• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semester genap tahun ajaran 2011/2012.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2012. Pemberian perlakuan yaitu berupa Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI dan tipe NHT. Kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan silabus, RPP dan LKS yang telah dibuat. Jadwal kegiatan penelitian seperti pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Pembelajaran Kelompok NHT No Hari / Tanggal Uraian Kegiatan

1. Sabtu, 28 April 2012 a. Perkenalan dengan siswa b. Memberikan pretest 2. Sabtu, 5 Mei 2012

Kegiatan pembelajaran I pada kelas VIID (Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT) dengan materi sudut (jenis-jenis sudut) 3. Senin, 7 Mei 2012

Kegiatan pembelajaran II pada kelas VIID (Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT) dengan materi sudut (jika dua garis sejajar dipotong oleh garis lain)

4. Sabtu, 12 Mei 2012 Memberikan posttest Tabel 3.2

Jadwal Kegiatan Pembelajaran Kelompok GI No Hari / Tanggal Uraian Kegiatan

1. Sabtu, 28 April 2012 a. Perkenalan dengan siswa b. Memberikan pretest 2. Sabtu, 5 Mei 2012

Kegiatan pembelajaran I pada kelas VIIE (Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI) dengan materi sudut (jenis-jenis sudut) 3. Selasa, 8 Mei 2012

Kegiatan pembelajaran II pada kelas VIIE (Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI) dengan materi sudut (jika dua garis sejajar dipotong oleh garis lain)

(2)

24

B. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yang bertujuan untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok lain yang sama tetapi diberikan perlakuan yang berbeda.

Penelitian ini membagi kelompok penelitian menjadi dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan kelompok ekperimen kedua adalah kelompok yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan Two Group, Pretest Posttest design dengan menggunakan pola rancangan seperti berikut:

Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Kelompok GI Kelompok NHT O1 O1 X1 X2 O2 O2 Keterangan : O1 : Pretest

X1 : Perlakuan dengan pembelajaran kooperatif

tipe GI

X2 : Perlakuan dengan pembelajaran kooperatif

tipe NHT O2 : Posttest

Dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Observasi dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pretest dan observasi sesudah

eksperimen (O2) disebut posttest. Perbedaan antara O1 dan O2

diasumsikan merupakan efek dari perlakuan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII, SMP N 10 Salatiga tahun ajaran 2011/2012 yang mempunyai latar belakang sama yaitu menggunakan pembelajaran ceramah.

(3)

25

2. Sampel

Dalam penelitian ini, penentuan sampel dilakukan dengan teknik Random Sampling. Sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII D dengan jumlah siswa 31 orang dan kelas VII E dengan jumlah siswa 29 orang.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI pada materi Sudut di kelas VII E; pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi sudut di kelas VII D. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang berupa skor tes akhir pada materi Sudut.

E. Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua variabel yang terdiri dari Model Pembelajaran Kooperatif dan hasil belajar siswa kelas VII SMP N 10 Salatiga Tahun ajaran 2011/2012. 1. Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran Kooperatif menunjuk pada bermacam-macam model pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu, berdiskusi, saling memberi argumentasi, saling menilai pengetahuan yang dimiliki sekarang dan mengisi kesenjangan pemahaman diantara siswa (Slavin dalam Koyan: 2003)

2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI

Pembelajaran dengan tipe GI dimulai dengan pembagian kelompok. Selanjutnya guru menyajikan beberapa permasalahan melalui lembar kerja siswa dan siswa merencanakan tugas yang akan mereka pelajari. Langkah selanjutnya adalah siswa berdiskusi untuk mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan, setelah itu adalah penyusunan laporan hasil diskusi.

(4)

26

Langkah berikutnya adalah presentasi hasil diskusi, setelah diskusi selesai siswa diberikan latihan soal sebagai evaluasi pembelajaran. 3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT

Kegiatan pembelajaran pada tipe NHT bisa berjalan dengan baik jika melalui langkah-langkah sebagai berikut :

a. Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor,

b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakan,

c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawabannya.

d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil diskusi,

e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjukkan nomor yang lain,

f. Kesimpulan. 4. Hasil belajar

Hasil belajar siswa dalam penelitian ini dilihat dari aspek kognitif yaitu nilai yang diperoleh melalui pretest yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan nilai tes akhir atau posttest setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI dan tipe NHT.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dari penelitian ini diperoleh data berupa skor hasil belajar matematika siswa yang dieroleh melalui tes hasil belajar matematika pada materi garis dan sudut.

Adapun urutan dalam pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan observasi untuk menentukan kelas-kelas yang akan menjadi kelompok NHT dan kelompok GI,

2. Memberikkan pretest sebagai tes kemampuan awal tentang himpunan,

3. Memberikan treatment kepada kelas yang dijadikan subyek penelitian yaitu perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tipe GI pada pembahasan garis dan sudut,

(5)

27

4. Memberikan posttest sebagai kemampuan akhir setelah pemberian perlakuan kepada kelas yang menjadi subyek penelitian,

5. Menilai hasil tes yang diperoleh oleh kedua kelompok.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah alat yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar matematika siswa yaitu tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diberikan. Tes hasil belajar ini dalam bentuk tes objektif atau dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal dengan 4 option dengan skor yang menjawab benar adalah 1 dan 0 untuk jawaban yang salah. Tes hasil belajar matematika diberikan sebelum dan sesudah siswa mempelajari materi dengan pembelajaran kooperatif tipe GI dan tipe NHT pada kelasnya masing-masing.

Soal tes yang digunakan terbagi atas 2 macam, yaitu :

1. Instrumen Pretest

Instrumen pretest ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal sebelum menerima materi sudut. Bahan tes untuk pretest adalah materi himpunan yang sebelumnya sudah diajarkan oleh guru kelas tersebut dan terdiri dari 30 item soal berbentuk pilihan ganda. Kisi-kisi pretest terlihat dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Butir Soal Pretest Untuk Mengukur Tes Hasil Belajar Matematika Siswa

KD Indikator No. Soal Jumlah

Memahmi

pengertian, notasi himpunan serta penyajiannya

Menyebutkan anggota dan

bukan anggota himpunan 4, 18 2 Menyatakan notasi

himpunan 10, 28 2

Mengenal himpunan

kosong dan notasinya 3 1

Memahami konsep himpunan bagian

Menentukan himpunan bagian dari suatu himpunan

2, 8, 11, 16, 27,

29, 30 7

Menentukan banyak himpunan bagin suatu himpunan

1, 23 2

Mengenal pengertian himpunan semesta, serta dapat menyebutkan anggotanya

(6)

28

KD Indikator No. Soal Jumlah

Melakukan operasi irisan, gbungan, kurang, dan komplemen pada himpunan Menjelaskan pengertian irisan dan gabungan dua himpunan

5, 24 2

Menjelaskan kurang suatu himpunan dari himpunn lainnya

7, 25 2

Menyajikan himpunan dengan diagram venn

Menyajikan gabungan atau irisan dua himpunan dengan diagram venn

15, 17, 21 3 Menyajikan komplemen suatu himpunan 20 1 Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah Menyelesaikan masalah dengan menggunakan diagram venn dan konsep himpunan

6, 12, 14, 19, 22,

26 6

2. Instrumen Posttest

Instrumen posttest digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mendapatkan perlakuan yaitu Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI mupun tipe NHT. Posttest terdiri dari 30 soal yang berupa pilihan ganda yang disusun secara acak.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Soal Posttest Untuk Mengukur Tes Hasil Belajar Matematika Siswa

KD Indikator No. Soal Jumlah

Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis sudut

Menjelaskan kedudukan

dua garis yang sejajar 5,12 2 Mengenal sudut dan

satuan sudut

3, 17, 19,

24 4

Hubungan antar sudut

2, 4, 8, 10, 11, 20, 22, 23, 25, 26, 30 11 Menjelaskan perbedaan

jenis sudut (siku, lancip, tumpul, reflek)

1, 7, 9, 15, 21, 27, 29 7 Memahami sifat-sifat

sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain

Menemukan sifat sudut jika dua garis sejajar dipotong garis ketiga (garis lain)

14, 16 2 Menggunakan sifat-sifat

sudut dan garis untuk menyelesaikan soal

6, 13, 18,

28 4

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Data dalam sebuah penelitian merupakan yang terpenting karena data berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis yang

(7)

29

berperan didalam hasil penelitian. Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yakni ketepatannya atau validitasnya dan keajegannya atau reliabilitasnya (Sudjana, 2010:12).

1. Validitas Instrumen

Validitas item (butir soal) dihitung untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara jawaban suatu butir soal dengan skor total yang telah ditetapkan. Uji validitas item yaitu dengan mengkorelasikan item dengan total yang dikorelasikan dengan butirnya (corrected item total correlation). Untuk menentukan validitas item digunakan kriteria dari Sugiyono (2009:126) yang menyatakan bahwa kriteria soal dikatakan valid, jika nilai rhitung >

0,3. Uji coba pretest dilaksanakan di SMP N 5 Salatiga pada tanggal 11 April 2012.

Formula yang digunakan uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Product Moment, dan perhitungan yang dilakukan menggunakan aplikasi SPSS versi 16. Hasil Uji coba pretest dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Hasil uji coba validitas butir soal Pretest di SMP N 5 Salatiga

Indikator

Empirik r Ket

Indikator

Empirik r Ket Soal 1 .622 Valid Soal 16 .304 Valid Soal 2 .651 Valid Soal 17 .429 Valid Soal 3 .445 Valid Soal 18 .691 Valid Soal 4 .870 Valid Soal 19 .487 Valid Soal 5 .413 Valid Soal 20 .774 Valid Soal 6 .369 Valid Soal 21 .631 Valid Soal 7 .147 Tidak valid Soal 22 .671 Valid Soal 8 .607 Valid Soal 23 .629 Valid Soal 9 .852 Valid Soal 24 .272 Tidak valid Soal 10 .369 Valid Soal 25 .565 Valid Soal 11 .226 Tidak valid Soal 26 .751 Valid Soal 12 .870 Valid Soal 27 .694 Valid Soal 13 .367 Valid Soal 28 .169 Tidak valid Soal 14 .446 Valid Soal 29 .432 Valid Soal 15 .952 Valid Soal 30 .137 Tidak valid

Berdasarkan Tabel 3.5 terlihat bahwa dari 30 soal, ada 25 soal yang dinyatakan valid dan 5 soal yang dinyatakan gugur yaitu soal no 7, 11, 24, 28, dan 30. Butir soal yang dinyatakan gugur

(8)

30

kemudian dihapus dan selanjutnya diuji validitas untuk 25 soal. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Indikator Empirik r Ket Indikator

Empirik r Ket

Soal 1 .635 Valid Soal 16 .219 Tidak Valid

Soal 2 .685 Valid Soal 17 .456 Valid

Soal 3 .437 Valid Soal 18 .652 Valid

Soal 4 .862 Valid Soal 19 .512 Valid

Soal 5 .404 Valid Soal 20 .733 Valid

Soal 6 .449 Valid Soal 21 .643 Valid

Soal 8 .629 valid Soal 22 .638 Valid

Soal 9 .871 Valid Soal 23 .642 Valid

Soal 10 .449 Valid Soal 25 .593 Valid

Soal 12 .880 Valid Soal 26 .790 Valid

Soal 13 .381 Valid Soal 27 .684 Valid

Soal 14 .478 Valid Soal 29 .389 Valid

Soal 15 .939 Valid

Berdasarkan tabel diatas ternyata masih ada soal yang dinyatakan gugur yaitu soal no 16, maka dari itu perlu diadakan uji validitas setelah penghapusan soal no 16 dan hasilnya sebagai berikut:

Indikator Empirik r Ket Indikator

Empirik r Ket

Soal 1 .634 Valid Soal 15 .933 Valid

Soal 2 .691 Valid Soal 17 .471 Valid

Soal 3 .428 Valid Soal 18 .641 Valid

Soal 4 .860 Valid Soal 19 .512 Valid

Soal 5 .391 Valid Soal 20 .710 Valid

Soal 6 .475 Valid Soal 21 .641 Valid

Soal 8 .633 valid Soal 22 .624 Valid

Soal 9 .869 Valid Soal 23 .645 Valid

Soal 10 .475 Valid Soal 25 .604 Valid

Soal 12 .879 Valid Soal 26 .800 Valid

Soal 13 .391 Valid Soal 27 .678 Valid

Soal 14 .481 Valid Soal 29 .388 Valid

Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa dari 24 soal dinyatakan valid. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan mengukur variabel penelitian.

Uji validitas instrumen posttest dilaksanakan di SMP N 5 Salatiga pada tanggal 13 April 2012 dan hasil uji coba posttest dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Validitas Butir Soal Posttest di SMP N 5 Salatiga

Indikator

Empirik r Ket

Indikator

Empirik r Ket Soal 1 .430 Valid Soal 16 .545 Valid Soal 2 .580 Valid Soal 17 .193 Tidak Valid

(9)

31 Indikator Empirik r Ket Indikator Empirik r Ket Soal 3 .571 Valid Soal 18 .560 Valid Soal 4 .589 Valid Soal 19 .330 Valid Soal 5 .183 Tidak Valid Soal 20 .459 Valid Soal 6 .601 Valid Soal 21 .567 Valid Soal 7 .260 Tidak valid Soal 22 .385 Valid Soal 8 .536 Valid Soal 23 .251 Tidak Valid Soal 9 .317 Valid Soal 24 .498 Valid Soal 10 .588 Valid Soal 25 .529 Valid Soal 11 .179 Tidak valid Soal 26 .590 Valid Soal 12 .605 Valid Soal 27 .450 Valid Soal 13 .554 Valid Soal 28 .541 Valid Soal 14 .543 Valid Soal 29 .240 Tidak Valid Soal 15 .340 Valid Soal 30 .567 Valid

Berdasarkan Tabel 3.6 terlihat bahwa dari 30 soal, ada 24 soal yang dinyatakan valid dan 6 soal yang dinyatakan gugur yaitu soal no 5, 7, 11, 17, 23, dan 29. Butir soal yang dinyatakan gugur kemudian dihapus dan selanjutnya diuji validitas untuk 24 soal. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Indikator

Empirik r Ket

Indikator

Empirik r Ket Soal 1 .410 Valid Soal 16 .523 Valid Soal 2 .573 Valid Soal 18 .577 Valid Soal 3 .588 Valid Soal 19 .321 Valid Soal 4 .584 Valid Soal 20 .462 Valid Soal 6 .575 Valid Soal 21 .592 Valid Soal 8 .533 Valid Soal 22 .413 Valid Soal 9 .281 Tidak valid Soal 24 .533 Valid Soal 10 .538 Valid Soal 25 .528 Valid Soal 12 .602 Valid Soal 26 .588 Valid Soal 13 .596 Valid Soal 27 .431 Valid Soal 14 .567 Valid Soal 28 .535 Valid Soal 15 .348 Valid Soal 30 .549 Valid

Berdasarkan tabel diatas ternyata masih ada soal yang dinyatakan gugur yaitu soal no 9, maka dari itu perlu diadakan uji validitas setelah penghapusan soal no 9 dan hasilnya sebagai berikut:

Indikator

Empirik r Ket

Indikator

Empirik r Ket Soal 1 .411 Valid Soal 18 .571 Valid Soal 2 .579 Valid Soal 19 .316 Valid Soal 3 .586 Valid Soal 20 .468 Valid Soal 4 .590 Valid Soal 21 .593 Valid Soal 6 .573 Valid Soal 22 .421 Valid Soal 8 .541 Valid Soal 24 .551 Valid Soal 10 .506 valid Soal 25 .517 Valid

(10)

32 Indikator Empirik r Ket Indikator Empirik r Ket Soal 12 .615 Valid Soal 26 .597 Valid Soal 13 .584 Valid Soal 27 .446 Valid Soal 14 .575 Valid Soal 28 .528 Valid Soal 15 .341 Valid Soal 30 .538 Valid Soal 16 .522 Valid

Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa dari 23 soal dinyatakan valid. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian.

2. Reliabilitas

Menurut Kountur (2004) suatu instrumen dikatakan reliabel bila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Hasil penelitian yang diberikan oleh instrumen harus konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya. Ukuran dari pengukuran ditampilkan dalam koefisien relibilitas, yaitu ukuran yang menyatakan keajegan suatu instrumen tes. Untuk mengukur reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus alpha cronbach untuk mengestimesi reliabilitas instrumen.

Kriteria untuk menentukan besarnya koefisian menggunakan pedoman dari Sudijono (2008:209) yang menyatakan bahwa 𝑟 ≥ 0.70 berarti tes hasil belajar memiliki nilai reliabilitas yang tinggi, sedangkan untuk 𝑟 < 0.70 berarti tes hasil belajar belum memiliki nilai reliabilitas yang tinggi. Uji reliabilitas dihitung menggunakan SPSS versi 16. Koefisien reliabilitas instrumen pretest sebesar 0,943, sedangkan untuk instrumen posttest sebesar 0,907.

I. Tingkat Kesukaran

Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajad kesukaran item itu adalah sedang atau cukup (Sudijono, 2008:370).

Angka indek kesukaran item dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois dalam Sudijono (2008: 372) sebagai berikut :

(11)

33

𝑃 = 𝑁𝑝

𝑁 dimana :

P = Proporsi / angka indek kesukaran item

𝑁𝑝 = banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang bersangkutan N = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar.

Adapun kriteria indek kesukaran soal mengacu pada batasan yang diberikan oleh Witherington dalam Sudijono (2008 : 373) sebagai berikut: Besarnya P Interpretasi Kurang dari 0,25 0,25 – 0,75 Lebih dari 0,75 Terlalu sukar Cukup (sedang) Terlalu mudah

Berdasarkan perhitungan dengan rumus diatas dari 30 soal pretest terdapat 27 soal yang termasuk dalam kriteria cukup (sedang) dan 3 soal yang termasuk dalam kriteria terlalu mudah, sedangkan dari 30 soal posttest ternyata 29 soal termasuk dalam kriteria soal yang cukup (sedang) dan 1 soal berada pada kategori terlalu sukar. Hasil perhitungan tingkat kesukaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

J. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi, dengan testee yang berkemampuan rendah demikian rupa sehingga sebagian besar testee yang memiliki kemampun tinggi untuk menjawab butir tersebut lebih banyak yang menjawab betul, sementara testee yang kemampuannya rendah untuk menjawab butir item tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab item dengan betul (Sudijono, 2008: 385) .

Adapun rumus yang digunakan untuk menguji daya pembeda butir soal adalah sebagai berikut :

D = 𝐵𝐴

𝐽𝐴 −

𝐵𝐵

𝐽𝐵

dimana :

D : angka indek diskriminasi item

BA : banyaknya testee kelompok atas yang dapat

(12)

34

item yang bersangkutan

BB : banyaknya testee kelompok bawah yang dapat

menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan

JA : jumlah testee yang termasuk dalam kelompok atas

JB : jumlah testee yang termasuk dalam kelompok bawah

Indek diskriminasi daya pembeda dapat dikatahui dari klarifikasi sebagai berikut:

(D) Klarifikasi Interpretasi Kurang dari 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 1,00 Bertanda negatif Poor Satisfactory Good Exellent -

Butir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali, dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik

Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik sekali

Butir item yang yang bersangkutan daya pembedanya negative (jelek sekali)

Berdasarkan perhitungan dengan rumus diatas dari 30 soal pretest terdapat 4 soal yang dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik, 4 soal yang termasuk dalam kriteria yang memiliki daya pembeda yang cukup, 15 soal yang termasuk dalam kriteria yang memiliki daya pembeda yang baik dan 7 soal memiliki daya pembeda yang baik sekali , sedangkan dari 30 soal posttest terdapat 2 soal yang termasuk dalam kriteria yang memiliki daya pembeda yang cukup, 21 soal yang termasuk dalam kriteria yang memiliki daya pembeda yang baik dan 7 soal memiliki daya pembeda yang baik sekali. Hasil perhitungan daya pembeda selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

K. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu analisis tahap awal yang merupakan analisis untuk

(13)

35

menyelidiki kesamaan dua kelompok sebelum diberi perlakuan dan analisis tahap akhir yang merupakan analisis untuk menguji hipotesis.

1. Analisis tahap awal

Uji prasyarat dilakukan sebelum dilakukan uji hipotesis. Uji prasyarat analisis tersebut meliputi uji normalitas. Uji normalitas dilakukan dengan maksud untuk mengetahui data dari masing-masing Kelompok GI dan Kelompok NHT berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dikatakan berdistribusi normal apabila signifikansi > 0.05. Untuk keperluan ini digunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Pengolahan uji ini dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.

2. Analisis tahap akhir

Pada tahap ini dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul. Data hasil tes dianalisis dengan melakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas yang kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang diberikan tipe GI dan tipe NHT digunakan uji-t (independent sample t test). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 16. Analisis data penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil akhir penelitian, apakah H0 yang diterima atau

ditolak. Secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut: 𝐻0∶ 𝜇1= 𝜇2

𝐻1∶ 𝜇1≠ 𝜇2

𝜇1 : hasil belajar matematika siswa yang diajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT

𝜇2 : hasil belajar matematika siswa yang diajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI

Taraf signifikansi 𝛼 = 0,05.

Untuk menguji hipotesis dengan cara melihat nilai signifikansi dalam tabel independent-sample t test. Penghitungan dilakukan dengan SPSS versi 16. Jika nilai signifikansi > 0.05 maka H0 diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan hasil belajar

Referensi

Dokumen terkait

Menangkap makna terkait fungsi sosial dan unsur kebahasaan secara kontekstual lirik lagu terkait kehidupan remaja

Pemberian pupuk organik cair urin sapi untuk pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus tricolor L) sebanyak 10% dan setara dengan urea.. Saran- saran yang dapat digunakan sebagai

Dalam desain kurikulum, kemampuan technopreneurship dimasukkan sebagai salah satu kompetensi lulusan.Kompetensi itu didukung oleh beberapa mata kuliah teknologi terapan

relapse pada kelompok kontrol karena nilai signifikasnsi lebih besar dari 0.05. Hasil Evaluasi Program Pelatihan Efikasi Diri dan Pemahaman Materi. 1) Hasil Analisis Program

Pengukuran laju respirasi dilakukan dalam wadah stoples kaca. Perlakuan buah utuh, setengah kupas melintang, setengah kupas membujur dan kupas penuh dimasukkan ke dalam

Dalam menjamin kualitas farmasetik, sediaan yang dibuat harus memenuhi beberapa parameter fisik yang meliputi daya sebar, viskositas, dan daya lekat Uji sifat fisik repelan

Sutabri mengemukakan “Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi tentang Tata Cara