RANGKUMAN TEORI BELAJAR
Oleh Subanji
Makalah disajikan dalam seminar Desiminasi Matematika SD di Batu, 30
Thorndike dan Skinner
(absorption theory)
• pada hakekatnya adalah pandangan behavioristik
• peserta didik dianggap sebagai kertas putih atau gelas kosong
• kekuatan hubungan stimulus – respon (perlu latihan, tugas rumah, PR, tugas menulis,
pertanyaan sebagai bentuk stimulus, agar mendapat respon dari siswa)
• fungsi S-R untuk memperkuat konsep (concept
reinforcment)
• aliran behavioristik tidak mampu
menumbuhkembangkan siswa dalam konteks sosial budaya yang beragam, kurang mampu: berpikir kreatif, mengambil keputusan,
Jean Piaget (Teori
Perkembangan Kognitif)
• merupakan teori konflik sosiokognitif yang berkembang menjadi aliran konstrukstivistik
• kemauan belajar anak banyak ditentukan oleh karsa individu
• keaktifan siswa merupakan faktor dominan keberhasilan belajar
• kemandirian merupakan jaminan ketercapaian hasil belajar yang optimal
• penataan lingkungan bukan penentu terjadinya belajar, tetapi mempermudah belajar
• bisa berakibat kontraproduktif, budaya
Lanjutan Piaget
• teori psikogenesis: pengetahuan berasal dari individu, posisi siswa terpisah dengan interaksi sosial, penciptaan makna / pengetahuan akibat kematangan biologis, primer (individu) – sekunder (sosial).
• Mengutamakan interaksi dalam kelompok sebaya, bukan yang lebih dewasa
• Klasifikasi perkembangan kognitif: sensory motor,
pra operasional, operasional konkrit, dan operasional formal.
• Asumsi: konsep tersusun dalam jaringan laba-laba yang disebut skemata, konsep terkait akan terhubung: perlunya mengkaitkan pengetahuan baru dengan yang sudah ada, pengetahuan
prasyarat memudahkan siswa memahami konsep.
Lev Vygotsky
(Teori Konstruktivisme
Sosial)
• teori sosiogenesis: primer (kesadaran sosial) – skunder (individu)
• tataran pertumbuhan kemampuan: sosial (interpsikologis, intermental) – spikologis (intrapsikologis, intramental)
• pembentukan pengetahuan dan perkembangan kognitif: faktor primer intermental, faktor skunder (diturunkan/derivatif) intramental terbentuk melalui internalisasi / penguasaan proses sosial
• Siswa berpartisipasi dalam kegiatan sosial tanpa makna, internalisasi / pengendapan, pemaknaan / konstruksi pengetahuan baru, transformatif
Lanjutan Vygotsky
•
Tingkat perkembangan kemampuan:
aktual (mandiri) dan potensial (dibimbing,
kolaborasi sebaya) – jarak: zona
perkembangan proksimal)
•
Perlunya contoh, demontrasi, prakteks
dari orang yang lebih dewasa
•
Proses konstruksi: konstruksi bersama,
dengan bantuan yang diistilahkan dengan
scaffolding (contoh petunjuk, pedoman,
bagan/gambar, prosedur, balikan)
•
Melandasi pembelajaran:
Jerome Bruner
(perkembangan mental,
kebermaknaan)
•
enactive (manipulasi obyek
langsung)
•
iconic (representasi gambar)
George Polya (Problem solving/
pemecahan masalah)
•
prosedur: memahami,
merencanakan, melaksanakan,
mengecek
•
Ciri: siswa tertentang, tidak ada
prosedur tetap, ada usaha
•
Model: tidak rutin, soal cerita, soal
terapan
•
Strategi: penemuan terbimbing
(guided discovery), investigasi,
multiple solution, multiple methods
of solution
Lanjutan Polya
•
Proses: persiapan (koleksi,
informasi, pengamatan,
penyelidikan, pendapat)
•
Analisis (definisi, klasifikasi,
evaluasi)
•
Inkubasi (pengendapan dalam
pikiran)
•
Iluminasi (munculnya ide baru
tak terduga)
•
Usaha sadar menjawab /
Dienes (Permainan)
•
Dengan permainan siswa menjadi
Ausubel (Meaningful instruction
– pembelajaran bermakna)
•
Bahan pelajaran akan lebih mudah
dipahami jika bahan itu dirasakan
bermakna bagi siswa
•
Kebermaknaan: sesuai dengan struktur
kognitif, sesuai struktur keilmuan,
memuat keterkaitan
•
Seluruh bahan
(ihtisar/resume/rangkuman/ringkasan/ba
han/peta)
•
Peta konsep adalah bagan / struktur
tentang keterkaitan seluruh konsep
John Dewey (CTL)
•
mengkaitkan bahan pelajaran
dengan situasi dunia nyata
•
mendorong siswa
menghubungkan yang dipelajari
dengan kehidupan sehari-hari,
pengalaman sesungguhnya dan
penerapannya / manfaatnya
•
strategi: authentic, inkuiri,
praktek kerja, pemecahan
masalah
Freudenthal dan Treffers (RME:
Realistic Mathematics
Education)
•
pematematikaan: horizontal (H),
diteruskan Vertikal (V); realistic
(H+,V+)
•
mekanistik (drill & practice: (H-
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
• Pendekatan Tematik
• Pendekatan Problem Posing
• Pendekatan Pemecahan Masalah
• Pendekatan Open Ended