Rapat Karya & Konsolidasi Komunitas The Indonesian Pilgrims 13-14 Februari 2016
Hello
Komunitas Orang Muda Katolik Indonesia yang
merefleksikan hidup sebagai suatu Peziarahan Rohani
dengan puncak peziarahan dirayakan dan disyukuri
dalam bentuk Youth Day entah itu Diocese Youth
Day, Indonesian Youth Day, Asian Youth Day, dan
puncak dari semuanya itu World Youth Day.
Semangat dan Refleksi Kami
Memperkenalkan, mengajak, mengikutsertakan Orang
Muda Katolik Indonesia dalamYouth Day.
Keseharian kita di dalam hidup adalah peziarahan. Sama seperti Gereja yang menjalani peziarahan. Kita adalah Gereja!
“Jornada”, “Giornata”, yang
berarti “perjalanan”
4
Pilar The Indonesian Pilgrims
F AITH • membangun Iman OMK dengan semangat dari World Youth Day pada khususnya dan Kitab Suci pada umumnya. • mempersiapka n Iman OMK dalam persiapan menuju Youth Day FUN D • Mempersiapkan keuangan OMK dalam mencapai impiannya menuju ragam kegiatan Youth Day yang pastinya membutuhkan dana yang tidak sedikit. • Fund berarti Self Funding, Fund Raising, atau Donation. F ELLOWSHIP • Merangkul OMK dalam semangat World Youth Day yang sudah diperkenalkan oleh St Yohanes Paulus II FOLLOW UP • MenjadiCommunity In Charge dalam mengatur keberangkata n setiap World Youth Day, Asian Youth Day • menjadi media penghubung untuk OMK Indonesia kepada Panitia Penyelenggar a1.
Komunitas menurut
Evangelii Gaudium-nya
Pope Francis
Let’s firstly start with some important concepts
Muncul dan berkembangnya
perkumpulan-perkumpulan dan gerakan-gerakan yang kebanyakan terdiri dari orang-orang muda
dapat dipandang sebagai karya Roh Kudus
,yang merintis jalan-jalan baru untuk memenuhi harapan-harapan mereka dan pencarian mereka akan spiritualitas yang mendalam serta rasa memiliki yang lebih nyata
Lembaga-lembaga Gereja lainnya,
komunitas basis dan
komunitas-komunitas kecil, gerakan-gerakan, serta
berbagai bentuk perkumpulan merupakan
sumber yang memperkaya bagi
Gereja
, yang dibangkitkan oleh Roh untuk
menawarkan Injil ke seluruh wilayah dan
sektor.
Beberapa mengambil bagian dalam hidup menggereja sebagai anggota kelompok pelayanan dan berbagai inisiatif perutusan di keuskupan-keuskupan mereka sendiri dan di tempat-tempat lain.
Betapa indahnya
mengetahui bahwa orang-orang muda adalah
“pengkhotbah-pengkhotbah jalanan”
, yangdengan sukacita membawa Yesus
ke setiap jalan, setiap lapangan kota, dan setiap sudut dunia!
Tantangan
Banyak kaum awam takut bila mereka diminta untuk melakukan beberapa karya kerasulan dan mereka berusaha menghindari tanggung jawab apa pun yang bisa merampas waktu senggang mereka.
Orang merasakan kebutuhan yang mendesak untuk menjaga ruang kebebasan pribadi mereka, seolah-olah tugas mewartakan Injil adalah racun yang
berbahaya, bukan tanggapan sukacita atas kasih Allah yang mengutus kita dan membuat kita terpenuhi dan produktif
Bukan selalu pada kegiatan yang berlebihan., melainkan lebih pada kegiatan yang dilakukan dengan kurang baik, tanpa motivasi cukup, tanpa spiritulitas yang meresapinya dan membuatnya menjadi menyenangkan. Akibatnya,
karya pelayanan menjadi lebih melelahkan. Menimbulkan ketegangan, rasa berat, rasa kecewa dan, akhirnya
kelelahan yang tak tertahankan. Apatisme pastoral
Proyek-proyek yang tidak realistis dan tidak puas hanya dengan melakukan apa yang secara realistis dapat mereka lakukan.
Kurang sabar terhadap proses perkembangan yang sulit; mereka mengharapkan segala sesuatunya jatuh dari langit. Lekat dengan segelintir proyek atau impian kosong
kesuksesan,
Kehilangan kontak nyata dengan orang-orang dan tidak memanusiawikan karya pastoral mereka dengan
memberikan perhatian lebih besar pada organisasi daripada orang-orang
Lebih peduli pada peta jalan daripada dengan perjalanan itu sendiri.
Jatuh dalam kelumpuhan rohaniah karena mereka tak mampu menunggu.
Ingin menguasi irama kehidupan. Kecemasan masa kini untuk mendapatkan hasil-hasil langsung membuat sulit bagi para pekerja pastoral untuk menoleransi
apapun yang bernada pertentangan, kemungkinan gagal, kritik, salib.
“Pragmatisme abu-abu dalam hidup harian Gereja, di mana semua kelihatan berlangsung secara normal, padahal kenyataannya iman sedang melemah dan merosot menjadi kepicikan.
Psikologi makam mengubah umat Kristiani menjadi
mumi-mumi di museum... Godaan terus-menerus untuk melekat pada kemurungan sendu.
Marilah kita tidak membiarkan diri kita dirampas dari sukacita evangelisasi.
Sikap menyerah, kalah, pesimis, dan kecewa, “orang bermuka muram.”
Jika tidak memulai tanpa rasa percaya diri, kita telah kalah di pertengahan pertempuran dan kita mengubur talenta-talenta kita.
“Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” (2 Kor. 12-9). Kemenangan Kristiani selalu merupakan salib, namun salib yang pada saat yang sama merupakan panji kemenangan yang dibawa dengan kelembutan bertempur melawan
serangan-serangan kejahatan.
Tantangan & Kesulitannya
Takut berkarya/ merasul Hindari tanggung jawab Korbankan waktu senggang Kurang motivasi Minim relasi Apatisme Pastoral Proyek tidak Realistis Orientasi pada hasil bukan proses Orientasi organisasi bukan orang Tidak Percaya DiriSaya tidak berusaha menawarkan suatu
diagnosa yang lengkap, tetapi saya
mengajak komunitas-komunitas untuk
melengkapi dan memperkaya perspektif
ini berdasarkan kesadaran mereka akan
tantangan-tantangan yang
menghadang mereka dan lingkungan
mereka.
Tantangan-tantangan ada untuk diatasi!
Marilah kita bersikap realistis, tetapi tanpa
kehilangan sukacita kita, keberanian kita dan
komitmen kita yang penuh harapan.
Marilah kita tidak membiarkan diri kita
dirampok dari semangat perutusan!
Gembira?
Apakah itu? Mengapa sukacita itu penting?
Samakah sukacita dengan gembira?
2.
Sukacita menurut
Evangelii Gaudium-nya
Pope Francis
Sukacita Injil memenuhi hati dan hidup semua
orang yang menjumpai Yesus.
Mereka yang menerima tawaran
penyelamatan-Nya dibebaskan dari dosa, penderitaan, kehampaan batin dan
kesepian.
Bersama Kristus sukacita senantiasa
dilahirkan baru
“
Mari
Bersukacita!
Sukacita
Gembira
Gaudium
Laetitia
A source of Joy
An expression or manifestation of Joy Luapan rasa senang yang muncul dari dalam diri seseorang
Luapan rasa senang yang timbul sebagai akibat yang terjadi dari luar
Inilah sukacita yang kita alami sehari-hari, di tengah berbagai hal kecil dalam hidup, sebagai tanggapan atas undangan kasih Allah Bapa kita.
Saya mengajak seluruh umat Kristiani, di mana pun, pada saat ini juga, untuk membarui perjumpaan pribadi dengan Yesus Kristus, atau setidaknya terbuka untuk membiarkan-Nya menjumpai
kalian; saya mengajak Anda semua untuk melakukan hal ini tanpa henti setiap hari. Tak seorang pun perlu berfikir bahwa ajakan ini tidak bermakna baginya, karena “tak seorang pun dikecualikan dari sukacita yang dibawa oleh Allah!” Allah tidak
mengecewakan mereja yang mengambil risiko ini; kapan pun kita melangkah menuju Yesus, kita menjadi sadar bahwa Dia sudah ada di sana, menunggu kita dengan tangan terbuka.
Hanya berkat perjumpaan –atau perjumpaan yang dibarui- dengan kasih Allah ini, yang berkembang dalam suatu persahabatan yang memperkaya, kita dibebaskan dari kesempitan dan keterkungkungan diri. Kita menjadi manusia sepenuhnya ketika kita
menjadi lebih dari manusiawi, ketika kita membiarkan Allah membawa kita melampaui diri kita sendiri supaya mencapai kepenuhan kebenaran dari keberadaan kita.
Sumber dan ilham dari semua upaya evangelisasi kita, jika kita telah menerima kasih yang memulihkan makna pada hidup kita, bagaimana kita tak mampu
membagikan kasih tersebut pada sesama?
Mengapa kita tidak juga masuk dalam
aliran besar sukacita ini?
Injil, yang bersinar dengan kemuliaan salib Kristus, terus-menerus mengajak kita untuk bersukacita.
Sukacita Kristiani kita memancar dari hati-Nya yang meluap.
Gereja bertumbuh tidak melalui upaya
penyebaran agama,
tetapi “melalui daya tarik.”
“digerakkan oleh api Roh, sehingga mengobarkan hati kaum beriman yang secara teratur mengambil bagian dalam ibadat komunitas dan berkumpul pada hari Tuhan untuk disegarkan oleh sabda-Nya dan oleh roti hidup kekal.
Kita semua dipanggil untuk bertumbuh dalam karya kita sebagai pewarta Injil.
Kita harus membiarkan orang lain terus menyampaikan Kabar Gembira kepada kita
Ini tidak berarti bahwa kita perlu menunda perutusan evangelisasi, sebaliknya, kita masing-masing harus menemukan cara-cara untuk memberikan kesaksian eksplisit kepada sesama tentang kasih Allah
yang menyelamatkan yang meskipun kita tidak sempurna, menawarkan kepada kita kedekatan-Nya, sabda-Nya, dan kekuatan-Nya serta memberi makna kepada hidup kita.
Ketidaksempurnaan kita tidak boleh menjadi dalih; sebaliknya perutusan adalah dorongan terus-menerus untuk tidak tetap terperosok ke dalam mediokrisi tetapi untuk terus berkembang.
Hati pewarta Injil menyadari keterbatasan-keterbatasan ini
Tidak pernah menutup diri, tidak pernah mundur ke dalam keamanan dirinya sendiri, tidak pernah memilih sikap keras dan pembelaan diri.
Ia menyadari bahwa ia harus tumbuh dalam pemahamannya sendiri akan Injil dan dalam
membedakan jalan-jalan Roh, dan dengan demikian selalu melakukan apa yang baik yang dapat
dilakukannya, bahkan jika menghadapi risiko menjadi kotor lumpur jalanan.
Perjumpaan dengan
Yesus
Pengalaman
sehari-hari Tidak pernah menutup diri Persahabatan
Sadar akan
Inspirasi Komunitas
Cara Hidup Jemaat
Pertama
Cara Hidup
Jemaat Pertama
2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
2:42Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa
2:43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan merek aadalah kepunyaan bersama,
2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait
Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Cara Hidup
Jemaat Pertama
2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
2:42Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa
2:43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait
Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
KOMUNITAS
Apa pembelajaran dari Jemaat Perdana?
Relasi
Relasi Spiritual
Bagaimana menjadikan Allah sebagai sumber Sukacita kita, Sukacita komunitas kita
SUKACITA
Total success!Relasi Sesama
Menyadari pentingnya relasiSo.. Apa yang diperlukan kita sekarang?
Mari Ber
sukacita
Discovery
Dream
Design