Media Komunikasi Paroki St. Stefanus, Cilandak - Jakarta Selatan
#
152
Th.XV
April 201740
Janganlah
Engkau
Memeras
24
30
Tuhan Maunya
Apa Sih?
Beriman
Integratif
MAKIN ADIL MAKIN BERADAB
2 MPApril 2017
Misa Hari
Ulang Tahun
Pemimpin
Triasputro
Sekretaris Redaksi & Traffic
Prima Pasaribu
Creative Design
Donald Saluling, Lucia Asri Ayu Heryanto,
Elisaberth Putri
Redaksi
Adiya W. S, Kornelius Jemada, Felicia N, Veronica Putri Larosa, Ignatia Astrid D.
F, Dian Wiardi, Stevanus Putro, Stella Maris M.P, Maria Henny, A. Setyo Listiantyo, Susan Joezar,
Yenny Lukita, Christina Deasy Levita, Bastian Utama
Facebookmediapassmagz@gmail.com
Artikel/peliputan
redaksimediapass@yahoo.com, (+62818-08030381)
Donasi Kasir Paroki (021- 7512669)
No rekening PGDP PAROKI/GRJ ST. STEFANUS : BCA 071.3021.994
Marketing/Iklan Donald Saluling, Elly Oetomo (+62812-94053016)
Penerbitan Majalah MediaPASS dibawah perlindungan Dewan Paroki St. Stefanus Cilandak melalui Seksi Komunikasi Sosial
(KOMSOS).
Ketua Dewan ParokiAntonius Sumardi, SCJ
Pendamping KOMSOSMarcelino Iwan Goenadi
Ketua Seksi KOMSOS Agustinus Sonny Prakoso
Bendahara Dian Wiardi
Infrastruktur Stefanus Wangsit
Web Page www.st-stefanus.or.id
Emailinfo@st-stefanus.or.id
twitter@ParokiStefanus
RedakturSukiahwati H
Warta Paroki Christina D. L, Yohanes Ledo
Mading/AkrilikKornelius Jemada
KERLING
ANAK KECIL YANG BELAJAR HORMAT KEPADA BENDERA,
melakukannya dengan polos dan serius. Kadangkala kita terlalu repot disibukkan dengan regulasi peraturan yang menuntun kita untuk menjadi manusia yang beradab. Padahal sebetulnya membangun manusia yang beradab adalah dimulai dari kita sendiri. Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) mengkampanyekan untuk kembali kepada pengamalan Pancasila. Sebuah pedoman kenegaraan yang sebetulnya sejalan dengan ajaran Yesus.
Pancasila adalah “Kasih”. Melalui tema Aksi Puasa Pembangunan, Kerasulan Kitab Suci yang berlangsung di lingkungan-lingkungan telah memperlihatkan kokohnya pangkal keteladanan kita yaitu Yesus. Pada Orbitan Utama, Alexander Aur atau biasa dipanggil Alex Aur, menekankan bahwa menjadi orang Katolik harus mampu berintegratif yaitu hidup bersinergis dengan perbedaan. Pancasila sendiri telah mengajarkan arti toleransi, tenggang rasa, sebagai pondasi dasar agar kita bisa saling tolong menolong. Hendrik Siahaan pada Pesona Sabda menjelaskan bahwa dengan persamaan derajat tersebut maka tidak ada keseganan untuk saling mengasihi.
MediaPASS dan umat St. Stefanus sebentar lagi akan merayakan Paskah 2017. Selama masa persiapan ini, semoga edisi 152-April 2017 bisa menjadi inspirasi kita untuk merefleksikan, apakah sudah adil dan beradabkah kita? Selamat membaca.PUT
Daftar Isi
2. Hari Ulang Tahun Perkawinan 3. Kerling
4. Daftar Isi
6. Kalederium April 2017
SEPUTAR PAROKI
8. Rabu Abu 10. Ulang Tahun Taichi12. Rapat Anggaran Tahunan Koperasi 14. Rekoleksi Krisma
16. KKS - Wilayah I & IV 17. KKS - Wilayah II 18. KKS - Wilayah VIII & XI 20. KKS - Wilayah XII
Jadwal Pekan Suci 21. KKS & OMK - Wilayah IX
ORBITAN UTAMA
22. Menjadi Katolik IntegratifPESONA SABDA
28. Kemanusiaan yang LuhurMENURUT MEREKA
34. Apa yang Harus Dilakukan dalamMengamalkan Manusia yang Adil dan Beradab?
36
NUGROHO
JATI13
Rapat Anggaran Tahunan kali ini, mengedepankan komputerisasi dapalam menjalankan sistem pelayanan di Bank.15
Pada tanggal 26 Februari 2017, Seksi Katakese mengadakan Rekoleksi Krisma sebagai pembukaan masa pelajaran penerimaan Sakramen Krisma. 4 MPMaret 2017PROFIL
Belajar bersikap adil dari .36 “SALAH FOKUS”ORBITAN LEPAS
Bagaimana kita akan Ditransformasikan .42 pada Waktu Yesus datang KembaliPanitia Paskah 2017 .44
PSIKOLOGI
Prasangka & Diskriminasi Terhadap .46 Tingkah Laku MasyarakatPENDIDIKAN
Berhitung & Logika Matematika .49KESEHATAN
Hari Tanpa Tembakau .52SKALA IMAN
Bersama Yesus Melewati Lubang Jarum .55Bagian 1
POTRET GEREJA
Kamu Sempurna Seperti Bapa .58 Sempurna AdanyaMenentukan Prioritas adalah Kunci .60
Setiap Pekerjaan
TUNAS STEFANUS
Bersyukur Cara Lio Gapai Impian .62 Jadi PilotMewarnai - Santo Yusuf .65
Dana Paroki Februari - Ongkos Cetak .66
#
153
Th.XV
Mei 2017
TEMA EDISI
CARA TUHAN
Kami menunggu kontribusi anda dalam bentuk liputan kegiatan, lingkungan,
wilayah, komunitas, kesaksian atau bahkan artikel bebas ke alamat redaksi kami di redaksimediapass@yahoo.com.
56
Bonaventura Sutadi, menulis sebuah pengalaman hidupnya sebelum Bapa memanggilnya. Sebuah perjuangan yang MP rangkum dalam Skala Iman.11
Tai Chi merayakan hari ulang tahunnya yang ke-12. Kegiatan olahraga senam ini sendiri dimulai setiap hari Sabtu.6 MPApril 2017
1 Pengajaran Katekumen (Katakese) LD 205 Pk. 08.00 - 09.00
Latihan Taekwondo (kepemudaan) Aula Pk. 14.00-17.00
Pelatihan /Sosialisasi penggiat LH dan Ketua Lingkungan (SKP) Pelatihan/workshop ttg SAMPAH (SKP) Pertemuan rutin seksi HAAK antar paroki Dekenat Selatan & Tangerang (HAAK) LD 107 Pk. 10.00-13.00
2 Paduan Suara Remaja Katolik
(Kepemudaan) LD 305 Pk. 13.00-16.00 3 Koor ME (ME) LD 306 Pk. 19.00-21.00 4 Pengajaran KKS (KKS) LD 307-308 Pk. 19.00-21.00 5 Kunjungan ke RS Pondok Indah (LM) PK. 09.00-11.00 6 Rapat DPH (DPH) R. Rapat DPH Paroki Pk. 19.00-21.30 7 Rapat Presidium MBP (LM BP) - R. 205Pk. 19.30-22.00 8 Baptisan Dewasa (Katakese) GEREJA Pk. 10.00 Rapat Presidium MDK (LM) LD 208 Pk.
11.30-12.00 Latihan Koor Wil 6 (Wil 6) LD 207 Pk. 19.30-21.30 Rapat Presidium RPD (LM) LD 305 Pk. 10.00-12.00 Latihan Bersama (PDKK Malam) Lt. 3 Pk. 19.00-21.30 Rapat Presidium RRM (LM) LD 205 Pk. 10.00 Latihan Taekwondo (kepemudaan) Aula Pk. 14.00-17.00 Pelajaran Sakramen KRISMA (Katakese)
LD 301-312 atau 201-212 Pk. 11.30-14.00
Rapat Presidium RPSI (LM) LD 205
Pk.10.00-12.00 Kunjungan ke RS Mayapada (LM) PK. 09.00-11.00 Rapat SKK (SKK) LD 206 Pk. 19.00 - 21.00 ADORASI (KTM) Aula Lt. 4 Pk. 19.00-20.30 Rekoleksi Peserta Baptisan Dewasa (Katakese) LD 307-308 Pelajaran Sakramen Komuni Pertama
(Katakese) LD 301-312 atau 201-212 Pk. 08.00-10.00
Rapat Presidium BRI (LM) Kapel
Keluarga Nazaret Pk.19.00-21.00 Aksi Paskah (PSE) LD 109
latihan Visualisasi Jalan Salib (Kepemudaan) Aula Lt. 4 Pk. 19.00 -22.00
PENGAKUAN DOSA (Gereja) Pk. 08.00 - 21.00 & Pk. 16.30 - 21.00 Pengajaran BIR (Katakese) LD 206 Pk.
09.30-11.00 Kunjungan ke RS Siloam (LM) PK. 10.30-12.00 PENGAKUAN DOSA (Gereja) Pk. 16.00 - 21.00 Aksi Paskah (PSE) LD 109 Pengajaran BIA (Katakese) LD 207-209
Pk. 09.30-11.00 Doa Bersama (PDKK Malam) LD 308 Pk. 19.00-21.30 PENGAKUAN DOSA (Gereja) Pk. 08.00 - 21.00 & Pk. 16.30 - 21.00 Pengajaran Katekumen (Katakese) LD
205 08.00 - 09.30 Pertemuan KTM (KTM) LD 312 Pk. 19.00-21.30 Pengajaran Katekumen (Katakese) LD
205 Pk. 09.30 - 11.00
PENGAKUAN DOSA (Sekolah & Kapel Keluarga Nazaret) Pk. 08.00 - 21.00 & Pk. 16.00 - 21.00
latihan Visualisasi Jalan Salib (Kepemudaan) Aula Lt. 4 Pk. 11.00-15.30 Pengajaran Agama Katolik (Katakese) LD 210,212,207, 208 Pk. 09.30-11.00
9 MINGGU PALMA 10 Koor ME (ME) LD 306 Pk. 19.00-21.00 11 Pengajaran KKS (KKS) LD 307-308 Pk. 19.00-21.00 12 Kunjungan ke RS Pondok Indah (LM) PK. 09.00-11.00 13 KAMIS PUTIH 14 JUMAT AGUNG 15 MALAM PASKAH
MISA I Pk. 07.00 Latihan Koor Wil 6 (Wil 6) LD 207 Pk. 19.30-21.30 Rapat Presidium RPD (LM) LD 305 Pk. 10.00-12.00 Latihan Bersama (PDKK Malam) Lt. 3 Pk. 19.00-21.30 MISA I Pk. 18.30 JALAN SALIB TERAKHIR Pk. 08.00 MISA I Pk. 17.30 MISA II Pk. 09.30 Perarakan Rapat Presidium RPSI (LM) LD 205 Pk.10.00-12.00 Kunjungan ke RS Mayapada (LM) PK. 09.00-11.00 latihan Visualisasi Jalan Salib (Kepemudaan) Aula Lt. 4 Pk. 19.00
-22.00 MISA II Pk. 21.30 Dilanjutkan Tuguran MISA I Pk. 10.30 MISA II Pk. 21.30 MISA III Pk. 16.30 Rapat Presidium BRI (LM) Kapel Keluarga Nazaret Pk.19.00-21.00 MISA II Pk. 14.00
MISA III Pk. 19.00 Kunjungan ke RS Siloam (LM) PK. 10.30-12.00 MISA III Pk. 17.30 Doa Bersama (PDKK Malam) LD 308 Pk.
19.00-21.30
Pertemuan KTM (KTM) LD 312 Pk. 19.00-21.30
16 MINGGU PASKAH 17 Koor ME (ME) LD 306 Pk. 19.00-21.00 18 Pengajaran KKS (KKS) LD 307-308 Pk. 19.00-21.00 19 09.00-11.00Kunjungan ke RS Pondok Indah (LM) PK. 20 Rapat DPH (DPH) R. Rapat DPH ParokiPk. 19.00-21.30 21 Rapat Presidium MBP (LM BP) - R. 205Pk. 19.30-22.00 22 Pengajaran Katekumen (Katakese) LD205 Pk. 08.00 - 09.00 MISA I Pk. 07.00 Latihan Koor Wil 6 (Wil 6) LD 207 Pk. 19.30-21.30 Rapat Presidium RPD (LM) LD 305 Pk. 10.00-12.00 Latihan Bersama (PDKK Malam) Lt. 3 Pk. 19.00-21.30 Rapat Presidium RRM (LM) LD 205 Pk. 10.00 Latihan Taekwondo (kepemudaan) Aula Pk. 14.00-17.00 MISA II Pk. 09.30 (Anak-anak) Rapat Presidium RPSI (LM) LD 205 Pk.10.00-12.00 Kunjungan ke RS Mayapada (LM) PK. 09.00-11.00 Rapat Intern Koord Tugas (SKK) LD 206 Pk. 19.00-21.00 Doa Yesus (KTM) Pk. 19.00-20.00
MISA III Pk. 17.00 Rapat Presidium BRI (LM) Kapel Keluarga Nazaret Pk.19.00-21.00 Rapat Koordinasi Seksi HAAK (HAAK) LD 205 Pk. 17.30 - 18.30 Pelajaran Serial Katekese-3 (Katakese) LD LD 306-309 Kunjungan ke RS Siloam (LM) PK.
10.30-12.00
Doa Bersama (PDKK Malam) LD 308 Pk. 19.00-21.30
Pertemuan KTM (KTM) LD 312 Pk. 19.00-21.30
27 Paduan Suara Remaja Katolik
(Kepemudaan) LD 305 Pk. 13.00-16.00 28 Koor ME (ME) LD 306 Pk. 19.00-21.00 29 Pengajaran KKS (KKS) LD 307-308 Pk. 19.00-21.00 30 Kunjungan ke RS Pondok Indah (LM) PK. 09.00-11.00 Rapat Presidium MDK (LM) LD 208 Pk.
11.30-12.00 Latihan Koor Wil 6 (Wil 6) LD 207 Pk. 19.30-21.30 Rapat Presidium RPD (LM) LD 305 Pk. 10.00-12.00 Latihan Bersama (PDKK Malam) Lt. 3 Pk. 19.00-21.30 Pengajaran BIR (Katakese) LD 206 Pk.
09.30-11.00 Rapat Presidium RPSI (LM) LD 205 Pk.10.00-12.00 Kunjungan ke RS Mayapada (LM) PK. 09.00-11.00 Pengajaran BIA (Katakese) LD 207-209
Pk. 09.30-11.00 Rapat Presidium BRI (LM) Kapel Keluarga Nazaret Pk.19.00-21.00 Pengajaran Agama Katolik (Katakese) LD
210,212,207, 208 Pk. 09.30-11.00 Kunjungan ke RS Siloam (LM) PK. 10.30-12.00 Pengajaran Katekumen (Katakese) LD
205 08.00 - 09.30 Doa Bersama (PDKK Malam) LD 308 Pk. 19.00-21.30 Pengajaran Katekumen (Katakese) LD
205 zPk. 09.30 - 11.00 Pertemuan KTM (KTM) LD 312 Pk. 19.00-21.30
SABTU
MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
KA
LE
ND
ER
IU
M
A
PR
IL 2
01
7
1 Pengajaran Katekumen (Katakese) LD 205 Pk. 08.00 - 09.00
Latihan Taekwondo (kepemudaan) Aula Pk. 14.00-17.00
Pelatihan /Sosialisasi penggiat LH dan Ketua Lingkungan (SKP) Pelatihan/workshop ttg SAMPAH (SKP) Pertemuan rutin seksi HAAK antar paroki Dekenat Selatan & Tangerang (HAAK) LD 107 Pk. 10.00-13.00
2 Paduan Suara Remaja Katolik
(Kepemudaan) LD 305 Pk. 13.00-16.00 3 Koor ME (ME) LD 306 Pk. 19.00-21.00 4 Pengajaran KKS (KKS) LD 307-308 Pk. 19.00-21.00 5 Kunjungan ke RS Pondok Indah (LM) PK. 09.00-11.00 6 Pk. 19.00-21.30Rapat DPH (DPH) R. Rapat DPH Paroki 7 Rapat Presidium MBP (LM BP) - R. 205Pk. 19.30-22.00 8 Baptisan Dewasa (Katakese) GEREJA Pk. 10.00 Rapat Presidium MDK (LM) LD 208 Pk.
11.30-12.00 Latihan Koor Wil 6 (Wil 6) LD 207 Pk. 19.30-21.30 Rapat Presidium RPD (LM) LD 305 Pk. 10.00-12.00 Latihan Bersama (PDKK Malam) Lt. 3 Pk. 19.00-21.30 Rapat Presidium RRM (LM) LD 205 Pk. 10.00 Latihan Taekwondo (kepemudaan) Aula Pk. 14.00-17.00 Pelajaran Sakramen KRISMA (Katakese)
LD 301-312 atau 201-212 Pk. 11.30-14.00
Rapat Presidium RPSI (LM) LD 205
Pk.10.00-12.00 Kunjungan ke RS Mayapada (LM) PK. 09.00-11.00 Rapat SKK (SKK) LD 206 Pk. 19.00 - 21.00 20.30ADORASI (KTM) Aula Lt. 4 Pk. 19.00- Rekoleksi Peserta Baptisan Dewasa (Katakese) LD 307-308 Pelajaran Sakramen Komuni Pertama
(Katakese) LD 301-312 atau 201-212 Pk. 08.00-10.00
Rapat Presidium BRI (LM) Kapel
Keluarga Nazaret Pk.19.00-21.00 Aksi Paskah (PSE) LD 109
latihan Visualisasi Jalan Salib (Kepemudaan) Aula Lt. 4 Pk. 19.00 -22.00
PENGAKUAN DOSA (Gereja) Pk. 08.00 - 21.00 & Pk. 16.30 - 21.00 Pengajaran BIR (Katakese) LD 206 Pk.
09.30-11.00 Kunjungan ke RS Siloam (LM) PK. 10.30-12.00 PENGAKUAN DOSA (Gereja) Pk. 16.00 - 21.00 Aksi Paskah (PSE) LD 109 Pengajaran BIA (Katakese) LD 207-209
Pk. 09.30-11.00 Doa Bersama (PDKK Malam) LD 308 Pk. 19.00-21.30 PENGAKUAN DOSA (Gereja) Pk. 08.00 - 21.00 & Pk. 16.30 - 21.00 Pengajaran Katekumen (Katakese) LD
205 08.00 - 09.30 Pertemuan KTM (KTM) LD 312 Pk. 19.00-21.30 Pengajaran Katekumen (Katakese) LD
205 Pk. 09.30 - 11.00
PENGAKUAN DOSA (Sekolah & Kapel Keluarga Nazaret) Pk. 08.00 - 21.00 & Pk. 16.00 - 21.00
latihan Visualisasi Jalan Salib (Kepemudaan) Aula Lt. 4 Pk. 11.00-15.30 Pengajaran Agama Katolik (Katakese) LD 210,212,207, 208 Pk. 09.30-11.00
9 MINGGU PALMA 10 Koor ME (ME) LD 306 Pk. 19.00-21.00 11 Pengajaran KKS (KKS) LD 307-308 Pk. 19.00-21.00 12 Kunjungan ke RS Pondok Indah (LM) PK. 09.00-11.00 13 KAMIS PUTIH 14 JUMAT AGUNG 15 MALAM PASKAH
MISA I Pk. 07.00 Latihan Koor Wil 6 (Wil 6) LD 207 Pk. 19.30-21.30 Rapat Presidium RPD (LM) LD 305 Pk. 10.00-12.00 Latihan Bersama (PDKK Malam) Lt. 3 Pk. 19.00-21.30 MISA I Pk. 18.30 JALAN SALIB TERAKHIR Pk. 08.00 MISA I Pk. 17.30 MISA II Pk. 09.30 Perarakan Rapat Presidium RPSI (LM) LD 205 Pk.10.00-12.00 Kunjungan ke RS Mayapada (LM) PK. 09.00-11.00 latihan Visualisasi Jalan Salib (Kepemudaan) Aula Lt. 4 Pk. 19.00
-22.00 MISA II Pk. 21.30 Dilanjutkan Tuguran MISA I Pk. 10.30 MISA II Pk. 21.30 MISA III Pk. 16.30 Rapat Presidium BRI (LM) Kapel Keluarga Nazaret Pk.19.00-21.00 MISA II Pk. 14.00
MISA III Pk. 19.00 Kunjungan ke RS Siloam (LM) PK. 10.30-12.00 MISA III Pk. 17.30 Doa Bersama (PDKK Malam) LD 308 Pk.
19.00-21.30
Pertemuan KTM (KTM) LD 312 Pk. 19.00-21.30
16 MINGGU PASKAH 17 Koor ME (ME) LD 306 Pk. 19.00-21.00 18 Pengajaran KKS (KKS) LD 307-308 Pk. 19.00-21.00 19 09.00-11.00Kunjungan ke RS Pondok Indah (LM) PK. 20 Pk. 19.00-21.30Rapat DPH (DPH) R. Rapat DPH Paroki 21 Rapat Presidium MBP (LM BP) - R. 205Pk. 19.30-22.00 22 Pengajaran Katekumen (Katakese) LD205 Pk. 08.00 - 09.00 MISA I Pk. 07.00 Latihan Koor Wil 6 (Wil 6) LD 207 Pk. 19.30-21.30 Rapat Presidium RPD (LM) LD 305 Pk. 10.00-12.00 Latihan Bersama (PDKK Malam) Lt. 3 Pk. 19.00-21.30 Rapat Presidium RRM (LM) LD 205 Pk. 10.00 Latihan Taekwondo (kepemudaan) Aula Pk. 14.00-17.00 MISA II Pk. 09.30 (Anak-anak) Rapat Presidium RPSI (LM) LD 205 Pk.10.00-12.00 Kunjungan ke RS Mayapada (LM) PK. 09.00-11.00 Rapat Intern Koord Tugas (SKK) LD 206 Pk. 19.00-21.00 Doa Yesus (KTM) Pk. 19.00-20.00
MISA III Pk. 17.00 Rapat Presidium BRI (LM) Kapel Keluarga Nazaret Pk.19.00-21.00 Rapat Koordinasi Seksi HAAK (HAAK) LD 205 Pk. 17.30 - 18.30 LD LD 306-309Pelajaran Serial Katekese-3 (Katakese) Kunjungan ke RS Siloam (LM) PK.
10.30-12.00
Doa Bersama (PDKK Malam) LD 308 Pk. 19.00-21.30
Pertemuan KTM (KTM) LD 312 Pk. 19.00-21.30
27 Paduan Suara Remaja Katolik
(Kepemudaan) LD 305 Pk. 13.00-16.00 28 Koor ME (ME) LD 306 Pk. 19.00-21.00 29 Pengajaran KKS (KKS) LD 307-308 Pk. 19.00-21.00 30 Kunjungan ke RS Pondok Indah (LM) PK. 09.00-11.00 Rapat Presidium MDK (LM) LD 208 Pk.
11.30-12.00 Latihan Koor Wil 6 (Wil 6) LD 207 Pk. 19.30-21.30 Rapat Presidium RPD (LM) LD 305 Pk. 10.00-12.00 Latihan Bersama (PDKK Malam) Lt. 3 Pk. 19.00-21.30 Pengajaran BIR (Katakese) LD 206 Pk.
09.30-11.00 Rapat Presidium RPSI (LM) LD 205 Pk.10.00-12.00 Kunjungan ke RS Mayapada (LM) PK. 09.00-11.00 Pengajaran BIA (Katakese) LD 207-209
Pk. 09.30-11.00 Rapat Presidium BRI (LM) Kapel Keluarga Nazaret Pk.19.00-21.00 Pengajaran Agama Katolik (Katakese) LD
210,212,207, 208 Pk. 09.30-11.00 Kunjungan ke RS Siloam (LM) PK. 10.30-12.00 Pengajaran Katekumen (Katakese) LD
205 08.00 - 09.30 Doa Bersama (PDKK Malam) LD 308 Pk. 19.00-21.30 Pengajaran Katekumen (Katakese) LD
205 zPk. 09.30 - 11.00 Pertemuan KTM (KTM) LD 312 Pk. 19.00-21.30
SABTU
MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
MOHON LIHAT HIMBAUAN TATA CARA
PARKIR PADA HALAMAN 64
8 MPApril 2017
Keterangan foto:
1. Para misdinar sedang berdoa 2. Pastor Joko Susilo, SCJ sedang berhomili tentang fenomena kata Rabu dan Abu. 3. Salah satu lektor sedang bertugas 4. Paduan Suara Seraphim 5. Paduan Suara Lansia 6. Pastor Kondrat, SVD berkonselebrasi bersama Pastor Joko Susilo, SCJ pada misa kudus Rabu Abu 7. Pastor Joko Susilo memberi tanda abu pada keningnya sebelum memulai ritual pemberian abu kepada umat. 8-11. “Bertobatlah, dan percayalah pada Injil” 12. Sakramen Ekaristi 13. Pemberian komuni setelah ritual pemberian abu.
“
Bertobatlah dan
percayalah pada
Inji l
”
1 Maret 2017
1 4 7 10 11 12 13 8 5 6 3 2 9Keterangan foto:
1. Para misdinar sedang berdoa 2. Pastor Joko Susilo, SCJ sedang berhomili tentang fenomena kata Rabu dan Abu. 3. Salah satu lektor sedang bertugas 4. Paduan Suara Seraphim 5. Paduan Suara Lansia 6. Pastor Kondrat, SVD berkonselebrasi bersama Pastor Joko Susilo, SCJ pada misa kudus Rabu Abu 7. Pastor Joko Susilo memberi tanda abu pada keningnya sebelum memulai ritual pemberian abu kepada umat. 8-11. “Bertobatlah, dan percayalah pada Injil” 12. Sakramen Ekaristi 13. Pemberian komuni setelah ritual pemberian abu.
“
Bertobatlah dan
percayalah pada
Inji l
”
1 Maret 2017
1 4 7 10 11 12 13 8 5 6 3 2 910 MPApril 2017
T
ak terasa 12 tahun sudahKomunitas Taichi Gereja St. Stefanus, Cilandak telah melayani warga gereja lewat senam Taichi. Melihat dari sejarahnya, senam ini baru diselenggarakan pertama kali dengan dibantu oleh teman-teman dari Komunitas Ping Pong,
pada 5 Maret 2005. Pada saat itu hanya empat orang peserta saja yang hadir mengikuti senam. Walaupun hanya sedikit yang mengikuti, tapi komunitas ini tidak putus semangat, mereka terus melanjutkan kegiatan secara rutin setiap minggunya dan anggota pun mulai bertambah.
Sebagai bentuk ucapan syukur komunitas yang sampai dengan tahun 2017 ini masih berdiri, diadakanlah acara syukuran pada Sabtu, 11 Maret 2017 di Gedung Leo Dehon. Pastur Martin pun turut hadir memeriahkan acara tersebut.
Selain memberi sambutan dan berkat, Pastur juga
mennyampaikan hampir sekitar 80% datangnya suatu penyakit disebabkan oleh diri kita sendiri. Hal itu diakibatkan pola makan dan pola hidup yang tidak tertib, serta malas berolahraga dan bergerak. Maka, berbagai penyakit dan masalah kesehatan kerap muncul. Mungkin
selama ini tidak banyak warga gereja yang mengetahui bahwa senam Taichi bukan hanya
diperuntukkan bagi lansia saja, tapi untuk semua usia. Beruntung saat ini tidak hanya lansia saja yang mengikuti senam, orang muda pun turut serta memeriahkan senam tersebut.
Untuk itulah Pastur Martin yang juga sebagai sosok yang mencintai olahraga mengajak kita semua warga gereja untuk ikut bergabung dan memanfaatkan olahraga Taichi ini untuk menjaga kesehatan. Senam ini rutin dilaksanakan setiap Sabtu
12 MPApril 2017
R
apat Anggota Tahunan (RAT) merupakan forum tertinggi dalam Koperasi Budi Asih St. Stefanus, di mana para pengurus dan pengawas menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ), dihadapan seluruh anggota koperasi. Dalam RAT tahun ini, ada beberapa hal yang patut diacungi jempol. RAT yang ke-30 itu diselenggarakan di Gedung Leo Dehon pada Minggu 12 Maret 2017. Dalam acara ini, selain pengurus dan pengawas, 202 anggota yang mengisi absensi, juga hadir Dewan Paroki yang diwakili oleh Pastur Joko Susilo, SCJ, Lily Kandou sebagai Pendiri Koperasi Budi Asih dan Antonius Sugianto dari Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit).Acara yang mengangkat tema ‘Meningkatkan Pelayanan Anggota Berbasis IT” itu dimulai pukul 09.30 WIB dan diawali dengan berdoa sesuai keyakinan masing-masing. Ya, anggota yang hadir dalam RAT bukan hanya warga Paroki St. Stefanus saja, tapi juga masyarakat umum yang ikut menabung di Koperasi Budi Asih.
Sebelum masuk ke inti acara yaitu pembahasan LPJ, peserta RAT menyanyikan bersama-sama lagu Indonesia Raya, Hymne Koperasi, dan Mars Koperasi Budi Asih. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari AB Sutarno sebagai Ketua Panita RAT, Theresia Patty selaku Ketua Umum Koperasi Budi Asih, Pastur Joko Susilo dan terakhir dari Puskopdit.
Setelah itu masuk ke susunan acara utama yaitu membahas LPJ. Dalam pembahasan LPJ, Theresia menyampaikan bahwa selama ini koperasi masih menggunakan sistem manual, untuk mencatatkan simpanan
para anggota. Namun nantinya, lanjut Theresia, koperasi akan mengarah pada sistem komputerisasi, di mana semua sistem pelayanannya seperti di bank.
“Harapan kami dikemudian hari seperti itu. Jadi tinggal print bukti transaksi di koperasi,” kata Theresia. Selain itu terkait LPJ, Theresia juga menyampaikan bahwa organisasi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu mengalami kenaikan dalam sektor aset.
Aset yang dimaksud beberapa diantaranya menyangkut Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Kapitalisasi, Simpanan Bulanan (Sibulan), dan Sertifikat Simpanan Khusus Berjangka (Sikujang). Aset Koperasi Budi Asih dalam dua tahun terakhir naik dari Rp. 2,8 miliar menjadi lebih dari Rp. 5 miliar. Mengetahui kenaikan itu, ratusan anggota yang hadir saat itu menyambut gembira kabar baik tersebut. Kegembiraan semakin menyeruak, saat panitia mengadakan
doorprize untuk memeriahkan acara.
Dalam acara itu Lily Kandou ikut menyampaikan sukacitanya terkait perkembangan koperasi yang telah berdiri selama 34 tahun tersebut. Beliau mengaku sangat berterima kasih pada anggota yang masih setia dan memberi kepercayaan pada Koperasi Budi Asih, untuk tetap bersinergi dalam hal pembangunan koperasi.
Nah sudah gembira dan saling menyalurkan sukacita, pengurus kembali melanjutkan acara dengan menyampakan rencana kerja yang baru setelah tutup buku. Salah satunya pengadaan gedung koperasi. Acara lalu ditutup dengan doa sekitar pukul 13.30 WIB.ELS
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN (RAT)
KOPERASI BUDI ASIH
Siap Tingkatkan Pelayanan
Berbasis Teknologi
Keterangan foto:
1. Pemimpin acara RAT 2-3. Peserta berdatangan 4. Sambutan Pastor Joko Susilo, SCJ 5. Peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama 6. Kata sambutan panitia RAT-34 7. Cindera mata untuk para anggota koperasi teladan 8. Foto bersama Pengurus Koperasi Budi Asih setelah acara usai.
1 2 5 3 6 7 4 8
SEPUTAR PAROKI
R
apat Anggota Tahunan (RAT) merupakan forum tertinggi dalam Koperasi Budi Asih St. Stefanus, di mana para pengurus dan pengawas menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ), dihadapan seluruh anggota koperasi. Dalam RAT tahun ini, ada beberapa hal yang patut diacungi jempol. RAT yang ke-30 itu diselenggarakan di Gedung Leo Dehon pada Minggu 12 Maret 2017. Dalam acara ini, selain pengurus dan pengawas, 202 anggota yang mengisi absensi, juga hadir Dewan Paroki yang diwakili oleh Pastur Joko Susilo, SCJ, Lily Kandou sebagai Pendiri Koperasi Budi Asih dan Antonius Sugianto dari Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit).Acara yang mengangkat tema ‘Meningkatkan Pelayanan Anggota Berbasis IT” itu dimulai pukul 09.30 WIB dan diawali dengan berdoa sesuai keyakinan masing-masing. Ya, anggota yang hadir dalam RAT bukan hanya warga Paroki St. Stefanus saja, tapi juga masyarakat umum yang ikut menabung di Koperasi Budi Asih.
Sebelum masuk ke inti acara yaitu pembahasan LPJ, peserta RAT menyanyikan bersama-sama lagu Indonesia Raya, Hymne Koperasi, dan Mars Koperasi Budi Asih. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari AB Sutarno sebagai Ketua Panita RAT, Theresia Patty selaku Ketua Umum Koperasi Budi Asih, Pastur Joko Susilo dan terakhir dari Puskopdit.
Setelah itu masuk ke susunan acara utama yaitu membahas LPJ. Dalam pembahasan LPJ, Theresia menyampaikan bahwa selama ini koperasi masih menggunakan sistem manual, untuk mencatatkan simpanan
para anggota. Namun nantinya, lanjut Theresia, koperasi akan mengarah pada sistem komputerisasi, di mana semua sistem pelayanannya seperti di bank.
“Harapan kami dikemudian hari seperti itu. Jadi tinggal print bukti transaksi di koperasi,” kata Theresia. Selain itu terkait LPJ, Theresia juga menyampaikan bahwa organisasi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu mengalami kenaikan dalam sektor aset.
Aset yang dimaksud beberapa diantaranya menyangkut Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Kapitalisasi, Simpanan Bulanan (Sibulan), dan Sertifikat Simpanan Khusus Berjangka (Sikujang). Aset Koperasi Budi Asih dalam dua tahun terakhir naik dari Rp. 2,8 miliar menjadi lebih dari Rp. 5 miliar. Mengetahui kenaikan itu, ratusan anggota yang hadir saat itu menyambut gembira kabar baik tersebut. Kegembiraan semakin menyeruak, saat panitia mengadakan
doorprize untuk memeriahkan acara.
Dalam acara itu Lily Kandou ikut menyampaikan sukacitanya terkait perkembangan koperasi yang telah berdiri selama 34 tahun tersebut. Beliau mengaku sangat berterima kasih pada anggota yang masih setia dan memberi kepercayaan pada Koperasi Budi Asih, untuk tetap bersinergi dalam hal pembangunan koperasi.
Nah sudah gembira dan saling menyalurkan sukacita, pengurus kembali melanjutkan acara dengan menyampakan rencana kerja yang baru setelah tutup buku. Salah satunya pengadaan gedung koperasi. Acara lalu ditutup dengan doa sekitar pukul 13.30 WIB.ELS
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN (RAT)
KOPERASI BUDI ASIH
Siap Tingkatkan Pelayanan
Berbasis Teknologi
Keterangan foto:
1. Pemimpin acara RAT 2-3. Peserta berdatangan 4. Sambutan Pastor Joko Susilo, SCJ 5. Peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama 6. Kata sambutan panitia RAT-34 7. Cindera mata untuk para anggota koperasi teladan 8. Foto bersama Pengurus Koperasi Budi Asih setelah acara usai.
1 2 5 3 6 7 4 8
14 MPApril 2017
R E K O L E K S I
SAKRAMEN KRISMA
G
ereja Katolik ParokiSt. Stefanus Cilandak menyelenggarakan perayaan penerimaan Sakramen Krisma (Penguatan) sekali dalam dua tahun, yaitu setiap tahun ganjil. Biasanya dilakukan bersamaan dengan perayaan Hari Raya Pentakosta.
Untuk tahun ini, Sakramen Krisma dilaksanakan pada hari tersebut, tepatnya pada hari Minggu 4 Juni 2017 pukul 09:30 WIB.
Rencananya Sakramen Krisma ini akan diberikan langsung oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo. Sebanyak 127 Umat (krismawan/wati) yang akan mengikuti pengajaran persiapan penerimaan sakramen tahun 2017.
Persyaratan mengikuti pengajaran persiapan Sakramen Krisma tahun ini yaitu:
• Sudah dibaptis
• Sudah menerima sakramen ekaristi atau minimal duduk di kelas 8 SMP. Pembatasan usia sekolah ini penting mengingat,
“Dengan menerima sakramen krisma, kita terikat pada Gereja secara lebih sempurna, dan diperkaya dengan daya kekuatan Roh Kudus yang istimewa; dan dengan demikian kita diwajibkan untuk meyebarluaskan dan membela Iman akan Yesus Kristus yang sejati, dengan perkataan dan perbuatan” (LG 11; KGK 1285).
Menerima Sakramen Krisma berarti menerima curahan Roh Kudus dan kita dipandang sudah dewasa dalam iman dan siap menerima tanggung jawab untuk menjadi saksi Kristus.
Maka, kita matang intelektual, teguh dan dewasa, dalam bertindak serta meneladani ajaran Yesus Kristus.
Akan ada sembilan kali pertemuan, dua kali rekoleksi di awal pertemuan dan di minggu terakhir. Kemudian, pada akhir tahap krismawan/wati melakukan sakramen tobat yang rencananya diadakan pada tanggal 29-31 Mei 2017. Pengajarannya sendiri sudah Benediktus Jaston Sinaga
dimulai sejak 5 Maret 2017, setiap minggunya pada pukul 11:30 – 13:00 WIB.
ACARA REKOLEKSI AWAL PERSIAPAN PENERIMAAN
SAKRAMEN KRISMA
Rekoleksi berlangsung pada Minggu, 26 Februari 2017 pukul 09:00 – 12:30 WIB bertempat di Aula Gedung Leo Dehon Lantai-4. Sekitar 80 orang krisawan/wati dan didampingi 30 orang tua dari krismawan/wati yang masih duduk dibangku SMP/SMA, ada sekitar 15 orang pendamping dan panitia hadir dalam rekoleksi awal itu.
Acara terbagi menjadi tiga sesi yaitu:
• Kuis ABC.
• Pembekalan dari pastor paroki, yang disampaikan oleh Pastor. FX. Joko Susilo, SCJ
• Pemaparan materi pengajaran persiapan krisma secara umum oleh Ketua Seksi Katekese, Benediktus Jaston Sinaga. Pada sesi pembekalan Pastor
Lilo menyampaikan, Alasan Gereja Katolik memilih 7 Sakramen. karena gereja menilai kehidupan manusia terdapat 7 tahap yaitu;
1. Lahir Sakramen Baptis (bdk. Yoh 3:5)
2. Makan Sakramen Ekaristi (bdk Yoh 6:
51-56)
3. Dewasa
Sakramen Krisma (Kis 1: 5)
4. Sakit Rohani
Sakramen Tobat ( Yoh 20: 22-23)
5. Pilihan hidup menikah
Sakramen Perkawinan (Mat 19:
5-6)
6. Pilihan hidup khusus
Sakramen Imamat (Mat 19:12)
7. Sakit Jasmani
Sakramen Perminyakan (Yak 5:14) Sementara dalam sesi ketiga dijelaskan, umat beriman perlu memiliki pengetahuan tentang Allah yang kita Imani, lalu membina relasi dengan DIA (ibadah) dan menjalani kehidupan sesuai dengan
kehedaknya-NYA.MP
1 Pastor Lilo memberikan materi pembekalan. 2 Diskusi
kelompok (Dewasa) 3 Diskusi Kelompok (SMP). 4 Suasana
Kuis ABC.
1 2
3
16 MPApril 2017
Pertemuan pertama KKS ini diadakan pada tanggal 9 Maret 2017, bertempat di kediaman Haryudanto dengan tema “Membangun
Sikap Adil dan Beradab dalam Keluarga”. Kegiatan ini diikuti umat sebanyak 10 orang, di fasilitasi oleh Seksi Liturgi lingkungan Dini dan Joseph Krismanto DW.
LINGKUNGAN SANTO YOHANES PEMANDI
W
ilayah
I
YOHANES SALIBW
ilayah
IV
THERESIA AVILLA LINGKUNGANCLEMENTUS & FAUSTNA
Pertemuan pertama KKS di lingkungan St. Clementus dan Sta. Faustina, bertempat di rumah Etek / Poppy di Jl. Taman Pinang Nikel. Umat yang hadir 12 orang, kegiatan ini dipimpin oleh Cecilia Diana Ketua lingkungan Clementus
W
ilayah
II
YUSTINUS
LINGKUNGAN SANTA
BONAVENTURA
Rosario di kediaman Kristian Arosgraha 30 orang hadir.
LINGKUNGAN SANTA BERNADETTE Pertemuan pertama KKS dengan
tema “Membangun Sikap Adil dan Beradab dalam Keluarga” di Lingkungan Sta. Bernadette di hadiri oleh 11 orang. Kegiatan ini bertempat di Jl. KH Muhasyim 1/13 Cilandak Barat kediaman Tjuk Sutono yang juga fasilitator pertemuan KKS saat itu.
W
ilayah
IV
18 MPApril 2017
W
ilayah
VIII
HIERONIMUS
Kegiatan Pra-Paskah kedua lingkungan Paulus Wilayah VIII, dihadiri 25 orang dibawakan oleh Yohanes Tukimin . Kegiatan ini diadakan di rumah Antonius Sunyoto
LINGKUNGAN SANTO
PAULUS
W
ilayah
XI
GABRIEL MALAIKAT AGUNG
LINGKUNGAN MARIA RATU DAMAI
Pertemuan lingkungan pada masa APP kedua, Maria Ratu Damai di Wilayah 11 bertempat di kediaman Mukti dan dan dihadiri 18 orang. Kegiatan ini dibimbing oleh Bob Soekadiyono pada hari Kamis tanggal 16 Maret 2017.
W
ilayah
XI
GABRIEL MALAIKAT AGUNG
Peony Kids’ Centre is a one-stop Diagnostic
Learning Support & Specialised Intervention Centre for children with special developmental needs in terms of their learning abilities, behaviour, social communication and emotional skills. Our
intervention programme is structured and specially designed to cater to every aspect of a child’s needs.
Gedung Budhi Lestari
Jl. Sultan Iskandar Muda No 1 RT 009/ RW 01 Kelurahan Kebayoran Lama Selatan Kecamatan Jakarta Selatan
Mon-Fri : 9.00-18.00 I Sat : 9.00-15.00
021 722 6047 (ext 108) I 021 7279 7833 (ext 108) 021 7279 8071 (ext 108) I 0812 863 5725
email : peonykidscentre@gmail.com
www.peonykidscentre.com
Speech therapy Play therapy Counselling Occupational therapy Other services
play therapy room
sensory integration room
sensory integration room
20 MPApril 2017
W
ilayah
XII
FRANSISKUS ASISI
Soeyanto
KKS Pra Paskah Wilayah XII diadakan dikediaman Frans Bonang. Acara berlangsung pada hari senin tanggal 13 Maret 2017, Pk. 19.00. Ibadat dipimpin oleh Pastor Robby, 30 umat hadir pada acara tersebut.
MISA MINGGU
PALMA MISA KAMIS PUTIH MISA JUMAT AGUNG MISA MALAM PASKAH MISA MINGGU PASKAH
Sabtu, 8 April 2017 Pk. 17.30 Minggu, 9 April 2017 Pk. 17.30 Pk. 09.30* Pk. 16.30 Pk. 19.00 *Perarakan Kamis, 13 April 2017 Pk. 18.30 Pk. 21.30* *Dilanjutkan Tuguran Jumat, 14 April 2017 Pk. 08.00* Pk. 10.30 Pk. 14.00 Pk. 17.30* *Jalan Salib Terakhir
Sabtu, 15 April 2017 Pk. 17.30 Pk. 21.30 Minggu, 16 April 2017 Pk. 07.00 Pk. 09.30* Pk. 17.00 *Paskah Anak-anak
Pertemuan pertama dan kedua KKS Pra Paskah diadakan Jumat 10 MAret 2017 dikediaman Boy / Shinta dengan pemandu Lenny Anwar dan Agus Prihantono.
LINGKUNGAN SANTO
BONAVENTURA
Misa 3 tahun mengenang Yohannes Soendoro, dari lingkungan
Bonaventura hadir 26 orang dan keluarga sebanyak 40 orang. Musik diiringi oleh PDKK Pagi, kegiatan ini berlangsung pada hari Sabtu 11 Maret 2017 pada pukul 11 di Gd. Leo Dehon Lt. 3. Misa dipimpin oleh Pastor Felix Suprapto, SS, CC.
W
ilayah
IX
BENEDICTUS
ORANG MUDA KATOLIK SANTO
BENEDICTUS
Pada tanggal 11 Febuari 2017, OMK Wilayah 9 melakukan kegiatan pertama kali yaitu m
engadakan acara Valentine’s Day di tempat bapak Yohannes Heming Ketua Lingkungan Keluarga Kudus yang dihadiri oleh Pastor Joko Susilo, SCJ.
22 MPApril 2017
MENJADI
KATOLIK
INTEGRATIF
Alexander Aur Apelaby
Dosen Filsafat Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang
Dalam hidup sehari-hari, sering berhadapan dengan pristiwa-peristiwa tragis, seperti
penganiayaan terhadap anak-anak, perlakuan kasar terhadap pekerja rumah tangga, kekerasan suami terhadap istri, kekerasan terhadap perempuan, diskriminasi atas nama jenis kelamin, suku, agama, dan etnis. Peristiwa-peristiwa itu menyambangi kita. Bahkan, dalam skala tertentu, kita terlibat dan menjadi bagian dari berbagai peristiwa tersebut, entah sebagai pelaku aktif, pelaku pasif, pendukung, maupun sebagai pengamat saja. Pertanyaan krusial selanjutnya: apakah kita bersikap adil terhadap para korban?
Pertanyaan tersebut menjadi perhatian serius Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Oleh karena itu, persoalan sikap adil menjadi tema masa pra-Paskah dan Paskah tahun 2017 ini. Bahkan, KAJ dalam Arah Dasar (ARDAS) menempatkan
“Amalkan Pancasila” sebagai tema sentral menggereja selama lima tahun ke depan.
Penulis berpedapat bahwa “Amalkan Pancasila” sebagai arah dasar menggereja di Jakarta bertumpu pada beberapa alasan. Pertama, secara sosiologis, warga kota berwatak individualistik. Hal itu merupakan fenomena umum kota-kota. Watak yang demikian, membuka kemungkinan bagi ketidak-pedulian para warga terhadap sesama warga, khususnya yang menderita dan lingkungan hidup.
Watak individualistik memang menjadi ciri dasar manusia. Watak individualistik lebih dominan dalam diri manusia. Sedangkan watak sosial lebih lemah. Oleh karena itu, sejak kecil bahkan sampai dewasa, manusia dididik sedemikian rupa untuk mengembangkan watak sosialnya.
Kedua, warga kota mempunyai
kecenderungan beriman dengan mata tertutup. Watak individualistik terungkap juga dalam cara
berimannya. Orientasi iman warga kota mengarah ke dalam diri sendiri. Isi doa-doanya lebih cenderung untuk kepentingan dan kesuksesan diri sendiri. Kalaupun ada kepedulian terhadap orang lain, kepedulian itu cenderung bersifat pamrih dan egoistik.
Ketiga, dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara, warga Katolik Indonesia, khususnya warga Katolik KAJ, dihadapkan pada gerakan sektrarian-fundamentalistik berciri agama dari pihak lain. Gerakan itu bahkan mengarah pada penggantian Pancasila sebagai filsafat hidup negara Indonesia. Padahal, Pancasila adalah jiwa, sistem nilai, norma dasar, negara-bangsa Indonesia dan pandangan hidup para warganya. Pancasila merupakan aspek mendasar Indonesia. Kita dan orang-orang dari negara lain mengenal dan mengetahui Indonesia karena Pancasila. Indonesia tanpa Pancasila bukan Indonesia. Indonesia adalah Pancasila. Tantangan terbesar warga Katolik dewasa ini adalah merawat Indonesia yang Pancasila.
Konflik Wawasan Dunia
Pancasila terus-menerus digerus oleh paham sektarian-fundamentalistik yang berciri agama tertentu. Penggerusan itu bukan karena Pancasila mengandung kelemahan internal. Penggerusan terjadi karena konflik wawasan dunia dan keengganan para warga membangun sikap integratif. Apa itu
konflik wawasan dunia? Para warga Indonesia mengemban dua status: sebagai warga agama dan sebagai warga negara. Itu artinya, dalam diri warga Indonesia terkandung, sekurang-kurangnya dua wawasan dunia yang dominan, yakni wawasan dunia agama dan wawasan dunia dunia negara-bangsa. Wawasan dunia agama terbentuk dari doktrin agama-agama. Wawasan dunia negara-bangsa terbentuk dari filsafat negara-bangsa, yakni Pancasila.
Penggerusan Pancasila oleh wawasan dunia agama
mengemuka dalam bentuk gerakan fundamentalistik-sektrarian. Gerakan itu merupakan fenomena yang menyingkapkan konflik dua wawasan dunia tersebut. Gerakan sektarian-fundamentalistik merupakan fenomena yang
mengungkapkan wawasan dunia agama yang bernapsu mendominasi dan menghapus wawasan dunia negara-bangsa.
Dua wawasan dunia menyatu dalam diri para warga Indonesia. Kedua wawasan dunia itu sama-sama membentuk sikap dan menuntun tindakan warga.
MENJADI
KATOLIK
INTEGRATIF
Alexander Aur Apelaby
Dosen Filsafat Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang
Dalam hidup sehari-hari, sering berhadapan dengan pristiwa-peristiwa tragis, seperti
penganiayaan terhadap anak-anak, perlakuan kasar terhadap pekerja rumah tangga, kekerasan suami terhadap istri, kekerasan terhadap perempuan, diskriminasi atas nama jenis kelamin, suku, agama, dan etnis. Peristiwa-peristiwa itu menyambangi kita. Bahkan, dalam skala tertentu, kita terlibat dan menjadi bagian dari berbagai peristiwa tersebut, entah sebagai pelaku aktif, pelaku pasif, pendukung, maupun sebagai pengamat saja. Pertanyaan krusial selanjutnya: apakah kita bersikap adil terhadap para korban?
Pertanyaan tersebut menjadi perhatian serius Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Oleh karena itu, persoalan sikap adil menjadi tema masa pra-Paskah dan Paskah tahun 2017 ini. Bahkan, KAJ dalam Arah Dasar (ARDAS) menempatkan
“Amalkan Pancasila” sebagai tema sentral menggereja selama lima tahun ke depan.
Penulis berpedapat bahwa “Amalkan Pancasila” sebagai arah dasar menggereja di Jakarta bertumpu pada beberapa alasan. Pertama, secara sosiologis, warga kota berwatak individualistik. Hal itu merupakan fenomena umum kota-kota. Watak yang demikian, membuka kemungkinan bagi ketidak-pedulian para warga terhadap sesama warga, khususnya yang menderita dan lingkungan hidup.
Watak individualistik memang menjadi ciri dasar manusia. Watak individualistik lebih dominan dalam diri manusia. Sedangkan watak sosial lebih lemah. Oleh karena itu, sejak kecil bahkan sampai dewasa, manusia dididik sedemikian rupa untuk mengembangkan watak sosialnya.
Kedua, warga kota mempunyai
kecenderungan beriman dengan mata tertutup. Watak individualistik terungkap juga dalam cara
berimannya. Orientasi iman warga kota mengarah ke dalam diri sendiri. Isi doa-doanya lebih cenderung untuk kepentingan dan kesuksesan diri sendiri. Kalaupun ada kepedulian terhadap orang lain, kepedulian itu cenderung bersifat pamrih dan egoistik.
Ketiga, dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara, warga Katolik Indonesia, khususnya warga Katolik KAJ, dihadapkan pada gerakan sektrarian-fundamentalistik berciri agama dari pihak lain. Gerakan itu bahkan mengarah pada penggantian Pancasila sebagai filsafat hidup negara Indonesia. Padahal, Pancasila adalah jiwa, sistem nilai, norma dasar, negara-bangsa Indonesia dan pandangan hidup para warganya. Pancasila merupakan aspek mendasar Indonesia. Kita dan orang-orang dari negara lain mengenal dan mengetahui Indonesia karena Pancasila. Indonesia tanpa Pancasila bukan Indonesia. Indonesia adalah Pancasila. Tantangan terbesar warga Katolik dewasa ini adalah merawat Indonesia yang Pancasila.
Konflik Wawasan Dunia
Pancasila terus-menerus digerus oleh paham sektarian-fundamentalistik yang berciri agama tertentu. Penggerusan itu bukan karena Pancasila mengandung kelemahan internal. Penggerusan terjadi karena konflik wawasan dunia dan keengganan para warga membangun sikap integratif. Apa itu
konflik wawasan dunia? Para warga Indonesia mengemban dua status: sebagai warga agama dan sebagai warga negara. Itu artinya, dalam diri warga Indonesia terkandung, sekurang-kurangnya dua wawasan dunia yang dominan, yakni wawasan dunia agama dan wawasan dunia dunia negara-bangsa. Wawasan dunia agama terbentuk dari doktrin agama-agama. Wawasan dunia negara-bangsa terbentuk dari filsafat negara-bangsa, yakni Pancasila.
Penggerusan Pancasila oleh wawasan dunia agama
mengemuka dalam bentuk gerakan fundamentalistik-sektrarian. Gerakan itu merupakan fenomena yang menyingkapkan konflik dua wawasan dunia tersebut. Gerakan sektarian-fundamentalistik merupakan fenomena yang
mengungkapkan wawasan dunia agama yang bernapsu mendominasi dan menghapus wawasan dunia negara-bangsa.
Dua wawasan dunia menyatu dalam diri para warga Indonesia. Kedua wawasan dunia itu sama-sama membentuk sikap dan menuntun tindakan warga.
24 MPApril 2017
Perbedaan antara dua wawasan dunia itu terletak pada orientasinya. Orientasi wawasan dunia agama adalah hidup di akhirat. Sedangkan orientasi wawasan dunia negara-bangsa adalah hidup di dunia ini.
Wawasan dunia agama dengan segala kecenderungannya pada kesempurnaan, mendesak manusia (para warga) untuk lebih berfokus pada yang sempurna (menuju kesempurnaan). Tetapi bersamaan dengan itu, manusia masih berada dalam dunia yang tidak sempurna ini. Situasi inilah yang menimbulkan konflik. Dalam situasi konflik yang tak terdamaikan, manusia ingin mengakhiri hal yang tidak sempurna supaya memperoleh kesempurnaan.
Beriman Integratif:
Korelasi Wawasan Dunia Katolik dan Wawasan Dunia Pancasila
Ada dua kesadaran yang beroperasi dibalik penetapan “Mengamalkan Pancasila” sebagai arah dasar menggereja KAJ. Pertama, KAJ sadar bahwa Katolik selain merupakan agama, juga merupakan peradaban. Sebagai agama, Katolik dengan seluruh doktrin dan ajaran imannya, mengantar umat Katolik menuju Allah. Sedangkan sebagai peradaban, Katolik merupakan sebuah wawasan dunia (cara berpikir). Peradaban dunia, dalam banyak aspek, dipengaruhi oleh peradaban Katolik. Dengan kata lain, wawasan dunia Katolik turut mempengaruhi peradaban dunia. Peradaban dunia dalam bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya dipengaruhi oleh wawasan dunia Katolik. Wawasan dunia Katolik
menjadi wawasan dunia warga Katolik. Dengan wawasan dunia Katolik, warga Katolik merespon dan menanggapi dunia.
Kedua, Pancasila merupakan sebuah wawasan dunia negara-bangsa Indonesia. Sebagai
wawasan negara-bangsa, Pancasila membentuk cara berpikir dan bertindak warga negara-bangsa Indonesia. Pancasila berisi prinsip-prinsip universal dan menjadi jiwa warga Indonesia. Prinsip-prinsip kebangsaan dan kenegaraan
terbentang dari sila pertama sampai sila kelima, sesungguhnya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip partikular yang bersumber dari agama-agama dan kebudayaan berbagai suku di Indonesia.
Kesadaran itulah yang menjadi alasan yang kuat untuk menempatkan “Amalkan Pancasila” sebagai arah dasar menggereja di Jakarta. Penetapan arah dasar ini merupakan sebuah upaya serius KAJ untuk mengajak warga Katolik menjadi orang Katolik yang integratif. Orang Katolik yang demikian, mampu membangun relasi korelatif wawasan dunia Katolik dan wawasan dunia negara-bangsa Indonesia; membangun hubungan saling mengandaikan antara cara berpikir-bertindak Katolik dan cara berpikir-bertindak Pancasila; mensinergikan sikap manusia Katolik dan sikap manusia Pancasila.
Keuskupan Agung Jakarta memandang bahwa wawasan dunia Pancasila dapat diintegrasikan dengan wawasan dunia Katolik. Dengan pengintegrasian dua
wawasan dunia itu, warga gereja Katolik menjalankan hidupnya sebagai orang Katolik sekaligus sebagai warga negara Indonesia. Nilai-nilai moral dalam Pancasila diintegrasikan dengan nilai-nilai moral Katolik. Oleh karena itu, Keskupan Agung Jakarta menetapkan “Mengamalkan Pancasila” sebagai Arah Dasar menggereja warga Katolik. Warga Katolik juga warga negara secara bersamaan. Hal ini sama dengan apa yang diucapkan oleh Mgr. Soegijapranata, “Seratus persen Katolik, seratus persen Indonesia”.
Intergrasi wawasan dunia Pancasila dan wawasan dunia Katolik, misalnya, dalam sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa. Sila pertama mengandung nilai etis-religius, yakni iman dan takwa pada Tuhan. Iman dan takwa memungkinkan setiap warga Indonesia menyadari dirinya sebagai ciptaan Tuhan dan menggantungkan hidupnya pada Tuhan. Warga Indonesia mengakui bahwa Tuhan adalah pencipta manusia dan alam semesta. Manusia Indonesia menggantungkan harapan dan usahanya pada penyelenggaraan Tuhan.
Doktrin Katolik mengajarkan bahwa Tuhan menciptakan manusia dan kepadanya Tuhan memberikan tanggung jawab untuk mengolah dan memelihara alam. Tanggung jawab yang diberikan Tuhan kepada manusia merupakan bukti bahwa Tuhan menyayangi manusia. Nilai etis-religius sila pertama menekankan hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan
antarmanusia, khususnya hubungan antarpemeluk agama yang berbeda-beda.
Ada beberapa implikasi normatif dari nilai etis tersebut (Bdk., Magnis-Suseno, 2001:14-17).
Pertama, Tuhan menciptakan manusia dan melengkapinya dengan akal budi, kehendak, suara hati, dan kebebasan. Itu
berarti manusia memiliki martabat. Kelengkapan-kelengkapan diri manusia itu menunjukkan martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan. Martabat itu merupakan kodrat manusia. Kodrat manusia yang
demikian melekat pada semua manusia. Semua orang diciptakan oleh Tuhan dan dianugerahkan pula akal budi, kehendak, suara hati, dan kebebasan. Konsekuensi logisnya adalah mengimani Tuhan yang diwujudkan dalam sikap menghormati martabat manusia berarti sekaligus menghormati kemahadaulatan Tuhan.
Sebaliknya demikian, menghormati kemahadaulatan Tuhan berarti sekaligus menghormati martabat manusia.
Kedua, karena semua orang diciptakan dan dianugerahkan hal yang sama oleh Tuhan, maka derajat dan nilai setiap orang pun sama. Model
penghayatan atas keberadaan
100 %
KATOLIK,
100%
INDONESIA
Mgr. Albertus Soegijapranata Uskup Pertama Indonesia
Perbedaan antara dua wawasan dunia itu terletak pada orientasinya. Orientasi wawasan dunia agama adalah hidup di akhirat. Sedangkan orientasi wawasan dunia negara-bangsa adalah hidup di dunia ini.
Wawasan dunia agama dengan segala kecenderungannya pada kesempurnaan, mendesak manusia (para warga) untuk lebih berfokus pada yang sempurna (menuju kesempurnaan). Tetapi bersamaan dengan itu, manusia masih berada dalam dunia yang tidak sempurna ini. Situasi inilah yang menimbulkan konflik. Dalam situasi konflik yang tak terdamaikan, manusia ingin mengakhiri hal yang tidak sempurna supaya memperoleh kesempurnaan.
Beriman Integratif:
Korelasi Wawasan Dunia Katolik dan Wawasan Dunia Pancasila
Ada dua kesadaran yang beroperasi dibalik penetapan “Mengamalkan Pancasila” sebagai arah dasar menggereja KAJ. Pertama, KAJ sadar bahwa Katolik selain merupakan agama, juga merupakan peradaban. Sebagai agama, Katolik dengan seluruh doktrin dan ajaran imannya, mengantar umat Katolik menuju Allah. Sedangkan sebagai peradaban, Katolik merupakan sebuah wawasan dunia (cara berpikir). Peradaban dunia, dalam banyak aspek, dipengaruhi oleh peradaban Katolik. Dengan kata lain, wawasan dunia Katolik turut mempengaruhi peradaban dunia. Peradaban dunia dalam bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya dipengaruhi oleh wawasan dunia Katolik. Wawasan dunia Katolik
menjadi wawasan dunia warga Katolik. Dengan wawasan dunia Katolik, warga Katolik merespon dan menanggapi dunia.
Kedua, Pancasila merupakan sebuah wawasan dunia negara-bangsa Indonesia. Sebagai
wawasan negara-bangsa, Pancasila membentuk cara berpikir dan bertindak warga negara-bangsa Indonesia. Pancasila berisi prinsip-prinsip universal dan menjadi jiwa warga Indonesia. Prinsip-prinsip kebangsaan dan kenegaraan
terbentang dari sila pertama sampai sila kelima, sesungguhnya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip partikular yang bersumber dari agama-agama dan kebudayaan berbagai suku di Indonesia.
Kesadaran itulah yang menjadi alasan yang kuat untuk menempatkan “Amalkan Pancasila” sebagai arah dasar menggereja di Jakarta. Penetapan arah dasar ini merupakan sebuah upaya serius KAJ untuk mengajak warga Katolik menjadi orang Katolik yang integratif. Orang Katolik yang demikian, mampu membangun relasi korelatif wawasan dunia Katolik dan wawasan dunia negara-bangsa Indonesia; membangun hubungan saling mengandaikan antara cara berpikir-bertindak Katolik dan cara berpikir-bertindak Pancasila; mensinergikan sikap manusia Katolik dan sikap manusia Pancasila.
Keuskupan Agung Jakarta memandang bahwa wawasan dunia Pancasila dapat diintegrasikan dengan wawasan dunia Katolik. Dengan pengintegrasian dua
wawasan dunia itu, warga gereja Katolik menjalankan hidupnya sebagai orang Katolik sekaligus sebagai warga negara Indonesia. Nilai-nilai moral dalam Pancasila diintegrasikan dengan nilai-nilai moral Katolik. Oleh karena itu, Keskupan Agung Jakarta menetapkan “Mengamalkan Pancasila” sebagai Arah Dasar menggereja warga Katolik. Warga Katolik juga warga negara secara bersamaan. Hal ini sama dengan apa yang diucapkan oleh Mgr. Soegijapranata, “Seratus persen Katolik, seratus persen Indonesia”.
Intergrasi wawasan dunia Pancasila dan wawasan dunia Katolik, misalnya, dalam sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa. Sila pertama mengandung nilai etis-religius, yakni iman dan takwa pada Tuhan. Iman dan takwa memungkinkan setiap warga Indonesia menyadari dirinya sebagai ciptaan Tuhan dan menggantungkan hidupnya pada Tuhan. Warga Indonesia mengakui bahwa Tuhan adalah pencipta manusia dan alam semesta. Manusia Indonesia menggantungkan harapan dan usahanya pada penyelenggaraan Tuhan.
Doktrin Katolik mengajarkan bahwa Tuhan menciptakan manusia dan kepadanya Tuhan memberikan tanggung jawab untuk mengolah dan memelihara alam. Tanggung jawab yang diberikan Tuhan kepada manusia merupakan bukti bahwa Tuhan menyayangi manusia. Nilai etis-religius sila pertama menekankan hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan
antarmanusia, khususnya hubungan antarpemeluk agama yang berbeda-beda.
Ada beberapa implikasi normatif dari nilai etis tersebut (Bdk., Magnis-Suseno, 2001:14-17).
Pertama, Tuhan menciptakan manusia dan melengkapinya dengan akal budi, kehendak, suara hati, dan kebebasan. Itu
berarti manusia memiliki martabat. Kelengkapan-kelengkapan diri manusia itu menunjukkan martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan. Martabat itu merupakan kodrat manusia. Kodrat manusia yang
demikian melekat pada semua manusia. Semua orang diciptakan oleh Tuhan dan dianugerahkan pula akal budi, kehendak, suara hati, dan kebebasan. Konsekuensi logisnya adalah mengimani Tuhan yang diwujudkan dalam sikap menghormati martabat manusia berarti sekaligus menghormati kemahadaulatan Tuhan.
Sebaliknya demikian, menghormati kemahadaulatan Tuhan berarti sekaligus menghormati martabat manusia.
Kedua, karena semua orang diciptakan dan dianugerahkan hal yang sama oleh Tuhan, maka derajat dan nilai setiap orang pun sama. Model
penghayatan atas keberadaan
100 %
KATOLIK,
100%
INDONESIA
Mgr. Albertus Soegijapranata Uskup Pertama Indonesia
26 MPApril 2017
Tuhan memang berbeda-beda, yang menjadi nyata dalam keragaman agama-agama dan berbagai aliran kepercayaan. Demikian pula, manusia diciptakan Tuhan dalam kondisi budaya dan warna kulit yang berbeda-beda. Akan tetapi, kodrat manusia sebagai ciptaan Tuhan adalah sama untuk semua orang. Oleh karena itu, manusia Indonesia harus menolak dan tidak diperbolehkan melakukan diskriminasi berdasarkan perbedaan agama, perbedaan suku, budaya, warna kulit, perbedaan usia dan jenis kelamin, serta perbedaan aliran politik. Bentuk-bentuk diskriminasi tersebut merupakan hal yang buruk secara moral.
Kesamaan kodrat manusia ini, oleh para pendiri negara-bangsa Indonesia, dirumuskan secara politis dalam frasa Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu). Manusia Indonesia berbeda-beda dalam hal agama, suku, budaya, dan warna kulit tetapi tetap satu karena mempunyai kodrat yang sama sebagai ciptaan Tuhan. Setiap manusia Indonesia setara satu sama lain sebagai manusia.
Ketiga, Tuhan menganugerahkan kebebasan kepada manusia. Hal itu
bukan berarti manusia bertindak semaunya. Manusia memiliki kebebasan berarti setiap orang mempunyai kekuasaan yang terbatas. Dalam relasi antar
manusia, kebebasan seseorang atau sekelompok orang dibatasi oleh kebebasan orang atau kelompok lain. Tidak ada orang atau kelompok orang tertentu yang lebih berkuasa atas orang atau kelompok lain.
Keempat, Tuhan memberi anugerah akal budi dan kehendak kepada manusia.
Dengan akal budi dan kehendak itulah, manusia menanggapi Tuhan dengan mengimaninya, menggantungkan seluruh hidupnya pada penyelenggaraan Tuhan. Keberadaan akal budi dan kehendak dalam diri manusia menegaskan juga bahwa manusia tidak boleh diperlakukan sebagai sarana.
Manusia harus diperlakukan sebagai tujuan pada diri manusia itu sendiri.
Dalam konteks hidup berbangsa
manusia Pancasila tidak membiarkan warga masyarakat hidup dalam penderitaan. Warga masyarakat yang menderita ditolong oleh warga masyarakat lain yang tidak menderita. Di sinilah nilai solidaritas antar manusia terwujud. Solidaritas merupakan perwujudan konkret iman pada Tuhan yang Maharahim.
Pada sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mengandung nilai etis Perikemanusiaan yang terwujud dalam kepedulian terhadap sesama manusia sebagai manusia. Nilai etis tersebut menunjukkan bahwa keberadaan manusia bukan pribadi (person) yang individualistik, melainkan pribadi yang hidup bersama dengan dengan orang lain. Hal itu berhubungan dengan doktrin Katolik “Manusia diciptakan Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah” (imago Dei).
Filosof N. Driyarkara, SJ menyatakan bahwa nilai etis perikemanusiaan ditempatkan sebagai semangat dasar dalam pengelolaan Negara-bangsa Indonesia. Tujuan pendirian negara-bangsa Indonesia adalah untuk mewujudkan ketertiban, kedamaian, keadaan material yang baik, kesejahteraan umum, dan sebagainya. Semua itu
memuncak pada perikemanusiaan, yakni mengembangkan dan menyempurnakan manusia. Hal itu berarti, perwujudan nilai etis perikemanusiaan merupakan tanggung jawab para penyelenggara negara dan warga negara secara umum, termasuk di dalamnya orang Katolik.
Sedangkan peran para
penyelenggara negara terwujud dalam penciptaan kondisi-kondisi yang memadai yang diperlukan bagi pengembangan dan penyempurnaan diri manusia dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, agama,
seni, dan sebagainya. Misalnya, ekonomi dan keuangan yang sehat, administrasi negara yang beres dan bersih, pemerintahan yang efisien, penyelenggaraan kesehatan rakyat yang cukup, pengajaran yang bermutu, pengembangan seni yang bermartabat, dan lainnya. (Sudiarja, dkk., 2006:957).
Peran-peran negara dalam bidang-bidang tersebut tidak berarti negara mengendalikan secara mutlak dan warga negara taat secara buta. Kalau negara sangat dominan, maka hal itu bertentangan dengan nilai etis perikemanusiaan. Warga negara juga mempunyai kebebasan dalam mewujudkan tanggung jawabnya dalam hidup bersama sebagai perwujudan nilai perikemanusiaan, melalui sikap memperlakukan sesama manusia sebagai manusia, memperlakukannya sebagai
saudara, dan menolak segala bentuk diskriminasi.
Perwujudan nilai etis
perikemanusiaan tersebut searah dan sesuai dengan tema pra-Paskah dan pra-Paskah KAJ tahun 2017 “Semakin Adil, Semakin Beradab”, yang merupakan bagian integral dari arah dasar menggereja KAJ. Untuk itulah, menjadi Katolik integratif berarti sungguh-sungguh menjadi warga Katolik dan
sungguh-sungguh menjadi warga Indonesia. Itulah panggilan warga Katolik KAJ.MP
dan bernegara, para pemimpin negara dan para penyelenggara negara tidak diperbolehkan memperlakukan masyarakat sebagai sarana untuk tujuan-tujuan di luar diri manusia. Segala kebijakan dan pembangunan harus bertujuan untuk menyejahterakan manusia. Negara dengan seluruh aktivitas yang berlangsung di dalamnya, merupakan sarana untuk memanusiawikan masyarakat.
Kelima, Tuhan yang diimani oleh manusia adalah Tuhan yang Maharahim. Hal itu berarti Tuhan
tidak membiarkan manusia menderita oleh karena kelemahan-kelemahannya. Dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara,
Keberadaan manusia
bukan pribadi (person)
yang individualistik,
melainkan pribadi yang
hidup bersama dengan
dengan orang lain.
Tuhan memang berbeda-beda, yang menjadi nyata dalam keragaman agama-agama dan berbagai aliran kepercayaan. Demikian pula, manusia diciptakan Tuhan dalam kondisi budaya dan warna kulit yang berbeda-beda. Akan tetapi, kodrat manusia sebagai ciptaan Tuhan adalah sama untuk semua orang. Oleh karena itu, manusia Indonesia harus menolak dan tidak diperbolehkan melakukan diskriminasi berdasarkan perbedaan agama, perbedaan suku, budaya, warna kulit, perbedaan usia dan jenis kelamin, serta perbedaan aliran politik. Bentuk-bentuk diskriminasi tersebut merupakan hal yang buruk secara moral.
Kesamaan kodrat manusia ini, oleh para pendiri negara-bangsa Indonesia, dirumuskan secara politis dalam frasa Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu). Manusia Indonesia berbeda-beda dalam hal agama, suku, budaya, dan warna kulit tetapi tetap satu karena mempunyai kodrat yang sama sebagai ciptaan Tuhan. Setiap manusia Indonesia setara satu sama lain sebagai manusia.
Ketiga, Tuhan menganugerahkan kebebasan kepada manusia. Hal itu
bukan berarti manusia bertindak semaunya. Manusia memiliki kebebasan berarti setiap orang mempunyai kekuasaan yang terbatas. Dalam relasi antar
manusia, kebebasan seseorang atau sekelompok orang dibatasi oleh kebebasan orang atau kelompok lain. Tidak ada orang atau kelompok orang tertentu yang lebih berkuasa atas orang atau kelompok lain.
Keempat, Tuhan memberi anugerah akal budi dan kehendak kepada manusia.
Dengan akal budi dan kehendak itulah, manusia menanggapi Tuhan dengan mengimaninya, menggantungkan seluruh hidupnya pada penyelenggaraan Tuhan. Keberadaan akal budi dan kehendak dalam diri manusia menegaskan juga bahwa manusia tidak boleh diperlakukan sebagai sarana.
Manusia harus diperlakukan sebagai tujuan pada diri manusia itu sendiri.
Dalam konteks hidup berbangsa
manusia Pancasila tidak membiarkan warga masyarakat hidup dalam penderitaan. Warga masyarakat yang menderita ditolong oleh warga masyarakat lain yang tidak menderita. Di sinilah nilai solidaritas antar manusia terwujud. Solidaritas merupakan perwujudan konkret iman pada Tuhan yang Maharahim.
Pada sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mengandung nilai etis Perikemanusiaan yang terwujud dalam kepedulian terhadap sesama manusia sebagai manusia. Nilai etis tersebut menunjukkan bahwa keberadaan manusia bukan pribadi (person) yang individualistik, melainkan pribadi yang hidup bersama dengan dengan orang lain. Hal itu berhubungan dengan doktrin Katolik “Manusia diciptakan Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah” (imago Dei).
Filosof N. Driyarkara, SJ menyatakan bahwa nilai etis perikemanusiaan ditempatkan sebagai semangat dasar dalam pengelolaan Negara-bangsa Indonesia. Tujuan pendirian negara-bangsa Indonesia adalah untuk mewujudkan ketertiban, kedamaian, keadaan material yang baik, kesejahteraan umum, dan sebagainya. Semua itu
memuncak pada perikemanusiaan, yakni mengembangkan dan menyempurnakan manusia. Hal itu berarti, perwujudan nilai etis perikemanusiaan merupakan tanggung jawab para penyelenggara negara dan warga negara secara umum, termasuk di dalamnya orang Katolik.
Sedangkan peran para
penyelenggara negara terwujud dalam penciptaan kondisi-kondisi yang memadai yang diperlukan bagi pengembangan dan penyempurnaan diri manusia dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, agama,
seni, dan sebagainya. Misalnya, ekonomi dan keuangan yang sehat, administrasi negara yang beres dan bersih, pemerintahan yang efisien, penyelenggaraan kesehatan rakyat yang cukup, pengajaran yang bermutu, pengembangan seni yang bermartabat, dan lainnya. (Sudiarja, dkk., 2006:957).
Peran-peran negara dalam bidang-bidang tersebut tidak berarti negara mengendalikan secara mutlak dan warga negara taat secara buta. Kalau negara sangat dominan, maka hal itu bertentangan dengan nilai etis perikemanusiaan. Warga negara juga mempunyai kebebasan dalam mewujudkan tanggung jawabnya dalam hidup bersama sebagai perwujudan nilai perikemanusiaan, melalui sikap memperlakukan sesama manusia sebagai manusia, memperlakukannya sebagai
saudara, dan menolak segala bentuk diskriminasi.
Perwujudan nilai etis
perikemanusiaan tersebut searah dan sesuai dengan tema pra-Paskah dan pra-Paskah KAJ tahun 2017 “Semakin Adil, Semakin Beradab”, yang merupakan bagian integral dari arah dasar menggereja KAJ. Untuk itulah, menjadi Katolik integratif berarti sungguh-sungguh menjadi warga Katolik dan
sungguh-sungguh menjadi warga Indonesia. Itulah panggilan warga Katolik KAJ.MP
dan bernegara, para pemimpin negara dan para penyelenggara negara tidak diperbolehkan memperlakukan masyarakat sebagai sarana untuk tujuan-tujuan di luar diri manusia. Segala kebijakan dan pembangunan harus bertujuan untuk menyejahterakan manusia. Negara dengan seluruh aktivitas yang berlangsung di dalamnya, merupakan sarana untuk memanusiawikan masyarakat.
Kelima, Tuhan yang diimani oleh manusia adalah Tuhan yang Maharahim. Hal itu berarti Tuhan
tidak membiarkan manusia menderita oleh karena kelemahan-kelemahannya. Dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara,
Keberadaan manusia
bukan pribadi (person)
yang individualistik,
melainkan pribadi yang
hidup bersama dengan
dengan orang lain.
286 MPMPApril 2017Oktober 2016 MPOktober 2016 7
Kemanusiaan
Luhur
Hendrik Siahaanyang
M
anusia berbudi luhuradalah manusia yang mempunyai perilaku terpuji, sesuai dengan pengertian budi luhur sehingga dapat diteladani oleh orang lain. Budi adalah sikap dan perilaku, sedangkan luhur artinya tinggi atau mulia. Manusia berbudi luhur mempunyai kecerdasan akal, mampu mengendalikan emosi atau perasaannya, bertutur kata dengan baik, memiliki kecerdasan spiritual,
dan bekerja secara cerdas. Manusia menurut konsepsi Alkitab adalah manusia yang segambar dan serupa dengan Allah. Manusia yang memiliki intelektual, perasaan, dan kehendak sehingga dapat menentukan nasibnya sendiri. Alkitab menawarkan dasar pembentukan tingkah laku individu pada sumber yang sejati, yaitu Allah.
Pada dasarnya manusia adalah sama dan mempunyai nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal.
Segala yang berbeda tak boleh dijadikan alasan untuk bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan termasuk agama. Itu karena agama pada dasarnya menjunjung tinggi persamaan derajat manusia.
Adil merupakan salah satu faktor penting dalam hubungan antar manusia. Tidak ada satupun manusia yang mau diperlakukan secara tidak adil. Di dalam hubungan antar sesama seringkali terjadi gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan permasalahan. Nilai keadilan menjadi poin utama yang dapat digunakan untuk menyelesaikan segala permasalahaan.
Dengan dasar prinsip keadilan, maka kita dapat mengembangkan prinsip-prinsip lain sebagai
turunannya, seperti tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, menghargai hak orang lain, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, tidak semena-mena, dan seterusnya.
Beradab menunjukkan tingkatan kemajuan kehidupan, baik dalam bermasyarakat maupun secara individu. Beradab erat kaitannya dengan aturan-aturan hidup, budi pekerti, tata krama, sopan santun, adat istiadat, kebudayaan, kemajuan ilmu pengetahuan. Semua aturan tersebut bertujuan untuk menjaga agar manusia tetap beradab, tetap menghargai harkat dan derajat dirinya sebagai mansuia, dan menghindari kezaliman.
Adab juga diperlukan agar manusia bisa meletakkan diri pada tempat yang sesuai, agar nyaman dan bisa berkembang sesuai dengan harkatnya. Sesuatu yang tidak pada tempatnya cenderung akan menyebabkan ketidaksadaran, kebodohan, dan kerusakan pada sistem kemasyarakatan.
Nah manusia sebagai mahluk paling luhur juga dapat jatuh dan menjadi mahluk paling rendah. Manusia dapat tega menzalimi sesama dengan sejuta alasan. Oleh karena itu, adab harus dilestarikan untuk menjaga keluruhan budi.
KEMANUSIAAN DI MATA ALLAH (IMAMAT 19:13-18)
Kitab Imamat ditulis oleh Musa antara tahun 1440-1400 SM. Tujuannya memberi instruksi dan hukum bagi suatu bangsa, walaupun berdosa tapi telah ditebus untuk berhubungan dengan Allah yang kudus. Penekanan dalam kitab ini mengenai kebutuhan dan kekudusan pribadi sebagai respon terhadap Allah yang kudus. Dosa yang harus ditebus melalui korban persembahan kurban yang layak (Pasal 8-10).