THE INFLUENCE OF CARDBOARD ANIMATED MEDIA ON THE ABILITY OF BASIC ENGINEERING VICTIMS IN THE SELF-DEFENSE MATERIALS
OF SCREENING STUDENTS CLASS X SMAN 1 PUDING BESAR
Maulana, Dedy Putranto dan Erick Prayogo Walton
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Bangka Belitung
Email: maulanapubes@gmail.com
ABSTRACT
The problem in this research are 1) most of the students in the tenth grade at SMAN 1 Puding Besar are still low in besic technique of T kick. 2).The low of teacher's creativity in utilizing assistive media to T kick skill of students. The purpose of this research is to determine whether or not the influence of cardboard animated media to the basic techniques of T kick intraditional self-defens art material for tenth grade students at SMA Negeri 1 PudingBesar.
The approach used in this research is a quantitative approach with quasi experimental methods, the type of design used is nonequivalent control group design. The population in this research were all students at SMA Negeri 1 Puding Besar in academic year 2018 with total 144 people. The samples of this research are class X IPA 1 as experimental class andclass X IPA 2 as control class with sampling technique used purposive sampling. The data collecting techniques used skill tests. The test used is the basic technique of T kick skill using instruments that have been compiled. The result of measurement data were normality test, homogeneity test, t test and hypothesis test.
The results showed that, from testing the hypothesis of the basic tecnique of T kick between the experimental class and the control class, it known that the value of tcount =
2.363, the value ofttable= 1.684, the value of tcount>ttable, then H0is rejected, it maens that
there is a significant effect of using cardboard animated media on the besic technical of T kick skill in the traditional self-defense arts for the tenth grade students at SMA Negeri 1 Puding Besar.
PENGARUH MEDIA CARDBOARD ANIMATED TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIK DASAR TENDANGAN T PADA MATERI BELA DIRI PENCAK
SILAT SISWA KELAS X SMAN 1 PUDING BESAR
Maulana, Dedy Putranto dan Erick Prayogo Walton
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Bangka Belitung
Email: maulanapubes@gmail.com ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) sebagian besar dari siswa kelas X SMAN 1 Puding Besar kemampuannya masih rendah dalam melakukan teknik dasar tendangan T, 2). kurangnya kreativitas guru dalam memanfaatkan media bantu untuk menunjang kemampuan tendangan T siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya Pengaruh media cardboard animated terhadap kemampuan teknik dasar tendangan T materi bela diri pencak silat siswa Siswa kelsa X SMA Negeri 1 Puding Besar.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode quasi eksperimental, jenis desain yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa SMA Negeri 1 Puding Besar Tahun 2018 yang berjumlah 144 orang. Sampel dari penelitian ini adalah kelas X IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 2 sebagai kelas kontrol dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan. Tes yang digunakan merupakan tes kemampuan teknik dasar tendangan T menggunakan instrument yang telah disusun. Hasil pengukuran data diuji menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis uji t test.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, dari pengujian hipotesis hasil teknik dasar tendangan T antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diketahui nilai thitung
= 2,363, nilai ttabel = 1,684, nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak artinya terdapat pengaruh
secara signifikan penggunaan media cardboard animated terhadap kemampuan teknik dasar tendangan T materi bela diri pencak silat siswa kelas X SMA Negeri 1 Puding Besar.
Pendahuluan
Pencak silat merupakan
olahraga yang berasal dari negara Indonesia yang saat ini sudah mulai pepuler di manca negara. Hal ini dilihat dari antusias keikutsertaan para atlet pencak silat dari berbagai negara yang bertanding di kejuaraan tingkat Asia Tenggara dan tingkat Internasiaonal. Hal ini merupakan hasil dari program kerja dari IPSI yang memandatkan pelatih pencak silat lokal untuk melatih sekaligus memperkenalkan pencak silat ke manca negara sehingga sekarang ini banyak atlet pencak silat yang berhasil mendapatkan medali emas dalam kejuaraan pencak silat tingkat nasional maupun internasional yang berasal dari berbagai negara lain
selain negara Indonesia. Untuk
menghasilkan atlet pencak silat yang berprestasi terutama di Indonesia biasanya dilakukan seleksi tingkat
Nasional untuk memilih dan
menyeleksi atlet terbaik melalui kejuaraan yang rutin dilaksanakan seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) yang melibatkan atlet-atlet pencak silat yang berasal dari masing-masing provinsi yang berada di negara Indonesia.
Selain dalam bidang olahraga prestasi pencak silat juga masuk ke dalam mata pelajaran pendidikan jasmani atau pendidikan olahraga. Pendidikan jasmani dan pendidikan
olahraga adalah dua macam
pendidikan yang saling berhubungan sehingga pada saat ini nama dari pendidikan tersebut telah digabung
menjadi pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan atau
disingkat PJOK. Mata pelajaran ini
sangat berperan dalam dunia
pendidikan dilihat dari manfaat dan
kegunaan pembelajaran PJOK yang
tidak hanya mengembangkan
kawasan organik, neuromuskule,
intelektual dan sosial siswa,
melainkan juga pembangunan mental dan spiritual siswa.
Ada banyak materi pembelajaran yang ada dalam mata pelajaran PJOK di sekolah, salah satunya materi bela diri pencak silat. Banyak hal yang
diajarkan dalam materi ini
diantaranya: belajar sejarah pencak
silat, teknik dasar tendangan,
pukulan, elakan, tangkisan,
bantingan, sapuan dan guntingan. Selain itu dalam pembelajaran ini siswa juga mempelajari tentang bermacam-macam seni dalam pencak silat yang dikenal dengan sebutan TGR yaitu Tunggal, Ganda dan Regu. Selain seni siswa juga diberi pengetahuan tentang katagori tanding atau sering disebut Fighter. Ada banyak kelas tanding yang terdapat dalam katagori ini yaitu dari kelas A sampai kelas bebas. Setiap kelas berbeda-beda tergantung dari tingkat usia yang dipertandingkan. Semua
ini tidak sekaligus diajarkan
melainkan hanya beberapa yang masuk tergantung dengan silabus dan RPP guru yang mengajar, serta tingkatan kelas yang diajarkan.
Dalam pencak silat, serangan tidak hanya dapat menggunakan tangan atau lebih dikenal dengan
pukulan tetapi juga dapat
menggunakan tungkai yang dikenal dengan tendangan. Erwin Setyo (2015: 73) mengatakan bahwa, ada
beberapa uraian teknik dasar
tendangan yang membutuhkan
kekuatan dan kecepatan diantaranya: Tendangan T, tendangan ini biasanya digunakan untuk serangan samping dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
Tendangan T dilakukan dengan
posisi tubuh menyamping dan
lintasan tendangan lurus kesamping (membentuk huruf T). Perkenaan adalah sisi bagian luar (bagian tajam telapak kaki).
Tendangan T juga sering disebut dengan tedangan samping, tandangan ini adalah salah satu jenis tendangan dari beberapa tendangan yang ada dalam pencak silat. Dalam sebuah pertandingan para pesilat sering menggunakan tendangan T untuk
menyerang lawan maupun
melakukan teknik bertahan ketika diserang lawan. Tendangan T juga lebih efektif dari tendangan lainnya
jika dilihat dari sasaran dan
perkenaannya serta fugsinya. Selain itu, tendangan ini juga termasuk tendangan yang sulit untuk ditangkap dan dibanting serta resiko untuk terkena cidera kecil. Inilah alasan
mengapa tendangan ini sering
digunakan pada saat pertandingan. Beberapa teknik dasar tendangan pada pencak silat yang terdapat di dalam silabus itu dipelajari oleh siswa SMA dari kelas X sampai kelas XII, seperti di SMA Negeri 1 Puding Besar. Ketika memasuki materi bela diri pencak silat guru PJOK di SMA tersebut bekerja sama
dengan pelatih ekstrakurikuler
pencak silat untuk menyampaikan teori dan praktik teknik gerak dasar yang ada di dalam pembelajaran pencak silat itu. Ada beberapa teknik dasar yang diajarkan guru PJOK
bersama pelatih ekstrakurikuler
pencak silat diantaraya : teknik
langkah, kuda-kuda, pukulan,
tendangan, sapuan, guntingan dan bantingan serta beberapa gerakan dalam seni tunggal dan sani beregu. Namun yang paling sering diajarkan
adalah gerakan seni tunggal dan seni beregu, sedangkan untuk teknik dasar tendangan dalam pembelajaran tersebut praktik pembelajarannya masih belum begitu maksimal karena pembelajaran di sekolah tersebut lebih terfokus pada pergerakan seni tunggal dan sani beregu.
Bedasarkan hasil observasi di lapangan dalam pembelajaran PJOK materi bela diri pencak silat terdapat
beberapa masalah diantaranya:
1).sebagian besar dari siswa kelas X
SMAN 1 Puding Besar
kemampuannya masih rendah dalam melakukan teknik dasar tendangan T pada materi bela diri pencak silat, hal ini dilihat dari pergerakan yang dilakukan oleh siswa dari sikap awalan, pelaksanaan dan akhiran
serta lintasan tendangan yang
saharusnya lurus ke depan tetapi banyak siswa dalam melakukan tendangan T lintasannya belum lurus
ke depan melainkan lurus ke
samping dan perkenaan kaki saat
melakukan tendangan T yang
seharusnya pada sisi bagian luar (bagian tajam telapak kaki) tetapi banyak siswa dalam melakukan tendangan T perkenaannya ada yang menggunakan tumit, telapak jari dan
seluruh bagian telapak kaki.
2).kurangnya kreativitas guru dalam memanfaatkan media bantu untuk menunjang kemampuan tendangan T siswa, terlihat dari tidak adanya madia pembelajaran yang lain selain target (peching) silat yang dipakai pada saat pembelajaran.
Dalam mengatasi hal ini, maka untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar tendangan T pada meteri bela diri pencak silat siswa kelas X SMA Negeri 1 Puding Besar. Peneliti memberikan solusi pembelajaran
yang menggunakan media kardus
animasi atau dalam bahasa
inggrisnya ialah cardboard
animated, media ini digunakan sebagai media bantu yang dipakai sebagai penghalang supaya tungkai kaki peserta didik diangkat secara optimal sebelum bagian sisi luar kaki (bagian tajam telapak kaki) mengenai
Peching yang ditendang sebagai
sasaran tendangan T. Media
cardboard animated diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan
teknik dasar tendangan T pada peserta didik.
Berdasarkan penjelasan dan
permasalahan di atas maka peneliti ingin mengadakan penelitian yang
berjudul. “pengaruh media
Cardboard Animated terhadap kemampuan teknik dasar tendangan T pada materi bela diri pencak silat siswa kelas X SMAN 1 Puding Besar”.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0: Tidak ada pengaruh media
cardboard animated terhadap
kemampuan teknik dasar
tendangan T pada materi bela diri pencak silat siswa kelas X SMAN 1 Puding Besar.
Ha: Ada pengaruh signifikan
penggunaan media cardboard
animated terhadap kemampuan
teknik dasar tendangan T pada materi bela diri pencak silat siswa kelas X SMAN 1 Puding Besar.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif, dalam
penelitian kuantitatif, data yang diperoleh berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan SPSS.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaiu penelitian quasi
eksperimental. Hamid Darmadi
(2014: 217) mengatakan bahwa penelitian eksperimen adalah satu- satunya metode penelitian yang benar-bernar dapat menguji hipotesis hubungan sebab-akibat. Jenis desain
yang digunakan adalah desain
nonequivalent cotrol group. Hamid
Darmadi (2014: 239) mengatakan bahwa desain pretest-posttest yang tidak equivalent biasanya dipakai pada eksperimen yang menggunakan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelomponya.
Pada pelaksanaan pada awal
pembelajaran kedua kelompok
diberikan soal pretest dan posttest
yang sama dan pada materi
pembelajaran yang sama. Pada kelas
eksperimen diberikan perlakuan
pembelajaran yang menggunakan media cardboard animated dan kelas kontrol diberikan perlakuan
pembelajaran yeng mengunakan
media peching saja.
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Puding Besar. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil, dilaksanakan pada hari senin, 16 Juli
2018, s.d. 3 Agustus 2018.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sebanyak empat kali dalam dua minggu dengan rincian dua kali dilaksanakan dalam mata pelajaran PJOK untuk pemberian perlakuan dalam pertemuan kedua dan ke tiga,
sedangkan pretest dan posttest
dilaksanakan pada jam tambahan sore atau diluar jam mata pelajaran pagi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Puding Besar Kabupaten Bangka
provinsi Kep. Bangka Belitung
terdiri dari: 72 orang jurusan IPA da 72 orang jurusan IPS. Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran PJOK materi bela diri pencak silat.
Teknik penentuan sampel pada
penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Hamid Darmadi
(2014: 65) mengatakan bahwa
purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang dilakukan untuk tujuan tertentu saja. Adapun pembagian kelas kontrol dan kelas
eksperimen disini berdasarkan
pertimbagan peneliti dari hasil
wawancara terhadap guru PJOK tersebut tentang nilai PJOK kelas X IPA 1 tidak jauh berbeda dari kelas X IPA 2 sehingga oleh peneliti
pembagaian sampel penelitian
diambil secara acak diantaranya: 24 orang siswa kelas X IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan 24 orang siswa kelas X IPA 2 sebagai kelas kontrol.
Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan tes. Anas Sudijono ( 2015: 66) menyatakan bahwa tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan
dalam rangka pengukuran dan
penilaian.
Berdasarkan desain penelitian
nonequivalent cotrol group design,
maka pengumpulan data dilakukan pada awal eksperimen sebagai data awal (Pretest) dan pada akhir
eksperimen sebagai data akhir
(Posttest). Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan tes awal
berupa tes kemampuan teknik dasar tendangan T siswa. Anas Sudijono (2015: 66) menyatakan bahwa Tes Kemampuan (aptitude test) yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkapkan kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.
Teknik analisis data
menggunakan pengujian normalitas data dengan menggunakan teknik
Lilliefors. Sedangkan uji homogenitas data menggunakan uji
Fisher. Untuk uji hipotesis
mengunakan uji t-test dua sampel indipenden.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Sebelum dilakukan analisis data, akan dilakukan analisis prasyarat analisis data yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Hasil uji analisis disajikan berikut ini :
Hasil pengujian normalitas data disajikan sebagai berihkut:
Tabel 1
Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Kelompok Tes Dhitung Dtabel Ket Eksperimen Pretest 0,173
0,277
Normal
Postest 0,229 Normal
Kontrol Pretest 0,148 Normal
Postest 0,229 Normal
Berdasarkan tabel di atas, bahwa dengan Dtabel pada peserta didik dengan tingkat alfa 5% maka
diperoleh Dtabel 0,277. Hasil
perhitungan manual kelas
eksperimen nilai pretest Dhitung 0,173 sehingga Dhitung 0,173 < Dtabel 0,277, dan nilai posttest Dhitung 0,229 sehingga Dhitung 0,229 < Dtabel 0,277. Untuk kelas kontrol nilai pretest Dhitung 0,148 sehingga Dhitung 0,148 < Dtabel 0,277, dan nilai posttest Dhitung 0,229 sehingga Dhitung 0,229 < Dtabel 0,277. Maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kemudian
hasil perhitungan SPSS 16.0
kelompok eksperimen nilai pretest dengan signifikannya 0,062 > 0,05
dan postest 0,200 > 0,05 dan untuk
kelompok kontrol nilai pretest
dengan signifikannya 0,190 > 0,05 dan postest 0,067 > 0,05 maka populasi yang digunakan untuk penelitian berdistribusi normal.
Untuk hasil pengujian
homogenitas data disajikan sebagai berihkut:
Tabel 2
Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan tabel di atas
diperoleh nilai pretest Fhitung 1,037
dan nilai postest Fhitung 1,079. Fhitung
< Ftabel yakni 1,037 dan 1,079 <
2,014, maka dapat disimpulkan
bahwa penelitian baik pretest
maupun postest berasal dari varian homogen.
Setelah uji normalitas dan uji homogenitas kemudian dilakukan uji
hipotesis. Hasil pengujian uji
hipotesis untuk menentukan berapa nilai T menggunakan rumus Fisher adapun hasilnya sebagai berihkut:
Berdasarkan penghitungan
diketahui bahwa nilai th adalah 2,363 di mana 2,363 > 1,684 yang berarti H0 ditolak Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil posttest kelompok
eksperimen dengan kelompok
kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat ada pengaruh media
cardboard animated terhadap kemampuan teknik dasar tendangan T siswa.
Simpulan dan Saran Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh media cardboard
animated terhadap peningkatan kemampuan teknik dasar tendangan T pada materi bela diri pencak silat siswa kelas X SMAN 1 Puding Besar.
Hal ini berdasarkan Data yang diperoleh dari uji hipotesis dengan hasil yang diperoleh thitung 2,363 dan ttabel 1,684 dimana thitung 2,363 > ttabel 1,684 yang berarti Hₒ ditolak dan Hₐ
diterima. Kesimpulannya “ada
pengaruh signifikan media
cardboard animated terhadap
peningkatan kemampuan teknik
dasar tendangan T pada materi bela diri pencak silat siswa kelas X SMAN 1 Puding Besar.
Beberapa saran atau
rekomendasi yang dapat
dikemukakan bagi: 1.Bagi siswa, harus selalu meningkatkan semangat dan motivasi belajar serta mengikuti instruksi guru agar pembelajaran yang dirancang guru dapat terlaksana
dengan baik dan tujuan
pembelajaranpun dapat tercapai.
2.Bagi sekolah, proses kegiatan pembelajaran pencak silat harus
selalu dilaksanakan karena
pembelajaran ini bertujuan untuk menyalurkan minat dan bakat siswa selain itu para generasi muda harus mengtahui dan melestarikan budaya bela diri bangsa Indonesia. 3.Bagi guru PJOK diharapkan mendapatkan pertimbangan dan referensi serta dapat memilih dan memodifikasi
media dengan tepat untuk
meningkatkan hasil pembelajaran dengan menggunakan media
Data F
hitung F tabel Keterangan
Pretest 1,037 2,014 Homogen
cardboard animated sehingga siswa lebih bersemangat dalam melakukan pembelajaran PJOK materi bela diri pencak silat. 4.Bagi peneliti lain,
penelitian ini masih perlu
dikembangkan lagi, agar dapat
memberikan informasi dan manfaat
kepada pembaca dan untuk
melakukan penelitian selanjutnya
masih perlu memperhatikan
kelemahan-kelemahan penelitian
sebelumnya agar penelitian yang
dihasilkan semakin berkembang
menjadi lebih baik lagi. Daftar Pustaka
Darmadi, Hamid. 2014. Metode
Penelitian Pendidikan dan Sosia. Bandung: Alfabeta
CV. Bandung
Johansyah L & Hendro W. 2014.
Pencak Silat Edisi Kedua.
Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Mulyana. 2014. Pendidikan Pencak
Silat Membangun Jati Diri dan Karakter Bangsa.
Bandung: PT Ramaja
Rosdakarya Offset.
Setyo, Erwin. 2015. Pencak Silat.
Yogyakarta: PT Pustaka
Baru Prees.
Sudijono, anas. 2015. Pengantar
Evaluasi Pendidikan. Edisi 2. Jakarta: PT Raja Grafindo