• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku PLH Kelas 9 SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Buku PLH Kelas 9 SMP"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

P

P

E

E

N

N

D

D

I

I

D

D

I

I

K

K

A

A

N

N

L

L

I

I

N

N

G

G

K

K

U

U

N

N

G

G

A

A

N

N

H

H

I

I

D

D

U

U

P

P

Untuk SMP Kelas IX

(2)

Pendidikan

Lingkungan Hidup

Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas IX

Jilid 3

    Tim Penulis: 

1. Dr. Fathur Rohman, M.Si.  2. Dr. Sugeng Utaya, M.Si. 

3. Dra. Susriyati Mahanal, M.Pd. 

4. Drs. Rudi Hartono, M.Si. 

5. Drs. Yudhi Utomo, M.Si. 

6. Neena Zakia, S.Si., M.Si.  7. Samsul Hidayat, S.Si., M.T.   

 

    Editor: 

1. Dr. Mardi Wiyono, M.Pd. 

2. Dr. Sutrisno, M.Si.   

   

PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP LEMBAGA PENELITIAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Jalan Semarang 5 Malang 65145, Telp (0341) 551-312 psw 496 Fax (0341) 580311 Email: [email protected] • Website: http://www.lemlit.um.ac.id

Kerjasama dengan

(3)

Kata Pengantar ii

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan

buku ini.

Buku ini dirancang untuk mendukung tercapainya tujuan

pembelajaran pendidikan lingkungan hidup di Sekolah Menengah Pertama

atau Tsanawiyah. Buku Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas IX Jilid 3 ini telah dirancang sesuai dengan

kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan

lingkungan hidup, mulai dari manusia dan lingkungan, memelihara

kebersihan lingkungan, sumber daya alam, air, persisir dna laut, sungai

dan danau, tanah dan lahan, energi, hutan, bencana alam.

Pada buku ini diberikan pula kasus/permasalahan yang harus

diselesaikan oleh siswa sehingga akan melatih untuk bersikap dan

berperilaku positif terhadap lingkungan.

Kami berharap buku ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan

pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa sehingga mampu

menerap-kan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

Akhir kata, kami tunggu kritik dan saran untuk perbaikan buku ini di

masa yang akan datang. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada

Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur yang telah mempercayakan

penyusunan buku ini kepada PPLH Lembaga Penelitian Universitas

Negeri Malang.

Malang, Desember 2009

(4)

Daftar Isi iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR --- ii

DAFTAR ISI --- iii

BAB I MANUSIA DAN LINGKUNGAN--- 1

A. Pendahuluan --- 2

B. Pengaruh Globalisasi terhadap Perubahan Perilaku --- 2

C. Pencegahan Pengaruh Globalisasi --- 4

D. Pengaruh Negatif Perubahan Lingkungan Fisik terhadap Kesehatan--- 5

E. Rangkuman --- 7

F. Kasus/Permasalahan --- 8

BAB II MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN--- 9

A. Pendahuluan --- 10

B. Pemanfaatan Sampah (Barang Bekas) --- 10

C. Sumber Air Limbah Rumha Tangga dan Pengelolaannya - 12 D. Pemeliharaan Saluran Air --- 13

E. Rangkuman --- 14

F. Kasus/Permasalahan --- 15

BAB III SUMBER DAYA ALAM --- 16

A. Pendahuluan --- 17

B. Pelestarian Sumberdaya Alam --- 17

C. Rangkuman --- 19

D. Kasus/Permasalahan --- 20

BAB IV AIR --- 21

A. Pendahuluan --- 22

B. Siklus Hidrologi --- 23

C. Air dan Kesehatan --- 24

D. Pemeriksaan Kualitas Air --- 24

E. Rangkuman --- 26

F. Kasus/Permasalahan --- 26

BAB V PESISIR DAN LAUT --- 27

A. Pendahuluan --- 28

B. Pencemaran Laut --- 28

C. Pemeliharaan Lingkungan Pesisir dan Laut --- 29

D. Rangkuman --- 32

(5)

Daftar Isi iv

BAB VI SUNGAI DAN DANAU --- 33

A. Pendahuluan --- 34

B. Pencemaran Sungai dan Danau --- 34

C. Pemeliharaan Sungai dan Danau --- 35

D. Rangkuman --- 36

E. Kasus/Permasalahan --- 36

BAB VII TANAH DAN LAHAN --- 37

A. Pendahuluan --- 37

B. Degradasi Lahan--- 38

C. Cara Mengatasi Degradasi Lahan--- 39

D. Rangkuman --- 41

E. Kasus/Permasalahan --- 42

BAB VIII ENERGI--- 43

A. Pendahuluan--- 43

B. Macam-macam Energi --- 44

C. Penghematan Energi --- 48

D. Rangkuman --- 49

E. Kasus/Permasalahan --- 50

BAB IX HUTAN--- 51

A. Pendahuluan --- 51

B. Kerusakan Hutan --- 52

C. Upaya yang Dilakukan Pemerintah --- 56

D. Rangkuman --- 57

E. Kasus/Permasalahan --- 58

BAB X BENCANA ALAM --- 59

A. Pengantar--- 59

B. Kejadian Bencana Lokal --- 60

C. Kegiatan Manusia Penyebab Terjadinya Bencana --- 63

D. Rangkuman --- 65

E. Kasus/Permasalahan --- 65

(6)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 1

BAB I

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Standar Kompetensi:

1. Memahami lingkungan sosial, lingkungan fisik, dan ekosistem. 2. Memahami pengaruh globalisasi terhadap lingkungan sosial.

Kompetensi Dasar:

1. Mengidentifikasi pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku. 2. Mengidentifikasi peran pencegahan pengaruh negatif globalisasi. 3. Melakukan upaya peningkatan potensi melalui aktivitas sosial

berwahana lingkungan.

4. Menjelaskan dampak negatif perubahan lingkungan fisik dalam bidang produksi pangan.

5. Menjelaskan dampak negatif perubahan lingkungan fisik terhadap kesehatan.

Indikator:

1. Memaparkan kembali pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku.

2. Menentukan peran pencegahan pengaruh negatif globalisasi. 3. Menemukan kembali upaya peningkatan potensi melalui aktivitas

sosial berwahana lingkungan.

4. Memaparkan kembali dampak negatif perubahan lingkungan fisik dalam bidang produksi pangan.

(7)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 2

A. Pendahuluan

Globalisasi dapat diartikan suatu proses mendunia atau menuju

satu dunia. Peristiwa yang terjadi di bagian belahan dunia dapat

disaksi-kan, didengarkan dan terkabarkan secara langsung tanpa harus

mendatanginya. Manusia pada sisi belahan dunia berbeda dengan jarak

yang jauh dapat berkomunikasi melalui alat telekomunikasi. Suatu

peristiwa bencana alam di wilayah Yogyakarta pada tahun 2006,

beberapa detik setelah itu kabarnya segera dapat diterima oleh

orang-orang di Amerika, Eropa atau lainnya yang tempatnya sangat jauh dari

tempat kejadian. Sekarang ini seseorang dengan sanak-saudara atau

sahabat di negeri yang jauh dapat dengan mudah melakukan percakapan.

Manusia juga dapat menempuh perjalanan jauh hanya beberapa jam

dengan pesawat. Sesuatu yang kita butuhkan dapat dengan mudah

ditemui di toko-toko atau supermarket.

B. Pengaruh Globalisasi terhadap Perubahan Perilaku

Arus globalisasi membawa pengaruh signifikan terhadap

perubah-an global kehidupperubah-an sosial dperubah-an budaya kemasyarakatperubah-an. Seiring dengperubah-an

perkembangan teknologi yang mampu menggabungkan unsur informasi

dan komunikasi sehingga menjadi bentuk interaksi sosial masyarakat

modern. Tak dapat dihindari perubahan yang sangat cepat, dunia berada

dalam situasi dan kondisi kehidupan antarbangsa dan negara tanpa batas.

Media adalah “alat penyampai” masyarakat modern dalam mengubah

tatatan struktur sosial budaya, politik, ekonomi dan aspek kehidupan

lainnya. Media merupakan alat yang digunakan masyarakat dalam

memasarkan produk budaya dan menciptakan gaya hidup materialistik

dan konsumtif. Meskipun disisi lain media membawa pengaruh positif

dalam menggali informasi berbagai gagasan pemikiran manusia yang

dapat menunjang pembentukan masyarakat kritis.

Beragam bentuk media, seperti televisi, radio, internet, surat kabar

dan lain sebagainya digunakan sebagai sarana informasi komunikasi

(8)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 3 diakses, dinikmati, dan mudah terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

serta senantiasa menjadi populer di belahan dunia berkembang.

Adapun dampak negatif adanya globalisasi dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Orang menjadi sangat individualis, artinya seseorang cenderung

berperilaku untuk kepentingan diri sendiri.

2. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa,

misalnya dalam pola berpakaian dan pergaulan. Kebanyakan para

remaja meniru gaya berpakaian dan bergaul orang-orang Barat, suatu

contoh sebagian remaja memakai anting-anting bagi laki-laki dan

lain-lain.

3. Budaya konsumtif, kebiasaan orang senang menghamburkan uangnya

untuk kepentingan yang kurang bermanfaat. Sekarang kecenderungan

setiap orang memiliki telepon genggam lebih dari satu. Padahal dari

segi fungsi sebagai alat komunikasi sebenarnya setiap orang sudah

cukup hanya memiliki satu telepon genggam. Coba renungkan jika

barang-barang tersebut sudah rusak dan tidak terpakai lagi maka

berapa banyak bangkai telepon genggam akan menjadi limbah

elektronik, sehingga jenis timbulan sampah/limbah di dunia ini akan

bertambah yaitu sampah elektronik.

4. Sarana hiburan yang bersifat melalaikan, cenderung menimbulkan

kecanduan dan membuat malas, misalnya playstation. Dengan adanya playstation, banyak anak melupakan waktu untuk belajar, membantu orang tua, dan beristirahat.

5. Budaya permisif, artinya menghalalkan segala cara untuk mencapai

tujuan dengan sarana canggih. Penipuan dengan alat komunikasi di

masyarakat marak terjadi, misalnya menipu dengan informasi lewat

HP. Sebagai contoh “Selamat anda mendapat sebuah mobil Sedan”,

dengan cara silakan transfer uang sebanyak 25 juta ke nomer rekening

(9)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 4 6. Menurunnya ikatan rohani, pada era globalisasi orang banyak yang

meninggalkan ibadah dengan alasan sibuk. Orang juga banyak

meninggalkan ajaran agama. Mereka hanya mementingkan duniawi

saja.

C. Pencegahan Pengaruh Globalisasi

Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk menanggulangi

pengaruh negatif globalisasi. Adapun upaya penanggulangannya dapat

diterapkan di berbagai lingkungan yang berbeda-beda.

1. Lingkungan sekolah

Di sekolah perlu ditekankan pelajaran budi pekerti serta

pengeta-huan tentang globalisasi. Dengan demikian siswa tidak terjerumus dalam

perilaku negatif akibat globalisasi seperti kenakalan remaja atau tawuran

antarpelajar. Untuk itu, peranan orang tua, guru, serta siswa sangat

diperlukan. Peran serta tersebut dapat diwujudkan dalam kerja sama dan

komunikasi yang baik. Misalnya guru dan orang tua selalu mengawasi dan

membimbing siswa. Siswa juga harus mematuhi perintah orang tua dan

guru. Selain itu, siswa juga harus menerapkan peraturan sekolah dengan

disiplin. Hal ini untuk mencegah pengaruh negatif globalisasi masuk ke

sekolah.

2. Lingkungan keluarga

Cara yang baik mencegah masuknya pengaruh negatif globalisasi

melalui keluarga adalah meningkatkan peran orang tua. Orang tua

hendaknya selalu menekankan rasa tanggung jawab pada anak. Orang

tua juga menerapkan aturan yang tegas yang harus ditaati setiap anggota

keluarga, namun tanpa mengurangi kasih sayang dan perhatian pada

anak. Di samping itu, orang tua juga harus memberi keteladanan. Orang

tua harus menjadi contoh yang patut ditiru anak-anaknya. Dan yang tidak

kalah pentingnya, berusaha menciptakan komunikasi yang baik antar

(10)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 5 arah yang positif. Misalnya aktif mengisi waktu luang dengan membaca,

berolahraga, mengikuti kursus-kursus, dan lain-lain. Penerapan perilaku

sopan santun juga harus dilakukan anak. Misalnya menghormati dan

mematuhi orang tua, menyayangi saudara, membimbing adik, dan

lain-lain.

3. Lingkungan masyarakat dan lingkungan keagamaan

Dalam mencegah pengaruh negatif globalisasi masuk ke

masyarakat, peran tokoh masyarakat dan agama sangat diperlukan.

Mereka harus mampu menjadi contoh bagi umat atau anggota

masyara-katnya. Nasihat atau saran-saran yang diberikan tokoh masyarakat atau

agama akan membekas dan mampu memengaruhi pola kehidupan

masyarakatnya. Bagi anak sendiri, hendaknya aktif mengikuti dan

melaksanakan ajaran agamanya dengan disiplin. Misalnya disiplin

beribadah.

4. Lingkungan pemerintah dan negara

Pemerintah merupakan salah satu lembaga yang berwenang

mengeluarkan peraturan atau hukum, salah satu di antaranya berusaha

mencegah masuknya pengaruh negatif globalisasi. Misalnya peraturan

yang melarang merokok di tempat umum, larangan minum-minuman

keras, larangan mengkonsumsi narkoba, dan lain-lain. Untuk

mewujud-kannya, pemerintah dapat melakukannya melalui lembaga peradilan,

kepolisian, dan lain-lain.

D. Dampak Negatif Perubahan Lingkungan Fisik terhadap Kesehatan

Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal

yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan

masyarakat berubah. Hal-hal yang dapat memicu terjadi perubahan

lingkungan dan akhirnya juga berdampak pada kesehatan antara lain

peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah,

(11)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 6 pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara,

abrasi pantai, penggundulan hutan dan masih banyak lagi lainnya. WHO

(World Health Organization) menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta bukan

hanya merupakan bebas dari penyakit”.

Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat

berkem-bang, karena merupakan kebutuhan yang utama bagi masyarakat.

Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau dari

segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pengolalaan sampah

domestik yang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk

pembangunan asap dapur.

Pola makanan yang tidak sehat berdampak pula pada ragam

penyakit yang timbul di masyarakat. Pemenuhan gizi yang memadai pada

masyarakat sering menjadi topik pembicaraan. Penduduk yang belum

berdaya secara ekonomi masih mengalami kekurangan karbohidrat,

kekurangan protein, kekurangan vitamin A dan kekurangan Iodium

dengan diikuti berbagai bentuk penyakitnya. Di Indonesia sebagian besar

penyakit yang diderita masyarakat berhubungan dengan kekurangan gizi.

Pengaruh kualitas lingkungan terhadap kesehatan dapat

dikategori-kan menjadi pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif, karena

lingkungan atau alam sekitar masih dapat mendukung kebutuhan hidup

masyarakat seperti ketersediaan bahan makanan, sumber daya hayati

yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya, bahan baku untuk

papan, sandang, industri, mikroba dan serangga yang berguna dan

lain-lainnya. Manusia membutuhkan sumber energi yang diambil dari

ling-kungannya yakni makanan. Makanan yang harus tersedia sangat besar

untuk kebutuhan manusia di dunia disamping masalah distribusi. Secara

tidak langsung elemen-elemen di dalam biosfir banyak dimanfaatkan

manusia untuk meningkatkan kesejahteraanya. Semakin sejahtera

manusia, diharapkan semakin naik pula derajat kesehatannya. Dalam hal

(12)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 7 kegiatan industri kayu, industri meubel, rotan, obat-obatan, papan,

pangan, fermentasi dan lain-lainnya.

Pengaruh negatif, karena elemen lingkungan yang merugikan

seperti timbulan sampah yang tidak terkelola dengan baik, pencemaran di

udara, di perairan dan di tanah, emisi/keluaran gas polutan dari industri

yang tidak terkendali, keberadaan mikroba patogen, hewan dan tanaman

beracun, hewan berbahaya secara fisik, vektor penyakit dan reservoir

penyebab dan penyebar penyakit. Adanya elemen mikroorganisme yang

dapat menyebabkan penyakit (patogen). Mikroba ini digolongkan kedalam

berbagai jenis seperti virus, ricketssia, bakteri, protozoa, fungi dan

metazoa. Adanya vektor yakni serangga penyebar penyebab penyakit dan

reservoir agent penyakit. Vektor penyakit yang memegang peranan

penting dalam penyebaran penyakit nyamuk, lalat, kutu, pinyal dan

tungau.

E. Rangkuman

Arus globalisasi membawa pengaruh signifikan terhadap

perubahan global kehidupan sosial dan budaya kemasyarakatan. Tak

dapat dihindari perubahan yang sangat cepat, dunia berada dalam situasi

dan kondisi kehidupan antar bangsa dan negara tanpa batas. Di sisi lain

media membawa pengaruh positif dalam menggali informasi berbagai

gagasan pemikiran manusia yang dapat menunjang pembentukan

masyarakat kritis. Adapun dampak negatif adanya globalisasi dapat

diidentifikasi antara lain orang menjadi sangat individualis, masuknya

budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa, budaya

konsumtif, kebiasaan orang senang menghamburkan uangnya untuk

kepentingan yang kurang bermanfaat, sarana hiburan yang bersifat

melalaikan, cenderung menimbulkan kecanduan dan membuat malas,

misalnya playstation, budaya permisif, dan menurunnya ikatan rohani. Upaya-upaya untuk menanggulangi pengaruh negatif globalisasi dapat

(13)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 8 lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan keagamaan,

lingkungan pemerintah dan negara.

F. Kasus/Permasalahan

Salah satu media cetak menginformasikan bahwa masih banyak

sinema elektronik (sinetron) yang ditayangkan stasiun televisi tidak layak

tonton karena tidak memberi pendidikan, terutama bagi anak-anak.

"Kendati diminati pemirsa, banyak sinetron itu tidak layak menjadi

tontonan, terutama bagi anak-anak," kata Ratu, anggota DPR RI. Saat

melakukan kunjungan ke lembaga pemasyarakatan (Lapas) Anak Sungai

Buluh, Kabupaten Batanghari, ia mengatakan, tontonan di televisi menjadi

salah satu pemicu munculnya kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak.

Ratu mengungkapkan menyebutkan pengaruh menonton sinetron di

televisi 80 persennya berdampak negatif, baik berupa kekerasan,

pornografi dan lainnya. Sementara itu, dari kunjungan itu juga terungkap,

dari 40 anak penghuni Lapas Anak Sungai Buluh Batanghari, 18 di

antaranya atau 45 persen dipenjara karena melakukan kejahatan

kesusilaan, tujuh anak terlibat kasus pembunuhan, delapan anak kasus

perampokan, empat anak kasus pencurian, dua anak kasus psikotropika

dan satu orang kasus pemerasan. Kejahatan susila yang dilakukan

anak-anak juga merupakan imbas dari globalisasi, sementara komitmen

pemerintah untuk memproteksi generasi mudanya dari pengaruh

globalisasi juga belum jelas. Bagaimana tanggapan kalian dengan

(14)

Bab 2 Memelihara Kebersihan Lingkungan 9

BAB II

MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

(sumber: http://gambang.files.wordpress.com/2008/02/sampah.jpg)

Standar Kompetensi:

1. Memahami pengelolaan sampah.

2. Memahami sumber air limbah rumah tangga, sistem pembuangan,

dan cara pemeliharaannya.

Kompetensi Dasar:

1. Menjelaskan pemanfaatan sampah melalui prinsip 3R (reuse, reduce, recycle).

2. Mempratekkan salah satu pemanfaatan sampah (barang bekas). 3. Mengidentifikasi sumber air limbah rumah tangga.

4. Menjelaskan cara mengelola air limbah rumah tangga.

5. Mendiskripsikan cara-cara memelihara kelancaran saluran air. 6. Menjelaskan dampak genangan air limbah.

Indikator:

1. Menjelaskan kembali pemanfaatan sampah melalui prinsip 3R (reuse, reduce, recycle).

2. Mempratekkan salah satu pemanfaatan sampah (barang bekas). 3. Menemukan kembali sumber air limbah rumah tangga.

4. Mendeskripsikan kembali cara mengelola air limbah rumah tangga.

5. Mendeskripsikan kembali cara-cara memelihara kelancaran saluran air.

(15)

Bab 2 Memelihara Kebersihan Lingkungan 10

A. Pendahuluan

Kondisi lingkungan yang bersih merupakan tanggungjawab setiap

individu dan semua warga yang hidup di lingkungan tersebut. Upaya

memelihara kebersihan lingkungan tidak cukup bila hanya dilakukan oleh

perorangan. Petunjuk lingkungan yang bersih umumnya dikaitkan dengan

keberadaan timbulan sampah lancarnya aliran air limbah rumah tangga di

sekitar lingkungan. Pengelolaan sampah dan kelancaran aliran air limbah

sudah menjadi kebutuhan mutlak bila ingin menciptakan lingkungan yang

bersih. Dalam rangka menangani permasalahan sampah maka upaya

yang dapat dilakukan adalah mengurangi (reduce), menggunakan ulang (reuse), dan mendaur ulang (recycle).

B. Pemanfaatan Sampah (Barang Bekas)

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat

yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,

pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai. Botol Bekas

wadah kecap, saos, sirup, creamer, dll. baik yang putih bening maupun

yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal. Kertas, terutama

kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus kecuali kertas yang berlapis

minyak. Aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue dll.

Besi bekas rangka meja, besi rangka beton, dll. Plastik bekas wadah

shampoo, air mineral, jerigen, ember, dll.

Reduce (Mengurangi Sampah)

caranya :

ƒ Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja

ƒ Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol baru setiap kali habis

ƒ Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume

(16)

Bab 2 Memelihara Kebersihan Lingkungan 11 Reuse (Menggunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai)

caranya :

ƒ Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah

ƒ Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus

ƒ Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan

lainnya

Recycle (Daur Ulang Sampah)

Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang

dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Adapun cara-caranya

seperti berikut ini :

ƒ Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk di daur ulang

ƒ Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang

ƒ Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang

Gambar 2.1 Pemanfaatan Sampah Sebagai Tas

(17)

Bab 2 Memelihara Kebersihan Lingkungan 12

C. Sumber Air Limbah Rumah Tangga dan Pengelolaannya

Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur,

kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran

manusia. Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas

dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan

dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi

kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera, dsb. Air limbah

tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan

kesehatan lingkungan.

Gambar 2.2 Air Limbah Rumah Tangga yang Dibuang di Sungai

Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.

Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor

dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

a. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya

baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.

b. Tidak mengotori permukaan tanah.

c. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.

d. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.

e. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.

f. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang

mudah didapat dan murah.

(18)

Bab 2 Memelihara Kebersihan Lingkungan 13 Pengelolaan air limbah rumah tangga dapat dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu:

a. Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan

menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak

penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat

dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk

menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap

pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana

lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan

dan dibuang.

b. Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik

melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus.

c. Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara

pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti

sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis yang dapat

dimanfaatkan.

D. Pemeliharaan Saluran Air

Saluran pembuangan air atau drainase merupakan tempat

pembuangan air limbah dari rumah tangga, industri, pertanian. Saluran air

ini memerlukan pemeliharaan sehingga dapat berfungsi dengan baik.

Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah

masalah air bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air

bersih, pengelolaan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat

serta pembuangan air limbah yang langsung dialirkan pada saluran/

(19)

Bab 2 Memelihara Kebersihan Lingkungan 14 Gambar 2.3 Saluran Air yang Baik

Hal tersebut menyebabkan pandangkalan saluran/sungai,

tersum-batnya saluran/sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan

selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.

Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik

serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya

adalah: diare, demam berdarah, disentri, hepatitis A, kolera, tiphus,

cacingan, dan malaria.

E. Rangkuman

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat

yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,

pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai. Dalam

rangka mengurangi produksi timbulan sampah maka dapat melalui 3R

(reduce, reuse, dan recycle). Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Saluran pembuangan air atau drainase

merupakan tempat pembuangan air limbah dari rumah tangga, industri,

dan pertanian. Saluran air ini memerlukan pemeliharaan sehingga dapat

(20)

Bab 2 Memelihara Kebersihan Lingkungan 15

F. Kasus/Permasalahan

Pencemaran lingkungan yang terjadi pada tempat pembuangan

akhir (TPA) sampah di Jakarta telah terjadi sejak tahun 1990, yang

menimbulkan protes masyarakat sekitar TPA dan selalu dapat

diselesaikan dengan negosiasi yang dilakukan oleh pemerintah provinsi

Jakarta dengan penduduk sekitar TPA (Kompas, 2 februari 2004).

Berulangkali protes masyarakat sekitar TPA dilakukan, namun tetap

permasalahan pengelolaan sampah belum dapat dituntaskan, sehingga

pada awal tahun 2004 muncul kembali terjadinya pencemaran lingkungan

di wilayah sekitar TPA Cilincing. Sementara itu, upaya pemecahannya

yang dilakukan selama ini seringkali tidak menyentuh akar

permasalahan-nya (Menteri Riset dan Teknologi, 2004). Tinggipermasalahan-nya volume sampah ini

disebabkan oleh jumlah penduduk Jakarta yang cukup banyak.

Soemarwoto, 2001, mengatakan bahwa faktor pertambahan penduduk

mempengaruhi perubahan yang besar dalam lingkungan hidup. Dari

permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa sampah sangat mengganggu

aktivitas dan kesehatan masyarakat di Jakarta. Ini merupakan imbas dari

masyarakat yang tidak dapat memelihara dan mengerti pengelolaan

lingkungan dengan baik.

Lakukan diskusi kelompok (masing-masing 5 orang) untuk menanggapi

(21)

Bab 3 Sumber Daya Alam 16

BAB III

SUMBER DAYA ALAM

Standar Kompetensi:

Memahami pelestarian sumber daya alam dan pencegahan

kerusakannya.

Kompetensi Dasar:

1. Menjelaskan kebijakan pemerintah dalam pengendalian sumber daya alam.

2. Menyimpulkan usaha-usaha pencegahan kerusakan sumber daya alam melalui pengamatan langsung.

Indikator:

1. Menjelaskan kebijakan pemerintah dalam pengendalian sumber daya alam.

(22)

Bab 3 Sumber Daya Alam 17

A. Pendahuluan

Alam pada dasarnya mempunyai sifat yang beraneka ragam,

namun serasi dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan

pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan

keserasian dan keseimbangan itu. Semua kekayaan bumi, baik biotik

maupun abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia

merupakan sumber daya alam. Tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroba

merupakan sumberdaya alam hayati, sedangkan faktor abiotik lainnya

merupakan sumber daya alam nonhayati. Pemanfaatan sumber daya

alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sumber daya

alam bersifat terbatas.

B. Pelestarian Sumberdaya Alam

1. Kebijakan pemerintah dalam pengendalian sumberdaya alam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain menggariskan

agar Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial. Selain itu pasal 33 ayat (3)

Undang-undang Dasar 1945 menggariskan bahwa “Bumi dan air dan

kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Salah satu

asas penting dalam pemanfaatan kekayaan alam dalam pembangunan

Indonesia adalah pengutamaan pengelolaan sumberdaya alam yang

dapat diperbarui.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

No. II/MPR/1993 tentang GBHN khususnya tentang lingkungan hidup

umumnya dan keanekaragaman hayati pada khusunya antara lain

menegaskan sebagai berikut:

1. Pembangunan lingkungan hidup yang merupakan bagian penting

(23)

Bab 3 Sumber Daya Alam 18 seluruh makhluk hidup di muka bumi diarahkan pada terwujudnya

kelestarian fungsi lingkungan hidup dalam keseimbangan dan

keserasian yang dinamis dengan perkembangan kependudukan

agar dapat menjamin pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Pembangunan lingkungan hidup bertujuan meningkatkan mutu,

memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan,

merehabilitasi kerusakan lingkungan, mengendalikan pencemaran,

dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

2. Sumber daya alam di darat, di laut maupun di udara dikelola dan

dimanfaatkan dengan memelihara kelestarian fungsi lingkungan

hidup agar dapat mengembangkan daya dukung dan daya

tampung lingkungan yang memadai untuk memberikan manfaat

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, baik bagi generasi

masa kini maupun bagi generasi masa depan.

3. Konservasi kawasan hutan nasional termasuk flora dan faunanya

serta keunikan alam terus ditingkatkan untuk melindungi

keaneka-ragaman plasma nutfah, jenis spesies, dan ekosistem.

4. Kerjasama regional dan internasional mengenai pemeliharaan dan

perlindungan lingkungan hidup dan peran serta dalam

pengem-bangan kebijaksanaan internasional serta kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi tentang lingkungan perlu terus

ditingkatkan bagi kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Selain itu Indonesia telah memiliki peraturan prundang-undangan

yang berkaitan dan mendukung upaya pengelolaan kekayaan hayati dan

lingkungan. Adapun peraturan perundang-undangan yang berlaku antara

lain:

1. Undang-Undang No 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan

Pokok Kehutanan.

2. Undang-Undang No 9 Tahun 1985 tentang Perikanan.

3. Undang-Undang No 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan

(24)

Bab 3 Sumber Daya Alam 19

2. Usaha-usaha pencegahan kerusakan sumberdaya alam melalui pengamatan langsung

Di bumi ini, penyebaran sumber daya alam tidak merata letaknya.

Ada bagian bumi yang sangat kaya akan mineral, ada pula yang tidak.

Ada yang baik untuk pertanian ada pula yang tidak. Oleh karena itu, agar

pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi

sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan.

Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan

dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut :

a. Memanfaatkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dengan

hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.

b. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).

c. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,

serta pendaurulangan (recycling).

d. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara

damai dengan alam.

Krisis-krisis lingkungan, sebagai akibat tidak seimbangnya

pemanfaatan sumberdaya alam dengan pembangunan atau rehabilitasi

pada akhirnya melahirkan pemikiran untuk mengkonservasi sumberdaya

alam. Banyak upaya dilakukan antara lain dengan prinsip-prinsip

mengurangi eksplorasi (reduce), menggunakan kembali (reuse), mendaur ulang (recycle) memulihkan kembali (recovery), serta memperbaiki kembali (reserve).

C. Rangkuman

Alam pada dasarnya mempunyai sifat yang beraneka ragam,

namun serasi dan seimbang. Semua kekayaan bumi, baik biotik maupun

abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia

merupakan sumber daya alam. Adapun kebijakan pemerintah yang

mengatur tentang pemeliharaan sumber daya alam tertuang pada

pembukaan UUD 1945 dan pasal 33 ayat (3). Salah satu asas penting

(25)

Bab 3 Sumber Daya Alam 20 adalah pengutamaan pengelolaan sumber daya alam yang dapat

diperbarui. Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah salah satunya

melalui pengamatan langsung pengelolaan sumber daya alam tersebut.

D. Kasus/Permasalan

Kasus yang baru-baru ini dan sebenarnya sudah sering kali

mencuat adalah kelangkaan beberapa jenis bahan bakar terutama

premium dan minyak tanah. Menurut pengamatan dan penelitan hampir

60 persen sumber bahan bakar tersedot pada transportasi. Kelakuan

oknum yang tidak bertanggung jawab turut memperparah keadaan. Hal ini

dipicu dari lemahnya pengawasan pemerintah terhadap sistem distribusi

barang yang menjadi hajat hidup orang banyak ini. Sebagai contoh nyata,

penjualan gas alam yang dihasilkan di Arun, Aceh ke negeri ginseng,

Korea. Padahal di saat yang sama, PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM)

sangat membutuhkan pasokan gas alam untuk produksi pupuknya.

Akhirnya kegiatan operasional perusahaan itu harus dihentikan selama 3

tahun dan kerugian yang ditimbulkan tidak kurang dari 300 juta dolar AS.

Kasus lain yang sangat mencoreng muka negeri ini tentunya adalah

tindakan beberapa penduduknya sendiri yang sengaja menyelundupkan

bahan bakar minyak (BBM) ke luar negeri, khususnya ke negeri tetangga

seperti Malaysia dan Singapura. Alasannya di kedua negara tersebut

harga jualnya lebih tinggi dan tidak terkena PPN. Bukankah ini adalah

keadaan yang sangat ironis.

(Sumber: http://ppsdms.org/kemiskinan-dalam-kekayaan-sumber-daya-alam-indonesia.htm)

(26)

Bab 4 Air 21

BAB IV

AIR

Standar Kompetensi:

1. Mengenal jenis-jenis air, siklus hidrologi, dan pencemaran air.

2. Mengetahui cara melakukan penjernihan air dan mencegah terjadinya pencemaran air.

Kompetensi Dasar:

1. Mengidentifikasi berbagai dampak perubahan siklus hidrologi terhadap kehidupan.

2. Menyebutkan jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan air. 3. Menjelaskan dampak kekurangan air terhadap timbulnya berbagai

macam penyakit.

4. Menyimpulkkan hasil pengamatan tentang kualitas air sungai/ danau/sumber lainnya dengan metode sederhana (minimal secara fisik).

5. Menyimpulkan hasil pengamatan tentang kualitas air melalui bioindikator.

Indikator:

1. Mengidentifikasi berbagai dampak perubahan siklus hidrologi terhadap kehidupan.

2. Menyebutkan jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan air. 3. Menjelaskan dampak kekurangan air terhadap timbulnya berbagai

macam penyakit .

4. Menyimpulkan hasil pengamatan tentang kualitas air sungai/ danau/sumber lainnya dengan metode sederhana (minimal secara fisik).

(27)

Bab 4 Air 22

A. Pendahuluan

Mungkinkah anda sempat memikirkan bahwa dasar dari kehidupan

adalah air. Mungkin anda pernah memikirkan bahwa air, seperti halnya

udara dan tanah, merupakan zat yang sangat penting bagi semua

makh-luk hidup, dan tidak ada satupun makhmakh-luk hidup yang tidak membutuhkan

air selama hidupnya di permukaan bumi. Ketersediaan air di permukaan

bumi ada secara berkelanjutan terus menerus karena terjamin oleh

adanya peristiwa siklus hidrologi. Siklus hidrologi dapat berlangsung

karena air memiliki sifat fisik yakni dapat berubah wujud. Air dapat

berubah wujud dari cair menguap menjadi gas, mengembun dan

membeku menjadi es. Hal ini dapat dapat berlangsung secara bolak balik.

Ketersediaan air di permukaan bumi dapat dijumpai di dalam tubuh

makhluk hidup, di sungai, di dalam tanah, di laut dan di udara setelah

mengalami penguapan.

Air merupakan sumber kehidupan artinya jika makhluk hidup

kekurangan air maka hidupnya akan merana dan tampak tidak sehat. Air

merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia. Secara langsung

air dapat dimanfaatkan bagi pencukupan kebutuhan hidup sehari-hari,

sedangkan secara tidak langsung air dimanfaatkan bagi upaya

pengem-bangan lingkungan hidupnya. Air yang tercemar baik secara fisik, kimiawi,

maupun mikrobiologik, apabila diminum atau digunakan untuk memasak,

mandi, dan mencuci, maka dapat menimbulkan penyakit atau gangguan

kesehatan.

Kualitas air untuk pemenuhan kebutuhan manusia dapat ditentukan

dengan cara fisik, kimia dan biologi. Air secara alami tidak pernah dijumpai

dalam keadaan benar-benar murni. Ketika uap air mengembun di udara

dan jatuh dalam bentuk hujan di permukaan bumi, air tesebut telah

menyerap debu atau melarutkan oksigen, karbon dioksida dan berbagai

jenis gas lain. Kemudian air tersebut baik yang di atas maupun di di

bawah permukaan tanah bergerak mengalir menuju ke berbagai tempat

yang lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan yang

(28)

Bab 4 Air 23 zat organik seperti nitrit, nitrat, amoniak, dan karbondioksida akan larut ke

dalamnya.

B. Siklus Hidrologi

Panas matahari dapat menyebabkan air permukaan sungai, danau,

lauatan berubah menjadi uapdan dikenal dengan istilah evaporasi. Uap

air juga dapat berasal dari penguapan air tubuh tumbuhan yang dikenal

sebagai peristiwa evapotranspirasi. Uap air membumbung tinggi ke udara.

Karena suhu dingin, uap air berubah menjadi gumpalan awan yang tertiup

angin menuju ke daerah daratan. Suhu terus menurun sehingga uap air

mengembun manjadi titik-titik air dan turun ke permukaan bumi berupa air

hujan atau dikenal dengan istilah presipitasi.

Gambar 4.1 Skematis Siklus Hidrologi di Permukaan Bumi

(sumber: http://1.bp.blogspot.com/_CHMlH-/siklus+hidrologi)

Air hujan yang menimpa dedaunan kemudian turun meresap ke

dalam tanah atau dikenal dengan istilah perkolasi. Sedang air yang

mengenai langsung ke permukaan tanah akan mengalami perkolasi dan

mengalir ke permukaan tanah yang lebih rendah dan dikenal sebagai air

run-off” (air larian). Air ini mengalir melalui permukaan bumi sebagai air sungai menuju ke lautan. Di lautan air akan menguap (evaporasi) lagi ke

udara jika terkena sinar matahari. Sebagian air di dedaunan dan

(29)

Bab 4 Air 24 evapotranspirasi, sebagian lagi menyusup ke tanah dan diserap lagi oleh

akar tumbuhan. Air yang menyusup ke dalam tanah akhirnya terkumpul

sebagai air bawah tanah (groundwater). Air bawah tanah dapat muncul ke permukaan tanah menjadi sumber mata air.

C. Air dan Kesehatan

Penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat timbul karena air

yang tercemar dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu penyakit menular

dan penyakit tidak menular. Penyakit menular yang ditularkan melalui air

antara lain kolera, tipus, disentri basiler, diare, hepatitis, infeksi kulit dan

mata, schistosomiasis (demam keoang), dll. Pada tahun 1986 ditaksir 40%

dari rumah tangga yang mendapat pasokan air bersih, selebihnya

mengambil lansung dari alamyang mungkin telah tercemar oleh limbah

manusia, industri, pertanian, dan sebagainya. Tidak mengherankan bila

sebagian besar kesakitan dan kematian penduduk ada kaitan dengan

kurang tersedianya air bersih. Pada tahun 1983 sekitar 400.000 orang

meninggal karena diare dan 40.000 karena kolera. Penyakit kulit dan mata

pada umumnya tidak menimbulkan kematian. Banyaknya penderita

penyakit kulit dan mata erat hubungannya dengan kualitas air untuk mandi

dan cuci yang buruk.

Penyakit tidak menular yang perantaranya air antara lain keracunan

akut karena minum air yang mengandung racun, gangguan saraf

keru-sakan ginjal, otak dan hati karena akumulasi logam berat melalui makanan

dan minuman. Kanker karena secara terus menerus meminum air yang

mengandung zat bersifat karsinogenik. Tekanan darah tinggi bila dalam

air minum terkandung banyak garam (NaCl). Batu ginjal bila air minum

terkandung banyak kapur, atau mineral lain dengan kadar yang

melampaui batas.

D. Pemeriksaan Kualitas Air

Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan

(30)

Bab 4 Air 25 pengamanan dan penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan hidup

manusia. Upaya penyehatan air bertujuan untuk menjamin tersedianya air

minum ataupun air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi

seluruh masyarakat baik perkotaan maupun pedesaan. Untuk menjamin

tersedianya kualitas air yang memenuhi persyaratan tersebut, berbagai

upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat, seperti

pembangunan dan perbaikan sarana air bersih/air minum, Upaya

pengawasan kualitas air dan penyuluhan–penyuluhan mengenai

hubungan kesehatan dengan tersedianya air yang memenuhi persyaratan

kesehatan. Berdasarkan Pedoman Teknis tentang Pengawasan Kualitas

Air yang dikeluarkan Direktorat Jenderal PPM & PLP Departemen

kesehatan 1977 bahwa parameter kualitas air minum/air bersih yang

minimal diharapkan diperiksa di laboratorium adalah pengujian dan

pemeriksaan Kimia, Fisika dan Biologi (Bakteriologi).

Jenis pemeriksaan kualitas air adalah:

1. Pemerikasaan Kimia meliputi pemeriksaan kimia anorganik: Arsen,

Flourida, Kadmium, Nitrat, Nitrit, Sianida, Selenium, Alumunium, Besi,

Amonia, Zeng, Tembaga, Sulfat, Mangan, pH dan Kesadahan. Kimia

organik, kandungan senyawa organik yang pengukurannya secara

tidak langsung yaitu dengan memeriksa BOD (Biological Oxigens Demand) yang menggambarkan kebutuhan oksigen oleh organisme untuk menguraikan senyawa organik dan oksigen terlarut/ DO

(Disolved Oxigens).

2. Pemeriksaan Fisika meliputi pemeriksaan: zat padat terlarut, salinitas,

kekeruhan, bau, rasa, suhu dan warna.

3. Pemerikasaan Biologi meliputi pemeriksaan: keberadaan Escherichia coli (Coli tinja) dengan indeks MPN (Most Probable Number) atau jumlah erkiraan terdekat yang disesuaikan Tabel JPT (Jumlah

Perkiraan Terdekat)

Pemeriksaan, Pengawasan, dan Pemeliharaan Kualitas Air merupakan

(31)

Bab 4 Air 26

E. Rangkuman

Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia. Secara

langsung air dapat dimanfaatkan bagi pencukupan kebutuhan hidup

sehari-hari, sedangkan secara tidak langsung air dimanfaatkan bagi upaya

pengembangan lingkungan hidupnya. Air yang tercemar baik secara fisik,

kimiawi, maupun mikrobiologik, apabila diminum atau digunakan untuk

memasak, mandi, dan mencuci, maka dapat menimbulkan penyakit atau

gangguan kesehatan. Penyakit menular yang ditularkan melalui air antara

lain kolera, tipus, disentri basiler, diare, hepatitis, infeksi kulit dan mata,

schistosomiasis (demam keoang), dll. Adapun upaya pemerintah mealui

pengawasan kualitas air dan penyuluhan-penyuluhan.

F. Kasus/Permasalahan

Berdasarkan data WHO (2000), diperkirakan terdapat lebih 2 milyar

manusia per hari terkena dampak kekurangan air di lebih dari 40 negara

didunia. 1,1 milyar tidak mendapatkan air yang memadai dan 2,4 milyar

tidak mendapatkan sanitasi yang layak. Sedangkan pada tahun 2050

diprediksikan bahwa 1 dari 4 orang akan terkena dampak dari kekurangan

air bersih. Penurunan kualitas air di sumber mata air menjadi ancaman

serius di Kota Batu saat ini. Dari puluhan sumber mata air yang ada,

diperkirakan hanya tinggal satu sumber saja yang masih layak digunakan.

Sampah ditenggarai adalah penyebab utama turunnya kualitas air ini.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Batu, Bambang Parianom

menuturkan bahwa terdapat satu sumber air yang dinyatakan sudah

sangat kotor dan nyaris di bawah ambang batas kelayakan konsumsi.

Sebagai seorang siswa, bagaimana kalian menanggapi permasalahan

(32)

Bab 5 Pesisir dan Laut 27

BAB V

PESISIR DAN LAUT

Standar Kompetensi:

Mengenal ekosistem pesisir dan laut, pencemaran dan dampak yang ditimbulkan, serta cara pemeliharaannya.

Kompetensi Dasar:

1. Menjelaskan dampak pencemaran laut bagi biota laut dan terumbu karang.

2. Mengidentifikasi dampak pencemaran laut dari aspek sosial dan ekonomi.

3. Menjelaskan peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan pesisir laut.

4. Menjelaskan pengaturan yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran laut.

5. Sebagai individu menyebutkan tindakan-tindakan yang dapat turut serta memelihara pesisir laut.

Indikator:

1. Siswa dapat menjelaskan dampak pencemaran laut bagi biota laut dan terumbu karang.

2. Siswa dapat mengidentifikasi dampak pencemaran laut dari aspek sosial dan ekonomi.

3. Siswa dapat menjelaskan peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan pesisir laut. 4. Siswa dapat menjelaskan pengaturan yang terkait dengan

pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran laut. 5. Siswa dapat menyebutkan tindakan-tindakan yang dapat turut serta

(33)

Bab 5 Pesisir dan Laut 28

A. Pendahuluan

Laut merupakan anugrah terbesar bagi umat manusia. Didalamnya begitu

banyak sumberdaya yang tak ternilai harganya. Dari waktu ke waktu

terlihat penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya pesisir dan laut.

Sumberdaya yang paling terdegradasi adalah terumbu karang dan hutan

mangrove. Kita tidak dapat memungkiri bahwa kerusakan karena ulah

manusia adalah hal terburuk yang sampai saat ini terus terjadi.

B. Pencemaran Laut

Menurut Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1999, pengertian

pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,

zat, energy, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh

kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu

yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu

dan/atau fungsinya.

Pencemaran oleh limbah pabrik-pabrik mengakibatkan kerugian

cukup besar bagi nelayan. Laut tak lagi jernih dengan aneka hasilnya

yang kian menyusut, jadi indikasi betapa buramnya potret kehidupan

nelayan kita. Pemerintah yang diharapkan memberi solusi pun ternyata

tak banyak membantu. Aktivitas di laut yang mengancam terumbu karang

antara lain pencemaran dari pelabuhan, tumpahan minyak, pembuangan

bangkai kapal, pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat langsung

dari pelemparan jangkar kapal.

Salah satu bahan pencemaran

laut yang utama adalah kebocoran

tanker minyak. Dampak yang

ditimbul-kan oleh minyak tersebut sangat

berba-haya bagi biota laut baik di jangka

pendek maupun jangka panjang.

Jangka Pendek, masuknya

molekul-molekul hidrokarbon minyak ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan

(34)

Bab 5 Pesisir dan Laut 29 pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbondioksida dan

keracunan bahan berbahaya lainnya.

Jangka Panjang, terutama bagi biota laut yang masih muda. Minyak dalam laut dapat termakan oleh biota-biota tersebut. Sebagian senyawa minyak

dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein.

Pencemaran laut juga berdampak bagi terumbu karang. Indonesia

memiliki 10% terumbu karang dunia. Terumbu karang bermanfaat sebagai

penyangga daerah pantai. terumbu karang juga dimanfaatkan sebagai

bahan bangunan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai. selain itu,

terumbu karang juga berfungsi sebagai kawasan wisata, bahan baku

kosmetik dan obat-obatan.

Terumbu karang atau koral

seluas 75 ribu kilometer persegi

yang merupakan rumah-rumah ikan

di perairan Indonesia kini rusak

parah akibat tangan-tangan

manu-sia tak bertanggung jawab.

Penyebabnya adalah

pe-nangkapan ikan menggunakan

bom dan pencabutan terumbu karang untuk hiasan aquarium. Padahal,

keberadaan terumbu karang dapat mengurangi efek rumah kaca yang

mengakibatkan pemanasan global dan meningginya permukaan laut.

Semakin menipis koral, semakin panas pula suhu bumi.

Bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat terutama para nelayan,

pencemaran laut sangat berdampak negatif. Hal ini dikarenakan hasil laut

seperti ikan, udang, kerang hijau,dll semakin menurun. Penurunan hasil

laut ini diakibatkan oleh maraknya pembuangan limbah ke laut.

C. Pemeliharaan Lingkungan Pesisir dan Laut

Pemeliharaan lingkungan pesisir laut sangat diperlukan.

Perlin-dungan mutu laut adalah setiap upaya atau kegiatan yang dilakukan agar

(35)

Bab 5 Pesisir dan Laut 30 adalah setiap upaya atau kegiatan pencegahan dan/atau penanggulangan

dan/atau pemulihan pencemaran dan/atau perusakan laut. Pengaturan

yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian kerusakan dan

pencemaran laut adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor

19 tahun 1999.

Penyebab kerusakan pantai lebih banyak karena ulah manusia

seperti perusakan karang pantai, penebangan bakau, penambangan

pasir, serta bangunan yang melewati garis pantai. Selain itu penggalian

karang menyebabkan pertambahan kedalaman perairan dangkal yang

semula berfungsi meredam energi gelombang, akibatnya gelombang

sampai ke pantai dengan energi yang cukup besar.

Kegiatan pembangunan, industri dan aktivitas manusia serta

pengaruh faktor alam pada umumnya telah memberikan pengaruh negatif

pada kestabilan kawasan pantai. Faktor alam yang berpengaruh tehadap

kondisi pantai antara lain timbulnya gelombang dan arus, terjadinya

pasang surut, terjadinya sedimentasi dan abrasi yang berpengaruh pada

berubahnya garis pantai serta kondisi sungai yang bermuara di perairan

tersebut.

Aktivitas manusia yang berpengaruh terhadap kondisi pantai antara

lain adalah pembangunan, reklamasi dan pengerukan dasar perairan

untuk tujuan komersial yang berlebihan. Berkembangnya wisata bahari di

beberapa daerah pantai juga mendorong terjadinya perubahan kondisi

alam menjadi lingkungan buatan dengan dibangunnya beberapa fasilitas

penunjang yang diperlukan.

Selain hal di atas, terjadinya pantai mundur merupakan akibat

pro-ses erosi pantai (abrasi) sehingga garis pantai menjadi mundur jauh dari

garis pantai lama. Garis pantai secara alami berubah dari waktu ke waktu

sejalan dengan perubahan alam seperti adanya aktivitas gelombang,

angin, pasang surut dan arus serta sedimentasi daerah delta sungai.

Namun perubahan garis pantai dapat meningkat dengan adanya

gangguan ekosistim pantai seperti hutan bakau sebagai penyangga pantai

(36)

Bab 5 Pesisir dan Laut 31 hunian, industri dan daerah reklamasi kemudian pembuatan tanggul dan

kanal serta bangunan-bangunan yang ada di sekitar pantai.

Upaya manusia dalam penanggulangan pantai yang rusak ada

beberapa metode disesuaikan dengan karakter dan sifat gelombang yang

menerjang pantai, metode penanggulangan abrasi pantai seperti pemecah

gelombang sejajar garis pantai (detached beakwater), struktur pemotong arus-sejajar-pantai tegak lurus garis pantai (groin), dan pembangunan dinding laut (seawall) telah banyak diaplikasikan dalam berbagai kasus erosi pantai di Indonesia.

Gambar 5.3 Upaya Penanggulangan Pantai yang Rusak

(37)

Bab 5 Pesisir dan Laut 32

D. Rangkuman

Pencemaran oleh limbah pabrik-pabrik mengakibatkan kerugian

cukup besar bagi nelayan. Salah satu bahan pencemaran laut yang utama

adalah kebocoran tanker minyak. Dampak yang ditimbulkan oleh minyak

tersebut sangat berbahaya bagi biota laut baik di jangka pendek maupun

jangka panjang. Selain itu, aktivitas manusia yang berlebihan juga dapat

mengakibatkan kerusakan lingkungan pesisir dan laut. Untuk itu

diperlu-kan pemeliharaan lingkungan pesisir laut yaitu perlindungan mutu laut.

Upaya manusia dalam penanggulangan pantai yang rusak ada beberapa

metode disesuaikan dengan karakter dan sifat gelombang yang

menerjang pantai.

E. Kasus/Permasalahan

Untuk mengurangi dampak abrasi laut di pesisir Jatim dan

pemanasan global, perlu dilakukan penanaman mangrove atau bakau.

Pasalnya, hutan mangrove yang banyak terdapat hampir di seluruh pantai

di Jatim seluas 85.000 Ha atau 6,24 persen dari luas hutan di Jatim, 15

persennya atau sekitar 13.000 Ha dalam kondisi rusak. Menteri Kelautan

dan Perikanan Freddy Numberi kemarin, Selasa (13/10) juga telah

melakukan pencanangan penanaman pohon mangrove (bakau) di

Pamekasan. Adapun mangrove yang ditanam sebanyak 115 ribu pohon

dari bantuan pemerintah pusat. Untuk lokasi penanaman dilakukan di dua

lokasi, yakni di wilayah Kecamatan Tlanakan sebanyak 30 ribu pohon dan

sisanya di wilayah Kecamatan Pademawu. Bagaimana tanggapan kalian

terhadap upaya pemerintah tersebut?

(38)

Bab 6 Sungai dan Danau 33

BAB VI

SUNGAI DAN DANAU

(Sumber: vikakura.files.wordpress.com/2009/10/sungai)

Standar Kompetensi:

Mengenal ekosistem sungai dan danau, pencemaran dan dampak yang ditimbulkan, serta cara pemeliharaannya.

Kompetensi Dasar:

1. Menjelaskan dampak pencemaran sungai dan danau. 2. Mengidentifikasi dampak pencemaran sungai dan danau. 3. Menjelaskan peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam

pemeliharaan lingkungan sungai dan danau.

4. Menjelaskan pengaturan yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran sungai dan danau. 5. Menyebutkan tindakan-tindakan dalam memelihara lingkungan

sungai dan danau.

Indikator:

1. Siswa dapat menjelaskan dampak pencemaran sungai dan danau. 2. Siswa dapat mengidentifikasi dampak pencemaran sungai dan

danau.

3. Siswa dapat menjelaskan peran pemerintah, swasta dan

masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan sungai dan danau. 4. Siswa dapat menjelaskan pengaturan yang terkait dengan

pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran sungai dan danau.

(39)

Bab 6 Sungai dan Danau 34

A. Pendahuluan

Air adalah sumberdaya alam yang dinamik (dynamic resources), yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh

rakyat Indonesia dalam segala bidang, sehingga memberikan implikasi

yang relatif pelik dan khas dalam upaya pengelolaan dan

pemanfaatan-nya.

Pengelolaan sungai, danau dan waduk adalah upaya

merencana-kan, melaksanamerencana-kan, memantau dan mengevaluasi kegiatan konservasi

sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air dan pengendalian daya

rusak air agar terciptanya konservasi sumber daya air. Konservasi

sum-berdaya air sendiri adalah upaya memelihara keberadaan serta

keberlan-jutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia

dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan

mahluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.

Tujuan pengelolaan sungai, danau dan waduk untuk konservasi

sumber daya air adalah upaya pencegahan banjir dan kekeringan,

pencegahan erosi dan sedimentasi, pencegahan kerusakan bantaran

sungai, pencegahan tercemarnya sumber air, dan juga untuk menghindari

konflik dan degradasi sumber daya alam dan lingkungan. Sumberdaya air

dapat dikelola oleh suatu badan usaha atau swasta tetapi dalam

pengelo-laannya khususnya pada aspek penggunaan harus proporsional karena

kenyataan menunjukkan bahwa air permukaan (air sungai) cukup banyak

yang tidak dikelola secara profesional. Apabila sumberdaya air ini dikelola

secara profesional dan penggunaannya proporsional antara kepentingan

badan usaha dan kepentingan masyarakat luas, maka akan menambah

sumber devisa negara yang pada akhirnya akan bermuara pada

kesejahteraan masyarakat.

B. Pencemaran Sungai dan Danau

Pencemaran sungai dapat disebabkan oleh berbagai hal dan dapat

memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan

(40)

Bab 6 Sungai dan Danau 35 comberan menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang

menerimanya mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat

berdampak terhadap seluruh ekosistem. Limbah industri seperti logam

berat, toksik organik, minyak, nutrien dan padatan yang dibuang ke sungai

dapat menguramgi oksigen dalam air sehingga menganggu

keseimbangan ekosistem.

C. Pemeliharaan Sungai dan Danau

Pemeliharaan sungai pada dasarnya bertujuan untuk

memperta-hankan kapasitas alir dan kapasitas tampung dari semua sistem tata air

sungai yang berada di daerah pengaliran sungai seperti sungai, situ,

waduk, saluran drainase beserta semua bangunan air yang terdapat pada

sistem tersebut.

Pemeliharaan sungai dibagi dalam dua bagian besar, yang pertama

ialah pemeliharaan terhadap bangunan pengendali banjir yaitu

bangunan yang berfungsi untuk pengaturan aliran air. Pemeliharaan

terhadap bangunan pengatur aliran seperti bendung, pintu air, pengarah

arus, dan lain-lain dimaksudkan agar bangunan tersebut dapat berfungsi

dengan baik pada saat diperlukan. Sebagai contoh kasus terjadinya banjir

akibat kerusakan pintu air dari pemukiman yang telah diproteksi dengan

tanggul. Semula tanggul dimaksudkan untuk menghindari limpasan air

sungai akan tetapi pada saat banjir justru pintu air tersebut menjadi jalan

masuknya air dari sungai karena tidak dapat berfungsi dengan baik akibat

kurangnya pemeliharaan. Pemeliharaan terhadap bangunan pengaturan

air perlu dilaksanakan secara rutin agar dapat siap berfungsi pada saat

diperlukan. Pemeliharaan bangunan pengendali banjir dapat dilakukan

oleh Dinas yang terkait atau melibatkan partisipasi masyarakat yang

berada di daerah permukiman.

Kedua, pemeliharaan saluran pengendali banjir atau saluran

drainase untuk mempertahankan kapasitas alir dan tampung

sungai-sungai dan atau saluran drainase sebagai satu kesatuan sistem dengan

(41)

Bab 6 Sungai dan Danau 36 kapasitas alur dan tampung disebabkan oleh tumbuhnya pemukiman liar

di bantaran sungai, pengendapan sampah, dan sedimen hasil erosi di

hilir.

D. Rangkuman

Pencemaran sungai dapat disebabkan oleh berbagai hal dan dapat

memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Limbah industri seperti logam

berat, toksik organik, minyak, nutrien dan padatan yang dibuang ke sungai

dapat menguramgi oksigen dalam air sehingga menganggu

keseim-bangan ekosistem. Pemeliharaan sungai pada dasarnya bertujuan untuk

mempertahankan kapasitas alir dan kapasitas tampung dari semua sistem

tata air sungai yang berada di daerah pengaliran sungai seperti sungai,

situ, waduk, saluran drainase beserta semua bangunan air yang terdapat

pada sistem tersebut.

E. Kasus/Permasalahan

Kondisi daerah tangkapan hujan di bagian DAS Brantas hulu

memburuk akibat penebangan liar dan pengelolaan lahan yang tidak

mengindahkan aspek konservasi tanah. Hal ini menyebabkan peningkatan

erosi lahan yang kemudian akan mengakibatkan peningkatan sedimentasi

di waduk, berkurangnya volume efektif waduk, kekeringan pada musim

kemarau dan terjadinya banjir bandang di musim penghujan, seperti

kejadian pada tanggal 3-4 Pebruari 2004, Kali Brantas Hulu mengalami

banjir lumpur yang sangat parah karena hujan deras. Permasalahan

pokok lain yang terjadi adalah matinya mata air DAS Brantas, degradasi

dasar sungai dan penurunan kualitas air akibat pencemaran. Buat

kelompok dan coba kalian pikirkan apabila kerusakan DAS Brantas

(42)

Bab 7 Tanah dan Lahan 37

BAB VII

TANAH DAN LAHAN

A. Pendahuluan

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi

karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan

hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang

berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas

dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme.

Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan

bergerak.

Standar Kompetensi:

Memahami terjadinya degradasi lahan dan cara mengatasinya.

Kompetensi Dasar:

Mengidentifikasi penyebab dan cara mengatasi degradasi lahan.

Indikator :

(43)

Bab 7 Tanah dan Lahan 38

B. Degradasi Lahan

Degradasi lahan berarti hilangnya fungsi lahan atau berubahnya

kualitas dan manfaat dari suatu lahan. Jadi, kerusakan lahan tidak hanya

menyangkut kerusakan pada tanah, tetapi juga sumber daya berupa

organisme yang ada di atas tanah. Degradasi lahan dipengaruhi oleh

faktor manusia dan faktor lingkungan. Degradasi lahan yang disebabkan

oleh faktor manusia antara lain:

1. Penebangan hutan secara terus menerus yang menyebabkan hutan

menjadi gundul

2. Kerusakan lahan oleh manusia sering didasari oleh kepentingan

ekomoni belaka tanpa mementingkan kelestarian lingkungan

3. Pertumbuhan penduduk yang tinggi, sehingga membutuhkan lahan

untuk permukiman maupun aktivitas pertanian.

4. Aktivitas pertanian yang seringkali tidak cocok dengan kondisi lahan.

Misalnya aktivitas pertanian yang dilakukan pada lahan dengan

kemiringan lereng yang curam, jika pengelolaan lahannya tidak

direncanakan dengan baik. Lahan yang curam rawan terhadap erosi,

terlebih lagi jika turun hujan

5. Sejumlah penduduk miskin atau tidak memiliki lahan, membuka lahan

baru di daerah pegunungan. Akibatnya, tumbuhan dan hewan di

dalamnya terancam serta tanahnya rawan terhadap erosi.

6. Lahan – lahan bekas penambangan bahan galian seringkali dibiarkan

begitu saja jika bahan galiannya telah habis sehingga lahan menjadi

rusak.

7. Reboisasi dan reklamasi yang gagal. Upaya reboisasi hutan yang telah

ditebang dan reklamasi lubang/tanah terbuka bekas galian tambang

sangat minim hasilnya karena prosesnya memerlukan waktu puluhan

tahun dan dananya tidak mencukupi karena banyak disalahgunakan

(dikorupsi).

8. Lemahnya penegakan hukum. Sudah banyak peraturan perundangan

yang telah dibuat berkenaan dengan pengelolaan lingkungan dan

(44)

Bab 7 Tanah dan Lahan 39 tidak tampak, karena memang faktanya apa yang dilakukan tidak

sesuai dengan peraturan yang telah dibuat.

9. Kesadaran masyarakat yang rendah. Kesadaran sebagian besar

warga masyarakat yang rendah terhadap pentingnya pelestarian

lingkungan/hutan merupakan satu hal yang menyebabkan

ketidak-pedulian masyarakat atas degradasi lingkungan yang semakin intensif.

Rendahnya kesadaran masyarakat ini disebabkan mereka tidak

memiliki pengetahuan tentang lingkungan hidup yang memadai.

Selain dari faktor manusia, beberapa faktor alam yang dapat

menyebabkan terjadinya degradasi lahan antara sebagai berikut.

a) Bencana alam seperti banjir, longsor, badai, gempa atau letusan

gunung merapi.

b) Iklim, jenis tanah dan kemiringan lereng sangat memengaruhi laju

kerusakan lahan.

C. Cara Mengatasi Degradasi Lahan

Untuk mencegah degradasi lahan, diperlukan upaya yang

dilakukan agar keberadaan lahan dapat terus dimanfaatkan dengan

memperhatikan kelestarian lingkungan. Upaya–upaya yang dilakukan

sebagai berikut.

a. Lahan–lahan yang tidak cocok untuk pertanian sebaiknya dijadikan

sebagai hutan, seperti lereng gunung yang curam atau daerah tanah

berkapur yang mudah longsor.

b. Lahan–lahan yang kering sebaiknya dibuat teras agar dapat

mengurangi aliran di permukaan.

c. Daerah yang memiliki curah hujan tinggi seperti Jawa Barat, lahan

yang miring tidak hanya dibuat sangkedan, saluran pelepas air perlu

dibuat memanjang lereng. Terjunan air perlu diperkuat bambu, batu

dan rumput yang akarnya kuat.

d. Hindari penyiangan yang bersih di antara tanaman keras. Jika tidak

(45)

Bab 7 Tanah dan Lahan 40 berbahaya bagi tanaman pokok. Keberadaan tanaman penutup

tanah juga menentukan tingkat erosi.

e. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang sudah kritis

f. Tidak membakar hutan pada musim kemarau. Selain dapat

menyebabkan degradasi lahan, asap dari kebakaran tersebut juga

menimbulkan polusi udara.

Upaya lain yang dapat digunakan untuk mengatasi degradasi lahan yaitu

dengan cara remediasi dan bioremediasi.

Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah.

Sebelum dilakukan remediasi hal yang perlu diketahui adalah:

1. Jenis perusak atau pencemar (organik/anorganik), terdegredasi/

tidak, berbahaya atau tidak.

2. Berapa banyak zat perusak/pencemar yang telah merusak/

mencemari tanah tersebut.

3. Perbandingan Karbon (C), Nitrogen (N), dan Fosfat (P)

4. Jenis tanah

5. Kondisi tanah (basa, kering)

6. Telah berapa lama zat perusak terendapkan di lokasi tersebut.

Ada dua jenis remediasi tanah:

a) In situ (on-site)

In situ adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting

(injeksi), dan bioremediasi.

b) Ex situ (off site)

Ex situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Dari daerah aman,

tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar, caranya:

ƒ Tanah tersebut disimpan di bak/tangki yang kedap

Gambar

Gambar 2.1 Pemanfaatan Sampah Sebagai Tas
Gambar 2.2 Air Limbah Rumah Tangga yang Dibuang di Sungai
Gambar 2.3 Saluran Air yang Baik
Gambar 4.1 Skematis Siklus Hidrologi di Permukaan Bumi (sumber: http://1.bp.blogspot.com/_CHMlH-/siklus+hidrologi)
+7

Referensi

Dokumen terkait

dalam demokrasi Pancasila cara yang digunakan dalam mengambil keputusan adalah.c. musyawarah untuk mencapai

 Guru memberi tugas pada siswa cara membuat daur ulang dari bahan kertas  Guru membimbing siswa untuk membuat daur ulang sampah bekas dijadikan. kertas,

Penatalaksanaan yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tidur antara lain dilakukan dengan dua cara, yaitu terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologi..

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran minyak bumi adalah dengan metode Bioremediasi yang menggunakan mikroorganisme untuk menghilangkan

Buku Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Sekolah Dasar Kelas IV Jilid 4 ini telah dirancang sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan

Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah atau warga Negara dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam pelaksanaan otonomi daerah, antara lain ,.. menciptakan

• Remediasi lahan pertanian yang terce mar dilakukan dengan cara a) kemoremediasi yaitu memodifikasi tingkat kemasarnan tanah melalui pengapuran, penmberian bahan organik

a) Demonstration, dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek, kegunaan, cara mengoperasikan dan lain-lain.