KEPADATAN DAN DISTRIBUSI KEPITING BAKAU
Teks penuh
Gambar
Dokumen terkait
Nilai kepadatan populasi pada stasiun 4 merupakan daerah bebas aktivitas dengan nilai 2,01 ind/m 2 , hal ini disebabkan karena faktor fisik (Tabel 2) yang mendukung yaitu
Nilai Kepadatan Populasi (ind/m 2 ), Kepadatan Relatif (%), Frekuensi Kehadiran(%) Makrozoobentos pada setiap Stasiun Penelitian di Perairan Estuari Suaka Margasatwa Karang
Nilai Kepadatan Populasi (ind/m 2 ), Kepadatan Relatif (%), Frekuensi Kehadiran(%) Makrozoobentos pada setiap Stasiun Penelitian di Perairan Estuari Suaka Margasatwa Karang
Nilai Kepadatan Populasi (ind/m 2 ), Kepadatan Relatif (%), Frekuensi Kehadiran(%) Makrozoobentos pada setiap Stasiun Penelitian di Perairan Estuari Suaka Margasatwa Karang
Tingginya kelimpahan makrozoobenthos di Stasiun 1 diiringi dengan tingginya kandungan bahan organik disebabkan kawasan tersebut banyak terdapat pemukiman penduduk dan
Variasi Lingkungan Perairan dan Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla serrata) pada Silvofishery Empang Parit di kawasan Rehabilitasi Mangrove Pantai Utara
Nilai kepadatan populasi tertinggi terdapat pada stasiun 2 disebabkan kondisi stasiun ini cukup mendukung untuk kehidupan ikan kaca dimana stasiun ini memiliki
Kepadatan kerang lahubado (Glauconome sp) di perairan Teluk Staring dipengaruhi oleh tingginya kandungan bahan organik substrat dan tidak adanya akar jeruju dari vegetasi