• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IRADIASI DAN PENYIMPANAN DARI SUPLEMEN PAKAN RUMINANSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH IRADIASI DAN PENYIMPANAN DARI SUPLEMEN PAKAN RUMINANSIA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IRADIASI DAN PENYIMPANAN DARI

SUPLEMEN PAKAN RUMINANSIA

(The Effect of Irradiation on the Shelf Life of Feed Supplements

for Ruminant)

LYDIA ANDINI,SUHARYONO danHARSOJO.

Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Batan, Jl. Cinere Pasar Jum’at, Jakarta

ABSTRACT

Research had been done to study the effect of irradiation on the feed supplements for ruminant. The aim of the research was to prolong the shelf life of the feed supplements to aid distributions to the remote area. Irradiation was done in Irradiator Panorama Serba Guna with Co-60 as a source at dose ranges of 0; 1,5; 3; dan 4,5 kGy and dose rate 1,149 kGy/hour. Time of storage: 0; 2; 4; 6 and 8 weeks at room temperature ± 28°C. Parameters measured were dry weight, organic contents, and microbiological analysis such as total number of colony of bacteria, total number of colony of yeast, and coliform bacteria. Result shows the existence of early bacterial contamination of UMMB and SPM by 5.80 x 105 dan 1.65 x 106 colony/g respectively. Treatment combination of irradiation and storage can reduce bacterial counts each by 3 and 4 decimals. In the storage for 6 weeks, no growth of fungi were found on the UMMB feed supplement, while on SPM, no growth of fungi was found after 4 weeks of storage. On both feed supplements UMMB and SPM no coli bacteria at dose 3,0 kGy at 0 week storage, while at 2 weeks storage growth of coliforms bacteria were not found. No coliform bacteria were found at SPM feed supplement.

Key Words: Irradiation, Preservation, Feed Supplement, Ruminant

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh iradiasi pada penyimpanan suplemen pakan untuk ruminansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperpanjang masa simpan sebelum didistribusikan ke daerah. Iradiasi dilakukan di Iradiator Panorama Seba Guna dengan sumber Co-60 pada dosis 0; 1,5; 3; dan 4,5 kGy dan laju dosis 1,149 kGy/jam. Sedangkan penyimpanan selama 0; 2; 4; 6 dan 8 minggu pada suhu kamar + 28o C. Parameter yang diamati adalah Bahan Kering, Bahan Organik, serta analisis mikrobiologi antara lain meliputi total koloni bakteri, total koloni kapang/khamir, dan bakteri koli. Hasil yang diperoleh menunjukkan kontaminasi awal bakteri pada pakan UMMB dan SPM masing-masing 5,80 x 105 dan 1,65 x 106 koloni/g. Kombinasi perlakuan antara iradiasi dan penyimpanan dapat mengurangi jumlah bakteri masing-masing 3 dan 4 desimal. Penyimpanan sampai dengan 6 minggu tidak ditemukan pertumbuhan kapang pada suplemen pakan UMMB, sedangkan pada SPM pertumbuhan kapang tidak ditemukan setelah penyimpanan 4 minngu. Suplemen pakan UMMB dan SPM tidak ditemukan adanya bakteri koli pada dosis 3,0 kGy dengan penyimpanan 0 minggu, sedang penyimpanan 2 minggu tidak ditemukan pertumbuhan koli. Bakteri koli tidak ditemukan pada suplemen pakan SPM. Kandungan air sangat menentukan pertumbuhan mikroba.

Kata Kunci: Iradiasi, penyimpanan, Suplemen Pakan, Ruminmansia

PENDAHULUAN

Latar belakang penelitian ini adalah sehubungan dengan pembuatan suplemen pakan yang banyak dan belum dapat langsung didistribusikan ke daerah. Oleh karena itu diperlukan perlakuan tertentu untuk mencegah kontaminasi bakteri dan kapang patogen yang

sering mengkontaminasinya. Hal ini dikarenakan suplemen pakan (UMMB dan SPM) mempunyai kandungan protein maupun zat-zat yang juga diperlukan untuk pertumbuhan mikroba (BATAN, 2005; SUHARYONO et al., 2006), sehingga diperlukan proses pengawetan antara lain dengan teknologi iradiasi. Berbagai cara untuk

(2)

mengatasi kerusakan bahan seperti mengolah dan mengawetkan secara tradisional guna memenuhi keperluan local. Kontaminasi bakteri perlu dicegah karena ada kemungkinan kehadiran bakteri tersebut akan mengurangi daya simpan dan mutu pakan akan berkurang. Untuk itu perlu dilakukan perlakuan tambahan seperti iradiasi. Iradiasi tidak akan meninggalkan residu kimia dan bahan yang diiradiasi tidak menjadi radioaktif Disamping itu keuntungan teknologi iradiasi ialah mudah dikontrol dapat digunakan untuk mengawetkan bahan dalam keadaan terbungkus, efektif, efisien (ZUBAIDAH, 2000). Adanya bakteri koli dalam makanan menunjukkan bahwa ada kemungkinan makanan itu terkontaminasi oleh Escherichia coli dan mungkin juga tidak. Menurut DARMODUWITO dan ERNI (1983) bakteri koli lebih tahan pada proses pengolahan dan selama proses penyimpanan dibandingkan dengan bakteri lain.

Kadar air bahan pakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba.Bahan pakan dengan kadar air tinggi (nilai aw = 0,95 – 0,99)

umumnya dapat ditumbuhi oleh semua jenis mikroorganisme, tetapi karena bakteri dapat tumbuh lebih cepat daripada kapang dan khamir, maka kerusakan oleh bakteri lebih banyak dijumpai. Kapang dan khamir dapat tumbuh pada nilai aktifitas air lebih rendah daripada bakteri, maka bahan-bahan pakan lebih kering cenderung untuk mengalami kerusakan akibat organisme tersebut (SUPARDI dan SUKAMTO, 1999).

Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh kombinasi perlakuan iradiasi dan penyimpanan terhadap SPM dan UMMB.

MATERI DAN METODE

Suplemen pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Suplemen Pakan Multinutrien (SPM) dan Urea Molase Multinutrien Blok (UMMB).

Suplemen Pakan diiradiasi dengan 4 dosis yaitu 0; 1,5; 3; dan 4,5 kGy dengan laju dosis 1,149 kGy/j kemudian disimpan pada suhu kamar ± 28°C selama 0; 2; 4; dan 6 minggu. Kemudian setelah penyimpanan dilakukan analisis BK; BO; dan analisis mikrobiologi antara lain TPC, TMC, dan koliform.

Penentuan jumlah total bakteri aerob

Penentuan jumlah total bakteri aerob dilakukan dengan cara menimbang sampel sebanyak 25 g, kemudian dicampur dengan air pepton steril (225 ml) dan selanjutnya dilakukan pengenceran bertingkat. Sebanyak 0,1 ml larutan suspensi ditanam pada media lempeng cawan petri yang berisi agar nutrien (Oxoid) dan disimpan pada suhu kamar selama 24 – 48 jam.

Penentuan jumlah kapang

Penentuan jumlah kapang dilakukan seperti pada penelitian HARSOJO et al. (2000) yaitu dengan cara menimbang sampel sebanyak 25 g, kemudian dicampur dengan air pepton steril (225 ml) dan selanjutnya dilakukan pengenceran bertingkat. Sejumlah 0,1 ml larutan suspensi ditanam pada media lempeng cawan petri yang berisi Sabouraud Dextrose Agar (Oxoid) dan disimpan pada suhu 37oC selama 24 – 48 jam. Setelah itu jumlah kapang yang tumbuh dihitung.

Penentuan jumlah bakteri koli

Penentuan jumlah bakteri koli dilakukan seperti pada penentuan jumlah bakteri aerob. Media yang digunakan ialah media selektif yang terbuat dari agar Mac Conkey (Oxoid) dan disimpan pada suhu 37°C selama 24 – 48 jam.

Metode statistik yang digunakan adalah program Minitab versi 11,0 dengan perlakuan faktorial dengan 2 perlakuan masing-masing dengan 4 taraf.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Gambar 1 menunjukkan pengaruh penyimpanan Suplemen Pakan Iradiasi pada nilai rata-rata Bahan Kering. bahwa pada penyimpanan minggu ke-2 dan ke-4 makin meningkat akan tetapi pada minggu ke-6 menurun secara nyata pada (P < 0,05) baik pada SPM maupun UMMB.

Sedangkan pada Gambar 2 terlihat pengaruh penyimpanan Suplemen Pakan Iradiasi pada

(3)

nilai rata-rata Bahan Organik (BO). Kadar BO menunjukkan nilai yang hampir sama, baik pada penyimpanan 0 sampai 6 minggu, Pada penyimpanan UMMB minggu ke-6 meningkat

mungkin disebabkan adanya pertumbuhan mikroba sehingga terdapat bahan organik yang meningkat, walaupun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

Gambar 1. Pengaruh penyimpanan suplemen pakan iradiasi pada nilai rata-rata bahan kering

.

Gambar 2. Pengaruh penyimpanan suplemen pakan iradiasi pada nilai rata-rata bahan organik

80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 0 2 4 6 Penyimpanan (minggu) N

ilai rata-rata bahan ker

ing (%) SPM UMMB 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0 2 4 6 Penyimpanan (minggu) N

ilai rata-rata bahan organ

ik (%)

SPM UMMB

(4)

Pada Gambar 3 pengaruh Iradiasi pada Penyimpanan Suplemen Pakan pada nilai rata-rata Bahan Kering, dapat dilihat pada SPM dengan dosis iradiasi makin meningkat nilai kadar bahan kering juga meningkat dibanding dengan yang tidak diiradiasi. Sedangkan pada UMMB menunjukkan tidak ada perbedaan

antara yang diiradiasi dengan yang tidak diiradiasi.

Pada Gambar 4 menunjukkan pengaruh Iradiasi pada Penyimpanan Suplemen Pakan pada nilai rata Bahan Organik. Nilai rata-rata BO pada SPM dan UMMB tidak menunjukkan perbedaan antara yang diiradiasi dan yang tidak diiradiasi.

Gambar 3. Pengaruh Iradiasi pada Penyimpanan Suplemen Pakan pada nilai rata-rata bahan kering

Gambar 4. Pengaruh iradiasi pada penyimpanan suplemen pakan pada nilai rata-rata bahan organik

84,50 85,00 85,50 86,00 86,50 87,00 87,50 88,00 88,50 0 1,5 3 4,5

Dosis iradiasi (kGy)

N ilai rata-rata b ah an k ering (%) SPM UMMB 66 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88 0 1,5 3 4,5

Dosis iradiasi (kGy)

N

ilai rata-rata bahan organ

ik (%)

SPM UMMB

(5)

Pengaruh Iradiasi dan Penyimpanan Suplemen Pakan UMMB terhadap jumlah bakteri aerob dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Tabel tersebut terlihat untuk kontaminasi awal bakteri aerob didapatkan sebesar 5,8 x 105 koloni/g dan setelah diiradiasi dengan dosis 1,5 dan 3 kGy terjadi penurunan jumlah bakteri masing-masing sebesar 1 dan 2 desimal. Pada dosis 4,5 kGy telah terjadi penurunan jumlah bakteri sebesar 1 desimal bila dibandingkan dengan dosis 3 kGy. Secara keseluruhan perlakuan iradiasi dosis 1,5 sampai 4,5 kGy menurunkan jumlah bakteri sebesar 1 – 3 desimal. Pada penyimpanan 2 sampai 6 minggu untuk kontrol telah terjadi penurunan, tetapi belum mencapai 1 desimal. Akan tetapi pada penyimpanan 8 minggu, terjadi penurunan jumlah bakteri sebesar 1 desimal.

Tabel 2 menunjukkan pengaruh iradiasi dan penyimpanan Suplemen Pakan SPM terhadap jumlah bakteri aerob. Jumlah kontaminasi awal bakteri aerob pakan SPM terlihat lebih banyak dibandingkan dengan pakan UMMB yaitu sebesar 1,65 x 106 koloni/g. Hal ini disebabkan pada proses pembuatan UMMB dilakukan pemanasan agar molase lebih mudah tercampur dengan bahan lain dan agar mudah dicetak, sehingga kemungkinan bakteri aerob banyak yang mati pada pemanasan tersebut.

Penyimpanan SPM tanpa perlakuan iradiasi selama 2 minggu terjadi penurunan jumlah bakteri sebesar 1 desimal dan pada penyimpanan 8 minggu terjadi penurunan jumlah bakteri sebesar 2 desimal. Pada Tabel 2 juga terlihat pengaruh iradiasi pada pakan SPM. Pada dosis 1,5 dan 3 kGy terjadi penurunan jumlah bakteri masing-masing sebesar 2 dan 3 desimal.sedang pada dosis yang lebih tinggi yaitu 4,5 kGy terjadi penurunan jumlah bakteri aerob walaupun tidak mencapai 1 desimal apabila dibandingkan

dengan dosis 3 kGy. Perlakuan kombinasi antara penyimpanan dan iradiasi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap penurunan jumlah bakteri. Pada dosis 4,5 kGy pada penyimpanan 0 minggu didapatkan jumlah bakteri sebesar 4,2 x 103 koloni/g, dan setelah disimpan selama 2 - 8 minggu terjadi penurunan jumlah bakteri yang tidak nyata (1 desimal).

SPM pada penyimpanan lebih lama akan menurunkan jumlah bakteri aerob dibandingkan dengan pada UMMB, hal ini berhubungan dengan peningkatan BK yang makin meningkat pada SPM, sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan bakteri pada SPM.

Pengaruh Iradiasi dan Penyimpanan Suplemen Pakan UMMB terhadap jumlah kapang/khamir ditunjukkan pada Tabel 3. Terlihat pada Tabel 3 kontaminasi awal kapang/khamir adalah sebesar 1,3 x 104 koloni/g, dan pada penyimpanan 8 minggu tidak terlihat adanya pertumbuhan kapang. Kombinasi perlakuan iradiasi dan penyimpanan 0 minggu menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. Pada dosis 1,5 kGy atau lebih tidak ditemukan adanya pertumbuhan kapang/ khamir. Hal ini juga terlihat pada penyimpanan 2, 6 dan 8 minggu dengan iradiasi 1,5 kGy tidak terlihat adanya pertumbuhan kapang/ khamir. Akan tetapi pada penyimpanan 4 minggu dengan dosis 1,5 kGy terlihat masih adanya pertumbuhan kapang walaupun tidak sebesar pada dosis 0 kGy. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya perbaikan sel kapang yang luka akibat iradiasi sehingga memungkinkan kapang untuk tumbuh lagi, tetapi pertumbuhannya tidak dapat berkembang. Hal ini ditunjukkan pada penyimpanan 6 minggu dengan dosis 1,5 kGy tidak terlihat adanya pertumbuhan kapang.

Tabel 1. Pengaruh Iradiasi dan Penyimpanan Suplemen Pakan UMMB terhadap jumlah bakteri aerob (kol/g)

Penyimpanan minggu ke- Dosis (kGy) 0 2 4 6 8 0 5,80 x 105 1,63 x 105 5,4 x 10 5 3,1 x 10 5 2,6 x 10 4 1,5 2,25 x104 2,20 x 104 4,4 x 10 4 3,05 x 10 4 1,65 x 10 4 3,0 3,50 x 103 1,70 x 103 9,95 x 10 3 9,2 x 10 3 7,5 x 10 2 4,5 9,00 x 102 6,50 x 102 1,6 x 10 3 1,45 x 10 3 4 x 10 2

(6)

Tabel 2. Pengaruh iradiasi dan penyimpanan suplemen pakan SPM terhadap jumlah bakteri aerob (kol/g) Penyimpanan minggu ke Dosis (kGy) 0 2 4 6 8 0 1,65 x 106 1,99 x 105 2,63 x 105 2,85 x 105 2,75 x 104 1,5 4,50 x 103 4,85 x 104 2,67 x 104 2,70 x 104 1,60 x 104 3 7,45 x 103 1,75 x 103 2,30 x 103 5,60 x 103 1,60 x 103 4,5 4,20 x 103 2,50 x 102 1,65 x 103 4,00 x 102 1,50 x 102

Tabel 3. Pengaruh iradiasi dan penyimpanan suplemen pakan UMMB terhadap jumlah kapang aerob (kol/g)

Penyimpanan minggu ke Dosis (kGy) 0 2 4 6 8 0 1,30 x 104 8,50 x 103 3,25 x 103 1,55 x 102 0 1,5 0 0 1,10 x 103 0 0 3 0 0 0 0 0 4,5 0 0 0 0 0

Kombinasi perlakuan Iradiasi dan Penyimpanan Suplemen Pakan SPM terhadap jumlah kapang ditunjukkan pada Tabel 4. Terlihat kontaminasi awal kapang pada pakan SPM adalah 5 x 103 koloni/g dan pada penyimpanan 2 minggu terjadi penurunan 1 desimal menjadi 1,75 x 102 koloni/g. Sedangkan pada dosis yang lebih besar yaitu 1,5 kGy sampai 4,5 kGy tidak terlihat adanya pertumbuhan kapang. Pada minggu ke-4 terlihat adanya kenaikkan jumlah kapang menjadi 1,9 x 104 koloni/g.

Hal ini disebabkan kapang pada awal minggu ke-0 masih melakukan adaptasi dengan lingkungannya dan setelah minggu ke-4 ternyata kapang dapat beradaptasi sehingga jumlah kapang meningkat. Akan tetapi pada dosis 1,5 kGy dengan lama penyimpanan 4 minggu terjadi penurunan jumlah kapang sebesar 1 desimal dan pada dosis 3 kGy terjadi

penurunan sebesar 77% dan pada dosis 4,5 kGy terjadi penurunan sebesar 95%. Pada Penyimpanan 6 dan 8 minggu tidak terlihat adanya pertumbuhan kapang.

Tabel 5 menunjukkan kombinasi perlakuan Iradiasi dan Penyimpanan Suplemen Pakan SPM terhadap jumlah bakteri koli. Adanya bakteri koli pada suplemen pakan SPM sebesar 1,05 x 103 koloni/g menunjukkan bahwa kemungkinan bahan bakunya telah tercemar bakteri koli. Pada dosis 1,5 kGy terjadi penurunan jumlah bakteri koli sebesar 1 desimal dan pada dosis 3 kGy dan yang lebih besar tidak terlihat adanya pertumbuhan bakteri koli. Hal ini kemungkinan disebabkan bakteri koli tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan pakan SPM untuk tumbuh dan berkembang sehingga bakteri koli tidak dapat tumbuh kembali.

Tabel 4. Pengaruh iradiasi dan penyimpanan suplemen pakan SPM terhadap jumlah kapang/khamir (kol/g)

Penyimpanan minggu ke Dosis (kGy) 0 2 4 6 8 0 5,00 x 103 1,75 x 102 1,90 x 104 0 0 1,5 0 0 1,9 x 103 0 0 3,0 0 0 4,5 x 102 0 0 4,5 0 0 1 x 102 0 0

(7)

Tabel 5. Pengaruh iradiasi dan penyimpanan suplemen pakan SPM terhadap jumlah koliform (kol/g) Penyimpanan minggu ke Dosis (kGy) 0 2 4 6 8 0 1,05 x 10 3 0 0 0 0 1,5 2,5 x 10 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 4,5 0 0 0 0 0

Kombinasi perlakuan antara Iradiasi dan Penyimpanan terhadap bakteri koli pada pakan UMMB tidak ditemukan adanya bakteri koli. Hal ini menujukkan bahwa pakan UMMB tidak tersentuh bahan feses atau disebabkan karena proses pemanasan pada pembuatanya sehingga bakteri koli yang ada sudah mati.

KESIMPULAN

Penelitian SPM dan UMMB pada kombinasi perlakuan antara iradiasi dan penyimpanan menunjukkan bahwa penyimpanan sampai 8 minggu masih layak untuk dikonsumsi ternak, karena tidak terdapat kontaminasi bakteri patogen yang merugikan untuk kelangsungan hidup ternak. Kombinasi perlakuan antara iradiasi 3 kGy dan penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata terhadap penurunan jumlah bakteri maupun kapang pada suplemen pakan UMMB maupun SPM.

DAFTAR PUSTAKA

BATAN. 2005. UMMB (Urea Molasses Multinutrient Block) pakan ternak tambahan bergizi tinggi. ATOMOS. Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta.

DARMODUWITO,S. dan M.ERNI. 1983. Pemeriksaan

mikrobiologi beberapa sayuran di Yogyakarta dan sekitarnya. Mikrobiologi di Indonesia. Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia. hlm. 91.

HARSOJO, R. SINAGA dan L.S. ANDINI. 2000.

Sanitasi makanan olahan di Jakarta dan Tangerang. Pros. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 18 – 19 September 2000. Puslit Peternakan, Bogor. hlm. 582 – 591.

ZUBAIDAH, I.. 2000. Iradiasi sebagai teknologi

alternatif mengatasi masalah pasca panen. Bull. BATAN Th. XXI (2): 1.

SUHARYONO, A. KURNIAWATI dan T.S. WAHIDIN.

2006. Perbaikan produksi Dan Kualitas Susu Sapi Perah Dengan Pemberian Suplemen Pakan Multinutrien. Lokakarya Sapi Perah di Balitnak, Ciawi, Bogor. 23 November 2006.

SUPARDI, I. dan SUKAMTO. 1999. Mikrobiologi

dalam pengolahan dan keamanan pangan. Penerbit Alumni Bandung. Cetakan 1.

Gambar

Gambar 1. Pengaruh penyimpanan suplemen pakan iradiasi pada nilai rata-rata bahan kering
Gambar 4. Pengaruh iradiasi pada penyimpanan suplemen pakan pada nilai rata-rata bahan organik 84,50 85,00 85,50 86,00 86,50 87,00 87,50 88,00 88,50 01,534,5

Referensi

Dokumen terkait

leptospirosis berdasarkan tahun kejadian di Kabupaten Boyolali paling banyak terjadi pada tahun 2014 (21 kasus) dan paling sedikit terjadi pada tahun 2012 (2

Alat pengumpulan data penelitian terdiri dari 3 bagian, yaitu : Bagian A adalah lembar pengkajian data demografi yang berhubungan dengan karakteristik responden yaitu usia

response time yang cepat dapat menimbulkan rasa puas terhadap pelayanan yang dirasakan oleh keluarga pasien ditunjang juga dengan sikap peduli atau emphaty dan

Fotografi hadir untuk merekam kenangan atau memori atas kejadian sejarahnya dalam ruang tertentu yang pernah dialami dan diketahui atau diyakininya pada suatu

Penelitian ini mempelajari karakteristik dan kinetika dekomposisi termal dari komposit CR/NR dengan berbagai jenis bahan pengisi menggunakan metode

Hasil : Kejadian female athlete triad tidak ditemukan pada subjek yang berada di PUSDIKLAT Ragunan Jakarta, namun 15 subjek (23.1%) mengalami bulimia dan 1 subjek (1.5%)

Mengenai hal ini, apa yang telah dilaku- kan oleh pemerintah Iran bisa dijadikan bahan kajian yang tepat, yaitu karena konsekuensi atas pelarangan perkawinan sesama

Laju pertumbuhan (K) lobster sebesar 0,320 per tahun dan panjang asimtotik nilai L  lobster bambu sebesar 149,10 mm CL, hasil penelitian di perairan Sikka berbeda diperoleh K