• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP SIKAP INOVATIF GURU DI SMA NEGERI I GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP SIKAP INOVATIF GURU DI SMA NEGERI I GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN

MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP SIKAP INOVATIF

GURU DI SMA NEGERI I GUNUNG TULEH

KABUPATEN PASAMAN BARAT

ARTIKEL

OLEH :

MHD KASRIL

2006 / 77628

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2013

(2)

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP SIKAP INOVATIF GURU DI SMA NEGERI 1 GUNUNG

TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT

Effect of Interpersonal Commmunication and Achievement Motivation Teacher Attitudes Toward Innovative Teacher in SMA Negeri 1 Gunung Tuleh West Pasaman

Mhd. Kasril

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang

Email : mhdkasril@yahoo.com

ABSTRAK

Komunikasi interpersonal guru mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap inovatif guru, motivasi berprestasi termasuk salah satu faktor –faktor yang mempengaruhi sikap inovatif guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh komunikasi interpersonal guru dan motivasi berprestasi terhadap sikap inovatif guru di SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat. Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti maka jenis penelitian ini adalah deskriptif. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder berasal dari pengisian angket dari guru. Berdasarkan hasil pengolahan data ini disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal guru dan motivasi berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap inovatif guru di SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat. Untuk itu disarankan kepada guru – guru di SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat untuk dapat meningkatkan komunikasi interpersonal guru, dan meningkatkan motivasi berprestasinya, sehingga akan meningkatkan sikap inovatif guru.

Kata kunci : Komunikasi interpersonal guru, Motivasi berprestasi, Sikap inovatif guru. ABSTRACT

Interpersonal communication teachers have considerable influence on the innovative attitude of teachers, achievement motivation is one of the factors that influence the innovative attitude of teachers. The research objective was to determine whether there is an influence of interpersonal communication and motivation outstanding teacher of the attitudes of teachers in innovative SMA 1 Pasaman tuleh mountain west. Based on the issues that will be examined then this type of research is deskriptive. The data in this study were obtained from the primary data and secondary data from the teacher questionnaire filling. Based on the results of data proscessing can be concluded that teacher communication interpersonal and achievement motivation and significant positive effect on the attitude of teacher in innovative SMA Negeri 1 Tuleh Mountain West Pasaman. It is recommended to teachers - teachers in SMA Negeri 1 Tuleh Mountain West Pasaman for teachers to improve interpersonal communication, and increase motivation underachievement, thereby increasing the innovative attitude of teachers.

Keywords : Teacher interpersonal communication, Achievement motivation, Innovative attitude of taechers.

(3)

PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama dalam kegiatan pengajaran bagi seorang guru. Apabila dalam komunikasi bersikap saling terbuka, setiap pribadi akan bisa saling belajar. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan antar pribadi. Dalam berkomunikasi, sikap sikap etis dan konsentrasi pada komunikan akan memudahkan kontrol pribadi. Dengan adanya komunikasi interpersonal yang terjalin dengan baik akan mudah mengubah sikap, pendapat, dan sikap komunikan karena merasa diperhatikan dan dipercayai.

Komunikasi interpersonal yang terjadi di sekolah-sekolah akan terbentuk melalui pola interaksi yang terjalin antara guru dengan guru. Apabila komunikasi antar mereka berjalan lancar karena dengan komunikasi yang terbuka dan luwes, maka hal ini meningkatkan motivasi berprestasi guru.

Dalam proses motivasi berprestasi harus dilakukan komunikasi yang baik. Miftah Thoha (2004:36) mengemukakan salah satu cara untuk memahami sifat-sifat manusia ialah dengan menganalisis kembali prinsip-prinsip dasar yang merupakan salah satu bagian daripadanya. Dengan komunikasi interpersonal yang harmonis di antara guru akan dapat menumbuhkan rasa senang guru dalam mengajar sehingga meningkatkan prestasi guru.

Dengan adanya komunikasi yang harmonis antar guru akan dapat meningkatkan motivasi berprestasi guru, karena dengan komunikasi tersebut akan dapat menumbuhkan sikap percaya diri pada guru, merasa

dihargai, dan diakui kemampuannya. Dengan demikian akan meningkatkan motivasi berprestasinya untuk melaksanakan tugasnya. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap motivasi berprestasi guru.

Tujuan SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat adalah mengantarkan anak didik ke dunia ilmu pengetahuan yang berkembang dengan melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, efisien, dan inovatif.

Tujuan ini dapat tercapai apabila semua guru di sekolah memiliki komunikasi yang baik dan saling mendukung secara langsung ataupun tidak langsung dalam kegiatan pembelajaran. Komunikasi interpersonal yang terjalin dengan baik akan lebih mendukung dalam pencapaian tujuan penngajaran.

Dalam dunia akademik guru menjalin komunikasi horizontal dengan semua guru yang ada di sekolah. Komunikasi horizontal ini berlangsung antara guru yang mendukung dalam kelancaran pengajaran guru. Dengan komunikasi interpersonal yang terjalin dengan baik guru akan lebih mudah dalam mengkomunikasikan kebutuhan, permasalahan atau problem yang dialami baik tentang kegiatan akademik maupun di luar akademik yang mengganggu kelancaran pengajaran.

Berdasarkan pengamatan penulis, sebagian guru masih ada yang agak sulit menyampaikan kebutuhannya karena kurang terjalinnya komunikasi. Kurang terjalinnya komunikasi interpersonal guru mengakibatkan keengganan guru bertanya terhadap informasi yang telah disampaikan oleh kepala sekolah, walaupun terkadang ada

(4)

informasi yang kurang jelas atau kurang mengerti.

Rendahnya motivasi berprestasi ini salah satunya dapat dilihat dari jumlah guru mata pelajaran yang mengikuti berbagai lomba bidang studi. Rendahnya motivasi berprestasi akan mempengaruhi sikap inovatif guru.

Bentuk-bentuk komunikasi yang digunakan di sekolah pada umumnya berlangsung secara interpersonal. Komunikasi interpersonal dapat digunakan untuk mencapai tujuan akhir dari kegiatan di sekolah di mana perannya sebagai prasarana untuk mengubah pribadi setiap anak didik agar sesuai dengan tujuan pendidikan.

Menurut Fiedler (2002:126) dengan adanya komunikasi interpersonal yang terjalin dengan baik akan menciptakan komunikasi yang harmonis dapat meningkatkan motivasi berprestasi guru sehingga guru dapat melaksanakan tugasnya dengan semaksimal mungkin.

Malayu S.P (2007:121) menjelaskan usaha yang dilakukan oleh guru untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukkan bahwa guru memperhatikan mereka, mengatur pengalaman sedemikian rupa sehingga setiap guru berprestasi.

Selain dari itu yang menyebabkan prestasi guru itu rendah ialah kurangnya kemampuan guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas yaitu dari 62 orang guru hanya sebesar 4,84 % atau 3 orang guru yang mampu melakukan penelitian tindakan kelas. Hal ini berarti bahwa kurangnya inisiatif guru untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar, sehingga menyebabkan kurangnya prestasi guru dalam mengajar.

Fenomena tersebut merupakan permasalahan yang ditemui di lapangan, di mana dapat digambarkan bahwa guru masih memiliki sikap inovatif yang rendah diduga akibat motivasi berprestasi yang rendah dan komunikasi interpersonal guru yang kurang terjalin dengan baik. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat penelitian ini dengan judul: “Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru dan Motivasi Berprestasi Terhadap Sikap Inovatif Guru di SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat ”.

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah yang diteliti (SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat) sebagai pengukuran dan alat evaluasi terhadap komunikasi interpersonal guru, motivasi berprestasi, dan sikap inovatif guru. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menggunakan informasi yang ada dalam melakukan penelitian lebih lanjut tentang komunikasi interpersonal guru, motivasi berprestasi, dan sikap inovatif guru.

KAJIAN TEORI A. Sikap Inovatif Guru

Sikap inovatif hendaklah dimiliki oleh setiap guru .Muller (2002:25) mengemukakan sikap inovatif guru merupakan kecenderungan yang dimiliki guru terhadap reformasi pendidikan dan pembaruan kurikulum dan penerapan metode mengajar yang tergantung pada guru dalam mengajar.

B.Komunikasi Interpersonal

Menurut Muhammad (2002:159) mengartikan “komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara satu orang dengan paling kurang

(5)

seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat diketahui balikannya”. Selanjutnya Koenjoroningrat, dkk (2003:79) mengatakan “komunikasi interpersonal adalah hubungan sosial yang terwujud karena adanya interaksi antar individu”. Di samping itu menurut Thoha (2004:166) mengatakan bahwa “komunikasi interpersonal adalah sebagai proses penyampaian pesan atau berita yang dilakukan oleh seseorang dan diterimanya berita tersebut oleh orang lain tau kelompok kecil dari orang-orang, dengan suatu akibat dan umpan balik yang segera”.

C.Motivasi Berprestasi

Menurut McCelland (2002) dalam Djiwandono (2003:158) mengatakan motivasi berprestasi merupakan ambisi dalam situasi wajar yang dapat dihubungkan dengan tujuan untuk mencapai prestasi.

Wainer (2001) yang dikutip Djiwandono (2002:161) mengemukakan bahwa guru yang bermotivasi akan tetap melakukan tugas lebih lama dari pada guru yang kurang tinggi motivasinya untuk berprestasi, bahkan sesudah mengalami kegagalan dan menghubungkan kegagalan dengan tidak atau kurang berusaha.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan kepada permasalahan yang akan diteliti, maka penelitian ini tergolong pada jenis penelitian deskriptif. Melihat jumlah populasi yang cukup besar, maka pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proporsional random sampling, Dimana sampel diambil secara acak.

Untuk teknik pengumpulan data penelitian ini digunakan dengan cara melakukan observasi awal sehingga

didapatkan data sekunder dan kemudian dengan cara penyebaran angket maka nantinya diperoleh data primer.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru dan Motivasi Berprestasi Terhadap Sikap Inovatif Guru di SMA Negeri I Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat Berdasarkan hasil pengolahan data melalui analisis jalur dengan program SPSS versi 15.0 didapat bahwa komunikasi interpersonal guru dan motivasi berprestasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap sikap inovatif guru di SMA Negeri I Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat. Dari hasil analisis yang dilakukan terlihat bahwa komunikasi interpersonal guru dan motivasi berprestasi berpengaruh signifikan terhadap sikap inovatif guru, di mana nilai Fhitung > Ftabel yang berarti Ha

diterima dan H0 ditolak, artinya secara

bersama-sama variabel komunikasi interpersonal guru dan motivasi berprestasi berpengaruh secara signifikan terhadap sikap inovatif guru di SMA Negeri I Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat.

Besarnya sumbangan yang diberikan oleh variabel komunikasi interpersonal guru dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap sikap inovatif guru di SMA Negeri I Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat adalah sebesar 88,00% (lihat lampiran

model summary) dengan asumsi

variabel-variabel lain tidak diteliti dianggap tetap. Hal ini berarti semakin tinggi komunikasi interpersonal guru dan motivasi berprestasi guru, maka semakin tinggi pula sikap inovatif guru.

Dalam rangka meningkatkan sikap inovatif guru, maka harus diawali dengan peningkatan komunikasi interpersonal guru dan motivasi

(6)

berprestasi dari dalam diri seorang guru tersebut. Guru yang memiliki komunikasi interpersonal guru dan motivasi berprestasi yang tinggi akan dapat meningkatkan sikap inovatif guru tersebut. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Usman (2002:27) mengemukakan sikap inovatif guru merupakan serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan dilakukan dengan perubahan dan pembaharuan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan tingkah laku dan perkembangan siswa untuk mencapai tingkat pengajaran.

Hal ini sejalan dengan pendapat Muller (2002:25) yang mengemukakan bahwa sikap inovatif guru merupakan kecenderungan yang dimiliki guru terhadap reformasi pendidikan dan pembaruan kurikulum dan penerapan metode mengajar yang tergantung pada guru dalam mengajar.

Jika guru memiliki sikap inovatif, guru tersebut akan kreatif memberikan pelajaran pada siswa, membuat modul yang kreatif, membuat rencana pengajaran yang kreatif, diharapkan nantinya akan memberikan hasil yang maksimal pada siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan sikap inovatif guru.

Berdasarkan deskripsi variabel komunikasi interpersonal guru diperoleh bahwa rerata variabel komunikasi interpersonal guru sebesar 4,04 dengan TCR 80,74% yang mengindikasikan bahwa komunikasi interpersonal guru di SMA Negeri I Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat berada pada kategori baik. Rerata variabel motivasi berprestasi guru diperoleh sebesar 4,00 dengan TCR sebesar 80,08% yang mengindikasikan bahwa motivasi berprestasi guru di SMA Negeri I Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat berada pada kategori baik. Sedangkan rerata variabel sikap inovatif

guru diperoleh sebesar 4,07 dengan TCR sebesar 81,42%, yang mengindikasikan bahwa sikap inovatif guru di SMA Negeri I Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat berada pada kategori baik. Dengan demikian ketiga variabel dalam penelitian ini berada pada kategori baik jika dilihat dari TCR.

2. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Motivasi Berprestasi di SMA N I Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat

Berdasarkan hasil pengolahan data melalui analisis jalur dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 diperoleh bahwa komunikasi interpersonal guru memberikan pengaruh yang positif terhadap motivasi berprestasi di SMA Negeri I Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat. Dari hasil pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa komunikasi interpersonal guru berpengaruh signifikan terhadap motivasi berprestasi, di mana thitung > ttabel atau (7,457 > 2,030) pada taraf signifikansi α = 0,05. Maka hipotesis yang diajukan diterima artinya komunikasi interpersonal guru berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap motivasi berprestasi guru di SMA Negeri I Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat. Hal ini berarti jika komunikasi interpersonal guru ditingkatkan, maka motivasi berprestasi guru akan meningkat sebesar 0,420.

Hal ini sebagai mana yang diungkapkan oleh Wainer (dalam Djiwandono, 1989:161) bermotivasi berprestasi akan tetap melakukan tugas lebih lama dari pada guru yang kurang tinggi motivasinya untuk berprestasi, bahkan sesudah mengalami kegagalan dan menghubungkan kegagalan dengan tidak atau kurang berusaha. Pendeknya guru yang termotivasi untuk mencapai prestasi ingin dan mengharapkan untuk

(7)

sukses dan jika mereka gagal, mereka akan berusaha lebih keras lagi sampai mereka sukses.

Lebih lanjut lagi Anaswir (dalam Hendrifullah, 2006:19) mengemukakan bahwa orang (dalam hal ini ialah guru) yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan selalu melihat hubungan antara usaha yang ia lakukan dengan hasil yang diperolehnya. Ia menganggap bahwa kerja keras akan membawa kepada keberhasilan yang memuaskan. Sebaliknya pekerjaan yang dilakukan tanpa usaha maksimal dan tanpa kerja keras akan membawa kepada kegagalan. Di samping itu orang yang mempunyai motivasi rendah jika mengalami kegagalan maka semangat kerjanya kemungkinan besar akan menurun dan menjadi lebih malas untuk berprestasi.

Freud (dalam Sardiman, 2004:83) mengungkapkan bahwa ciri-ciri seseorang (dalam hal ini ialah guru) yang memiliki motivasi adalah tekun menghadapi tugas (bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang dicapainya), menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu), tidak mudah melepaskan apa yang telah diyakini itu, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal, sehingga akan menimbulkan komunikasi interpersonal.

SIMPULAN

1. Komunikasi interpersonal guru berpengaruh signifikan terhadap motivasi berprestasi di SMA Negeri I Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat, dengan taraf signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti semakin tinggi komunikasi interpersonal guru maka akan semakin tinggi pula motivasi berprestasi guru.

2. Secara bersama-sama komunikasi interpersonal guru dan motivasi berprestasi berpengaruh secara signifikan terhadap sikap inovatif guru di SMA Negeri I Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat, dengan taraf signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti semakin tinggi komunikasi interpersonal guru dan motivasi berprestasi maka akan semakin tinggi pula sikap inovatif guru di SMA Negeri I Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat.

3. Pengaruh variabel komunikasi interpersonal guru terhadap sikap inovatif guru secara langsung sebesar 32,83%. Pengaruh tidak langsung komunikasi interpersonal guru terhadap sikap inovatif guru melalui motivasi berprestasi sebesar 18,75%. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap sikap inovatif guru secara langsung sebesar 17,64%. Pengaruh variabel lain terhadap motivasi berprestasi sebesar 62,69%, sedangkan pengaruh variabel lain terhadap sikap inovatif guru sebesar 34,64%. Rata-rata skor variabel komunikasi interpersonal guru sebesar 4,04 dengan tingkat pencapaian 80,74%. Rata-rata skor variabel motivasi berprestasi sebesar 4,00 dengan tingkat pencapaian 80,08%. Sedangkan rata-rata skor variabel sikap inovatif guru sebesar

(8)

4,07 dengan tingkat pencapaian 81,42%.

SARAN

1. Untuk meningkatkan komunikasi interpersonal guru, guru-guru di SMA Negeri Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat hendaknya: berusaha terbuka kepada kepala sekolah dan teman sejawat terhadap permasalahan yang terjadi, memberikan perhatian khusus atas masalah yang dihadapi oleh orang lain, tidak saling curiga terhadap guru yang lain, berupaya memahami perasaan dan sikap orang lain, memberikan penguatan kepada teman yang membutuhkan pertolongan serta memberikan perhatian yang sungguh-sungguh ketika berkomunikasi dengan orang lain.

2. Untuk meningkatkan motivasi berprestasi guru, guru-guru di SMA Negeri I Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat hendaknya: berusaha menggunakan berbagai metode pembelajaran yang berdasarkan kondisi dan kekhasan pokok bahasan dan mendahulukan tugasnya daripada mengikuti kegiatan yang lain, memberikan materi remedial di luar jam pelajaran, bekerja semaksimal mungkin walaupun tidak diserahkan tanggung jawab kepada guru tersebut, dan mampu menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

3. Untuk dapat meningkatkan sikap inovatif guru, guru-guru di SMA Negeri I Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat hendaknya: terbuka untuk memahami isu-isu baru pendidikan, menerapkan pendekatan yang sesuai dengan perkembangan siswa, berusaha menerapkan

gagasan-gagasan atau ide-ide baru dalam pendidikan dan pengajaran, berusaha memperbaharui metode pengajaran di dalam kelas dan berupaya menemukan metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat membuat siswa belajar lebih kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

Djiwandono, dan Sri Esti Wuryani. 1989.

Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud DIKTI.

Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Organisasi

dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.

Hendrifullah. 2006. ”Kontribusi Motivasi

Berprestasi dan Pembinaan Kreativitas Guru SMP Negeri Kecamatan Matur”. (Tesis). Padang;

Pascasarjana UNP.

Muhammad, Arni. 2000. Komunikasi Organisasi. Jakarta: P2LPTK.

Muller, Daniel. J. 2002. Sikap Sosial: Buku

untuk peneliti dan Praktisi. Jakarta:

Remaja Rosdakarya.

Thoha, Miftah. 2000. Sikap Organisasi:

Konsep Dasar dan Aplikasinya.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Usman, Uzer. 1996. Menjadi Guru Yang

Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Fachrudin Rahmat Bintoro, D1212033, POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA, MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR(Studi korelasi antara Pola Komunikasi

Nivo Liviana Dwisuci-Hubungan Komunikasi Antarpribadi Ibu dan Anak dengan Motivasi Berprestasi Siswa SMA Negeri 1 Bandung-Fakultas Ilmu Komunikasi 2013

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi berprestasi, (2) untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal

Dengan demikian, komunikasi interpersonal berpengaruh positif secara langsung dan tidak langsung terhadap komitmen organisasi guru SMA, yang mana 12% dari

mengumpulkan data terkait dengan tingkat kualitas komunikasi interpersonal, motivasi berprestasi dankreativitas terutama tingkat pengetahuan dan keterampilan yang

Peran komunikasi interpersonal dalam memelihara motivasi berprestasi dalam tim ialah terdapat pada pelatih dan atlet itu sendiri sebagai perencana dan pelaksana

PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL, MOTIVASI BERPRESTASI DAN KREATIVITAS TERHADAP PERILAKU PRODUKTIF ANGGOTA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

ted R 2 ) sebesar 0,706 artinya besarnya sumbangan atau pengaruh variabel kepemimpinan kepala sekolah, disiplin kerja dan motivasi berprestasi terhadap kompetensi guru