapi.7 Metode penelitian ini meliputi jenis penelitian, rancangan penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian, jenis dan sumber data, pengumpulan data, teknik analisis data.

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif yakni penelitian yang menggunakan statistik. Penelitian ini menggunakan tehnik penelitian lapangan (field research).

2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif – induktif. Penelitian ini menggunakan analisis statistik sedangkan sifatnya komparatif.

3. Populasi dan Sampel

(24)

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti.8 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN alun-Alun Contong I-87 Surabaya.

Sampel adalah sebagian dari populasi atau wakil dari populasi.9 Penyelidikan secara sampel ini dilakukan karena mengingat keterbatasan waktu, biaya, tenaga, dan faktor ekonomi.10 menurut Suharsimi Arikunto apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penulisannya merupakan penelitian populasi. Jika subjeknya lebih besar dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 21 % atau lebih. Maka penulis dalam penelitian ini menggunakan sample random atau acak yaitu mengambil murid dalam satu kelas. Selain itu penulis juga mengambil data dari guru PAI SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya.

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data melalui dokumentasi atau catatan penting, surat kabar, internet, dan lain sebagainya. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan

8 Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 1980), hsl. 77. 9 Ibid, hal. 77

10 Ine L. Amilman Yousda Dan Arifin Zainal, Penelitian dan Statistik Pendidikan, (Jakarta: Bumi

(25)

benda hidup tetapi benda mati. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data tertulis mengenai gambaran umum obyek penelitian ynag meliputi : profil sekolah, visi misi, struktur organisasi, keadaan sarana prasarana, keadaan guru dan siswa.

b. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan turun langsung ke lokasi penelitian, guna meninjau dan mencatat serta mengontrol keadaan lokasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi adalah :

“Teknik pengumpulan data yang diambil dari perilaku subyek

penelitian dan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti”

Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif. dalam observasi partisipatif peneliti ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, sedangkan untuk nonpartisipatif peneliti hanya mengamati kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi nonpartisipatif karena pada penelitian ini, peneliti hanya mengamati segala aktivitas kegiatan di SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya. Observasi ini digunakan guna memperoleh data tentang keadaan proses pembelajaran dan untuk mengetahui penerapan dari metode Quick On The Draw.

(26)

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.11

Setelah data-data terkumpul kemudian dianalisa. Berkaitan dengan judul penelitian ini, penulis dalam menganalisa data yang sudah terkumpul menggunakan metode statistik. Metode statistik adalah teknik analisa dengan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk penyelidikan angka-angka.

Adapun teknik analisa data statistik ini, peneliti gunakan untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya metode Quick On The Draw terhadap prestasi belajar PAI di SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya. Dalam hal ini, peneliti menggunakan uji statistik komparatif dua sampel.

Metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil dari penugasan tersebut berupa data kuantitatif yaitu skor tes siswa. Disini, peneliti hanya memberikan satu kali perlakuan (X) yang diperkirakan sudah memiliki pengaruh. Peneliti menggunakan analisis uji t sample independent. Uji statistik dan kesimpulan dapat dilakukan dengan

11 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2013), cet. Ke-16,

(27)

cara: (a) menghitung rata-rata hasil tes kelas yang lalu dibandingkan dengan hasil tes kelas biasa, atau (b) membandingkan dengan rata-rata tes sebelum perlakukan dengan rumus.12

T

=

��

����

Keterangan: T : harga T

Md : means of different (nilai rata-rata hitung) SEmd : Standard Error (Standard Kesesatan)

J. Sistematika Pembahasan

Agar pembahasan mengenai permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini mengarah pada tujuan yang akan dicapai, maka peneliti membagi pembahaan ini dalam bab yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, hipotesis penelitian, definisi operasional dan sistematika pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini memuat hal yang berkaitan dengan teori-teori yang telah peneliti pelajari dari literatur yang ada. Pada bab ini akan dibahas mengenai :

12 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru (Bandung: PT

(28)

1. Metode Quick On The Draw : pengertian metode Quick On The Draw, tujuan dan manfaat metode Quick On The Draw, langkah-langkah metode Quick On The Draw, komponen pendukung metode Quick On The Draw, kelebihan dan kelemahan metode Quick On The Draw. 2. Prestasi Belajar PAI : pengertian prestasi belajar PAI, faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar PAI, jenis-jenis prestasi belajar PAI, ragam test prestasi belajar PAI.

3. Kajian teori tentang pengaruh metode Quick On The Draw terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat hal tentang identifikasi variabel, jenis dan pendekatan penelitian, rancangan penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, tehnik analisis data.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

Bab ini memuat tentang gambaran umum obyek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pengujian hipotesis

(29)

BAB II KAJIAN TEORI

A. TINJAUAN TENTANG METODE QUICK ON THE DRAW

Pemilihan metode dan syarat-syarat pemilihan metode sangat penting untuk dibahas, karena hal ini nantinya yang akan dijadikan sebagai rambu-rambu dalam mengembangkan penelitian ini. Pengertian metode ini juga sangat penting untuk memudahkan penulis dalam menentukan metode sehingga pemilihan metode ini tidak salah.

Menurut Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses pembelajaran.

(30)

cara-cara penyajian bahan pelajaran agama islam kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.1

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara-cara yang digunakan dalam proses pengajaran dikelas sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran secara optimal. Metode mengajar merupakan salah satu komponen penting yang berkaitan dengan keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Dalam proses belajar mengajar, penggunaan suatu metode saja akan cenderung menghasilkan suasana belajar yang membosankan. Dengan kata lain guru harus menguasai berbagai metode mengajar untuk menyampaikan materi pelajaran bagi siswa. Penggunaan metode yang tepat dan berfariasi dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar. Kemampuan memanfaatkan metode mengajar secara akurat akan menjadikan pelajaran PAI sebagai pelajaran yang menarik bagi siswa.

Berikut adalah salah satu metode pembelajaran PAI yang digunakan dalam pembelajaran siswa agar dapat menarik perhatian siswa pada pelajaran PAI.

1. Pengertian Metode Quick On The Draw

Secara etimologi Quick On The Draw dalam kamus John Echol, quick diartikan dengan “cepat, lekas”, On diartikan dengan “pada, atas,

(31)

tentang”, sedangkan Draw diartikan sebagai “sangat cepat berfikir”.2 Jadi Quick On The Draw bisa diartikan sebagai kecepatan pada berfikir.

Sedangkan metode Quick On The Draw adalah sebuah metode yang didalamnya melakukan sebuah aktivitas riset dengan intensif bawaan untuk kerja tim dan kecepatan.3 Aktivitas ini mendorong kerja kelompok semakin efisien, semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada menduplikasi tugas.

Metode ini memberikan pengalaman mengenai tentang macam-macam keterampilan membaca, yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar mandiri dan kecakapan ujian yang lain membaca pertanyaan dengan hati-hati, menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan yang tidak. Kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan belajar pada sumber bukan guru. Siswa dituntut mempunyai tanggung jawab terhadap diri dan kelompoknya. Dalam proses belajar siswa dituntut mempunyai tujuan yang sama. Dalam pembelajaran siswa diberi tugas individu dan kelompok.

2. Tujuan dan Manfaat Metode Quick On The Draw

Tujuan dari metode ini senada dengan tujuan metode pendidikan islam, yakni agar proses dan hasil belajar mengajar ajaran islam lebih

2 Jhon Echol dan Hasan Shadly, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Indonesia, 1976) hal. 197/461

(32)

berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran anak didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran islam.

Sedangkan manfaat dari metode ini adalah sebagai berikut4 :

a. Memberikan pengalaman tentang macam-macam keterampilan membaca, yang didorong kecepatan aktivitas lainnya.

b. Mendorong anak didik untuk melakukan kerja kelompok, dan semakin cepat kerja kelompok semakin cepat pula kemajuannya.

c. Membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan belajar pada sumber, bukan guru.

d. Sesuai bagi siswa dengan karakter kinestetik yang tidak dapat duduk diam dalam waktu yang relatif lama.

Dari tujuan dan manfaat metode quick on the draw yang dipaparkan di atas diharapkan dapat menimbulkan kekuatan melaksanakan ajaran-ajaran agama islam dengan ikhlas dan dengan kesadarannya sendiri.

3. Langkah-Langkah Metode Quick On The Draw

Berikut ini adalah pacuan antar kelompok dalam menjalankan metode Quick On The Draw. Tujuannya adalah dapat menjadi kelompok pertama yang dapat menyelesaikan satu set pertanyaan.5

a. Guru menyiapkan satu set pertanyaan, misalnya lima mengenai topic yang sedang dibahas. Guru membuat cukup salinan agar tiap kelompok punya sendiri. Tiap pertanyaan harus dikartu terpisah. Tiap set

(33)

pertanyaan sebaiknya ditulis dikartu dengan warna berbeda. Guru meletakkan set pertanyaan tersebut di atas mejanya, dan angka menghadap atas dan nomor 1 paling atas.

b. Bagi kelas menjadi 3 kelompok. Beri warna untuk tiap kelompok sehingga mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru. c. Guru memberi tiap kelompok materi sumber yang terdiri dari jawaban

untuk semua pertanyaan. Ini bisa berupa halaman tertentu dari buku teks biasanya. Jawaban yang terdapat dalam materi sumber sebaiknya tidak terlalu jelas, dengan maksud agar siswa harus mencari dalam teks.

d. Pada kata “mulai” satu orang dari tiap kelompok lari kemeja guru untuk mengambil pertanyaan pertama dan kembali membawanya ke kelompok.

e. Dengan menggunakan materi sumber kelompok tersebut mencari dan menulis jawaban di lembar kertas terpisah.

f. Jawaban dibawa oleh orang kedua ke gurunya. Guru memeriksa jawaban. Jika jawaban benar maka selanjutnya mengambil kertas pertanyaan nomer 2. Tetapi jika jawabannya tidak akurat atau salah maka harus dibawa ke kelompoknya lagi. Begitu seterusnya.

g. Kelompok yang pertama selesai menjawab semua pertanyaan dianggap menang.

(34)

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa pada metode ini kecepatan membaca sangatlah penting karena semakin cepat membaca akan semakin cepat pula dalam menemukan jawaban dari sumber materi yang telah diberikan guru. Tetapi selain kecepatan membaca, pemahaman materi juga lebih penting, agar tidak terjadi kekeliruan dalam menjawab pertanyaan. Pemahaman bacaan adalah proses komplek yang melibatkan pemanfaatan berbagai kemampuan yang berhasil maupun yang gagal. Setelah membaca seharusnya kita mampu mengingat informasi dalam suatu bacaan. Ada dan seberapa banyak yang bisa kita ingat tergantung pada banyak faktor, diantaranya adalah6 :

a. Kita harus mampu memilih hal-hal penting dari materi yang kita baca dan mampu menarik kesimpulan umum. Kita harus menemukan kata dan frasa kunci. Kita harus mampu membedakan fakta dan opini. b. Kita harus mampu membuat deduksi, menarik kesimpulan dari yang

tersirat, mewadai implikasi, dan menginterpretasikan informasi. Artinya kita harus mampu membedakan mana makna denotatif dan makna konotatif. Dengan kata lain, kita harus mampu membaca baik yang tersurat maupun yang tersirat.

c. Kita perlu menghubungkan apa yang telah kita baca dengan pengetahuan dan pengalaman kita agar semua bisa dilihat sebagai satu konteks. Oleh karena itu, keluasan dan keragaman bacaan yang telah kita bahas pada bab sebelumnya sangatlah penting.

6 Gordon Wainwright, Speed Reading Better Recalling, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,

(35)

d. Kita harus mengevaluasi dan membahas apa yang kita baca dengan orang lain.

4. Komponen Pendukung Metode Quick On The Draw

Dalam metode ini terdapat beberapa komponen penting yang cukup berperan dalam memperlancar jalannya metode Quick On the draw pada pembelajaran, yaitu :

a. Guru yang berkompeten dan profesional.

b. Anak didik yang aktif dalam proses pembelajaran.

c. Buku bacaan yang sesuai dengan topik yang diajarkan dengan jumlah yang banyak dan bervariasi.

d. Beberapa tehnik pembelajaran yang mempunyai peranan cukup penting dalam terlaksananya metode quick on the draw dalam pembelajaran, agar dapat tercapai tujuan yang telah ditentukan

5. Tehnik Penyampaian Metode Quick On The Draw

(36)

yaitu dengan ceramah, diskusi, demonstrasi, resitasi, tanya jawab, drill, sosiodrama, karyawisata, simulasi, proyek.7

Untuk memilih teknik mana yang akan digunakan sebagai pengantar pelaksanaan metode quick on the draw ini, tentu saja harus di perhatikan dan menjadikannya sebagai acuan pada syarat pemilihan metode atau tehnik yang ada, agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan maksimal. Jika dilihat dari alokasi waktu yang rata-rata diberikan sekolah itu hanya 2 jam pelajaran maka tehnik yang baik untuk melaksanakan metode ini adalah dengan ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi.

6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Quick On The Draw

Kelebihan dari metode quick on the draw ini adalah mempertajam seluruh keterampilan berpikir visual, ia juga mengarahkan visualisasi, untuk lebih rinci, tanpa menyebutkan satu tehniknya akan diuraikan sebagai berikut :

a. Aktivitas ini mendorong kerja kelompok, semakin cepat kerja kelompok semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada menduplikasi tugas. b. Memberikan pengalaman mengenai macam-macam keterampilan

membaca yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar mandiri, membaca pertanyaan dengan hati-hati, menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan tidak.

7 Zakiyah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,

(37)

c. Membantu siswa membiasakan diri untuk belajar pada sumber, tidak hanya pada guru.

d. Sesuai bagi siswa dengan karakteristiknya yang tidak dapat duduk diam.

Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah :

a. Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam penerapannya.

b. Dalam kerja kelompok siswa akan mengalami keributan jika pengelolaan kelas kurang baik.

c. Guru sulit untuk memantau aktivitas siswa dalam kelompok.

B. TINJAUAN TENTANG PRESTASI BELAJAR PAI 1. Pengertian Prestasi Belajar PAI

Setiap aktivitas yang disadari biasanya mempunyai tujuan. Tujuan itu menjadi arah kegiatan untuk mendapatkan kejelasan, maka salah satu tujuan dan aktifitas adalah untuk memperoleh hasil seoptimal mungkin, bermanfaat bagi dirinya dan juga bagi orang lain.

Bertolak dari uraian di atas, dapatlah dikaitkan dengan pengertian prestasi belajar sebagai berikut :

“Prestasi adalah pengetahuan akan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dan umunya berpengaruh baik terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berikutnya, maksudnya prestasi lebih baik”8

8 Ach. Bahar dan Moch. Sholeh, Penuntun Praktis Cara Belajar Mengajar, (Surabaya, Karya

(38)

Ahli lain memberikan rumusan tentang prestasi sebagai berikut :

“prestasi adalah apa yang telah dihasilkan dan apa yang telah diciptakan

dari suatu karya.”9

Dari berbagai pengertian prestasi di atas, maka prestasi mengandung beberapa aspek sebagai berikut :

a. Kemajuan akan pengetahuan atau ketrampilan dari suatu pekerjaan. b. Dari pekerjaan tersebut dapat menunjukkan hasil dari suatu pekerjaan. c. Dihasilkan dari suatu yang sedang atau telah dikerjakan.

d. Hasilnya berpengaruh baik terhadap jenis pekerjaan yang sama pada tahap berikutnya.

Prestasi digolongkan kedalam tiga bagian10 :

a. Prestasi Akademis, yaitu hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.

b. Prestasi Belajar, adalah hasil yang telah di capai siswa dengan kemampuan atau potensi dirinya dalam menerima dan memahami materi yang telah diberikan kepadanya atau usaha siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.11

c. Prestasi Kerja, hasil kerja yang di capai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

9 Ibid, hal. 8

10 WJS. Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia ... hal. 298

11 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar mengajar, (Bandung : PT Sinar Baru Algesindo,

(39)

Menurut Gagne dan Briggs mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu rangkaian event (kejadian, peristiwa, kondisi) yang secara sengaja diacungkan untuk mempengaruhi siswa sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah. Pembelajaran bukan hanya terbatas pada kejadian yang dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua kejadian maupun kegiatan yang mungkin mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia.12

Adapun pembelajaran PAI menurut Muhaimin adalah suatu upaya untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat bergama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.13

Jadi dapat disimpulkan bahwa Prestasi belajar PAI yaitu hasil yang telah di capai anak didik dalam menerima dan memamahami serta mengamalkan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan oleh guru atau orang tua berupa Pendidikan Agama Islam di lingkungan sekolah dan keluarga serta masyarakat, sehingga anak memiliki potensi dan bakat sesuai yang dipelajarinya sebagai bekal hidup dimasa mendatang, kuat jasmani dan rohani, serta beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, memiliki solidaritas tinggi terhadap lingkungan sekitar. Seorang

12 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya,

1996) hal. 96

(40)

pendidik, baik orang tua maupun guru hendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung jawab mereka di hadapan Allah.

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar PAI

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa ada banyak jenisnya, tetapi bisa digolongkan menjadi dua golongan yaitu intern dan ekstern.

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam diri siswa, adapun yang termasuk faktor intern adalah :

Faktor jasmaniah atau fisik 1) Kesehatan

2) Cacat tubuh Faktor Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis, oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang, itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, dari faktor seperti faktor dari luar dan juga faktor dari dalam.

(41)

kemampuan kognitif adalah faktor-faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik.14

Untuk lebih jelasnya faktor-faktor tersebut akan diuraikan satu persatu sebagai berikut :

1) Intelegensi

Kecerdasan atau intelegensi diakui ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang. M. Daryono mengatakan bahwa seseorang yang memiliki intelegensi, baik yang IQ nya tinggi umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berfikir, sehingga prestasi belajarnyapun rendah.15

Oleh karena itu kecerdasan mempunyai peranan yang besar dalam menentukan berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program pendidikan dan pengajaran. Dan orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih mampu belajar daripada orang yang kurang cerdas.

2) Minat

Menurut Slameto, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau efektifitas tanpa ada yang

(42)

menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri sendiri.16

Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar, artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu, minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat yang kurang menghasilkan prestasi yang rendah.17

Dalam konteks inilah diketahui bahwa minat mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar anak didik. Jika seorang anak didik mempunyai minat yang tinggi, maka hasil belajarnyapun akan meningkat. Begitu sebaliknya.

3) Bakat

Selain intelegensi bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Menurut Sunarto dan Hartono, bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan dorongan atau motivasi agar bakat dapat terwujud. Misalnya seseorang mempunyai bakat menari, tetapi dia tidak pernah diberi kesempatan untuk dikembangkan, maka bakat tersebut tidak akan tampak.18

16 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta) hal. 182 17 D.M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997) hal. 56

18 H. Sunarto dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004)

(43)

Bakat seseorang akan mempengaruhi prestasi belajar terhadap suatu bidang tertentu. Apabila seseorang itu kurang berbakat, maka prestasinya juga rendah sebab seseorang itu akan bekerja dilingkari rasa tidak bisa bekerja dengan baik dan hasilnya juga kurang baik.

4) Motivasi

Motivasi belajar dibagi menjadi dua bagian, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi atau tenaga pendorong yang berasal dari luar diri anak. Motivasi ekstrinsik ini ada pula yang menyebutnya insentive atau perangsang.19

Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat tercapai dengan belajar.

Mengingat motivasi merupakan motor penggerak dalam perbuatan, maka bila ada anak didik yang kurang memiliki motivasi intrinsik, diperlukan dorongan dari luar, yaitu motivasi

19 Amier Daien Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1973) hal.

(44)

ekstrinsik, agar anak didik termotivasi untuk belajar. Disini diperlukan pemanfaatan bentuk-bentuk motivasi secara akurat dan bijaksana.

b. Faktor Ekstern 1) Keluarga

Keluarga dalah satuan kekerabatan yang sangat mendasar di dalam masyarakat. Keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah merupakan satu karakteristik yang menurut hasil peelitian ESCN memiliki pengaruh terhadap prestasi akademik siswa. Dengan adanya perhatian dari orang tua terhadap pendidikan akan membuat anak termotivasi untuk belajar.

2) Sekolah

(a) Kurikulum, merupakan unsur subtansi dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik.

(b) Metode mengajar, adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.20 Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran.

(45)

(c) Dalam belajar sekolah faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan guru, dan bagaimana cara guru mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapai anak didik.

(d) Keberhasilan pembelajaran juga dapat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana belajar. Termasuk ketersediaan sarana itu meliputi sarana ruang kelas dan penataan tempat duduk siswa, media dan sumber belajar.

3. Jenis – Jenis Prestasi Belajar PAI 1. Aspek Kognitif

(a) Pengetahuan, merupakan peringatan tentang bahan-bahn yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan merupakan penyajian hasil-hasil belajar yang paling rendah tingkatannya dalam kerangka kognitif.

(b) Pemahaman, dirumuskan sebagai kemampuan untuk menguasai pengertian atau makna bahan.

(46)

(d) Aplikasi menunjuk pada kemampuan untuk menggunakan material yang telah dipelajari di dalam situasi-situasi yang baru dan kongkrit.

(e) Sintesis menunjuk pada kemampuan untuk menempatkan bagian-bagian bersama membentuk keseluruhan baru. Hasil belajar ini menitik beratkan pada tingkah laku.

(f) Evaluasi, berkenaan dengan kemampuan untuk mempertimbangkan nilai bahan untuk maksud tertentu.

2. Aspek Afektif

(a) Receiving, menunjuk pada kesadaran siswa untuk memperhatikan gejala atau stimuli tertentu. Dari segi pengajaran hal ini berkenaan dengan membangkitkan, mengingat dan mengarahkan perhatian siswa.

(b) Responding, menunjuk pada partisipasi aktif oleh siswa. Siswa bukan hanya memperhatikan tetapi juga memberikan reaksi terhadap gejala tertentu dengan cara tertentu pula.

(c) Valuing, hal-hal yang berkenaan dengan pemberian nilai terhadap gejala-gejala, obyek, dan tingkah laku tertentu.21

3. Apek Psikomotor (a) Persepsi (b) Kesiapan (c) Mekanisme

21 Prof. Dr. Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta :

(47)

(d) Kemampuan bergerak dan bertindak

(e) Ketrampilan ekspresi verbal dan non verbal. 4. Fungsi Prestasi Belajar PAI

Keberhasilan prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan pula pada manusia, khususnya yang ada pada bangku sekolah. Oleh karena itu prestasi belajar memiliki beberapa fungsi. Adapun fungsi prestasi belajar menurut Zainal Arifin antara lain : 22

1) Prestasi belajar PAI sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan tentang agama islam yang dikuasai anak didik

2) Prestasi belajar PAI sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia. termasuk kegiatan anak didik dalam suatu pendidikan.

3) Prestasi belajar PAI sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai pendorong dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan dapat menjadi umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar PAI sebagai indikator tingkat produktivitas suatu intuisi pendidikan. Yaitu bahwa kurikulum yang digunakan sesuai dengan kebutuhan anak didik dan masyarakat.

22 Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur, (Bandung : Remaja Rosdakarya,

(48)

5) Prestasi belajar PAI dapat digunakan sebagai daya serap kecerdasan anak didik. Sebagai anak didik diharapkan dapat menyerap materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.

Sedangkan fungsi mata pelajaran PAI adalah :

1) Mendorong timbulnya kesadaran beribadah siswa kepada Allah swt. 2) Menanamkan kebiasaan melaksanakan syariat islam dikalangan siswa

dengan ikhlas.

3) Mendorong tumbuhnya kesadaran siswa untuk mensyukuri nikmat Allah swt.

4) Membentuk kebiasaan disiplin dan tanggung jawab sosial.

5) Membentuk kebiasaan berbuat yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa fungsi prestasi belajar PAI adalah sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar, sebagai keperluan untuk diaknosis, untuk bimbingan dan penyuluhan, dapat juga digunakan untuk seleksi, menentukan isi kurikulum dalam pembelajaran PAI.

5. Ragam Test Prestasi Belajar PAI

Untuk memudahkan dalam mengukur dan mengevaluasi prestasi belajar maka dibutuhkan suatu test, adapun test-test tersebut adalah : 1) Test Formatif

(49)

dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang sedang atau yang sudah dilaksanakan.23

Jadi test formatif tidak hanya dilaksanakan pada setiap akhir pelajaran, tetapi bisa juga dilaksanakan ketika pelajaran berlangsung. 2) Test Sumatif

Test sumatif adalah penilaian yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah dengan nilai yang diperolehnya itu siswa dapat dinyatakan lulus atau tidak.24

C. PENGARUH METODE QUICK ON THE DRAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI

Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya yang timbul dari sesuatu yaitu strategi pembelajaran atau suatu metode pembelajaran yaitu metode quick on the draw terhadap hasil prestasi siswa pada mata pelajaran PAI di SDN Alun-Alun Contong 1-87 Surabaya.

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran, tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang bekerja dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan tersebut terjalin interaksi yang saling menunjang atas dasar hubungan timbal balik yang

23 Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung :

PT Remaja Rosdakarya, 2004) hal. 26.

(50)

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan yang dimaksud yaitu tujuan pembelajaran.

Mengajar dan belajar merupakan salah satu unsur yang tersusun dalam pembelajaran, efektifitas mengajar guru dapat dilihat apabila pembelajaran berjalan dengan sukses. Untuk mencapai hasil belajar yang autentik, yang sejati dan tahan lama, mengajar haruslah pada pelajaran yang mengandung makna bagi anak didik. Belajar hanya berhasil apabila diberi pelajaran yang bermakna. Salah satu hasil penyelidikan yang berguna bagi pengajaran adalah bahwa hati dan hakikat belajar adalah menangkap, menjelaskan, dan menggunakan pengertian.

Dengan demikian, dalam mengajar haruslah ditekankan makna atau pengertian, karena belajar merupakan usaha mencari dan menemukan makna atau pengertian. Hal inilah sifat hakikat dari belajar. Guru yang memberi pengetahuan yang dipahami oleh anak didik merupakan pelajaran yang bertentangan dengan hakikat proses belajar mengajar.

(51)

Selain memahami makna mengajar, agar tugas guru dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan sukses maka guru harus memiliki kemampuan dalam menguasai materi pelajaran, menerapkan dalam prinsip psikologi (teori belajar), kemampuan menyelenggarakan proses belajar mengajar dan kemampuan menyelenggarakan diri dengan berbagai situasi baru.

1. Penguasaan materi pelajaran

Menguasai materi secara baik merupakan tuntutan yang pertama dalam profesi keguruan. Penguasaan materi inilah yang menumbuhkan rasa kemampuan dan kesanggupan untuk melaksanakan tugas mengajar, sebab secara sempit mengajar berarti transfer of knowledge.

2. Kemampuan merupakan prinsip psikologi

Seorang guru harus memiliki pengetahuan tentang teori belajar dan dapat menerapkannya. Pengetahuan ini sangat berarti untuk mengklasifikasi perbedaan-perbedaan siswa yang ada karena berpengaruh terhadap hasil belajar. Dengan berpegang pada prinsip perbedaan ini, guru dapat menggunakan strategi belajar mengajar yang tepat agar proses belajar mengajar yang dilaksanakan mencapai hasil yang maksimal. 3. Kemampuan menyelenggarakan proses belajar mengajar

(52)

Penampilan guru sangat berpengaruh pada motivasi belajar siswa. Apalagi jika penampilan guru menjadi bahan ketawaan siswa, malah membuat siswa semakin malas belajar dan siswa menjadi tidak menghargai gurunya. Guru yang dapat menarik perhatian muridnya malah lebih baik karena dengan begitu kelas bisa lebih dikondisikan dan lebih bisa kondusif.

4. Kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai situasi baru

Seiring dengan tingkat teknologi dan permasalahan yang ada, desain pendidikan senantiasa mengalami perubahan, untuk mengantisipasi perubahan tersebut maka terjadilah perubahan atau perombakan kurikulum dan sebagainya.

Dengan perubahan tersebut hendaknya guru langsung mengantisipasinya. Guru harus mempunyai pengetahuan kedepan tentang pendidikan dan perkembangannya. Dengan demikian guru tidak merasa bingung dan siap terhadap perubahan yang ada, sehingga dapat menyesuaikan diri.

(53)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keefektifan suatu metode dalam pembelajaran harus memenuhi kriteria berikut :

1) siswa dapat menyerap dan menerima materi pelajaran dengan baik. 2) Semua pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik.

3) Siswa ikut aktif dan tidak gaduh. Siswa aktif dalam berdiskusi dan aktif dalam pelajaran.

Dari kriteria-kriteria di atas, suatu metode mengajar dalam pembelajaran di atas maka metode quick on the draw adalah suatu metode mengajar yang bersifat kelompok dan menonjol pada daya kecepatan aktivitas, diantaranya berfikir, membaca, berbicara, menulis dan menjawab pertanyaan.

Selain mengembangkan kemampuan belajar seseorang metode quick on the draw bermanfaat mengembangkan dengan cepat dan luar biasa kemampuan berfikir siswa.

Berikut ini adalah pacuan antar kelompok dalam menjalankan metode Quick On The Draw. Tujuannya adalah dapat menjadi kelompok pertama yang dapat menyelesaikan satu set pertanyaan.25

a. Guru menyiapkan satu set pertanyaan, misalnya sepuluh mengenai topic yang sedang dibahas. Guru membuat cukup salinan agar tiap kelompok punya sendiri. Tiap pertanyaan harus dikartu terpisah. Tiap set pertanyaan sebaiknya ditulis dikartu dengan warna berbeda. Guru meletakkan set pertanyaan tersebut diatas mejanya, dan angka menghadap atas dan nomor 1 paling atas.

(54)

b. Bagi kelas menjadi 3 kelompok. Beri warna untuk tiap kelompok sehingga mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru. c. Guru memberi tiap kelompok materi sumber yang terdiri dari jawaban

untuk semua pertanyaan. Ini bisa berupa halaman tertentu dari buku teks biasanya. Jawaban yang terdapat dalam materi sumber sebaiknya tidak terlalu jelas, dengan maksud agar siswa harus mencari dalam teks.

d. Pada kata “mulai” satu orang dari tiap kelompok lari kemeja guru untuk mengambil pertanyaan pertama dan kembali membawanya ke kelompok. e. Dengan menggunakan materi sumber kelompok tersebut mencari dan

menulis jawaban di lembar kertas terpisah.

f. Jawaban dibawa oleh orang kedua ke gurunya. Guru memeriksa jawaban. Jika jawaban benar maka selanjutnya mengambil kertas pertanyaan nomer 2. Tetapi jika jawabannya tidak akurat atau salah maka harus dibawa ke kelompoknya lagi. Begitu seterusnya.

g. Kelompok yang pertama selesai menjawab semua pertanyaan dianggap menang.

(55)
(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.1

Jadi metode penelitian ini adalah suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis guna mendapatkan suatu pemecahan masalah terhadap masalah yang diajukan. Sedangkan metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam suatu penelitian.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif, yaitu dengan memaparkan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dan hasilnya didominasi dengan penggunaan angka, table, grafik, bagan, gambar dan tampilan lain.2

Dalam penelitian kuantitatif ada hubungan sebab akibat antara variable. Ada dua jenis variable yaitu variable independen dan variable dependen. Dari variable tersebut kemudian dicari seberapa besar pengaruh variable independen terhadap variable dependen.3

1 Mardalis, Metode Penelitian pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995) hal. 24 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

1997), 12.

3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), 8.

(57)

B. Identifikasi Variable

Menurut Sumardi Suryabrata variable sering diartikan gejala yang menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variable penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau segala yang akan diteliti.4 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto variable diartikan sebagai obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian atau penelitian. Berdasarkan pengertian di atas dan bertolak pada judul penelitian yang telah dikemukakan, maka berlaku dua variable yang menjadi obyek penelitian : 1. Variable Bebas (Independent / X)

Yaitu variable yang mempengaruhi sesuatu yang lain. Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah Metode Quick On The Draw.

2. Variable Terikat (Dependent / Y)

Yaitu variable yang menjadi akibat dari variable bebas. Dalam hal ini variable yang dimaksud adalah peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran PAI.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

(58)

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.5

Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas V SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya. Yang terdiri dari 2 kelas. Berdasarkan tanya jawab dengan pihak sekolah dan guru bidang studi PAI diperoleh keterangan bahwa setelah siswa diterima sebagai siswa SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya maka pembagian kelas untuk siswa tersebut tidak berdasarkan peringkat atau kepandaian siswa tetapi dipilih secara acak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap kelas memiliki siswa dengan kemampuan yang sama atau homogen.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.6 Menurut Suharsimi Arikunto bahwa apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dan jika subjeknya besar, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti dapat melakukan pemilihan sampel dengan sampel random atau sampel acak. Yang dimaksud dengan sampel random atau acak yaitu sampel yang dipilih secara acak. Pemilihan sampel secara acak dapat dilakukan dengan cara membuat gulungan dari kertas kecil. Kemudian kertas tersebut diberi

(59)

nomor. Pengambilan nomor yang tertera pada gulungan tersebut yang akan dijadikan kelas sebagai sampel penelitian. Setelah diadakan pemilihan ternyata yang terpilih adalah kelas 5A yang terdiri dari 32 siswa.

D. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini rancangan yang dipakai oleh peneliti adalah “pre test and postest group” yaitu didalam desain ini observasi dilakukan 2 kali yaitu sebelum dan sesudah treatment. Observasi yang dilakukan sebelum experiment (O1) disebut pre-test dan observasi yang dilakukan setelah ekperiment (O2) disebut post-test. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah :

Keterangan :

O1 : data yang diperoleh sebelum eksperimen X : critical incident

O2 : data yang diperoleh setelah eksperimen

Dalam penelitian ini langkah-langkah penelitiam yang dilakukan oleh peneliti :

1. Tahap Persiapan

a. Memilih materi yang sesuai dengan waktu pelaksanaan penelitian. b. Mempersiapkan RPP

c. Mempersiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari : 1) Lembar pengamat aktivitas siswa

(60)

2) Test pre-test dan post-test hasil belajar siswa

d. Meminta izin kepada kepala sekolah yang bersangkutan untuk melaksanakan penelitian.

e. Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran PAI kelas 5, mengenai : 1) Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, seperti

strategi pembelajaran dan media yang akan digunakan. 2) Waktu yang akan digunakan dalam penelitian.

3) Yang bertindak sebagai guru dalam kegiatan pembelajaran adalah peneliti, dan peneliti membawa teman sebagai observer. 4) Perangkat pembelajaran dan siswa yang akan dijadikan sampel. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Proses pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, metode quick on the draw, selama proses pembelajaran akan dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan prestasi siswa.

b. Pemberian soal-soal tes

Soal tes ini digunakan untuk mengetahui hasil prestasi siswa sebelum dan sesudah diterapkannya metode quick on the draw ini. Pemberian tes ini diberikan sebelum dan sesudah penerapan metode ini.

(61)

Dalam pengumpulan data penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data serta menggunakan intrumen yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Untuk mendapatkan data-data yang akurat, maka dalam penelitian ini digunakan beberapa metode, yaitu sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang nampak pada obyek penelitian.7 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan pembelajaran dengan metode quick on the draw.

Observasi atau pengamatan merupakan suatu tehnik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang memberikan arahan dan sebagainya. Observasi dapat dilakukan secara partisipasif ataupun non partisipasif. Dalam observasi partisipatif pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam observasi nonpartisipatif pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung.8

Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi non partisipatif, karena pada penelitian ini peneliti tidak ikut andil dalam segala aktivitas siswa di SDN Alun-Alun Contong I-87

7 Suharsimi Arikunto, Ibid, hal. 120

8 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

(62)

Surabaya. Peneliti hanya sebagai pengamat. Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan proses pembelajaran serta yang paling penting adalah untuk mengetahui macam-macam kegiatan atau aktivitas sekolah yang berhubungan dengan perbandingan hasil nilai atau prestasi belajar siswa.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data melalui dokumentasi atau catatan penting, surat kabar, internet dan sebagainya. Penggunaan metode ini sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan, baik dokumen itu merupakan dokumen pribadi maupun resmi. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data tertulis seperti profil atau gambaran umum SDN Alun-Alun Contong I-87 Surabaya. 3. Metode Tes

Yaitu serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.9

Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pelajaran PAI. Adapun perangkat penilaian pada penelitian ini adalah pre test dan post test.

Gambar

Tabel 1.1  Keadaan Guru dan Karyawan SDN Alun-Alun

Referensi

Dokumen terkait

Analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan fitokimia tepung daun katuk dalam ransum berbasis pakan lokal tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi

Pengukuran putaran turbin dan beban kerja maksimal berdasarkan variasi kecepatan aliran sungai. Pengukuran beban kerja maksimal untuk mengetahui beban maksimal yang mampu

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dilakukan bahwa susunan, bentuk dan tata cara pelaksanaan adat kematian di Sumba Timur sekarang ini masih sama dengan bentuk

“ PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

Koordinator bidang penerimaan PNBP Biaya NR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e dijabat oleh Kepala Bagian Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan

Berdasarkan perubahan level dan slope siswa terlihat dalam proses analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik time series analysis yang mana diperoleh

Halaman Pernyataan ... Latar Belakang ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Kerangka Konsep ... Kerangka Pemikiran ... Metode Penelitian ...

KONSUMEN, KUALITAS LAYANAN, SUASANA LOKASI, DAN HARGA PRODUK (STUDI PADA LURI RESTO PURWOKERTO)” dengan baik. Dengan ini pula penulis berharap hasil dari penelitian ini