• Tidak ada hasil yang ditemukan

P E R A T U R A N W A L I K O T A S E R A N G NOMOR 47 TAHUN 2019 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN WALIKOTA KEPADA CAMAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P E R A T U R A N W A L I K O T A S E R A N G NOMOR 47 TAHUN 2019 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN WALIKOTA KEPADA CAMAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

P E R A T U R A N W A L I K O T A S E R A N G NOMOR 47 TAHUN 2019

TENTANG

PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN WALIKOTA KEPADA CAMAT

W A L I K O T A S E R A N G ,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 226 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 11 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan, Camat mendapatkan pelimpahan sebagai kewenangan Bupati/Walikota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah Kabupaten/Kota;

b. bahwa Peraturan Walikota Nomor 42 tahun 2014 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota Kepada Camat sudah tidak sesuai dengan kondisi pelaksanaan urusan pemerintahan daerah, sehingga perlu diganti;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Walikota tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota Kepada Camat;

(2)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang

Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4748);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016

tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6206);

(3)

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan;

8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 138-270 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pedoman Pelayanan Adminstrasi Terpadu Kecamatan;

9. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Penanggulangan Kemiskinan (Lembaran Daerah Kota Serang Tahun 2011 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota Serang Nomor 41);

10. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Serang (Lembaran Daerah Kota Serang Tahun 2017 Nomor 7);

11. Peraturan Walikota Serang Nomor 28 Tahun 2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Fungsi Serta Tata Kerja Kecamatan ( Berita Daerah Tahun 2017 Nomor 28);

12. Peraturan Walikota Serang Nomor 64 Tahun 2017 tentang Pelimpahan Kewenangan Perizinan Dan Non Perizinan Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Berita Daerah Kota Serang Tahun 2017 Nomor 64);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN WALIKOTA KEPADA CAMAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu Pengertian

(4)

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Serang.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

4. Walikota adalah Walikota Serang.

5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

6. Kecamatan atau yang disebut dengan nama lain adalah bagian wilayah dari daerah yang di pimpin oleh Camat.

7. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

8. Kewenangan Walikota adalah Hak dan Kewajiban Walikota untuk menentukan atau mengambil kebijakan dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

9. Kewenangan Camat adalah Hak dan Kewajiban Camat berdasarkan pelimpahan kewenangan dari Walikota untuk menentukan atau mengambil kebijakan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan kecamatan.

10. Koordinasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai keserasian, keselarasan, keseimbangan, sinkronisasi dan integritas keseluruhan kegiatan baik yang bersifat vertikal maupun horizontal. 11. Pembinaan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi sebagian

pemberian fasilitas, bimbingan dan arah untuk menumbuhkan dan meningkatkan kinerja.

(5)

12. Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan.

13. Fasilitasi adalah pemberian dukungan terhadap pelaksanaan tugas tertentu meliputi penyediaan tempat, peralatan dan sumber daya manusia.

14. Penetapan adalah proses, cara, perbuatan menetapkan, penentuan dan pelaksanaan.

15. Penyelenggaraan adalah proses, cara, perbuatan menyelenggarakan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.

16. Efisiensi adalah kriteria pelimpahan urusan pemerintahan dengan memperhatikan daya guna tertinggi yang dapat diperoleh dari penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan.

17. Efektifitas adalah kriteria pelimpahan urusan pemerintahan dengan memperhatikan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang dicapai dari penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan

Bagian Kedua Ruang Lingkup

Pasal 2 Ruang Lingkup Peraturan Walikota ini meliputi: a. pelaksana urusan;

b. kewenangan Camat; c. keterkaitan;

d. pelaporan, monitoring, evaluasi dan pembinaan; e. penerimaan;

f. penarikan wewenang; dan g. pertanggungjawaban.

Pasal 3

(1) Pelimpahan kewenangan merupakan urusan pemerintahan dalam hal pelayanan masyarakat yang menjadi wewenang Walikota yang dilaksanakan oleh perangkat daerah dan dilimpahkan sebagian kewenangannya kepada Camat.

(2) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disertai alat perlengkapan dan pembiayaan sesuai dengan kewenangan yang dilimpahkan.

(6)

BAB II

PELAKSANA URUSAN

Pasal 4

(1) Camat melaksanakan tanggungjawab sebagai penerima pelimpahan kewenangan sebagian urusan pemerintahan.

(2) Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana di maksud pada ayat (1) harus disertai dengan sarana,prasarana dan pembiyaan dan personil disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.

(3) Dalam hal pertanggungjawaban pelimpahan kewenangan Camat bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

BAB III

KEWENANGAN CAMAT Pasal 5

(1) Pelimpahan sebagian kewenangan Walikota kepada Camat dalam rangka pelaksanaan sebagian urusan pemerintahan di bidang pelayanan publik.

(2) Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan pada prinsip efisensi dan efektifitas.

(3) Sebagian urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas perizinan dan non perizinan.

(4) Pelayanan perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dengan kriteria:

a. proses sederhana;

b. objek perizinan berskala kecil;

c. tidak memerlukan kajian teknis yang kompleks; dan d. tidak memerlukan tekhnologi tinggi.

(5) Pelayanan non perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan kriteria:

a. berkaitan dengan pengawasan terhadap objek perizinan; b. kegiatan berskala kecil; dan

c. pelayanan langsung pada masyarakat yang bersifat rutin.

(6) Rincian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

(7)

BAB IV KETERKAITAN

Pasal 6

Keterkaitan antara perangkat daerah dan Camat yaitu fungsi koordinasi, pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan bidang urusan yang dilimpahkan kewenanganya oleh Walikota kepada Camat.

BAB V

PELAPORAN, MONITORING DAN EVALUASI DAN PEMBINAAN Pasal 7

Camat menyampaikan laporan bulanan secara tertulis pelaksanaan pelimpahan kewenangan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dengan tembusan kepada Perangkat Daerah terkait setiap minggu kesatu pada setiap bulan.

Pasal 8

(1) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan sebagian kewenangan yang dilimpahkan kepada camat dilaksanakan oleh Tim yang beranggotakan perangkat daerah terkait sesuai dengan kewenangan yang dilimpahkan serta yang menangani pelayanan publik.

(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di tetapkan dengan Keputusan Walikota terdiri atas :

a. Sekretaris Daerah sebagai ketua;

b. Asisten Bidang Pemerintahan sebagai wakil ketua; c. Kepala Bagian Pemerintahan sebagai sekretaris;dan

d. Unsur perangkat daerah terkait dengan urusan pelimpahan kewenangan kecamatan.

(3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan camat setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

(4) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai bahan pertimbangan Walikota untuk mengevaluasi penyelenggaraan kewenangan yang dilimpahkan kepada Camat setiap 1 (satu) tahun.

(8)

Pasal 9

(1) Walikota melakukan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan untuk mendukung kemampuan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya.

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh perangkat daerah terkait sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 10

(1) Walikota melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilimpahkan setiap satu tahun sekali.

(2) Pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB VI PENERIMAAN Pasal 11

(1) Dalam hal pelaksanaan kewenangan yang dilimpahkan menghasilkan penerimaan, penerima tersebut merupakan pendapatan daerah dan wajib disetor ke kas daerah.

(2) Dalam hal terdapat saldo lebih anggaran pelaksanaan kewenangan, saldo tersebut disetorkan ke kas daerah.

(3) Ketentuan mengenai pemungutan dan penyetoran penerimaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII

PENARIKAN WEWENANG

Pasal 12

Walikota dapat menarik kembali kewenangan yang dilimpahkan kepada Camat, sebagian atau seluruhnya dalam hal:

a. kewenangan yang dilimpahkan tidak dilaksanakan;

b. perubahan kebijakan terhadap kewenangan yang dilimpahkan;

c. potensi kewenangan yang tidak ada di wilayah kerja kecamatan yang bersangkutan;

(9)

BAB VIII

PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 13

(1) Pertanggungjawaban atas penyelenggaraan kewenangan yang dilimpahkan oleh Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dilakukan oleh Camat.

(2) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa laporan pertanggungjawaban yang disampaikan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dengan tembusan kepada Perangkat Daerah terkait.

(3) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai ketentuan perundang-undangan.

BAB IX

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 17

(1) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Camat dapat melaksanakan kewenangan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sebagai tugas tertentu dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan.

(2) Selain Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Camat berkewajiban melaksanakan dan memfasilitasi kepentingan umum lainnya diluar rincian kewenangan yang dilimpahkan, sepanjang kepentingan tersebut sifatnya mendesak dan menyangkut kebutuhan masyarakat setempat.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

Pada saat berlakunya peraturan Walikota ini, maka Peraturan Walikota Serang Nomor 42 Tahun 2014 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota Kepada Camat (Berita Daerah Kota Serang Tahun 2014 Nomor 42) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(10)

Pasal 19

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Serang.

Ditetapkan di Serang

pada tanggal 26 Agustus 2019 WALIKOTA SERANG,

ttd

SYARIFUDIN Diundangkan di Serang

pada tanggal 27 Agustus 2019 SEKRETARIS DAERAH

KOTA SERANG, ttd

TB URIP HENUS

BERITA DAERAH KOTA SERANG TAHUN 2019 NOMOR 47 Salinan sesuai dengan aslinya

PLT.KEPALA BAGIAN HUKUM

ttd

LILY MUSHLIHAT,SH, M.Si NIP. 19740428 200112 2 003

Referensi

Dokumen terkait

Jadi Kampanye sosial, merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk mengubah perilaku sesuatu yang berkenaan dengan kelompok masyarakat agar menuju ke arah tertentu

adalah Maimun (Kasi Pemerintahan) dan dilanjutkan dengan penyerahan stempel kampung pemekaran yang bernama Blang mancung Timur kepada kepala kampung yang bernama Tukiran. Kasi

Hasil dari simulasi penggunaan Kamus Intermediate accounting dalam kelompok kecil mahasiswa menghasilkan bahwa secara garis besar draft kamus yang dihasikan sangat

3 Siswa dengan bimbingan guru baik dalam membuat kesimpulan tentang gabungan bangun datar yang membentuk balok.. 4 Siswa dengan bimbingan guru membuat sangat baik

Bentuk pelayanan publik adalah bentuk dari pelayanan publik di bidang transportasi yang mudah diakses oleh penyandang disabilitas pada sarana dan prasarana transportasi

Dari Gambar 8 diatas, adanya kawasan wisata Situ Gede tidak berpengaruh terhadap keadaan transportasi, tingkat kebisingan, dan tingkat kemacetan dan kondisi jalan

Standar Operasional Prosedur (SOP) dan SPM adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau