DAFTAR PUSTAKA
Agus Riyanto.(2011).Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan.Yogyakarta:Nuha Medika.
Agus Riyanto.(2009).Penerapan Analisis Multivariat dalam Penelitian Kesehatan.Bandung:Niftra Media.
AIDS.(2016). https://id.wikipedia.org/wiki/AIDS, diakses pada tanggal 10 Februari 2017.
Arsyad, Azhar.(2011).Media Pembelajaran : cetakan ke – 15.Jakarta:Rajawali Pers.
Black, M.J & Hawks, H.J.(2009).Medical Surgical Nursing : Clinical Management For Positive Outcomes.8th ed.Singapore:Elsevier.
Desi Natalia Nadeak, Agrina, dan Misrwati. (2013). Efektifitas promosi kesehatan melalui media audio visual mengenai HIV/AIDS terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. http://download.portalgaruda.org/article.php?, diakses pada tanggal 12 Februari 2017.
Fatemeh Bastami, Firoozeh Mostafavi, and Akbar Hassanzadeh.(2015).Effect of educational regarding AIDS preventive behaviours among drug addicts. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4946267/, diakses pada tanggal 12 Februari 2017.
Hastono, Sutanto Priyo dan Luknis Sabri.(2010).Statistik Kesehatan.Jakarta:Raya Grafindo Persada.
Husni Abdul Gani, Erdi Istiaji, dan Atdelia Irla Kusuma.(2014).Perbedaan Efektivitas Leaflet dan Poster Produk Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Jember dalam Perilaku Pencegahan HIV AIDS. http://www. jurnal.unej.ac.id/index.php/IKESMA/article/download/1679/1396, diakses tanggal 12 februari 2017.
Hurlbert, D.F.(1991). Sexual Awareness Questionnaire.Journal of sex & marital therapy,17.
Jacob, et al.(2014).Awareness of HIV Transmission Risks and Determinants of Sexual Behaviour: Descriptive and Multivariate Analyses among German Nursing Students. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pubmed/28095278, diakses pada tanggal 30 februari 2017.
Kate, et al.(2014).Cohort Profile: Seek and Treat for the Optimal Prevention of HIV/AIDS in British Columbia. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pmc/articles/PMC4121558/pdf/dyu070.pdf, diakses pada tanggal 30 februari 2017.
Kementerian Kesehatan RI.(2016).Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia.http://www.spiritia.or.id/Stats/stat2016.pdf, diakses pada tanggal 30 februari 2017.
Kementerian Kesehatan RI, Pusat Data dan Informasi.(2014).Situasi dan Analisis HIV AIDS. www.depkes.go.id/resources/download/ pusdatin/infodatin /Infodatin%20AIDS.pdf, diakses pada tanggal 10 Februari 2017.
Lacroix, et al.(2014).Effectiveness of mass media interventions for HIV prevention : a meta-analysis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25007204, diakses pada tanggal 25 februari 2017.
Machfoedz.(2007).Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya.
Nursalam, Ninuk Dian.(2007).Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS.Jakarta:Salemba Medika.
Nur Hastuti.(2014).Perbedaan pengaruh media komunikasi informasi edukasi hiv dan aids terhadap perilaku wanita pekerja seks. https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/36336/Perbedaan-pengaruh-media- komunikasi-informasi-edukasi-hiv-dan-aids-terhadap-perilaku-wanita-pekerja-seks, diakses pada tanggal 25 februari 2017.
Notoatmodjo, Soekidjo.(2003).Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta.
Olga, et al.(2013).Hiv Awareness In China Among Women Of Reproductive Age (1997–2005): A Decomposition Analysis: https://www.ncbi.nlm.nih. gov/pmc/articles/PMC3904486/pdf/S0021932013000333a.pdf, diakses pada tanggal 30 februari 2017.
Pender.(2003)Most Frequently Ask Question About The Health Promotion Models and my professional work and career, http://www. nursingtheory.net, diakses pada tanggal 20 Februari 2017
Price, A.Sylvia dan Wilson M. Lorraine. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sinta.(2016).Efektivitas Pemberian Edukasi Berbasis Audiovisual dan Tutorial Tentang ARV terhadap Kepatuhan Pengobatan pada Pasien HIV/AIDS di RS TK II Dustira Cimahi, Tesis Universitas Muhammadyah Jakarta tidak dipublikasikan.
Sopiyudin, Dahlan.(2014).Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta:Epidemiologi indonesia.
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo…(dkk), EGC, Jakarta.
Syaiful, P.(2000).Pers Meliput AIDS.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.
Themy Roestian Lavatinova.(2007).Pengaruh edukasi tentang HIV AIDS terhadap pengetahuan dan sikap pekerja seks komersial jalanan yogyakarta. https://repository.usd.ac.id/2816/2/018114160_Full.pdf, diakses pada tanggal 26 februari 2017
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Penelitian : Pengaruh Pendidikan Seksual dengan Media
Audivoisual terhadap Sexual Awareness Pasien HIV di RSUD Sayang Cianjur
Peneliti : Sally Yustinawati Suryatna
NPM : 2015980048
Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian yang akan dilaksanakan. Saya mengerti bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan seksual dengan media audiovisual tentang pendidikan seksual terhadap sexual awareness pasien HIV. Saya mengerti bahwa partisipasi saya dalam penelitian ini bermanfaat bagi pencegahan penularan HIV.
Saya mengerti risiko yang mungkin terjadi selama penelitian ini sangat kecil. Saya juga berhak untuk menghentikan keikutsertaan dalam penelitian ini kapan saja dan berhak mendapatkan jawaban yang jelas mengenai prosedur penelitian yang akan dilakukan. Saya mengerti bahwa identitas dan catatan data dalam penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian.
Dengan ini saya bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini. Keikutsertaan saya ini secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun.
Cianjur , ... 2017
Mengetahui, Yang membuat pernyataan
Peneliti
Lampiran 2
KUESIONER
PENGARUH PROGRAM PENDIDIKAN SEKSUAL DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP SEXUAL AWARENESS PASIEN HIV
DI RSUD SAYANG KABUPATEN CIANJUR
PETUNJUK Kuesioner diberikan dan diisi langsung oleh responden. 1. Biodata Responden
Nama (inisial) :
No responden :
Jenis Kelamin : Lama Menderita HIV :
( Pilih salah satu dengan tanda ceklis (√) ) ≤ 2 Tahun
> 2 Tahun Tingkat Pendidikan :
( Pilih salah satu dengan tanda ceklis (√) ) Tidak sekolah
SD SMP SMA
Kuesioner Kesadaran Seksual
Instruksi : butir-butir di bawah ini mengacu pada aspek seksual dari kehidupan manusia. Bacalah tiap butir dengan teliti dan tentukanlah hingga sejauh mana butir tersebut mewakili karakteristik Anda. Berilah jawaban pada setiap butir dengan menggunakan skala berikut :
A = Bukan saya sama sekali
B = Mirip dengan saya
C = Agak mirip dengan saya
D = Cukup mirip dengan saya
E = Sangat mirip dengan saya
1. ( ) Saya sangat sadar dengan perasaan seksual saya
2. ( ) Saya bertanya-tanya apakah orang lain berpikir bahwa saya seksi
3. ( ) Saya tegas dalam mengekspresikan aspek seksual dalam hidup saya
4. ( ) Saya sangat sadar dengan gejolak seksual saya
5. ( ) Saya gelisah dengan penampilan (seksual) tubuh saya
6. ( ) Saya selalu berusaha untuk memahami perasaan seksual saya
7. ( ) Saya langsung tahu ketika orang lain menganggap saya seksi
8. ( ) Saya sangat sadar pada perubahan dalam hasrat seksual saya
9. ( ) Saya tidak ragu untuk meminta yang saya inginkan dalam hubungan seksual
10. ( ) Saya sangat sadar akan kecenderungan seksual saya
11. ( ) Saya biasanya khawatir dengan penampilan seksual saya
13. ( ) Keinginan seksual saya melebihi dari kebanyakan orang lain
14. ( ) Saya khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain tentang daya tarik tubuh saya
15. ( ) Ketika berhubungan seks, saya akan meminta apa yang saya mau
16. ( ) Saya sepertinya tidak sadar ketika saya membuat orang lain terangsang
17. ( ) Jika saya naksir pada seseorang, saya akan memberitahukannya pada orang itu
18. ( ) Saya sangat sadar ketika saya terangsang
19. ( ) Jika saya berhubungan seks dengan seseorang, saya akan memberitahu dia apa yang saya sukai
20. ( ) Saya tidak peduli dengan pikiran orang lain mengenai seksualitas saya
21. ( ) Saya tidak mau diatur orang lain tentang kehidupan seks saya
22. ( ) Saya jarang memikirkan aspek seksual hidup saya
23. ( ) Saya tahu ketika orang lain berpikir saya seksi
24. ( ) Saya akan bertanya tentang penyakit menular seksual sebelum berhubungan seks dengan seseorang
25. ( ) Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang seksi
26. ( ) Ketika saya sedang bersama dengan orang lain, saya ingin terlihat seksi
27. ( ) Jika saya ingin melakukan “seks yang aman” dengan seseorang, saya akan memaksa untuk menggunakan kondom (seks yang aman)
28. ( ) Saya tidak terlalu terbuka dalam menyuarakan hasrat seksual saya
30. ( ) Saya jarang memikirkan daya tarik seksual saya
31. ( ) Jika saya ingin berhubungan seks dengan seseorang, saya menunggu dia mengambil inisiatif
32. ( ) Saya tidak terlalu memikirkan seksualitas saya
33. ( ) Pendapat orang lain mengenai seksualitas saya tidak terlalu berarti bagi saya
Lampiran 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok bahasan : Pendidikan Seksual Sub pokok bahasan : HIV AIDS
Sasaran : Responden Penelitian
Tempat : Poliklinik VCT RSUD Sayang Kabupaten Cianjur
A. Tujuan Instruksional
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan responden mampu memahami tentang pendidikan seksual pasien HIV AIDS.
B. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, responden mampu memiliki sexual awareness yang positif.
C. Materi Penyuluhan
1. Pendidikan seksual usia dewasa 2. Pengertian HIV AIDS
3. Penyebab HIV AIDS 4. Penularan HIV AIDS 5. Pencegahan HIV AIDS
D. Kegiatan Pembelajaran 1. Metode
Penyuluhan kesehatan 2. Langkah-langkah kegiatan
a. Pra kegiatan pembelajaran
1. Menyiapkan materi,media dan ruangan
2. Memberikan salam dan perkenalan 3. Melakukan informed consent 4. Kontrak waktu
b. Kegiatan pembuka pembelajaran
1. Menjelaskan pokok bahasan yang akan disampaikan 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran
3. Memberikan kuesioner sexual awareness pre test untuk diisi responden
c. Kegiatan inti
1. Responden diminta untuk menonton video dengan media audiovisual 2. Peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya 3. Peneliti menjawab pertanyaan dari responden
d. Kegiatan penutup
1. Peneliti menyimpulkan materi yang telah diberikan
2. Memberikan kuesioner sexual awareness post test untuk diisi responden
E. Media & Sumber
Media : Audiovisual Sumber :
1. AIDS.(2016). https://id.wikipedia.org/wiki/AIDS, diakses pada tanggal 10 Februari 2017.
2. Black, M.J & Hawks, H.J.(2009).Medical Surgical Nursing : Clinical Management For Positive Outcomes.8th ed.Singapore:Elsevier.
3. Hurlbert, D.F.(1991). Sexual Awareness Questionnaire.Journal of sex & marital therapy,17.
4. Nursalam, Ninuk Dian.(2007).Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS.Jakarta:Salemba Medika.
5. Price, A.Sylvia dan Wilson M. Lorraine. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
MATERI PENYULUHAN
1. Pendidikan seksual usia dewasa
Ketika seorang remaja telah mencapai masa dewasa, banyak perubahan yang akan dialaminya, baik fisik ataupun non fisik. Perlu diketahui, bahwa pada dasarnya perkembangan seksual yang terjadi pada masa ini dan sebelumnya merupakan suatu kesatuan menuju sebuah kematangan. Perbedaan yang mencolok pada masa ini adalah perhatian laki - laki lebih terfokus pada terjadinya hubungan seksual. Sedangkan wanita lebih terfokus pada terjalinnya hubungan emosional, seperti perasaan cinta dan kasih sayang.
Bersamaan dengan keinginan dan kematangan seksual, hubungan keduanya akan terfokus untuk berpikir bagaimana melaksanakan pernikahan dan membentuk sebuah keluarga. Dalam tahap ini pendidikan seksual orientasinya diberikan tidak hanya pengendalian moral, namun mengarah kepada keluarga dan hubungan intim.
2. Pengertian HIV AIDS
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang sifatnya bawaan. Sedangkan HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu virus yang melemahkan system kekebalan tubuh yang menyebabkan penyakit AIDS. (Black & Hawcks, 2009).
3. Penyebab HIV AIDS
Penyebab AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) yakni sejenis virus RNA yang tergolong retrovirus. Dasar utama penyakit infeksi HIV ialah berkurangnya jenis sel darah putih (Limfosit T helper) yang mengandung marker CD4 (Sel T4). Limfosit T4 mempunyai pusat dan sel utama yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
menginduksi kebanyakan fungsi-fungsi kekebalan, sehingga kelainan-kelainan fungsional pada sel T4 akan menimbulkan tanda-tanda gangguan respon kekebalan tubuh. Setelah HIV memasuki tubuh seseorang, HIV dapat diperoleh dari lifosit terutama limfosit T4, monosit, sel glia, makrofag dan cairan otak penderita AIDS. (Black & Hawcks, 2009).
4. Penularan HIV AIDS
a. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS
Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV tanpa perlindungan bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air mani, cairan vagina dan darah dapat mengenbai selaput lendir vagina, penis, dubur atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut masuk ke dalam cairan darah (PELKESI, 2012). Selama berhubungan juga bisa terjadi lesi mikro pada dinding vagina, dubur, dan mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk masuk ke aliran darah pasangan seksual (Syaiful, 2011).
b. Ibu pada bayinya
Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20% sampai 35%, sedangkan kalau gejala AIDS sudah jelas pada ibu kemungkinannya mencapai 50% (PELKESI, 2012). Penularan juga bisa terjadi pada saat proses persalinan melalui kontak antara kulit atau membran mukosa bayi dengan darah atau sekresi maternal saat melahirkan (Lily V, 2007). Semakin lama proses melahirkan, semakin besar resiko penularan. Oleh karena itu, lama persalinan bisa dipersingkat dengan operasi sectio caesaria (HIS dan STB, 2000). Transmisi lain terjadi selama periode post partum melalui ASI. Resiko bayi tertular melalui ASI dari ibu yang positif sekitar 10%.
c. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS
Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
d. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
Alat pemeriksaan kandungan seperti spekulum, tenakulum dan lata-alat lain yang menyentuh darah, cairan vagina atau air mani yang terinfeksi HIV, dan langsung digunakan oleh orang lain yang tidak terinfeksi bisa menularkan HIV.
e. Alat-alat untuk menoreh kulit
Alat tajam dan runcing seperti jarum, pisau, silet, menyunat seseorang, membuat tato, memotong rambut, dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut mungkin diapkai tanpa disterilkan terlebih dahulu. f. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
Jarum suntik yang digunakan di fasilitas kesehatan, maupun yang digunakan oleh para pengguna narkoba (Injection Drug User-IDU) secara berpotensi menularkan HIV. Selain jarum suntik, pada para pemakai IDU secara bersama-sama juga menggunakan tempat penyampuran, pengaduk, dan gelas pengoplos obat, sehingga berpotensi tinggi untuk menularkan HIV. HIV tidak menular melalui peralatan makan, pakaian, handuk, sapu tangan, toilet yang dipakai secara bersama-sama, berpelukan di pipi, berjabat tangan, hidup serumah dengan penderita HIV/AIDS, gigitan nyamuk, dan hubungan sosial yang lain.
5. Pencegahan HIV AIDS
a. Dengan mengetahui cara penularan HIV, maka akan lebih mudah melakukan langkah-langkah pencegahannya. Secara mudah, pencegahan HIV dapat dilakukan dengan rumusan ABCDE yaitu :
A = Abstinence, tidak melakukan hubungan seksual atau tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
B = Being faithful, setia pada satu pasangan, atau menghindari berganti - ganti pasangan seksual
C = Condom, bagi yang beresiko dianjurkan selalu menggunakan kondom secara benar selama berhubungan seksual
D = Drugs injection, jangan menggunakan obat (Narkoba) suntik dengan jarum tidak steril atau digunakan secara bergantian
E = Education, pendidikan dan penyuluhan kesehatan tentang hal-hal yang berkaitan dengan HIV/AIDS