BAB I PENDAHULUAN
1.1 Fungsi
Salah satu konsep dasar dalam matematika yang harus dipahami
untuk mempelajari persamaan differensial adalah fungsi. Ditinjau dari
cara penulisannya, fungsi dapat dinyatakan dalam bentuk eksplisit dan
implisit. Fungsi eksplisit adalah suatu fungsi yang secara umum
dituliskan dalam bentuk y = f(x), sedangkan fungsi implisit adalah
suatu fungsi yang secara umum dituliskan dalam bentuk f(x,y) = 0.
Berdasarkan cara penulisan fungsi sebagaimana disebutkan di
atas, maka dapat dibuat beberapa contoh fungsi yang ditulis dalam
bentuk eksplisit, maupun implisit.
1. y = x2 + 5x – 4
2. y = cos (x+5)
3. y = cosh x + sinh x
4. y = x x x
5. x2 + y2 = 25
6. x2y + xy2 – 2 = 0
7. x2 + y2 – 2x – y = -1
Fungsi pada contoh 1,2,3, dan 4 di atas adalah bentuk ekplisit dan
masing-masing dapat diubah menjadi bentuk implisit. sedangkan fungsi
pada contoh 5,6, dan 7 di atas adalah bentuk implisit. Tidak semua
Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap fungsi yang ditulis dalam
bentuk eksplisit dapat diubah menjadi bentuk implisit, akan tetapi ada
fungsi implisit yang tidak dapat diubah menjadi bentuk eksplisit. Fungsi
pada contoh 6 adalah bentuk implisit yang tidak dapat dinyatakan
dalam bentuk eksplisit. Untuk pengembangan lebih lanjut pembaca
dapat membuat beberapa contoh fungsi dengan mengelompokkannya
kedalam bentuk eksplisit atau implisit. Disamping itu dapat pula
membuat contoh lain fungsi implisit yang dapat diubah menjadi fungsi
eksplisit atau fungsi implisit yang tidak dapat diubah menjadi fungsi
eksplisit. Pada prinsip bentuk eksplisit y = f(x), x dinamakan peubah
bebas (independen), sedangkan y disebut peubah tak bebas
(dependen). Bentuk f(x,y) = 0 jika dapat diubah dalam bentuk ekplisit,
x, dan y secara berturut juga dinamakan peubah bebas dan tak bebas.
Akan tetapi jika tidak dapat diubah dalam bentuk ekplisit, maka tidak
ada peubah bebas dan tak bebas dalam fungsi tersebut.
1.2 Turunan dan Antiturunan
Andaikan y = f(x) adalah suatu fungsi eksplisit, maka turunan
(derevative) pertamanya dinyatakan dengan y’ = f’(x). Notasi lain yang
digunakan untuk menyatakan turunan pertama suatu fungsi y = f(x)
adalah Dx[f(x)] atau
dx dy
atau dx
x df( )
. Selanjutnya turunan fungsi banyak
Berikut ini diberikan beberapa formula dasar tentang turunan
fungsi.
Misal u,v, dan w adalah fungsi-fungsi dalam x dan mempunyai turunan
(differensiable), c sebarang bilangan real, maka:
13.
dx d
(cos x) = -sin x
14.
dx d
(tan x) = sec2x
15.
dx d
(cot x) = -csc2x
16.
dx d
(sec x) = sec x tan x
17.
dx d
(csc x) = -csc x cot x
Formula di atas berlaku jika fungsi dinyatakan dalam bentuk
eksplisit, sedangkan untuk fungsi yang dinyatakan dalam bentuk implisit
f(x,y) = 0, turunannya dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah
differensial, yaitu dengan cara mendifferensialkan masing-masing
variabel fungsi tersebut.
Perhatikan beberapa contoh berikut:
1. Tentukan dx dy
dari x2 + y2 – 4 = 0
Jawab
Dengan aturan differensial masing-masing variabel diperoleh
 d(x2 ) + d(y2 ) – d(4) = d(0)
 d(x2 ) + d(y2 ) – d(4) = d(0)
 2x dx + 2y dy = 0
 dx dy
2. Tentukan
3. Tentukan dx
dari fungsi di atas, maka bentuknya diubah
menjadi bentuk implisit, dan diperoleh:
y = x x x
Latihan soal
Tentukan dx dy
dari fungsi berikut ini
3. y =
x
sin 2 1
4. y – cos2(2x1)
5. y = 1 +
1 2
x
6. y = sec 2 3
) 1 ( x
7. cos (xy) – 2x + 3y2 = 0
8. y = x
x
1
9. yx + x2 – 3y +1 = 0
10. y = sin 41x
Selain turunan fungsi, hal mendasar lain yang perlu dipahami
untuk mendalami persamaan differensial adalah antiturunan.
Antiturunan fungsi disebut juga integral fungsi.
Misal y = f(x) adalah sebuah fungsi, antiturunannya dinotasikan
dengan Ax(f(x)). Dalam hal yang lain dinyatakan dengan
f(x) dx. f(x)disebut integran.
Misal y = f(x) dan antiturunannya F(x), maka
f(x) dx = F(x) + c, c
Real.
Jika y = f(x) yang mempunyai antiturunan maka fungsi tersebut
dikatakan terintegralkan (integrable).
Beberapa rumus dasar dalam pengintegralan fungsi.
2.
f(x) dx = F(x) + c, c
Real3.
xn dx =1 1
 n x
n+1 + c, c
Real, n
-14.
(u+v) dx =
u dx +
v dx5.
a u dx = a
u dx6.
x1
dx = ln | x | + c = e log │x│+ c, c
Real7.
au du =a a
ln + c, c
Real8.
(f(n)n) f’(x) dx =1 )
( 1
n x f n
+ c, c
Real9.
eu du = eu + c, c
Real10.
sin x dx = - cos x + c, c
Real11.
cos x dx = sin x + c, c
Real12.
tan x dx = ln | sec x | + c, c
Real13.
sec x dx = ln | sec x + tan x | + c, c
Real14.
cot x dx = ln | sin x | + c, c
Real15.
csc x dx = ln | csc x – cot x | + c, c
Real16.
sec2x dx = tgn x + c, c
Real17.
csc2x dx = - cot x + c, c
Real18.
sec x tan x dx = sec x + c, c
Real19.
csc x ctgn x dx = -csc x + c, c
Real20.
cosm x dx =n n n
x x
n sin 1
cos 1 
21.
sinm x dx =1.3 Persamaan Differensial (PD)
Perhatikan persamaan-persamaan di bawah ini:
2.
+ 4y = 0 (tingkat-3, derajat-1)
6. (y’’)2 + (y’)3 + 3y = x2 (tingkat-2, derajat-2)
atau differensial. Oleh karenanya masing-masing persamaan disebut
persamaan differensial.
Definisi:
Persamaan differensial adalah suatu persamaan yang di dalamnya
terdapat paling sedikit satu turunan atau differensial dari suatu fungsi
Jika dalam suatu persamaan differensial, turunan yang muncul
adalah turunan biasa dx dy
maka persamaannya dinamakan persamaan
differensial biasa, sebaliknya jika turunan yang muncul adalah turunan
parsial x z
 
dan yz , maka persamaannya dinamakan persamaan
differensial parsial. Persamaan pada contoh 1-7 di atas dinamakan
persamaan differensial biasa, sedangkan persamaan pada contoh 8-10
di atas dinamakan persamaan differensial parsial.
Selain jenis persamaan differensial biasa dan parsial, dalam
persamaan differensial dikenal pula istilah tingkat (order) dan derajat
(degree). Tingkat suatu persamaan differensial ditentukan oleh turunan
tertinggi yang muncul dalam persamaan tersebut, sedangkan derajat
persamaan differensial ditentukan oleh pangkat dari turunan tertinggi
dalam persamaan yang diberikan.
Perhatikan beberapa contoh persamaan dibawah ini.
1. 2x dx – 3 dy = 0. Persamaan differensial tingkat satu derajat satu,
karena turunan tertingginya adalah turunan tingkat satu dan
berpangkat satu. Dengan cara yang sama dapat ditentukan tingkat
dan derajat fungsi dibawah ini.
2. dx dy
= 3 – 2x , persamaan tingkat satu derajat satu (1-1)
3. dx dy
4. 22
- 2y = 0, persamaan tingkat dua derajat satu (2-1)
5. 33
+ 4y = 0, persamaan tingkat 3 derajat 1 (3-1)
6. (y’’)2 + (y’)3 + 3y = x2, persamaan tingkat dua derajat dua (2-2)
1.4 Primitif suatu Persamaan Differensial
Sebagaimana telah disebutkan dalam definisi persamaan
differensial, bahwa suatu persamaan differensial memuat turunan dari suatu fungsi yang belum diketahui. Dengan demikian jika diketahui
suatu persamaan differensial maka dapat ditentukan fungsi yang belum
diketahui tersebut. Untuk menentukan fungsi yang belum diketahui
suatu persamaan differensial terdapat beberapa cara, tergantung jenis
persamaan, tingkat, dan derajatnya.
Sebelum dirincikan secara mendetail tentang cara menentukan
fungsi yang belum diketahui suatu persamaan differensial, maka yang
perlu diperhatkan adalah koefisein dari masing-masing differensial
1. dx dy
= 2 – x
 (2-x) dx – dy = 0
(2 x)dx
dy = 0 2x –
2 1
x2 – y = C, C
R 4x – x2 – 2y = C
Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi yang belum diketahui dari
persamaan dx dy
= 2 – x, adalah 4x – x2 – 2y = C.
Untuk selanjutnya 4x – x2 – 2y = 0 dinamakan selesaian umum
(primitif). Selesaian umum persamaan differensial juga disebut sebagai
persamaan keluarga kurva.
2. (xy-x) dx + (xy + y) dy = 0
 x(y-1) dx + y(x+1) dy = 0
1
x x
dx + yy 1dy = 0
1
x x
dx +
yy 1dy = C
1 -1 1
x dx +
1 + 1 1
y dy = C
dx -
1 1
x dx +
dy +
1 1
y dy = C
 x - Ln │x+1 │+ y + Ln │y - 1│= C
 e(x+y)(x+1)-1(y-1) = C
Berdasarkan uraian di atas, maka selesaian umum persamaan
differensial
(xy-x) dx + (xy + y) dy = 0 adalah e(x+y)(x+1)-1(y-1) = C.
Kasus lain yang muncul adalah menentukan persamaan
differensial suatu primitif. Jika hal ini yang terjadi maka kita harus
melihat angka penting dalam suatu primitif. Primitif selalu memuat
konstanta sebarang sebanyak n-buah. Konstanta tersebut dikatakan
penting (esensial) dan sangat menentukan bentuk persamaan
differensialnya.
Contoh
1. x2 + y2 = c adalah primitif dengan satu angka penting
2. y = c1ex + c2e3x adalah primitif dengan dua angka penting
3. y = A sin ax + B cox bx adalah primitif dengan dua angka penting
4. (x-c)2 + y2 = r2 adalah primitif dengan dua angka penting.
Jika ditentukan primitif maka untuk menentukan persamaan
differensialnya mengikuti langkah penting, langkah tersebut adalah:
1. Tentukan banyaknya konstanta sebarang (angka penting) primitif
yang diketahui.
2. Misal angka pentingnya sebanyak n, maka turunkan primitif tersebut
sampai turunan ke-n. Hasil akhirnya adalah persamaan yang diminta
jika dalam persamaan tersebut tidak terdapat konstanta sebarang
dapat digunakan kaidah differensial pada masing-masing
variabelnya.
3. Pada langkah kedua, jika masih terdapat konstanta sebarang, eliminir
semua konstanta sebarang tersebut. Jika banyaknya konstanta
sebarang n, maka untuk mengeliminirnya diperlukan (n+1)
persamaan dan diperoleh setelah primitif diturunkan sampai turunan
ke-n.
4. Banyaknya konstanta sebarang menunjukkan order tertinggi turunan
dalam persamaan differensial yang dicari.
5. Yang perlu diingat bahwa dalam primitif selalu terdapat konstanta
sebarang yang disebut angka penting, sedangkan dalam persamaan
differensial tidak terdapat konstanta sebarang.
Perhatikan beberapa contoh berikut:
Tentukan persamaan differensial dari primitif di bawah ini:
1. x2 + 2y2 = C
Primitif mempunyai 1 angka penting, sehingga
 d(x2) + d(2y2) = d(C)
 2x dx + 4y dy = 0
 dx dy
= - 2xy
Persamaan differensial primitif x2 + 2y2 = C adalah
dx dy
= - 2xy
2. y = A cos ax + B sin ax
 dx dy
= -Aa sin ax + Ba cos ax
 22 dx
y d
= -Aa2 cos ax – Ba2 sin ax
= -a2 (A cos ax + B sin ax)
= -a2y
Sehingga persamaan differensial primitif di atas adalah 2 0 2
2
  a y dx
y d
3. y = cx2 + c2
Primitif di atas mempunyai 2 angka penting, sehingga
 y’ = 2cx + 0
 y’’ = 2c
 c =
2 ''
y
Substitusikan ke persamaan y = cx2 + c2
Didapat y = (y”/2)x2 + (y’’/2)2
4. y = c1e2x + c2ex
Primitif mempunyai 2 angka penting
 y’ = 2c1e2x + c2ex
 y” = 4c1e2x + c2ex
Karena sampai pada turunan kedua masih terdapat konstanta c,
maka dengan menggunakan cara substitusi diperoleh persamaan.
5. Tentukan persamaan differensial dari keluarga lingkaran dengan
jari-jari r satuan yang tetap dan berpusat pada sumbu x.
Jawab
Persamaan keluarga lingkaran dengan jari-jari r satuan yang tetap
dan berpusat pada sumbu x adalah (x-c)2 + y2 = r2.
 2(x-c) + 2y dx dy
= 0
 2 + 2( y 22 dx
y d
+ dx dy
) = 0
 y 22 dx
y d +
dx dy
+ 1 = 0 adalah persamaan differensial yang
diminta.
6. Tentukan persamaan differensial keluarga kurva parabola yang
fokusnya di titik asal dan sumbu simetrinya sepanjang sumbu x.
Jawab
Persamaan bola yang diminta adalah y2 = 4c(c+x)
Dengan menurukan masing-masing peubah, diperoleh
2y y’ = 4c + 0
 y y’ = 2c
 c = ½ y y’
Substitusikan ke persamaan semula
y2 = 2(y y’) (1/2 y y’ + x)
 2y2 – 2yy’(yy’ +x) = 0
1.5 Masalah Nilai awal dan Syarat Batas
Setiap persamaan differensial yang diberikan akan menimbulkan
pertanyaan, apakah persamaan differesial tersebut mempunyai
selesaian?. Jika mempunyai selesaian umum apakah selesaian tersebut
tunggal?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dijelaskan
terlebih dahulu tentang pengertian masalah nilai awal.
Setiap selesaian persamaan differensial , banyak persoalan yang
dapat dicantumkan jika diketahui n nilai-nilai y(xo), y’(xo), .... y(n-1)(xo).
Contoh
Persamaan differensial dx dy
= 2x mempunyai selesaian y = x2 + C, C
Real.
Karena C
Real maka:1. y = x2 + 3 memenuhi selesaian persamaan
dx dy
= 2x
2. y = x2 – ½ memenuhi selesaian persamaan
dx dy
= 2x
3. y = x2 – 100 juga memenuhi selesaian
dx dy
= 2x, dan seterusnya.
Bentuk y = x2 + C dinamakan selesaian umum persamaan differensial
dx dy
= 2x, sedangkan y = x2 + 3, y = x2 – ½ dan y = x2 – 100 dinamakan
selesaian khusus (particular solution). Nilai C sebagai konstanta real
diberikan syarat awalnya. Persamaaan differensial yang mempunyai
syarat awal dinamakan masalah nilai awal (initial value problems).
Definisi
Masalah nilai awal adalah persamaan differensial tingkat n bersama
dengan n syarat awal pada suatu nilai yang dimungkinkan mempunyai
nilai pada variabel bebas yang sama.
Dalam bentuk yang lain definisi diatas dapat dinyatakan dengan
pernyataan sebagai berikut:
Masalah nilai awal untuk persamaan differensial order n f(x,y,y’, y’’, ... ,
y(n)) = 0 yaitu menentukan selesaian persamaan differensial pada
interval I dan memenuhi n syarat awal di xo
I subset dari bilanganreal.
Bentuk umum masalah nilai awal dinyatakan dengan:
persamaan differensial dengan n syarat awal konstanta C tersebut
diganti dengan bilangan real (R) yang memenuhi syarat awal.
Contoh
Tentukan selesaian masalah nilai awal
1.
,1
)
0
(
'
y
dengan
e
y
xJawab
y’ = e-x
y =
exdx
y = -e-x + c (selesaian umum)Karena y(0) = 1 maka 1 = -e-0 + c dan didapat c = 2
Sehingga selesaian khusus masalah nilai awal di atas adalah
y = -e-x + 2
2.
      
  
1 ) 1 (
1
y dengan
x dx dy
Jawab
dx dy
Karena y(1) = 1 maka 1 =
2 1
(1)2 + 1 + c dan diperoleh c =
-2 1
Sehingga selesaian khusus masalah nilai awal di atas adalah
y = ½ x2 + x – ½
Atau x2 + 2x – 2y -1 = 0
3. x dx dy
+ y = 1 dengan y(1) = 1
Jawab
x dx dy
= 1
 x dy – dx = 0
 
x dx
y dy
= 0
x dx
dyy = c Ln │ xy │= c
Karena y(1) = 1 maka selesaian khususnya adalah x = yc
1.6 Soal-soal
1. Klasifikasikan tingkat dan derajat persamaan differensial di bawah ini
a) dy + (xy-cos x) dx = 0
b) y”’ + xy” + 2y(y’)2 + xy = 0
d) ( 2
3
dv w d )2 – (
2 2
dv w
d )2 + vw = 0
e) 2
2
dx y d =
41 ( )2
dx dy
f) y'y = sin x
g) sin (y”) + ey'= 1
2. Tentukan persamaan differensial dari :
a) y = A sin x
b) y = sin (x + A)
c) y = Aex + B
d) x2y + xy – 2y2 = C
e) (y-c)2 = cx
f) Pada setiap titik (x,y) koefisien arah garis singgungnya sama dengan
kuadrat absis titik tersebut.
g) Pada setiap titik, panjang sub tangen sama dengan jumlah koordinat
titik itu.
3. Tentukan antiturunan dari
a) f(x) = sin x cos x
b) f(x) = e2x Cos x
c) f(x) = 2 Sin4x
4. Tunjukkan bahwa bahwa persamaan differensial
dx dy
=
x y
mempunyai
selesaian umum y = cx.
5. Diberikan persamaaan differensial y’ = 2x
b. Pilih c, sedemikian sehingga selesaiannya melalui (1,4)
c. Pilih c, sedemikian sehingga selesaiannya adalah gradien dari
persamaan
y = 2x + 3.
d. Pilih c, sedemikian selesaiannya memenuhi syarat
10