• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan L2 P9 VI BPHA 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan L2 P9 VI BPHA 2009"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR : P.9/ VI -BPHA/ 2009 TANGGAL : 21 Agustus 2009

PEDOMAN PELAKSANAAN

(2)

PEDOMAN PELAKSANAAN

SI STEM SI LVI KULTUR TEBANG PI LI H TANAM JALUR ( TPTJ)

I . PRI NSI P- PRI NSI P TPTJ

1. Sistem silvikultur untuk tegakan tidak seumur. 2. Teknik pemanenan dengan tebang pilih. 3. Meningkatkan riap.

4. Mempertahankan keanekaragaman hayati.

5. Menciptakan ruang tumbuh optimal bagi tanaman. 6. Penanaman jenis unggulan lokal dalam jalur.

I I . TUJUAN dan SASARAN

Tujuan TPTJ adalah meningkatkan produktivitas hutan alam tegakan tidak seumur melalui tebang pilih dan memanfaatkan ruang tumbuh dalam jalur untuk meningkatkan riap dalam rangka memperoleh panenan yang lestari. Sasaran TPTJ adalah pada hutan alam produksi bekas tebangan di areal I UPHHK atau KPHP.

I I I . PENGERTI AN

1. Pemanenan tebang pilih adalah tebangan berdasarkan limit diameter tertentu pada jenis-jenis niagawi dengan tetap memperhatikan keanekaragaman hayati setempat.

2. Penanaman dalam jalur adalah kegiatan menanam dalam rangka pemanfaatan ruang tumbuh dengan jenis-jenis tanaman unggulan setempat.

(3)

No. Tahap Kegiatan

1 Penataan Areal Kerja (PAK)

2 I nventarisasi Hutan

3 Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) 4 Pengadaan Bibit

5 Tebang Naungan

6 Penyiapan dan Pembuatan Jalur Tanam 7 Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Jalur

8 Pembebasan dan Penjarangan 9 Pemanenan

10 Perlindungan dan Pengamanan Hutan

V. PELAKSANAAN KEGI ATAN DAN TATA WAKTU

1. Penataan Areal Kerja ( PAK)

1.1. Prinsip

1) Menata areal ke dalam blok dan petak kerja tahunan berdasarkan RKUPHHK.

2) Dilakukan tidak lebih dari 4 tahun sebelum pemanenan.

3) Dibentuk sebagai satu bagian hutan khusus untuk regime TPTJ.

1.2. Perencanaan

1) Mempedomani RKUPHHK yang telah disahkan.

2) Membagi areal kerja ke dalam blok-blok kerja tahunan dan petak-petak kerja.

3) Sesuaikan jumlah blok dan petak kerja dengan siklus tebang yang ditetapkan.

(4)

5) Gunakan angka romawi untuk menandai setiap blok kerja sesuai rencana tahun penebangan, sedangkan petak kerja diberi angka secara berurutan dari petak pertama sampai petak terakhir.

6) Buat rencana tata batas blok dan petak kerja.

7) Buat peta rencana PAK dengan skala minimal 1 : 10.000.

1.3. Pelaksanaan

Buat Prosedur Operasi Standar (POS) Kerja untuk Penataan Areal Kerja (PAK) berdasarkan prinsip pada angka 1.1. di atas.

2. I nventarisasi Hutan

2.1. Prinsip

1) I nventarisasi hutan pada blok RKT dengan intensitas 100 % untuk pohon niagawi dengan diameter > 40 cm; dan pohon yang dilindungi sesuai ketentuan yang berlaku.

2) Dilakukan sebelum penyusunan Usulan RKTUPHHK.

2.2. Perencanaan

1) Buat rencana jalur-jalur inventarisasi pada setiap petak kerja yang ada di dalam blok RKT berdasarkan peta hasil PAK.

2) Buat semua jalur ukur dalam petak searah (misal Utara - Selatan).

3) Siapkan daftar ukur yang diperlukan untuk mencatat hasil I nventarisasi Hutan.

4) Buat peta rencana I nventarisasi Hutan skala 1 : 5.000.

2.3. Pelaksanaan

(5)

3.1. Prinsip

Efisien, efektif, tertib, dan ramah lingkungan.

3.2. Perencanaan

1) Buat rencana PWH berdasarkan peta blok RKT.

2) Buat rencana trace jalan angkutan dan jalan sarad berdasarkan peta kontur hasil I nventarisasi Hutan.

3) Buat rencana lokasi base camp, TPK, TPn, pondok kerja, dan lain-lain.

3.3. Pelaksanaan

Buat Prosedur Operasi Standar (POS) Kerja untuk Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) berdasarkan prinsip pada angka 3.1. di atas.

4. Pengadaan Bibit

4.1. Prinsip

Menggunakan bibit jenis lokal unggulan setempat, dapat berasal dari biji, atau cabutan, atau stek, atau kultur jaringan.

4.2. Perencanaan

1) Buat rencana persemaian: lokasi, sumber bibit (pohon plus), bangunan, SDM, peralatan.

2) Buat rencana kebutuhan bibit.

4.3. Pelaksanaan

(6)

5. Tebang Naungan

5.1. Prinsip

1) Pembebasan dari naungan pohon dominan. 2) Efisien, efektif, tertib, dan ramah lingkungan.

3) Penebangan pohon diameter > 40 cm dan masuk ke dalam target RKT.

5.2. Perencanaan

1) Penebangan dilakukan berdasarkan peta sebaran pohon skala 1 : 1.000.

2) Penebangan dilaksanakan pada petak tebangan dalam blok RKT yang telah disahkan.

5.3. Pelaksanaan

1) Buat Prosedur Operasi Standar (POS) Kerja Tebang Naungan berdasarkan prinsip pada angka 5.1. di atas.

2) Alat-alat pemanenan mengikuti peraturan yang berlaku.

6. Penyiapan dan Pembuatan Jalur Tanam

6.1. Prinsip

1) Membuat ruang tumbuh.

2) Efisien, efektif, tertib, dan ramah lingkungan.

3) Penebangan dapat dilakukan pada semua pohon dalam jalur dan masuk ke dalam target RKT.

6.2. Perencanaan

1) Penebangan dilakukan berdasarkan peta sebaran pohon skala 1 : 1.000.

(7)

4) Penebangan dilaksanakan pada petak tebangan dalam blok RKT yang telah disahkan.

6.3. Pelaksanaan

1) Buat Prosedur Operasi Standar (POS) Kerja untuk Penyiapan dan Pembuatan Jalur Tanam berdasarkan prinsip pada angka 6.1. di atas.

2) Alat-alat pemanenan mengikuti peraturan yang berlaku.

7. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Jalur

7.1. Prinsip

1) Meningkatkan produktivitas pada blok RKT.

2) Menggunakan bibit jenis lokal unggulan setempat.

7.2. Perencanaan

1) Buat dan kelola tanaman dengan mengutamakan bibit jenis unggulan lokal.

2) Buat peta rencana penanaman dalam jalur.

7.3. Pelaksanaan

Buat Prosedur Operasi Standar (POS) Kerja Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Jalur berdasarkan prinsip pada angka 7.1. di atas.

8. Pembebasan dan Penjarangan

8.1. Prinsip

1) Meningkatkan riap pohon binaan.

(8)

8.2. Perencanaan

1) Menetapkan pohon terbaik dari permudaan alam di jalur antara dan dari tanaman di jalur tanam sebagai pohon binaan di petak kerja.

2) Membebaskan pohon binaan dari tanaman penyaing. 3) Membuat peta pohon binaan hasil pembebasan.

8.3. Pelaksanaan

1) Buat Prosedur Operasi Standar (POS) Kerja Pembebasan dan Penjarangan berdasarkan prinsip angka 8.1. di atas.

2) Pembebasan pohon dapat menggunakan antara lain arborisida yang ramah lingkungan khusus pohon besar.

9. Pemanenan

9.1. Prinsip

1) Pemanenan dengan tebang habis pada jalur tanam dan tebang pilih pada jalur antara untuk pohon diameter > 40 cm.

2) Memanen tidak boleh melebihi riap.

3) Efisien, efektif, tertib, dan ramah lingkungan.

9.2. Perencanaan

1) Penebangan dilakukan berdasarkan peta sebaran pohon binaan skala 1 : 1.000.

2) Penebangan dilaksanakan pada petak tebangan dalam blok RKT

9.3. Pelaksanaan

1) Buat Prosedur Operasi Standar (POS) Kerja Pemanenan berdasarkan prinsip pada angka 9.1. di atas.

(9)

10.1. Prinsip

1) Pengendalian hama dan penyakit, perlindungan hutan dari kebakaran hutan, perambahan hutan, dan pencurian hasil hutan.

2) Memberikan kepastian usaha dalam pengelolaan hutan produksi. 10.2. Perencanaan

Menyusun rencana perlindungan dan pengamanan hutan secara periodik dalam 1 periode RKT.

10.3. Pelaksanaan

Buat Prosedur Operasi Standar (POS) Kerja Perlindungan dan Pengamanan Hutan berdasarkan prinsip pada angka 10.1. di atas.

VI . PEMANTAUAN DAN PENI LAI AN

1. Prinsip

1.1. Sebagai umpan balik untuk peningkatan riap.

1.2. Dilakukan oleh tenaga yang berkompetensi Wasganis PHPL. 1.3. Dilakukan 1 kali dalam 1 periode RKT.

2. Perencanaan

Buat rencana pemantauan dan penilaian. 3. Pelaksanaan

Buat Prosedur Operasi Standar (POS) Kerja untuk Pemantauan dan Penilaian berdasarkan prinsip pada angka 1 di atas.

DI REKTUR JENDERAL

Dr. I ng. I r. HADI DARYANTO, DEA

Referensi

Dokumen terkait

KEDUA : Peralatan sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam sesuai

KEDUA : Peralatan sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam sesuai

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan oleh petugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Papua Barat terhadap peralatan yang dimasukkan dan digunakan I UPHHK

untuk melaksanakan kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam sesuai Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat tentang Pengesahan

KEDUA : Peralatan sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam sesuai

P.6/ Menhut-I I / 2007 tentang Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan

KEDUA : Peralatan sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam sesuai

KEGIATAN TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI) IZIN USAHA