• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi dan Analisis Data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi dan Analisis Data"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Deskripsi dan Analisis Data

1. Deskripsi Data Hasil Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui dan mencari informasi tentang proses kegiatan belajar mengajar dan pembelajaran remidial secara umum yang dilakukan oleh guru matematika dan siswa pada materi fungsi. Observasi dilakukan di sekolah menengah pertama, yaitu di SMP Negeri 3 Mojolaban. Observasi di SMP Negeri 3 Mojolaban dilaksanakan pada tanggal 13 September dan 2 Oktober di kelas VIII E.

a. Hasil Observasi pada Tanggal 13 September 2012

Observasi pertama dilakukan pada saat guru memberikan materi fungsi dan notasi fungsi. Berikut adalah hasil yang diperoleh setelah melakukan observasi pertama.

1) Observasi Guru Mengajar

a) Guru menyampaikan materi ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai secara lengkap dan urut.

b) Materi yang diajarkan adalah fungsi/pemetaan dan notasi fungsi, guru menyampaikan materi bahwa “ syarat suatu relasi merupakan pemetaan atau fungsi adalah setiap anggota A mempunyai pasangan di B dan setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B”. Jadi jika ada salah satu anggota A yang tidak mempunyai pasangan di anggota B dan ada anggota A yang mempunyai pasangan lebih dari satu pasangan di anggota B, maka relasi tersebut bukanlah merupakan suatu fungsi. Materi fungsi ini dirasa membingungkan bagi siswa karena siswa masih bingung dalam

(2)

memahami dan menentukan apakah suatu relasi yang disajikan merupakan fungsi atau tidak.

c) Materi yang disampaikan adalah fungsi dan notasi fungsi, guru menyampaikan materi dengan memberi suatu pernyataan matematika yang kemudian dapat dinyatakan dengan suatu notasi fungsi. Guru memberikan soal cerita yang berkaitan dengan notasi fungsi. Pada kesempatan ini guru menjelaskan prosedur penyelesaian untuk menyelesaikan soal cerita tersebut yaitu dengan cara menentukan terlebih dahulu apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal dan kemudian baru menentukan notasi fungsinya. Materi ini dirasa mudah bagi siswa yang sudah memahami materi tersebut. Tetapi ada juga siswa yang masih kesulitan dalam menentukan notasi fungsi terhadap permasalahan atau soal yang telah diberikan. d) Guru menggunakan metode ceramah dengan pendekatan STAD

yaitu dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan memberi LKS untuk didiskusikan yang kemudian akan dipresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.

e) Sumber belajar yang digunakan oleh guru adalah buku acuan dari sekolah.

f) Media yang digunakan guru untuk mengajar adalah LKS, papan tulis, dan spidol.

g) Guru meminta perwakilan siswa dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan sesekali membahas jawaban yang disampaikan oleh siswa agar dapat mengetahui letak kesalahan yang dilakukan oleh siswa tersebut.

h) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang kurang jelas untuk bertanya.

i) Guru memberi apresiasi kepada setiap kelompok yang telah mempresentasikan hasil diskusinya.

(3)

j) Guru memberi tugas rumah kepada siswa untuk dikerjakan dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

k) Guru memberikan kesimpulan pada pertemuan ini. 2) Observasi Kegiatan Siswa

a) Pada awal pembelajaran, siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Sesekali mereka bertanya jika belum mengerti penjelasan materi yang disampaikan oleh guru.

b) Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran secara umum bermacam-macam. Ini diperlihatkan pada saat guru memberikan LKS kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan, ada yang mengerjakan sendiri tanpa berdiskusi dengan anggota kelompoknya, ada yang setiap anggotanya aktif dalam berdiskusi dan ada yang dalam satu kelompok hanya beberapa yang aktif berdiskusi, selain itu ada beberapa kelompok yang hanya mengobrol dan menyalin pekerjaan kelompok lain tanpa mencoba berusaha mengerjakan sendiri.

c) Ketika guru meminta kesediaan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, siswa yang pertama bersedia maju ke depan adalah siswa yang aktif berdiskusi dalam kelompoknya, dan bagi kelompok yang tidak bersungguh-sungguh berdiskusi dan mengerjakan LKS terlihat kebingungan saat mempresentasikan pekerjaannya.

d) Pada saat jam pelajaran hampir selesai, siswa terlihat bosan dan jenuh. Ini ditunjukkan oleh beberapa siswa yang tidak berkonsentrasi dalam memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang telah disampaikan. Kebanyakan siswa malah mengobrol dan bermalas-malasan dengan menaruh kepalanya di

(4)

3) Observasi Kondisi, Sarana, dan Prasarana Kelas

a) Suara guru kurang jelas terdengar sampai ke belakang karena terganggu oleh suara bising kelas sebelah.

b) Siswa tidak memiliki buku referensi lain selain buku dari sekolah. c) Sarana dan prasarana kelas pendukung pembelajaran adalah papan

tuilis, spidol.

b. Hasil Observasi pada Tanggal 2 Oktober 2012

Observasi kedua dilakukan pada saat pembelajaran remidial yaitu setelah hasil ulangan harian dibagikan. Berikut adalah hasil observasi setelah dilakukan observasi kedua.

1) Observasi Guru Mengajar

a) Guru mengawali pembelajaran dengan membagikan hasil ulangan harian siswa.

b) Guru mengumumkan kepada siswa tentang siswa yang belum mencapai batas tuntas dan harus mengikuti ulangan remidial.

c) Guru memulai pembelajaran remidial dengan membagikan lembar soal kepada setiap siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi fungsi yang belum dimengerti. d) Guru menggunakan metode ceramah tentang materi yang berkaitan

dengan lembar soal dan sesekali diselingi tanya jawab

e) Guru menyuruh siswa secara acak untuk mengerjakan soal di papan tulis dan membahas soal-soal yang dirasa siswa sukar untuk dikerjakan.

f) Pada kesempatan ini guru menjelaskan bagaimana prosedur dalam mengerjakan soal-soal yang terdapat pada lembar soal dan membahas kembali soal-soal ulangan harian yang telah diberikan. 2) Observasi Kegiatan Siswa

a) Siswa terlihat kaget karena tidak ada satupun siswa yang mencapai nilai batas tuntas dan harus mengikuti pembelajaran remidial.

(5)

b) Ada beberapa siswa yang bertanya terkait materi fungsi yang belum dimengerti.

c) Siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan mengerjakan lembar soal yang diberikan oleh guru.

d) Siswa mengalami titik jenuh jika pelajaran sudah mulai membosankan sehingga membuat siswa tidak berkonsentrasi lagi dalam mengerjakan lembar soal yang diberikan. Ini terlihat dari raut wajah mereka yang sudah lelah untuk berfikir lagi.

3) Observasi Kondisi, Sarana, dan Prasana Kelas

Tidak banyak perubahan yang terjadi pada kondisi, sarana, dan prasarana kelas pada observasi kedua ini. Hanya saja pada observasi kedua ini, lingkungan sekitar kelas agak lebih tenang sehingga suara guru dapat didengarkan jelas oleh siswa sampai ke belakang.

2. Deskripsi Data Hasil Tes

Jawaban soal tertulis dianalisis untuk mengetahui kesalahan apa saja yang dilakukan siswa serta menggolongkan kesalahan tersebut sesuai dengan penggolongan yang sudah ditentukan sebelumnya. Berikut soal tertulis beserta kunci jawaban yang akan dianalisis.

Soal nomor 1

a. Apakah relasi yang disajikan pada diagram panah tersebut merupakan fungsi? Berilah alasannya. Monas Pantai Kuta Malioboro Candi Borobudur Jakarta Yogyakarta Bali Semarang Magelang A B

(6)

Kunci jawaban:

a. Relasi yang disajikan pada diagram tersebut merupakan fungsi karena setiap anggota A mempunyai pasangan di B dan setiap anggota A mempunyai tepat satu pasangan di B

b. Nama Relasi yang mungkin ddari diagram panah tersebut adalah relasi “Tempat wisata dari”.

Soal nomor 2

Fungsi 𝑓 didefinisikan sebagai 𝑓 𝑥 = −2𝑥 − 7 dengan 𝑥 anggota himpunan bilangan bulat , tentukan :

a. Nilai 𝑓(−2) b. Nilai 𝑓 −2 − 𝑓(0) c. Nilai 𝑎 jika 𝑓 𝑎 = 3 Kunci jawaban: a. 𝑓 𝑥 = −2𝑥 − 7 𝑓 −2 = −2 (−2) − 7 𝑓 −2 = 4 − 7 𝑓 −2 = −3 Jadi, nilai 𝑓(−2) adalah −3

b. 𝑓 −2 − 𝑓 0 = −3 − 2 0 − 7 = −3 − 0 − 7 = −3 − −7 = −3 + 7 = 4

Jadi, nilai 𝑓 −2 − 𝑓 0 adalah 4 c. 𝑓 𝑥 = −2𝑥 − 7

𝑓 𝑎 = 3

𝑓 𝑎 = −2𝑥 − 7 −2𝑎 − 7 = 3

(7)

−2𝑎 = 10

−2𝑎

−2 =

10

−2 (kedua ruas dibagi dengan -5) 𝑎 = −5

Alternatif jawaban lain 𝑓 𝑎 = 3 𝑓 𝑎 = −2𝑥 − 7 −2𝑎 − 7 = 3 −2𝑎 = 3 + 7 −2𝑎 = 10 𝑎 = 10 −2 𝑎 = −5

Jadi, nilai 𝑎 adalah −5 Soal nomor 3

Fungsi 𝑓 𝑥 dirumuskan dengan 𝑓 𝑥 = −𝑥 + 3 dengan domain 𝑥 0 ≤ 𝑥 ≤ 10, 𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑕} dan kodomain dari fungsi tersebut adalah himpunan bilangan bulat.

a. Buatlah tabel pasangan nilai 𝑥 dan 𝑓(𝑥) yang memenuhi fungsi tersebut. b. Gambarlah grafik fungsi 𝑓(𝑥) pada bidang cartesius.

Kunci jawaban:

Diketahui: 𝑓(𝑥) = −𝑥 + 3, 𝐷𝑓 = 𝑥 0 ≤ 𝑥 ≤ 10, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑕} Ditanyakan: a. Tabel pasangan nilai 𝑥 dan 𝑓(𝑥) ?

b. Gambar grafik fungsi 𝑓? Jawab.

a.

𝑥 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(8)

b.

Soal nomor 4

Suatu fungsi 𝑓 dinyatakan dengan rumus 𝑓 𝑥 = −𝑝𝑥 − 2 dengan 𝑓 −1 =3

2. Tentukan: a. Rumus fungsi 𝑓 𝑥

b. Rumus fungsi yang paling sederhana dari 𝑓(2𝑥 − 1) Kunci jawaban: Diketahui:  𝑓 𝑥 = −𝑝𝑥 −1 2  𝑓 −1 =3 2

Ditanyakan: a. Rumus fungsi (𝑥) ?

b. Bentuk paling sederhana dari 𝑓(2𝑥 − 1) ? Jawab. a. 𝑓 𝑥 = −𝑝𝑥 −1 2 𝑓 −1 = 3 2 𝑓 𝑥 = −𝑝𝑥 −1 2, maka 𝑓 −1 = −𝑝. −1 − 1 2 = 3 2 -2

(9)

𝑝 −1 2 = 3 2 𝑝 −1 2+ 1 2 = 3 2+ 1

2 (kedua ruas ditambah 1 2) 𝑝 =3 2+ 1 2 𝑝 =4 2 𝑝 = 2 Oleh karena 𝑓 𝑥 = −𝑝𝑥 −1 2 dengan 𝑝 = 2 maka, 𝑓 𝑥 = −𝑝𝑥 −1 2 𝑓 𝑥 = −2𝑥 −1 2

Jadi, bentuk fungsinya adalah 𝑓 𝑥 = −2𝑥 −1 2 b. 𝑓 2𝑥 − 1 = −2𝑥 −1 2 𝑓 2𝑥 − 1 = −2 2𝑥 − 1 −1 2 𝑓 2𝑥 − 1 = −4𝑥 + 2 −1 2 𝑓 2𝑥 − 1 = −4𝑥 +3 2

Jadi, rumus fungsi dari 𝑓 2𝑥 − 1 adalah 𝑓 2𝑥 − 1 = −4𝑥 +3 2 Soal nomor 5

Harga gula 1 kg Rp.5600,00 sedangkan harga p kg gula adalah 5600 p rupiah. Nyatakan pernyataan tersebut dalam bentuk fungsi 𝑓 dalam 𝑥 ?

Kunci jawaban:

Jika 𝑓 1 = 5600 dan 𝑓 𝑝 = 5600𝑝, maka dapat dinyatakan 𝑓 𝑥 = 5600𝑥 Jadi, bentuk fungsi 𝑓 dalam 𝑥 dari pernyataan tersebut adalah 𝑓 𝑥 = 5600𝑥.

(10)

Analisis kesalahan siswa ditinjau dari tingkat kecemasan siswa berdasarkan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Dengan kriteria penggolongan kecemasan menurut Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), tingkat kecemasan seseorang dapat diklasifikasikan atas tidak ada kecemasan, kecemasan rendah, kecemasan sedang, kecemasan berat yaitu dengan total nilai gejala kecemasan yang muncul sebagai berikut:

Tidak ada kecemasan : kurang dari 6 Kecemasan ringan : 6 - 14

Kecemasan sedang : 14 - 27 Kecemasan Berat : lebih dari 27

Setiap siswa yang mengikuti pembelajaran remidial akan diberikan angket tingkat kecemasan menurut Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) sebelum mengerjakan tes remidial (Daftar siswa yang mengikuti pembelajaran remidial dan harus mengikuti tes remidial disajikan pada lampiran 7).

Jawaban-jawaban pada angket yang telah dinilai menunjukan tingkat kecemasan siswa dan disajikan pada lampiran. Terlihat bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah lebih dari enam, itu artinya dalam menghadapi ulangan remidial tersebut, tidak ada satupun siswa yang tidak mengalami kecemasan (daftar-daftar siswa dengan skor perolehan dari angket yang telah dinilai disajikan pada lampiran 9).

Analisis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal pada materi fungsi setelah pembelajaran remidial ditinjau dari tingkat kecemasan siswa, akan dilakukan pada siswa yang sudah diklasifikasikan ke dalam tingkat kecemasan ringan, sedang, dan berat. Pada analisis kesalahan tersebut, akan didiskripsikan terlebih dahulu mengenai kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada tabel 4.1.

(11)

Tabel 4.1 Deskripsi Kesalahan Siswa Butir

Soal

Deskripsi Kesalahan Nomor

Siswa

1. a Siswa tidak memberi jawaban jelas bahwa

diagram panah pada soal tersebut termasuk fungsi atau bukan. Siswa hanya memberi alasan yang kurang tepat.

4

Siswa menjawab bahwa diagram panah yang disajikan merupakan fungsi, akan tetapi siswa memberikan alasan yang kurang tepat.

1, 2, 3, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32 Siswa menjawab bahwa diagram panah yang

disajikan pada soal bukan merupakan fungsi dengan disertai alasan yang tidak tepat.

8, 9, 11, 14, 16, 17, 18,

24 Siswa tidak memberi jawaban yang diberikan 15, 25.

1. b Siswa tidak tepat saat menentukan nama relasi

untuk relasi pada diagram panah yang terdapat dalam soal nomor 1.

17

Siswa tidak mengerjakan soal yang diberikan. 27

2. a Siswa tidak teliti dalam melakukan operasi

hitung pada bentuk aljabar saat menentukan 𝑓(−2).

15

Siswa belum selesai dalam menentukan nilai 𝑓(−2) dan subyek salah mensubstitusikan 𝑥 = −2 ke 𝑓 𝑥 = 2𝑥 − 7 yang seharusnya disubstitusikan ke 𝑓 𝑥 = −2𝑥 − 7.

22

Siswa sepertinya belum selesai dalam menentukan nilai 𝑓(−2).

(12)

Siswa tidak mencari apa yang ditanyakan pada soal dengan menentukan 𝑓(𝑥) yang seharusnya adalah menenukan 𝑓(−2).

29

Siswa tidak tepat dalam menentukan 𝑓(−2), subyek melakukan operasi hitung pengurangan −2 dengan 2𝑥 yang hasilnya adalah 4𝑥.

30

2. b Siswa langsung memberi jawaban yang

ditanyakan pada soal tanpa memberikan proses pengerjaan yang jelas.

4

Siswa tidak mengerjakan soal yang diberikan. 7, 21, 30 Siswa hanya menentukan nilai dari 𝑓(−2) dan

𝑓(0), siswa tersebut belum menentukan apa yang ditanyakan pada soal yaitu dalam menentukan 𝑓 −2 − 𝑓(0). Selain itu, subyek terlihat salah saat menentukan nilai 𝑓(0).

8, 14

Siswa kurang tepat dalam melakukan operasi matematika saat menentukan 𝑓 −2 − 𝑓(0).

1, 2, 3, 5, 6, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 23, 25, 26, 27, 28, 31, 32 Siswa tidak tepat dalam menentukan 𝑓 −2 dan

𝑓(0) sehingga memperoleh nilai 𝑓 −2 − 𝑓(0) yang keliru.

17, 22

Siswa tidak tepat dalam menentukan 𝑓(−2) dan 𝑓(0), sehingga siswa memberikan jawaban yang keliru untuk 𝑓 −2 − 𝑓(0).

29

2. c Siswa mengerjakan soal akan tetapi dalam

pengerjaannya tidak sesuai dengan perintah soal yang ada.

1, 3, 4, 5, 6, 15, 16, 18,

28 Siswa tidak mengerjakan soal yang diberikan. 8, 10, 14,

21, 22, 27, 30

(13)

Siswa kurang teliti dalam melakukan operasi pada bentuk aljabar matematika saat menentukan 𝑎.

9

Siswa malah mensubstitusikan nilai dari 𝑓 𝑎 = 3 ke 𝑥 pada fungsi 𝑓(𝑥).

7, 17, 23, 24

Siswa kurang teliti dalam mensubstitusikan 𝑎 ke rumus fungsi 𝑓 𝑥 = 2𝑥 − 7 yang seharusnya disubstitusikan ke 𝑓 𝑥 = −2𝑥 − 7.

1, 3, 5, 20, 31

3. a Siswa belum selesai saat mengerjakan soal,

sehingga siswa belum menjawab perintah yang ditanyakan pada soal.

2

Siswa tidak tepat dalam melakukan operasi hitung pada bentuk aljabar saat menentukan pasangan nilai 𝑥 dan 𝑓(𝑥).

3, 5, 7, 8, 15, 21, 27,

28, 29 Siswa kurang teliti dalam menuliskan apa yang

diketahui pada soal.

10, 12

Siswa tidak mengerjakan soal yang diberikan. 4, 22, 30

3. b Siswa tidak tepat dalam menggambar diagram

Cartesius, diantaranya adalah tidak tepat dalam menentukan titik pada sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦, tidak memberi simbol 𝑥 dan 𝑦 untuk sumbu mendatar dan sumbu tegaknya, tidak tepat dalam menentukan letak sumbu mendatar dan sumbu tegak.

6, 7, 8, 12, 13, 17, 19, 27, 29, 28,

30

Siswa tidak tepat dalam menentukan bentuk kurva pada diagram Cartesius.

9, 14, 16, 25, 20, 11,

21, 23 Siswa tidak mengerjakan soal yang diberikan. 2, 3, 5, 4,

10, 15, 22, 26

(14)

15, 16, 22, 24, 26, 27,

30 Siswa kurang tepat dalam melakukan operasi

matematika pada bentuk aljabar saat menentukan nilai 𝑝 dan rumus 𝑓(𝑥).

1, 12, 18, 19, 23, 29,

31 Siswa langsung memberi jawaban yang

ditanyakan pada soal tanpa memberikan proses pengerjaannya.

4, 9, 17, 28

Siswa belum selesai dalam mengerjakan soal. 14, 21

4. b Siswa tidak mengerjakan soal yang diberikan. 1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 16, 18, 21, 22, 23, 24, 26, 30, 31 Siswa memberikan jawaban yang keliru sebagai

akibat kesalahan yang sebelumnya dilakukan yaitu saat menentukan rumus 𝑓(𝑥).

12

Siswa langsung menjawab tanpa disertai prosedur yang jelas.

28, 29

5. Siswa tidak mengerjakan soal yang diberikan. 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 15, 16, 21, 22, 24, 26, 27, 28,

30 Siswa langsung memberi jawaban yang

ditanyakan pada soal tanpa memberikan proses pengerjaannya.

4, 17

Siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dari soal yang diberikan.

(15)

Dari deskripsi kesalahan yang telah dijelaskan, akan dipilih dua siswa yang banyak melakukan kesalahan dan mempunyai jawaban yang lengkap dari masing-masing kelompok tingkat kecemasan. Siswa tersebut kemudian terpilih untuk menjadi subyek wawancara, di antaranya adalah

 Tingkat kecemasan berat : Siswa nomor 12

Siswa nomor 17

 Tingkat kecemasan sedang : Siswa nomor 23 Siswa nomor 29  Tingkat kecemasan ringan : Siswa nomor 9

Siswa nomor 28

3. Analisis Data

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi fungsi, disajikan sebagai berikut:

a. Tingkat Kecemasan Berat

1) Analisis Kesalahan Subyek Penelitian Siswa Nomor 12 Soal nomor 1a

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.1 Jawaban nomor 1a subyek 12

Berdasarkan gambar 4.1, sepertinya subyek memberi alasan dengan maksud yang sama yaitu setiap anggota A mempunyai pasangan di B. Subyek menyampaikan alasannya menggunakan kalimat yang berbeda tetapi mempunyai maksud yang sama. Selain itu, subyek juga kurang lengkap dalam memberikan alasan pada soal tersebut yaitu setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota di B. Kesalahan yang

(16)

tentang konsep relasi dan fungsi yang berkaitan untuk menyelesaikan soal tersebut atau subyek tersebut mungkin saja sudah memahami konsep mengenai relasi dan fungsi hanya saja subyek tidak dapat memilih kalimat yang tepat untuk mengungkapkan jawaban yang dimaksud. Dalam hal ini, subyek melakukan kesalahan dalam penulisan.

b) Analisis Hasil Wawancara Petikan wawancara

P: “Dari nomor 1a, mbak dijelasin maksud jawabanmu ya”. S: “Iya mbak (membaca jawaban)”.

P: “Di jawabanmu ini, (menunjuk pada kertas jawaban “semua anggota A memiliki pasangan”) maksudnya memiliki pasangan dimana dek?”.

S: “Di B mbak”.

P: “Kalo untuk jawabanmu “A sudah habis dipasangkan” maksudnya apa dek?”.

S: “(Menunjuk {Monas, Pantai Kuta, Malioboro, Candi Borobudur}) berpasangan semua mbak”.

P: “Oo.. Terus bedanya sama ini apa dek? (menunjuk semua anggota A memiliki pasangan)”.

S: “Eh iya mbak, sama kayaknya”.

P: “Kok kayaknya, lha sama gak maksudnya itu jawabanmu?”. S: “Sama mbak hehehe”

P: “Coba dilihat dulu diagram panahnya dek (menunjuk soal), Anggota A itu punya pasangan di B berapa dek?”.

S: “(Diam sejenak) Satu mbak”.

P: “Kalo gitu alasan lain diagram panah itu dikatakan fungsi apa dek?”.

(17)

P: “Coba diamati lagi dek, tadi udah mbak kasih tau lho”. S: “Eeemmm.. punya satu pasangan mbak?”.

P: “Iya dek, jadi setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota di B. Kemaren kelupaan gak di jawab gitu apa gimana dek?”.

S: “Gak kepikiran kesitu mbak”.

Berdasarkan petikan wawancara antara P dengan S terlihat bahwa subyek kurang memahami konsep syarat relasi merupakan fungsi. Subyek kurang tepat dalam memberikan alasan yang dibutuhkan pada jawaban soal tersebut. Subyek hanya memberikan alasan yaitu semua anggota A memiliki pasangan dan tidak menyebutkan bahwa semua anggota A dipasangkan tepat satu dengan anggota B.

c) Triangulasi

Analisis data pada hasil tes dan petikan wawancara menunjukkan ada data yang sesuai dan ada data yang tidak sesuai. Kesesuaian ditunjukkan oleh data bahwa subyek kurang tepat dalam menjelaskan alasan mengapa relasi pada diagram panah tersebut merupakan fungsi. Hal ini dikarenakan subyek kurang paham mengenai konsep yang berkaitan untuk menjawab soal tersebut. Oleh karena itu, data mengenai hal ini dapat dikatakan valid. Sementara itu, ketidaksesuaian data ditunjukkan oleh hasil petikan wawancara bahwa subyek memang tidak memahami konsep relasi dan fungsi dengan subyek memahami konsep hanya saja tidak mampu mengungkapkan atau memilih kalimat yang tepat pada analisis tes. Oleh karena itu, data mengenai hal ini dapat dikatakan tidak valid.

(18)

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasikan bahwa subyek kurang memahami mengenai syarat relasi merupakan fungsi.

e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada soal nomor 1a, dapat disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan tipe II yaitu aspek kesalahan dalam memahami data. Hal ini ditunjukkan oleh subyek yang kurang memahami konsep atau teori mengenai relasi/ fungsi sehingga subyek kurang tepat dalam memberi jawaban untuk menyelesaikan soal tersebut.

Soal nomor 2b

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.2 Jawaban nomor 2b subyek 12

Berdasarkan gambar 4.2, terlihat subyek salah dalam melakukan operasi hitung matematika. Subyek sudah benar dalam menentukan nilai dari 𝑓(−2) dan 𝑓(0), tetapi saat mensubstitusikan nilai dari 𝑓(−2) dan 𝑓 0 ke 𝑓 −2 − 𝑓(0) subyek melakukan kesalahan dengan menuliskan −3 − 7 yang seharusnya adalah −3 − −7 = −3 + 7. Hal tersebut menyebabkan kesalahan pada proses penyelesaian berikutnya sehingga subyek memperoleh hasil penyelesaian yang keliru.

(19)

b) Analisis Hasil Wawancara Petikan wawancara

P: “Di soal yang ditanyakan apa dek?”. S: “𝑓(−2) − 𝑓(0) mbak”.

P: “Em berarti nanti nilai 𝑓(−2) dikurangi sama nilainya 𝑓(0) ya. Jadi nanti itungane kayak gimana dek?”.

S: “(Melihat jawaban) min tiga dikurangi min tujuh mbak”. P: “Terus hasile berapa dek?”.

S: “min sepuluh mbak”.

P: “Coba diteliti dulu itungane itu, min tiga dikurangi min tujuh lho (coret-coret −3 − (−7))”.

S: “Eh iya, min ketemu min jadine kan ples ya mbak”. P: “He em dek, terus berapa hasilnya?”.

S: “(Berfikir) empat mbak hasile”.

P: “Iya hasilnya yang bener empat, lain kali teliti lagi ya”. S: “Iya mbak hehehe”.

Berdasarkan petikan wawacara antara P dengan S terlihat bahwa subyek kurang teliti dalam melakukan perhitungan yaitu −3 − (−7) yang mempunyai hasil −10. Padahal jawaban yang seharusnya adalah 4.

c) Triangulasi

Analisis data pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunjukkan adanya kesesuaian bahwa subyek kurang teliti dalam melakukan operasi matematika saat menghitung nilai dari 𝑓 −2 − 𝑓(0) = −3 − 7 = 10 yang seharusnya adalah 𝑓 −2 − 𝑓 0 = −3 + 7 = 4. Oleh karena itu, data mengenai hal ini dapat dikatakan valid.

(20)

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasi bahwa subyek kurang teliti dalam menghitung nilai 𝑓 −2 − 𝑓(0).

e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada soal nomor 2b, dapat disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan tipe IV yaitu aspek kesalahan dalam perhitungan. Hal ini ditunjukkan saat subyek tidak tepat dalam menentukan nilai dari 𝑓 −2 − 𝑓(0).

Soal nomor 3a

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.3 Jawaban nomor 3a subyek 12

Berdasarkan gambar 4.3, subyek sepertinya kurang teliti dalam menulis domain fungsi 𝑓(𝑥) dengan 𝑥 10 ≤ 𝑥 ≤ 10, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑕} yang seharusnya adalah 𝑥 0 ≤ 𝑥 ≤ 10, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑕}.

b) Analisis Hasil Wawancara Petikan wawancara

S: “(Membaca 𝑓 𝑥 = −𝑥 + 3, domain= {𝑥|0 ≤ 𝑥 ≤ 10, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑕}”

P: “Sekarang diliat di jawabanmu ya dek, ini (menunjuk pada jawaban {𝑥|10 ≤ 𝑥 ≤ 10, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑕}) 𝑥 dimana 𝑥 kurang dari sama dengan 10, lebih dari sama dengan 10? ”. S: “Eh, lebih dari sama dengan nol mbak, salah nulis itu. hehehe”

(21)

Berdasarkan petikan wawancara antara P dengan S terlihat bahwa subyek sudah benar dalam menyebutkan apa yang diketahui dalam soal. Subyek dengan jelas menyebutkan domain fungsi 𝑓 𝑥

yang diketahui pada soal yaitu

{𝑥|0 ≤ 𝑥 ≤ 10, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑕}. Subyek mengaku salah dalam menuliskan domain fungsi 𝑓 𝑥 pada soal jawaban.

c) Triangulasi

Analisis data pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunjukkan kesesuaian bahwa subyek kurang teliti dalam menuliskan domain fungsi 𝑓 𝑥 . Subyek menuliskan domain= {𝑥|10 ≤ 𝑥 ≤ 10, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑕} padahal yang diketahui dalam soal adalah domain= {𝑥|0 ≤ 𝑥 ≤ 10, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑕}. Oleh karena itu, data mengenai hal ini dapat dikatakan valid.

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasi bahwa subyek kurang teliti dalam menuliskan domain fungsi 𝑓 𝑥 dengan domain= {𝑥|10 ≤ 𝑥 ≤ 10, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑕}.

e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada soal nomor 3a, dapat disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan tipe V yaitu aspek kesalahan dalam penulisan. Kesalahan penulisan tersebut yaitu subyek tidak tepat dalam menuliskan data yang diketahui dalam soal yaitu subyek salah dalam menuliskan domain= {𝑥|10 ≤ 𝑥 ≤ 10, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑕} yang seharusnya adalah domain= {𝑥|0 ≤ 𝑥 ≤ 10, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑕}.

(22)

Soal nomor 3b

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.4 Jawaban nomor 3b subyek 12

Pada gambar 4.4, subyek terlihat keliru dalam memberi nama pada sumbu tegak dan mendatar sehingga secara otomatis mengakibatkan kesalahan pada penyelesaian soal. Selain itu, subyek juga tidak tepat dalam menentukan titik pada sumbu 𝑥. Hal tersebut mungkin dikarenakan oleh subyek yang kurang teliti dan kurang paham mengenai konsep yang berkaitan dengan bagaimana menyatakan fungsi dalam diagram Cartesius.

b) Analisis Hasil Wawancara Petikan wawancara

P: “Sumbu mendatar biasane dikasi simbol apa dek?”.

S: “Sumbu mendatar kan yang ini. (menunjuk sumbu horizontal pada gambar)”.

P: “Iya dek, simbolnya 𝑥 apa 𝑦 dek?”. S: “𝑦 mbak”.

P: “𝑦?” S: “(Diam)”.

P: “Gini dek ya, jadi untuk sumbu mendatar dikasi simbol 𝑥 terus untuk sumbu tegak dikasih simbol y. Paham dek?”.

(23)

S: “hehehe paham mbak”.

P: “Oiya dek, titik pertemuan antara sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦 itu di titik berapa dek?”

S: “(Diam)”.

P: “Ini dek, jadi seharusnya (menunjuk gambar di pertemuan sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦 yang tidak ditentukan nilai titiknya) titik 𝑥 = 𝑦 = 0. Nah misal di sumbu mendatar dari titik 𝑥 = 0 ke kanan itu untuk titik 𝑥 positif tapi sebaliknya dari titik 𝑥 = 0 ke kiri itu untuk titik 𝑥 negatif . Begitu juga pada sumbu tegak, dari titik 𝑦 = 0 ke atas itu untuk semua titik 𝑦 positif, nah sebaliknya kalo arah e ke bawah berati untuk semua titik 𝑦 negatif. Paham gak dek?”.

S: “Paham mbak”.

Berdasarkan petikan wawancara antara P dengan S terlihat bahwa subyek kurang paham mengenai konsep dalam menggambar grafik fungsi 𝑓(𝑥) pada diagram Cartesius. Subyek tidak tepat dalam menentukan sumbu tegak dan sumbu mendatar. Selain itu, subyek juga kesulitan dalam menentukan titik pada sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦.

c) Triangulasi

Analisis data pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunjukkan kesesuaian bahwa subyek kurang paham mengenai konsep dalam menggambar grafik pada diagram Cartesius. Oleh karena itu, data mengenai hal ini dapat dikatakan valid.

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasikan bahwa subyek tidak dapat menentukan sumbu tegak dan mendatar pada

(24)

menentukan titik pada diagram Cartesius. Hal tersebut ditunjukkan dengan subyek memberi simbol 𝑦 pada sumbu mendatar begitu sebaliknya.

e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada soal nomor 3b, dapat disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan tipe II yaitu kesalahan dalam memahami data. Hal ini, ditunjukkan dengan subyek tidak tepat dalam menggunakan konsep menggambar grafik pada diagram Cartesius.

Soal nomor 4a

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.5 Jawaban nomor 4a subyek 12

Berdasarkan gambar 4.5, terlihat subyek melakukan perhitungan yang keliru dalam mencari nilai 𝑝. Subyek langsung mengoperasikan penjumlahan yaitu 3

2 dengan 2 tanpa menyamakan penyebutnya terlebih dahulu sehingga subyek memperoleh hasil 𝑝 =3

2+ 2 = 5

2 . Seharusnya operasi penjumlahan tersebut adalah 𝑝 =3 2+ 2 = 3 2+ 4 2= 7

2. Mungkin hal tersebut dikarenakan subyek kurang teliti dan cermat dalam melakukan perhitungan sehingga hal ini menyebabkan subyek salah dalam menentukan rumus 𝑓(𝑥).

(25)

b) Analisis Hasil Wawancara Petikan wawancara

P: “Sekarang ke nomor 4a ya dek. Di jawabanmu itu kamu uda bener deh cara nentuin rumus fungsi 𝑓(𝑥) nya, tapi coba dilihat dulu (penjumlahan dari 5

2 dan 2) hasile bener 5 2?”. S: “(Berfikir) Iya mbak”.

P: “Coba disamakan dulu penyebutnya”. S: “Emm gini mbak? (coret-coret 𝑝 =3

2+ 4 2)”. P: “Iya dek, terus itu hasile berapa?”.

S: “7

2 mbak”.

P: “Iya dek, jawabane yang betul 7

2. Mesti itu kemaren langsung mbok jumlahin makane dapet e 5

2. Iya kan?”. S: “Iya e mbak..hehe”.

Berdasarkan petikan wawancara antara P dengan S terlihat bahwa subyek kurang teliti dalam menentukan nilai 𝑝 =3

2+ 2. Subyek membenarkan jawabannya jika nilai 𝑝 adalah 5

2. Subyek langsung menjumlahkan perhitungan tersebut tanpa menyemakan penyebutnya terlebih dahulu.

c) Triangulasi

Analisis data pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunjukkan adanya kesesuaian bahwa subyek kurang teliti dalam menentukan nilai 𝑝. Kesalahan tersebut terjadi saat subyek melakukan operasi matematika yaitu saat menjumlahkan 3

2 dengan 2.

(26)

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasikan bahwa subyek kurang teliti dalam melakukan perhitungan penjumlahan antara 3

2 dengan 2. e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada soal nomor 4a, dapat disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan tipe IV yaitu kesalahan dalam perhitungan.

Soal nomor 4b

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.6 Jawaban nomor 4b subyek 12

Berdasarkan gambar 4.6, terlihat subyek salah dalam menyelesaikan soal tersebut. Hal ini dikarenakan oleh kesalahan yang dilakukan sebelumnya yaitu kesalahan yang terjadi karena subyek kurang cermat dan teliti dalam melakukan perhitungan. b) Analisis Hasil Wawancara

Petikan wawancara

S: “Ya mbak, nanti yo salah mesti”. P: “Lha ko tau dek?”.

(27)

P: “Iya, neg diliat dari jawabanmu nomor 4b itu konsep pengerjaan sama prosedur e udah bener, cuman gara-gara 4a salah jadi hasil akhir 4b ya mesti salah juga. Soale jawabane itu berkaitan sama jawaban nomor 4a”.

S: “hehehe iya mbak”

P: “Kurang teliti sih ngitunge. Belajar gak kalo mau ulangan?” Berdasarkan petikan wawancara antara P dengan S terlihat bahwa subyek melakukan kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan sebelumnya. Dalam hal ini adalah kesalahan yang dilakukan saat menentukan rumus 𝑓(𝑥) pada soal nomor 4a.

c) Triangulasi

Analisis data pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunjukkan kesesuaian bahwa subyek melakukan kesalahan karena kesalahan yang dilakukan sebelumnya yaitu kesalahan perhitungan pada soal nomor 4a. Oleh karena itu, data mengenai hal ini dapat dikatakan valid.

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasikan bahwa subyek sudah menggunakan konsep dan prosedur pengerjaan yang sesuai tetapi karena kesalahan sebelumnya dalam menentukan rumus 𝑓(𝑥) sehingga menyebabkan kesalahan hasil akhir pada soal 4b.

e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada soal nomor 4b, dapat disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan yang sama dengan kesalahan sebelumnya yaitu kesalahan yang terjadi karena kurang teliti dalam melakukan operasi matematika. Oleh karena itu, dapat

(28)

disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan tipe IV yaitu aspek kesalahan dalam perhitungan.

2) Analisis Kesalahan Subyek Penelitian Siswa Nomor 17 Soal nomor 1a

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.7 Jawaban nomor 1a subyek 17

Berdasarkan gambar 4.7, subyek menjawab salah. Hal ini mungkin terjadi karena subyek kurang memahami data pada soal sehingga menyebabkan subyek menggunakan teori atau konsep yang tidak tepat.

b) Analisis Hasil Wawancara Petikan wawancara

S: “(Melihat soal) enggak mbak, relasine bukan fungsi”. P: “Lha kok bisa dek? Alasannya apa?”

S: “(Menunjuk Semarang) ini masih sisa mbak”.

P: “Jadi himpunan B itu harus habis berpasangan di A?”. S: “Iya mbak”.

P: “Pas dijelaske bu guru syarat relasi merupakan fungsi masih inget gak dek?”

S: “Engga mbak, wis lupa. Hehehe ”.

P: “Jadi to dek, syarat relasi merupakan fungsi itu kalo setiap anggota A mempunyai pasangan di B dan setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B. Nah, coba diamati diagram panah e itu (menunjuk pada soal) kira-kira termasuk fungsi bukan?”.

(29)

P: “Iya dek, lhah ko bisa. Coba mbak dijelaske yang mana yang nunjukke neg itu merupakan fungsi”.

S: “Kan Monas, Pantai Kuta, Malioboro, Candi Borobudur berpasangan semua mbak, trus pasangane ke B gak dobel”. P: “Maksude gak dobel gimana dek?”.

S: “Ya ini mbak, Cuma satu tok pasangane”. P: “Oo.. iya wis berati wis paham ya”.

Berdasarkan petikan wawancara antara P dengan S terlihat bahwa subyek kurang memahami konsep mengenai relasi merupakan fungsi. Subyek menjawab bahwa gambar pada diagram panah pada soal tersebut bukan merupakan fungsi padahal jawaban yang seharusnya pada relasi diagram panah yang disajikan merupakan fungsi. Dalam hal ini, subyek juga memaparkan alasan yang tidak tepat. Subyek beranggapan bahwa relasi dikatakan fungsi jika pada daerah kawan B harus habis berpasangan oleh anggota A.

c) Triangulasi

Analisis data pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunjukkan adanya kesesuaian bahwa subyek tidak tepat dalam menggunakan konsep yang sesuai untuk menjawab soal tersebut. Konsep dalam hal ini adalah mengenai relasi atau fungsi. Oleh karena itu, data mengenai hal ini dapat dikatakan valid.

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasikan bahwa subyek kurang paham mengenai konsep tentang relasi atau fungsi sehingga subyek tidak tepat dalam memberikan jawaban. Hal ini ditunjukkan oleh subyek menjawab bahwa relasi pada diagram

(30)

tidak tepat yaitu daerah lawan B salah satunya tidak ada pasangannya.

e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada soal nomor 1a, dapat disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan tipe II yaitu aspek kesalahan dalam memahami data. Aspek kesalahan tersebut ditunjukkan dengan penggunaan konsep relasi atau fungsi yang tidak tepat dalam menjawab soal tersebut.

Soal nomor 1b

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.8 Jawaban nomor 1b subyek 17

Berdasarkan gambar 4.8, Sepertinya maksud jawaban yang diberikan oleh subyek adalah “tempat/ lokasi dari daerah asal”. Hal tersebut mungkin terjadi karena subyek kurang teliti dalam menulis jawaban yang dimaksud.

b) Analisis Hasil Wawancara Petikan wawancara

P: “Sekarang ke soal nomor 1b ya, nama relasi yang mungkin di diagram panah kira-kira apa dek?”.

S: “(Diam). „Tempat wisata dari daerah asal‟ ”.

P: “Ehm.. Coba ini dilihat di jawabanmu ya dek, ini kamu nulis e tempat/ candi maksudnya gimana dek? ”

S: “Eh, itu salah mbak. Maksudnya itu bukan candi. Apa ya? (Berfikir) maksudku lokasi mbak, lokasi wisata seng bener”. P: “Oalah, berati ini kamu salah nulis?”.

(31)

Berdasarkan petikan wawancara antara P dengan S terlihat bahwa subyek tepat dalam menjawab pertanyaan pada soal nomor 1b tersebut. Subyek menjawab nama relasi yang mungkin untuk diagram panah tersebut dengan „tempat wisata dari daerah asal‟, padahal pada jawaban tertulis subyek menjawab tempat/ candi dari daerah asal. Hal ini menunjukkan bahwa subyek sudah tepat dalam menggunakan proses perencanaan tetapi subyek tersebut kurang teliti dalam menggunakan atau memilih kata yang tepat dan sesuai untuk memaparkan jawaban yang dimaksud oleh subyek.

c) Triangulasi

Analisis data pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunjukkan kesesuaian bahwa subyek kurang tepat dalam memilih kata-kata untuk memaparkan jawaban yang dimaksud oleh subyek. Hal ini menyebabkan kesalahan penulisan karena pemilihan kata-kata yang kurang tepat. Oleh karena itu, data mengenai hal ini dapat dikatakan valid.

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasi bahwa subyek salah dalam menuliskan jawaban yang dimaksud. Subyek menjawab benar pertanyaan soal tersebut dengan „tempat wisata dari daerah asal‟ tapi dalam lembar jawaban subyek menuliskan „tempat/ candi dari daerah asal‟. Hal ini dikarenakan oleh pemilihan kata yang kurang tepat untuk memaparkan jawaban sesuai yang dimaksudkan oleh subyek.

e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada soal nomor 1b, dapat disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan tipe V yaitu aspek

(32)

subyek menjawab „tempat/ candi dari daerah asal‟ yang seharusnya adalah „tempat wisata dari daerah asal‟.

Soal nomor 2b

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.9 Jawaban nomor 2b subyek 17

Berdasarkan gambar 4.9, sepertinya subyek kurang memahami data yang terdapat dalam soal sehingga menyebabkan subyek menggunakan konsep yang tidak tepat. hal ini terlihat oleh subyek yang masih kebingungan dalam mencari nilai dari 𝑓(−2) yang kemudian dioperasikan dengan nilai dari 𝑓(0). Hal tersebut menyebabkan kesalahan pada penyelesaian soal tersebut.

b) Analisis Hasil Wawancara Petikan wawancara

S: “Enggak mbak, neg nyari 𝑓(−2) aja gitu aku bisa mbak, tapi neg ini (menunjuk 𝑓 −2 − 𝑓(0) ) aku ga bisa mbak”.

P: “Padahal sama mudahnya lho dek, wong tinggal nyari nilai 𝑓(−2) sama 𝑓(0) nya dulu terus ketemune nanti dikurangke”. S: “Ow, berarti nilai 𝑓(−2) seng wis dicari di nomor 2a dikurangke

sama 𝑓(0)? ”.

P: “Iya dek, lha terus ini jawabanmu kok bisa ketemu empat (hasil jawaban dari 𝑓 −2 − 𝑓(0))dari mana dek?”.

S: “Hehehe, aku lupa mbak neg itu, aku ngawur og mbak”.

Berdasarkan petikan wawancara antara P dengan S terlihat bahwa subyek kurang memahami maksud soal 𝑓 −2 − 𝑓(0). Subyek tidak mengerti proses perencanaan yang tepat untuk

(33)

menjawab soal tersebut. Oleh karenanya subyek menggunakan konsep yang tidak tepat pula dalam penyelesaianya.

c) Triangulasi

Analisis data pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunjukkan kesesuaian bahwa subyek tidak memahami proses perencanaan yang tepat dalam penyelesaiannya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman terhadap apa yang ditanyakan dalam soal yaitu 𝑓 −2 − 𝑓(0). Oleh karena itu, data mengenai hal ini dapat dikatakan valid.

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasikan bahwa subyek kurang memahami maksud soal 𝑓 −2 − 𝑓(0). Sehingga subyek tidak tepat dalam memilih proses perencanaan penyelesaian yang sesuai.

e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada soal nomor 2b, dapat disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan tipe II yaitu aspek kesalahan dalam memahami data. Dalam hal ini ditunjukkan subyek memilih proses perencanaan yang tidak sesuai sehingga berakibat pada penggunaan konsep penyelesaian yang tidak tepat. Subyek kurang memahami bahwa maksud soal 𝑓 −2 − 𝑓(0) adalah nilai dari 𝑓 −2 dikurangkan dengan 𝑓(0).

(34)

Soal nomor 2c

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.10 Jawaban nomor 2c subyek 17

Pada gambar 4.10, terlihat subyek malah mencari nilai dari 𝑓(𝑥) padahal yang ditanyakan dalam soal adalah nilai dari 𝑎. Hal tersebut mungkin dikarenakan oleh subyek kurang tepat dalam menafsirkan data yang terdapat dalam soal sehingga subyek tidak mengerti maksud soal. Berdasarkan gambar 4.10 juga terlihat bahwa, subyek malah mensubstitusikan nilai dari 𝑓(𝑎) ke 𝑥 pada fungsi 𝑓(𝑥). Subyek sepertinya kurang paham tentang penggunaan konsep yang tepat dalam pengerjaan soal tersebut.

b) Analisis Hasil Wawancara Petikan wawancara

S: “(Membaca soal) 𝑎 mbak”.

P: “Lha terus kenapa malah nyarine 𝑓(𝑥)?”.

S: “Gak tau carane nyari 𝑎 mbak, terus asal nyari 𝑓(𝑥) aja. Hehehe ”.

P: “Coba nyari 𝑓(𝑎) dulu, carane kayak nyari 𝑓(−2) di soal 2a”. S: “(Coret-coret 𝑓 𝑎 = −2𝑎 − 7) masak gini mbak?”.

P: “Diliat di soalnya itu, nilai 𝑓 𝑎 nya berapa dek?”. S: “Tiga mbak”.

P: “Heem tiga.. terus dari 𝑓 𝑎 = −2𝑎 − 7 disama denganke sama tiga. Nanti ketemu hasile, coba dikerjain dulu dek”.

S: “(Coret-Coret −2𝑎 − 7 = 3 → −2𝑎 = 10) hasile min lima to mbak?”.

(35)

Berdasarkan petikan wawancara antara P dengan S terlihat bahwa subyek mampu menafsirkan simbol yang terdapat di soal sehingga subyek mengetahui apa yang ditanyakan pada soal. Hal ini ditunjukkan dengan subyek mengerti bahwa yang ditanyakan dalam soal adalah menentukan nilai 𝑎. Oleh karena subyek tidak memahami data yang terdapat pada soal yaitu 𝑓 𝑎 = 3, maka subyek tidak mengetahui konsep penyelesaian yang sesuai untuk menjawab soal tersebut. Subyek malah asal menentukan nilai 𝑓(𝑥) yang tidak ditanyakan pada soal.

c) Triangulasi

Analisis data pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunujukkan ada data yang sesuai dan ada data yang tidak sesuai. Kesesuaian ditunjukkan oleh data bahwa subyek kurang memahami data yaitu 𝑓 𝑎 = 3 sehingga subyek tidak mengerti proses perencenaan yang tepat yang mengakibatkan penggunaan konsep penyelesaian yang keliru. Oleh karena itu, data mengenai hal ini dapat dikatakan valid. Sementara itu, ketidaksesuaian ditunjukkan oleh perbedaan hasil pada hasil tes tertulis dengan saat wawancara. Pada hasil tes tertulis terlihat bahwa subyek kurang mempu dalam menafsirkan simbol pada soal sehingga subyek tidak mengetahui apa yang ditanyakan dalam soal yaitu subyek yang menentukan 𝑓(𝑥) dan bukan menentukan 𝑎. Tetapi pada saat wawancara subyek memahami apa yang ditanyakan pada soal yaitu menentukan 𝑎. Hanya saja subyek tidak mengerti proses perencanaan penyelesaian yang tepat sehingga subyek asal menentukan nilai 𝑓(𝑥). Oleh karena itu, data mengenai hal ini dapat dikatakan tidak valid.

(36)

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasikan bahwa subyek kurang memahami data pada soal yaitu 𝑓 𝑎 = 3, sehingga mengakibatkan kesalahan pada penggunaan konsep pengerjaannya. e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada soal nomor 2c, dapat disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan tipe II yaitu aspek kesalahan dalam memahami data. Aspek kesalahan tersebut ditunjukkan oleh penggunaan proses perencanaan pengerjaan yang keliru.

Soal nomor 3b

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.11 Jawaban nomor 3b subyek 17

Berdasarkan gambar 4.11, subyek terlihat tidak tepat dalam menggambar grafik yang disebabkan oleh subyek salah dalam menempatkan titik yang bernilai negatif ke sumbu y positif yang seharusnya diletakkan pada sumbu 𝑦 negatif. Selain itu, subyek juga tidak membuat titik 0 pada perpotongan sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦. Hal tersebut mungkin dikarenakan oleh kekurang pahaman

(37)

subyek terhadap konsep tentang bagaimana menyatakan suatu fungsi ke dalam diagram Cartesius.

b) Analisis Hasil Wawancara Petikan wawancara

P: “Oiya dek, titik perpotongan antara sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦 itu pada titik berapa dek?”.

S: “hehehe gak tau mbak”.

P: “Dulu udah dijelaske sama bu guru kan?”. S: “Hehehe, iya mbak tapi lupa”

P: “Jadi titik pertemuan sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦 itu pada titik 𝑥 = 𝑦 = 0”

S: “Ow berarti titik e nol disini mbak? (menunjuk pada perpotongan sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦 )”.

P: “Iya dek, terus dilihat dulu gambarmu. Kira-kira udah bener itu titik-titik yang di sumbu 𝑦 nya?”

S: “Yang mana mbak?”.

P: “Ini lho dek (menunjuk jawaban siswa yang memberi titik −7, −6, −5 pada sumbu 𝑦 positif) . Jadi dari titik 𝑦 = 0 ke atas itu untuk semua titik 𝑦 positif lha sebalike dari titik 𝑦 = 0 ke bawah itu untuk semua titik 𝑦 negatif. Paham dek?”.

S: “Paham mbak, berarti titik (menunjuk titik −7, −6, −5 … ) haruse di bawah sumbu 𝑦 = 0 mbak?”.

Berdasarkan petikan wawancara antara P dengan S dapat disimpulkan bahwa subyek kurang paham tantang konsep menggambar grafik fungsi 𝑓 pada diagram Cartesius. Hal ini ditunjukkan oleh banyak kesalahan saat menggambar grafik oleh subyek diantaranya adalah subyek menentukan titik 𝑦 negatif pada

(38)

sumbu 𝑦 positif yang seharusnya berada pada sumbu 𝑦 negatif. Selain itu, subyek juga tidak paham menentukan titik 𝑥 = 𝑦 = 0. c) Triangulasi

Analisis pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunjukkan adanya kesesuaian bahwa subyek tidak dapat menggambar grafik fungsi 𝑓 pada diagram Cartesius. Hal ini disebabkan oleh subyek kurang memahami konsep tentang bagaimana menyatakan fungsi pada diagram Cartesius. Oleh karena itu, data mengenai hal ini dapat dinyatakan valid.

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasikan bahwa subyek lupa dan tidak memahami konsep menggambar grafik fungsi 𝑓 pada diagram Cartesius.

e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada soal nomor 3b, dapat disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan tipe II yaitu kesalahan dalam memahami data. Aspek pada kesalahan ini ditunjukkan oleh subyek yang tidak tepat dalam menggunakan konsep menggambar grafik fungsi 𝑓 pada diagram Cartesius.

Soal nomor 4a

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.12 Jawaban nomor 4a subyek 17

Berdasarkan gambar 4.12, terlihat subyek langsung menulis jawaban rumus fungsi 𝑓(𝑥) yang ditanyakan tanpa

(39)

memberi alasan yang jelas. Sepertinya subyek kurang mengerti prosedur yang tepat untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

b) Analisis Hasil Wawancara Petikan wawancara

P: “Iya dek, sekarang ke nomor 4a ya. Di jawabanmu ko bisa langsung ketemu 𝑓 𝑥 = −2.3

2 dari mana dek?”, S: “Hehehe, lupa mbak. Eh 3

2 ne dari ini mbak (menunjuk 3

2 dari soal 𝑓 𝑥 = −2.3

2)”

P: “Terus kok bisa kamu kalikan sama negatif dua dari mana dek?”. S: “Lupa mbak, ngawur mbak”.

P: “Coba diliat di soalnya itu dek, kan rumus 𝑓(𝑥) sudah diketahui 𝑓 𝑥 = −𝑝𝑥 − 2. Nah di rumus fungsi 𝑓(𝑥) itu kan ada unsur 𝑝 yang belum diketahui, ya nanti 𝑝 nya dicari terlebih dahulu”. S: “Ow, carane gimana mbak?”.

P: “Jadi di soal kan diketahui 𝑓 −1 =3

2, nah nanti caranya kayak nyari nilai 𝑓(−1) terus disama dengankan 3

2. Nanti kan ketemu nilai 𝑝 ne nah terus disubstitusikan ke rumus 𝑓(𝑥) Coba dikerjain dulu dek”.

S: “Iya mbak. Gini mbak? (coret-coret −𝑝𝑥 − 2 = −𝑝 −1 − 2 = 𝑝 − 2 =3

2)”.

P: “Iya dek, terus hasil e berapa dek?”. S: “setengah mbak?”.

P: “hem.. ya gak dek (coret-coret 𝑝 − 2 =3

2 → 𝑝 = 3 2+ 2), disamakan dulu penyebutnya ya dek. Jadinya nanti 𝑝 =3

2+ 4

2=

(40)

Berdasarkan petikan wawancara antara P dengan S terlihat bahwa subyek tidak tahu prosedur penyelesaian yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut. Subyek dapat mengerjakan soal tersebut setelah dijelaskan oleh P. Subyek asal menjawab 𝑓 𝑥 = −2.3

2 tanpa prosedur yang jelas. c) Triangulasi

Analisis pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunjukkan kesesuaian bahwa subyek tidak dapat menjelaskan prosedur penyelesaian yang diperlukan pada soal tersebut. Subyek asal menjawab 𝑓 𝑥 = −2.3

2 tanpa memberi prosedur penyelesaian. d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasikan bahwa subyek asal menjawab 𝑓 𝑥 = −2.3

2. Subyek tidak mengerti prosedur yang diperlukan untuk menentukan rumus fungsi 𝑓 𝑥 . e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada soal nomor 4a, dapat disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan tipe III yaitu aspek kesalahan dalam menggunakan proses yang keliru.

Soal nomor 5

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.13 Jawaban nomor 5 subyek 17

Pada gambar 4.13, terlihat subyek tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal padahal soal tersebut merupakan soal cerita. Selain itu subyek kurang tepat dalam menafsirkan kalimat matematika yang terdapat dalam soal sehingga subyek tidak mengerti apa yag harus dilakukan untuk

(41)

menyelesaikan soal tersebut. Berdasarkan gambar tersebut sepertinya subyek juga kurang mengerti prosedur pengerjaan yang tepat untuk menyelesaikan soal karena terlihat subyek langsung menuliskan jawabannya tanpa memberi proses pengerjaan yang jelas.

b) Analisis Hasil Wawancara Petikan wawancara

P: “Ke soal nomor 5 ya dek, ko langsung di jawab ini dari mana dek? (menunjuk jawaban siswa yang hanya menuliskan𝑅𝑝 5600 𝐹(𝑥))”.

S: “Lha daripada gak ada isine mbak”.

P: “Coba dilihat dulu soalnya, yang diketahui di soal apa aja dek?” S: “(Membaca soal)”

P: “Pernyataan harga gula 1 kg Rp. 5600,00 kalo dinyatakan dalam bentuk fungsi, jadinya nanti gimana dek?”.

S: “Ga tau mbak.. dikalikan 𝑓(𝑥) mbak?”.

P: “Gak dek, pernyataan yang mbak bilang itu dapat ditulis 𝑓 1 = 5600. Nah, pernyataan selanjutnya yang harga 𝑝 kg gula adalah 5600𝑝 dapat ditulis kaya gimana dek?”.

S: “(Berfikir) satune (menunjuk satu pada 𝑓 1 = 5600) diganti dengan 𝑝 ya mbak?”.

P: “Gak tau dek, dicoba dulu jadinya kayak gimana dek?”. S: “𝑓 𝑝 = 5600?”.

P: “Diliat dulu soalnya, harga 𝑝 𝐾𝑔 tadi berapa ya dek?”. S: “5600𝑝 mbak”.

P: “Berarti 𝑓 𝑝 = ?”.

(42)

P: “Iya dek, sekarang pertanyaane yang ditanyakan dalam soal itu apa dek?”.

S: “(Membaca soal) terus itu maksudnya gimana mbak?”.

P: “Ini 𝑓 𝑝 = 5600𝑝 itu bentuk fungsi 𝑓 dalam 𝑝, nah kalo fungsi 𝑓 dalam 𝑥 jadinya gimana dek?”.

S: “Ow berarti 𝑝 ne diganti 𝑥 kan mbak. Jadi bentuk fungsine 𝑓 𝑥 = 5600𝑥?”.

Berdasarkan petikan wawancara antara P dengan S terlihat bahwa subyek tidak dapat menafsirkan kalimat matematika sehingga subyek kesulitan untuk menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Selain itu, subyek bisa menjawab soal tersebut setelah diberikan penjelasan penyelesaian oleh P. Hal itu, menunjukkan bahwa subyek tersebut kurang memahami prosedur yang diperlukan untuk menyelesaikan soal tersebut.

c) Triangulasi

Analisis pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunjukkan kesesuaian bahwa subyek tidak dapat menafsirkan kalimat matematika sehingga subyek tidak menuliskan apa yang ditanyakan pada soal. Selain itu, subyek juga tidak mengetahui prosedur yang tepat untuk menyelesaikan soal tersebut. Oleh karena itu, data mengenai hal ini dapat dikatakan valid.

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasikan bahwa subyek tidak menuliskan apa yang ditanyakan pada soal selain itu subyek tidak mengetahui cara untuk menentukan rumus fungsi 𝑓 𝑥 dan asal menjawab 𝑓 𝑥 = −2.3

(43)

e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada soal nomor 5, dapat disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan tipe I dan III yaitu aspek kesalahan pada pengetahuan tentang simbol dan aspek kesalahan dalam menggunakan proses yang keliru. Aspek kesalahan pada pengetahuan tentang simbol yaitu subyek tidak menuliskan apa yang diketahui pada soal karena kurang mampu menafsirkan kalimat matematika pada soal, sedangkan aspek kesalahan dalam menggunakan proses yang keliru yaitu subyek tidak mengetahui prosedur yang tepat untuk menjawab soal tersebut dan asal dalam menjawab 𝑓 𝑥 = −2.3

2. b. Tingkat Kecemasan Sedang

1) Analisis Kesalahan Subyek Penelitian Siswa Nomor 23 Soal nomor 1a

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.14 Jawaban nomor 1a subyek 23

Berdasarkan gambar 4.14, sepertinya maksud jawaban dari subyek sama dengan setiap anggota A mempunyai pasangan di B dan setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B. Hal ini menunjukkan bahwa subyek sudah benar dalam menggunakan konsep atau teori tapi belum benar dalam menggunakan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan jawaban yang dimaksud oleh subyek. b) Analisis Hasil Wawancara

Petikan wawancara

(44)

P: “Itu maksudnya gimana dek?”

S: “Ya maksudku ini mbak…anggota ne A ini ({Monas, Pantai Kuta, Malioboro, Candi Borobudur}) punya pasangan semua.” P: “Ow..terus alasannya apalagi dek?”

S: “Himpunan A semuanya tidak bercabang”. P: “Maksudnya tidak bercabang apa dek?”

S: “Maksudnya, anggota-anggota A itu tidak mempunyai daerah yang lain…, eh tidak punya pasangan lain…(mikir). Pokoknya to mbak, anggota A ini punya pasangan di B cuman satu”.

P: “Ow… kalau mbak jawabnya Setiap anggota himpunan A mempunyai pasangan di B dan setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B, apa jawabanmu maksudnya sama kayak gitu?”.

S: “(Berfikir) iya mbak.. maksudku ya gitu, kan sama aja to mbak (hehehe)”.

Berdasarkan petikan wawancara antara P dengan S terlihat bahwa subyek menggunakan konsep yang tepat untuk menyelesaikan soal yang berkaitan, hanya saja subyek tersebut mengalami kesulitan saat mengutarakan maksud jawabannya ke dalam kata-kata yang sesuai.

c) Triangulasi

Analisis pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunjukkan kesesuaian bahwa subyek menggunakan kata-kata yang kurang tepat untuk menjelaskan konsep dari jawaban yang dimaksud.

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasi bahwa subyek kurang tepat dan cenderung bingung dalam penggunaan kalimat atau kata-kata untuk menjelaskan konsep materi yang

(45)

berkaitan dalam soal. Padahal konsep materi yang dimaksud oleh subyek sesuai dengan jawaban yang dimaksud dalam soal.

e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada soal nomor 1a, dapat disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan tipe V yaitu aspek kesalahan dalam penulisan. Aspek kesalahan ini, subyek kurang tepat pada penggunaan kata-kata atau kalimat untuk menjelaskan konsep/ teori yang digunakan dalam menjawab soal tersebut. Dalam hal ini, subyek menggunakan istilah himpunan A tidak bercabang untuk menjelaskan jawaban setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B.

Soal nomor 2b

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.15 Jawaban nomor 2b subyek 23

Berdasarkan gambar 4.15, terlihat bahwa subyek tidak tepat dan kurang teliti dalam melakukan operasi hitung matematika yaitu saat menentukan nilai dari 𝑓 0 yang seharusnya bernilai −7. Hal ini berakibat subyek melakukan kesalahan dalam menentukan nilai dari 𝑓 −2 − 𝑓 0 .

b) Analisis Hasil Wawancara Petikan wawancara

S: “Itu mbak, suruh nyari nilai 𝑓 −2 − 𝑓(0) kan?”. P: “Iya dek, terus carane gimana?”.

(46)

S: “Yaudah dicari nilai 𝑓 −2 terus dikurangi sama 𝑓(0), neg nilai 𝑓(−2) kan udah ketemu jadi tinggal nyari nilaine 𝑓(0)”

P: “Ow, yaudah coba diamati jawabanmu, mbak dijelasin kerjaanmu ini ya…”.

S: “Jadi, negatif dua dikali sama nol terus dikurangi 7. Negatif dua dikali nol kan nol terus dikurangi sama tujuh, hasil kan tujuh to mbak?”

P: “Berapa dek? Tujuh? Nol dikurangi tujuh lho dek…”.

S: “Lha terus berapa mbak? Nol ya..(mikir) ,eh negatif tujuh og ya mbak.. hehehe”.

Berdasarkan petikan wawancara antara P dengan S terlihat bahwa subyek kurang teliti dalam melakukan perhitungan operasi matematika yaitu pengurangan. Subyek bingung dalam menentukan operasi 𝑓(0) = 0 − 7.

c) Triangulasi

Analisis pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunjukkan kesesuaian bahwa subyek kurang cermat atau kurang teliti dalam melakukan perhitungan operasi matematika. Oleh karena itu, data mengenai hal ini dapat dikatakan valid.

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasi bahwa subyek kurang teliti atau kurang cermat dalam melakukan perhitungan matematika yaitu pengurangan. Subyek juga ragu-ragu dalam menjawab hasil perhitungan pada operasi pengurangan yaitu 𝑓(0) = 0 − 7.

e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada soal no 2b, dapat disimpulkan subyek melakukan kesalahan tipe IV yaitu aspek

(47)

kesalahan dalam perhitungan. Kesalahan tersebut yaitu subyek tidak tepat dalam menentukan operasi pengurangan dari 𝑓(0) = 0 − 7.

Selain itu, berdasarkan klarifikasi terungkap bahwa subyek kurang teliti dalam melakukan perhitungan pada operasi pengurangan yaitu 𝑓(0) = 0 − 7, serta subyek juga ragu-ragu dalam menentukan hasil perhitungan dari operasi pengurangan tersebut.

Soal nomor 2c

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.16 Jawaban nomor 2c subyek 23

Berdasarkan gambar 4.16, sepertinya subyek tidak memahami apa yang ditanyakan pada soal. Subyek malah mensubstitusikan nilai dari 𝑓(𝑎) ke 𝑥 pada persamaan 𝑓 𝑥 = −2𝑥 − 7 untuk mencari nilai dari 𝑓 𝑥 , padahal yang ditanyakan dalam soal adalah menentukan nilai dari 𝑎. Hal tersebut mungkin juga dikarenakan oleh subyek yang kurang tepat dalam membaca simbol matematika yaitu mengira 𝑓 𝑎 = 3 adalah variabel yang kemudian disubtitusikan ke 𝑥 pada fungsi 𝑓 𝑥 serta dimungkinkan juga oleh proses perencanaan yang salah sehingga subyek menggunakan konsep yang tidak tepat dalam menyelesaikan permasalahan pada soal tersebut.

b) Analisis Hasil Wawancara Petikan wawancara

(48)

S: “Yaudah mbak, kan udah diketahui nilai 𝑓(𝑎), terus tinggal dikalikan sama negatif dua terus dikurangi tujuh (mensubstitusikan nilai 𝑓(𝑎) pada fungsi nilai 𝑓(𝑥)). Lha nanti ini hasilnya enam dikurangi tujuh samadengan satu mbak..”. P: “Masa‟ dek? Berarti nilai 𝑓 𝑎 = 3 itu nilai variabel 𝑥 terus

disubstitusikke ke fungsi 𝑓 𝑥 gitu?”. S: “Emm, iya mbak..”.

P: “Coba dibaca dulu soalnya, yang ditanyakan di soal kira-kira apa?”.

S: “(Siswa membaca soal)”.

P: “Yang ditanyakan di soal menentukan nilai apa dek?”. S: “Apa ya mbak?(mikir), nilai 𝑎 to mbak?”.

P: “Nah itu tahu… terus kalau menentukan nilai a caranya gimana dek?”

S: “Emmm…aku gak mudeng i mbak, carane apa ga kaya gini to mbak? (menunjuk hasil jawaban siswa)”.

P: “Ya enggak nhu… jadi to dek, nanti 𝑎 itu disubstitusikan ke 𝑥 di rumus 𝑓(𝑥) = −2𝑥 − 7 terus di samadengan kan tiga, nah nanti ketemu nilai 𝑎 nya berapa”.

S: “Oalaahh.. gitu to mbak, lha aku ga mudeng mbak maksude piee… hehehe”.

Berdasarkan petikan wawancara antara P dengan S terlihat subyek tidak memahami soal sehingga subyek menggunakan konsep pengerjaan yang keliru. Subyek juga salah dalam membaca simbol yang terdapat dalam soal.

(49)

c) Triangulasi

Analisis pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunjukkan kesesuaian bahwa subyek salah dalam memahami soal sehingga subyek menggunakan konsep yang keliru. Oleh karena itu, data mengenai hal ini dapat dikatakan valid.

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasi bahwa subyek salah dalam membaca simbol pada soal yaitu mengira 𝑓(𝑎) = 3 yang kemudian disubstitusikan ke 𝑥 pada fungsi 𝑓(𝑥). Selain itu subyek juga tidak memahami soal sehingga tidak mengerti arah tujuan penyelesaian pada soal.

e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada soal nomor 2c, dapat disimpulkan bahwa subyek melakukan kesalahan tipe II yaitu aspek kesalahan dalam memahami data yang berakibat pada proses perencanaan penyelesaian sehingga subyek menggunakan konsep yang tidak tepat.

Selain itu, berdasarkan klarifikasi terungkap bahwa subyek salah dalam membaca simbol pada soal, subyek juga tidak mengetahui arah tujuan penyelesaian dari soal.

(50)

Soal nomor 3b

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.17 Jawaban nomor 3b subyek 23

Berdasarkan gambar 4.17, subyek salah dalam menggambar grafik yang seharusnya grafik fungsi tersebut adalah berupa titik-titik (noktah). Subyek mungkin kurang teliti dalam menggambar grafik fungsi tersebut atau mungkin dikarenakan oleh subyek kurang memahami bagaimana menyajikan suatu relasi fungsi dengan diagram cartesius. Hal ini terlihat oleh subyek yang membuat titik 0 tidak pada pertemuan sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦. b) Analisis Hasil Wawancara

Petikan wawancara

P: “Terus ini coba di amati jawabanmu yang menggambar grafik, itu grafiknya berupa garis lurus?”

S: “Iya mbak, lha titik-titik e kan dihubungke”.

P: “Di soal daerah asal e 𝑥 anggota himpunan bilangan riil, bulat, cacah atau apa dek?”.

S: “Himpunan bilangan cacah mbak”.

P: “Kalau domainnya himpunan bilangan cacah, grafiknya berupa garis lurus apa titik-titik aja?”.

(51)

S: “Nah itu aku bingung mbak, soalnya dulu aku nggak merhate‟ke pas diterangin..masih bingung”.

P: “Oo gitu. Satu lagi kesalahan di grafikmu ini ya dek. Ini titik nol nya kan harus e di buat di pertemuan sumbu 𝑥 sama sumbu 𝑦, ko ini ngga?”.

S: “Ow ini to (menunjuk titik 𝑥 = 0), lha pas dihubungke sama titik 𝑦 = 3 biar kelihatan og”.

P: “Ya kan pas di titik 𝑦 = 3, bisa langsung dikasih noktah tebel jadi udah keliatan kalau itu koordinat (0,3)”.

S: “Oooo…”.

P: “Paham kan dek?”. S: “Iya mbak paham..”.

Berdasarkan petikan wawancara P dan S terlihat bahwa subyek tidak tepat dalam menggambar grafik. Dalam hal ini dikarenakan oleh subyek kurang memahami konsep bagaimana menyatakan suatu fungsi dalam diagram Cartesius. Subyek juga terlihat salah dalam membuat koordinat titik (0,3).

c) Triangulasi

Analisis pada hasil tes tertulis dan petikan wawancara menunjukkan kesesuaian bahwa subyek salah dalam menggambar grafik yang seharusnya hanya berupan noktah, tapi pada jawabannya subyek malah menghubungkan titik-titik sehingga grafik berupa garis lurus. Selain itu, subyek juga tidak tepat dalam menentukan koordinat titik (0,3) pada diagram Cartesius.

d) Klarifikasi

Berdasarkan hasil wawancara dapat diklarifikasi bahwa subyek kurang teliti dalam menentukan koordinat (0,3), hal ini

(52)

Cartesius. Di sisi lain subyek juga kurang memahami konsep mengenai bentuk diagram Cartesius dari suatu fungsi dengan domain yang sudah diketahui. Subyek tidak memahami tentang domain fungsi yang berpengaruh terhadap bentuk grafik.

e) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada soal nomor 3b, dapat disimpulkan subyek melakukan kesalahan konsep yang termuat pada kesalahan tipe II yaitu aspek kesalahan dalam pemahaman data yang berdampak pada penggunaan konsep yang kurang tepat. Dalam hal ini adalah subyek salah dalam mengambar grafik yang berupa garis lurus padahal jelas diketahui domain fungsi tersebut adalah himpunan bilangan cacah.

Soal nomor 4a

a) Analisis Hasil Tes

Gambar 4.18 Jawaban nomor 4a subyek 23

Berdasarkan gambar 4.18 terlihat subyek salah dalam menentukan nilai 𝑝 yang seharusnya bernilai 7

2. Hal ini dikarenakan mungkin subyek kurang teliti dan kurang cermat dalam melakukan operasi hitung matematika saat menentukan nilai 𝑝, sehingga hal tersebut mengakibatkan subyek salah dalam menentukan rumus 𝑓(𝑥). Selain itu mungkin juga dikarenakan oleh subyek tidak tahu

Gambar

Gambar 4.1 Jawaban nomor 1a subyek 12
Gambar 4.4 Jawaban nomor 3b subyek 12
Gambar 4.5 Jawaban nomor 4a subyek 12
Gambar 4.6 Jawaban nomor 4b subyek 12
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada prinsipnya untuk tahanan di laut bergelombang, perhatian lebih terfokuskan pada nilai rata-rata, dimana nilai ini dapat diperoleh dengan merata-ratakan perubahan tahanan

- Jumlah dan jenis alat tangkap lemuru tahun 2010 - Hasil tangkapan masing-masing alat tangkap tahun 2010 - Upaya penangkapan (trip) masing-masing alat tangkap untuk

Masalah lain yang membuat orang asing pusing dalam belajar bahasa Indonesia adalah urusan imbuhan.. Kesaktian imbuhan dalam bahasa Indonesia demikian luar biasa

1) Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi membuat juklak dengan mengacu pedoman teknis dari Pusat, yang mengatur teknis pelaksanaan pengadaan dan penyaluran bantuan

Hasil analisis dari ketiga metode tersebut menunjukkan bahwa indeks kualitas air yang dihasilkan dari metode CCME WQI mengindikasikan perairan dengan tingkat

Penulisan tugas akhir berjudul “Pengaruh shopping enjoyment tendency, positive affect, urge to purchase dan pre-shopping preparation tendency terhadap impulse buying

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih pasti dan terperinci analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan

Salah satu upaya yang harus ditempuh adalah melakukan kegiatan penataan ruang yang mencakup proses perencanaan tata ruang, pelaksanaan pemanfaatan