PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI KENAMPAKAN ALAM PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
MELALUI MEDIA POSTER
DI KELAS IV SDN BALONGDOWO CANDI SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh:
Ella Resta Anggraena NIM.D77213064
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Ella Resta Anggraena, 2017. Peningkatan pemahaman materi kenampakan alam pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui media poster di kelas IV SDN Balongdowo Candi Sidoarjo.
Kata Kunci: PeningkatanPemahaman, IPS, Media Poster.
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Soaial materi kenampakan alam pada kelas IV SDN Balongdowo dikarenakan siswa malas untuk membaca buku bacaan, serta ketika guru menerangkan pelajaran siswa tidak memperhatikannya. Sehingga mereka kurang paham dan teliti ketika mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini, peneliti menggunakan media poster guna untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui penerapan media poster dalam meningkatkan pemahaman materi kenampakan alam pada mata pelajaran IPS di kelas IV-A SDN Balongdowo Candi Sidoarjo. 2) untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi kenampakan alam pada mata pelajaran IPS melalui media poster di kelas IV-A SDN Balongdowo Candi Sidoarjo.
Dalam penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Kurt Lewin. Dalam tiap siklusnya terdiri dari empat komponen yaitu : 1) Perencanaan (planning), 2) Tindakan (action), 3) Pengamatan (observation), 4) Refleksi (reflection). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR RUMUS ... xv
DAFTAR DIAGRAM ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tindakan yang Dipilih ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Lingkup Penelitian ... 5
F. Signifikasi Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Pemahaman ... 7
2. Indikator Pemahaman ... 8
4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 10
5. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial ... 11
6. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 13
7. Pentingnya Ilmu Pengetahuan Sosial ... 14
8. Pendekatan Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial ... 15
9. Materi IPS Kenampakan Alam ... 16
B. Poster Sebagai Media Pembelajaran 1. Pengertian Media ... 20
2. Ciri-ciri Media ... 21
3. Fungsi Media ... 23
4. Manfaat Media ... 25
5. Prinsip-prinsip Media ... 26
6. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 27
7. Penggunaan Media ... 28
8. Peran Media Pembelajaran ... 30
9. Pengelompokan Media ... 35
10. Media Poster a. Pengertian Poster ... 36
b. Langkah-langkah Membuat Poster ... 36
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 39
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 41
C. Variable yang Diselidiki ... 41
D. Rencana Tindakan ... 41
E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 47
F. Indikator Kinerja ... 54
G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 54
1. Pra Siklus ... 56
2. Siklus I ... 59
3. Siklus II ... 76
B. Pembahasan ... 94
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 100
B. Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Dalam konteks sosial yang luas pengajaran IPS pada jenjang
pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan siswa tiap jenjang.
Ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda
dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pada jenjang
pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada
gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah.
Ilmu Pengetahuan Sosial di tingkat sekolah pada dasarnya
bertujuan untuk mempersiapkan siswa. Tujuannya adalah agar siswa siap
sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values). Dalam tujuan
tersebut dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah
pribadi atau masalah sosial, kemampuan mengambil keputusan, dan
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi
warga negara yang baik.1
Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial. Cabang ilmu-ilmu sosial diantaranya yaitu sosiologi,
antropologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Pada
dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi
1
2
bekal kemampuan dasar kepada siswa, untuk mengembangkan diri sesuai
bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.2
Dalam pembelajaran IPS siswa tidak hanya mampu menguasai
teori-teori kehidupan di dalam masyarakat, tetapi juga mampu menjalani
kehidupan nyata di masyarakat sebagai makhluk sosial. Siswa juga perlu
untuk mengetahui keadaan dan kondisi kehidupan disekitar lingkungan
masyarakat. Secara global kehidupan masyarakat akan mengalami
perubahan dan perkembangan secara terus menerus. Salah satunya yakni
materi tentang kenampakan alam.
Pentingnya mempelajari kenampakan alam adalah dapat
mengetahui keragaman alam yang diciptakan oleh Allah SWT. Manusia
tidak hanya dapat mengetahuinya saja, melainkan harus menjaga dan
melestarikannya agar dapat menikmatinya dengan indah dan nyaman. Jika
tidak menjaganya maka akan mendapatkan bencana yang tidak terduga.
Bencana bisa datang kapan saja dan bencana bisa datang dari tangan
manusia itu sendiri.
Berdasarkan hasil observasi awal oleh peneliti pada tanggal 03
Nopember 2016 siswa kelas IV-A SDN Balongdowo Candi Sidoarjo
diperoleh data sebagai berikut : nilai hasil belajar mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) materi kenampakan alam rendah. Data tersebut
2
3
dapat diperoleh dari pra tes yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti juga
ingin melihat secara langsung hasil nilai yang diperoleh oleh siswa setelah
mengerjakan soal pra tes tersebut.
Dalam kondisi real nya seharusnya siswa mendapatkan nilai di atas
KKM. KKM dalam pelajaran IPS adalah 70, tetapi kenyataannya siswa
mendapatkan nilai dibawah KKM. Setelah diadakan pra tes oleh peneliti,
siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM berjumlah 23 siswa,
sedangkan jumlah siswa keseluruhan adalah 29 siswa. Dengan prosentase
jumlah yang mendapatkan nilai dibawah KKM mencapai sekitar 20,68%.
Dampak lain dari nilai yang di bawah KKM yaitu siswa malas
untuk membaca buku bacaan, serta siswa tidak memperhatikan guru ketika
menjelaskan materi. Siswa tidak diberikan ice breaking saat proses belajar
mengajar berlangsung, hal ini, mengakibatkan siswa menjadi bosan. Oleh
karena itu peneliti ingin menerapkan media poster untuk meningkatkan
pemahaman siswa. Agar siswa mudah paham dan tidak merasa bosan saat
pembelajaran berlangsung, serta menumbuhkan motivasi kepada siswa
melalui tulisan yang ada di poster tersebut.3
Media poster adalah gambar mengombinasikan unsur-unsur visual
seperti garis, gambar, dan kata-kata yang bermaksud menarik perhatian
serta mengkomunikasikan pesan secara singkat. Poster dalam
3
4
pembelajaran sebagai pendorong atau memotivasi belajar siswa, serta
pengalaman kreatif. Melalui poster kegiatan menjadi lebih kreatif untuk
membuat ide, cerita, karangan dari sebuah poster yang panjang.
Dari uraian di atas dalam mengatasi permasalahan tersebut perlu
adanya perubahan dalam proses pembelajarannya. Maka perlu melakukan
suatu penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa
kelas IV SDN Balongdowo Candi Sidoarjo. Oleh karena itu dalam
penelitian ini peneliti memilih judul penelitian yaitu “Peningkatan
Pemahaman Materi Kenampakan Alam Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Melalui Media Poster Di Kelas IV SDN Balongdowo
Candi Sidoarjo”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan media poster dalam meningkatkan pemahaman
materi kenampakan alam pada mata pelajaran IPS di kelas IV-A SDN
Balongdowo Candi Sidoarjo?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi kenampakan alam pada
mata pelajaran IPS melalui media poster di kelas IV-A SDN
Balongdowo Candi Sidoarjo?
C. Tindakan yang Dipilih
Tindakan yang dipilih merupakan cara yang digunakan untuk
mengatasi suatu permasalahan. Permasalahan yang ada dikelas IV-A SDN
5
materi kenampakan alam. Pemahaman siswa sangatlah kurang ketika guru
menyampaikan materi pembelajaran dan kemampuan mengingat kembali
materi yang telah diajarkan.
Adapun tindakan yang dipilih untuk meningkatkan pemahaman
siswa pada materi kenampakan alam adalah penerapan media poster.
Dengan segala kelebihan yang dimiliki media ini di harappkan dapat
meningkatkan pemahaman siswa pada materi kenampakan alam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV-A SDN Balongdowo Candi
Sidoarjo.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan media poster dalam meningkatkan
pemahaman materi kenampakan alam pada mata pelajaran IPS di kelas
IV-A SDN Balongdowo Candi Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi kenampakan alam
pada mata pelajaran IPS melalui media poster di kelas IV-A SDN
Balongdowo Candi Sidoarjo.
E. Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran IPS materi
kenampakan alam melalui media poster. Subjek yang diteliti yakni pada
siswa kelas IV-A SDN Balongdowo Candi Sidoarjo. Di sini peneliti
menggunakan media poster agar siswa tidak merasa bosan serta siswa
6
menggunakan media poster terdapat pesan moral, selogan, atau kata-kata
yang ada di poster tersebut.
F. Signifikasi Penelitian
1. Siswa, yaitu dapat meningkatkan pemahaman siswa pada kelas IV-A
SDN Balongdowo Candi Sidoarjo mengenai pelajaran IPS dan
mendapatkan suasana baru, setelah adanya penelitian serta agar siswa
dapat memahami materi yang sudah diajarkan.
2. Guru, yaitu dapat memberikan wawasan serta pengetahuan baru, dari
setelah adanya penelitian tersebut, dan membantu guru untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran IPS melalui media
poster kelas IV-A SDN Balongdowo Candi Sidoarjo.
3. Sekolah, yaitu dapat memberikan peningkatan pemahaman belajar
siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan memfasilitasi
siswa agar giat belajar. Serta memberikan perubahan pada semua
siswa agar menjadi makhluk sosial yang baik bagi dirinya sendiri dan
Negara.
4. Peneliti, yaitu dengan adanya penelitian tindakan kelas, akan
memberikan pengalaman yang sangat berharga buat peneliti, karena
secara langsung peneliti akan melihat keadaan kelas dan mengetahui
problematika yang ada di kelas serta memperluas wawasan tentang
bagaimana penerapan media poster sebagai salah satu obat dalam
BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Pengertian Pemahaman
Salah satu tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan
adalah pemahaman. Misalnya dengan menjelaskan susunan kalimatnya
sendiri yaitu sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh
lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk
penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, untuk dapat
memahami perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.1 Sehingga pemahaman itu sangat perlu bagi siswa yang sedang belajar pada
tingkat sekolah dasar. Sebelum memahami, siswa terlebih dahulu harus
mengenal atau mengetahui apa yang akan dipelajari.
Jadi dapat disimpulkan menurut peneliti pemahaman adalah
sebagaimana siswa dapat menyampaikan atau dapat memahami apa
yang dijelaskan dari guru atau orang lain. Serta dapat memberikan
penjelasan secara rinci sesuai dengan bahasanya sendiri dan lebih
baiknya lagi dapat memberikan contoh dengan apa yang sudah
dipelajari.
1
8
2. Indikator Pemahaman
Siswa dikatakan dapat memahami suatu materi jika memenuhi
beberapa indikator yang di inginkan. Indikator pemahaman yang
dikehendaki beradasarkan kategori proses kognitif yakni sebagai
berikut :
Tabel 2.1
Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif2
Kategori Proses Kognitif Contoh
2.1 Mengartikan contoh, menguraikan dengan kata-kata
sendiri dalam pidato
2.2 Memberikan Contoh contoh, memberikan contoh
macam-macam gaya lukisan artistik
2.3 Mengklasifikasikan contoh, mengamati atau
menggambarkan kasus kekacauan mental
2.4 Menyimpulkan contoh, menulis kesimpulan pendek dari
kejadian yang ditayangkan video
2.5 Menduga contoh, mengambil kesimpulan
dasar-dasar contoh dari pembelajaran bahasa asing
2.6 Membandingkan contoh, membandingkan
peristiwa-peristiwa sejarah dengan situasi sekarang
2.7 Menjelaskan contoh, menjelaskan penyebab peristiwa
penting di prancis abad ke 18
Kategori indikator pemahaman dalam kegiatan belajar ditunjukkan
melalui: (1) mengungkapkan gagasan, atau pendapat dengan kata-kata
sendiri, (2) membedakan, membandingkan, menginterpretasi data,
mendeskripsikan dengan kata-kata sendiri, (3) menjelaskan gagasan
2
9
pokok, (4) dan menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.3 Berdasarkan indikator pemahaman diatas, indikator yang digunakan
dalam memahami materi ilmu pengetahuan sosial adalah siswa
memberikan contoh dan menjelaskan.
3. Tingkatan Pemahaman
Dalam Taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih
tinggi dari pada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa
penegtahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami,
perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal .
Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga katagori yaitu :
a. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, menerjemahkan
beberapa arti yang sebenarnya dengan mengartikan arti dari bahasa
yang satu ke bahasa yang lain, menerjemahkan konsep, simbol dan
sebagainya.
b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu
menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui
berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik
kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
c. Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman
ekstrapolasi, kemampuan yang tinggi karena diharapkan seseorang
3
10
mampu melihat di balik yang tertulis, mampu membuat ramalan
tentang konsekuensi atau dapat memperluas persegi dalam arti
waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.4 4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Bidang studi ilmu pengetahuan sosial adalah satu bidang studi
yang dipelajari pada pendidikan sekolah dasar. Karena pendidikan
sekolah dasar berorientasi pada masyarakat dan berpijak pada prinsip
keseluruhan, maka demikian pula halnya bidang studi IPS. Bidang
studi ini mengeterapkan pendekatan interdisipliner, baik dalam
mendesain kurikulum maupun dalam rangka penyampaiannya kepada
para siswa.
Ilmu Pengetahuan Sosial (bahasa asing : Social Studies)
merupakan suatu bidang studi (bahasa asing : Broadfield) yakni
merupakan kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari
sejumlah mata pelajaran, seperti : ilmu bumi, ekonomi-politik, sejarah,
anthropologi, dan sebagainya. Sebagai salah satu bagian integral dari
kurikulum, Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki tujuan utama, ialah
bermaksud “membudayakan” anak/siswa melalui proses pengajaran di
sekolah.5
4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, 24. 5
11
Berhard G. Killer, pada garis besarnya menyatakan bahwa Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah studi yang memberikan
pemahaman/pengertian-pengertian tentang cara-cara manusia hidup,
tentang kebutuhan-kebutuhan dasar manusia, tentang
kegiatan-kegiatan dalam usaha memenuhi kebutuhan itu, dan tentang
lembaga-lembaga yang dikembangkan sehubungan dengan hal-hal tersebut.
Ilmu Pengetahuan Sosial itu berkenaan dengan manusia dan
hubungannya dengan lingkungan-lingkungan sosial dan lingkungan
alamiah. Ilmu Pengetahuan Sosial erat pertaliannya dengan manusia
sebagai anggota masyarakat dan interaksinya dengan dunia
sekitarnya.6
Jadi Ilmu Pengetahuan Sosial adalah program pembelajaran yang
bertujuan untuk membantu dan melatih anak didik, agar mampu
memiliki kemampuan untuk mengenal dan menganalisis suatu
persoalan dari berbagai sudut pandang secara komprehensif.
5. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial mempunyai nilai-nilai fungsional yang
dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Pengalaman Sosial. Fungsi utama dari pengajaran IPS adalah untuk
memperkenalkan pengalaman sosial kepada para siswa. Sebelum
masuk sekolah anak-anak telah mempunyai bermacam-macam
6
12
pengalaman yang mereka peroleh dari rumah (lingkungan
keluarga). Mereka diberikan teori, cara dan pemahaman secara
sederhana tentang hubungan antar manusia. Di sekolah mereka
mempunyai kesempatan untuk berbaur dengan teman-teman yang
lainnya. Berhasil atau tidaknya siswa belajar dalam IPS tergantung
pada kesanggupan siswa dan keahlian guru dalam memberikan
bimbingan.
b. Pengalaman sosial harus menyambungkan dengan pelajaran
tentang bagaimana cara belajar, tekniknya dan prosedurnya serta
dengan membaca, menulis, menemukan bahan-bahan dan pelajaran
yang berkenaan dengan human relationship. Dengan ini kelak
mereka akan dapat membentuk masyarakat yang baik, sehingga
mereka akan sanggup mengatasi ketegangan-ketegangan yang
terjadi di dalam kelompok dan dalam masyarakat.
c. Pengetahuan Sosial. Untuk menuju kearah kematangan
bermasyarakat memerlukan Ilmu Pengetahuan Sosial yang dapat
diperolehnya dari bacaan-bacaan, mendengarkan ceramah ataupun
berdiskusi dengan teman-temannya di sekolah. Dalam
kegiatan-kegiatan itulah mereka berkesempatan memperoleh banyak
informasi (keterangan) dan penafsiran-penafsiran yang tepat dan
13
d. Ukuran Sosial. Ukuran sosial bagi suatu masyarakat adalah apabila
para warga masyarakat itu mengetahui norma-norma, mematuhi
peraturan-peraturan, mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk
serta dapat bekerja dengan jujur.
e. Masalah-masalah Sosial. Suatu fungsi yang bernilai tinggi dalam
kehidupan sosial ialah bahwa masyarakat itu mampu memecahkan
bermacam-macam masalah. Kepada para siswa harus dihadapkan
berbagai persoalan yang dapat diamatinya dilingkungan sekitarnya,
mulai dari persoalan yang paling sederhana sampai pada persoalan
yang rumit, sesuai dengan tingkat kematangan siswa. Siswa harus
diajar tentang kemajuan-kemajuan sosial melalui kritik-kritik dan
penjelasan-penjelasan guru maupun pihak dari pihak siswa sendiri.7 6. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial tidak hanya terdapat pengertian,
manfaat, fungsi, dll saja melainkan terdapat tujuan IPS yakni sebagai
berikut :
a. Meningkatkan kesadaran ekonomis rakyat
b. Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani
c. Meningkatkan efesiensi, kejujuran dan keadilan dalam pelayanan
umum
d. Meningkatkan mutu lingkungan
7
14
e. Menjamin keamanan dan keadilan bagi semua warga Negara
f. Memberikan pengertian tentang hubungan internasioanal bagi
kepentingan bangsa Indonesia dan perdamaian dunia
g. Meningkatkan saling pengertian dan kekurangan antar golongan
dan daerah dalam menciptakan kesatuan dan persatuan nasioanal
h. Memelihara keagungan sifat-sifat kemanusiaan, kesejahteraan
rohani dan tatasusila yang luhur.8 7. Pentingnya Ilmu Pengetahuan Sosial
Anak-anak sekolah dasar perlu mempelajari IPS sebab-sebabnya
sebagai berikut :
a. Di Dalam masyarakat dan dalam kehidupan sehari-hari sangat
banyak masalah-masalah sosial luas, kompleks dan sulit yang perlu
mendapat pemecahan. Tentu saja anak-anak belum sampai
pengetahuan dan tingkat pemecahannya untuk turut memecahkan
masalah-masalah itu, namun mereka perlu memahami/mengerti
masyarakat dan kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan
masalah-masalah tersebut. Karena kelak akan membantu mereka selaku
orang dewasa yang mampu mengembangkan diri guna turut
memecahkan masalah-masalah sosial yang telah dan akan dihadapi
oleh masyrakat.
8
15
b. Melalui pengajaran IPS anak-anak/siswa akan melihat
perubahan-perubahan dalam masyarakat yang berlangsung sangat cepat,
seperti masalah transportasi umum dalam kota, masalah kecelakaan
di jalan raya, masalah konflik antar suku dan sebagainya.
c. Anak-anak perlu menyadari bahwa mereka hidup dalam keadaan
yang sangat sulit yang tidak mungkin dapat dengan segera diatasi,
seperti masalah peledakan penduduk, masalah kemiskinan,
kelaparan dan kekurangan air, dan sebagainya.
d. IPS memberikan berbagai informasi, ide-ide dan metode untuk
menyelidiki yang dapat memberikan kepuasan dan kehidupan
intelektual yang kreatif dan meletakkan dasar toleransi bagi
kehidupan antar kelompok.9
8. Pendekatan Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
Dalam mengerjakan IPS terdapat jenis pendekatan, yakni antara
lain:
a. Pendekatan Monolitik : yang meninjau IPS sebagai suatu disiplin
ilmu yang berdiri sendiri. Tidak memerlukan bantuan dan
dukungan dari ilmu-ilmu lainnya.
b. Pendekatan Mata Pelajaran : IPS diajarkan secara terpisah-pisah,
sejarah, ilmu bumi, ekonomi dan lain-lain, masing-masing
diajarkan terpisah, tidak ada hubungan satu sama lain.
9
16
c. Pendekatan Ekologi : IPS berorientasi pada lingkungan. Pengajaran
IPS harus diorientasikan, diarahkan dan didasarkan pada
lingkungan. Lingkungan itu sendiri bermacam-macam bentuknya
seperti : biologis, kultur, ekologis, dan geo ekologis.
d. Pendekatan Interdisipliner : berbagai disiplin ilmu yang memiliki
ciri-ciri yang sama diintegrasikan menjadi satu bidang studi. Jenis
pendekatan ini diterapkan dalam pengajaran IPS sesuai dengan
kurikulum SD 1975. Itu sebabnya kita tidak mengenal lagi mata
pelajaran sejarah, ekonomi, ilmu bumi, dan sebagainya.
e. Pendekatan Sistem : suatu sistem merupakan kesatuan/keseluruhan
dimana didalamnya terdapat berbagai sub sistem yang disebut
komponen. Komponen-komponen tersebut saling bertautan dan
saling mempengaruhi satu sama lain secara integral.10
9. Materi IPS Kenampakan Alam
a. Pengertian Kenampakan Alam
Kenampakan alam adalah keadaan alam yang sudah ada sejak
zaman dahulu dan terbentuk oleh alam sendiri. Contoh
kenampakan lingkungan alam sebagai berikut : sungai, danau, laut,
gunung, hutan, dan pantai.11
10
Oemar Hamalik, Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, 13. 11
17
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Ilmu
Pengetahuan Sosial SD Kelas IV Semester 1 dan 2.12
Tabel 2.2
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Ilmu Pengetahuan Sosial SD Kelas IV Semester 1 dan 2
Smt Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
I
1.3 Menunjukkan jenis dan
persebaran sumber daya
suku bangsa dan budaya setempat
alam dan potensi lain di daerahnya.
sosial di daerahnya.
b. Ciri-ciri Sosial Dan Budaya
Masyarakat Indonesia bertempat tinggal di daerah yang
beragam, ada yang tinggal di pegunungan, pantai, dataran rendah,
dan dataran tinggi. Keadaan tersebut memengaruhi segi kehidupan
masyarakatnya, karena kita tahu bahwa manusia sangat bergantung
pada alam sekitarnya. Secara garis besar, tempat tinggal
masyarakat dapat dibedakan menjadi dua yaitu pedesaan dan
perkotaan. Sebagaian besar penduduk Indonesia tinggal di desa.
c. Berbagai Peristiwa Alam dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan
19
Peristiwa alam yang umum terjadi adalah gempa bumi, banjir,
letusan gunung berapi, dan angin topan. Peristiwa alam tersebut
dapat mengakibatkan bencana bagi manusia dan menimbulkan
kerugian, baik berupa harta, benda, bahkan nyawa.
d. Kenampakan Sosial Budaya Karena Kenampakan Alam
Kenampakan alam Indonesia menunjukkan keragaman sosial
budaya. Keragaman sosial, misalnya dari segi pendidikan,
masyarakat di daerah pegunungan dan tempat terpencil memiliki
kesempatan yang lebih kecil dalam memperoleh pendidikan
dibandingkan dengan masyarakat di daerah yang mudah
terjangkau. Keadaan alam sangat mempengaruhi mata pencaharian
penduduk. Kebanyakan penduduk sekitar pantai bekerja sebagai
nelayan.
Mereka yang tinggal di dataran tinggi bekerja sebagai petani.
Umumnya petani sayuran dan buah-buahan dan tanaman
perkebunan. Masyarakat yang tinggal di dataran rendah juga
bertani sebagai petani mengelolah sawah-sawah yang luas.
Masyarakat yang tinggal di perkotaan bekerja sebagai pegawai
20
B. Poster Sebagai Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Dalam proses belajar mengajar, guru tidak hanya berceramah saja
melainkan memilih salah satu metode mengajar atau memilih media
yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam memilih media
maka harus diperhatikan tujuan pembelajaran, jenis tugas, respon
siswa serta karakteristik siswa agar tujuan pembelajaran yang
diajarkan dapat tercapai dengan baik.
Media bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana
komunikasi. Berasal dari bahasa Latin medium (antara), istilah ini
merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber
dan sebuah penerima. Enam katagori dasar media adalah teks, audio,
visual, video, perekayasa (manipulative) (benda-benda), dan
orang-orang. Media juga digunakan untuk memudahkan komunikasi dan
belajar.13
Dalam buku Attarbiyatu watta’liim 1942:78 Yunus
mengungkapkan bahwa media sebagai berikut :
Maksudnya : Bahwasannya media pembelajaran paling besar
pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman
13
21
orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya
dan lamanya bertahan apa yang dipahaminnya dibandingkan dengan
mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarnya.14
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa pengertian media
adalah bukan hanya alat perantara seperti TV, radio, slide, bahan
cetakan, akan tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber
belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya
wisata, simulasi, untuk menambah pengetahuan dan wawasan,
mengubah sikap siswa atau untuk menambah keterampilan.15Media juga dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa, serta membantu
meningkatkan pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar
berlangsung.
2. Ciri-ciri Media
Gerlach & Ely mengemukakan tiga ciri media yang merupakan
petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat
dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang
efisien) melakukannya. Ciri-cirinya sebagai berikut :
a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau
14
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 20. 15
22
objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali
dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket
komputer, dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya
(direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat
direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan.
Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman
kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu
ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Ciri ini amat penting bagi
guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau
disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap
saat.
b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena
media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau
tiga menit dengan teknik pengambilan gambar. Misalnya,
bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi
kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi
tersebut.
Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula
diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekamn
23
diamati melalui bantuan kemampuan manipulatif dari media.
Media (rekaman video atau audio) dapat diedit sehingga guru
hanya menampilkan bagian-bagian yang penting. Memanipulasi
kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat
menghemat waktu.
c. Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan
kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan
stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau
beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah
tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio,
disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang
diinginkan kapan saja.16 3. Fungsi Media
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain membangkitkan motivasi
16
24
dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan
informasi.17
Adapun fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa
lampau. Dengan perantara gambar, potret, slide, film, video, atau
media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata
tentang benda atau peristiwa sejarah.
b. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang
sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak
memungkinkan. Misalnya, dengan perantaraan paket, siswa dapat
memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks
pembangkit listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh
gambaran tentang bakteri, amuba dan sebagainya.
c. Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati
secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar,
potret, slide, film atau video siswa dapat mengamati berbagai
macam serangga, burung hantu, kelelawar dan sebagainya.
17
25
d. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya
untuk didekati. Dengan slide, film, atau video siswa dapat
mengamati pelangi, gunung meletus, pertempuran, dan sebagainya.
e. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya
masing-masing. Dengan modul atau pengajaran berprogram, siswa
dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan
kecepatan masing-masing, dan sebagainya.18 4. Manfaat Media
Sudjana & Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran
dalam proses belajar siswa, yaitu :
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau
guru mengajar pada setiap jam pelajaran
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
18
26
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan
lain-lain.19
5. Prinsip-prinsip Media
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunana media
pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan
dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya
memahami materi pelajaran.
Prinsip-prinsip media pembelajaran sebagai berikut:
a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi
pembelajaran. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan
kompleksitas materi pembelajaran.
c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan
kondisi siswa.
d. Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektivitas dan
efesien.
e. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru
dalam mengoperasikannya.20
19
Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, 28. 20
27
6. Klasifikasi Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya :
a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam :
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,
atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan
rekam suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini
adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan
berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan
lain sebagainya.
3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat,
misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan
lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik
dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media
yang pertama dan kedua.
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke
dalam :
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti
28
hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak
tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang
dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke
dalam :
1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip,
transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian
memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk
memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan
film slide, operhead projector (OHP) untuk memproyeksikan
transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka
media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan,
radio, dan lain sebagainya.21
7. Penggunaan Media
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan
sebagai berikut :
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
21
29
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti
misalnya:
1) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita,
gambar, film bingkai, film, atau model.
2) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film
bingkai, film, atau gambar.
3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu
dengan timelape atau high-speed photography.
4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa
ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto
maupun secara verbal.
5) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat
disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim,
dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film
bingkai, gambar, dan lain-lain.
c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan
bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik/siswa. Dalam hal ini
media pendidikan berguna untuk :
1) Menimbulkan kegairahan belajar.
2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak
30
3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum
dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka
guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu
harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru
dengan siswa juga berbeda. Masalahnya ini dapat diatasi dengan
media pendidikan, yaitu dengan kemampuannnya dalam :
1) Memberikan perangsang yang sama.
2) Mempersamakan pengalaman.
3) Menimbulkan persepsi yang sama.22 8. Peran Media Pembelajaran
Belajar mengajar adalah suatu sistem yang di dalamnya melibatkan
sejumlah komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Dan di antara komponen itu adalah guru dan media. Maka media
dalam proses belajar mengajar memiliki peran dalam berbagai pola
kegiatan tersebut, diantaranya adalah :
22
31
a. Guru sebagai sumber belajar sekaligus media
Kurikulum sebagai pesan
Guru
Siswa
Pola pertama ini merupakan pola yang paling banyak
digunakan dalam proses belajar mengajar. Pola belajar mengajar
seperti yang terdapat dalam bagan diatas menunjukkan bahwa guru
selain sebagai komponen yang menafsirkan dan menjabarkan
kurikulum menjadi pesan-pesan operasioanal berupa tujuan-tujuan
pembelajaran, dalam proses belajar mengajar ia juga bertindak
sebagai sumber belajar satu-satunya.
Guru selain sebagai penyampai pesan juga sekaligus sebagai
media. Dengan kata lain dalam menyampaikan pesan kepada siswa,
guru sepenuhnya mengandalkan kemampuan dan kebolehannya
dalam menggunakan bahasa dan suaranya serta bahasa tubuh yang
dimilikinya. Penjelasan, latihan atau pertanyaan dengan
menggunakan bahasa ataupun contoh yang diberikan baik secara
verbal maupun non verbal semuanya merupakan media untuk
32
kreatifitas dan kemampuan untuk menyampaikan informasi dengan
efektif dan efesien.
b. Guru dan media sebagai sumber belajar
Kurikulum sebagai pesan
Guru
Media
Siswa
Pola pembelajaran dalam bagan diatas menunjukkan bahwa
dalam proses belajar mengajar guru tidak hanya memanfaatkan
suara dan kemampuan berbahasa yang dimilikinya sebagai media
penyalur pesan, tetapi juga memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
dirinya. Dengan menggunakan media gambar misalnya, pesan yang
disampaikan guru secara verbal kepada siswa menjadi lebih jelas.
Slogan yang mengatakan bahwa “gambar bernilai seribu kata”
dalam hal ini diterjemahkan secara operasional oleh guru.
Maksudnya dengan memperlihatkan gambar, uraian penjelasan
guru secara verbal atau yang bersifat abstrak dapat secara mudah
dipahami oleh siswa dan siswa akan dapat memperkaya
33
Dalam pola kedua ini guru dan media sama-sama memiliki
peran dalam penyampaian pesan, hanya saja peran tersebut tidak
mutlak karena ada unsur lain yakni media. Peran media dalam hal
ini sebagai peraga atau alat bantu yang memperjelas pesan yang
disampaikan guru kepada siswa, sehingga dalam hal ini peran guru
dibantu oleh media.
c. Guru menyerahkan sebagai tanggung jawabnya kepada media
Kurikulum sebagai pesan
Guru Media
Siswa
Pola pembelajaran dalam bagan ini menunjukkan bahwa peran
guru dalam proses belajar mengajar sebagaian diserahkan kepada
media. Dalam pola ini, media secara otonomi memiliki peran
dalam menyampaikan pesan. Contohnya, dalam pembelajaran
menyimak, berita didengarkan kepada siswa melalui tape recorder.
Setelah itu guru dan siswa membahas bersama mengenai isi
berita dan bahasa yang digunakan dalam berita tersebut. Adapun
contoh lain yaitu pada pembelajaran IPS mengenai terjadinya
gunung meletus, maka guru memberikan media berupa video,
34
Jadi dapat dikemukakan bahwa dalam pola ini, tugas
menyampaikan pesan kepada siswa tidak hanya dilakukan guru
tetapi juga dilakukan media. Guru dan media sama-sama memiliki
tanggungjawab dalam mengendalikan proses belajar mengajar.
Dalam pola ini guru harus pandai-pandai dalam mengambil
kesempatan untuk menjelaskan informasi yang belum tersampaikan
atau masih belum jelas, sehingga peran guru di dalam kelas tidak
terkesan dialihkan kepada media yang digunakan.
d. Media sebagai satu-satunya sumber belajar
Kurikulum sebagai pesan
Media
Siswa
Pola pembelajaran model ini merupakan kebalikan dari pola
pembelajaran yang pertama. Dalam pola pembelajaran yang
pertama yang memiliki tanggungjawab sepenuhnya dalam
menyampaikan pesan adalah media. Peran media dalam pola
keempat ini tidak sekedar sebagai “media” dan sumber belajar,
tetapi juga sebagai pengatur proses belajar mengajar. Peran sebagai
35
dijalankan oleh media. Dapat dikatakan pula bahwa dalam hal ini
media sebagai pengendali proses belajar mengajar.23
9. Pengelompokan Media
Pengelompokan media dikemukakan oleh Anderson yaitu sebagai
berikut :
a. Audio : pita audio (rol atau kaset), piringan audio, dan radio
(rekaman siaran).
b. Cetak : buku teks terprogram, buku pegangan/manual, dan buku
tugas.
c. Audio-Cetak : buku latihan dilengkapi kaset, dan gambar/poster
dilengkapi audio.
d. Proyek visual diam : film bingkai (slide), dan film rangkai (berisi
pesan verbal).
e. Proyek visual diam dengan audio : film bingkai (slide) suara, dan
film rangkai suara.
f. Visual gerak : film bisu dengan judul (caption).
g. Visual gerak dengan audio : film suara, video/vcd/dvd.
h. Benda : benda nyata, dan model tiruan (mock up).
i. Komputer : media berbasis komputer, CAI (Computer Assisted
Instructional) & CMI (Computer Managed Instructional).24
23
Abdul Wahab, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang Press, 2009), 32-37. 24
36
10.Media Poster
a. Pengertian Poster
Poster merupakan salah satu jenis gambar yang memberikan
tekanan pada satu atau dua ide pokok sehingga dapat dimengerti
dengan melihat sepintas. Poster biasanya ditempat atau dipasang
pada tempat yang strategis dan mudah di lihat.25 Contoh sebagai berikut :
Gambar 2.1 Contoh Media Poster
b. Langkah – langkah Membuat Poster
1) Memilih sebuah topik yang berkait dengan topik pelajaran
umum atau sub bahasan yang tengah didiskusikan
2) Meminta siswa untuk memajang konsep mereka pada papan
poster atau papan buletin. Tampilan poster mesti dengan
25
37
sendirinya menunjukkan isinya yakni begitu melihatnya orang
dengan mudah memahami gagasannya tanpa perlu penjelasan
lebih lanjut, baik lisan maupun tertulis.
3) Selama berlangsungnya pelajaran yang telah ditentukan
perintahkan siswa untuk menempelkan sajian materi visual
mereka dan berkeliling mengitari ruangan untuk mengamati
dan mendiskusikan poster masing – masing, sebagai contoh
dalam pembahasan tentang stress pada pelajaran kesehatan,
topik- topik yang diberikan mencakup yang berikut ini:
a) Penyebab stress
b) Gejalah – gejalah stress
c) Pengaruh stress terhadap diri sendiri dan orang lain
d) Pereda stress
Salah seorang siswa menggambarkan gejala stress dengan
membuat tampilan poster yang menunjukkan gambar – gambar
berikut:
a) Orang yang kelebihan berat badan yang berdiri pada
timbangan
b) Orang meminum minuman yang beralkohol
c) Dua orang bertengkar
38
Di bawah tiap gambar diberi paragraf singkat yang
menjelaskan bagaimana dan mengapa orang stress dapat
menunjukkan gejala-gejala yang digambarkan itu.
4) Lima belas menit sebelum berakhirnya pelajaran, perintahkan
seluruh siswa untuk kembali keposisi semula dan
mendiskusikan apa yang menurut mereka berharga pada
kegiatan tersebut.26
26
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian
Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) yang di desain untuk membantu guru
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di kelas. Penelitian tindakan kelas
atau PTK memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk
meningkatkan mutu pelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan
benar.
Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam
PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam
mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam
pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan
dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan mengukur
keberhasilannya.1
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu cara
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru, karena guru
merupakan orang yang paling tahu segala sesuatu yang terjadi dalam
pembelajaran. Praktik Penelitian Tindakan Kelas dapat dilakukan secara
1
40
efektif oleh setiap guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tanpa
harus meninggalkan kualitas utamanya mengajar.2
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model
Kurt Lewin. Menurut Kurt Lewin penelitian tindakan adalah suatu
rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi.3
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kurt Lewin
2
E Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 88. 3
41
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti dapat melihat
fakta-fakta yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Penelitian dilaksanakan di SDN Balongdowo Candi Sidoarjo pada kelas
IV-A. Terletak di JL. Dr. Sutomo No 27 Balongdowo Candi Sidoarjo.
Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 03 November 2016 untuk
observasi awal. PTK siklus 1 dan 2 dilaksanakan pada Bulan November
2016 hingga selesai.
Subyek penelitian dalam penelitian ini di SDN Balongdowo Candi
Sidoarjo mempunyai jumlah siswa pada kelas IV-A sebanyak 29 siswa, di
antaranya terdiri dari 14 perempuan dan 15 laki-laki.
C. Variable yang Diselidiki
Penelitian yang diselidiki yaitu mengenai upaya meningkatkan
pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS melalui media poster kelas
IV-A SDN Balongdowo Candi Sidoarjo.
Rincian lain yang diteliti yaitu :
1. Variable Input : Siswa kelas IV-A SDN Balongdowo Candi Sidoarjo.
2. Variable Output : Peningkatan Pemahaman siswa.
3. Variable Proses : Menggunakan media poster.
D. Rencana Tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model
42
bahwa terdapat 2 siklus, dalam 1 siklus terdapat empat langkah yaitu
planning (perencanaan), acting (tindakan), observing (observasi),
reflecting (refleksi).4
1. Pada siklus I
a. Perencanaan
1) Menyusun RPP dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan
menggunakan media poster.
2) Menyiapkan instrumen pengumpulan data, yaitu:
a) Lembar kegiatan siswa selama proses pembelajaran.
b) Lembar kegiatan guru dalam proses pembelajaran.
c) Lembar tes atau soal pada akhir proses pembelajaran.
d) Mendesain alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan
siswa dalam meningkatkan pemahaman siswa dengan
menggunakan media poster. Keberhasilan pembelajaran
ditetapkan apabila 85% siswa mencapai ketuntasan
belajar dengan nilai minimal 70.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan ini dilakukan di SDN Balongdowo Candi
Sidoarjo mata pelajaran IPS materi kenampakan alam pada siswa
4
43
kelas IV-A. Kegiatan pelaksanaan di sesuaikan dengan RPP.
Langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pendahuluan (±10 menit)
a) Guru mengucapkan salam
b) Meminta siswa untuk berdoa bersama
c) Siswa unjuk tangan saat guru mendata kehadiran siswa
d) Guru memberikan tepuk semangat kepada siswa
e) Apersepsi dengan memberikan pertanyaan :
Anak-anak apa saja yang terdapat di lingkungan sekitar
kalian?
f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan inti (±85 menit)
Eksplorasi
a) Siswa diminta untuk membaca materi kenampakan alam
terlebih dahulu sebelum mendengarkan penjelasan dari
guru
b) Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui
pemahaman siswa setelah membaca buku
Elaborasi
a) Guru menjelaskan tentang materi kenampakan alam
44
b) Siswa diminta untuk menulis rangkuman yang sudah di
tuliskan di papan tulis
c) Guru memberikan ice breaking
d) Selanjutnya siswa diminta untuk mempelajarai
rangkuman
e) Semua buku di tutup tidak boleh ada yang melihat buku
f) Setiap siswa mendapatkan soal dari guru
g) Siswa yang selesai duluan maka akan mendapatkan skor
1 berupa bintang
Konfirmasi
a) Guru dan siswa melakuakan pengoreksian lks
b) Guru memberikan penguatan kepada siswa
3) Penutup (±10 menit)
a) Siswa mereflesikan pembelajaran hari ini dengan
bersama-sama menyimpulkan pembelajaran hari ini
b) Siswa berdoa bersama-sama untuk mengakhiri
pembelajaran.
c. Observasi
1) Mengamati perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Data ini diperoleh dari hasil pengamatan guru
kolaborasi dengan menggunakan lembar observasi siswa.
45
3) Mengamati aktivitas guru selama poses pembelajaran. Data
ini diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan guru
kolaborator dengan menggunakan lembar observasi guru.
4) Mengamati pemahaman tiap-tiap siswa terhadap penguasaan
materi kenampakan alam melalui media poster.
Dalam pengamatan ini untuk melihat berhasil tidaknya
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I melalui media poster
serta digunakan sebagai perbaikan dalam siklus II.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi guna untuk
mengetahui hasil pembelajaran siswa yang telah dicapai pada
siklus I, serta mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan
bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya. Hasil refleksi
selanjutnya dilakukan peneliti guna untuk perbaikan pada siklus
II.
1. Pada siklus II
a. Perencanaan
1) Indentifikasi masalah pada siklus I dan penerapan alternatif
pemecahan masalah
2) Membuat ulang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dengan media poster serta menumbuhkan semangat siswa
46
3) Mengembangkan proses pembelajaran
4) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, peniliti melaksanakan pembelajaran pada
mata pelajaran IPS materi kenampakan alam dengan melakukan
perbaikan yang direncanakan dalam RPP dan dilakukan
berdasarkan hasil refleksi atau evaluasi dari siklus I.
c. Observasi
Tahap observasi ini dilakukan dengan mengamati proses
pembelajaran berlangsung untuk melakukan perbaikan pada
siklus I. Peneliti mengamati yang dilakukan saat proses
pembelajaran, yaitu:
1) Mengamati perilaku siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran berlangsung
2) Mengamati pemahaman materi kenampakan alam melalui
media poster
3) Meneliti data berupa lembar observasi yang meliputi lembar
observasi guru, dan observasi siswa
4) Mengamati peningkatan pemahaman materi kenampakan
47
d. Refleksi
Setelah tindakan yang sudah dilakukan pada siklus II guru
dan observer melakukan diskusi untuk membahas
kendala-kendala maupun hasil dari tindakan secara keseluruhan mulai dari
awal proses perencanaan samapai refleksi. Serta membuat
kesimpulan telah terlaksananya media poster dalam meningkatkan
pemahaman siswa materi kenampakan alam.
E. Data dan Cara Pengumpulannya
1. Data
Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam mengelolah
data yang berhubungan erat dengan perumusan masalah yang telah
diajukan sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Data
yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara kuantitatif dan
kualitatif yaitu :
a. Data kuantitatif
Nilai hasil belajar siswa dapat dianalisis secara deskriptif.
Misalnya mencari rata-rata nilai, presentasi hasil belajar, dll. Untuk
analisis tingakat keberhasilan atau prosentase ketuntasan belajar
siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap
siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal
48
menggunakan statistik sederhana yang berupa rumus-rumus
sederhana sebagai berikut :
1) Penilaian hasil belajar (Tes)
Nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan
jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata.
Nilai rata-rata didapat dengan menggunakan rumus :
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... (Rumus 3.1)
Keterangan :
M = Nilai siswa
∑x = Jumlah nilai semua siswa
∑N = Jumlah siswa
Kriteria tingkat keberhasilan nilai rata-rata
81-100 = sangat baik
61-80 = baik
41-60 = sedang
21-40 = tidak baik
0-20 = sangat tidak baik
2) Ketuntasan belajar
Dikatakan tuntas apabila 85% nilai siswa telah mencapai
skor > KKM. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar
49
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... (Rumus 3.2)
Keterangan :
P = prosentase yang akan dicari
F = jumlah siswa yang tuntas
N = jumlah seluruh siswa
Hasil penelitian yang telah diperoleh tersebut kemudian
diklarifikasikan kedalam bentuk penskoran nilai siswa dengan
menggunakan kriteria standart penilaian sebagai berikut :
81%-100% = sangat baik
61%-80% = baik
41%-60% = cukup
21%-40% = kurang
0%-20% = sangat kurang
3) Penilaian hasil observasi siswa dan guru
Dalam penilaian hasil observasi ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan aktivitas
siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan rumus
sebagai berikut :
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... (Rumus 3.3)
Keterangan :
50
F = skor perolehan hasil observasi guru/siswa
N = skor maksimal observasi guru/siswa
Kriteria hasil penskoran observasi guru dan siswa sebagai
berikut :5
91-100 = amat baik
81-90 = baik
71-80 = cukup
60-70 = kurang
< 60 = sangat kurang
b. Data kualitatif
Data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang
memberikan gambaran kenyataan atau fakta sesuai data yang
diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang
dicapai siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
2. Sumber Data
a. Sumber data primer yang meliputi: Guru kelas, observer, siswa
kelas IV-A SDN Balongdowo. Candi Sidoarjo.
5
51
b. Sumber sekunder yang meliputi: Dokumentasi, buku, sumber data
lainnya yang berhubungan dengan apa yang dibahas.
3. Cara Pengumpulan data
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang
mempunyai ciri yang spesifik dan suatu proses kompleks. Peneliti
menggunakan observasi untuk mengetahui kegiatan guru saat
proses pembelajaran serta untuk mengetahui siswa yang masih
belum paham mengenai pelajaran IPS materi kenampakan alam dan
digunakan untuk mengumpulkan data tentang pemahaman pada
siswa. Peneliti melibatkan peran guru untuk membantu di dalam
kelas. Cara pengumpulan data dengan menggunakan observasi
untuk mengumpulkan data yakni berikut:
1) Aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung melalui
media poster
2) Aktivitas guru saat proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan media poster
Pengamatan ini dilakukan di kelas pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan dapat dijadikan
sebagai bahan refleksi dari pembelajaran yang telah dilakukan serta
52
b. Wawancara
Wawancara merupakan alat atau pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Dalam
teknik wawancara ini digunakan untuk wawancara mendalam, guna
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya-jawab terhadap guru yang bersangkutan atau pihak lainnya serta
untuk mengetahui kriteria siswa saat pembelajaran berlangsung
pada mata pelajaran yang akan diteliti.
c. Dokumen
Dokumen adalah setiap proses pembuktian yang didasarkan
atas jenis sumber apapun, yang berupa tulisan, lisan, gambaran.
Peneliti menggunakannya untuk memperoleh sumber data serta
untuk melengkapi penelitian. Dokumentasi berupa sumber tertulis,
film, gambar/foto, dan karya-karya dokumentasi.
d. Tes
Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat
berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau dijawab oleh responden. Dalam pengumpulan data
menggunakan tes tulis untuk mengetahui pemahaman siswa pada
materi kenampakan alam. Sehingga dapat memperoleh tingkat
prestasi yang baik melalui media poster. Instrumen yang digunakan
53
Mata pelajaran : IPS
Bentuk soal : Pilihan Ganda dan Uraian Kelas/semester : IV/I
Jumlah soal : 5 pilihan ganda dan 5 uraian
Tabel 3.1
Bentuk Soal Pada Siklus I
No Aspek yang
1. Menjelaskan 1.2.1 Menjelaskan
tentang
4. Indikator sesuai
dengan di atas Kisi-kisi soal siklus I
No Indikator
1. 1.2.1 Menjelaskan
3. Indikator sesuai
dengan di atas
Kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat ketercapaian dalam
proses pembelajaran dalam kegiatan tindakan kelas, bertujuan untuk
meningkatkan dan memperbaiki pembelajaran tersebut. Penelitian ini
dinyatakan selesai apabila :
1. Prosentase ketuntasan belajar siswa minimal 85%
2. Nilai rata-rata siswa minimal 70
3. Prosentase kinerja guru dan siswa sebesar 85%
G. Tim Peneliti dan tugasnya
Adapun tim peneliti yang terlibat langsung dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Nama: Ella Resta Anggraena
55
2. Nama: Mochamad Arif Nasrul Tsalasah, S. Pd.
Tugas: Sebagai observer kemampuan guru bertugas sebagai dan guru
kelas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat hal-hal yang akan
dijabarkan. Hasil penelitian ini yaitu semua data yang diperoleh peneliti
selama penelitian berlangsung hingga dilakukannya tindakan perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan media poster. Pada hasil penelitian ini
dimulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada setiap siklus memiliki
bagian-bagian yang sama, yaitu dimulai dari perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
Untuk penyajian data penelitian ini, peneliti mengelompokkan
menjadi tiga tahapan yakni : tahap pra siklus, tahap siklus I, dan tahap
siklus II. Berikut deskripsi tentang proses pelaksanaan hasil penelitian :
1. Pra Siklus
Pada tahap pra siklus, data diperoleh melalui wawancara dengan
guru mata pelajaran IPS kelas IV-A SDN Balongdowo Candi
Sidoarjo. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi tinggi rendahnya pemahaman siswa terhadap
mata pelajaran IPS. Kemudian jumlah keseluruhan siswa kelas IV-A
serta nilai KKM pada mata pelajaran IPS. Peneliti juga meminta nilai