• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Information and Communication Technology (ICT) merupakan suatu konsep yang memadukan antara informasi, teknologi dan komunikasi. Seperti yang dikutip pada Wikipedia (www.wikipedia.com yang diunduh tanggal 12 Desember 2014) menyatakan bahwa ICT masih terus mengalami perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya. Heru Sutadi seperti yang dikutip di okezone (http://techno.okezone.com yang diunduh tanggal 13 Desember 2014) menyatakan bahwa pembangunan ekonomi digital memiliki potensi yang lebih besar di Indonesia jika dibandingkan dengan pendapatan dari sektor industri yang lain, di mana pendapatan dari sektor ICT di Indonesia dapat mencapai Rp 13 triliun. Hal ini juga diungkapkan oleh Ovi Oktaviani seperti dikutip dalam satu artikel di situs http://www.npp-asia.com/ menyatakan bahwa ICT terbukti telah memberi input besar untuk perekonomian Indonesia. Bahkan, Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, seperti yang dikutip dalam www.industri.bisnis.com menyatakan bahwa telekomunikasi dan teknologi informasi adalah infrastruktur utama pembangunan perekonomian, merupakan sarana penting dalam proses transformasi menjadi bangsa yang maju, memiliki peranan besar dalam mensejahterakan kehidupan bangsa, dan mampu mendorong terciptanya kemandirian bangsa serta peningkatan daya saing nasional. Namun, lebih lanjut lagi Ovi menyatakan bahwa industri ICT di Indonesia menghadapi beberapa tantangan seperti infrastruktur fisik yang memadai, kebijakan dan hukum, dan pemanfaatan.

Salah satu komponen dari ICT adalah komunikasi. Industri komunikasi merupakan salah satu industri penting di Indonesia yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini tercantum dalam kontribusi sektor komunikasi di dalam pendapatan domestik bruto di Indonesia. Pertumbuhan di sektor industri telkomunikasi ini akan menjadi penopang perekonomian yang

(2)

signifikan di masa yang akan datang. Data Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun 2010-2014 (selama 5 tahun) berdasarkan data yang dipublikasikan oleh BPS (www.bps.go.id yang diunduh tanggal 29 September 2015) dapat dilihat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) & Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sumber : Biro Pusat Statistik

Sedangkan kontribusi dari sektor Komunikasi terhadap PDB Indonesia selama 5 tahun terakhir (2010-2014) dapat dillihat pada Tabel 1.2

Tabel 1.2 Kontribusi Sektor Komunikasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

Tahun PDB Komunikasi (Miliar Rp) % kontribusi 2010 132,687.00 5.73% 2011 149,456.20 6.06% 2012 167,504.90 6.40% 2013 187,633.80 6.74% 2014 205,957.20 7.08%

Sumber : Biro Pusat Statistik

Dari data pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa sumbangan atau kontribusi komunikasi terhadap PDB Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu, Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Tahun PDB Total (Miliar Rp) Pertumbuhan Ekonomi

(%) 2010 2,314,458.80 6.22% 2011 2,464,566.10 6.49% 2012 2,618,938.00 6.23% 2013 2,769,053.00 5.73% 2014 2,909,181.50 5.06%

(3)

difokuskan untuk mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia (seperti yang termuat dalam www.indonesia-investment.com).

Industri ICT mengalami perubahan yang sangat cepat ditambah dengan persaingan yang semakin ketat, dengan semakin banyaknya jumlah kompetitor yang bermunculan. Kondisi ini menuntut operator ICT untuk siap dalam menghadapi kondisi perubahan yang cepat dan persaingan ketat tersebut, dengan inovasi layanan, solusi ataupun produk baru agar dapat selalu bertahan dalam persaingan dan berharap tumbuh secara berkesinambungan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha ICT, yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.3 Daftar Perusahaan Bidang ICT yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia No Kode Perusahaan Bidang Usaha

1 TLKM Penyelenggara Jaringan dan Jasa Telekom

2 ISAT Jasa Telekomunikasi

3 EXCL Jasa Telekomunikasi Internasional

4 BTEL Jasa Telekomunikasi

5 FREN Jasa Telekomunikasi

6 MTDL Computer and Services

7 KBLV

Informasi, Media, Percetakan, Internet Provider

8 MNCN

Multimedia termasuk melalui perangkat satelit dan perangkat telekomunikasi lainnya 9 DNET Jasa IT dan Internet Provider

10 ABBA Media dan Komunikasi

11 JTPE Media dan Solusi IT 12 SCMA Informasi dan Multimedia 13 CENT Komputer, Telekomunikasi 14 LMAS Komputer, Solusi IT

(4)

Berdasarkan data BPS pada Tabel 1.2 dan adanya prospek pertumbuhan yang baik di sektor komunikasi yang merupakan bagian dari industri ICT ini, serta untuk menunjang peningkatan pelayanan kepada pelanggan, maka perusahaan ICT di Indonesia perlu membangun infrastruktur yang baik untuk menunjang target pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang. Investasi yang dilakukan oleh perusahaan ICT salah satunya dapat berupa penambahan ataupun modernisasi jaringan di mana investasi ini membutuhkan biaya yang besar. Untuk dapat melakukan investasi besar ini, maka perusahaan ICT membutuhkan dana yang sumbernya berasal dari internal perusahaan, utang, ataupun dari issued saham. Pemilihan sumber dana ini erat kaitannya dengan struktur modal, sehingga kombinasi dari struktur modal yang dipilih oleh perusahaan bidang ICT akan menjadi keputusan penting dalam investasi tersebut.

1.2. Latar Belakang Penelitian

Salah satu keputusan penting di dalam manajemen keuangan adalah keputusan mengenai pendanaan/pembiayaan untuk membiayai suatu investasi. Pembiayaan/pendanaan tersebut dapat bersumber dari eksternal ataupun dari internal perusahaan. Perusahaan-perusahaan termasuk perusahaan bidang ICT di Indonesia memerlukan pendanaan, terutama untuk keperluan pengembangan usaha dan pembangunan infrastruktur ICT, sehingga keputusan pendanaan, apakah melalui internal atau eksternal perlu diperhatikan. Sumber pendanaan internal berasal dari saldo laba ditahan, sedangkan instrumen eksternal berupa utang atau ekuitas memiliki dampak tersendiri, misal adanya efek tax savings, bankruptcy cost dari instrumen utang, dan juga adanya potensi munculnya peluang informasi asimetris ataupun konflik keagenan (agency conflict) dari instrumen ekuitas. Masing-masing sumber pendanaan memiliki implikasi tersendiri bagi perusahaan. Subramanyam dan Wild (2009:547) mengatakan bahwa stabilitas keuangan dan risiko insolvency bergantung pada sumber keuangan dan tipe dan jumlah assets yang dimiliki oleh perusahaan. Berikut ini adalah ikhtisar rasio-rasio indikator leverage dan kinerja keuangan perusahaan bidang usaha ICT di Indonesia:

(5)

Tabel 1.4 Rasio Leverage dan Kinerja Keuangan Perusahaan ICT Tahun 2014 Rasio Kode Perusahaan Nilai

Rasio ROA TLKM 9.32% ROE 16.58% DER 77.86% TLTA 43.78% ROA ISAT -3.73% ROE -14.00% DER 275.14% TLTA 73.34% ROA EXCL -1.26% ROE -5.72% DER 352.95% TLTA 77.92% ROA MTDL 6.57% ROE 15.42% DER 134.70% TLTA 57.37% ROA KBLV 59.64% ROE 82.35% DER 38.06% TLTA 27.57% ROA MNCN 12.71% ROE 18.42% DER 44.88% TLTA 30.98%

(6)

Pada Tabel 1.4, dapat dilihat bahwa struktur modal memberikan pengaruh positif ataupun pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Untuk PT Telkom (TLKM), ketika Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan nilai 78% dan Total Liabilities to Total Assets (TLTA) menunjukkan nilai 44% maka indikator kinerja keuangan menunjukkan nilai Return On Equity (ROE) 17% dan ROA 9%. Namun, untuk perusahaan PT. Indosat (ISAT) dengan nilai indikator struktur modal yang diwakili oleh proxy DER dan TLTA jauh lebih besar dibandingkan dengan PT. Telkom (TLKM), maka indikator kinerja keuangan yang diwakili oleh proxy ROE dan ROA menunjukkan nilai yang minus (jauh lebih kecil). Hasil yang bervariasi ditemukan juga pada perusahaan PT Metrodata Electronics (MTDL) yang menunjukkan nilai indikator kinerja keuangan ROE dan ROA yang tetap positif dan hampir sama dengan PT. Telkom, meskipun indikator struktur modal berupa DER melebihi 100%.

Topik struktur modal (capital structure) menjadi topik yang tetap menjadi isu penting di dalam keuangan sejak Modigliani dan Miller (1958) melakukan penelitian pertama kali. Menurutnya, pada pasar dalam keadaan sempurna, maka penentuan struktur modal tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan. Pendapat ini juga dijadikan referensi dalam jurnal Chen et al. (2009). Setelah itu, banyak bermunculan teori dan pendapat yang kontradiksi terhadap hasil penelitian Modigliani dan Miler. Myers (1984) dalam penelitiannya melahirkan konsep Pecking Order Theory yang menyatakan bahwa perusahaan melakukan pembiayaan untuk investasi melalui sumber dana internal (saldo laba ditahan) terlebih dahulu, lalu dengan safe debt, risky debt dan terakhir dengan ekuitas, untuk meminimalkan biaya dari informasi asimetris dan biaya keagenan serta biaya-biaya lainnya. Hasil penelitian Jensen (1986), juga kontradiksi terhadap hasil penelitian Modigliani dan Miller. Jensen menghasilkan suatu konsep seperti yang dikutip di dalam jurnal Harris (1991), yang disebut Free Cash Flow Theory yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat utang (leverage) suatu perusahaan maka akan semakin kecil kemungkinan manajer suatu perusahaan untuk memilih

(7)

suatu investasi proyek yang menunjukkan NPV negatif. Penelitian dengan hasil yang sama juga terdapat di Harris dan Raviv (1990a)

Penelitian yang berusaha mengidentifikasi hubungan antara struktur modal (capital structure) perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan sudah dilakukan sejak tahun 1977. Ross (1977), Heinkel (1982) seperti yang dikutip oleh Harris & Raviv (1991), mengemukakan bahwa peningkatan leverage mempunyai implikasi positif terhadap nilai dan kinerja perusahaan. Selain itu, penelitian-penelitian lain mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara tingkat leverage perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam penelitian Ebaid (2009) dengan mengambil lokasi penelitian di Mesir. Hasil yang sama juga didapatkan di dalam penelitian yang sama di Pakistan oleh Umar et al. (2012) dan juga di Srilangka (Azis, 2014). Dalam penelitian yang dilakukan di Mesir, hasil hubungan negatif antara leverage dengan kinerja keuangan perusahaan didapatkan dari rasio Short Term Debt to Total Assets dan Total Debt to Total Assets terhadap rasio ROA. Sedangkan kedua rasio tersebut tidak berdampak signifikan jika dihubungkan dengan rasio ROE.

Oleh karena hasil penelitian terdahulu yang bervariatif antara tingkat leverage dengan kinerja perusahaan, serta dengan adanya pengaruh yang bervariasi mengenai pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan ICT yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, serta prospek ICT yang semakin berkembang untuk menopang perekonomian di masa depan, maka Penulis tertarik untuk meneliti pengaruh struktur modal (capital structure) terhadap kinerja keuangan perusahaan bidang ICT yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, mengingat industri ICT di Indonesia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat.

1.3 Perumusan Masalah

Struktur modal perusahaan merupakan topik yang diperdebatkan sejak penelitian Modigliani dan Miller dilakukan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal berhubungan positif, dan beberapa

(8)

menunjukkan hasil yang negatif terhadap kinerja keuangan Perusahaan. Selain itu, hasil penelitian sebelumnya, terutama di Mesir dan Pakistan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara struktur modal perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan untuk proxy tertentu. Beberapa penelitian sebelumnya masih sedikit yang mengemukakan hubungan antara struktur modal dengan kinerja keuangan perusahaan terutama di bidang ICT terutama di Indonesia. Permasalahan - permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perkembangan rasio-rasio struktur modal seperti Current Liabilities to Total Assets (CLTA), Long Term Liabilities to Total Assets (LTLTA), Total Liabilities to Total Assets (TLTA), Debt to Equity Ratio (DER), serta rasio-rasio kinerja keuangan yang diwakili oleh Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE) pada perusahaan bidang ICT yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama kurun waktu 2005-2014?

2. Bagaimana pengaruh rasio Current Liabilities to Total Assets (CLTA), Long Term Liabilities to Total Assets (LTLTA), Total Liabilities to Total Assets (TLTA), Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap rasio Return on Equity (ROE) pada perusahaan bidang ICT yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2005-2014 ?

3. Bagaimana pengaruh rasio Current Liabilities to Total Assets (CLTA), Long Term Liabilities to Total Assets (LTLTA), Total Liabilities to Total Assets (TLTA), Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap rasio Return on Equity (ROE) pada perusahaan bidang ICT yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2005-2014 ?

4. Bagaimana pengaruh rasio Current Liabilities to Total Assets (CLTA), Long Term Liabilities to Total Assets (LTLTA), Total Liabilities to Total Assets (TLTA), Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap rasio Return on Assets (ROA) pada perusahaan bidang ICT yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2005-2014 ?

(9)

5. Bagaimana pengaruh rasio Current Liabilities to Total Assets (CLTA), Long Term Liabilities to Total Assets (LTLTA), Total Liabilities to Total Assets (TLTA), Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap rasio Return on Assets (ROA) pada perusahaan bidang ICT yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2005-2014 ?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : 1. Untuk menjelaskan perkembangan rasio-rasio struktur modal seperti CLTA LTLTA, TLTA, DER, serta rasio-rasio kinerja keuangan yang diwakili oleh ROA dan ROE pada perusahaan bidang ICT yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama kurun waktu 2005-2014

2. Untuk menganalisis pengaruh rasio CLTA, LTLTA, TLTA, DER secara parsial terhadap rasio ROE pada perusahaan bidang ICT yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2005-2014

3. Untuk menganalisis pengaruh rasio CLTA, LTLTA, TLTA, DER secara simultan terhadap rasio ROE pada perusahaan bidang ICT yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2005-2014 ?

4. Untuk menganalisis pengaruh rasio CLTA, LTLTA, TLTA, DER secara parsial terhadap rasio ROA pada perusahaan bidang ICT yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2005-2014

5. Untuk menganalisis pengaruh rasio CLTA, LTLTA, TLTA, DER secara simultan terhadap rasio ROA pada perusahaan bidang ICT yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2005-2014

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat baik manfaat akademis maupun manfaat praktis

(10)

a. Manfaat Akademis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah berupa penjelasan pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan bidang ICT di Indonesia

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi peneliti-peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak atau efek struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan, sehingga dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, khususnya di bidang keuangan. b. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi manajemen, khususnya manajemen perusahaan bidang ICT di Indonesia di dalam memutuskan komposisi struktur modal terutama di dalam melakukan keputusan investasi baru, sehingga nantinya akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang.

1.6 Sistematika Penulisan

Peneliti membagi penulisan penelitian ini ke dalam 5 (lima) bab dengan urutan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan garis besar penelitian, seperti gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai kajian pustaka, teori-teori yang digunakan dan literatur-literatur yang digunakan, kerangka pemikiran, penelitian terdahulu, dan hipotesis penelitian.

(11)

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, operasionalisasi variabel, teknik pengumpulan, analisis data yang digunakan, serta teknik pengujian hipotesis

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai pengolahan data dan pengujian hipotesis dengan menggunakan data yang telah berhasil dikumpulkan. Dalam bab ini juga berisi penjelasan detil mengenai hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan mengenai hasil-hasil pengolahan data. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan terhadap hasil penelitian berikut saran-saran berkaitan dengan penel

(12)

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) & Pertumbuhan Ekonomi  Indonesia
Tabel 1.3 Daftar Perusahaan Bidang ICT yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia  No  Kode Perusahaan  Bidang Usaha
Tabel 1.4 Rasio Leverage dan Kinerja Keuangan Perusahaan ICT Tahun 2014  Rasio  Kode Perusahaan  Nilai

Referensi

Dokumen terkait

a) Mengidentifikasi potensi dan pengaruh yang terjadi akibat terjadinya kerugian penurunan nilai aset terhadap profitabilitas, struktur modal, dan nilai pasar

Untuk mengetahui dan menganalisis rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio pertumbuhan, dan financial distress yang diukur menggunakan indikator Altman

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Struktur Modal, Likuiditas, Inflasi dan Ukuran Perusahaan terhadap

Apakah Struktur Modal, Profitabilitas, dan keputusan investasi berpengaruh simultan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang

Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada emiten telekomunikasi dengan judul “Pengaruh Earning per Share, Return on Asset, Return on Equity, dan

Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari laba, nilai buku ekuitas, arus kas operasi dan struktur modal terhadap return saham pada perusahaan properti dan real

Untuk mengetahui apakah profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal pada perusahaan perdagangan, jasa, dan investasi

Untuk mengetahui rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas perusahaan yang obligasinya beredar