• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. I.1.1. Perkembangan Gaya Hidup Sehat di Indonesia. Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. I.1.1. Perkembangan Gaya Hidup Sehat di Indonesia. Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

I.1.1. Perkembangan Gaya Hidup Sehat di Indonesia

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Istilah gaya hidup pada awalnya dibuat oleh psikolog Austria, Alfred Adler, pada tahun 1929. Pengertiannya yang lebih luas, sebagaimana dipahami pada hari ini, mulai digunakan sejak 1961.[1] Gaya hidup ini pun berkembang seiring dengan kebutuhan manusia untuk mencapai standar hidup yang lebih baik. Gaya hidup sehat adalah gaya ataupun pola hidup yang lebih fokus kepada hal hal kesehatan, baik itu makanan, prilaku, bahkan cara hidup yang sangat berpengaruh kepada kesehatan dan menuju hidup yang sehat baik jasmani maupun rohani.[2] Seiring perkembangan masyarakat Indonesia, khususnya di kota Yogyakarta yang sebagian besar sudah hidup dalam kota metropolis, gaya hidup sehat seolah menjadi trend tersendiri yang lebih banyak di populerkan dari kalangan muda. Gaya hidup sehat ini terutama digalakan oleh komunitas muda-mudi yang sebagian besar merupakan komunitas berbasis olahraga seperti : JLFR (Jogja Last Friday Ride), Slalom Joglos, Capoeira, TRY (Trail Runners Yogyakarta), JUMPalitan, dan lain sebagainya. Adanya slogan-slogan kesehatan yang dibarengi dengan hobi dan ketertarikan bersama membuat komunitas-komunitas ini semakin berkembang, bahkan bermunculan event-event mingguan, bulanan, maupun tahunan yang digerakan oleh komunitas yang tak jarang ramai oleh masyarakat awam diluar komunitas.

[1] http://www.etymonline.com/index.php?search=lifestyle

(2)

2 Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 : kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Batasan pengertian kesehatan ini lebih luas dari batasan terdahulu yang hanya mencakup 3 aspek, yakni : fisik, mental, dan sosial. Meskipun telah berkembang dengan penambahan produktivitas di dalamnya, gaya hidup sehat yang cukup populer saat ini masih di tekankan pada aspek fisik, mental, dan sosial dari olahraga, makanan, dan keaktifan interaksi sosial. Pada aspek makanan, Jogjakarta sudah memiliki cukup banyak tempat makan dengan berbagai keragaman, dan banyak tempat makan baik untuk segmen pasar kelas atas maupun mahasiswa menawarkan makanan dengan iming -iming sehat dan bersih, sedangkan dari aspek olahraga dan sosial sendiri masih sangat kurang. Selain tempat-tempat olahraga yang umumnya merupakan tempat persewaan, tempat-tempat lain yang tidak diperuntukan untuk olahraga seperti lingkup GSP (Grha Sabha Pramana) UGM, Monumen Serangan Umum Satu Maret, maupun trotoar dan jalan raya sering dijadikan tempat nongkrong dan olahraga gratis pada hari-hari tertentu dan malam hari. Perkembangan gaya hidup sehat di kota-kota metropolitan, terutama di Yogyakarta tidak berbanding lurus dengan fasilitas yang mendukung.

I.1.2. Perkembangan Mall di Yogyakarta

Sebagai kota pariwisata dan pendidikan, beberapa tahun terakhir Yogyakarta memang mulai berbenah untuk meningkatkan fasilitas. Demi kenyamanan para wisatawan dan pelajar pendatang, puluhan hotel, apartment, dan pusat perbelanjaan di bagun dan menjamur pada titik-titik strategis kota. Selain hotel, setidaknya hingga 2015 terdapat 8 pusat perbelanjaan yang beroperasi dan memperebutkan segmen pasar di Yogyakarta, antara lain Ambarukmo Plaza, Galleria Mall, Malioboro Mall,

(3)

3 JogjaTronik Mall, Ramai Family Mall, Jogja City Mall, Lippo Mall Yogya, dan Hartono Mall. Untuk JogjaTronik Mall sedikit dikesampingkan dalam segmen pasar mengingat Mall ini lebih spesifik ke produk Elektronik dan IT yang menjadi satu -satunya dan menguasai segmen pasar IT dan Gadget di Jogja hingga saat ini. Sisanya akan bertambah lagi dengan Mall baru yang diperkirakan mulai beroperasi pada periode tahun 2015-2017 (Jika tidak ada tambahan pembangunan mall baru) yakni : Sahid Yogya Lifestyle, Jogja One Park dan Jogja Town Square. Mall-mall inilah yang akan bertarung memperebutkan Market Share Mall yang diprediksi akan mulai pada tshun 2018.

Berdasarkan perhitungan dari segmen kawasan ada beberapa Mall yang relatif "aman" dari pertempuran, Yakni di kawasan Utara Jogja ada Hartono Mall, di kawasan Barat Jogja ada Jogja City Mall dan di kawasan selatan ada Ramai Family Mall dan Malioboro Mall. Di tiga kawasan tersebut mall-mall ini memiliki segmen yang cukup terbagi sehingga relatif "aman" dari pertarungan sengit. Sebut saja Ramai Family Mall dan Malioboro Mall kedua pusat perbelanjaan ini memiliki segmen pasar yang luas ditandai dengan kelas A-B-C-D ditambah dengan lokasinya yang berada di kawasan Malioboro sebagai jantung pariwisata kota Jogja, Menyebabkan kedua mall ini khususnya Malioboro mall cukup mendapat segmen pasar yang stabil kedepannya.

Demikian juga Jogja City Mall yang jauh di barat laut kota Jogja, sangat segmented menyasar konsumen kelas A-B di wilayah tersebut. Hartono Mall Jogja juga cukup strategis lokasinya, menyasar segmen kelas A-B untuk pasar di wilayah utara. Sementara di wilayah tengah kota membentang ke timur terdapat deretan 6 Mall yang rawan pertarungan sengit pemasaran dan perebutan segmen pasar, Galleria Mall, Lippo Mall Yogya, Ambarukmo Plaza, Sahid Yogya Lifestyle, Jogja Town Square dan Jogja One Park. Namun masing-masing Mall masih bisa

(4)

4 diklasifikasikan lagi segmennya menjadi lebih spesifik sehingga pasar akan kembali terbagi.

Di ujung timur kota, Jogja One Park dan Jogja Town Square sama-sama menyasar segmen sempit kelas atas atau A, hal ini akan menimbulkan pertarungan sengit, dan kemungkinan salah satunya akan mengalami kekalahan. Bergeser ke kota Sahid Yogya Lifestyle, Ambarrukmo Plaza dan Lippomall Yogya memiliki segmen yang hampir mirip namun Lippo Mall dan Sahid Yogya Lifestyle yang sedikit unggul dengan differensiasinya mungkin akan memenangkan pertarungan.

Untuk Galleria Mall, Mall ini harus menutupi celah yang terbuka di segmen baru terutama C-D agar dapat terus bertahan. Terutama mengingat Galleria Mall saat ini terkenal merupakan salah satu favorit di kalangan pelajar dan mahasiswa.[3]

Ga mbar 1.1 Peta lokasi mall yang sudah dan akan di bangun di Yogyakarta hingga 2018. (Sumber :

http://www.cahyogya.com/2015/06/10-mall-jogja-yang-siap-berebut-pasar-konsumen.html, peta oleh Jogja Undercover)

(5)

5 Meskipun terjadi market share, pasar di Yogyakarta saat ini terus bertumbuh dan daya beli masyakarat semakin berkembang sehingga mall-mall dan pusat perbelanjaan tidak pernah sepi dari pengunjung. Hal ini merupakan perkembangan yang patut disyukuri meskipun disamping itu muncul berbagai isu kapitalisme dan lingkungan yang mempersalahkan hotel, mall, apartment, dan supermarket yang marak di Yogyakarta.

Ga mba r 1.2 JOGJA ASAT. Mural karya seniman street art Jogja menyikapi maraknya pembangunan Hotel, Mall dan Apartmen di Yogyakarta yang berdampak pada

rusaknya lingkungan.

(Sumber :

http://www.mongabay.co.id/2015/04/29/pembangunan-hotel-dan-mal-di-yogyakarta-merusak-lingkungan-mengapa/ , Foto : Tommy Apriando)

I.1.3. Potensi Sport Mall di Yogyakarta

Potensi Yogyakarta sebagai destinasi wisata dan belanja ternyata meyakinkan banyak pengembang untuk membangun fasilitas akomodasi (hotel) dan pusat belanja bergenre gaya hidup (lifestyle mall). Potensi indeks tingkat konsumsi dan jumlah kunjungan wisatawan, terutama asal mancanegara, terus memperlihatkan kurva menanjak. Data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) mengonfirmasi bahwa secara kumulatif, selama Januari-Agustus 2013, jumlah kunjungan wisatawan

(6)

6 mancanegara ke Indonesia mencapai 5,64 juta kunjungan yang berarti meningkat 8,28 persen dibandingkan periode yang sama pada 2012.

Kenaikan jumlah kunjungan turis asing ini terjadi di sebagian besar dari 19 pintu masuk utama, dan Yogyakarta mencapai persentase kenaikan tertinggi kedua. Jumlah kunjungan melalui Bandara Internasional Adi Sucipto menunjukkan peningkatan sebesar 47,16 persen. Jumlah ini hanya kalah dari Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang sebesar 92,02 persen. Selain itu, tingkat kepercayaan pasar seperti para peritel dan juga pengelola hotel sangat tinggi terhadap Yogyakarta, ketimbang kota-kota lainnya di Jawa Bagian Tengah.[4]

Target-target bangunan komersil, khususnya Mall adalah tingginya angka kunjungan konsumen sehingga menarik retail-retail untuk menyewa pada mall tersebut dan meningkatkan nilai properti dari retail tersebut. Market Share yang saat ini terjadi pada mall-mall lebih banyak di dominasi oleh mall umum, yakni fashion mall, sedangkan untuk speciality Mall seperti Electronic & Gadget Mall yang berfokus pada perkembangan barang-barang IT dan elektronik terkini, Entertainment Mall yang berfokus pada retail-retail hiburan seperti bioskop, family game zone, dan juga Sport Mall yang berfokus pada retail perlengkapan olahraga yang lengkap masih memiliki pasar yang sangat luas dan terbuka.

Khusus untuk Sport Mall, pasarnya menjadi semakin besar dengan munculnya gaya hidup sehat dan tingginya angka kaum muda, keluarga, dan komunitas berbasis sport di Yogyakarta yang belum terfasilitasi.

[4] http://properti.kompas.com/read/2013/12/ 06/1635320/Mal.Terbesar.Se -Jawa.Bagian.Tengah.Ada.di.Yogyakarta

(7)

7 I.2. Rumusan Masalah

I.2.1. Umum

 Bagaimana menciptakan suatu tempat yang dapat mengakomodasi kebutuhan konsumen penikmat olahraga di Yogyakarta, khususnya kalangan muda dan keluarga.

 Bagaimana membuat bangunan komersil yang tumbuh dan hidup saling bersimbiosis mutualisme dengan komunitas dan masyarakat tanpa dipandang sebagai bangunan kapitalis.

 Bagaimana merancang program ruang yang dapat mengakomodasi kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sport baik indoor maupun outdoor yang dapat menjadi penunjang retail sebagai tempat belanja.

I.2.2. Khusus

 Bagaimana merancang suatu Mall sebagai sentra belanja, hiburan, dan komunitas.

 Bagaimana bangunan Mall dapat dipandang sebagai ruang sosial dan mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat.

 Bagaimana menciptakan bangunan yang mampu menghemat energi dengan integrasi ruang luar dan dalam yang cukup banyak.

 Bagaimana merancang bangunan Mall pada corner site, namun tidak menimbulkan kemacetan dan parkir ilegal di jalan raya.

I.3. Tujuan dan Sasaran I.3.1. Tujuan Pembahasan

Mengetahui dan memberikan alternatif konsep mengenai tipe bangunan Sport Mall dan memberikan pandangan baru mengenai citra bangunan Mall yang lebih dapat diterima dan bersimbiosis mutualisme dengan masyarakat.

(8)

8 I.3.2. Sasaran Pembahasan

Menghasilkan sebuah konsep perencanaan dan perancangan Sport Mall yang dapat menjadi daya tarik masyarakat, pendatang, maupun wisatawan sebagai suatu alternatif sentra belanja, hiburan, dan komunitas yang terintegrasi.

I.4. L ingkup Penulisan I.4.1. Arsitektural

Lingkup pembahasan diarahkan pada masalah arsitektural dalam kaitannya dengan fungsi, sirkulasi, zonasi, integrasi ruang dalam dan ruang luar yang pada keseluruhannya akan diikat dalam satu konsep arsitektural dan mampu menjadi contoh bangunan yang ramah lingkungan dan ramah masyarakat melalui pendekatan arsitektural.

I.4.2. Non-Arsitektural

Pembahasan masalah di luar lingkup disiplin ilmu arsitektural berkaitan dengan kebutuhan sosial dan komunitas, juga kebutuhan akan Sport Mall itu sendiri.

I.5. Keaslian Penulisan

Seluruh karya dalam Pra Tugas Akhir sebagai Landasan Konseptual Perancangan Arsitektur ini merupakan karya asli yang ditulis oleh penulis dan sepenuhnya hasil pekerjaan penulis. Dalam karya ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diakui dalam tulisan ini dan disebutkan dalam daftar pustaka sesuai dengan cara dan etika akademik. Dalam pembuatan karya Pra Tugas Akhir ini, penulis mempelajari, menggunakan referensi, dan menyunting beberapa karya Skripsi/Tugas Akhir/Pra Tugas Akhir, antara lain:

(9)

9 Ta bel 1.1 Referensi Karya Tugas Akhir

Judul Tugas Akhir Penulis (NIM), Universitas Tahun Terbit Konsep/Pendekatan/Peneka nan Shopping Mall di Peka nba ru Penekanan Sistem Sirkula si y a ng Rekrea tif da n Aksesibel Untuk Semua Pengunjung Zulhasri (03/173670/ET/ 03693), UGM Yogyakarta

2006 Perancangan shopping mall dengan pendekatan konteks lingkungan dan aksesibilitas yang mengharuskan bangunan agar aksesibel bagi semua pengunjung termasuk kaum difabel.

Jogja ka rta Sp orta inment Center Penekana n Pa da Green Architecture Rizqi Ari Yudhanto (04/180905/TK /30149), UGM Yogyakarta

2010 Perancangan sport center yang fungsi utamanya untuk olahraga dan hiburan masyarakat dengan penekanan green building melalui green architecture. Ba nja rma sin

Shop p ing Ma ll Rachmat Ramadhan (0851010011), Upn Veteran Jawa Timur

2012 Perancangan bangunan mall yang terintegrasi dengan ruang luar seperti Sungai Martapura. Sp ortscenter di W onosa ri Pendekatan Citra Arsitektur Hightech Erri Dwi Setyawan (08/268941/TK /34162), UGM Yogyakarta 2013 Perancangan gedung olahraga terpadu dengan penekanan pada citra bangunan yang optimistik terhadap teknologi.

(10)

10 Sp ort Center di Yogy a ka rta Denga n Pendeka ta n High- Tech Architecture Alfarouq Benbadri (08/269205/TK /34336), UGM Yogyakarta

2013 Perancangan gedung olah raga terpadu dengan pengaplikasian konsep high-tech architecture pada beberapa aspek seperti material dan struktur. Shopping Mall di Ja tiwangi Squa re Simbiosis Mutua lisme Sektor Forma l da n Informa l Fian Herdiana (09/284340/TK /35254), UGM Yogyakarta

2013 Perancangan Shopping Mall yang mampu mewadahi sektor informal seperti PKL sehingga shopping mall tidak dipandang sebagai bangungan kapitalis.

Studio dan Pusa t Rekreasi Anima si di Yogy a ka rta Pendeka ta n Penga la ma n Rua ng Monika Ata (09/281089/TK /34782), UGM Yogyakarta

2013 Perancangan pusat rekreasi animasi yang sekaligus berfungsi sebagai studio animasi di Yogyakarta yang menekankan atmosfir dan pengalaman ruang bagi pengunjung.

Sekola h Sep a k Bola di Yogy a ka rta

Riani Zati Amani Putri (10/300888/TK

/36686), UGM Yogyakarta

2014 Kompleks Sekolah Sepak Bola yang mengorganisasikan tipologi bangunan olahraga, pendidikan, residensial, dan bangunan penunjang ke dalam tatanan kompleks bangunan yang tertata, menyatu, dan harmonis.

(11)

11 Aerosport Center di Pa nta i Dep ok Seba ga i Pusa t W isa sta Dirga nta ra Anggoto Setia Budhi (11/313183/TK /37829), UGM Yogyakarta 2015 Meracang kompleks aerosport di Pantai Depok sebagai tempat wisata dan berbagai event-event Dirgantara Indonesia. Hotel Resort Di L ombok Uta ra Denga n Pendeka ta n Arsitektur Orga nik Nugroho Sopongiro (11/319806/TK /38920), UGM Yogyakarta

2015 Merangcang komplek hotel resort dengan pendekatan arsitektur organik.

Sumber: Penulis

I.6. Metode Penulisan

I.6.1. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dalam membuat karya tulis ini dilakukan dengan beberapa cara :

1. Studi pustaka

Mempelajari bahan pustaka mengenai bangunan Mall baik berupa referensi buku, hasil-hasil tulisan atau penelitian untuk mendapatkan data pendukung yang berkaitan dengan tipologi bangunan dan permasalahan yang diangkat.

2. Pengamatan langsung

Pengamatan terhadap tipologi bangunan yang mirip dengan objek studi untuk mendapatkan data, baik data tertulis maupun data tidak tertulis yang penulis rasakan sendiri sebagai pengalaman ruang.

(12)

12 Mengumpulkan data-data dari beberapa contoh bangunan Mall maupun Sport Mall yang sudah terbangun sebagai dasar rumusan untuk proses selanjutnya.

I.6.2. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data yang digunakan yaitu : 1. Analisis

Merupakan tinjauan mengenai tipologi-morfologi, standar, kriteria, kebutuhan, jenis, dan syarat implementasi elemen desain yang baik pada bangunan Sport Mall.

2. Sintesis

Sintesa data dilakukan terhadap data kondisi eksisting yang ada di tapak dan sekitarnya, mengolah permasalahan aktual, data kasus pembanding, dan juga penyesuaian terhadap standar maupun teori untuk menjadi dasar perencanaan konsep perancangan.

3. Penyusunan konsep

Dari data-data yang telah diperoleh baik dari lapangan maupun data tertulis dan hasil analisa, dilakukan sinkronisasi dan brainstorming mengenai konsep yang tepat bagi bangunan yang pada selanjutnya disusun dalam satu konsep besar untuk menjadi dasar dan guideline untuk tahap perancangan dan perencanaan selanjutnya.

I.7. Sistematika Penulisan BAB I Penda hulua n

Berisi tentang latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan, lingkup pembahasan, metode pembahasan, keaslian penulisan, metode pengumpulan dan pengolahan data, dan sistematika penulisan. Di dalam bab ini juga disertakan kerangka pola pikir penulis.

(13)

13 BAB II Tinja ua n Teori

Menjelaskan bahasan umum seperti pengertian, persyaratan, klasifikasi, karakteristik, komponen perencanaan, dan studi kasus. Dalam bab ini juga terdapat tinjauan khusus mengenai Green Building dalam kaitannya dengan pendekatan efisiensi energi modern.

BAB III Tinja ua n L oka si

Berisi tentang hasil analisis lokasi berupa kondisi fisik, karakteristik, tata guna lahan, dan kelayakan pasar secara mikro maupun meso. Dalam bab ini juga akan dibahas analisis site secara umum yang berisi tentang kondisi alam dan ekosistem termasuk topografi dan vegetasi site.

BAB IV Pendeka ta n Konsep Perenca na a n da n Pera nca nga n

Berisi pembahasan umum mengenai pendekatan yang akan dilakuka n dalam desain. Pendekatan tersebut berupa pendekatan programatis, arsitektural, dan sistem bangunan yang akan digunakan sebagai pedoman dalam proses perencanaan dan perancangan Sport Mall.

BAB V Konsep Perenca na a n da n Pera nca nga n

Bab ini berisi rincian konsep yang lebih detail dan penerapannya pada bangunan Sport Mall yang dikembangkan dari data dan kesimpulan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan sebagai pedoman perancangan pada tahap transformasi.

(14)

14 I.8. Kerangka Pemikiran

Ba ga n 1.1 Kerangka Pemikiran (Sumber : Penulis)

LATAR BELAKANG

Maraknya Gaya Hidup Sehat Berbasis Sport di Yogyakarta Perkembangan Mall dan fasilitas lain di Yogyakarta

Potensi Sport Mall di Yogyakarta

JOGJAKARTA SPORT MALL

UMUM Permintaan Pasar Lingkungan dan Masyarakat

Bangunan Komersil

KHUSUS Kebutuhan Green Building Parkir dan Kemacetan

PERMASALAHAN

TUJUAN

Sentra Belanja, Hiburan, dan Komunitas Berbasis Sport di Yogyakarta

ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TINJAUAN TEORI

TINJAUAN LOKASI

Referensi

Dokumen terkait

Terlepas dari penderitaan fisik dan psykis yang dilakukan oleh kaum kolonial terhadap kaum pribumi seperti yang sudah dijelaskan di atas, namun pemerintah kolonial juga

Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh tempe kedelai dengan berbagai macam pengolahan terhadap kadar glukosa darah dengan jumlah subjek penelitian

Karakteristik penyebaran kegiatan pertanian komoditas ubi kayu di Kabupaten Merauke pada distrik yang memiliki nilai koefisien lokalisasi positif adalah menyebar dengan nilai

Sebelum menggunakan metode fuzzy c-means dengan menggunakan n titik pusat untuk memperoleh hasil cluster, maka perlu melihat kondisi klaster dari metode Hirarki yaitu

Many researchers have studied edge-magic total and super edge-magic total labelings for many families of disconnected graphs (see the general survey of Gal- lian [14]) and obtained

6 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami 7 Bersikap santun dalam melaksanakan tutorial 8 Memotivasi mahasiswa untuk berpartisipasi aktif. 9 Mengelola diskusi dengan menarik

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur